DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR ....................................................................................................... ii
DAFTAR
ISI ..................................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................................
1
A. Latar
Belakang Masalah..........................................................................................
1
B. Rumusan
Masalah....................................................................................................
2
C. Tujuan
Penulisan......................................................................................................
3
BAB
2 PEMBAHASAN...................................................................................................
4
A. Hubungan
Akhlak Allah, Manusia dan Alam.........................................................
B. Akhlak
dalam ilmu Tasawuf dan Tauhid................................................................
C. Akhlak
dengan Ilmu Jiwa dan Pendidikan.............................................................
D. Akhlak
dengan Filsafat dan Ilimu Perdagangan (Ekonomi)...................................
BAB
3 PENUTUP.............................................................................................................
A. KESIMPULAN......................................................................................................
B. REFERENSI...........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Ilmu akhlak
Tersusun atas dua perkataan yang bisa di artikan dari segi idhafy. Secara
idhafy, ilmu akhlak, adalah segala macam ilmu yang ada kaitannya dengan
akhlak”. Dalam pengertian seperti itu, maka daya jangkauannya menjadi luas
sekali, termasuklah kedalamnya antara lain ilmu jiwa ( psychology ), ilmu
logika ( ilmu manthiq ), ilmu sosiologi, ilmu aestetika ( terminologo ),
maka ada pula beberapa devinisi.
Menurut Al-Mas’udi dalam bukunya “Taisirul
khallaq fieilmiah” dirumuskan, bahwa ilmu akhlak:” qaidah-qaiadah yang
dipergunakan untuk mengetahui kebaikan hati dan panca indra.
Sedang Al-Bustamy, merumuskan sebagai ilmu
mengenai keutamaan dan cara memperolehnya serta mendalamkannya kedalam pribadi,
kenistaan dan cara-cara menghindarinya.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana
hubungan Ilmu Akhlak dengan Ilmu Tasawuf?
2. Bagaimana hubungan Ilmu Akhlak dengan Ilmu Tauhid?
3. Bagaimana
hubungan Ilmu Akhlak dengan Ilmu Jiwa/psikologi?
4. Bagaimana
hubungan Ilmu Akhlak dengan Ilmu Pendidikan?
5. Bagaimana
hubungan Ilmu Akhlak dengan Ilmu Filsafat?
6. Bagaimana hubungan Ilmu Akhlak dengan Ilmu ekonomi?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Agar dapat memahami hubungan antara
Ilmu Akhlak dengan Ilmu Tasawuf
2. Agar dapat memahami hubungan antara
Ilmu Akhlak dengan Ilmu Tauhid
3. Agar dapat
memahami hubungan antara Ilmu Akhlak dengan Ilmu Jiwa
4. Agar dapat
memahami hubungan antara Ilmu Akhlak dengan Ilmu Pendidikan
5. Agar
dapat memahami hubungan antara llmu Akhlak dengan Ilmu Filsafat
6. Agar dapat memahami hubungan
antara Akhlak dengan Ilmu Ekonomi
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Hubungan Akhlak Allah, Manusia dan
Alam
HUBUNGAN AKHLAK KEPADA ALLAH
Akhlak kepada Allah dilakukan dengan
cara berhubungan dengan Allah melalui media – media yang telah disediakan
Allah, yaitu ibadah yang langsung kepada Allah seperti sholat, puasa dan haji.
Pelaksanaan ibadah- ibadah itu secara benar menurut ketentuan syariat serta
dilakukan dengan ikhlas mengharap ridho allah SAW, merupakan akhlak yang baik
terhadap-Nya.
Berakhlak kepada Allah diajarkan pula
oleh Rasul dengan bertahmid, takbir, tasbih, dan tahlil. Takmid adalah membaca
hamdallah yang merupakan tanda terimakasih kepada Allah atas nikmat yang telah
diberikan-Nya. Takbir adalah mengucap Allahu Akbar yang merupakan ungkapan
pengakuan akan kemahabesaran Allah yang tiada taranya. Tasbih adalah menbaca
subhanallah sebagai ungkapan kekaguman atas kekuasaan Allah yang tak terbatas
yang ditampakkan dalam seluruh ciptaan-Nya. Tahlil adalah membaca la ilaaha
illa llahu yaitu suatu ungkapan pengakuan dan janji seorang muslim yang hanya
mengakui Allah sebagai sutu-satunya Tuhan. Berakhlak terhadap Allah diungkapkan
pula melalui berdoa. Berdoa merupakan bukti ketakberdayaan manusia dihadapan
Allah, karena itu orang yang tidak pernah berdoa dipandang sebagai orang yang
sombong.
HUBUNGAN AKHLAK KEPADA MANUSIA
Akhlak terhadap manusia dapat dirinci
menjadi:
1. Akhlak terhadap Rasulullah (Nabi
Muhammad) antara lain;
· Mencintai rasulullah secara tulus dengan
mengikuti semua sunnahnya.
· Menjadikan Rasulullah sebagai
idola, suri teladan dalam hidup dan kehidupan.
· Menjadikan apa yang disuruh-Nya, tidak
melakukan apa yang dilarang-Nya.
2. Akhlak terhadap orang tua (Birrul
Walidain), antara lain:
· Mencintai mereka melebihi cinta
kepada kerabat lainnya.
· Merendahkan diri kepada keduanya
diiringi perasaan kasih sayang.
· Berkomunikasi dengan orang tua
dengan khidmat, mempergunakan kata-kata lemah lembut.
· Berbuat baik kepada ibu bapak dengan
sebaik-baiknya, dengan mengikuti nasihat baiknya, tidak menyinggung perasaan
dan menyakiti hatinya, membuat ibu bapak ridho.
· Mendoakan keselamatan dan keampunan
bagi mereka kendatipun seorang atau kedua-duanya telah meninggal dunia.
3. Akhlak terhadap diri sendiri antara
lain:
· Memelihara kesucian diri.
· Menutup aurat
· Jujur dalam perkataan dan berbuat
ikhlas dan rendah hati.
· Malu melakaukan perbuatan jahat
· Menjauhi dengki dan dendam.
· Berlaku adil terhadap diri
sendiri dan orang lain
· Menjauhi dari segala perkataan dan
perbuatan sia-sia.
4. Akhlak terhadap keluarga karib
kerabat antara lain:
· Saling membina rasa cinta dan kasih
sayang dalam kehidupan keluarga
· Saling menunaikan kewajiban untuk
memperoleh hak
· Berbakti kepada ibu bapak
· Mendidik anak-anak dengan kasih saying
· Memelihara hubungan silaturahmi dan
melanjutkan silaturahmi yang dibina orang tua yang telah meninggal dunia.
5. Akhlak terhadap tetangga, antara
lain :
· Saling mengunjungi
· Saling bantu diwaktu senang
lebih-lebih tatkala susah
· Saling beri memberi, saling hormat
menghormati
· Saling menghindari pertengkaran dan
permusuhan
6. Akhlak terhadap masyarakat, antara
lain :
· Memuliakan tamu
· Menghormati nilai dan norma yang berlaku
dalam masyarakat bersangkutan
· Saling menolong dalam melakukan
kebajikan dan taqwa
· Memberi makanan fakir miskin dan
berusaha melapangkan hidup dan kehidupan
· Bermusyawarah dalam segala urusan
· Memtaati keputusan yang telah
diambil
· Menepati janji
AKHLAK
TERHADAP ALAM SEMESTA
Manusia
merupakan bagian dari alam dan lingkungan, karena itu umat islam diperintahkan
untuk menjalin hubungan yang baik dengan lingkungan hidupnya. Sebagai makhluk
yang ditugaskan sebagai kholifatullah fil ardh, manusia dituntut untuk
memelihara dan menjaga lingkungan alam. Karena itu, berakhlak terhadap alam
sangat dianjurkan dalam ajaran islam. Beberapa prilaku yang menggambarkan
akhlak yang baik terhadap alam antara lain, memelihara dan menjaga alam agar
tetap bersih dan sehat, menghindari pekerjaan yang menimbulkan kerusakan alam.
B. Akhlak dalam Ilmu Tasawuf dan Tauhid
Hubungan ilmu akhlak dengan ilmu
tasawuf
Pada ahli ilmu tasawuf pada umumnya membagi tasawuf menjadi tiga bagian.
Pertama tasawuf falsafi, kedua tasawuf akhlaki dan
ketiga tasawuf amali. Ketiga tasawuf ini tujuannya sama yaitu
mendekatkan diri kepada Allah dengan cara membersihkan diri dari perbuatan
tercela dan menghias diri dengan perbuatan yang terpuji. Ketiga macam tasawuf
ini memiliki perbedaan dalam hal pendekatan yang digunakan.[4]
Hubungan ilmu akhlak dengan ilmu tasawuf yaitu ketika mempelajari
Tasawuf ternyata pula bahwa Al-Qur’an dan Al-Hadits mementingkan akhlak.
Al-Qur’an dan Hadits menekankan kejujuran, persaudaraan, keadilan, tolong
menolong, murah hati, pemaaaf, sabar, baik sangka, menepati janji, disiplin,
mencintai ilmu, dan berfikiran lurus, nila-nilai ini yang harus dimiliki oleh
seorang muslim dan dimasukkan kedalam dirinya sejak kecil.
Sebagaimana diketahui bahwa dalam tasawuf masalah ibadah amat
menonjol, karena tasawuf itu pada hakikatnya melakukan serangkaian ibadah
seperti shalat, puasa, haji, dzikir, dan lain sebagainya. Yang semuanya itu
dilakukan dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah. Ibadah yang dilakukan
dalam rangka bertasawuf itu ternyata erat hubungannya dengan Akhlak.
Hubungan
ilmu akhlak dengan ilmu tauhid
Ilmu tauhid adalah ilmu ushuluddin, ilmu
pokok-pokok agama, yakni menyangkut aqidah dan keimanan, ilmu tauhid dapat
disebut juga dengan Ilmu kalam, yang merupakan disiplin ilmu ke Islaman yang
banyak mengedepankan pembicaraan tentang persoalan-persoalan kalam Tuhan. Pada ilmu
kalam ditemukan pembahasan iman dan definisinya, kekufuran dan manifestasinya,
serta kemunafikan dan batasannya.[5] sedangkan ahlak yang baik menurut
pandangan Islam haruslah berpijak pada keimanan. Iman tidak sekedar cukup
disimpan dalam hati. Melainkan harus dilahirkan dalam perbuatan yang nyata dan
dalam bentuk amal shaleh, barulah dikatakan iman itu sempurna, karena telah
dapat direalisir.[6]
Jelaslah bahwa akhlaqul karimah adalah mata
rantai iman. Sebagai contoh, malu (berbuat kejahatan) adalah salah satu dari
akhlakul mahmudah. Nabi dalam salah satu hadits menegaskan bahwa “malu adalah
salah satu cabang dari keimanan”.[7]
Sebaliknya akhlak yang dipandang buruk
adalah akhlak yang menyalahi prinsip-prinsip iman. Seterusnya sekalipun manusia
perbuatan pada lahirnya baik, tetapi titik tolaknya bukan karena iman maka hal
itu tidak mendapatkan penilaian disisi Allah. Demikianlah adanya perbedaan
nilai amal-amal baiknya orang beriman denganamal baiknya orang yang tidak
beriman.[8]
Hubungan antara Aqidah dan Akhlak tercermin
dalam pernyataan Rosulullah SAW yang diriwayatkan oleh Abi Hurairah r.a :
اَكْمَلُ اْالمٌؤْمِنِيْنَ
اِيْمَانًااَحْسَنُهُمْ خُلُقًا
“orang mu’min yang sempurna
imannya adalah yang terbaik budi pekertinya”[9]
C.
Akhlak dengan ilmu jiwa dan pendidikan
1.
Akhlak dengan ilmu jiwa
Dilihat dari bidang pembahasannya, Ilmu Jiwa membahas
tentang aspek kejiwaan yang tampak dalam tingkah laku manusia.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat diketahui bahwa dalam diri manusia terdapat
potensi rohaniah yang cenderung kepada kebaikan dan keburukan. Selain itu,
didalam ilmu jiwa juga mengandung informasi tentang perbedaan psikologis dalam
setiap jenjang usia seseorang. Gejala
psikologis yang di alami setiap orang ini memberikan informasi tentang
pentingnya penyampaian ajaran akhlak sesuai perkembangan jiwa. Dalam
diri manusia terdapat potensi rohaniah yang cenderung kepada
kebaikan dan keburukan. Potensi rohaniah tersebut secara rinci akan dibahas
dalam kajian ilmu jiwa. Oleh karena itu, untuk mengembangkan ilmu akhlak, kita
dapat memanfaatkan informasi yang berasal dari ilmu jiwa tersebut. Selain itu dalam ilmu
jiwa juga terdapat informasi tentang perbedaan psikologis yang dialami
seseorang pada setiap jenjang usianya. Perbedaan psikologis tersebut memerlukan
metode yang berbeda dalam proses pendidikan akhlaknya. Dengan demikian, ilmu
jiwa dapat memberi masukan dalam rangka merumuskan metode pembeajaran dan
pembinaan ilmu akhlak.
2.
Akhlak dengan ilmu
pendidikan
Ilmu pendidikan dalam berbagai literatur banyak
berbicara mengenai berbagai aspek yang ada hubungannya dengan tercapainya tujuan
pendidikan. Ahmad D.Marimba mengatakan bahwa tujuan pendidikan adalah identik
dengan tujuan hidup seorang muslim, yaitu menjadi hamba Allah yang mengandung
implikasi kepercayaan dan penyerahan diri kepada-Nya. Pendidikan dalam
pelaksanaanya memerlukan dukungan orang tua dirumah, guru di sekolah serta
pimpinan tokoh masyarakat di lingkungan. Semua lingkungan ini merupakan bagian
integral dari pelaksanaan pendidikan, yang berarti pula tempat dilaksanakannya
pendidikan akhlak untuk meciptakan akhlak yang baik bagi generasi bangsa. Tujuan pendidikan dalam islam sangat erat
kaitannya dengan penyempurnaan akhlak manusia. Tujuan tersebut dengan jelas
menggambarkan bahwa ilmu pendidikan dan ilmu akhlak memiliki hubungan yang
sangat erat kaitannya. Pendidikan merupakan sarana dalam pembentukan peserta
didik sebagai seseorang yang berakhlak mulia.
D.
Akhlak dengan filsafat dan ilmu perdagangan (ekonomi)
a. ahlak
dengan ilmu filsafat
Filsafat adalah ilmu
pengetahuan yang berusaha menyelidiki segala sesuatu yang ada dan yang mungkin
ada dengan menggunakan pikiran. Filsafat memiliki bidang-bidng kajiannya
mencakup berbagai diiplin ilmu antara lain :
a. Metafisika
:
penyelidikan dibalik alam yang nyata
b. Kosmologi
:
penyelidikan tentang alam (filsafat alam)
c. Logika
: pembahasan tentang cara berfikir cepat dan tepat
d. Etika
: pembahsan tentang tingah laku manusia
e. Theodica
: pembahasan tentang ke-Tuhanan
f. Antropologia
: pembahasan tentang manusia
Dengan demikian
jelaslah bahwa etika termasuk salah satu komponen dalam filsafat. Banyak
ilmu-ilmu yang pada mulanya merupakan bagian filsafat karena ilmu tersebut kian
meluas dan berkembang dan akhirnya membentuk disiplin ilmu itu sendiri dan
terlepas dari filsafat. Demikian juga etika, dalam proses perkembangannya
sekalipun masih diakui sebagai bagian dalam pembahasan filsafat, kini telah
merupakan ilmu yang mempunyai identitas sendiri.
b.
Akhlak dengan ilmu perdagangan
(ekonomi)
1)
Niat yang benar dalam hal ini adalah menginginkan kebaikan untuk
diri sendiri dan orang lain. Niat baik untuk diri sendiri berupa menjaga diri
dari kengkomsumsi harta yang haram, menjaga kehormatan sehingga tidak
meminta-minta, menguatkan diri sehingga bisa melakukan ketaatan kepada Allah
menjaga jalinan silaturahmi, berbuat baik dengan kerabat dan niat-niat baik
yang lain.
2)
Akhlak yang luhur.
Di antara akhlak luhur yang sangat diperlukan
dalam dunia bisnis adalah jujur amanah, qana’ah, memenuhi janji, menagih
hutang dengan bijak, memberi tempat untuk orang yang kesulitan melunasi
hutangnya, memaafkan kesalahan orang lain, menunaikan kewajiban, tidak menipu
dan tidak menunda-nunda pelunasan hutang.
3)
Bisnis dalam hal-hal yang baik saja Allah telah menghalalkan
yang baik-baik saja dan mengharamkan yang buruk- buruk bagi
hamba-hambaNya.Seorang businessman muslim tidak akan keluar dari bingkai ini meski ada tawaran yang
menggiurkan dalam bisnis yang haram.
4)
Menunaikan kewajiban
Kewajiban yang paling penting adalah kewajiban
terhadap Allah dalam harta para orang kaya. Itulah zakat, setelah itu adalah
sedekah dan berbagai sumbangan sosial. Menjauhi riba dan berbagai transaksi
terlarang yang mengantarkan kepada riba
5)
Tidak memakan harta orang lain dengan cara yang tidak
benar
6)
Komitmen dengan berbagai peraturan yang ada
Meski ada beberapa peraturan yang tidak
sejalan dengan syariat Islam,businessman muslim akan semaksimal mungkin
menghindari berbagai tindakan yang akan menyebabkannya mendapatkan hukuman,
bukan karena meyakini bahwa makhluk memiliki kewenangan untuk menetapkan
aturan. Akan tetapi bertitik tolak dari kewajiban yang Allah tetapkan yaitu
mencegah mafsadah (kerusakan) dan tidak mencampakkan diri ke dalam kebinasaan.
7)
Tidak merugikan pihak lain
Bisnisman muslim adalah seorang yang ksatria
dalam persaingan bisnis. Dia memiliki prinsip tidak merugikan pihak lain.
Dia tidak akan mempermainkan harta untuk merugikan pihak-pihak lain. Dia tidak
akan mematok harga yang tinggi karena memanfaatkan kebutuhan orang lain
terhadap barang yang dia jual atau karena mengingat dia adalah produsen
satu-satunya.
8)
Loyal dengan orang-orang yang beriman
Oleh karena itu, businessman muslim tidak akan
mengadakan hubungan dagang dengan
pihak-pihak yang secara terang-terangan menyatakan permusuhan dengan Islam dan
kaum muslimin.
9)
Mempelajari hukum-hukum syar’i seputar muamalah
Diantara keyakinan setiap muslim adalah
hukum-hukum syar’i itu mencakup semua aspek kehidupan. Oleh karena itu,
khalifah Umar mengusir pedagang yang tidak menguasai hukum jual beli dari pasar
kaum muslimin.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ilmu
akhlak adalah suatu ilmu yang sangat penting dimiliki manusia karena dengan
ilmu akhlak jiwa kita lebih tenang damai, dan menjadi manusia yang lebih baik.
Hubungan ilmu ahlak dengan ilmu tasawuf, tauhid, jiwa, pendidikan, filsafat
adalah untuk mengetahui apakah keadaaan rohani dan jasmani baik individu
ataupun masyarakat tertentu baik atau buruk. Dari banyaknya ilmu yang
berkembang saat ini, hampir semuanya menjadikan ilmu akhlak sebagai
landasannya.
Dari uraian di atas disebutkan beberapa
ilmu yang memiliki kaitan denga ilmu akhlak diantaranya yang pertama, ilmu
tasawuf dengan Ilmu akhlak saling berkaitan dalam nilai-nilai yang sama dalam
hal takwa kepada sang pencipta. Kedua, hubungan ilmu akhlak dengan ilmu tauhid
yaitu ilmu tauhid sebagai landasannya, sedangakan ilmu akhlak sebagai media
penjabaran dan peneladanan dari ilmu tauhid. Ketiga, keterkaitan ilmu akhlak
dengan ilmu jiwa tampak pada pentingnya pengajaran akhlak pada perkembangan
jiwa seseorang sesuai tingkat usia mereka. Keempat, kaitan ilmu akhlak dengan
ilmu pendidikan dimana ilmu pendidikan dijadikan sebagai media transfer ilmu
akhlak. Sehingga terciptanya akhlakyang baik bagi generasi penerus bangsa,.
terakhir ilmu akhlak dengan ilmu filsafat juga memiliki keterkaitan
dengan adanya filsafat yang mengkaji sesuatu secara mendalam akan memudahkan
dalam mendalami ilmu akhlak.
Dengan kata lain akhlak dapat dijadikan
sebagai objek kajian dalam filsafat.Dengan mengetahui berbagai ilmu yang
berhubungan dengan Ilmu Akhlak tersebut, maka seseorang yang akan memperdalam
Ilmu Akhlak, perlu pula melengkapi dirinya dengan berbagai ilmu pengetahuan
yang disebutkan diatas. Selain itu uraian tersebut diatas menunjukan dengan
jelas bahwa ilmu akhlak adalah ilmu yang sangat akrab atau
berdekatan dengan berbagai permasalahan lainnya yang ada disekitar kehidupan
manusia.
B. Saran
Perlu
adanya metode penelitian lebih lanjut akan meningkatkan upaya peningkatan
diskusi terhadap pemuda sebagai salah satu cara memaksimalkan potensi generasi
dalam membentangi dirinya dari radikalisme agama yang berkembang.
DAFTAR
PUSTAKA
Amin, Ahmad. (1975). Etika (Ilmu
Akhlak). Jakarta: Bulan Bintang
Anwar, Rosihan. (2010). Akhlak
Tasawuf. Bandung: Pustaka Setia
AS, Asmaran. (1992). Pengantar
Studi Akhlak. Jakarta: Rajawali Press
Bartens, K. (2004). Etika. Jakarta:
Gramedia
Nasution, Ahmad Bangun
dan Royani Hanum Siregar. (2013). Akhlak
Tasawuf. Depok:
Raja Grafindo Persada
Nata, Abuddin. (2014). Akhlak
Tasawuf dan Karakter Mulia. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Surajiyo. (2007). Ilmu Filsafat
Suatu Pengantar: Jakarta: BumiAksara
Ya’qub, Hamzah. (1988). Etika Islam
Pembinaan Akhlakul Karimah (Suatu Pengantar). Bandung:
Diponegoro
No comments:
Post a Comment