Monday, 4 October 2021

MAKALAH PESTISIDA FUMIGAN

 

DAFTAR ISI

 

Halaman

 

KATA PENGANTAR........................................................................................... i

DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii

 

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1

A.       Latar Belakang .......................................................................................... 1

 

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................... 2

A.    Aplikasi Pestisida......................................................................................... 2

B.     Pengertian Fumigan..................................................................................... 4

C.     Jenis-jenis Fumigan...................................................................................... 5

D.    Sifat kimia dari Fumigan.............................................................................. 6

E.     Contoh Produk dari Fumigan...................................................................... 7

 

BAB  III PENUTUP.............................................................................................. 8

A.       Kesimpulan ............................................................................................... 8

 

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 9


BAB I

PENDAHULUAN

 

1.1.   Latar Belakang

Pencemaran lingkungan yang terjadi saat ini kebanyakan disebabkan oleh penggunaan bahan kimia yang berlebihan. Dari sektor pertanian sendiri penggunaan bahan kimia yang dapat merusak lingkungan adalah penggunaan pestisida. Hampir semua pertanian yang ada saat ini menggunakan bahan kimia, baik pestisida maupun pupuk kimia.

Pestisida sendiri merupakan bahan kimia yang dapat menurunkan OPT (Organisme pengganggu Tumbuhan), namun sayangnya terkadang petani menggunakan pestisida berlebihan yang nantinya akan berdampak pada pencemaran ligkungan. Untuk mengurangi kerusakan lingkungan dan gangguan kesehatan, sebaiknya memperhatikan informasi yang terperinci tentang tingkat keracunan, keberadaan dalam tanah, jalan pengangkutan yang lebih dominan dari berbagai herbisida, insektisida dan fungisida hendaknya diketahui. Kondisi cuaca juga penting diperhatikan pada saat pengaplikasian.

 


BAB II

PEMBAHASAN

 

A.    Aplikasi Pestisida

Tujuan dari penggunaan Pestisida ialah menekan atau mengurangi populasi jasad pengganggu sasaran (hama, penyakit, dan gulma) hingga di bawah batas nilai ambang ekonomi, tanpa menimbulkan dampak yang merugikan seperti antara lain : terjadi resistensi, resurgensi, keracunan tanaman pokok dan pencemaran lingkungan. Keberhasilan penggunaan Pestisida sangat ditentukan oleh teknik aplikasi yang tepat, yang menjamin Pestisida tersebut mencapai jasad sasaran dimaksud. Selain itu, keberhasilan juga dipengaruhi oleh faktor jenis, dosis dan saat aplikasi yang tepat.Dengan kata lain, tidak ada Pestisida yang dapat berfungsi dengan baik kecuali bila aplikasi dengan tepat. Hal yang perlu diperhatikan dalam pengendalian OPT secara kimiawi atau menggunakan Pestisida adalah menggunakan Pestisida yang telah terdaftar dan diizinkan oleh Menteri Pertanian serta membaca petunjuk penggunaan Pestisida yang tertera pada label.

Aplikasi Pestisida tergantung dari tujuan pengendalian, jenis OPT sasaran,tanaman dan produk tanaman yang akan dilindungi, lingkungan sekitar wilayah yang akan diberi aplikasi Pestisida, serta cara kerja dan bentuk formulasi Pestisida.

Beberapa Cara Aplikasi Pestisida Di Lapangan Adalah Sebagai Berikut:

  1. Cara Penaburan

Aplikasi Pestisida dengan cara penaburan (soil incorporation) pada umumnya dilakukan untuk Pestisida formulasi butiran /granul, yang bersifat sistemik dengan OPT sasaran yang hidup di dalam jaringan tanaman atau di dalam tanah. Penaburan Pestisida butiran dapat dilakukan di lahan sawah atau di lahan kering.

a.       Lahan Sawah

Aplikasi Pestisida butiran dilahan sawah, Pestisida ditaburkan dalam keadaan sawah macak-macak, saluran pemasukan dan saluran pengeluaran air harus ditutup selama beberapa hari agar sawah tetap dalam keadaan macak-macak.Setelah Pestisida butiran ditaburkan, selanjutnya sawah diinjak-injak agar pestisida yang ditaburkan terbenam ke dalam tanah di sekitar perakaran.

b.      Lahan Kering

Aplikasi Pestisida dilahan kering, Pestisida ditaburkan disekitar batang tanaman atau pada tanah yang sudah ditugal, kemudian lubang ditutup dengan tanah atau mulsa.Cara penaburan Pestisida butiran tidak memerlukan alat aplikasi, sehinggga setiap petani dengan mudah melakukannya. Kelemahan dari cara ini adalah Pestisida yang ditaburkan berbentuk butiran biasanya bekerja lambat (slow action), sehingga apabila terjadi serangan OPT segera setelah aplikasi penaburan Pestisida butiran terlambat dan OPT tidak terkendali.

  1. Cara Penyemprotan

Aplikasi dengan cara penyemprotan merupakan cara aplikasi yang paling banyak dilakukan oleh petani. Agar pengendalian OPT dengan cara penyemprotan Pestisida dapat berhasil baik, maka selain menggunakan jenis Pestisida dengan dosis dan waktu yang tepat, juga diperlukan alat aplikasi yang efisien.Alat aplikasi atau alat semprot yang efisien dapat menjamin penyebaran bahan/ campuran semprot yang merata pada sasaran dan tidak menimbulkan pemborosan. Cairan yang disemprotkan dapat berupa larutan, emulsi atau suspensi.

  1. Cara Penghembusan

Aplikasi Pestisida dengan cara penghembusan biasanya dilakukan terhadap pestisida formulasi tepung atau debu (dust).

  1. Cara Pengumpanan

Cara pengumpanan yaitu mencapur Pestisida dengan makanan atau bahan bahan tertentu yang disukai OPT sasaran, seperti :

a.       Lalat buah diumpan dengan antraktan yang dicampur insektisida.

b.      Babi hutan diumpan dengan ubi jalar yang telah dibubuhi racun.

c.       Tikus diumpan dengan beras yang telah dicampur insektisida anti koagulan.

 

  1. Cara Fumigasi

Aplikasi Pestisida bersifat gas (fumigan) dengan cara fumigasi, pada umumnya dilakukan untuk pengendalian hama gudang, tetapi dapat juga untuk nematoda di dalam tanah.Fumigasi hama gudang, diawali dengan menutup bahan yang akan difumigasi dengan plastik/ bahan lain yang kedap udara. Kemudian, kedalamnya dimasukkan ampul yang berisi gas beracun yang telah dibuka,penutup plastik dibuka setelah beberapa lama sesuai anjuran.Fumigasi nematoda di dalam tanah, keadaan tanah harus gembur dan tidak ada genangan air. Fumigasi tanah dilakukan dengan cara suntikan, semprotan dengan traktor yang dilengkapi alat penyemprot dan pembalik tanah, atau melalui siraman bahan fumigasi (fumigan) ke dalam parit-parit lahan yang akan difumigasi, tanah ditutup plastik lalu gas dialirkan melalui pipa-pipa khusus.

  1. Cara Pengapasan

Aplikasi Pestisida dengan pengapasan, menggunakan alat pengasap yang sering disebut swing fog. Hanya digunakan untuk Pestisida yang dapatdicampur dengan minyak tanah / solar sehingga akan membentuk dropet yang berbentuk asap. Cara pengasapan ini cukup efektif, terutama untuk pengendalian OPT diruang tertutup atau gudang. Apabila cara pengasapan ini akan digunakan dipertanaman terbuka, maka pelaksanaannya sebaiknya pada saat pagi hari,sebelum banyak angin.

 

B.     Pengertian Fumigan

Fumigan adalah bahan yang digunakan dalam proses fumigasi. Bila Anda ingin mengendalikan hama dengan cepat, tahu produk, harga, dan sifat kimianya akan sangat menguntungkan.

Berikut ini adalah beberapa pengertian yang harus dipahami mengenai istilah ini:

Menurut KBBI

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, fumigan adalah pestisida yang mudah menguap. Biasanya pestisida ini dipakai untuk membasmi jasad yang hidup.

  1. Pengertian secara umum

Definisi fumigan dikaitkan dengan sebuah zat cair yang mudah menguap menjadi gas saat berada di bawah tekanan tinggi. Zat yang sudah berbentuk gas ini bisa membunuh hama atau serangga dalam waktu yang cepat saat digunakan dalam proses fumigasi.

Contoh dan jenis fumigan

Sudah dijelaskan di atas bahwa zat yang digunakan untuk metode fumigasi lebih sering dikenal dengan istilah fumigan.

 

Pemanfaatan fumigan secara konvensional sangat mudah dilihat pada hal-hal yang berhubungan dengan pertanian. Namun kini, pemanfaatannya sudah semakin luas. Zat ini bisa digunakan di apartemen, gudang penyimpanan, dan struktur bangunan lainnya.

 

C.    Jenis-jenis Fumigan

Penyebaran dan penggunan setiap fumigan tergantung lokasi tertentu dikarenakan perbedaan properti dan sifat-sifat dari gas tersebut. Ada 2 fumigan umum yang terdaftar digunakan di Indonesia, Gas Fosfin dan Metil Bromida.

1.      Gas Fosfin - (Magnesium fosfida dan Alumunium Fosfida) - adalah fumigan yang umum digunakan untuk mengontrol serangga produk pangan. Selain mengobati biji-bijian, sereal, dan tepung yang tercemar oleh hama, gas fosfin juga merupakan fumigan yang lebih diminati untuk membasmi serangga pada penyimpanan daun tembakau seperti serangga rokok (Lasioderma serricorne).

2.      Metil Bromida - Penetrasi mendalam dan sifat cepat membunuh dari gas ini atas komoditas-komoditas telah memberikan gas ini prioritas lebih dibandingkan dengan fumigan lainnya di dalam jasa karantina. Namun, fumigan ini terbatas pada layanan karantina sebelum pengiriman dan dibawah pengendalian Critical Use Exemption (CUE).

Gas Fosfin - (Magnesium fosfida dan Alumunium Fosfida) - adalah fumigan yang umum digunakan untuk mengontrol serangga produk pangan. Selain mengobati biji-bijian, sereal, dan tepung yang tercemar oleh hama, gas fosfin juga merupakan fumigan yang lebih diminati untuk membasmi serangga pada penyimpanan daun tembakau seperti serangga rokok (Lasioderma serricorne). Metil Bromida - Penetrasi mendalam dan sifat cepat membunuh dari gas ini atas komoditas-komoditas telah memberikan gas ini prioritas lebih dibandingkan dengan fumigan lainnya di dalam jasa karantina. Namun, fumigan ini terbatas pada layanan karantina sebelum pengiriman dan dibawah pengendalian Critical Use Exemption (CUE).

Umumnya, zat yang digunakan sebagai fumigan adalah biosida, yakni senyawa kimia yang mampu melukai atau bahkan membunuh organisme pengganggu yang bersentuhan dengannya.

Contohnya adalah iodoform, sulfuryl fluoride, methyl bromide, chloropicrin, formaldehida, fosfin, dll.

 

D.    Sifat kimia dari Fumigan

Berikut ini adalah sifat-sifat kimia yang dimiliki oleh bahan fumigasi:

1.      Tekanan uap

Setiap bahan yang digunakan dalam metode ini memiliki tekanan uap berbeda. Simpelnya, ada yang mudah menguap (tekanan uapnya tinggi), ada pula yang sulit menguap. Contoh bahan yang mudah menguap dan menembus lingkungan dengan cepat adalah metil bromida.

2.      Titik didih

Selain kemampuannya dalam penguapan, sifat lain yang dikaitkan dengan apa itu fumigasi adalah titik didihnya.

Ialah waktu yang dibutuhkan untuk turun sampai setengah dari jumlah sebelumnya. Semakin lama nilai paruh berarti laju degradasinya semakin lambat.

 

E.     Contoh Produk dari Fumigan

1.      Phostek 56 TB

Obat fumigasi ini dibanderol mulai harga Rp 270.000,- dan mengandung Aluminium phospide 56%. Sebaiknya digunakan pada tempat penyimpanan atau gudang komoditi.

2.      56 TB Fumigan

Sama dengan Phostek 56 TB, produk ini juga mengandung Aluminium phospide 56%. Cocok dipakai pada gudang komoditi dengan banderol harga yang sedikit lebih murah.


BAB  III

PENUTUP

 

A.    Kesimpulan

Tujuan dari penggunaan Pestisida ialah menekan atau mengurangi populasi jasad pengganggu sasaran (hama, penyakit, dan gulma) hingga di bawah batas nilai ambang ekonomi, tanpa menimbulkan dampak yang merugikan

Fumigan adalah bahan yang digunakan dalam proses fumigasi. Bila Anda ingin mengendalikan hama dengan cepat, tahu produk, harga, dan sifat kimianya akan sangat menguntungkan

Definisi fumigan dikaitkan dengan sebuah zat cair yang mudah menguap menjadi gas saat berada di bawah tekanan tinggi. Zat yang sudah berbentuk gas ini bisa membunuh hama atau serangga dalam waktu yang cepat saat digunakan dalam proses fumigasi

 


DAFTAR ISI

 

https://www.rentokil.co.id/fumingasi/tipe-fumingasi/

https://fumida.co.id/fumigan/

https://dppp.bangkaselatankab.go.id/post/detail/1084-teknik-aplikasi-pestisida

No comments:

Post a Comment