Puji syukur praktikan panjatkan kehadirat Allah
SWT yang maha kuasa atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan penyusunan Modul pembelajaran tentang Komunikasi
Kesehatan ini dengan baik dan lancar. Dalam penyusunannya, penulis ucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan dorongan dan support
kepada penulis untuk menyelesaikan Modul ini.
Namun disamping itu menyadari masih banyak
kekurangan dalam penulisan modul ini, oleh karena itu praktikan mengharapkan
kritik dan saran yang membangun agar modul ini dapat lebih baik lagi.
08
Agustus 2021
DAFTAR
ISI
Halaman
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Pengertian KIE
KIE
merupakan salah satu program pelayanan luar balai yang berorientasi pada
kampanye anti stigma dan deskriminasi terhadap ODH di 11 Provinsi di Indonesia
Timur, mulai dari Sulawesi hingga Papua. Kegiatan KIE juga dibarengi dengan pendampingan
dan penguatan serta pemberian bantuan kepada ODHA. Program KIE memberikan
pembekalan bagi kader yang berasal dari masyarakat untuk mengeliminasi stigma
dan deskriminasi serta memberikan kesempatan pada ODHA untuk hidup membaur
dengan masyarakat. KIE juga menyediakan pendampingan secara berkelompok kepada
ODHA dari aspek kesehatan, psikologis, sosial, keterampilan usaha dan diakhiri
dengan dengan pemberian bantuan sosial.
1. Pembentukan
Kader KIE
Pemilihan dan
pelatihan bagi kader KIE yang berasal dari tokoh masyarakat, tokoh agama atau
aparat setempat untuk menjadi pendamping ODH di daerah tersebut.
2. Penguatan
Kader
Memberikan
informasi tentang permasalahan, potensi dan jenis program layanan yang
dibutuhkan bagi ODH, sehingga kader KIE mampu untuk menumbuhkan kesadaran
masyarakat dalam pemenuhan hak ODH.
3. Pemberian
Bantuan Sosial
Pemberian bantuan
kepada ODH untuk mendukung pemenuhan kebutuhan dasar, berupa uang atau
peralatan sebagai modal pengembangan usaha bagi kemandirian ODH.
4. Pendampingan
dan Supervisi
Pendampingan oleh
pekerja sosial dan kader KIE untuk memastikan ODH mampu mengembangkan potensi
yang dimiliki sehingga dapat mandiri serta terhindar dari deskriminasi dan
stigma.
Menurut Effendi (1998) dalam Wardah (2010), komunikasi adalah pertukaran
pikiran atau keterangan dalam rangka menciptakan rasa saling mengerti dan saling percaya demi terwujudnya hubungan yang baik antara
seseorang dengan orang lain. Komunikasi kesehatan adalah usaha yang
sistematis untuk memengaruhi secara positif perilaku Kesehatan masyarakat,
dengan menggunakan berbagai prinsip dan metode komunikasi baik menggunakan komunikasi antar pribadi maupun komunikasi massa.
Informasi adalah suatu hal pemberitahuan pesan yang diberikan kepada seseorang atau media kepada orang
lain sesuai dengan kebutuhannya (Wardah, 2010).
Informasi adalah keterangan, gagasan
maupun kenyataan-kenyataan yang perlu diketahui oleh masyarakat (BKKBN, 1993 dalam Wardah, 2010).
Edukasi secara umum adalah suatu
rangkaian kegiatan yang dilaksanakan secara sistematis, terencana dan terarah
dengan partisipasi aktif dari
individu ke kelompok maupun
masyarakat umum untuk memecahkan
masalah masyarakat sosial, ekonomi dan
budaya (Wardah, 2010).
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 DESKRIPSI SINGKAT
Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) merupakan
inti dari upaya pelayanan kesehatan perorangan maupun upaya pelayanan kesehatan
masyarakat yang diselenggarakan Puskesmas. Kegiatan KIE dalam pelayanan
kesehatan di Puskesmas menjadi salah satu indikator kinerja Puskesmas, serta
menjadi salah satu substansi atau bagian penilaian akreditasi puskesmas.
Sehubungan dengan itu, petugas Puskesmas harus berkompeten melakukan KIE
terutama pada saat melaksanakan pelayanan kesehatan. Kompetensi KIE petugas
Puskesmas merupakan kunci keberhasilan dalam memberikan pelayanan kesehatan
yang berkualitas.
Pada materi inti 3 ini, ruang lingkup terkait
materi KIE yang akan dibahas meliputi KIE dalam Program Imunisasi, Pemberdayaan
Masyarakat dalam mendukung program imunisasi, dan KIE dalam Pemberdayaan
Masyarakat Mendukung Program Imunisasi.
2.2
TUJUAN PEMBELAJARAN
a.
Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu
peserta mampu melakukan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) dalam
pemberdayaan masyarakat mendukung program imunisasi.
Setelah selesai pelatihan ini, peserta
pelatihan mampu:
1)
Menyusun rancangan
kegiatan KIE dalam program imunisasi
2)
Menjelaskan
pemberdayaan masyarakat dalam mendukung program
imunisasi
3)
Melakukan KIE dalam
pemberdayaan masyarakat mendukung program imunisasi
2.3 POKOK BAHASAN
Dalam modul ini akan dibahas pokok bahasan-pokok
bahasan sebagai berikut, yaitu:
a. Pokok bahasan dan sub pokok bahasan:
1)
Komunikasi,
Informasi Edukasi (KIE) dalam Program Imunisasi
a)
Konsep Dasar KIE
b)
Rancangan Kegiatan
KIE Program Imunisasi
2)
Pemberdayaan
Masyarakat dalam Mendukung program imunisasi
a)
Penyelenggaraan
Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan
b)
Tahapan
Pemberdayaan Masyarakat Mendukung Program Imunisasi KIE dalam
Pemberdayaan Masyarakat Mendukung Program Imunisasi
- Bahan tayang
- Modul pelatihan
- Laptop/komputer
- LCD projector
- ATK
- Flipchart
- Spidol
- Media imunisasi
- Video/film
- Panduan latihan
- Skenario bermain peran
- Permenkes Nomor 74 Tahun 2015 tentang Upaya Peningkatan
Kesehatan dan Pencegahan Penyakit, Kementerian
Kesehatan
- Permenkes Nomor 8 Tahun 2019 tentang Pemberdayaan
Masyarakat Bidang Kesehatan.
- Modul Pelatihan Promosi Kesehatan bagi Petugas Puskesmas,
Pusat Promosi Kesehatan, 2015
- Kemenkes, Modul Pelatihan Komunikasi Perubahan Perilaku,
Jakarta 2009
- Imunisasi Praktis, Petunjuk Praktis Untuk Petugas Kesehatan, WHO, Pemutakhiran Tahun 2017
3. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Jumlah jam yang digunakan dalam modul
ini sebanyak 7 jam pelajaran (T=2 JPL, P=3 JPL) @45 menit untuk memudahkan
proses pembelajaran, dilakukan langkah- langkah kegiatan pembelajaran sebagai
berikut :
a.
Langkah
1 Pengkondisian (10 menit)
Langkah pembelajaran:
1.
Fasilitator menyapa
peserta dengan ramah dan hangat. Apabila belum pernah menyampaikan sesi di
kelas, mulailah dengan perkenalan. Perkenalkan diri dengan menyebutkan nama
lengkap, instansi tempat bekerja dan judul materi yang akan disampaikan.
2.
Menciptakan suasana
nyaman dan mendorong kesiapan peserta untuk menerima materi dengan menyepakati
proses pembelajaran.
3.
Dilanjutkan dengan
penyampaian judul materi, deskripsi singkat, tujuan pembelajaran serta ruang
lingkup pokok bahasan yang akan dibahas pada sesi ini.
b.
Langkah 2
Penyampaian dan pembahasan pokok bahasan tentang
Komunikasi, Informasi, Edukasi dalam Program Imunisasi (90 menit)
Langkah Pembelajaran :
Fasilitator melakukan curah pendapat dengan mengajukan beberapa
pertanyaan kepada peserta untuk mengukur pemahaman peserta tentang KIE.
1.
Fasilitator
mencatat semua pendapat peserta dikertas flipchart.
Selanjutnya merangkum dan menyampaikan paparan materi strategi komunikasi
sesuai urutan sub pokok bahasan dengan menggunakan bahan tayang.
2.
Selanjutnya fasilitator
membagi peserta dalam 3 kelompok.
3.
Setiap kelompok
diminta berdiskusi menyusun kegiatan KIE sesuai dengan lembar kasus yang diberikan.
4.
Fasilitator meminta
setiap kelompok menyampaikan hasil diskusinya, selanjutnya memberikan
kesempatan peserta untuk bertanya atau menyampaikan klarifikasi, kemudian
fasilitator menyampaikan jawaban atau tanggapan yang sesuai.
c. Langkah 3
Penyampaian dan pembahasan pokok bahasan tentang
Pemberdayaan Masyarakat dalam Mendukung Program Imunisasi (30 menit)
Langkah pembelajaran:
1.
Fasilitator
memberikan kesempatan kepada beberapa orang peserta untuk menyampaikan
pengalamannya tentang pemberdayaan masyarakat.
2.
Fasilitator
memberikan tanggapan terhadap pengalaman beberapa orang peserta tersebut,
selanjutnya menyampaikan paparan tentang pemberdayaan masyarakat dengan
menggunakan bahan tayang.
3.
Fasilitator
memberikan kesempatan kepada peserta untuk bertanya atau menyampaikan
klarifikasi, selanjutnya fasilitator menyampaikan jawaban atau tanggapan yang sesuai.
d. Langkah 4
Penyampaian dan pembahasan pokok bahasan tentang
KIE dalam Pemberdayaan Masyarakat Mendukung Program Imunisasi (90 menit)
Langkah pembelajaran :
1.
Fasilitator
memberikan kesempatan kepada beberapa orang peserta untuk menyampaikan
pengalamannya tentang KIE dalam pemberdayaan
masyarakat.
2.
Fasilitator
memberikan tanggapan terhadap pengalaman beberapa orang peserta tersebut,
selanjutnya menyampaikan paparan tentang KIE dalam pemberdayaan masyarakat
dengan menggunakan bahan tayang dan video Teknik Komunikasi Efektif.
3.
Selanjutnya,
fasilitator membagi peserta menjadi 3 kelompok
4.
Fasilitator
menentukan kasus yang akan dijadikan kegiatan bermain peran, yaitu:
• Kelompok 1: Komunikasi
Individu
• Kelompok 2: Komunikasi
Kelompok
• Kelompok 3: Komunikasi
Massa
5.
Fasilitator
menugaskan setiap kelompok untuk berdiskusi membuat skenario dan selama
maksimal 20 menit.
6.
Setelah setiap
kelompok selesai berdiskusi dan siap bermain peran, maka fasilitator
mempersilahkan setiap kelompok untuk bermain peran sesuai dengan skenario yang
telah dibuat. Waktu untuk bermain peran maksimal 20 menit.
7.
Fasilitator
menyampaikan tanggapan pada setiap kelompok sebagai umpan balik kegiatan
bermain peran tersebut.
8.
Fasilitator
memberikan kesempatan peserta untuk bertanya atau menyampaikan klarifikasi,
kemudian fasilitator menyampaikan jawaban atau tanggapan yang sesuai.
e.
Langkah 5
Penyampaian rangkuman tentang keseluruhan materi
KIE (5 menit). Langkah pembelajaran:
1.
Fasilitator
mengajak peserta untuk mengungkapkan kembali beberapa hal penting tentang KIE
yang telah dibahas pada sesi ini, mengacu pada tujuan pembelajaran.
2.
Fasilitator menutup
proses pembelajaran pada sesi ini, dengan mengucapkan terima kasih serta
memberikan apresiasi kepada semua peserta yang telah berpartisipasi aktif
sehingga tujuan pembelajaran pada sesi ini dapat tercapai.
2.
URAIAN MATERI
Hakekat KIE adalah meningkatkan pengetahuan,
kesadaran, kepedulian, kemauan, kemampuan, dukungan sumber daya serta
partisipasi aktif seluruh lapisan masyarakat dalam mendukung tercapainya
peningkatan cakupan imunisasi rutin.
Dengan demikian maka kegiatan KIE bukan sekedar
menyebarluaskan informasi saja, melainkan merupakan intervensi perubahan
perilaku.
Pokok Bahasan 1: Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE)
dalam Program Imunisasi
a. Konsep Dasar KIE
1)
Pengertian
Komunikasi merupakan proses
penyampaian pesan baik dalam bentuk verbal, non verbal maupun emosional antara
komunikator kepada komunikan, sehingga terjadi proses saling berbagi informasi
satu sama lain untuk mencapai saling pengertian dan saling memiliki (Everett M.
Rogers).
Istilah KIE juga sering disebut dengan
pendidikan atau penyuluhan kesehatan masyarakat. Penyuluhan Kesehatan
Masyarakat adalah suatu upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau
menciptakan kondisi bagi perorangan, kelompok dan masyarakat dalam berbagai
tatanan, dengan membuka jalur komunikasi, menyediakan informasi dan melakukan
edukasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap
dan perilaku. Hal tersebut dilakukan dengan cara
advokasi, pembinaan suasana, gerakan pemberdayaan masyarakat, mengembangkan
kemampuan dan keterampilan perorangan serta mengarahkan pelayanan kesehatan.
Pendidikan kesehatan merupakan suatu
pendekatan yang menekankan pada usaha mengubah perilaku kesehatan sasaran agar
mereka mempunyai kepekaan terhadap masalah kesehatan.
Secara umum tujuan KIE adalah:
a) Meningkatnya peran serta masyarakat, melalui interaksi
antara petugas kesehatan dengan masyarakat, sehingga dapat terbangun hubungan yang baik, saling
menguntungkan, saling mengisi, saling dapat memenuhi harapan dengan masyarakat.
b) Melalui KIE dapat:
- Terjadi perubahan pendapat (opinion change), meliputi pengetahuan, ide, keyakinan dan pemikiran
pada sasaran KIE
- Membangun sikap positif/perubahan sikap (attitude change) pada sasaran KIE
- Terjadi perubahan perilaku (behavior change) kearah perilaku hidup bersih dan sehat pada
sasaran KIE
- Terjadi perubahan terhadap kehidupan sosial (social change) yang lebih sehat pada
sasaran KIE.
- Menyampaikan informasi yang akurat kepada pengambil
keputusan untuk mendapatkan dukungan kebijakan, dana, sarana dan sumber daya
lainnya dalam mendukung upaya pelayanan kesehatan di Puskesmas.
- Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang dilakukan
oleh petugas Puskesmas.
-
3)
Manfaat KIE
Melalui proses komunikasi akan terjadi interaksi
antara komunikator dan komunikan sehingga dapat:
- Meningkatkan kemampuan diri untuk saling mengenal satu
sama lain serta keadaan sasarannya, jika prospeknya
saling menguntungkan maka hubungan tersebut akan terus berlanjut dan semakin
akrab (self perception/self awareness).
- Membangun hubungan antar pribadi (interpersonal relationship).
- Melakukan proses pengungkapan diri antara seseorang
dengan orang lainnya, apabila pada saat berinteraksi mengarah pada hal yang
positif maka terjalin hubungan yang ideal (self disclosure).
- Melakukan penetrasi sosial (self penetration) membahas permasalahan yang dimulai dengan
kegiatan komunikasi yang bersifat basa-basi hingga membahas topik yang bersifat
serius / pribadi Melakukan Proses
View yaitu pemberian atau menggunakan atribut tertentu pada sasaran
sehingga dapat menumbuhkan semangat.
- Melakukan proses social
exchange. Thibaut dan Kelly (Sanjaya, 2002) pencetus teori ini mengemukakan
bahwa orang akan mengevaluasi hubungan dengan orang lain dengan mempertimbangkan
konsekuensinya terutama keuntungan yang diperolehnya.
- Melakukan proses problem solving.
4)
Fungsi KIE
a) Menyampaikan informasi (to inform)
b) Mendidik (to educate)
c) Menghibur (to entertain)
d) Mempengaruhi (to influence/persuasive).
e) Promosi (to promote)
f) Bimbingan (to guidance)
g) Konseling (to councel)
h) Motivasi (to motivate)
i) Memberikan instruksi (to instructive)
j) Negosiasi (to negosiate)
5)
Jenis KIE
KIE merupakan penyuluhan kesehatan
masyarakat untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan kondisi bagi
perorangan, kelompok dan masyarakat dalam berbagai tatanan, dengan upaya
membuka jalur komunikasi, menyediakan informasi dan melakukan edukasi untuk
meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku dengan cara melakukan:
a) Advokasi
b) Gerakan pemberdayaan masyarakat
c) Mengembangkan kemampuan dan keterampilan perorangan
d) Kemitraan
b. Rancangan Kegiatan KIE
Program Imunisasi
Dalam membuat rancangan kegiatan KIE, maka harus
dimulai dengan tahapan sebagai berikut :
1.
Melakukan Analisis Situasi/Masalah
Tahap pertama adalah dengan melakukan analisis
situasi/masalah yang ada di lingkup wilayah kerjanya.
Berdasarkan akses dan pemanfaatan terdapat 4
situasi yaitu:
a. Akses Baik dan Pemanfaatan Baik
b. Akses Baik dan Pemanfaatan Buruk
c. Akses Buruk dan Pemenfaatan Baik
d. Akses Buruk dan Pemanfaatan Buruk
Sesuai dengan situasi di wilayah kerja dari salah satu
situasi tersebut diatas kemudian ditulis permasalahan meliputi faktor perilaku
dan non perilak
Lembar Kerja Analisis
Situasi/Masalah Situasi :
No. |
Permasalahan |
1 |
|
2 |
|
3 |
|
4 |
|
5 |
|
Dst |
|
2.
Menetapkan Prioritas Masalah
Tahap kedua adalah menetapkan prioritas masalah
dengan menggunakan kriteria U (urgent/urgensi),
S (serious/keseriusan) dan G (growth/ perkembangannya).
Lembar Kerja Prioritas Masalah
No. |
Kriteria Penilaian |
Masalah |
||
A |
B |
C |
||
1. |
Tingkat Urgensi (U) |
|
|
|
2. |
Tingkat Keseriusan (S) |
|
|
|
3. |
Tingkat Perkembangannya (G) |
|
|
|
|
Jumlah nilai (U+S+G) |
|
|
|
3.
Melakukan Kajian Formatif
Pada tahap ini dilakukan kajian
formatif, yaitu kajian atau melakukan identifikasi perilaku saat ini dan
perilaku yang diharapkan setiap segmentasi sasaran. Selain itu juga melakukan
identifikasi upaya yang harus dilakukan agar perilaku yang diharapkan dapat
tercapai.
No. |
Sasaran Kajian Perilaku |
Perilaku Saat Ini |
Perilaku yang Diharapkan |
Upaya |
1. |
Sasaran primer |
|
|
|
· |
|
|
|
|
· |
|
|
|
|
· |
|
|
|
|
2. |
Sasaran sekunder |
|
|
|
· |
|
|
|
|
· |
|
|
|
|
· |
|
|
|
|
3 |
Sasaran tersier |
|
|
|
· |
|
|
|
|
· |
|
|
|
|
· |
|
|
|
|
· |
|
|
|
4.
Menyusun Rencana Kegiatan
Tahap selanjutnya adalah menyusun
rencana kegiatan dalam upaya mengatasi masalah yang ada.
No |
Kegiatan |
Tujuan |
Sasaran |
Media |
Pelaksana |
Waktu |
Dana |
|
Sasaran primer |
||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Sasaran sekunder |
||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Sasaran tersier |
||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Pokok Bahasan
2: Pemberdayaan Masyarakat dalam Mendukung Program Imunisasi
Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan adalah
proses untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan kemampuan individu,
keluarga serta masyarakat untuk berperan aktif dalam upaya kesehatan yang
dilaksanakan dengan cara fasilitasi proses pemecahan masalah melalui pendekatan
edukatif dan partisipatif serta memperhatikan kebutuhan potensi dan sosial
budaya setempat.
A. Penyelenggaraaan Pemberdayaan Masyarakat
Strategi Pemberdayaan Masyarakat sesuai dengan
Permenkes Nomor 8 Tahun 2019 meliputi:
1) Peningkatan pengetahuan dan kemampuan masyarakat dalam
mengenali dan mengatasi permasalahan yang dihadapi;
2) Peningkatan kesadaran masyarakat
melalui penggerakan masyarakat;
3) Pengembangan dan pengorganisasian masyarakat;
4) Penguatan dan peningkatan advokasi
kepada pemangku kepentingan;
5) Peningkatan kemitraan dan partisipasi lintas sektor, lembaga kemasyarakatan, organisasi
kemasyarakatan, dan swasta;
6) Peningkatan pemanfaatan potensi dan sumber daya berbasis
kearifan lokal; dan
7) Pengintegrasian program, kegiatan, dan/atau kelembagaan
pemberdayaan masyarakat yang sudah ada sesuai dengan kebutuhan dan kesepakatan masyarakat.
Masyarakat dalam menyelenggarakan pemberdayaan
masyarakat dengan didampingi oleh tenaga pendamping yang berasal dari
Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Lembaga kemasyarakatan, organisasi
kemasyarakatan, swasta, perguruan tinggi, dan/atau anggota masyarakat. Tenaga
pendamping tersebuut harus memiliki kemampuan sebagai pendamping yang didapat
melalui pelatihan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah
atau masyarakat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Tenaga pendamping berperan sebagai:
1. Katalisator dalam proses Pemberdayaan Masyarakat;
2. Pemberi dukungan dalam proses penyelenggaraan
pemberdayaan masyarakat;
3. Penghubung dengan sumberdaya yang dapat dimanfaatkan;
4. Pendamping dalam penyelesaian masalah kesehatan;
5. Pendamping dalam pelaksanaan pemantauan dan evaluasi; dan
6. Pendamping masyarakat dan/atau melakukan pendekatan
kepada pemangku kepentingan terkait
B. Tahapan Pemberdayaan Masyarakat dalam mendukung Program
Imunisasi Penyelenggaraan
Pemberdayaan Masyarakat dilakukan dengan tahap
1. Pengenalan kondisi desa/kelurahan
Tahap pengenalan kondisi desa/kelurahan
dilakukan oleh masyarakat dengan dibantu oleh Kader dan pemerintah
desa/kelurahan. Pengenalan kondisi desa/kelurahan dilakukan dengan mengkaji :
a. Jumlah anak dengan usia 12 – 23 bulan
b. Data status imunisasi
anak
c. Jumlah yang memiliki kartu imunisasi
d. data lain yang diperlukan.
Hasil kajian digunakan sebagai dasar
pelaksanaan tahap survei mawas diri.
2. Survei Mawas Diri;
Survei mawas diri dilakukan untuk
mengetahui:
a. Masalah terkait imunisasi yang ada di masyarakat dan
urutan prioritas penanganannya;
b. faktor penyebab masalah status imunisasi termasuk akses,
perilaku, dan norma/kebijakan yang ada di masyarakat; dan
c. potensi yang dimiliki desa/kelurahan untuk mengatasi
masalah kesehatan termasuk keberadaan posyandu.
Pelaksanaan survei mawas diri dapat
menggunakan instrumen yang disusun bersama oleh masyarakat, Kader, dan
pemerintah desa/kelurahan dengan dibantu oleh Tenaga Pendamping.
3.
musyawarah di desa/kelurahan;
Tahap musyawarah di desa/kelurahan diikuti oleh
pemerintah desa/kelurahan, badan permusyawaratan desa, dan unsur masyarakat
sesuai dengan kondisi sosial budaya masyarakat.
Musyawarah di desa/kelurahan bertujuan untuk :
a. Menyosialisasikan
program imunisasi dan hasil survei mawas diri;
b. Menyepakati masalah terkait imunisasi yang hendak ditindaklanjuti;
c. Menyepakati kegiatan yang akan dilaksanakan melalui
posyandu atau kegiatan lain yang memberdayakan
masyarakat;
d. Memetakan akses layanan imunisasi, potensi, dan sumber
daya desa/kelurahan; dan
e. Menggalang partisipasi warga desa/kelurahan untuk
mendukung layanan imunisasi.
4.
perencanaan partisipatif;
Tahap perencanaan partisipatif
dilakukan oleh masyarakat bersama pemerintah desa/kelurahan, dan Kader.
Perencanaan partisipatif mencakup:
a. Posyandu yang akan dibentuk atau diaktifkan kembali,
dan/atau kegiatan lain yang akan dilaksanakan;
b. sarana prasarana yang diperlukan untuk mendukung
kelancaran layanan imunisasi; dan ;
c. rencana anggaran, jadwal pelaksanaan, sasaran kegiatan,
dan penanggung jawab.
Hasil perencanaan
partisipatif yang termasuk kewenangan lokal berskala desa, menjadi pedoman bagi
pemerintah desa/kelurahan untuk menyusun rancangan rencana kerja pemerintah
desa/kelurahan dan daftar usulan rencana kerja pemerintah desa/kelurahan. Hasil
perencanaan partisipatif yang memerlukan dukungan puskesmas dapat menjadi
pedoman bagi puskesmas dalam menyusun rencana usulan kegiatan puskesmas.
5. pelaksanaan kegiatan; dan
Tahap pelaksanaan kegiatan dilakukan
melalui kegiatan posyandu atau kegiatan lain yang memberdayakan masyarakat secara swakelola. Pelaksanaan
kegiatan Pemberdayaan Masyarakat harus dilakukan pencatatan dan pelaporan.
6. pembinaan kelestarian.
Tahap pembinaan kelestarian diarahkan
untuk menjamin pelaksanaan Pemberdayaan Masyarakat dapat berlangsung secara berkesinambungan
sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Tahap pembinaan kelestarian dilakukan
melalui kegiatan pertemuan berkala; orientasi bagi Kader; sosialisasi;
penerbitan peraturan lokal; dan/atau pemantauan serta evaluasi.
Kegiatan pembinaan kelestarian
dilaksanakan sesuai kebutuhan masyarakat desa/kelurahan dan dilakukan oleh
masyarakat bersama pemerintah desa/kelurahan dan pendamping teknis. Pertemuan
berkala dilakukan dengan melibatkan kader, pemerintah desa, dan pemangku
kepentingan terkait di desa dengan waktu yang disepakati bersama sesuai dengan
kebutuhan. Orientasi bagi Kader dilakukan untuk meningkatkan pemahaman dan
keterampilan Kader, pemerintah desa, dan pemangku kepentingan terkait dalam
pelaksanaan pemberdayaan masyarakat. Sosialisasi dilakukan untuk memberikan
informasi kepada masyarakat terkait perkembangan kegiatan pemberdayaan
masyarakat dan kegiatan kesehatan lainnya. Penerbitan peraturan lokal dilakukan
melalui peraturan tertulis di desa/kelurahan atau institusi terkait, dan/atau peraturan
tidak tertulis seperti hukum adat atau norma sosial yang disepakati oleh
masyarakat. Pemantauan serta evaluasi dilakukan secara berkala dengan
melibatkan unsur masyarakat, pemerintah desa dan Pembina teknis.
Pendanaan penyelenggaraan Pemberdayaan
Masyarakat dapat berasal dari anggaran pendapatan dan belanja negara, anggaran
pendapatan belanja daerah provinsi, anggaran pendapatan belanja daerah
kabupaten/kota, anggaran pendapatan belanja desa, dana swadaya masyarakat,
bantuan swasta, dan/atau sumber lain yang sah dan tidak mengikat sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pokok Bahasan 3: KIE dalam Pemberdayaan Masyarakat
Mendukung Program Imunisasi
Dalam memilih metode dan teknik KIE,
hendaknya disesuaikan dengan tujuan KIE yang akan dicapai, karakteristik
sasaran (kemampuan sasaran, tingkat pengetahuan, keterampilan dan potensi,
keadaan sosial dan budaya, dll), kemampuan petugas promosi kesehatan, besar
kecilnya kelompok sasaran, strategi promosi kesehatan yang diterapkan, waktu
yang disediakan, fasilitas yang ada serta kondisi permasalahan yang ada.
Dalam memilih metode dan teknik KIE dalam bidang
kesehatan dapat dilakukan melalui pendekatan 3 jenis jumlah sasaran, yaitu
komunikasi individu, komunikasi kelompok, dan komunikasi massa.
a. Komunikasi Individu
• Sasaran kegiatan pemberdayaan individu yang dilakukan
oleh petugas Puskesmas adalah individu-individu yang datang memanfaatkan
pelayanan kesehatan Puskesmas. Disamping itu, juga individu-individu yang
menjadi sasaran kunjungan kegiatan Puskesmas, misalnya saja kunjungan pasien
lansia (public health nursing), siswa
sekolah dalam program UKS, dll.
• Tujuan dari upaya tersebut adalah memperkenalkan perilaku
sehat kepada individu tersebut, serta memotivasi dan memampukannya untuk
mempraktikkan perilaku sehat tersebut.
• Bentuk kegiatan pemberdayaan individu adalah melakukan
komunikasi interpersonal melalui kegiatan di dalam gedung maupun di luar gedung
Puskesmas (kunjungan rumah). Pada saat melakukan kegiatan KIE, seyogyanya
petugas Puskesmas menggunakan media KIE yang sesuai dengan metode KIE yang
diterapkannya.
• Metode KIE dalam pemberdayaan individu: konsultasi,
konseling, pemberian nasehat, bimbingan, dialog, demonstrasi, dll.
• Media KIE yang digunakan: lembar balik, leaflet, selebaran, poster, model, dll
b. Komunikasi Kelompok
• Sasaran kegiatan pemberdayaan kelompok yang dilakukan
oleh petugas Puskesmas adalah kelompok-kelompok sasaran program pelayanan
kesehatan Puskesmas, misalnya saja kelompok Ibu menyusui, kelompok lansia,
kelompok ibu hamil, kelompok ibu yang punya anak balita, kelompok remaja putri,
kelompok kader posyandu, kelompok kader jumantik, dll.
• Tujuan dari upaya tersebut adalah memperkenalkan perilaku
sehat kepada kelompok tersebut, serta memotivasi agar mau mempraktikan perilaku
sehat tersebut. Disamping itu juga melakukan pendekatan serta memberdayakan
kelompok kader tersebut agar tetap semangat dan mau berperan aktif dalam
kegiatan promosi kesehatan.
• Bentuk kegiatan pemberdayaan kelompok adalah melakukan
kegiatan KIE melalui komunikasi kelompok. Pada saat melakukan kegiatan KIE,
seyogyanya petugas Puskesmas menggunakan media KIE yang sesuai dengan metode
KIE yang diterapkannya.
• Metode KIE dalam pemberdayaan kelompok: diskusi kelompok,
bimbingan, demonstrasi, dll.
• Media KIE yang digunakan: lembar balik, leaflet, selebaran, poster, model, film, dll
c. Komunikasi Massa
· Sasaran kegiatan pemberdayaan massa yang dilakukan oleh
petugas Puskesmas adalah masyarakat secara luas, baik itu kelompok Ibu menyusui,
kelompok lansia, kelompok ibu hamil, kelompok ibu
yang punya anak balita, kelompok remaja putri, kelompok kader posyandu,
kelompok kader jumantik, dll.
· Tujuan dari upaya tersebut adalah memperkenalkan perilaku
sehat kepada masyarakat, serta memotivasi agar mau mempraktikkan perilaku sehat
tersebut.
· Bentuk kegiatan pemberdayaan massa adalah melakukan
kegiatan KIE melalui komunikasi massa. Pada saat melakukan kegiatan KIE,
seyogyanya petugas Puskesmas menggunakan media KIE yang sesuai dengan metode
KIE yang diterapkannya.
· Metode KIE dalam pemberdayaan massa: pemutaran film,
ceramah publik, dialog publik, dll.
· Media KIE yang digunakan: film, billboard, spanduk, Iklan Layanan Masyarakat (TV spot dan radio
spot), pameran, media tradisional, majalah dinding (mading), dll.
No comments:
Post a Comment