Wednesday, 11 August 2021

MAKALAH Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE)

 

KATA PENGANTAR

 

Puji syukur praktikan panjatkan kehadirat Allah SWT yang maha kuasa atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Modul pembelajaran tentang Komunikasi Kesehatan ini dengan baik dan lancar. Dalam penyusunannya, penulis ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan dorongan dan support kepada penulis untuk menyelesaikan Modul ini.

Namun disamping itu menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan modul ini, oleh karena itu praktikan mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar modul ini dapat lebih baik lagi.

 

 

 

 

 

 

                                                                                                                     08 Agustus 2021

 

 

 

DAFTAR ISI

 

Halaman

KATA PENGANTAR.. 1

DAFTAR ISI. 2

 

BAB I PENDAHULUAN.. 3

1.1 Pengertian KIE.. 3

 

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.. 5

2.1 DESKRIPSI SINGKAT.. 5

2.2 TUJUAN PEMBELAJARAN.. 5

2.3 POKOK BAHASAN.. 6

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB I

 

PENDAHULUAN

 

1.1 Pengertian KIE

 

KIE merupakan salah satu program pelayanan luar balai yang berorientasi pada kampanye anti stigma dan deskriminasi terhadap ODH di 11 Provinsi di Indonesia Timur, mulai dari Sulawesi hingga Papua. Kegiatan KIE juga dibarengi dengan pendampingan dan penguatan serta pemberian bantuan kepada ODHA. Program KIE memberikan pembekalan bagi kader yang berasal dari masyarakat untuk mengeliminasi stigma dan deskriminasi serta memberikan kesempatan pada ODHA untuk hidup membaur dengan masyarakat. KIE juga menyediakan pendampingan secara berkelompok kepada ODHA dari aspek kesehatan, psikologis, sosial, keterampilan usaha dan diakhiri dengan dengan pemberian bantuan sosial.

1.      Pembentukan Kader KIE

Pemilihan dan pelatihan bagi kader KIE yang berasal dari tokoh masyarakat, tokoh agama atau aparat setempat untuk menjadi pendamping ODH di daerah tersebut.

2.      Penguatan Kader

Memberikan informasi tentang permasalahan, potensi dan jenis program layanan yang dibutuhkan bagi ODH, sehingga kader KIE mampu untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat dalam pemenuhan hak ODH.

3.      Pemberian Bantuan Sosial

Pemberian bantuan kepada ODH untuk mendukung pemenuhan kebutuhan dasar, berupa uang atau peralatan sebagai modal pengembangan usaha bagi kemandirian ODH.

4.      Pendampingan dan Supervisi

Pendampingan oleh pekerja sosial dan kader KIE untuk memastikan ODH mampu mengembangkan potensi yang dimiliki sehingga dapat mandiri serta terhindar dari deskriminasi dan stigma.

Menurut Effendi (1998) dalam Wardah (2010), komunikasi adalah pertukaran pikiran atau keterangan dalam rangka menciptakan  rasa saling mengerti dan saling percaya demi terwujudnya hubungan yang baik antara seseorang dengan orang lain. Komunikasi kesehatan adalah usaha yang sistematis untuk memengaruhi secara positif perilaku Kesehatan masyarakat, dengan menggunakan berbagai prinsip dan metode komunikasi baik menggunakan komunikasi antar pribadi  maupun komunikasi massa.

 

Informasi adalah suatu hal pemberitahuan pesan yang diberikan      kepada seseorang atau media kepada orang lain sesuai dengan kebutuhannya (Wardah, 2010). Informasi adalah keterangan,  gagasan maupun kenyataan-kenyataan yang perlu diketahui oleh  masyarakat (BKKBN, 1993 dalam Wardah, 2010). Edukasi secara umum adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilaksanakan secara sistematis, terencana dan terarah dengan partisipasi  aktif  dari  individu  ke kelompok maupun masyarakat umum untuk memecahkan masalah masyarakat sosial, ekonomi dan budaya (Wardah, 2010).

 

BAB II

 

TINJAUAN PUSTAKA

 

2.1 DESKRIPSI SINGKAT

 

Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) merupakan inti dari upaya pelayanan kesehatan perorangan maupun upaya pelayanan kesehatan masyarakat yang diselenggarakan Puskesmas. Kegiatan KIE dalam pelayanan kesehatan di Puskesmas menjadi salah satu indikator kinerja Puskesmas, serta menjadi salah satu substansi atau bagian penilaian akreditasi puskesmas. Sehubungan dengan itu, petugas Puskesmas harus berkompeten melakukan KIE terutama pada saat melaksanakan pelayanan kesehatan. Kompetensi KIE petugas Puskesmas merupakan kunci keberhasilan dalam memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas.

 

Pada materi inti 3 ini, ruang lingkup terkait materi KIE yang akan dibahas meliputi KIE dalam Program Imunisasi, Pemberdayaan Masyarakat dalam mendukung program imunisasi, dan KIE dalam Pemberdayaan Masyarakat Mendukung Program Imunisasi.

 

2.2 TUJUAN PEMBELAJARAN

 

a.      Tujuan Pembelajaran Umum

Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu peserta mampu melakukan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) dalam pemberdayaan masyarakat mendukung program imunisasi.

 

 

b.      Tujuan Pembelajaran Khusus

Setelah selesai pelatihan ini, peserta pelatihan mampu:

1)      Menyusun rancangan kegiatan KIE dalam program imunisasi

2)      Menjelaskan pemberdayaan masyarakat   dalam  mendukung program imunisasi

3)      Melakukan KIE dalam pemberdayaan masyarakat mendukung program imunisasi

 

2.3 POKOK BAHASAN

 

Dalam modul ini akan dibahas pokok bahasan-pokok bahasan sebagai berikut, yaitu:

a.   Pokok bahasan dan sub pokok bahasan:

1)      Komunikasi, Informasi Edukasi (KIE) dalam Program Imunisasi

a)      Konsep Dasar KIE

b)      Rancangan Kegiatan KIE Program Imunisasi

2)      Pemberdayaan Masyarakat dalam Mendukung program imunisasi

a)      Penyelenggaraan Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan

b)      Tahapan Pemberdayaan Masyarakat Mendukung Program Imunisasi KIE dalam Pemberdayaan Masyarakat Mendukung Program Imunisasi

1.      MEDIA DAN ALAT BANTU

-     Bahan tayang

-     Modul pelatihan

-     Laptop/komputer

-     LCD projector

-     ATK

-     Flipchart

-     Spidol

-     Media imunisasi

-     Video/film

-     Panduan latihan

-     Skenario bermain peran

 

2.      BAHAN BELAJAR

-     Permenkes Nomor 74 Tahun 2015 tentang Upaya Peningkatan Kesehatan dan Pencegahan Penyakit, Kementerian Kesehatan

-     Permenkes Nomor 8 Tahun 2019 tentang Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan.

-     Modul Pelatihan Promosi Kesehatan bagi Petugas Puskesmas, Pusat Promosi Kesehatan, 2015

-     Kemenkes, Modul Pelatihan Komunikasi Perubahan Perilaku, Jakarta 2009

-     Imunisasi    Praktis,    Petunjuk    Praktis    Untuk   Petugas     Kesehatan, WHO, Pemutakhiran Tahun 2017

 

3.      LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

Jumlah jam yang digunakan dalam modul ini sebanyak 7 jam pelajaran (T=2 JPL, P=3 JPL) @45 menit untuk memudahkan proses pembelajaran, dilakukan langkah- langkah kegiatan pembelajaran sebagai berikut :

a.       Langkah 1 Pengkondisian (10 menit)

 Langkah pembelajaran:

1.    Fasilitator menyapa peserta dengan ramah dan hangat. Apabila belum pernah menyampaikan sesi di kelas, mulailah dengan perkenalan. Perkenalkan diri dengan menyebutkan nama lengkap, instansi tempat bekerja dan judul materi yang akan disampaikan.

2.    Menciptakan suasana nyaman dan mendorong kesiapan peserta untuk menerima materi dengan menyepakati proses pembelajaran.

3.    Dilanjutkan dengan penyampaian judul materi, deskripsi singkat, tujuan pembelajaran serta ruang lingkup pokok bahasan yang akan dibahas pada sesi ini.

b.    Langkah 2

Penyampaian dan pembahasan pokok bahasan tentang Komunikasi, Informasi, Edukasi dalam Program Imunisasi (90 menit)

Langkah Pembelajaran :

Fasilitator melakukan curah pendapat dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada peserta untuk mengukur pemahaman peserta tentang KIE.

1.    Fasilitator mencatat semua pendapat peserta dikertas flipchart. Selanjutnya merangkum dan menyampaikan paparan materi strategi komunikasi sesuai urutan sub pokok bahasan dengan menggunakan bahan tayang.

2.    Selanjutnya fasilitator membagi peserta dalam 3 kelompok.

3.    Setiap kelompok diminta berdiskusi menyusun kegiatan KIE sesuai dengan lembar kasus yang diberikan.

4.    Fasilitator meminta setiap kelompok menyampaikan hasil diskusinya, selanjutnya memberikan kesempatan peserta untuk bertanya atau menyampaikan klarifikasi, kemudian fasilitator menyampaikan jawaban atau tanggapan yang sesuai.

 

c.  Langkah 3

Penyampaian dan pembahasan pokok bahasan tentang Pemberdayaan Masyarakat dalam Mendukung Program Imunisasi (30 menit)

 

Langkah pembelajaran:

1.    Fasilitator memberikan kesempatan kepada beberapa orang peserta untuk menyampaikan pengalamannya tentang pemberdayaan masyarakat.

2.    Fasilitator memberikan tanggapan terhadap pengalaman beberapa orang peserta tersebut, selanjutnya menyampaikan paparan tentang pemberdayaan masyarakat dengan menggunakan bahan tayang.

3.    Fasilitator memberikan kesempatan kepada peserta untuk bertanya atau menyampaikan klarifikasi, selanjutnya fasilitator menyampaikan jawaban atau tanggapan yang sesuai.

d. Langkah 4

Penyampaian dan pembahasan pokok bahasan tentang KIE dalam Pemberdayaan Masyarakat Mendukung Program Imunisasi (90 menit)

Langkah pembelajaran :

1.    Fasilitator memberikan kesempatan kepada beberapa orang peserta untuk menyampaikan pengalamannya tentang KIE dalam pemberdayaan masyarakat.

2.    Fasilitator memberikan tanggapan terhadap pengalaman beberapa orang peserta tersebut, selanjutnya menyampaikan paparan tentang KIE dalam pemberdayaan masyarakat dengan menggunakan bahan tayang dan video Teknik Komunikasi Efektif.

3.      Selanjutnya, fasilitator membagi peserta menjadi 3 kelompok

4.    Fasilitator menentukan kasus yang akan dijadikan kegiatan bermain peran, yaitu:

  Kelompok 1: Komunikasi Individu

  Kelompok 2: Komunikasi Kelompok

  Kelompok 3: Komunikasi Massa

 

5.      Fasilitator menugaskan setiap kelompok untuk berdiskusi membuat skenario dan selama maksimal 20 menit.

6.      Setelah setiap kelompok selesai berdiskusi dan siap bermain peran, maka fasilitator mempersilahkan setiap kelompok untuk bermain peran sesuai dengan skenario yang telah dibuat. Waktu untuk bermain peran maksimal 20 menit.

7.      Fasilitator menyampaikan tanggapan pada setiap kelompok sebagai umpan balik kegiatan bermain peran tersebut.

8.      Fasilitator memberikan kesempatan peserta untuk bertanya atau menyampaikan klarifikasi, kemudian fasilitator menyampaikan jawaban atau tanggapan yang sesuai.

e.    Langkah 5

Penyampaian rangkuman tentang keseluruhan materi KIE (5 menit). Langkah pembelajaran:

1.    Fasilitator mengajak peserta untuk mengungkapkan kembali beberapa hal penting tentang KIE yang telah dibahas pada sesi ini, mengacu pada tujuan pembelajaran.

2.    Fasilitator menutup proses pembelajaran pada sesi ini, dengan mengucapkan terima kasih serta memberikan apresiasi kepada semua peserta yang telah berpartisipasi aktif sehingga tujuan pembelajaran pada sesi ini dapat tercapai.

 

2.        URAIAN MATERI

Hakekat KIE adalah meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kepedulian, kemauan, kemampuan, dukungan sumber daya serta partisipasi aktif seluruh lapisan masyarakat dalam mendukung tercapainya peningkatan cakupan imunisasi rutin.

 

Dengan demikian maka kegiatan KIE bukan sekedar menyebarluaskan informasi saja, melainkan merupakan intervensi perubahan perilaku.

Pokok Bahasan 1: Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) dalam Program Imunisasi

a.   Konsep Dasar KIE

1)        Pengertian

Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan baik dalam bentuk verbal, non verbal maupun emosional antara komunikator kepada komunikan, sehingga terjadi proses saling berbagi informasi satu sama lain untuk mencapai saling pengertian dan saling memiliki (Everett M. Rogers).

Istilah KIE juga sering disebut dengan pendidikan atau penyuluhan kesehatan masyarakat. Penyuluhan Kesehatan Masyarakat adalah suatu upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan kondisi bagi perorangan, kelompok dan masyarakat dalam berbagai tatanan, dengan membuka jalur komunikasi, menyediakan informasi dan melakukan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku. Hal tersebut dilakukan dengan cara advokasi, pembinaan suasana, gerakan pemberdayaan masyarakat, mengembangkan kemampuan dan keterampilan perorangan serta mengarahkan pelayanan kesehatan.

Pendidikan kesehatan merupakan suatu pendekatan yang menekankan pada usaha mengubah perilaku kesehatan sasaran agar mereka mempunyai kepekaan terhadap masalah kesehatan.

2)        Tujuan KIE

Secara umum tujuan KIE adalah:

a)      Meningkatnya peran serta masyarakat, melalui interaksi antara petugas kesehatan dengan masyarakat, sehingga dapat terbangun hubungan yang baik, saling menguntungkan, saling mengisi, saling dapat memenuhi harapan dengan masyarakat.

b)      Melalui KIE dapat:

-     Terjadi perubahan pendapat (opinion change), meliputi pengetahuan, ide, keyakinan dan pemikiran pada sasaran KIE

-     Membangun sikap positif/perubahan sikap (attitude change) pada sasaran KIE

-     Terjadi perubahan perilaku (behavior change) kearah perilaku hidup bersih dan sehat pada sasaran KIE

-     Terjadi perubahan terhadap kehidupan sosial (social change) yang lebih sehat pada sasaran KIE.

-     Menyampaikan informasi yang akurat kepada pengambil keputusan untuk mendapatkan dukungan kebijakan, dana, sarana dan sumber daya lainnya dalam mendukung upaya pelayanan kesehatan di Puskesmas.

-     Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh petugas Puskesmas.

-      

3)        Manfaat KIE

Melalui proses komunikasi akan terjadi interaksi antara komunikator dan komunikan sehingga dapat:

-       Meningkatkan kemampuan diri untuk saling mengenal satu sama lain serta keadaan sasarannya, jika prospeknya saling menguntungkan maka hubungan tersebut akan terus berlanjut dan semakin akrab (self perception/self awareness).

-       Membangun hubungan antar pribadi (interpersonal relationship).

-       Melakukan proses pengungkapan diri antara seseorang dengan orang lainnya, apabila pada saat berinteraksi mengarah pada hal yang positif maka terjalin hubungan yang ideal (self disclosure).

-       Melakukan penetrasi sosial (self penetration) membahas permasalahan yang dimulai dengan kegiatan komunikasi yang bersifat basa-basi hingga membahas topik yang bersifat serius / pribadi Melakukan Proses View yaitu pemberian atau menggunakan atribut tertentu pada sasaran sehingga dapat menumbuhkan semangat.

-       Melakukan proses social exchange. Thibaut dan Kelly (Sanjaya, 2002) pencetus teori ini mengemukakan bahwa orang akan mengevaluasi hubungan dengan orang lain dengan mempertimbangkan konsekuensinya terutama keuntungan yang diperolehnya.

-       Melakukan proses problem solving.

4)        Fungsi KIE

a)      Menyampaikan informasi (to inform)

b)      Mendidik (to educate)

c)      Menghibur (to entertain)

d)      Mempengaruhi (to influence/persuasive).

e)      Promosi (to promote)

f)       Bimbingan (to guidance)

g)      Konseling (to councel)

h)      Motivasi (to motivate)

i)       Memberikan instruksi (to instructive)

j)       Negosiasi (to negosiate)

5)        Jenis KIE

KIE merupakan penyuluhan kesehatan masyarakat untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan kondisi bagi perorangan, kelompok dan masyarakat dalam berbagai tatanan, dengan upaya membuka jalur komunikasi, menyediakan informasi dan melakukan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku dengan cara melakukan:

a)      Advokasi

b)      Gerakan pemberdayaan masyarakat

c)      Mengembangkan kemampuan dan keterampilan perorangan

d)      Kemitraan

b.  Rancangan Kegiatan KIE Program Imunisasi

Dalam membuat rancangan kegiatan KIE, maka harus dimulai dengan tahapan sebagai berikut :

1.   Melakukan Analisis Situasi/Masalah

Tahap pertama adalah dengan melakukan analisis situasi/masalah yang ada di lingkup wilayah kerjanya.

Berdasarkan akses dan pemanfaatan terdapat 4 situasi yaitu:

a.    Akses Baik dan Pemanfaatan Baik

b.    Akses Baik dan Pemanfaatan Buruk

c.    Akses Buruk dan Pemenfaatan Baik

d.    Akses Buruk dan Pemanfaatan Buruk

Sesuai dengan situasi di wilayah kerja dari salah satu situasi tersebut diatas kemudian ditulis permasalahan meliputi faktor perilaku dan non perilak

Lembar Kerja Analisis Situasi/Masalah Situasi :

No.

Permasalahan

1

 

2

 

3

 

4

 

5

 

Dst

 

 

2.    Menetapkan Prioritas Masalah

Tahap kedua adalah menetapkan prioritas masalah dengan menggunakan kriteria U (urgent/urgensi), S (serious/keseriusan) dan G (growth/ perkembangannya).

 

 

 

 

Lembar Kerja Prioritas Masalah

No.

Kriteria Penilaian

Masalah

A

B

C

1.

Tingkat Urgensi (U)

 

 

 

2.

Tingkat Keseriusan (S)

 

 

 

3.

Tingkat Perkembangannya (G)

 

 

 

 

Jumlah nilai (U+S+G)

 

 

 


 

3.    Melakukan Kajian Formatif

Pada tahap ini dilakukan kajian formatif, yaitu kajian atau melakukan identifikasi perilaku saat ini dan perilaku yang diharapkan setiap segmentasi sasaran. Selain itu juga melakukan identifikasi upaya yang harus dilakukan agar perilaku yang diharapkan dapat tercapai.

Lembar Kerja Kajian Formatif

No.

Sasaran Kajian

Perilaku

Perilaku Saat

Ini

Perilaku yang

Diharapkan

Upaya

1.

Sasaran primer

 

 

 

·

 

 

 

·

 

 

 

·

 

 

 

2.

Sasaran sekunder

 

 

 

·

 

 

 

·

 

 

 

·

 

 

 

3

Sasaran tersier

 

 

 

·

 

 

 

·

 

 

 

·

 

 

 

·

 

 

 


 

4.    Menyusun Rencana Kegiatan

Tahap selanjutnya adalah menyusun rencana kegiatan dalam upaya mengatasi masalah yang ada.

Lembar Kerja Rencana Kegiatan

No

Kegiatan

Tujuan

Sasaran

Media

Pelaksana

Waktu

Dana

 Ket

Sasaran primer

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Sasaran sekunder

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Sasaran tersier

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Pokok Bahasan 2: Pemberdayaan Masyarakat dalam Mendukung Program Imunisasi

Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan adalah proses untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan kemampuan individu, keluarga serta masyarakat untuk berperan aktif dalam upaya kesehatan yang dilaksanakan dengan cara fasilitasi proses pemecahan masalah melalui pendekatan edukatif dan partisipatif serta memperhatikan kebutuhan potensi dan sosial budaya setempat.

 

A.       Penyelenggaraaan Pemberdayaan Masyarakat

Strategi Pemberdayaan Masyarakat sesuai dengan Permenkes Nomor 8 Tahun 2019 meliputi:

1)      Peningkatan pengetahuan dan kemampuan masyarakat dalam mengenali dan mengatasi permasalahan yang dihadapi;

2)      Peningkatan kesadaran masyarakat melalui penggerakan masyarakat;

3)      Pengembangan dan pengorganisasian masyarakat;

4)      Penguatan dan peningkatan advokasi kepada pemangku kepentingan;

5)      Peningkatan kemitraan dan partisipasi lintas sektor, lembaga kemasyarakatan, organisasi kemasyarakatan, dan swasta;

6)      Peningkatan pemanfaatan potensi dan sumber daya berbasis kearifan lokal; dan

7)      Pengintegrasian program, kegiatan, dan/atau kelembagaan pemberdayaan masyarakat yang sudah ada sesuai dengan kebutuhan dan kesepakatan masyarakat.

Masyarakat dalam menyelenggarakan pemberdayaan masyarakat dengan didampingi oleh tenaga pendamping yang berasal dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Lembaga kemasyarakatan, organisasi kemasyarakatan, swasta, perguruan tinggi, dan/atau anggota masyarakat. Tenaga pendamping tersebuut harus memiliki kemampuan sebagai pendamping yang didapat melalui pelatihan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah atau masyarakat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Tenaga pendamping berperan sebagai:

1.    Katalisator dalam proses Pemberdayaan Masyarakat;

2.    Pemberi dukungan dalam proses penyelenggaraan pemberdayaan masyarakat;

3.    Penghubung dengan sumberdaya yang dapat dimanfaatkan;

4.    Pendamping dalam penyelesaian masalah kesehatan;

5.    Pendamping dalam pelaksanaan pemantauan dan evaluasi; dan

6.    Pendamping masyarakat dan/atau melakukan pendekatan kepada pemangku kepentingan terkait

B.     Tahapan Pemberdayaan Masyarakat dalam mendukung Program Imunisasi    Penyelenggaraan Pemberdayaan Masyarakat dilakukan dengan tahap

1.      Pengenalan kondisi desa/kelurahan

Tahap pengenalan kondisi desa/kelurahan dilakukan oleh masyarakat dengan dibantu oleh Kader dan pemerintah desa/kelurahan. Pengenalan kondisi desa/kelurahan dilakukan dengan mengkaji :

a.    Jumlah anak dengan usia 12 – 23 bulan

b.    Data status imunisasi anak

c.    Jumlah yang memiliki kartu imunisasi

d.    data lain yang diperlukan.

Hasil kajian digunakan sebagai dasar pelaksanaan tahap survei mawas diri.

2.      Survei Mawas Diri;

Survei mawas diri dilakukan untuk mengetahui:

a.      Masalah terkait imunisasi yang ada di masyarakat dan urutan prioritas penanganannya;

b.      faktor penyebab masalah status imunisasi termasuk akses, perilaku, dan norma/kebijakan yang ada di masyarakat; dan

c.      potensi yang dimiliki desa/kelurahan untuk mengatasi masalah kesehatan termasuk keberadaan posyandu.

Pelaksanaan survei mawas diri dapat menggunakan instrumen yang disusun bersama oleh masyarakat, Kader, dan pemerintah desa/kelurahan dengan dibantu oleh Tenaga Pendamping.

3.         musyawarah di desa/kelurahan;

Tahap musyawarah di desa/kelurahan diikuti oleh pemerintah desa/kelurahan, badan permusyawaratan desa, dan unsur masyarakat sesuai dengan kondisi sosial budaya masyarakat.

Musyawarah di desa/kelurahan bertujuan untuk :

a.      Menyosialisasikan program imunisasi dan hasil survei mawas diri;

b.      Menyepakati masalah terkait imunisasi yang hendak ditindaklanjuti;

c.      Menyepakati kegiatan yang akan dilaksanakan melalui posyandu atau kegiatan lain yang memberdayakan masyarakat;

d.      Memetakan akses layanan imunisasi, potensi, dan sumber daya desa/kelurahan; dan

e.      Menggalang partisipasi warga desa/kelurahan untuk mendukung layanan imunisasi.

4.         perencanaan partisipatif;

Tahap perencanaan partisipatif dilakukan oleh masyarakat bersama pemerintah desa/kelurahan, dan Kader.

 

Perencanaan partisipatif mencakup:

a.   Posyandu yang akan dibentuk atau diaktifkan kembali, dan/atau kegiatan lain yang akan dilaksanakan;

b.   sarana prasarana yang diperlukan untuk mendukung kelancaran layanan imunisasi; dan ;

c.   rencana anggaran, jadwal pelaksanaan, sasaran kegiatan, dan penanggung jawab.

Hasil perencanaan partisipatif yang termasuk kewenangan lokal berskala desa, menjadi pedoman bagi pemerintah desa/kelurahan untuk menyusun rancangan rencana kerja pemerintah desa/kelurahan dan daftar usulan rencana kerja pemerintah desa/kelurahan. Hasil perencanaan partisipatif yang memerlukan dukungan puskesmas dapat menjadi pedoman bagi puskesmas dalam menyusun rencana usulan kegiatan puskesmas.

5.      pelaksanaan kegiatan; dan

Tahap pelaksanaan kegiatan dilakukan melalui kegiatan posyandu atau kegiatan lain yang memberdayakan masyarakat secara swakelola. Pelaksanaan kegiatan Pemberdayaan Masyarakat harus dilakukan pencatatan dan pelaporan.

6.      pembinaan kelestarian.

Tahap pembinaan kelestarian diarahkan untuk menjamin pelaksanaan Pemberdayaan Masyarakat dapat berlangsung secara berkesinambungan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

Tahap pembinaan kelestarian dilakukan melalui kegiatan pertemuan berkala; orientasi bagi Kader; sosialisasi; penerbitan peraturan lokal; dan/atau pemantauan serta evaluasi.

Kegiatan pembinaan kelestarian dilaksanakan sesuai kebutuhan masyarakat desa/kelurahan dan dilakukan oleh masyarakat bersama pemerintah desa/kelurahan dan pendamping teknis. Pertemuan berkala dilakukan dengan melibatkan kader, pemerintah desa, dan pemangku kepentingan terkait di desa dengan waktu yang disepakati bersama sesuai dengan kebutuhan. Orientasi bagi Kader dilakukan untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan Kader, pemerintah desa, dan pemangku kepentingan terkait dalam pelaksanaan pemberdayaan masyarakat. Sosialisasi dilakukan untuk memberikan informasi kepada masyarakat terkait perkembangan kegiatan pemberdayaan masyarakat dan kegiatan kesehatan lainnya. Penerbitan peraturan lokal dilakukan melalui peraturan tertulis di desa/kelurahan atau institusi terkait, dan/atau peraturan tidak tertulis seperti hukum adat atau norma sosial yang disepakati oleh masyarakat. Pemantauan serta evaluasi dilakukan secara berkala dengan melibatkan unsur masyarakat, pemerintah desa dan Pembina teknis.

Pendanaan penyelenggaraan Pemberdayaan Masyarakat dapat berasal dari anggaran pendapatan dan belanja negara, anggaran pendapatan belanja daerah provinsi, anggaran pendapatan belanja daerah kabupaten/kota, anggaran pendapatan belanja desa, dana swadaya masyarakat, bantuan swasta, dan/atau sumber lain yang sah dan tidak mengikat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pokok Bahasan 3: KIE dalam Pemberdayaan Masyarakat Mendukung Program Imunisasi

Dalam memilih metode dan teknik KIE, hendaknya disesuaikan dengan tujuan KIE yang akan dicapai, karakteristik sasaran (kemampuan sasaran, tingkat pengetahuan, keterampilan dan potensi, keadaan sosial dan budaya, dll), kemampuan petugas promosi kesehatan, besar kecilnya kelompok sasaran, strategi promosi kesehatan yang diterapkan, waktu yang disediakan, fasilitas yang ada serta kondisi permasalahan yang ada.

Dalam memilih metode dan teknik KIE dalam bidang kesehatan dapat dilakukan melalui pendekatan 3 jenis jumlah sasaran, yaitu komunikasi individu, komunikasi kelompok, dan komunikasi massa.

a.   Komunikasi Individu

     Sasaran kegiatan pemberdayaan individu yang dilakukan oleh petugas Puskesmas adalah individu-individu yang datang memanfaatkan pelayanan kesehatan Puskesmas. Disamping itu, juga individu-individu yang menjadi sasaran kunjungan kegiatan Puskesmas, misalnya saja kunjungan pasien lansia (public health nursing), siswa sekolah dalam program UKS, dll.

     Tujuan dari upaya tersebut adalah memperkenalkan perilaku sehat kepada individu tersebut, serta memotivasi dan memampukannya untuk mempraktikkan perilaku sehat tersebut.

     Bentuk kegiatan pemberdayaan individu adalah melakukan komunikasi interpersonal melalui kegiatan di dalam gedung maupun di luar gedung Puskesmas (kunjungan rumah). Pada saat melakukan kegiatan KIE, seyogyanya petugas Puskesmas menggunakan media KIE yang sesuai dengan metode KIE yang diterapkannya.

     Metode KIE dalam pemberdayaan individu: konsultasi, konseling, pemberian nasehat, bimbingan, dialog, demonstrasi, dll.

     Media KIE yang digunakan: lembar balik, leaflet, selebaran, poster, model, dll

b.  Komunikasi Kelompok

     Sasaran kegiatan pemberdayaan kelompok yang dilakukan oleh petugas Puskesmas adalah kelompok-kelompok sasaran program pelayanan kesehatan Puskesmas, misalnya saja kelompok Ibu menyusui, kelompok lansia, kelompok ibu hamil, kelompok ibu yang punya anak balita, kelompok remaja putri, kelompok kader posyandu, kelompok kader jumantik, dll.

     Tujuan dari upaya tersebut adalah memperkenalkan perilaku sehat kepada kelompok tersebut, serta memotivasi agar mau mempraktikan perilaku sehat tersebut. Disamping itu juga melakukan pendekatan serta memberdayakan kelompok kader tersebut agar tetap semangat dan mau berperan aktif dalam kegiatan promosi kesehatan.

     Bentuk kegiatan pemberdayaan kelompok adalah melakukan kegiatan KIE melalui komunikasi kelompok. Pada saat melakukan kegiatan KIE, seyogyanya petugas Puskesmas menggunakan media KIE yang sesuai dengan metode KIE yang diterapkannya.

     Metode KIE dalam pemberdayaan kelompok: diskusi kelompok, bimbingan, demonstrasi, dll.

     Media KIE yang digunakan: lembar balik, leaflet, selebaran, poster, model, film, dll

c.   Komunikasi Massa

·      Sasaran kegiatan pemberdayaan massa yang dilakukan oleh petugas Puskesmas adalah masyarakat secara luas, baik itu kelompok Ibu menyusui,

kelompok lansia, kelompok ibu hamil, kelompok ibu yang punya anak balita, kelompok remaja putri, kelompok kader posyandu, kelompok kader jumantik, dll.

·      Tujuan dari upaya tersebut adalah memperkenalkan perilaku sehat kepada masyarakat, serta memotivasi agar mau mempraktikkan perilaku sehat tersebut.

·      Bentuk kegiatan pemberdayaan massa adalah melakukan kegiatan KIE melalui komunikasi massa. Pada saat melakukan kegiatan KIE, seyogyanya petugas Puskesmas menggunakan media KIE yang sesuai dengan metode KIE yang diterapkannya.

·      Metode KIE dalam pemberdayaan massa: pemutaran film, ceramah publik, dialog publik, dll.

·      Media KIE yang digunakan: film, billboard, spanduk, Iklan Layanan Masyarakat (TV spot dan radio spot), pameran, media tradisional, majalah dinding (mading), dll.


 

No comments:

Post a Comment