Friday, 24 September 2021

ASUHAN KEPERAWATAN MALARIA

 

KATA PENGANTAR

 

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya sehingga Asuhan Keperawatan tentang Malaria untuk mata kuliah keperawatan medikal bedah dapat terselesaikan dengan baik. Adapun tujuan dari pembuatan Asuhan Keperawatan ini ialah untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen kepada kami sebagai mahasiswa program studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Abulyatama.

Kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan baik dari cara penulisan maupun isi dari Asuhan Keperawatan ini, karenanya kami siap menerima baik kritik maupun saran dari dosen dan pembaca demi tercapainya kesempurnaan dalam pembuatan berikutnya.

Kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan Asuhan Keperawatan ini,kami sampaikan penghargaan dan terima kasih.Semoga Tuhan yang Maha Esa senantiasa melimpahkan berkat dan bimbingannya kepada kita semua.

 

 

 

 

Lampoh Keude,  29 September 2021

 

 

Kelompok 3


DAFTAR ISI

 

Halaman

 

KATA PENGANTAR........................................................................................... i

DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii

 

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1

1.1.   Latar Belakang .......................................................................................... 1

1.2.   Tujuan Penulisan ....................................................................................... 2

1.3.   Metode Penulisan ..................................................................................... 2

 

BAB II TINJAUAN TEORITIS.......................................................................... 3

1.1       Defenisi ..................................................................................................... 3

1.2       Anatomi dan fisiologi ............................................................................... 3

1.3       Etiologi ..................................................................................................... 4

1.4       Patofisiologi .............................................................................................. 5

1.5       Manifestasi Klinis ..................................................................................... 6

1.6       Penatalaksanaan......................................................................................... 7

 

BAB  III ASUHAN KEPERAWATAN.............................................................. 9

3.1  Pengkajian.................................................................................................... 9

3.2  Analisasi Data............................................................................................ 13

3.3  Intervensi Keperawatan............................................................................. 14

3.4  Evaluasi keperawatan................................................................................. 17

 

BAB IV PENUTUP............................................................................................. 20

4.1     Kesimpulan ............................................................................................. 20

4.2     Saran ....................................................................................................... 20

 

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 21


BAB I

PENDAHULUAN

 

1.1. Latar Belakang

Malaria adalah penyakit yang bersifat akut mupun kronik disebabkan oleh protozoa genus plasmodium ditandai dengan demam, anemia dan splenomegali (Mansjoer Arif, 2000; 54) Malaria adalah penyakit dan penyebaranya di dunia sangat luas yakni antara garis bujur 60° di utara dan 40° di selatan yang meliputi dari 100 negara yang beriklim tropis dan subtropis. Penduduk yang terkena malaria berjumlah sekitar 0,3 milhar atau 41% dan penduduk dunia. Setiap tahun jumlati kasus malaria 3UU-5UU juta dan mengakibatkan 1,5 s/d 2,7 juta kematian terutama di Afrika sub-sahara. Sedangkan situasi malaria di Asia Tenggara pada tahun 1996; di Bangladesh penduduk yang terkena malaria 125 ribu dari 100 juta penduduk yang beresiko malaria dan diantranya 43,8% adalah plasmodium falciparum, di negara India yang terkena malaria 2,85 juta dari 850 juta yang terkena malaria dan diantaranya 38,6% adalah plasmodium falciparum; di negara Myanmar penduduk yang terkena malaria 59 ribu dari 42 juta yang beresiko terkena malaria dan diantaranya 85,5% plasmodium falciparum; di negara Nepal 7 ribu terkena malaria dari 14 juta penduduk yang beresiko terkena malaria dan diantaranya 95% adalah plasmpdium falciparum; di Srilanka penduduk yang terkena malaria 143 ribu dari 10 juta penduduk yang beresiko malaria dan diantaranya 21,5% adalah plasmodium falciparum; di negara 2 Thailand penduduk yang terkena malaria 88 ribu dari 40 juta penduduk yang beresiko malaria dan diantaranya 58,6% adalah plasmodium falciparum; di Indonesia penduduk yang terkena malaria 100 ribu dan 100 juta penduduk yang beresiko terkena malaria dan diantaranya 65,9% adalah plasmodium falciparum. Sedangkan di Sumatera Utara dari 118358 jumlah penduduk diantaranya 49833 yang terkena kasus malaria.

 Dengan melihat data-data di atas khususnya dari segi penyebab dan faktor keterlambatan penanganan yang menimbulkan komplikasi dan bahkan kematian maka penulis tertarik untuk memilih kasus ini agar dapat melakukan asuhan keperawatan pasien dengan malaria.

Salah satu upaya yang dilakukan perawat yaitu bagaimana perawatan yang intensif pada penyembuhan penyakit malaria. Maka untuk mencapai kondisi tersebut diterangkan suatu pendekatan pelayanan kesehatan dengan menerapkan asuhan keperawatan pada pasien dengan malaria.

 

1.2. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini adalah untuk mengetahui asuhan keperawatan intenstif-penyakit malaria.

 

1.3. Metode Penulisan

Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini penulis menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan studi kasus yang menggunakan tehnik:

1.      Anamnese yaitu wawancara yang meliputi:

a.       Allonamnese yaitu anamnese yang diperoleh dari keluarga/orang lain

b.      Autoanamnese yaitu anamnese yang diperoleh secara langsung dari pasien

2.      Observasi yaitu pengamatan secara langsung terhadap kondisi pasien dalam menerapkan asuhan   keperawatan (inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi)

3.      Studi kepustakaan yaitu dengan mempelajari buku-buku yang berhubungan dengan malaria

4.      Studi dokumentasi yaitu mempelajari dokumen pasien yang berhubungan dengan karya tulis ilmiah ini seperti status pasien dan catatan perawat

 


BAB II

TINJAUAN TEORITIS

 

2.1  Defenisi

1.      Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh protozoa obligat intraseluler dari plasmodium. (Harijanto, 2001:1)

2.      Malaria adalah suatu penyakit yang bisa menjadi kronik disebabkan oleh protozoa yang hidup inti sel, genus plasmodium. (Saifoellah, 1996:504)

3.      Malaria adalah penyakit yang dapat bersifat akut atau kronik disebabkan oleh protozoa genus plasmodium ditandai dengan demam, anemia dan splenomegali. (Mansjoer Arif, 2000:54)

4.      Malaria adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh protozoa genus plasmodium dan  ditularkan oleh nyamuk species anopeles. (Faisal Yatim, 2007:47)

 

2.2  Anatomi dan fisiologi

1.      Anatomi

Darah adalah jaringan ikat yang sel-selnya (elemen) tertahan dan dibawa dalam matriks cairan (plasma). Darah lebih berat dibandingkan air dan lebih kental, cairan ini memiliki rasa dan bau yang khas serta PH 7/4 5 (7,35-7,45). Warna darah bervariasi dari merah cerah sampai merah tua kebiruan bergantung pada kadar oksigen yang dibawa sel darah merah. Volume darah total sekitar 5 liter. Pada laki-laki dewasa berukuran ratarata dan kurang sedikit dari perempuan dewasa. Volume ini bervariasi sesuai ukuran tubuh dan berbanding terbalik dengan jumlah cairan dalam tubuh. Volume ini juga bervariasi tergantung perubahan cairan darah dan konsentrasi elektrolitnya. (Etheel Sloone, 2004:218-219) Sel darah merah terdiri dari:

a.       Eritrosit atau sel darah merah

b.      Leukosit atau sel darah putih

c.       Trombosit atau pembuluh darah

Sel darah merah atau eritrosit berupa cakram kecil, cekung pada kedua sisinya sehingga dilihat dari samping nampak seperti dua bulan sabit yang saling bertolak belakang dan berdiameter 7,65 mm. Dalam setiap mililiter kubik darah terdapat 5.000.000

sel darah Sel darah merah memerlukan protein karena strukturnya terbentuk dari asam animo. Mereka juga memerlukan diit seimbang yang berupa zat besi.

2.      Fisiologi

Sel darah merah dibentuk dalam sum-sum tulang terutama dari tulang pendek, pipih dan tidak beraturan dan jaringan kanselus pada ujung tulang 6 pipa dan dari sum-sum dalam batang iga, iga dan dari sternum. (Evelyn C.Piere, 2006:133)

Sel darah merah biasanya bersirkulasi selama 120 hari septum menjadi rapuh dan mudah pecan walaupun sel darah merah matang tidak memiliki nukleat, mitokondria ataupun retikulum endoplasma, enzim sitoplasmanya mampu mengkonsumsi ATP untuk waktu yang terbatas ini. Fragmen sel darah merah yang rusak atau terdisintegrasi akan mengalami fagositosis oleh mikrofag dalam limfa, hati, sum-sum tulang dan jaringan tubuh lain.

a.       Globin (bagian protein) Hg A terdegredasi menjadi asam amino kemudian akan diperbaharui untuk sintesis protein selular

b.      Hem (bagian yang mengandung zat besi) dirubah menjadi biliverdin (pigmen hijau) dan kemudian menjadi bilirubin (pigmen kuning) yang lepas kedalam plasma, bilirubin diserap hati dan disekresi dalam empedu

c.       Sebagian besar zat besi yang dilepas oleh hem akan diambil untuk diperbaharui dalam proses sintesis Hg A selanjutnya (Etheel Sloan, 2004:222)

 

2.3    Etiologi

Malaria disebabkan oleh protozoa obligat intraseluler dari genus plasmodium dan ditularkan oleh nyamuk species anopeles betina. Selain itu gigitan nyamuk malaria dapat ditularkan langsung melalui transfusi darah atau jarum suntik yang tercemar darah serta dari ibu hamil dan bayinya.

 

2.4    Patofisiologi

Daur hidup specieses malaria terdiri dari fase seksual (sporogoni) yang berlangsung pada nyamuk anopeles dan fase aseksual yang berlangsung pada manusia yang terdiri dari fase eritrosit dan fase yang berlangsung didalam parenkim sel hepar

1.      Fase aseksual

a.       Fase yang berlangsung didalam parenkim sel hepar/jaringan Pada fase jaringan sporozoit masuk dalam aliran darah ke sel hati dan berkembang biak membentuk skizon hati yang mengandung merozoit. Proses ini disebut skizogoni praeritrosit. Lama fase ini berbeda untuk tiap fase. Pada akhir fase ini skizon pecah dan merozoit keluar dan masuk aliran darah disebut sporulasi. Pada plasmodium vivax dan plasmodium ovale. Sebagian sporozoit membentuk hipnozoit dalam hati sehingga dapat mengakibatkan relaps jangka panjang dan rekurens

b.      Fase eritrosit Fase eritrosit dimulai dan merozoit di dalam darah menyerang eritrosit membentuk tropozoit. Proses berlanjut menjadi tropozoitskizon-mirozoit. Setelah 2-3 generasi mirozoit dibentuk, sebagian mirozoit berubah menjadi bentuk seksual. Masa antara permulaan infeksi sarnpai ditemukannya parasit dalam darah tepi adalah masa prapaten sedangkan masa tunas/inkubasi intrinsik dimulai dari 8 masuknya sporozoit dalam badan hospes sampai timbulnya gejala klinis demam. (Mansjoer Arif, 1999:409)

2.      Fase seksual

Setelah darah masuk ke usus nyamuk maka protein eritrosit akan dicerna pertama oleh enzim tripsin kemudian oleh enzim amino peptidase dan selanjutnya karboksipeptidase sedangkan komponen karbohidrat akan dicerna oleh enzim glikosidase. Gametosit matang didalam darah penderita yang terhisap oleh nyamuk pada saat minum darah akan segera keluar dari eritrosit selanjutnya akan mengalami proses pematangan di dalam usus nyamuk untuk menjaai garnet (gematogenesis), Makrogametosit segera membentuk makrogamet sedangkan pembentukan mikrogamet mencapai puncaknya 25 menit setelah nyamuk mengisap darah.

 

2.5  Manifestasi Klinis

1.      Tanda dan gejala

a.       Demam

Demam khas malaria terdiri atas 3 stadium (Trius Malaria)

1)      Periode dingin

 Mulai mengigil, kulit dingin dan kering, penderita sering membungkus diri dengan selimut atau sarung dan pada saat mengigil sering seluruh tubuh bergetar dan gigi-gigi saling terantuk, pucat sampai sianosis seperti orang kedinginan. Periode ini berlangsung 15 menit sampai 1 jam diikuti dengan meningkatriya temperatur

2)      Periode panas

Penderita muka merah, kulit panas dan kering, nadi cepat dan panas badan tetap tinggi dapat sampai 40°C atau lebih, penderita membuka blanketnya, respirasi meningkat, nyeri kepala, nyeri retro-orbital, muntah-muntah, dapat terjadi syok (tekanan darah turun), kesadaran delirium sampai terjadi tegang (anak). Periode ini lebih lama dari fase dingin, dapat sampai 2 jam atau lebih diikuti dengan keadaan berkeringat.

b.      Periode berkeringat

Penderita berkeringat mulai dari temporal diikuti seluruh tubuh sampai basah, temperatur turun, penderita merasa capek, sering  tidur. Bila penderita bangun akan merasa dan dapat melakukan pekerjaan biasa. (Harijanto, 2000:153)

2.       Spienomegali

Splenomegali merupakan gejala khas malaria kronik, limpa akan teraba setelah 3 hari dari serangan infeksi akut, limpa menjadi bengkak, nyeri dan hiperemis. Limpa mengalami kongesti, menghitam dan menjadi keras karena timbunan pigmen eritrosit parasit dan jaringan ikat yang bertambah

3.       Anemia

Gejala anemia merupakan gejaia yang senna dijumpai paua UUCKSI malaria. Derajat malaria tergantung pada species penyebab yang paling berat adalah karena P. Falciparum. Beberapa mekanisme terjadinya anemia adalah:

a.       Pengerusakan eritrosit oleh parasit

b.      Hambatan eritropoesis yang sementara

c.       Hemolisis karena proses complemen mediatel immune complex

d.      Eritrofagositosis

e.       Penghambatan pengeluaran retikulosit

4.       Ikterus

Ikterus disebabkan karena hemolisis dan gangguan hepar. Malaria laten adalah masa pasien di luar masa serangan demam. Periode ini terjadi jika parasit - parasit tidak dapat ditemukan dalam darahtepi, tetapi stadium eksoeritrosit masih bertahan dalam hati

 

2.6  Penatalaksanaan

Penatalaksanaan malaria meliputi pengobatan yang radikal mengikuti kebijakan nasional pengendalian malaria di . Pengobatan dengan artemisinin-based combination therapy (ACT) hanya boleh diberikan pada pasien dengan hasil pemeriksaan darah malaria positif. Pada kasus malaria berat, penatalaksanaan tidak boleh ditunda.

·         Berobat Jalan

Pasien malaria nonfalciparum tanpa gejala berat dan dapat mengonsumsi obat oral dapat berobat jalan. Evaluasi pengobatan dilakukan pada hari ke-3, -7, -14, -21, dan -28 berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan darah mikroskopis. Edukasi pasien untuk segera memeriksakan diri jika ada pemburukan klinis tanpa menunggu jadwal tersebut.

Pasien rawat inap dengan keadaan umum dan kesadaran baik, telah bebas demam 3 hari tanpa obat penurun demam dan pemeriksaan parasit negatif 3 kali berturut-turut dengan jarak waktu 12-24 jam, dapat dipulangkan dan berobat jalan.

 


BAB  III

ASUHAN KEPERAWATAN

 

3.1  Pengkajian

1.      Identitas klien

Nama                          :Ny. T

Umur                          :46 Tahun

Jenis Kelamin             :Perempuan

 Pendidikan                :SMA/FARMASI

Agama                        :Islam

Alamat                        :Lapodi

No. RM                      :568642

Ruangan                     : Ruang Interna

Tanggal masuk           :17 maret 2019

Tanggal pengkajian    :18 Maret 2019, pukul 10.00 WIB

Diagnosa medis          : Malaria

 

Identitas Penanggung Jawab

Nama                          :Tn M

Umur                          :48 Tahun

Jenis Kelamin             :Laki-laki

Pendidikan                 :SMA

Agama                        :Islam

Alamat                        :Lapodi

Hubungan dengan Keluarga : Suami

2.      Keluhan utama

a.       Riwayat kesehatan Sekarang

Klien dibawa oleh keluarga ke IGD RSUD Pasarwajo

Kabupaten Buton pada tanggal 17 Maret 2019 pukul 10.00

WITA dengan keluhan demam dirasakan sejak 1 minggu yang

lalu, keluhan menggigil baru dirasakan sejak kemarin (16

Maret 2019), merasa mual, muntah satu kali, tubuh terasa

panas, sering berkeringat, kepala pusing, seluruh tubuh

dirasakan sakit dan pegal-pegal. Tiga hari yang lalu klien

sudah minum obat yang di beli di warung yaitu paracetamol

guna menurunkan panas tetapi tidak ada perubahan. Tanda

tanda vital : TD : 120/80 mmHg, Nadi : 86 x/menit, Pernafasan

: 22 x/menit, Suhu : 380C, Berat badan : 49 kg, Tinggi badan :

155 cm.

Saat dilakukan pengkajian pada tanggal 18/03/2019

pukul 10.00 WITA, keadaan umum klien masih tampak lemah,

mukosa bibir terlihat kering, conjungtiva anemis, klien

mengeluh terasa nyeri pada daerah persendian tulang dan juga

otot, skala nyeri 3 (1-5), tubuh terasa pegal-pegal, merasa

mual, nyeri pada uluh hati, lidah terasa pahit, tidak ada nafsu

makan, sakit kepala, panas pada tubuh sering dirasakan hilang

timbul dan sering berkeringat, keluhan menggigil sudah

berkurang tidak seperti pada saat pertama masuk. Klien jugamengeluh bahwa hasil labornya haemoglobin rendah yaitu 7,5

gr/dl menurut saran dokter untuk tranfusi darah 3 kantong,

untuk menormalkan Hb. Klien tampak pucat, akral teraba

dingin, ekstremitas atas terpasang infus dan sedang dilakukan

transfusi. Tanda vital : TD :110/70 mmHg, Nadi : 90 X/menit,

Pernafasan : 22 x/menit, Suhu : 370C.

b.      Riwayat Kesehatan Dahulu

Sebelumnya klien pernah mengalami demam seperti

sekarang ini dengan diagnosa yang sama yaitu Malaria pada

dua tahun yang lalu dan dirawat selama 3 hari di ruang Ruang

Interna RSUD Pasarwajo Kabupaten Buton. Riwayat operasi

caesaria : 1 (satu) kali karena melahiran kembar pada tahun

2003.

c.       Riwayat Kesehatan Keluarga

Dalam keluarga Ny. T terdapat keluarga yang pernah

mengalami penyakit malaria yaitu suaminya, anak pertama dan

anak kedua.

3.      Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum : Lemah

Tekanan darah : 100/70 mmHg

Nadi : 90 x/menit

Suhu : 370C

Pernapasan : 22 x/menit

Pemeriksaan head to toe :

a. Kepala :

1) Rambut :

Inspeksi : Distribusi rambut merata, warna rambut hitam,

kulit kepala terlihat bersih, terlihat banyak

rambut yang gugur pada bantal tempat tidur

klien.

Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.

2) Mata :

Inspeksi : Fungsi penglihatan kurang klien menggunakan

kacamatan, letak simentris, sklera anikterik,

conjungtiva anemis, sekret tidak ada, pupil

isokor, reflek cahaya positif.

3) Telinga :

Inspeksi : Bentuk simetris, tidak ada pengeluaran cairan

serumen, tidak ada penumpukan serumen, tidak

ada gangguan pendengaran.

Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.

4) Hidung :

Inspeksi : Bentuk simetris, klien mampu membedakan

bau-bauan,mukosa kering, benjolan tidak ada,

polip tidak ada, tidak ada tanda-tanda

peradangan.

Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.

5) Mulut :

Inspeksi : Mukosa bibir terlihat kering, lidah terlihat kotor,

tidak ada lesi, tidak ada stomatitis, lidah terasa

pahit, tidak ada karies.

b. Leher :

Inspeksi : Tidak ada pembesaran vena jugularis, tidak ada

pembesaran kelenjar tyroid.

Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.

c. Thorak

Inspeksi : Bentuk simetris, tidak ada benjolanatau bekas luka

operasi, tidak ada alat bantu pernafasan.

Auskultasi : Irama jantung teratur, bunyi jantung 1 normal, bunyi

jantung II normal, bunyi nafas vesikuler, tidak ada

wheezing, tidak ada ronchi.

Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.

Perkusi : Redup, resonan pada lapang paru.

d. Abdomen :

Inspeksi : Terlihat distensi, tidak ada benjolan, terdapat bekas

luka operasi.

Auskultasi : Bising usus 12 x/menit.Palpasi : Nyeri tekan epigastrik (+), tidak ada pembesaran

hepar atau limpa.

Perkusi : Timpani.

e. Ekstermitas :

Atas : Akral dingin, udema tidak ada, tangan kiri

terpasang infus dan sedang transfusi darah.

Bawah: Akral dingin, tidak ada varises, klien jarang

menggerakan kakinya karena masih merasa lemah.

 Kekuatan otot ekstremitas atas dan bawah :

 4444 4444

 4444 4444

 

4. Data Psikologi :

 Saat dikaji ekspresi wajah klien terlihat cemas terhadap

penyakit yang dialami, dan klien berharap cepat sembuh.

5. Data Sosial Ekonomi

 Klien adalah seorang wanita karier yang bekerja di balai

POM dikarenakan klien sedang sakit perkerjaan klien jadi terganggu

dan klien tidak dapat masuk kerja.Klien mengatakan kebiasaan

sehari-hari klien sebelum tidur klien menggunakan obat seprot

nyamuk, klien tidur tidak menggunakan kelambu, klien mengatakan

pada ventilasi rumah tidak terpasang kawat kasa, klien juga tidak

memiliki kandang ternak, klien tinggal pada wilayah pemukiman

yang padat,tidak terdapat genangan air pada sekitar rumah klien,

namun hanya terdapat selokan didepan rumah namun telah ditutup

 

3.2  Analisasi Data

NO

DATA OBJEKTIF

MASALAH

 

 

Ds : Klien mengeluh kepala terasapusing

Do :

TTV : Tensi darah hipotensi, nadicepat

Terdapat sianosis

Akral dingin

Kulit pucat

Klien tampak gelisah

Hb dibawah normal

Conjungtiva anemis

Mukosa bibir tampak kering

Hasil pemeriksaan DDR (+)

Perubahan Perfusi

Jaringan

 

2

Ds : klien mengatakan bahwa klien tidak nafsu

makan dan perutnya mual,dan pernah muntah

>1x

Do :

Porsi makan yang dihabiskan terlihat

hanya 3 sendok makan

Keadaan umum tampak lemah

BB klien di bawah normal/biasanya

Tinggi badan tidak seimbang dengan BB

Klien tampak pucat

Mukosa bibir tampakk kering

Resiko

ketidakseimbangan

nutrisi kurang dari

kebutuhan

 

3

Ds : Klien mengatakan merasa mual, dan

muntah > 3x, tidak ada keinginan untuk minum

TTV : TD : hipotensi, nadi : takikardi,

suhu >380C.

Tugor kulit tidak elastis

Haluaran urin tidak adekuat

 Intake dan output tidak seimbang

Membran mukosa kering

Aktual/resiko tinggi

gangguan elektrolit

 

 

 

 

 

 

3.3  Intervensi Keperawatan

NO

DIAGNOSA KEPERAWATAN

NOC

NIC

1

Perubahan perfusi

jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler yang di

perlukanuntuk pengiriman oksigen

dan nutrient dalam

tubuh

Tujuan : setelah dilakukan

perawatan dalam waktu

4x24jamtidakterjadipenurunan

tingkat kesadaran dan dapat

mempertahankancardiac output secara adekuat guna

meningkatkan perfusi jaringan.

 Kriteria hasil :

 Tanda-tandavital normal

 Klien tidak mengeluh pusing

 Klien tidak gelisah

 Tidak terdapat sianosis

 Kulit segar

 Hemoglobin normal

 Akral hangat

 Conjungtiva ananemis

 Mukosa bibir tampak lembab

1. Memeriksa tanda-tanda vital

2.Catat adanya keluhan pusing.

3.Kurangi aktivitas yang merangsang timbulnya respons valsava/aktivitas.

4.Tingkatkan tirah baring.

5.Observasi perubahan sensori dan

tingkat kesadaran pasien yang

menunjukan penurunan perfusi otak

(gelisah, confuse/bingung, apatis,

somnolen)

 

2

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Aktual/risiko tinggi

gangguan elektrolit

berhubungan

dengan diuresis

osmotik, diaforesis

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tujuan : setelah

dilakukan

perawatan dalam

waktu 4x24jam

tidak terjadi

hiponatremi dan

hipokalemi atau

kondisi

hiponatremi dan

hipokalemi.

Kriteria hasil :

TTV dalam

batas normal

Turgor kulit

elastis

Haluaran urin

adekuat

 Intake dan

 

 

1. Ukur/ catat

haluaran urine

dan catat

intake-output

pasien.

2. Observasi

tanda–tanda

vital.

3. Palpasi

denyut nadi

perifer

 

 

 

 

 

 

 

 

 

3

Hipertermi

berhubungan dengan

peningkatan

metabolisme,

dehidrasi,

efek langsung

sirkulasi kuman

pada hipotalamus.

Tujuan :Setelah

dilakukan

perawatan dalam

waktu

4x24jamterjadi

penurunan suhu

tubuh dan panas

tidak berulang.

Kriteria hasil :

 Pada palpasi tubuh teraba

tidak panas

 Suhu tubuh normal

 Mukosa bibir lembab

 DDR (-)

 Klien tidak gelisah

 Klien mampu

menjelaskan

kembali pendidikan kesehatan

yangdiberikan.

 

 

1.Evaluasi TTV

pada setiap

pergantiann sif

atau setiap ada

keluhan dari

klien.

2.Anjurkan klien

untuk

memakaikan

pakaian yang

tipis dan dapat

menyerap

keringat.

3.Anjurkan

memberikan

selimut bila

menggigil.

 

 

 

 

 

NO

 

HARI TANGGAL

IMPLEMENTASI

1

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

2

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

3

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

SENIN

20/09/2021

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

SENIN

20/09/2021

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

SENIN

20/09/2021

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

1. Memeriksa tanda-tanda vital dan

menanyakan keluhan klien.

2. Menanyakan adanya keluhan

pusing.

3. Menyarankan kepada klien untuk

mengurangi aktivitas yang

merangsang timbulnya respon

valsava/aktivitas

4. Menganjurkan klien untuk

meningkatkan tirah baring.

5. Observasi perubahan sensoridan tingkat kesadaran pasien

yang menunjukanpenurunan perfusi

otak (gelisah,onfuse/bingung,apatis, somnolen).

6. Memantau tetesantransfusi darah.

(Pemberian

transfusi darah

PRC (packed red

cells).

 

1. Menganjurkan

klien untuk

menggunakan

pakaian yang tipis

dan dapat

menyerap keringat

bila tubuh terasa

panas.

2. Menganjurkan

klien untuk

menggunakan

selimut bila tiba-

tiba tubuh menjadi dingin dan

menggigil.

3. menganjurkan klien untuk

melakukan kompres air hangat

 

1. Mengkaji pengetahuan klien

tentang intake

nutrisi.

: 2. Menganjurkan klien agar makan

makanan dalam keadaan hangat.

3. Menganjurkan klien untuk makan

makanan lunak

dalam porsi kecil

tapi sering.

4. Diskusikan makanan yang

disukai klien dan masukan dalam

diet murni.

5. Melaksanakan pemberian obat

anti emetik.

 6. Memonitor perkembangan

berat badan klien

 

3.4  Evaluasi keperawatan

NO

Hari/tanggal

Evaluasi

1

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

2

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

3

 

Senin

20/09/2021

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Senin

20/09/2021

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

senin

20/09/2021

S : Klien mengatakan

sudah tidak merasakan

sakit kepala lagi.

O:

- TTV :

TD : 100/70

mmHg

Nadi : 80 x/menit

Pernafasan: 20 x/menit

Suhu : 370C

- Akral teraba hangat

- Kulit tampak segar

- Haemoglobin 9 Gr/dl

- Conjungtiva ananemis

A : Masalah perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen

seluler yang di perlukan untuk pengiriman oksigen dan nutrient dalam

tubuh dapat teratasi.

 

P : Intervens

S : Klien mengatakan malam tadi setelah

meminum obat clobazam sebelum tidur klien bisa tidur dengan nyenyak dari jam 23.00- 05.00.

Tubuh klien masih dirasakan sering berkeringat namun sudah tidak merasa panas lagi.

O : - TTV : TD : 100/70 mmHg

Nadi : 80

x/menit

Pernafasan: 20

x/menit

Suhu : 370C

- Pada palpasi tidak

panas lagi

- Mukosa bibir

terlihat lembab

A : Masalah hipertermi

berhubungan dengan

peningkatan

metabolisme, dehidrasi,

efek langsung sirkulasi

kuman pada

hipotalamus dapat teratasi.

 

P : Intervensi dihentikan

S : Klien mengatakan

perutnya sudah merasa enakan sekarang sudah

tidak ada rasa mual

ataupun nyeri pada

uluh hati.

O :

- Mual (-), Muntah (-)

- Keadaan umum

membaik

- Klien tampak

menghabiskan

seluruh makanan

yang disajikan oleh

ahli gizi.

- Berat badan : 49 kg

- Tinggi badan : 155

cm

A : Masalah resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

intake yang tidak dekuat ; anorexia, mual/muntah dapa teratasi.

P : Intervensi dihentikan

BAB IV

 PENUTUP

 

Setelah penerapan asuhan keperawatan sistem hematologi dengan malaria, maka dapat mengambil kesimpulan dan saran yang dapat bermanfaat bagi perkembangan dan peningkatan pelayanan keperawatan pasien malaria pada khususnya.

4.1. Kesimpulan

1.      Pada tahap pengkajian, penulis dapat melakukan pengumpulan data yang meliputi wawancara langsung kepada pasien dan keluarga, observasi, pemeriksaan fisik sehingga data ini membantu penulis dalam menganalisa data dan merumuskan diagnosa sesuai dengan kondisi pasien.

2.      Bahwa pada tahap diagnosa keperawatan yang jumpai pada pasien ada 5 diagnosa dimana 4 diantaranya ada terdapat pada tinjauan teoritis yakni : hipertensi berhubungan dengan infeksi virus plasmodium, kekurangan volume cairan berhubungan dengan muntah , intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik ; ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan dan ada 1 diagnosa keperawatan yang ada pada kasus tetapi tidak ada teoritis yakni :

3.      Perencanaan disusun setelah memprioritaskan masalah yang ada terlebih dahulu. Dalam menyusun tujuan intervensi dan rasionalisasi penulis menyesuaikan sesuai dengan data/masalah yang ditemukan dengan kondisi pasien.

4.      Pada tahap implementasi melaksanakan asuhan keperawatan berdasarkan rencana yang penulis susun dengan dukungan dan keterlibatan pasien, keluarga dan perawat.

5.      Setelah melakukan implementasi sesuai dengan rencana tindakan sebelumnya dilakukan evaluasi untuk melihat tingkat keberhasilan yang sudah dicapai penulis.

 

 

 

4.2. Saran

  1. Diharapkan sebelum melakukan pengkajian langsung terhadap pasien terlebih dahulu menguasai konsep sehingga dapat mempermudah pengumpulan data. Dalam pengumpulan data ini penulis melakukan hubungan baik dengan dan keluarga sehingga mempermudah dalam pengumpulan data. Jadi diharapkan mampu melakukan hubungan yang baik dengan pasien dan keluarga
  2. Diharapkan agar mampu menegakkan diagnosa dengan tepat sesuai dengan tanda dan gejala yang ada sehingga masalah yang ada dapat segera tertangani.
  3. Diharapkan dalam menyusun intervensi keperawatan, tidak hanya berpatokan pada konsep tetapi dapat juga melihat dengan keburuhan pasien.
  4. Pada tahap implementasi mampu rne-akukan karena ad any a kerja sama dengan pasien. Jadi diharapkan rr:2~.ru rekerjasama dengan pasien sehingga implementasi dapat berjaian dengan baik. 5. Pada tahap evaluasi diharapkan mampu melakukan penilaian terhadap perkembangan keadaan pasien sehingga penulis mampu memberikan penyuluhan kepada pasien dan keluarga

DAFTAR PUSTAKA

 

Doenges Marilyn.2000. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta; EGC Gilles H.M. 1997. Penatalaksanaan Malaria Berat dan Berkomplikasi. Jakarta;

Hipocrates. Harijanto, PN 2000. Malaria. Jakrta ; EGC. Harrison. 1999. Prinsip-Prinsip llmu Penyakit Dalam Edisi 13 Volume 2. Jakarta ; EGC.

Mansjoer Arif. 1999. Kapita Selekta Kedoteran Edisi 3 Jilid I. Jakarta ; Media Aesculapius.

Noer Sjaifoellah. 1996. llmu Per.yakit Dalam. Jakarta ; Balai Penerbit FKUI. Sloane Elheel. 2004. Anatomi dan Fisioiogi Untuk Pemuia. Jakarta, EGC.

Yatim Faisal. 2007. Penyakit Menular. Jakarta ; Pustaka Obor Popular

 

 

 

 

 

 

 

No comments:

Post a Comment