DAFTAR ISI
Halaman
KATA
PENGANTAR........................................................................................... i
DAFTAR
ISI.......................................................................................................... ii
BAB
I PENDAHULUAN..................................................................................... 1
A.
Latar
Belakang .......................................................................................... 1
B.
Rumusan
Masalah...................................................................................... 1
C.
Tujuan........................................................................................................ 2
BAB
II TINJAUAN TEORITIS.......................................................................... 3
A.
Pentingnya
Alam Semesta Bagi Kehidupan Manusia.................................. 3
B.
Tujuan
PenciptaanManusia dan Alam Semesta........................................... 4
C.
Hakikat
Manusia.......................................................................................... 6
D.
Hakikat
Alam Semesta................................................................................. 7
BAB III MAKALAH.......................................................................................... 11
A.
Kesimpulan
............................................................................................. 11
B.
Saran
....................................................................................................... 12
DAFTAR
PUSTAKA......................................................................................... 13
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Semakin modern dan
canggihnya ilmu pengetahuan, semakin majunya peredaran zaman dan
manusiapun menjadi beragam. Manusia memang harus mengetahui apa yang akan di
kerjakan sehingga bisa mendapatkan hal-hal yang baik dan menggunakan akal sehatnya. Dalam hubungan
manusia dan alam semesta, jika ia bertanya kepada diri sendiri, “Bagaimana saya
ada?” ia akan menjawab, “Saya ada entah bagaimana!” Dengan penalaran demikian,
ia akan menjalani kehidupan tanpa pernah merenungkan masalah-masalah seperti
itu, Ia memahami fakta bahwa “ia diciptakan”. Dengan mengenal Penciptanya, ia
berusaha memahami tujuan untuk apa ia
“diciptakan” Tuhan.Bagi siapa yang ingin memamahami alam semesta terdapat kitab
petunjuk yaitu adalah Al-qur’an. Mulai dari yang tampak (syahadah) sampai yang
tidak tampak (gaib), dari yang bernyawa sampai yang tidak bernyawa dan dari
yang ada didalam perut bumi sampai yang ada diruang angkasa yang dipenuhi
beribu-ribu miliar bintang. Dan itu membuat kita bertanya untuk apa alam
semesta itu diciptakan? Siapa yg menciptakan alam semesta ini?
Bagaimana cara terbentuknya alam semeseta ini?
Pertanyaan ini membuat para Ilmuan untuk melakukan penelitian dan melahirkan
berbagai teori dalam penciptaan alam semesta. Sebenarnya penciptaan dunia atau
alam semesta ini sudah dijelaskan semua lewat Al-qur’an.
B.
Rumusan
masalah
1. Seberapa
penting alam semesta bagi kehidupan manusia
2. Apa
Tujuannya penciptaan manusia dan alam semesta
3. Apa
hakikat dari penciptaan Manusia
4. Apa
hakiakat dari penciptaan alam semesta
C.
Tujuan
1. Memahami
dan mengetahui pentingnya alam semesta
bagi kehidupan manusia
2. Memahami
dan mengetahui tujuan penciptaan manusia dan alam semesta
5. Memahami
dan mengetahui hakikat dari penciptaan Manusia
3. Memahami
dan mengetahui hakikat dari penciptaan Alam Semesta
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pentingnya
Alam Semesta Bagi Kehidupan Manusia
Alam semesta sangat penting bagi manusia. Alam
semesta yang kita tinggali saat ini merupakan tempat satu-satunya dimana kita
bisa hidup. Alam semesta ini disebut dengan
dunia. Dan planetnya bernama
Bumi. Jika ada yang berpendapat bahwa alam semesta ini ada dengan
sendirinya berarti tidak ada yang menciptakan dan terus ada selamanya (kekal)
serta tidak akan berubah. Coba kita lihat di sekitar kita mulai dari makanan, minuman, pakaian, dan
rumah yang kita tempati tidak ada dengan sendirinya dan tidak muncul tiba-tiba.
Semua itu ada asal usulnya. Lalu “dari
mana asal tanah ini, bumi tempat kita berpijak?” Pasti bumi ini ada asal
usulnya, tidak jadi dengan sendirinya dan juga tidak jadi secara tiba-tiba.
Para ilmuan terkemuka telah melakukan berbagai macam
pengamatan, penelitian, dan perhitungan fisika secara modern bahwa alam semesta
memiliki permulaan. Seluruh jagad raya, berikut dimensi materi dan waktu,
menjadi ada sebagai hasil dari ledakan akbar yang terjadi dahulu kala.
Peristiwa ini dikenal dengan sebutan “Big Bang”, merupakan katalis untuk
penciptaan alam semesta dari ketiadaan. Temuan para ilmuan ini membuktikan kebenaran ayat Al-Qur’an. Allah SWT
menjelaskan penciptaannya terhadap alam semesta sebagaimana diterangkan dalam
QS Fushilat[41]: 10-11) yang isinya Dan Dia menciptakan di bumi itu
gunung-gunung yang kokoh diatasnya. Dia memberkahinya dan Dia menentukan
padanya kadar makanan-makanan (penghuni)nya dalam empat masa. (penjelasan itu
sebagai jawaban) bagi orang-orang yang bertanya. Kemudian Dia menuju kepada
penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asa, lalu Dia berkata
kepadanya dan kepada bumi : “Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan
suka hati atau terpaksa”. Keduanya menjawab ‘Kami datang dengan suka hati’.
Manusia memiliki potensi dalam mengembangkan ilmu
pengetahuan dengan cara meneliti apa saja yang tidak mereka ketahui, dan juga
merupakan faktor penting bagi kemajuan umat manusia, dengan meneliti hubangan
alam semesta dengan peradaban manusia membuat suatu kesimpulan bahwa tidak ada
alam yang bisa membuat manusia hidup selain di alam semesta ini. Itu juga yang
mendasari perkembangan pendidikan kesehatan, dan kemajuan teknologi berawal
dari sumber daya dari alam semesta.
B.
Tujuan
PenciptaanManusia dan Alam Semesta
Al-Qur’an yang terdiri dari 6.236 ayat,[1][1]
menguraikan berbagai persoalan hidup dan kehidupan. Yaitu mengenai ke-Esa-an
Allah, manusia, ayat-ayat alam semesta dan fenomenanya, dan lain sebagainya.
Allah SWT menciptakan manusia dan alam semesta beserta isinya memiliki tujuan
dan sasaran dimana sejak diciptakannya
akan bergerak ke arah tujuan dan sasaran itu.
Allah SWT berfirman,dalam QS:Al-Anbiya | Ayat: 16
وَمَا
خَلَقْنَا السَّمَاءَ وَالْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا لَاعِبِينَ
Artinya: “Dan tidaklah Kami ciptakan Iangit dan bumi
dan segala yang ada di antara keduanya dengan bermain-main.”
Dalam ayat ini Allah SWT menjelaskan bahwa Dia
menciptakan langit dan bumi serta semua yang terdapat di dalamnya, tidaklah
untuk maksud yang percuma atau main-main, melainkan dengan tujuan yang benar,
yang sesuai dengan hikmah dan sifat-sifat-Nya yang sempurna. Dan kita
mengetahui bahwa Allah SWT tidak pernah menciptakan sesuatu tanpa ada alasan
yang tidak jelas dan masing masing dari ciptaannnya memiliki manfaatnya
masing-masing, mulai dari ilmu pengetahuan dimana kita mempelajari tentang
planet-planet yang mendapingi dunia kita sampai dengan galaxi yang dimana
semuanya memiliki tujuan nya masingmasing, contohnya tujuan penciptaan matahari
bagi bumi adalah supaya tumbuhan di bumi dapat tumbuh dengan baik dan contoh
lainnya Allah menciptakan manusia sebagai khalifah di muka bumi ini.
Allah Ta’ala berfirman,
أَفَحَسِبْتُمْ
أَنَّمَا خَلَقْنَاكُمْ عَبَثاً وَأَنَّكُمْ إِلَيْنَا لَا تُرْجَعُونَ
“Maka
apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main
(saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?” (QS. Al
Mukminun:115).
Allah menciptakan manusia memiliki 2 tujuan yaitu:
1. Mengilmui
Tentang Allah
Allah
Ta’ala berfirman
اللَّهُ
الَّذِي خَلَقَ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ وَمِنَ الأرْضِ مِثْلَهُنَّ يَتَنَزَّلُ الأمْرُ بَيْنَهُنَّ لِتَعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ وَأَنَّ اللَّهَ قَدْ أَحَاطَ بِكُلِّ شَيْءٍ عِلْمًا
“Allah lah yang
menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah Allah berlaku
padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu,
dan sesungguhnya Ilmu Allah benar-benar meliputi segala sesuatu.” (QS. Ath
Thalaq: 12).
Allah
menceritakan tentang penciptaan langit dan bumi, agar manusia mengetahui
bahwasanya Allah maha kuasa atas segala
sesuatu. Tidak ada yang berada di luar pengawasan Allah karena sesungguhnya
ilmu Allah benar-benar meliputi segala sesuatu.
2. Semata-mata
untuk beribadah kepada Allah SWT
Allah
Ta’ala berfirman
وَمَا
خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالإنْسَ إِلا لِيَعْبُدُونِ
“Dan tidaklah Aku
menciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mereka menyembah-Ku”. (QS. Adz
Dzariyat: 56).
Ayat
di atas menjelaskan tujuan diciptakan manusia adalah untuk beribadah, hanya
menyembah Allah semata. Ayat ini mengisyaratkan pentingnya tauhid, karena tauhid adalah bentuk ibadah yang
paling agung, mengesakan Allah dalam ibadah.Ayat ini juga mengisyaratkan
pentingnya beramal, setelah tujuan pertama manusia diciptakan adalah agar
berilmu. Maka buah dari ilmu adalah beramal. Ilmu dicari dan dipelajari untuk
diamalkan. Sebagaimana pohon, tidaklah ditanam kecuali untuk mendapatkan
buahnya. Karena ilmu adalah buah dari amal.
C.
Hakikat
Manusia
1. Persepsi
Tentang Manusia
Konsep manusia dalam Islam termaktub dalam alqur’an
dan hadits. Manusia diciptakan Allah dari intisari tanah yang dijadikan nuthfah
yang tersimpan dalam tempat yang kokoh. Nufhfah dijadikan darah beku, darah
beku jadi, mudghah dijadikan tulang, tulang dibalut dengan daging, sehingga
menjadi makhluk lain. Dalam hadits Bukhari-Muslim mengartikulasikan bahwa ruh
dihembuskan Allah SWT dalam janin setelah mengalami perkembangan 40 hari
nuthfah, 40 hari darah beku dan 40 hari mudghah.
2. Siapakah
Manusia ?
Ada beberapa term untuk mengungkapkan kodrat manusia
: al-Insan, an-naas, unas, al-ins. Kata Insan berasal dari akar kata uns
artinya jinak, harmonis dan nampak). Insan yang yang berasal dari kata nasiya,
artinya lupa. Insan yang berasal dari kata nasa artinya berguncang.
Deskripsi Al-Quran Tentang Manusia
a. Manusia
merupakan makhluk ciptaan Allah yang terdiri dari unsur materi dan immateri.
Unsur materi manusia seperti air, tanah, debu, tanah liat, sari pati tanah,
sari pati air yang hina, tanah hitam seperti tembikar. Dari berbagai perspektif
ayat tersebut dapat dipahami bahwa unsur materi yang menjadi asal kejadian
manusia adalah dua unsur yaitu tanah dan air.
b. Manusia
adalah makhluk Allah yang terdiri dari dimensi materi dan ruhani.
c. Manusia
memiliki fitrah, yaitu adanya kecenderungan menuju jalan keimanan (tauhid).
d. Manusia
dibekali dengan berbagai kelebihan.
e. Manusia
memiliki kelemahan-kelemahan.
3. Eksistensi
Manusia
Murtadha Mutahhari memformulasikan eksistensi
manusia sebagai makhluk serba dimensi, diantaranya:
a. Dimensi
pertama: secara fisik manusia hampir sama dengan hewan.
b. Dimensi
kedua : manusia memiliki ilmu dan pengetahuan.
c. Dimensi
ketiga: manusia bersinergi atas kebajikan etis.
d. Dimensi
keempat: manusia mempunyai kecenderungan keindahan.
e. Dimensi
kelima: manusia mempunyai kecenderungan dalam hal pemujaan dan pengkudusan.
f. Dimensi
keenam: manusia adalah makhluk serba bisa.
g. Dimensi
ketujuh: manusia memiliki pengetahuan diri.
h. Dimensi
kedelapan: manusia mempunyai pengembangan bakat.
4. Tujuan
Penciptaan Manusia
Tujuan fungsional antara manusia dan alam semesta
adalah untuk menciptakan sinergi bagi kemaslahatan manusia itu sendiri. Untuk
itu, alam semesta diciptakan Allah bukan dengan main-main dan tanpa tujuan.
Karena manusia merupakan satu sub sistem dengan alam semesta sebagai satu
tujuan dan orientasi. Oleh karena itu, satu-satunya tujuan penciptaan manusia
adalah untuk beribadah. Ibadah berasal dari bahasa Arab, al-‘ibadah (yang
menundukkan atau merendahkan diri). Hakikat ‘ibadah, terkandung 2 makna :
al-‘ubudiyyah Lillah di dalam jiwa. semua aktivitas hidup manusia hanya berorientasi
kepada Allah.
D.
Hakikat
Alam Semesta
Alam semesta ( universe, kosmos, al-kaun) merupakan
realitas yang dihadapi oleh manusia, yang sampai kini baru sebagian kecil saja
yang dapat diketahui dan diungkap oleh manusia. Bagi seorang ilmuwan akan
menyadari bahwa manusia diciptakan bukanlah untuk menaklukkan seluruh alam
semesta. Imam Syafi’i pernah berkata: [ kullama zaadanii ‘ilman, zaadanii
fahman bijahli] “ setiap kali bertambah ilmuku, tambah tahu aku akan
kebodohanku”.
Faktor lain yang mendorong manusia untuk senantiasa
meneliti alam semesta karena ada rasa ingin tahu (curiosity) sehingga
diwujudkan dalam bentuk bertanya dan berfikir.
- Istilah
Alam dalam Al-Quran
a. Istilah
alam
Istilah alam yang kita pakai adalah “alam semesta,
jagat raya, universe (inggris), dalam bahasa arab disebut ‘alam. Istilah alam
dalam al-qur’an datang dalam bentuk jamak [ ‘alamiina], disebut sebanyak 73
kali yang termaktub dalam 30 surat. Pemahaman kata ‘alamin, bentuk jamak
al-quran tersebut mengandung berbagai interpretasi pemikiran bagi manusia. Bagi
kaum teolog, mendefenisikan alam sebagai “segala sesuatu selain Allah”. Bagi
filosof Islam, alam didefenisikan sebagai “ kumpulan maddat(materi) dan shurat
(bentuk) yang ada di bumi dan di langit. Sedangkan perspektif al-qur’an alam
adalah “ kumpulan yang sejenis dari makhluk Tuhan yang berakal atau memiliki
sifat-sifat yang mendekati makhluk berakal.
Pemikiran Muhammad Abduh tentang alam sebagai
berikut:
“Al-Alamin adalah jamak dari ‘alam yakni jamak
muzakkar yang berakal. Yaitu setipa makhluk Tuhan yang berakal atau mendekati
sifat-sifat berakal; seperti alam manusia, hewan dan tumbuhan”.
Sepertinya, kriteria al-‘alamin yang dipaparkan
Abduh tersebut dapat diterima , karena memang pendidikan dan pemeliharaan Tuhan
dapat di nalar pada ‘alam yang hidup, makan dan berkembang.
b. Tujuan
memahami alam
Dalam al-qur’an terdapat penjelasan tentang alam
semesta dan berbagai fenomenanya secara eksplisit tidak kurang dari 750 ayat.
Secara umum ayat-ayat ini memerintahkan manusia untuk memperhatikan,
mempelajari dan meneliti alam semesta. Dalam artian, al-quran bukanlah
ensiklopedi kealaman. Salah satu tujuannya secara eksplisit adalah bagaimana
manusia menyadari bahwa di balik “tirai” alam ini ada zat yang maha besar yaitu
Allah SWT.
Bagi Muhammad Abduh, sebagaimana dituturkan dalam
bukunya Risalah al-Tauhid, berikut ini:
“Cobalah amati tumbuh-tumbuhan dan binatang yang
lengkap kekuatan dan kesanggupannya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Amati
pula alam yang tidak mempunyai panca indera seperti tumbuh-tumbuhan yang mampu
menghirup makanan yang sesuai baginya. Coba perhatikan bagaimana mungkin biji
labu air yang ditanam di samping biji semangka pada kebun yang sama, di sirami
dengan air yang sama. Akan tetapi bisa berbeda rasa yaitu pahit dan manis”.
c. Cara-cara
memahami alam
Dalam al-quran dijelaskan cara-cara memahami alam.
Salah satu cara memahami alam raya ini dapat dilakukan lewat indera
penglihatan, pendengaran, perasa, pencium dan peraba. Artinya, semua alat utama
ini dapat membantu manusia untuk melakukan pengamatan dan eksperimen. Panca
indera belumlah cukup atau satu-satunya jalan memahami alam, tetapi dibutuhkan
lagi yaitu penalaran atau akal. Di samping alat indera dan akal manusia, ada
lagi cara lain yaitu melalui wahyu dan ilham.
Agaknya, diagnosa A.rahman Djay dapat dibenarkan
ketika ia mengatakan bahwa : “Penyebab kemunduran umat Islam, karena orang
Islam tidak menempatkan porsi ilmu sesuai bidangnya, seperti fenomena alam
tidak ditempatkan pada bidang kajian sains dan tekhnologi.”
- Manusia dan
alam : Suatu Tinjauan Historis
Kajian yang berkaitan dengan asal usul manusia dalam
kaitannya dengan alam semesta merupakan menu “kopi pahit”. Pertanyaannya, kapan
manusia pertama kali hadir di muka bumi ini? Makhluk apakah yang menjadi nenek
moyangnya manusia dan bagaimana proses penurunan dan perubahannya?
Kelompok Darwinisme : mengambil kesimpulan
serampangan dan mengaburkan fakta. Makhluk Ramapithecus yang berusia 15 juta
tahun dan Oreopithecus yang berusia 12 juta tahun dianggap sebagai manusia
tertua. Sebenarnya kedua sampel makhluk tersebut lebih tepat disebut kera
ketimbang manusia. Walaupun demikian, manusia yang dikenal sebagai manusia
modern seperti sekarang ini dengan ciri anatomis utamanya telah ada sekitar
35.000 sampai 40.000 tahun yang lalu yang dikenal dengan homo sapiens.
- Manusia dan
alam : Suatu Tinjauan fungsional
Dalam sistem kosmos manusia dan alam semesta
merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan. Karena memiliki keunggulan dalam
sistem kesadaran maka alam semesta menjadi sebuah objek yang sangat penting
dalam kehidupan manusia. Tinjauan ilmiah tentang alam mendekatkan manusia
kepada tata laku penciptanya, dalam artian mampu mempertajam persepsi batin
manusia untuk mendapatkan suatu penglihatan yang lebih dalam. Pengetahuan
mengenai alam akan menambah kekuatan manusia mengatasi alam dan memberinya
pandangan total tak terhingga.
Perkembangan pengetahuan manusia dalam merespons
berbagai kesulitan yang terkait dengan penyesuian diri dengan alam pada
akhirnya membuahkan kreasi-kreasi yang mengungguliu sifat-sifat alam.
Eksploitasi terhadap alam merusak keseimbangan hubungan yang telah berlangsung
milyaran tahun. Krisis global lingkungan mengganggi hubungan antara manusia dan
alam saat ini.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Alam semesta atau jagat raya ini dapat diartikan
sebagai suatu ruangan ataulingkup atau cakupan yang maha besar di mana di
dalamnya terjadi segala sesuatu peristiwa alam yang dapat diungkapkan manusia
maupun yang belum dapat diungkapoleh manusia. Alam semesta terbentuk kira-kira
ribuan juta tahun yang lalu yang bersamaan dengan adanya ledakan besar. Namun
bukan hanya teori ledakan besar saja yang menjadi satu-satunya
teoriterbentuknya alam semesta ada teori-teori lain yang memiliki bukti yang
kuat tentangterbentuknya alam semesta seperti : teori dentuman, teori creatio
continua, teoriekspansi dan teori-teori lainnya. Bukan hanya ada teori tapi
adanya alam semesta ini juga melelui tahap-tahap. Peristiwa penciptaan alam
semesta terjadi selama enammasa dalam prespektif Islam, sebagaimana dinyatakan
oleh Allah, dan disepakati olehilmuwan ahli ilmu alam dalam enam tahap. Namun
terlepas dari itu semua kami tetap menyadari kalau adanya alamsemesta ini
karena kehendak Nya, karena Beliaulah yang maha kuasa dan berkehendak dimuka
bumi ini atas ciptaannya.Oleh sebab itu kita tidak boleh heran bahwa sejak
zaman purbakalah hinggasekarang manusia dari berbagai peradaban mencoba
menemukan model terbentuknya bumi sesuai dengan tingkat perkembangan
pengetahuan dan kecendekiaannya.Perkembangan citra manusia mengenai alam raya
seringkali terikat sangat erat pada pengetahuan apriori yang diturunkan
kepadanya melalui otoritas. Hal inimenyebabkan bahwa pandangan tentang alam
raya sulit diuji kebenarannya melalui pengalaman.Bagaimana konsepsi para ilmuwan
tentang peciptaan jagad raya dan pemikiran apa yang melandasinya? konsepsi itu
berubah-ubah sepanjang sejarah, bergantung pada tingkat kecanggihan alat-alat
observasinya, dan bergantung padatingkat kemajuan fisika itu sendiri. Konsepsi
yang mereka kemukakan bahwa jagadraya ini tidak terbatas dan besarnya tidak
terhingga, konsepsi ini berasal dari Newton.Konsepsi mereka yang lain adalah
bahwa alam ini tidak berubah keadaannya sejakwaktu tak terhingga lamanya sampai
masa yang akan datang. Dan tentunya jukamasih akan terus berkembang teori yang
akan lebih relevan atau diterima olehmasyarakat dunia di abad millenium
ini.Dalam ringkasan ini penulis akan mencoba membahas tentang perkembangan
pemikiran tentang pembentukan alam raya ditinjau dari pandanganilmu pengetahuan
( Science ) juga pandangan Islam yaitu menurut Alquran.
Alam semesta beserta segala yang ada di dalamnya
tidak terjadi dengan sendirinya. Semuanya ada yang menciptakan dan hal itu
telah dijelaskan di dalam al-qur’an. Alam semesta sangat penting bagi kehidupan
manusia, karena di planet yang bernama bumi inilah manusia dapat hidup meskipun
itu hanya sementara. Allah SWT tidak pernah menciptakan sesuatu tanpa ada
alasan yang tidak jelas dan masing masing dari ciptaannnya memiliki manfaatnya
masing-masing. dimana semuanya memiliki tujuan nya masingmasing,contohnya
tujuan penciptaan matahari bagi bumi adalah supaya tumbuhan di bumi dapat
tumbuh dengan baik dan contoh lainnya Allah menciptakan manusia sebagai
khalifah di muka bumi ini. Allah menciptakan manusia memiliki dua tujuan yaitu
untuk mengilmui tentang Allah dan semata-mata hanya beribadah kepada Allah SWT.
B.
Saran
Telah kita ketahui bahwa alam semesta ini sangat
penting bagi kehidupan manusia. Oleh karena itu manusia sebagai ciptaan yang
paling mulia harus menjaga dan melestarikan alam ini.
Sebagai hamba Allah manusia harus mempercayai semua
yang telah dijelaskan didalam al-qur’an dan menjalankan segala perintahnya
serta menjauhi larangannya. Makalah Pendidikan Agama Islam ini dibuat untuk memenuhui tugas mata kuliah
PAI, dan itulah tadi isi dari semua materi yang penulis ambil dari al-qur’an
dan terjemahannya. semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk penulis dan para
pembaca.
DAFTAR
PUSTAKA
Al-Qur’an dan
terjemahannya, Departemen Agama RI, 1986/1987.
http://aldamylove.blogspot.co.id/2011/05/makalah-manusia-dan-semesta-alam.html
http://indonesia.irib.ir/artikel/ufuk/it.../51672-hubungan-manusia-dan-alam-semesta
http://www.gudangmakalah.com/2015/01/...alah-pendidikan-agama-islam-alam.html
http://bloogeragus.blogspot.co.id/2014/12/makalah-pai-alam-semesta-manusia.html
http://www.google.com/search?7=manusiaent=firefox-beta&channel=np&source=hp
No comments:
Post a Comment