Thursday, 30 September 2021

MAKALAH MANUSIA DAN ALAM SEMESTA

 

DAFTAR ISI

 

Halaman

 

KATA PENGANTAR........................................................................................... i

DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii

 

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1

A.       Latar Belakang .......................................................................................... 1

B.       Rumusan Masalah...................................................................................... 1

C.       Tujuan........................................................................................................ 2

 

BAB II TINJAUAN TEORITIS.......................................................................... 3

A.  Pentingnya Alam Semesta Bagi Kehidupan Manusia.................................. 3

B.   Tujuan PenciptaanManusia dan Alam Semesta........................................... 4

C.   Hakikat Manusia.......................................................................................... 6

D.  Hakikat Alam Semesta................................................................................. 7

 

BAB  III MAKALAH.......................................................................................... 11

A.       Kesimpulan ............................................................................................. 11

B.       Saran ....................................................................................................... 12

 

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 13


BAB I

PENDAHULUAN

 

A.    Latar Belakang Masalah

Semakin modern dan  canggihnya ilmu pengetahuan, semakin majunya peredaran zaman dan manusiapun menjadi beragam. Manusia memang harus mengetahui apa yang akan di kerjakan sehingga bisa mendapatkan hal-hal yang baik dan  menggunakan akal sehatnya. Dalam hubungan manusia dan alam semesta, jika ia bertanya kepada diri sendiri, “Bagaimana saya ada?” ia akan menjawab, “Saya ada entah bagaimana!” Dengan penalaran demikian, ia akan menjalani kehidupan tanpa pernah merenungkan masalah-masalah seperti itu, Ia memahami fakta bahwa “ia diciptakan”. Dengan mengenal Penciptanya, ia berusaha memahami  tujuan untuk apa ia “diciptakan” Tuhan.Bagi siapa yang ingin memamahami alam semesta terdapat kitab petunjuk yaitu adalah Al-qur’an. Mulai dari yang tampak (syahadah) sampai yang tidak tampak (gaib), dari yang bernyawa sampai yang tidak bernyawa dan dari yang ada didalam perut bumi sampai yang ada diruang angkasa yang dipenuhi beribu-ribu miliar bintang. Dan itu membuat kita bertanya untuk apa alam semesta itu diciptakan? Siapa yg menciptakan alam semesta ini?

Bagaimana cara terbentuknya alam semeseta ini? Pertanyaan ini membuat para Ilmuan untuk melakukan penelitian dan melahirkan berbagai teori dalam penciptaan alam semesta. Sebenarnya penciptaan dunia atau alam semesta ini sudah dijelaskan semua lewat Al-qur’an.

 

B.     Rumusan masalah

1.      Seberapa penting alam semesta bagi kehidupan manusia

2.      Apa Tujuannya penciptaan manusia dan alam semesta

3.      Apa hakikat dari penciptaan Manusia

4.      Apa hakiakat dari penciptaan alam semesta

 

 

 

C.    Tujuan

1.      Memahami dan  mengetahui pentingnya alam semesta bagi  kehidupan manusia

2.      Memahami dan mengetahui tujuan penciptaan manusia dan alam semesta

5.      Memahami dan mengetahui hakikat dari penciptaan Manusia

3.      Memahami dan mengetahui hakikat dari penciptaan Alam Semesta


BAB II

PEMBAHASAN

 

A.      Pentingnya Alam Semesta Bagi Kehidupan Manusia

Alam semesta sangat penting bagi manusia. Alam semesta yang kita tinggali saat ini merupakan tempat satu-satunya dimana kita bisa hidup. Alam semesta ini disebut dengan  dunia. Dan planetnya bernama  Bumi. Jika ada yang berpendapat bahwa alam semesta ini ada dengan sendirinya berarti tidak ada yang menciptakan dan terus ada selamanya (kekal) serta tidak akan berubah. Coba kita lihat di sekitar kita  mulai dari makanan, minuman, pakaian, dan rumah yang kita tempati tidak ada dengan sendirinya dan tidak muncul tiba-tiba. Semua itu ada asal usulnya. Lalu  “dari mana asal tanah ini, bumi tempat kita berpijak?” Pasti bumi ini ada asal usulnya, tidak jadi dengan sendirinya dan juga tidak jadi secara tiba-tiba.

Para ilmuan terkemuka telah melakukan berbagai macam pengamatan, penelitian, dan perhitungan fisika secara modern bahwa alam semesta memiliki permulaan. Seluruh jagad raya, berikut dimensi materi dan waktu, menjadi ada sebagai hasil dari ledakan akbar yang terjadi dahulu kala. Peristiwa ini dikenal dengan sebutan “Big Bang”, merupakan katalis untuk penciptaan alam semesta dari ketiadaan. Temuan para ilmuan ini membuktikan  kebenaran ayat Al-Qur’an. Allah SWT menjelaskan penciptaannya terhadap alam semesta sebagaimana diterangkan dalam QS Fushilat[41]: 10-11) yang isinya Dan Dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh diatasnya. Dia memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan (penghuni)nya dalam empat masa. (penjelasan itu sebagai jawaban) bagi orang-orang yang bertanya. Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asa, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi : “Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa”. Keduanya menjawab ‘Kami datang dengan suka hati’.

Manusia memiliki potensi dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dengan cara meneliti apa saja yang tidak mereka ketahui, dan juga merupakan faktor penting bagi kemajuan umat manusia, dengan meneliti hubangan alam semesta dengan peradaban manusia membuat suatu kesimpulan bahwa tidak ada alam yang bisa membuat manusia hidup selain di alam semesta ini. Itu juga yang mendasari perkembangan pendidikan kesehatan, dan kemajuan teknologi berawal dari sumber daya dari alam semesta.

 

B.       Tujuan PenciptaanManusia dan Alam Semesta

Al-Qur’an yang terdiri dari 6.236 ayat,[1][1] menguraikan berbagai persoalan hidup dan kehidupan. Yaitu mengenai ke-Esa-an Allah, manusia, ayat-ayat alam semesta dan fenomenanya, dan lain sebagainya. Allah SWT menciptakan manusia dan alam semesta beserta isinya memiliki tujuan dan sasaran  dimana sejak diciptakannya akan bergerak ke arah tujuan dan sasaran itu.

Allah SWT berfirman,dalam QS:Al-Anbiya | Ayat: 16

وَمَا خَلَقْنَا السَّمَاءَ وَالْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا لَاعِبِينَ

Artinya: “Dan tidaklah Kami ciptakan Iangit dan bumi dan segala yang ada di antara keduanya dengan bermain-main.”

Dalam ayat ini Allah SWT menjelaskan bahwa Dia menciptakan langit dan bumi serta semua yang terdapat di dalamnya, tidaklah untuk maksud yang percuma atau main-main, melainkan dengan tujuan yang benar, yang sesuai dengan hikmah dan sifat-sifat-Nya yang sempurna. Dan kita mengetahui bahwa Allah SWT tidak pernah menciptakan sesuatu tanpa ada alasan yang tidak jelas dan masing masing dari ciptaannnya memiliki manfaatnya masing-masing, mulai dari ilmu pengetahuan dimana kita mempelajari tentang planet-planet yang mendapingi dunia kita sampai dengan galaxi yang dimana semuanya memiliki tujuan nya masingmasing, contohnya tujuan penciptaan matahari bagi bumi adalah supaya tumbuhan di bumi dapat tumbuh dengan baik dan contoh lainnya Allah menciptakan manusia sebagai khalifah di muka bumi ini.

Allah Ta’ala berfirman,

أَفَحَسِبْتُمْ أَنَّمَا خَلَقْنَاكُمْ عَبَثاً وَأَنَّكُمْ إِلَيْنَا لَا تُرْجَعُونَ

Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?” (QS. Al Mukminun:115).

Allah menciptakan manusia memiliki 2 tujuan yaitu:

1.      Mengilmui Tentang Allah

Allah Ta’ala berfirman

اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ وَمِنَ الأرْضِ مِثْلَهُنَّ يَتَنَزَّلُ الأمْرُ بَيْنَهُنَّ لِتَعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ وَأَنَّ اللَّهَ قَدْ أَحَاطَ بِكُلِّ شَيْءٍ عِلْمًا

Allah lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Ilmu Allah benar-benar meliputi segala sesuatu.” (QS. Ath Thalaq: 12).

Allah menceritakan tentang penciptaan langit dan bumi, agar manusia mengetahui bahwasanya  Allah maha kuasa atas segala sesuatu. Tidak ada yang berada di luar pengawasan Allah karena sesungguhnya ilmu Allah benar-benar meliputi segala sesuatu.

2.      Semata-mata untuk beribadah kepada Allah SWT

Allah Ta’ala berfirman

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالإنْسَ إِلا لِيَعْبُدُونِ

Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mereka menyembah-Ku”. (QS. Adz Dzariyat: 56).

Ayat di atas menjelaskan tujuan diciptakan manusia adalah untuk beribadah, hanya menyembah Allah semata. Ayat ini mengisyaratkan pentingnya tauhid,  karena tauhid adalah bentuk ibadah yang paling agung, mengesakan Allah dalam ibadah.Ayat ini juga mengisyaratkan pentingnya beramal, setelah tujuan pertama manusia diciptakan adalah agar berilmu. Maka buah dari ilmu adalah beramal. Ilmu dicari dan dipelajari untuk diamalkan. Sebagaimana pohon, tidaklah ditanam kecuali untuk mendapatkan buahnya. Karena ilmu adalah buah dari amal.

 

 

 

C.      Hakikat Manusia

1.      Persepsi Tentang Manusia

Konsep manusia dalam Islam termaktub dalam alqur’an dan hadits. Manusia diciptakan Allah dari intisari tanah yang dijadikan nuthfah yang tersimpan dalam tempat yang kokoh. Nufhfah dijadikan darah beku, darah beku jadi, mudghah dijadikan tulang, tulang dibalut dengan daging, sehingga menjadi makhluk lain. Dalam hadits Bukhari-Muslim mengartikulasikan bahwa ruh dihembuskan Allah SWT dalam janin setelah mengalami perkembangan 40 hari nuthfah, 40 hari darah beku dan 40 hari mudghah.

2.      Siapakah Manusia ?

Ada beberapa term untuk mengungkapkan kodrat manusia : al-Insan, an-naas, unas, al-ins. Kata Insan berasal dari akar kata uns artinya jinak, harmonis dan nampak). Insan yang yang berasal dari kata nasiya, artinya lupa. Insan yang berasal dari kata nasa artinya berguncang.

Deskripsi Al-Quran Tentang Manusia

a.       Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah yang terdiri dari unsur materi dan immateri. Unsur materi manusia seperti air, tanah, debu, tanah liat, sari pati tanah, sari pati air yang hina, tanah hitam seperti tembikar. Dari berbagai perspektif ayat tersebut dapat dipahami bahwa unsur materi yang menjadi asal kejadian manusia adalah dua unsur yaitu tanah dan air.

b.      Manusia adalah makhluk Allah yang terdiri dari dimensi materi dan ruhani.

c.       Manusia memiliki fitrah, yaitu adanya kecenderungan menuju jalan keimanan (tauhid).

d.      Manusia dibekali dengan berbagai kelebihan.

e.       Manusia memiliki kelemahan-kelemahan.

3.      Eksistensi Manusia

Murtadha Mutahhari memformulasikan eksistensi manusia sebagai makhluk serba dimensi, diantaranya:

a.       Dimensi pertama: secara fisik manusia hampir sama dengan hewan.

b.      Dimensi kedua : manusia memiliki ilmu dan pengetahuan.

c.       Dimensi ketiga: manusia bersinergi atas kebajikan etis.

d.      Dimensi keempat: manusia mempunyai kecenderungan keindahan.

e.       Dimensi kelima: manusia mempunyai kecenderungan dalam hal pemujaan dan pengkudusan.

f.       Dimensi keenam: manusia adalah makhluk serba bisa.

g.      Dimensi ketujuh: manusia memiliki pengetahuan diri.

h.      Dimensi kedelapan: manusia mempunyai pengembangan bakat.

4.      Tujuan Penciptaan Manusia

Tujuan fungsional antara manusia dan alam semesta adalah untuk menciptakan sinergi bagi kemaslahatan manusia itu sendiri. Untuk itu, alam semesta diciptakan Allah bukan dengan main-main dan tanpa tujuan. Karena manusia merupakan satu sub sistem dengan alam semesta sebagai satu tujuan dan orientasi. Oleh karena itu, satu-satunya tujuan penciptaan manusia adalah untuk beribadah. Ibadah berasal dari bahasa Arab, al-‘ibadah (yang menundukkan atau merendahkan diri). Hakikat ‘ibadah, terkandung 2 makna : al-‘ubudiyyah Lillah di dalam jiwa. semua aktivitas hidup manusia hanya berorientasi kepada Allah.

 

D.      Hakikat Alam Semesta

Alam semesta ( universe, kosmos, al-kaun) merupakan realitas yang dihadapi oleh manusia, yang sampai kini baru sebagian kecil saja yang dapat diketahui dan diungkap oleh manusia. Bagi seorang ilmuwan akan menyadari bahwa manusia diciptakan bukanlah untuk menaklukkan seluruh alam semesta. Imam Syafi’i pernah berkata: [ kullama zaadanii ‘ilman, zaadanii fahman bijahli] “ setiap kali bertambah ilmuku, tambah tahu aku akan kebodohanku”.

Faktor lain yang mendorong manusia untuk senantiasa meneliti alam semesta karena ada rasa ingin tahu (curiosity) sehingga diwujudkan dalam bentuk bertanya dan berfikir.

  1. Istilah Alam dalam Al-Quran

a.       Istilah alam

Istilah alam yang kita pakai adalah “alam semesta, jagat raya, universe (inggris), dalam bahasa arab disebut ‘alam. Istilah alam dalam al-qur’an datang dalam bentuk jamak [ ‘alamiina], disebut sebanyak 73 kali yang termaktub dalam 30 surat. Pemahaman kata ‘alamin, bentuk jamak al-quran tersebut mengandung berbagai interpretasi pemikiran bagi manusia. Bagi kaum teolog, mendefenisikan alam sebagai “segala sesuatu selain Allah”. Bagi filosof Islam, alam didefenisikan sebagai “ kumpulan maddat(materi) dan shurat (bentuk) yang ada di bumi dan di langit. Sedangkan perspektif al-qur’an alam adalah “ kumpulan yang sejenis dari makhluk Tuhan yang berakal atau memiliki sifat-sifat yang mendekati makhluk berakal.

Pemikiran Muhammad Abduh tentang alam sebagai berikut:

“Al-Alamin adalah jamak dari ‘alam yakni jamak muzakkar yang berakal. Yaitu setipa makhluk Tuhan yang berakal atau mendekati sifat-sifat berakal; seperti alam manusia, hewan dan tumbuhan”.

Sepertinya, kriteria al-‘alamin yang dipaparkan Abduh tersebut dapat diterima , karena memang pendidikan dan pemeliharaan Tuhan dapat di nalar pada ‘alam yang hidup, makan dan berkembang.

b.      Tujuan memahami alam

Dalam al-qur’an terdapat penjelasan tentang alam semesta dan berbagai fenomenanya secara eksplisit tidak kurang dari 750 ayat. Secara umum ayat-ayat ini memerintahkan manusia untuk memperhatikan, mempelajari dan meneliti alam semesta. Dalam artian, al-quran bukanlah ensiklopedi kealaman. Salah satu tujuannya secara eksplisit adalah bagaimana manusia menyadari bahwa di balik “tirai” alam ini ada zat yang maha besar yaitu Allah SWT.

Bagi Muhammad Abduh, sebagaimana dituturkan dalam bukunya Risalah al-Tauhid, berikut ini:

“Cobalah amati tumbuh-tumbuhan dan binatang yang lengkap kekuatan dan kesanggupannya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Amati pula alam yang tidak mempunyai panca indera seperti tumbuh-tumbuhan yang mampu menghirup makanan yang sesuai baginya. Coba perhatikan bagaimana mungkin biji labu air yang ditanam di samping biji semangka pada kebun yang sama, di sirami dengan air yang sama. Akan tetapi bisa berbeda rasa yaitu pahit dan manis”.

c.       Cara-cara memahami alam

Dalam al-quran dijelaskan cara-cara memahami alam. Salah satu cara memahami alam raya ini dapat dilakukan lewat indera penglihatan, pendengaran, perasa, pencium dan peraba. Artinya, semua alat utama ini dapat membantu manusia untuk melakukan pengamatan dan eksperimen. Panca indera belumlah cukup atau satu-satunya jalan memahami alam, tetapi dibutuhkan lagi yaitu penalaran atau akal. Di samping alat indera dan akal manusia, ada lagi cara lain yaitu melalui wahyu dan ilham.

Agaknya, diagnosa A.rahman Djay dapat dibenarkan ketika ia mengatakan bahwa : “Penyebab kemunduran umat Islam, karena orang Islam tidak menempatkan porsi ilmu sesuai bidangnya, seperti fenomena alam tidak ditempatkan pada bidang kajian sains dan tekhnologi.”

 

  1. Manusia dan alam : Suatu Tinjauan Historis

Kajian yang berkaitan dengan asal usul manusia dalam kaitannya dengan alam semesta merupakan menu “kopi pahit”. Pertanyaannya, kapan manusia pertama kali hadir di muka bumi ini? Makhluk apakah yang menjadi nenek moyangnya manusia dan bagaimana proses penurunan dan perubahannya?

Kelompok Darwinisme : mengambil kesimpulan serampangan dan mengaburkan fakta. Makhluk Ramapithecus yang berusia 15 juta tahun dan Oreopithecus yang berusia 12 juta tahun dianggap sebagai manusia tertua. Sebenarnya kedua sampel makhluk tersebut lebih tepat disebut kera ketimbang manusia. Walaupun demikian, manusia yang dikenal sebagai manusia modern seperti sekarang ini dengan ciri anatomis utamanya telah ada sekitar 35.000 sampai 40.000 tahun yang lalu yang dikenal dengan homo sapiens.

  1. Manusia dan alam : Suatu Tinjauan fungsional

Dalam sistem kosmos manusia dan alam semesta merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan. Karena memiliki keunggulan dalam sistem kesadaran maka alam semesta menjadi sebuah objek yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Tinjauan ilmiah tentang alam mendekatkan manusia kepada tata laku penciptanya, dalam artian mampu mempertajam persepsi batin manusia untuk mendapatkan suatu penglihatan yang lebih dalam. Pengetahuan mengenai alam akan menambah kekuatan manusia mengatasi alam dan memberinya pandangan total tak terhingga.

Perkembangan pengetahuan manusia dalam merespons berbagai kesulitan yang terkait dengan penyesuian diri dengan alam pada akhirnya membuahkan kreasi-kreasi yang mengungguliu sifat-sifat alam. Eksploitasi terhadap alam merusak keseimbangan hubungan yang telah berlangsung milyaran tahun. Krisis global lingkungan mengganggi hubungan antara manusia dan alam saat ini.


BAB III

PENUTUP

 

A.      Kesimpulan

Alam semesta atau jagat raya ini dapat diartikan sebagai suatu ruangan ataulingkup atau cakupan yang maha besar di mana di dalamnya terjadi segala sesuatu peristiwa alam yang dapat diungkapkan manusia maupun yang belum dapat diungkapoleh manusia. Alam semesta terbentuk kira-kira ribuan juta tahun yang lalu yang bersamaan dengan adanya ledakan besar. Namun bukan hanya teori ledakan besar saja yang menjadi satu-satunya teoriterbentuknya alam semesta ada teori-teori lain yang memiliki bukti yang kuat tentangterbentuknya alam semesta seperti : teori dentuman, teori creatio continua, teoriekspansi dan teori-teori lainnya. Bukan hanya ada teori tapi adanya alam semesta ini juga melelui tahap-tahap. Peristiwa penciptaan alam semesta terjadi selama enammasa dalam prespektif Islam, sebagaimana dinyatakan oleh Allah, dan disepakati olehilmuwan ahli ilmu alam dalam enam tahap. Namun terlepas dari itu semua kami tetap menyadari kalau adanya alamsemesta ini karena kehendak Nya, karena Beliaulah yang maha kuasa dan berkehendak dimuka bumi ini atas ciptaannya.Oleh sebab itu kita tidak boleh heran bahwa sejak zaman purbakalah hinggasekarang manusia dari berbagai peradaban mencoba menemukan model terbentuknya bumi sesuai dengan tingkat perkembangan pengetahuan dan kecendekiaannya.Perkembangan citra manusia mengenai alam raya seringkali terikat sangat erat pada pengetahuan apriori yang diturunkan kepadanya melalui otoritas. Hal inimenyebabkan bahwa pandangan tentang alam raya sulit diuji kebenarannya melalui pengalaman.Bagaimana konsepsi para ilmuwan tentang peciptaan jagad raya dan pemikiran apa yang melandasinya? konsepsi itu berubah-ubah sepanjang sejarah, bergantung pada tingkat kecanggihan alat-alat observasinya, dan bergantung padatingkat kemajuan fisika itu sendiri. Konsepsi yang mereka kemukakan bahwa jagadraya ini tidak terbatas dan besarnya tidak terhingga, konsepsi ini berasal dari Newton.Konsepsi mereka yang lain adalah bahwa alam ini tidak berubah keadaannya sejakwaktu tak terhingga lamanya sampai masa yang akan datang. Dan tentunya jukamasih akan terus berkembang teori yang akan lebih relevan atau diterima olehmasyarakat dunia di abad millenium ini.Dalam ringkasan ini penulis akan mencoba membahas tentang perkembangan pemikiran tentang pembentukan alam raya ditinjau dari pandanganilmu pengetahuan ( Science ) juga pandangan Islam yaitu menurut Alquran.

Alam semesta beserta segala yang ada di dalamnya tidak terjadi dengan sendirinya. Semuanya ada yang menciptakan dan hal itu telah dijelaskan di dalam al-qur’an. Alam semesta sangat penting bagi kehidupan manusia, karena di planet yang bernama bumi inilah manusia dapat hidup meskipun itu hanya sementara. Allah SWT tidak pernah menciptakan sesuatu tanpa ada alasan yang tidak jelas dan masing masing dari ciptaannnya memiliki manfaatnya masing-masing. dimana semuanya memiliki tujuan nya masingmasing,contohnya tujuan penciptaan matahari bagi bumi adalah supaya tumbuhan di bumi dapat tumbuh dengan baik dan contoh lainnya Allah menciptakan manusia sebagai khalifah di muka bumi ini. Allah menciptakan manusia memiliki dua tujuan yaitu untuk mengilmui tentang Allah dan semata-mata hanya beribadah kepada Allah SWT.

 

B.     Saran

Telah kita ketahui bahwa alam semesta ini sangat penting bagi kehidupan manusia. Oleh karena itu manusia sebagai ciptaan yang paling mulia harus menjaga dan melestarikan alam ini.

Sebagai hamba Allah manusia harus mempercayai semua yang telah dijelaskan didalam al-qur’an dan menjalankan segala perintahnya serta menjauhi larangannya. Makalah Pendidikan Agama Islam  ini dibuat untuk memenuhui tugas mata kuliah PAI, dan itulah tadi isi dari semua materi yang penulis ambil dari al-qur’an dan terjemahannya. semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk penulis dan para pembaca.


DAFTAR PUSTAKA

 

Al-Qur’an dan terjemahannya, Departemen Agama RI, 1986/1987.

http://aldamylove.blogspot.co.id/2011/05/makalah-manusia-dan-semesta-alam.html

http://indonesia.irib.ir/artikel/ufuk/it.../51672-hubungan-manusia-dan-alam-semesta

http://www.gudangmakalah.com/2015/01/...alah-pendidikan-agama-islam-alam.html

http://bloogeragus.blogspot.co.id/2014/12/makalah-pai-alam-semesta-manusia.html

http://www.google.com/search?7=manusiaent=firefox-beta&channel=np&source=hp

No comments:

Post a Comment