Thursday, 30 September 2021

MAKALAH AKHLAK DENGAN ILMU LAINNYA

 

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ..................................................................................................................... iii

BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................................ 1

A.    Latar Belakang Masalah.......................................................................................... 1

B.     Rumusan Masalah.................................................................................................... 2

C.     Tujuan Penulisan...................................................................................................... 3

 

BAB 2 PEMBAHASAN................................................................................................... 4

A.    Hubungan Akhlak Allah, Manusia dan Alam.........................................................

B.     Akhlak dalam ilmu Tasawuf dan Tauhid................................................................

C.     Akhlak dengan Ilmu Jiwa dan Pendidikan.............................................................

D.    Akhlak dengan Filsafat dan Ilimu Perdagangan (Ekonomi)...................................  

 

BAB 3 PENUTUP.............................................................................................................

A.    KESIMPULAN......................................................................................................

B.     REFERENSI...........................................................................................................


 


BAB I

PENDAHULUAN

 

A.  LATAR BELAKANG

Ilmu akhlak Tersusun  atas dua perkataan yang bisa di artikan dari segi idhafy. Secara idhafy, ilmu akhlak, adalah segala macam ilmu yang ada kaitannya dengan akhlak”. Dalam pengertian seperti itu, maka daya jangkauannya menjadi luas sekali, termasuklah kedalamnya antara lain ilmu jiwa ( psychology ), ilmu logika  ( ilmu manthiq ), ilmu sosiologi, ilmu aestetika ( terminologo ), maka ada pula beberapa devinisi.

Menurut Al-Mas’udi dalam bukunya “Taisirul khallaq fieilmiah” dirumuskan, bahwa ilmu akhlak:” qaidah-qaiadah yang dipergunakan untuk mengetahui kebaikan hati dan panca indra.

Sedang Al-Bustamy, merumuskan sebagai ilmu mengenai keutamaan dan cara memperolehnya serta mendalamkannya kedalam pribadi, kenistaan dan cara-cara menghindarinya.

 


 

B. RUMUSAN MASALAH

1.  Bagaimana hubungan  Ilmu Akhlak dengan Ilmu Tasawuf?

2. Bagaimana hubungan Ilmu Akhlak dengan Ilmu Tauhid?

3.  Bagaimana hubungan Ilmu Akhlak dengan  Ilmu Jiwa/psikologi?

4.  Bagaimana hubungan Ilmu Akhlak dengan Ilmu Pendidikan?

5.  Bagaimana hubungan Ilmu Akhlak dengan Ilmu Filsafat?

6. Bagaimana hubungan Ilmu Akhlak dengan Ilmu ekonomi?


 

C.  TUJUAN PENULISAN

1. Agar dapat memahami hubungan antara Ilmu Akhlak dengan  Ilmu Tasawuf

2. Agar dapat memahami hubungan antara Ilmu Akhlak dengan  Ilmu Tauhid

3.  Agar dapat memahami hubungan antara Ilmu Akhlak dengan Ilmu  Jiwa

4.  Agar dapat memahami hubungan antara Ilmu Akhlak dengan Ilmu Pendidikan

5.  Agar dapat memahami hubungan antara llmu Akhlak dengan Ilmu  Filsafat

6. Agar dapat memahami hubungan antara Akhlak dengan Ilmu Ekonomi


 

BAB II

PEMBAHASAN


 

 

A.  Hubungan Akhlak Allah, Manusia dan Alam

 

  HUBUNGAN AKHLAK KEPADA ALLAH

Akhlak  kepada Allah dilakukan dengan cara berhubungan dengan Allah melalui media – media yang telah disediakan Allah, yaitu ibadah yang langsung kepada Allah seperti sholat, puasa dan haji. Pelaksanaan ibadah- ibadah itu secara benar menurut ketentuan syariat serta dilakukan dengan ikhlas mengharap ridho allah SAW, merupakan akhlak yang baik terhadap-Nya.

Berakhlak  kepada Allah diajarkan pula oleh Rasul dengan bertahmid, takbir, tasbih, dan tahlil. Takmid adalah membaca hamdallah yang merupakan tanda terimakasih kepada Allah atas nikmat yang telah diberikan-Nya. Takbir adalah mengucap Allahu Akbar yang merupakan ungkapan pengakuan akan kemahabesaran Allah yang tiada taranya. Tasbih adalah menbaca subhanallah sebagai ungkapan kekaguman atas kekuasaan Allah yang tak terbatas yang ditampakkan dalam seluruh ciptaan-Nya. Tahlil adalah membaca la ilaaha illa llahu yaitu suatu ungkapan pengakuan dan janji seorang muslim yang hanya mengakui Allah sebagai sutu-satunya Tuhan. Berakhlak terhadap Allah diungkapkan pula melalui berdoa. Berdoa merupakan bukti ketakberdayaan manusia dihadapan Allah, karena itu orang yang tidak pernah berdoa dipandang sebagai orang yang sombong.

 

HUBUNGAN AKHLAK KEPADA MANUSIA

 

Akhlak terhadap manusia dapat dirinci menjadi:

1.    Akhlak terhadap Rasulullah (Nabi Muhammad) antara lain;

·  Mencintai rasulullah secara tulus dengan mengikuti semua sunnahnya.

·  Menjadikan Rasulullah sebagai idola, suri teladan dalam hidup dan kehidupan.

·  Menjadikan apa yang disuruh-Nya, tidak melakukan apa yang dilarang-Nya.

2.    Akhlak terhadap orang tua (Birrul Walidain), antara lain:

· Mencintai mereka melebihi cinta kepada kerabat lainnya.

· Merendahkan diri kepada keduanya diiringi perasaan kasih sayang.

· Berkomunikasi dengan orang tua dengan khidmat, mempergunakan kata-kata lemah lembut.

· Berbuat baik kepada ibu bapak dengan sebaik-baiknya, dengan mengikuti nasihat baiknya, tidak menyinggung perasaan dan menyakiti hatinya, membuat ibu bapak ridho.

· Mendoakan keselamatan dan keampunan bagi mereka kendatipun seorang atau kedua-duanya telah meninggal dunia.

3.    Akhlak terhadap diri sendiri antara lain:

· Memelihara kesucian diri.

· Menutup aurat

· Jujur dalam perkataan dan berbuat ikhlas dan rendah hati.

· Malu melakaukan perbuatan jahat

· Menjauhi dengki dan dendam.

·  Berlaku adil terhadap diri sendiri dan orang lain

· Menjauhi dari segala perkataan dan perbuatan sia-sia.

4.    Akhlak terhadap keluarga karib kerabat antara lain:

· Saling membina rasa cinta dan kasih sayang dalam kehidupan keluarga

· Saling menunaikan kewajiban untuk memperoleh hak

· Berbakti kepada ibu bapak

· Mendidik anak-anak dengan kasih saying

· Memelihara hubungan silaturahmi dan melanjutkan silaturahmi yang dibina orang tua yang telah meninggal dunia.

5.    Akhlak terhadap tetangga, antara lain :

· Saling mengunjungi 

· Saling bantu diwaktu senang lebih-lebih tatkala susah

· Saling beri memberi, saling hormat menghormati

· Saling menghindari pertengkaran dan permusuhan

6.    Akhlak terhadap masyarakat, antara lain :

· Memuliakan tamu

· Menghormati nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat bersangkutan

· Saling menolong dalam melakukan kebajikan dan taqwa

· Memberi makanan fakir miskin dan berusaha melapangkan hidup dan kehidupan

· Bermusyawarah dalam segala urusan

· Memtaati keputusan yang telah diambil

· Menepati janji

 

AKHLAK TERHADAP ALAM SEMESTA

Manusia merupakan bagian dari alam dan lingkungan, karena itu umat islam diperintahkan untuk menjalin hubungan yang baik dengan lingkungan hidupnya. Sebagai makhluk yang ditugaskan sebagai kholifatullah fil ardh, manusia dituntut untuk memelihara dan menjaga lingkungan alam. Karena itu, berakhlak terhadap alam sangat dianjurkan dalam ajaran islam. Beberapa prilaku yang menggambarkan akhlak yang baik terhadap alam antara lain, memelihara dan menjaga alam agar tetap bersih dan sehat, menghindari pekerjaan yang menimbulkan kerusakan alam.

 

B.  Akhlak dalam Ilmu Tasawuf dan Tauhid

 

Hubungan ilmu akhlak dengan ilmu tasawuf

     Pada ahli ilmu tasawuf pada umumnya membagi tasawuf menjadi tiga bagian. Pertama tasawuf falsafi, kedua tasawuf akhlaki dan ketiga tasawuf amali. Ketiga tasawuf ini tujuannya sama yaitu mendekatkan diri kepada Allah dengan cara membersihkan diri dari perbuatan tercela dan menghias diri dengan perbuatan yang terpuji. Ketiga macam tasawuf ini memiliki perbedaan dalam hal pendekatan yang digunakan.[4]

    Hubungan ilmu akhlak dengan ilmu tasawuf yaitu ketika mempelajari Tasawuf ternyata pula bahwa Al-Qur’an dan Al-Hadits mementingkan akhlak. Al-Qur’an dan Hadits menekankan kejujuran, persaudaraan, keadilan, tolong menolong, murah hati, pemaaaf, sabar, baik sangka, menepati janji, disiplin, mencintai ilmu, dan berfikiran lurus, nila-nilai ini yang harus dimiliki oleh seorang muslim dan  dimasukkan kedalam dirinya sejak kecil.

    Sebagaimana  diketahui bahwa dalam tasawuf masalah ibadah amat menonjol, karena tasawuf itu pada hakikatnya melakukan serangkaian ibadah seperti shalat, puasa, haji, dzikir, dan lain sebagainya. Yang semuanya itu dilakukan dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah. Ibadah yang dilakukan dalam rangka bertasawuf itu ternyata erat hubungannya dengan Akhlak.

 

Hubungan ilmu akhlak dengan ilmu tauhid

    Ilmu tauhid adalah ilmu ushuluddin, ilmu pokok-pokok agama, yakni menyangkut aqidah dan keimanan, ilmu tauhid dapat disebut juga dengan Ilmu kalam, yang merupakan disiplin ilmu ke Islaman yang banyak mengedepankan pembicaraan tentang persoalan-persoalan kalam Tuhan. Pada ilmu kalam ditemukan pembahasan iman dan definisinya, kekufuran dan manifestasinya, serta kemunafikan dan batasannya.[5] sedangkan ahlak yang baik menurut pandangan Islam haruslah berpijak pada keimanan. Iman tidak sekedar cukup disimpan dalam hati. Melainkan harus dilahirkan dalam perbuatan yang nyata dan dalam bentuk amal shaleh, barulah dikatakan iman itu sempurna, karena telah dapat direalisir.[6]

    Jelaslah bahwa akhlaqul karimah adalah mata rantai iman. Sebagai contoh, malu (berbuat kejahatan) adalah salah satu dari akhlakul mahmudah. Nabi dalam salah satu hadits menegaskan bahwa “malu adalah salah satu cabang dari keimanan”.[7]

   Sebaliknya akhlak yang dipandang buruk adalah akhlak yang menyalahi prinsip-prinsip iman. Seterusnya sekalipun manusia perbuatan pada lahirnya baik, tetapi titik tolaknya bukan karena iman maka hal itu tidak mendapatkan penilaian disisi Allah. Demikianlah adanya perbedaan nilai amal-amal baiknya orang beriman denganamal baiknya orang yang tidak beriman.[8]

    Hubungan antara Aqidah dan Akhlak tercermin dalam pernyataan Rosulullah SAW yang diriwayatkan oleh Abi Hurairah r.a :

اَكْمَلُ اْالمٌؤْمِنِيْنَ اِيْمَانًااَحْسَنُهُمْ خُلُقًا

“orang mu’min yang sempurna imannya adalah yang terbaik budi pekertinya”[9]

 


 


 

 

 

C. Akhlak dengan ilmu jiwa dan pendidikan

1.      Akhlak dengan ilmu jiwa

Dilihat dari bidang pembahasannya, Ilmu Jiwa membahas tentang  aspek kejiwaan yang tampak dalam tingkah laku manusia. Berdasarkan uraian tersebut, dapat diketahui bahwa dalam diri manusia terdapat potensi rohaniah yang cenderung kepada kebaikan dan keburukan. Selain itu, didalam ilmu jiwa juga mengandung informasi tentang perbedaan psikologis dalam setiap jenjang usia seseorang.  Gejala psikologis yang di alami setiap orang ini memberikan informasi tentang pentingnya penyampaian ajaran akhlak sesuai perkembangan jiwa. Dalam diri manusia terdapat potensi rohaniah yang cenderung kepada kebaikan dan keburukan. Potensi rohaniah tersebut secara rinci akan dibahas dalam kajian ilmu jiwa. Oleh karena itu, untuk mengembangkan ilmu akhlak, kita dapat memanfaatkan informasi yang berasal dari ilmu jiwa tersebut.  Selain itu dalam ilmu jiwa juga terdapat informasi tentang perbedaan psikologis yang dialami seseorang pada setiap jenjang usianya. Perbedaan psikologis tersebut memerlukan metode yang berbeda dalam proses pendidikan akhlaknya. Dengan demikian, ilmu jiwa dapat memberi masukan dalam rangka merumuskan metode pembeajaran dan pembinaan ilmu akhlak.

 

2.      Akhlak dengan ilmu pendidikan

Ilmu pendidikan dalam berbagai literatur banyak berbicara mengenai berbagai aspek yang ada hubungannya dengan tercapainya tujuan pendidikan. Ahmad D.Marimba mengatakan bahwa tujuan pendidikan adalah identik dengan tujuan hidup seorang muslim, yaitu menjadi hamba Allah yang mengandung implikasi kepercayaan dan penyerahan diri kepada-Nya. Pendidikan dalam pelaksanaanya memerlukan dukungan orang tua dirumah, guru di sekolah serta pimpinan tokoh masyarakat di lingkungan. Semua lingkungan ini merupakan bagian integral dari pelaksanaan pendidikan, yang berarti pula tempat dilaksanakannya pendidikan akhlak untuk meciptakan akhlak yang baik bagi generasi bangsa. Tujuan pendidikan dalam islam sangat erat kaitannya dengan penyempurnaan akhlak manusia. Tujuan tersebut dengan jelas menggambarkan bahwa ilmu pendidikan dan ilmu akhlak memiliki hubungan yang sangat erat kaitannya. Pendidikan merupakan sarana dalam pembentukan peserta didik sebagai seseorang yang berakhlak mulia.

D. Akhlak dengan filsafat dan ilmu perdagangan (ekonomi)

a.       ahlak dengan ilmu filsafat

Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang berusaha menyelidiki segala sesuatu yang ada dan yang mungkin ada dengan menggunakan pikiran. Filsafat memiliki bidang-bidng kajiannya mencakup berbagai diiplin ilmu antara lain :

a.       Metafisika             : penyelidikan dibalik alam yang nyata

b.      Kosmologi             : penyelidikan tentang alam (filsafat alam)

c.       Logika                   : pembahasan tentang cara berfikir cepat dan tepat

d.      Etika                      : pembahsan tentang tingah laku manusia

e.       Theodica               : pembahasan tentang ke-Tuhanan

f.       Antropologia         : pembahasan tentang manusia

Dengan demikian jelaslah bahwa etika termasuk salah satu komponen dalam filsafat. Banyak ilmu-ilmu yang pada mulanya merupakan bagian filsafat karena ilmu tersebut kian meluas dan berkembang dan akhirnya membentuk disiplin ilmu itu sendiri dan terlepas dari filsafat. Demikian juga etika, dalam proses perkembangannya sekalipun masih diakui sebagai bagian dalam pembahasan filsafat, kini telah merupakan ilmu yang mempunyai identitas sendiri.

b.      Akhlak dengan ilmu perdagangan (ekonomi)

1)      Niat yang benar dalam hal ini adalah menginginkan kebaikan untuk diri sendiri dan orang lain. Niat baik untuk diri sendiri berupa menjaga diri dari kengkomsumsi harta yang haram, menjaga kehormatan sehingga tidak meminta-minta, menguatkan diri sehingga bisa melakukan ketaatan kepada Allah menjaga jalinan silaturahmi, berbuat baik dengan kerabat dan niat-niat baik yang lain.

2)       Akhlak yang luhur.

Di antara akhlak luhur yang sangat diperlukan dalam dunia bisnis adalah jujur   amanah, qana’ah, memenuhi janji, menagih hutang dengan bijak, memberi tempat  untuk orang yang kesulitan melunasi hutangnya, memaafkan kesalahan orang lain, menunaikan kewajiban, tidak menipu dan tidak menunda-nunda pelunasan  hutang.

3)      Bisnis dalam hal-hal yang baik saja Allah telah menghalalkan yang baik-baik saja dan mengharamkan yang buruk- buruk bagi hamba-hambaNya.Seorang businessman muslim tidak akan keluar  dari bingkai ini meski ada tawaran yang menggiurkan dalam bisnis yang haram.

4)       Menunaikan kewajiban

Kewajiban yang paling penting adalah kewajiban terhadap Allah dalam harta para orang kaya. Itulah zakat, setelah itu adalah sedekah dan berbagai sumbangan sosial. Menjauhi riba dan berbagai transaksi terlarang yang mengantarkan kepada riba

5)       Tidak memakan harta orang lain dengan cara yang tidak benar

6)      Komitmen dengan berbagai peraturan yang ada

Meski ada beberapa peraturan yang tidak sejalan dengan syariat Islam,businessman muslim akan semaksimal mungkin menghindari berbagai tindakan yang akan menyebabkannya mendapatkan hukuman, bukan karena meyakini bahwa makhluk memiliki kewenangan untuk menetapkan aturan. Akan tetapi bertitik tolak dari kewajiban yang Allah tetapkan yaitu mencegah mafsadah (kerusakan) dan tidak mencampakkan diri ke dalam kebinasaan.

7)      Tidak merugikan pihak lain

Bisnisman muslim adalah seorang yang ksatria dalam persaingan bisnis. Dia  memiliki prinsip tidak merugikan pihak lain. Dia tidak akan mempermainkan  harta untuk merugikan pihak-pihak lain. Dia tidak akan mematok harga yang tinggi karena memanfaatkan kebutuhan orang lain terhadap barang yang dia jual atau karena mengingat dia adalah produsen satu-satunya.

8)      Loyal dengan orang-orang yang beriman

Oleh karena itu, businessman muslim tidak akan mengadakan hubungan dagang  dengan pihak-pihak yang secara terang-terangan menyatakan permusuhan dengan Islam dan kaum muslimin.

9)      Mempelajari hukum-hukum syar’i seputar muamalah

Diantara keyakinan setiap muslim adalah hukum-hukum syar’i itu mencakup   semua aspek kehidupan. Oleh karena itu, khalifah Umar mengusir pedagang yang tidak menguasai hukum jual beli dari pasar kaum muslimin.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

PENUTUP

A.      Kesimpulan

Ilmu akhlak adalah suatu ilmu yang sangat penting dimiliki manusia karena dengan ilmu akhlak jiwa kita lebih tenang damai, dan menjadi manusia yang lebih baik. Hubungan ilmu ahlak dengan ilmu tasawuf, tauhid, jiwa, pendidikan, filsafat adalah untuk mengetahui apakah keadaaan rohani dan jasmani baik individu ataupun masyarakat tertentu baik atau buruk. Dari banyaknya ilmu yang berkembang saat ini, hampir semuanya menjadikan ilmu akhlak sebagai landasannya.

     Dari uraian di atas disebutkan beberapa ilmu yang memiliki kaitan denga ilmu akhlak diantaranya yang pertama, ilmu tasawuf dengan Ilmu akhlak saling berkaitan dalam nilai-nilai yang sama dalam hal takwa kepada sang pencipta. Kedua, hubungan ilmu akhlak dengan ilmu tauhid yaitu ilmu tauhid sebagai landasannya, sedangakan ilmu akhlak sebagai media penjabaran dan peneladanan dari ilmu tauhid. Ketiga, keterkaitan ilmu akhlak dengan ilmu jiwa tampak pada pentingnya pengajaran akhlak pada perkembangan jiwa seseorang sesuai tingkat usia mereka. Keempat, kaitan ilmu akhlak dengan ilmu pendidikan dimana ilmu pendidikan dijadikan sebagai media transfer ilmu akhlak. Sehingga terciptanya akhlakyang baik bagi generasi penerus bangsa,. terakhir  ilmu akhlak dengan ilmu filsafat juga memiliki keterkaitan dengan adanya filsafat yang mengkaji sesuatu secara mendalam akan memudahkan dalam mendalami ilmu akhlak.

    Dengan kata lain akhlak dapat dijadikan sebagai objek kajian dalam filsafat.Dengan mengetahui berbagai ilmu yang berhubungan dengan Ilmu Akhlak tersebut, maka seseorang yang akan memperdalam Ilmu Akhlak, perlu pula melengkapi dirinya dengan berbagai ilmu pengetahuan yang disebutkan diatas. Selain itu uraian tersebut diatas menunjukan dengan jelas bahwa ilmu akhlak adalah  ilmu yang sangat akrab atau berdekatan dengan berbagai permasalahan lainnya yang ada disekitar kehidupan manusia.

B.      Saran

Perlu adanya metode penelitian lebih lanjut akan meningkatkan upaya peningkatan diskusi terhadap pemuda sebagai salah satu cara memaksimalkan potensi generasi dalam membentangi dirinya dari radikalisme agama yang berkembang.

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Amin, Ahmad. (1975). Etika (Ilmu Akhlak). Jakarta: Bulan Bintang

Anwar, Rosihan. (2010). Akhlak Tasawuf. Bandung: Pustaka Setia

AS, Asmaran. (1992). Pengantar Studi Akhlak. Jakarta: Rajawali Press

Bartens, K. (2004). Etika. Jakarta: Gramedia

Nasution, Ahmad Bangun dan Royani Hanum Siregar. (2013). Akhlak Tasawuf. Depok: Raja        Grafindo Persada

Nata, Abuddin. (2014). Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Surajiyo. (2007). Ilmu Filsafat Suatu Pengantar: Jakarta: BumiAksara

Ya’qub, Hamzah. (1988). Etika Islam Pembinaan Akhlakul Karimah (Suatu Pengantar).    Bandung: Diponegoro

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

No comments:

Post a Comment