DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................... 1
A. Latar
Belakang.................................................................................................. 1
B. Tujuan............................................................................................................... 2
C. Manfaat............................................................................................................. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................... 4
A. Kekurangan
Energi Kronis (KEK) ................................................................... 4
B. Etiologi
............................................................................................................. 4
C. Lingkar
Lengan Atas ....................................................................................... 5
D. Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Kekurangan Energi Kronik (KEK) ........ 6
E. Gizi
pada ibu hamil .......................................................................................... 8
F. Penilaian
Status Gizi Ibu Hamil ....................................................................... 9
G. Gizi
Untuk Tumbuh Kembang Janin ............................................................... 9
H. Gizi
Penting Saat Hamil ................................................................................. 10
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................. 11
BAB IV PENUTUP.................................................................................................. 16
A. Kesimpulan..................................................................................................... 16
B. Saran............................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. 17
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kehamilan
adalah
suatu proses pembuahan dalam rangka
melanjutkan keturunan sehingga menghasilkan janin yang tumbuh di dalam
rahim seorang wanita dan merupakan masa kehidupan yang penting.
Masalah gizi yang sering dijumpai pada ibu hamil
diantaranya Kurang Energi Kronis
(KEK) dan anemia (Waryana,
2010). Kurang
Energi Kronis (KEK) adalah keadaan seseorang yang
menderita kekurangan makanan yang berlangsung menahun (kronis) yang ditandai dengan lingkar lengan atas (LILA) <
23,5 cm sehingga
mengakibatkan timbulnya gangguan
kesehatan. Kurang Energi Kronis
(KEK) dapat terjadi pada wanita usia subur (WUS) dan ibu hamil (Irianto,
2014).
Menurut World Health Organization (WHO) melaporkan bahwa prevalensi kek
pada kehamilan secara global 35-75% dimana secara bermakna tinggi pada
trimester ketiga dibandingkan dengan trimester pratama dan kedua kehamilan. WHO
juga mencatat 40 % kematian ibu di negara berkembang berkaitan dengan
kekurangan energi kronis. Kejadian kekurangan energi kronis di negara- negara berkembang
seperti Bangladesh, India, Indonesia, Myanmar, Nepal, Srilangka
dan Thailand adalah 15-47% yaitu dengan BMI <18,5.
Adapun negara yang mengalami kejadian
yang tertinggi adalah
Bangladesh yaitu 47%, sedangkan Indonesia merupakan urutan ke empat terbesar setelah
India dengan prevalensi 35,5% dan yang paling rendah adalah Thailand dengan prevalensi 15-25% (WHO,
2017). Sampai saat ini
tingginya angka kematian ibu di Indonesia masih merupakan
masalah yang menjadi prioritas di bidang kesehatan. Di samping itu derajat kesehatan masyarakat, juga dapat
menggambarkan tingkat
kesejahteraan masyarakat dan
kualitas pelayanan kesehatan. Status kesehatan dan gizi ibu hamil di Indonesia
tergolong buruk jika dibandingkan Negara Asean lainnya. Masalah gizi yang sering dihadapi ibu hamil
yaitu kekurangan energi kronik (KEK) dan anemi gizi. Menurut depkes RI tahun 2013, prevalensi ibu
hamil KEK yaitu 24,2%.
Berdasarkan data dari
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2010 terdapat 13,91% ibu hamil
dengan KEK (Depkes, 2013). Berdasarkan data
yang di peroleh dari Pemantaun Status Gizi Provinsi Aceh tahun 2017, ibu hamil
kekurangan energi kronis terdapat 8,7% berisiko menderita (KEK), keadaan ini
jika dibandingkan dengan hasil PSG tahun 2016 terjadi peningkatan sebesar 0,6%.
Program kesehatan melalui pendekatan pada keluarga dilakukan untuk mewujudkan
keluarga sehat yang ditandai dengan 12 indikator atau prilaku dalam keluarga
yang berhubungan dengan program gizi, kesehatan ibu dan anak (PSG Aceh, 2017).
B.
Tujuan
1.
Tujuan
umum
Mampu melaksanakan Asuhan Kebidanan
Kehamilan Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada keluarga binaan di Desa lampoeh
Keude Kecamatan Kuta Baro Kabupaten Aceh Besar pada tahun 2021.
2.
Tujuan
Khusus
Keluarga harus
mengetahui asupan zat gizi yaitu energi
dan protein pada
ibu
hamil (KEK).
C.
Manfaat
1.
Bagi Keluarga
a.
Keluarga dapat
mengenal tanda bahaya dari kekurangan energi
kronik (KEK)..
b.
Keluarga mampu mengenal penyebab masalah dari kekurangan
energi kronik (KEK).
c.
Keluarga mampu mengatasi masalah dari kekurangan
energi kronik (KEK).
2.
Bagi Bidan Desa
Untuk mengetahui Peran Edukasi Bidan dalam mencegah Kurang
Energi
Kronis (KEK) pada ibu hamil tentang
kesehatan dan kebutuhan gizi pada ibu hamil, dengan pemantauan kesehatan pada
ibu hamil.
3.
Bagi Institusi Pendidikan
Mahasiswa
mampu mendapatkan pengalaman belajar dalam mengenali masalah kesehatan dan
menentukan langkah penyelesaiannya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kekurangan Energi Kronis
(KEK)
Kekurangan Energi Kronik (KEK) adalah salah satu keadaan malnutrisi. Dimana
keadaan ibu menderita kekurangan makanan yang berlangsung menahun (kronik) yang
mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan pada ibu secara relative atau
absolut satu atau lebih zat gizi (Helena, 2013).
Menurut Irianto (2014) kurang energi kronis merupakan keadaan dimana ibu
penderita kekurangan makanan yang berlangsung pada wanita usia subur (WUS) dan
pada ibu hamil. Kurang gizi akut disebabkan oleh tidak mengkonsumsi makanan
dalam jumlah yang cukup atau makanan yang baik (dari segi kandungan gizi) untuk
satu periode tertentu untuk mendapatkan tambahan kalori dan protein (untuk
melawan) muntah dan mencret (muntaber) dan infeksi lainnya. Gizi kurang kronik
disebabkan karena tidak mengkonsumsi makanan dalam jumlah yang cukup atau
makanan yang baik dalam periode/kurun waktu yang lama untuk mendapatkan kalori
dan protein dalam jumlah yang cukup, atau disebabkan menderita muntaber atau
penyakit kronis lainnya.
B. Etiologi
Keadaan KEK terjadi karena tubuh kekurangan satu atau beberapa jenis zat
gizi yang dibutuhkan. Beberapa hal yang dapat menyebabkan tubuh kekurangan zat
gizi antara lain: jumlah zat gizi yang dikonsumsi kurang, mutunya rendah atau
keduanya. Zat gizi yang dikonsumsi juga mungkin gagal untuk diserap dan
digunakan untuk tubuh (Helena, 2013).
Akibat KEK saat kehamilan dapat berakibat pada ibu maupun janin yang
dikandungnya yaitu meliputi:
a. Akibat KEK
pada ibu hamil yaitu :
1) Terus menerus merasa letih
2) Kesemutan
3) Muka tampak pucat
4) Kesulitan sewaktu melahirkan
5) Air susu yang keluar
tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi, sehingga bayi akan kekurangan air
susu ibu pada waktu menyusui.
b. Akibat KEK
saat kehamilan terhadap janin yang dikandung antara lain :
1) Keguguran
2) Pertumbuhan janin
terganggu hingga bayi lahir dengan berat lahir rendah
(BBLR)
3) Perkembangan otak janin terlambat, hingga kemungkinan nantinya
kecerdasaan anak kurang, bayi lahir sebelum waktunya (Prematur)
4) Kematian bayi (Helena, 2013).
C. Lingkar Lengan Atas
Jenis antropometri yang digunakan untuk mengukur resiko KEK kronis pada
wanita usia subur (WUS) / ibu hamil adalah lingkar lengan atas (LILA).
Sasarannya adalah wanita pada usia 15 sampai 45 tahun yang terdiri dari remaja,
ibu hamil, menyusui dan pasangan usia subur (PUS). Ambang batas LILA WUS dengan
resiko KEK adalah 23,5 cm. Apabila LILA kurang dari 23,5 cm artinya wanita
tersebut mempunyai resiko KEK dan diperkirakan akan melahirkan BBLR Cara
mengetahui resiko Kekurangan Energi Kronis (KEK) dengan menggunakan pengukuran
LILA adalah :
1. Pengukuran lingkar lengan
atas (LILA) adalah suatu cara untuk mengetahui resiko. Kekurangan Energi Kronis
(KEK) wanita usia subur termasuk remaja putri. Pengukuran LILA tidak dapat
digunakan untuk memantau perubahan status gizi dalam jangka pendek.
2. Pengukuran dilakukan
dengan pita LILA dan ditandai dengan sentimeter, dengan batas ambang 23,5 cm
(batas antara merah dan putih). Apabila tidak tersedia pita LILA dapat
digunakan pita sentimeter/metlin yang biasa dipakai penjahit pakaian. Apabila
ukuran LILA kurang dari 23,5 cm atau dibagian merah pita LILA, artinya remaja
putri mempunyai resiko KEK. Bila remaja putri menderita resiko KEK segera
dirujuk ke Puskesmas/sarana kesehatan lain untuk mengetahui apakah remaja putri
tersebut menderita KEK dengan mengukur IMT. Selain itu remaja putri tersebut
harus meningkatkan konsumsi makanan yang beraneka ragam (Hariyani, 2011)
D. Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Kekurangan Energi Kronik (KEK)
Faktor-faktor yang mempengaruhi Kekurangan Energi Kronik (KEK)
Menurut
(Hariyani,2011) antara lain : jumlah asupan energi, umur, beban kerja ibu
hamil, penyakit/infeksi, pengetahuan ibu tentang gizi dan pendapatan keluarga.
Adapun penjelasannya :
1) Jumlah asupan
makanan
Kebutuhan
makanan bagi ibu hamil lebih banyak dari pada kebutuhan wanita yang tidak
hamil. Upaya mencapai gizi masyarakat yang baik atau optimal dimulai dengan
penyedian pangan yang cukup. Penyediaan pangan dalam negeri yaitu : upaya
pertanian dalam menghasilkan bahan makanan pokok, lauk pauk, sayuran dan buah-buahan.
Pengukuran konsumsi makanan sangat penting untuk mengetahui kenyataan apa yang
dimakan oleh masyarakat dan hal ini dapat berguna untuk mengukur gizi dan
menemukan faktor diet yang menyebabkan malnutrisi.
2) Usia ibu
hamil
Semakin muda dan semakin tua umur seseorang
ibu yang sedang hamil akan berpengaruh terhadap kebutuhan gizi yang diperlukan.
Umur muda perlu tambahan gizi yang banyak karena selain digunakan pertumbuhan
dan perkembangan dirinya sendiri, juga harus berbagi dengan janin yang sedang
dikandung. Sedangkan untuk umur tua perlu energi yang besar juga karena fungsi
organ yang melemah dan diharuskan untuk bekerja maksimal, maka memerlukan
tambahan energi yang cukup guna mendukung kehamilan yang sedang berlangsung.
Sehingga usia yang paling baik adalah lebih dari 20 tahun dan kurang dari 35
tahun, dengan diharapkan gizi ibu hamil akan lebih baik.
3) Beban
kerja/Aktifitas
Aktifitas dan gerakan seseorang berbeda-beda,
seorang dengan gerak yang otomatis memerlukan energi yang lebih besar dari pada
mereka yang hanya duduk diam saja. Setiap aktifitas memerlukan energi, maka
apabila semakin banyak aktifitas yang dilakukan, energi yang dibutuhkan juga
semakin banyak. Namun pada seorang ibu hamil kebutuhan zat gizi berbeda karena
zat-zat gizi yang dikonsumsi selain untuk aktifitas/ kerja zat-zat gizi juga
digunakan untuk perkembangan janin yang ada dikandungan ibu hamil tersebut.
Kebutuhan energi rata-rata pada saat hamil dapat ditentukan sebesar 203 sampai
263 kkal/hari, yang mengasumsikan pertambahan berat badan 10-12 kg dan tidak
ada perubahan tingkat kegiatan.
4) Penyakit
/infeksi
Malnutrisi dapat mempermudah
tubuh terkena penyakit infeksi dan juga infeksi akan mempermudah status gizi
dan mempercepat malnutrisi, mekanismenya yaitu :
a) Penurunan asupan gizi
akibat kurang nafsu makan, menurunnya absorbsi dan kebiasaan mengurangi makanan
pada waktu sakit.
b) Peningkatan kehilangan
cairan atau zat gizi akibat diare, mual, muntah dan perdarahan yang terus
menerus.
c) Meningkatnya kebutuhan, baik
dari peningkatan kebutuhan akibat sakit atau parasit yang terdapat pada tubuh.
5) Pengetahuan
ibu tentang Gizi
Pemilihan makanan dan kebiasaan diet dipengaruhi oleh pengetahuan, sikap
terhadap makanan dan praktek/ perilaku pengetahuan tentang nutrisi melandasi
pemilihan makanan. Pendidikan formal dari ibu rumah tangga sering kali
mempunyai asosiasi yang positif dengan pengembangan pola-pola konsumsi makanan
dalam keluarga. Beberapa studi menunjukkan bahwa jika tingkat pendidikan dari
ibu meningkat maka pengetahuan nutrisi dan praktek nutrisi bartambah baik.
Usaha-usaha untuk memilih makanan yang bernilai nutrisi semakin meningkat,
ibu-ibu rumah tangga yang mempunyai pengetahuan nutrisi akan memilih makanan
yang lebih bergizi dari pada yang kurang bergizi.
6) Pendapatan keluarga
Pendapatan merupakan faktor yang menentukan kualitas dan kuantitas makanan.
Pada rumah tangga berpendapatan rendah, sebanyak 60 persen hingga 80 persen
dari pendapatan riilnya dibelanjakan untuk membeli makanan. Artinya pendapatan
tersebut 70-80 persen energi dipenuhi oleh karbohidrat (beras dan penggantinya)
dan hanya 20 persen dipenuhi oleh sumber energy lainnya seperti lemak dan
protein. Pendapatan yang meningkat akan menyebabkan semakin besarnya total
pengeluaran termasuk besarnya pengeluaran untuk pangan.
7) Pemerkaan
Kehamian ( Perawatan Ante Natal)
Dalam memantau status gizi ibu hamil, seorang ibu harus melakukan kunjungan
ketenaga kesehatan. Karena pemeriksaan kenaikan berat badan perlu dilakukan
dengan teliti, jangan sampai wanita hamil terlalu gemuk untuk menghindarkan
kesulitan melahirkan dan bahkan jangan terlalu kurus karena dapat membahayakan
keselamatan dirinya dan janin yang dikandungannya.
E. Gizi pada ibu
hamil
Kebutuhan zat
gizi pada ibu hamil secara garis besar adalah sebagai berikut :
a. Asam folat
Menurut konsep evidence
bahwa pemakaian asam folat pada masa pre dan perikonsepsi menurunkan resiko
kerusakan otak, kelainan neural, spina bifida dan anensepalus, baik pada ibu
hamil yang normal maupun beresiko. Pemberian suplemen asam folat dimulai dari 2
bulan sebelum konsepsi dan berlanjut hingga 3 bulan pertama kehamilan.
b. Energy
Diet pada ibu hamil tidak
hanya difokuskan pada tinggi protein saja tetapi pada susunan gizi seimbang
energy juga protein. Hal ini juga efektif untuk menurunkan kejadian BBLR dan
kematian perinatal. Kebutuhan energy ibu hamil adalah 285 kalori untuk proses
tumbuh kembang janin dan perubahan pada tubuh ibu.
c. Protein
Pembentukan jaringan baru
dari janin dan untuk tubuh ibu dibutukan protein sebesa 910 gram dalam 6 bullan
terakhir kehamilan. Dibutuhkan tambahan 12 gram protein sehari untuk ibu hamil.
d. Zat besi (FE)
Pemberian suplemen tablet
tambah darah atau zat besi secara rutin adalah untuk membangun cadangan besi,
sintesa sel darah merah, dan sinesa darah otot. Kenaikan volume darah selama
kehamilan akan meningkatkan kebutuhan zat besi. Jumlah zat besi yang diperlukan
ibu untuk mencegah anemia akibat meningkatnya volume darah adalah 500 mg.
e. Kalsium
Untuk pembentukan tulang dan gigi bayi.
Kebutuhan kalsium ibu hamil adalah sebesar 500 mg sehari.
f. Pemberian
suplemen vitamin
Vitamin D
terutama pada kelompok beresiko penyakit seksual dan di negara dengan musim
dingin yang panjang
g. Pemberian
yodium pada daerah dengan endemic kretinisme
(Waryana, 2010).
F. Penilaian
Status Gizi Ibu Hamil
a. Berat badan dilihat dari
quatelet atau body massa index (Index Masa Tubuh = IMT) .
Ibu hamil dengan berat badan
dibawah normal sering dihubungkan dengan abnormalitas kehamilan, berat bada
lahir rendah. Sedangkan berat badan overweight meningkatkan resiko atau
komplikasi dalam kehamilan seperti hipertensi, janin besar sehingga terjadi
kesulitan dalam persalinan.
b. Ukuran
Lingkar Lengann Atas (LILA)
Standar minimal untuk ukuran
lingkar lengan atas pada wanita dewasa adalah 23,5 cm. Jika ukuran LILA kurang
dari 23,5 cm maka interprestasinya adalah Kurang Energi Kronis (KEK).
c. Kadar
Hemoglobin (Hb)
Ibu hamil yang mempunyai Hb
kurang dari 10,0 akan mengalami anemia. (Waryana, 2010).
G. Gizi Untuk
Tumbuh Kembang Janin
Pada kehamilan trimester
pertama pertumbuhan janin lambat, mulai trimester dua dan seterusnya,
pertumbuhan janin terjadi dengan laju lebih cepat. Sejak menginjak bulan
keempat, umumnya ibu hamil sudah bebas dari gangguan morning sicknes,
sehingga ibu merasakan nafsu makan kembali. Sekalipun demikian pada trimester
ini anda harus mulai memperhatikan komposisi maka yang dikonsumsi (Irianto,
2014).
H. Gizi Penting
Saat Hamil
Kebutuhan gizi akan terus
meningkat, terutama setelah memasuki kehamilan trimester kedua. Sebab pada saat
itu, pertumbuhan janin belangsung sangat cepat. Hal lain yang perlu
diperhatikan meskipun nafsu makan meningkat, tetaplah berpegang pada pola makan
dengan gizi seimbang.
Status gizi ibu hamil yang
baik selama proses kehamilan, harus mengalami kenaikan berat badan sebanyak
10-12 kg. yaitu pada trimester pertama kenaikan kurang lebih dari 1 kg,
sedangkan pada trimester kedua kurang lebih 3 kg dan pada trimester ketiga
kurang lebih mencapai 6 kg.
Sebaiknya ibu hamil
menghindari makanan berkalori tinggi . makanan dengan gizi seimbang dapat
diperoleh dari karbohidrat, dan lemak sebagai sumber tenaga, protein sebagai
sumber zat pembangun, serta vitamin dan mineral sebagai zat pengatur (Hariyani,
2011).
BAB III
HASIL DAN
PEMBAHASAN
Asuhan
Kebidanan kehamilan pada Ibu S
dengan kekurangan energi kronis (KEK) Di Desa Lampoh Keude
Hari/
Tanggal : Sabtu/ 8 Juli 2021
Pukul : 12.00 WIB
Tempat : Rumah Ibu S
Alamat
: Desa Lampoh Keude
BIODATA
Nama Ibu :
Safrida Yanti
Umur : 31 Tahun
Alamat :
Desa Lampoh Keude
Pekerjaan :
Guru paud
Nama Suami : Nawardi
Umur : 40
Tahun
Alamat :
Desa Lampoh Keude
Pekerjaan : Pedagang
1.
Keluhan utama
Subjektif : Ibu S umur 31 tahun ingin melakukan pemeriksaan
kehamilannya, ini merupakan kehamilan yang pertama dan ibu belum pernah
keguguran sebelumnya. Hari pertama haid terakhir 10 februari 2021
2.
Riwayat Menstruasi
a. Menarche : 12 Thn
b. Siklus : 28 Hari
c. Banyaknya : 4 Kali ganti pembalut
d. Dismenorhea : Tidak ada
e. Teratur/ Tidak : Tidak teratur
f. Lamanya : 7 Hari
g. Konsistensi darah : Merah
3.
Riwayat Kehamilan Sekarang
a.
Hamil
ke : 1 (satu)
b.
Periksa hamil di : Polindes
c.
TM
I : Berapa kali : 1 kali
Keluhan : Ingin memeriksa kehamilan
Terapi : Pemeriksaan, konseling dan Fe
d.
Imunisasi TT : TT1, Pada TM Il
e.
Obat/jamu/rokok : Tidak
pernah
4.
Keluhan yang dirasakan
a. Rasa lelah :
Ada
b. Mual muntah :
Tidak ada
c. Nyeri perut :
Tidak ada
d. Panas menggigil :
Tidak ada
e. Sakit kepala berat :
Tidak ada
f. Penglihatan kabur :
Tidak ada
g. Rasa nyeri / panas waktu BAK :
Tidak ada
h. Rasa gatal pada vulva vagina :
Tidak ada
i. Pengeluaran cairan pervaginam :
Tidak ada
j. Nyeri kemerahan tegang pada tungkai : Tidak ada
k. Oedema :
Tidak ada
5.
Riwayat penyakit yang pernah
atau sedang diderita
a.
Jantung : Tidak ada
b.
Hipertensi :
Tidak ada
c.
Hepar : Tidak ada
d.
Anemia :
Tidak ada
e.
DM : Tidak
ada
f.
HIV / AIDS :
Tidak ada
g.
Campak :
Tidak ada
h.
Malaria :
Tidak ada
i.
TBC : Tidak ada
j.
Gangguan mental : Tidak
ada
k.
Operasi :
Tidak Pernah
6.
Riwayat Menikah
Ibu mengatakan menikah 1
kali, pertama kali menikah umur 30 tahun lama perkawinan 1 tahun.
7.
Pola kebiasaan sehari-hari :
a.
Pola Nutrisi :
Sebelum hamil : Makan 2-3x / hari (nasi, lauk, sayur-sayuran)
porsi sedang, minum air putih 6-8 gelas/hari.
Selama hamil : Makan 3-4x / hari porsi sedang, (nasi,
lauk-pauk, sayur sayuran,) minum air putih + 8 – 9
gelas/hari,
b.
Pola Eliminasi :
Sebelum hamil : BAB :
1x / hari, tidak ada keluhan
BAK
: +3
– 4x / hari, tidak ada keluhan
Selama hamil : BAB : + 1 x / hari,
tidak ada keluhan
BAK
: +5 – 6 x/hari atau
lebih sering dari biasanya
c.
Pola Aktifitas
Sebelum hamil : Ibu melakukan pekerjaan rumah sendiri seperti
menyapu, mencuci, memasak, dll.
Selama hamil : Ibu melakukan pekerjaan rumah dibantu oleh
suami seperti menyapu, mencuci, memasak, dll.
d.
Pola Istirahat
Sebelum hamil : Siang: ibu istirahat tidur siang
Malam : + 8-9 jam /hari
dan biasanya dari jam 21.00 WIB – 06.00 WIB
Selama hamil : ibu jarang tidur siang
Malam : + 8-9 jam /
hari dan biasanya dari jam 21.30 – 05.30 WIB
e.
Pola personal hygine
Sebelum hamil : Mandi 2x/hari, keramas 3x/minggu, ganti pakaian luar dan dalam
2x/hari
Selama hamil : Mandi 2x/hari, gosok gigi 2x/ hari, keramas 3x/minggu, ganti
pakaian luar dan dalam 3x/hari
f.
Pola seksual
Sebelum
hamil : + 2 x / minggu
dan kadang-kadang tidak tentu
Selama
hamil : + 1 x / mingggu dan kadang-kadang tidak tentu
g.
Prilaku kesehatan
Positif : Ibu mengatakan, ibu dan keluarga selalu berobat
ketenaga medis apabila sakit
Negatif : Ibu mengatakan tidak
pernah merokok, meminum alkohol dan tidak mengkonsumsi jamu
h.
Keadaan psikososial
Ibu dan keluarga mengatakan
merasa senang dengan kehamilan yang direncanakan ini dan ibu akan menerima/bersyukur
apapun jenis kelamin anak nantinya, Ibu mengatakan hubungan dengan suami,
keluarga dan masyarakat serta tenaga kesehatan baik.
Objektif
a.
Berat Badan : 58
kg
b. Tinggi
Badan : 162 cm
c. Lila : 22
cm
1. Tanda-
tanda vital
a.
Tekanan darah : 100/80
mmHg
b. Nadi : 82x/menit
c. Pernafasan
: 21x/menit
d. Suhu
: 36oC
4. TTP :
22 November
2021
2. Pemeriksaan fisik
Kepala :
Bersih, tida berketombe.
Muka : Bersih, tidak ada oedema.
Mata : Bersih, Sklera tidak ikterik,
konjungtiva tidak anemis.
Telinga : Bersih tidak ada pembengkakan kelenjar
tymfani.
Hidung : Bersih, Tidak ada
polip.
Mulut : Bersih, gigi tidak ada caries
Leher : - Pembesaran vena jugularis tidak ada
- Pembengkakan kelenjar tiroid tidak ada
Payudara : -
Bentuk : Simetris
-
Areola : Menghitam
-
Papilla : Menonjol
Abdomen : Tidak ada bekas luka operasi
-
Leopold I : 2 jari di bawah pusat (20 cm)
-
Leopold II
: -
-
Leopold III : -
-
Leopold IV : Belum
masuk PAP
Ekstremitas bawah : oedema :
Tidak ada
Varises : Tidak ada
R.
Patella : Ada reflek
Assesmen : Ibu N G1P0A0, usia kehamilan 20 minggu 6 hari
dengan kekuarngan energi kronis
Planning :
1. Memberitahu
ibu hasil pemeriksaan bahwa ukuran lingkar lengan ibu kurang dari angka normal
yaitu 22
cm
2. Menganjurkan
ibu mengkonsumsi makanan yang bergizi seperti sayuran hijau, daging, telur,
ikan, tahu, tempe, buah-buahan dan susu
3. Menganjurkan ibu untuk selalu mengkonsumsi tablet Fe setiap malam
1x1 30 menit sebelum tidur
4. Memberitahu ibu bahaya dari kekurangan energi kronis seperti
keguguran, bayi berat lahir rendah, prematur, kematian bayi dan anemia
5. Memberitahu ibu untuk meningkatkan asupan makanan dengan gizi yang
seimbang agar ukuran lila ibu bertambah
6. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup
7. Memberitahu ibu untuk mengurangi pekerjaan yang membuat ibu cepat
lelah
8. Ibu mengerti dengan apa yang telah disampaikan.
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan
praktik kebidanan lapangan pada keluarga binaan di Desa Lampoh Keude kecamatan
Kuta Baro kabupaten Aceh Besar ditemukan masalah seperti Ibu hamil kekurangan
energi kronis (KEK) setelah dilakukan penyuluhan ibu mau melakukan apa yang
telah disampaikan yaitu meningkatkan asupan gizi selama kehamilan dan lebih
memperhatikan kesehatan selama kehamilan.
B.
Saran
1. Bagi Keluarga
Diharapkan kepada
keluarga agar dapat lebih memperhatikan kesehatann setiap anggota keluarga,ibu
yang telah mendapatkan penyuluhan tentang kekuarngan energi kronis diharapkan dapat mengaplikasikannya dalam
kehidupan sehari-hari dengan memperhatikan asupan gizi selama kehamilan dan
lebih meningkatka pola hidup sehat.
DAFTAR PUSTAKA
Helena. 2013.
Kejadian Kekurangan Energi Kronis dengan Anemia. Fitramaya: Yogyakarta
Hariyani.2011.
Gizi untuk Kesehatan Ibu dan Anak. Yogyakarta: Graham Ilmu
Irianto.
2014. Gizi Seimbang dalam Kesehatan Reproduksi. Bandung: Alfabeta
Kemenkes,
RI. 2017. Pemantauan Status Gizi. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI
Waryana.
2010. Gizi Reproduksi. Yogyakarta: Pustaka Rahima
No comments:
Post a Comment