LAPORAN BUKU METODE PENELITIAN
BAHASA Dr.
MAHSUN, M.S.
Hasil
Laporan Metode Penelitian Bahasa
Identitas
Buku
Judul buku :
Metode Penelitian Bahasa
Pengarang :
Dr. Mahsun, M.S.
Penerbit :
PT Raja Grafindo Persada
Tahun terbit :
2005
Cetakan :
1
Kota terbit :
Jakarta
Halaman :
376
GARIS
BESAR ISI BUKU
BAB
1 PENELITIAN DAN MASALAH PENELITIAN
BAHASA
A. Ihwal
Penelitian dan Penelitian Bahasa
B. Masalah
dan Sumber Masalah dalam Penelitian Bahasa
C. Hipotesis
dan Teori dalam Penelitian Bahasa
D. Metode,
Data, dan Teori dalam Penelitian Bahasa
E. Hakikat
Penelitian Bahasa
F. Beberapa
Tahapan Pelaksanaan Penelitian Bahasa
BAB
2 TAHAPAN PRAPENELITIAN
A. Pendahuluan
B. Rumusan
Masalah
C. Tujuan
Penelitian
D. Tinjauan
Pustaka
E. Kerangka
Teori
F. Hipotesis
G. Metode
Penelitian
H. Jadwal
Penelitian
I. Biaya
Penelitian
J. Daftar
Pustaka
BAB
3 TAHAPAN PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Pelaksanaan
Penelitian Bahasa Secara Sinkronis
B. Faktor
Penentu Wujud Metode
C. Metode
dan Teknik Penyediaan Data Penelitian Bahasa Secara Sinkronis
1. Metode
Simak
2. Metode
Cakap
3. Metode
Introspeksi
D. Metode
dan Teknik Analisis Data Penelitian Bahasa Secara Sinkronis
1. Metode
Padan Intralingual
2. Metode
Pada Ekstralingual
E. Metode
dan Teknik Penyajian Hasil Analisis Data Penelitian Bahasa Secara Sinkrronis
F. Pelaksanaan
Penelitian Bahasa Secara Diakronis
1. Metode
dan Teknik Penyediaan Data dalam Penelitian Bahasa Secara Diakronis
2. Beberapa
Catatan Ihwal Penggunaan Metode Penyediaan Data
3. Metode
dan Teknik Analisis Data dalam Penelitian Bahasa Secara Diakronis
G. Metode
dan Teknik Analisis Data dalam Penelitian Linguistik Historis Komparatif
1. Metode
Leksikostatistik
2. Metode
Inovasi Bersama yang Bersifat Ekslusif
3. Metode
dan Teknik Rekontruksi Bahasa Purba
4. Metode
Penyajian Hasil Analisis Data
H. Pelaksanaan
Penelitian Sosiolinguistik (Pemakaian Bahasa)
1. Perihal
Penelitian Sosiolinguistik (Pemakaian Bahasa)
2. Metode
Penyediaan Data
3. Metode
Analisis Data
4. Metode
Penyajian Hasil Analisis Data
BAB
4 TAHAPAN PENULISAN LAPORAN PENELITIAN
BAB
5 PENUTUP
RANGKUMAN
BUKU
BAB
1
PENELITIAN
DAN MASALAH PENELITIAN BAHASA
A.
Ihwal
Penelitian dan Penelitian Bahasa
Adanya dua wujud tanggapan manusia
terhadap realitas alamiah yaitu di samping ia mengamati alamnya sebagai sesuatu
yang statis, ia juga mengamati alamnya sebagai sesuatu yang berubah dan
berkembang atau sebagai sesuatu yang dinamis, merupakan salah satu penyebab
munculnya persoalan yang mendorong manusia untuk selalu mencari jawabannya.
Pencarian jawaban itu dilakukannya melalui penelitian terhadap realitas alamiah
yang memunculkan persoalan tersebut. Dengan demikian, penelitian tidak lain
adalah ikhtiar manusia yang dilakukan dalam upaya pemecahan masalah yang
dihadapi.
Namun, patut dicatat bahwa tidak semua
kegiatan yang dilakukan untuk memecahkan masalah disebut penelitian. Hal ini
sangat tergantung pada jenis masalah yang ingin dicari jawabannya serta
prosedur yang digunakan dalam pemecahan masalah tersebut. Apabila masalah yang
ingin dicari jawabannya itu merupakan masalah biasa dan prosedur pemecahannya
dapat diilakukan secara langsung, tidak dapat dikategorikan sebagai penelitian
ilmiah.
Penelitian ilmiah, seperti yang
dinyatakan oleh Kerlinger (1993) adalah penelitian yang sistematis, terkontrol,
empiris, dan kritis terhadap proposisi-proposisi hipotesis tentang hubungan
yang diperkirakan terdapat antargejala alam. Berdasarkan batasan penelitian
ilmiah tersebut dapat dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan penelitian bahasa
adalah penelitian yang sistematis, terkontrol, empiris, dan kritis terhadap
objek sasaran yang berupa bunyi tutur.
B.
Masalah
dan Sumber Masalah dalam Penelitian Bahasa
Keberadaan suatu masalah merupakan
syarat yang tidak dapat ditawar bagi pelaksana suatu penelitian. McGurigan
menyatakan bahwa setidaknya ada tiga keadaan yang dapat memunculkan masalah,
yaitu:
a. ada
informasi yang mengakibatkan munculnya kesenjangan dalam pengetahuan kita
b. ada
hasil-hasil (penelitian) yang bertentangan
c. ada
suatu kenyataan dan kita bermaksud menjelaskannya melalui penelitian
C.
Hipotesis
dan Teori dalam Penelitian Bahasa
Hipotesis
haruslah memiliki sifat-sifat sebagai berikut.
1. Hipotesisi
dirumuskan dalam bentuk kalimat deklaratif (pernyataan).
2. Hipotesis
harus dapat diuji.
3. Hipotesis
harus masuk akal, artinya mengemukakan penjelasan yang masuk akal dari
kejadian-kejadian yang telah dan akan terjadi.
Selain itu,
fungsi dari hipotesis adalah sebagai berikut.
1. Memperkenalkan
peneliti untuk berpikir dari awal penelitian, karena rumusan hipotesis tidak
lain adalah pernyataan masalah secara spesifik.
2. Menentukan
tahap atau prosedur suatu penelitian.
3. Membantu
menetapkan bentuk penyajian, analisis, dan interpretasi data dalam laporan
penelitian.
D.
Metode,
Data, dan Teori dalam Penelitian Bahasa
Metode memiliki hubungan dengan teori.
Maksudnya, pemilihan penggunaan metode dan
teknik-teknik tertentu pada tahapan penyediaan data, apakah itu metode simak atau metode cakap sangat
ditentukan oleh watak dasar dari objek penelitian. Data yang dimaksud adalah
data berupa kata yang di dalamnya terdapat objek penelitian tersebut. Dalam hal
ini, teori memainkan posisi sentral dalam penelitian bahasa. Dikatakan
demikian, karena baik dalam perumusan masalah maupun dalam pemilihan metode dan
teknik-tekniknya, serta penetuan wujud data yang hendak disediakan teorilah
yang dapat memberikan arahan.
E.
Hakikat
Penelitian Bahasa
Pada dasarnya, penelitian merupakan
upaya yang dilakukan untuk menguak identitas objek penelitian. Karena objek
penelitian bahasa tidak pernah hadir sendirian, selalu disertai konteks, maka
konteks merupakan penentu identitas objek penelitian. Hakikat penelitian
tersebut hendaknya benar-benar disadari oleh peneliti karena akan sangat
berperan dalam membantu peneliti pada tahap penyediaan data.
F.
Beberapa
Tahapan Pelaksanaan Penelitian Bahasa
Pelaksanaan
penelitian bahasa menurut tahapannya dapat dibagi atas tiga tahapan, yaitu:
1. prapenelitian
2. pelaksanaan
penelitian
3. penulisan
laporan penelitian
BAB
2
TAHAPAN
PRAPENELITIAN
Tahapan prapenelitian adalah tahapan
penyusunan desain/usulan penelitian (proposal). Oleh karena itu, dalam
pelaksanaan tahapan ini yang perlu diperhatikan adalah bagaimana menyusun suatu
desain penelitian yang baik. Desain penelitian yang baik dimaksudkan di sini
adalah desain/ususlan penelitian yang disusun dan memenuhi unsur-unsur yang
telah ditentukan.
a. Pendahuluan:
bagian pendahuluan memuat tentang alur pikir tentang pemeilihan topic dan area
penelitian yang mencakup latar belakang, ruang lingkup, dan batas-batas
penelitian.
b. Rumusan masalah:
bagian rumusan masalah berisi uraian tentang masalah-masalah yang hendak
dipecahkan melalui penelitian
c. Tujuan penelitian:
berisi tentang tujuan penelitian secara spesifik yang ingin dicapai dari
penelitian yang hendak dilakukan
d. Tinjauan pustaka:
berisi uraian sistematis tentang hasil-hasil penelitian terdahulu yang ada
hubungannya dengan penelitian yang dilakukan.
e. Kerangka teori:
kerangka teori dijabarkan dari tinjauan pustaka dan disusun oleh peneliti
sebagai kerangka acuan dalam memecahkan masalah dan untuk merumuskan hipotesis.
f. Hipotesis:
merupakan jawaban tentatif terhadap masalah yang hendak dipecahkan melalui
penelitian yang dirumuskan atas dasar pengetahuan yang ada dan logika dan kemudian
akan diuji kebenarannya melalui penelitian yang hendak dilakukan.
g. Metode penelitian:
bagian ini dijelaskan cara penelitian itu akan dilakukan, yang di dalamnya
mencakup bahan atau materi penelitian, alat, jalan penelitian, variabel dan
data yang hendak disediakan dan analisis data.
h. Jadwal penelitian:
jadwal penelitian hendaknya disusun secara seksama yang dapat menunjukkan
tahapan-tahapan yang dilalui dalam penelitian, rincian kegiatan pada setiap
tahapnya, dan waktu yang diperlukan untuk melaksanakan setiap kegiatan
tersebut.
i.
Biaya
penelitian: mengingat yang dibiayai dalam
penelitian itu adalah aktivitas/kegiatan penelitian itu sendiri, di samping
masalah administrasi dan kebutuhan sarana pendukung penelitian seperti
peralatan, bahan dan lain-lain, maka dalam rincian anggaran haruslah tercermin
semua kegiatan yang telah digambarkan.
j.
Daftar
pustaka: untuk daftar pustaka hanya didaftarkan
semua pustakan yang memang diacu dalam usulan penelitian dan disusun ke bawah
menurut abjad nama akhir penulis pertama.
BAB
3
TAHAP
PELAKSANAAN PENELITIAN
A.
Pelaksanaan
Penelitian Bahasa Secara Sinkronis
Penelitian bahasa secara sinkronis
adalah penelitian bahasa yang dilakukan dengan mengamati fenomena suatu bahasa
pada kurun waktu tertentu, jadi bersifat
deskriptif. Dalam penelitian yang bersifat deskriptif atau sinkronis ketiga
tahapan pelaksanaan penelitian, yaitu penyediaan data, analisis data, dan
perumusan hasil analisis merupakan tahapan yang harus dilalui. Setiap tahapan
tersebut memiliki metode dan teknik tersendiri yang berbeda satu sama lain.
B.
Faktor
Penentu Wujud Metode
Tahap penyediaan data merupakan salah
satu dari dua tahap yang dilalui pada pelaksanaan penelitian. Tahapan ini
menjadi dasar bagi pelaksanaan tahapan analisis data. Dikatakan demikian karena
pelaksanaan analisis data hanya dimungkinkan untuk dilakukan jika data akan
dianalisis telah tersedia. Beberapa factor penentu wujud metode dan teknik yang
dapat digunakan pada tahapan penyediaan sebagai berikut.
a. Pandangan
penelitian terhadap dirinya dalam berhadapan dengan objek ilmiah (bahasa)
b. Jenis
bahasa (objek ilmiah) yang diteliti
c. Watak
objek dan tujuan penelitian
C.
Metode
dan Teknik Penyediaan Data Penelitian Bahasa Secara Sinkronis
1. Metode simak:
digunakan untuk memperoleh data dilakukan dengan menyimak pengguna bahasa
2. Metode cakap:
pengumpulan data berupa percakapan antara peneliti dengan informan. Adanya
percakapan antara peniliti dengan informan mengandung arti terdapat kontak
antarmereka. Dalam metode ini juga terdapat beberapa teknik, yaitu (a) teknik
bawahan: Lesap, (b) teknik bawahan: Ganti, (c) teknik bawahan: Perluas, (d)
teknik lanjutan bawahan: Sisip, dan (e) teknik lanjutan bawahan: Balik.
3. Metode introspeksi:
metode ini sebagai metode dalam analisis data, atau disebut sebagai metode
refleksif-introspektif, yaitu upaya meilbatkan atau memanfaatkan sepenuhnya,
secara optimal, peran peneliti sebagai penutur bahasa tanpa meleburlenyapkan
peran kepenlitian itu.
D.
Metode
dan Teknik Analisis Data Penelitian Bahasa Secara Sinkronis
1.
Metode
Padan Intralingual
Padan intralingual adalah metode
analisis dengan cara menghubung-bandingkan unsur-unsur bersifat lingual, baik
yang terdapat dalam satu bahasa maupun dalam beberapa bahasa yang berbeda.
Dalam penelitian yang sesungguhnya, penerapan metode ini dalam tahap analisis
data hanya dimugkinkan jika data yang akan dihubung-bandingkan telah tersedia.
Oleh karena itu, tahapan penyediaan bahan (data) dalam penelitian (bahasa)
memainkan peran yang sangat penting.
2.
Metode
Padan Ekstralingual
Metode pada ekstralingual ini digunakan
untuk menganalisis unsur yang bersifat ekstralingual, seperti menghubungkan
masalah bahasa dengan hal yang berada di luar bahasa. Sebagai metode yang
secara konseptual bersifat abstrak, maka agar dapat teroprasional diperlukan
langkah-langkah konkret yang disebut dengan teknik.
E.
Metode
dan Teknik Penyajian Hasil Analisis Data Penelitian Bahasa Secara Sinkronis
Hasil analisis yang berupa kaidah-kaidah
dapat disajikan melalui dua cara, yaitu (a) perumusan dengan menggunakan
kata-kata biasa termasuk penggunaan termologi yang bersifat teknis dan (b)
perumusan dengan menggunakan tanda-tanda atau lambing-lambang. Kedua cara
tersebutmasing-masing disebut metode informal dan metode formal. Ihwal
penggunaan kata-kata biasa atau tanda-tanda atau lambing-lambang merupakan
teknik hasil penjabaran dari masing-masing metode penyajian tersebut.
F.
Pelaksanaan
Penelitian Secara Diakronis
Linguistik diakronis adalah bidang linguistik
yang menyelidiki perkembangan bahasa dari satu masa ke masa yang lain, serta
menyelidiki perbandingan suatu bahasa dengan bahasa yang lain. Maka, yang
diamati dalam kajian bahasa secara diakronis adalah fenomena yang terdapat
dalam bahasa-bahasa yang berkerabat atau dalam dialek-dialek suatu bahasa.
1.
Metode
dan Teknik Penyediaan Data dalam Penelitian Bahasa Secara Diakronis
a. Metode
Cakap Beserta Teknik-teniknya: (a) teknik cakap semuka, (b) teknik cakap
tansemuka, (c) teknik catat, (d) teknik rekam.
b. Teknik
Simak Beserta Teknik-tekniknya: digunakan peneliti untuk memperoleh data
dilakukan dengan menyimak penggunaan bahasa. Dalam ptaktik selanjutnya, teknik
ini diikuti dengan teknik lanjutan, yang berupa teknik catat dan teknik rekam.
2.
Beberapa
Catatan Ihwal Penggunaan Metode Penyediaan Data:
a. Satuan
daerah pengamatan
b. Penentuan
daerah pengamatan
c. Ihwal
informan
d. Daftar
pertanyaan
3.
Metode
dan Teknik Analisis Data dalam Penelitian Bahasa Secara Diakronis
a. Metode
dan teknik analisis data penelitian dialektologi diakronis
Digunakan
dalam pengidentifikasian dan pemetaan bentuk-bentuk bahasa yang berbeda di
antara daerah-daerah pengamatan, penentuan isolek sebagai dialek atau
subdialek, rekontruksi prabahasa, dan
penentuan dialek/subdialek inovatif dan konservatif.
b. Metode
dan teknik identifikasi dan pemetaan perbedaan unsur-unsur kebahasaan
Analisis penentuan unsur-unsur bahasa
yang berbeda dilakukan dengan menggunakan metode pada intralingual dengan
teknik dasar hubung-banding intralingual dan teknik lanjutan hubung banding membedakan.
Realisasinya, dilakukan melalui cara pengidentifikasian bentuk-bentuk yang
menjadi realisasi dari suatu makna tertentu pada setiap daerah pengamatan.
c. Metode
Analisis Isolek sebagai Dialek dan Subdialek
1) Metode
pemahaman timbal balik
2) Metode
leksikostatistik
3) Metode
dialektometri
4) Metode
homals
5) Metode
berkas isoglos
6) Metode
rekontruksi prabahasa
7) Metode
penentuan dialek yang inovatif dan konservatif
G.
Metode
dan Teknik Analisis Data dalam Penelitian Linguistik Historis Komparatif
1.
Metode
Leksikostatistik
Apabila pada uraian tentang metode dan
teknik penentuan isolek sebagai bahasa atau dialek, salah satunya telah
diuraikan secara konseptual tentang metode leksikostatistik. Adapun
teknik-tekniknya adalah sebagai berikut.
a. Mengumpulkan
kosa kata dasar bahasa yang berkerabat
b. Menetapkan
dan menghitung pasangan-pasangan mana yang merupakan kata berkerabat
c. Menghubungkan
hasil perhitungan yang berupa presentase kekerabatan dengan kategri kekerabatan
2.
Metode
Inovasi Bersama yang Bersifat Eksklusif
Metode yang dapat digunakan dalam
pengelompokan bahasa adalah metode yang bersifat kualitatif, yaitu metode
inovasi eksklusif bersama. Metode ini dimaksud sebagai cara pengelompokan
bahasa turunan ke dalam suatu kelompok yang lebih dekat hubungannya, karena
memperhatikan inovasi yang berinci linguitik eksklusif yang menyebar pada
bahasa-bahasa yang diperbandingkan.
3.
Metode
dan Teknik Rekontruksi Bahasa Purba
Rekontruksi bahasa purba tidak hanya
dilakukan dalam kajian dialektologi diakronis, tetapi dilakukan pula dalam
penelitian linguistic historis kompratif. Metode dan teknik yang digunakan sama
dengan dalam rekontruksi bahasa purba pada kajian dialektologi diakronis.
Bedanya hanya bukti yang digunakan untuk rekontruksi itu adalah bukti-bukti
bahasa, artinya bukti-bukti yang terdapat pada bahasa-bahasa yang
diperbandingkan.
4.
Metode
Penyajian Hasil Analisis
Hasil analisis, baik dalam penelitian
dialektologi diakronis maupun linguistic histroris komparatif, yang berupa
kaidah-kaidah dapat disajikan melalui dua cara, yaitu (perumusan dengan
kata-kata biasa, termasuk penggunaan terminologi yang bersifat teknis dan (b)
perumusan dengan menggunakan tanda-tanda atau lambang.
H.
Pelaksanaan
Penelitian Sosiolinguistik (Pemakaian Bahasa)
1.
Perihal
Penelitian Sosiolinguistik (Pemakaian Bahasa)
Bidang linguistik yang disebut bidang
studi pemakaian bahasa merupakan bagian terbesar dari pembahasan dalam bidang
studi antardisiplin yang disebut sosiolinguistik. Dengan kata lain, bidang linguistik
yang berhubungan dengan pemakaian bahasa merupakan salah satu bagian dari
bidang studi sosiolinguistik. Dengan demikian, penelitian pemakaian bahasa
masuk ke dalam penelitian sosiolinguistik, terutama jika yang dibicarakan
adalah pemakaian bahasa menurut konteks sosial penggunaannya.
2.
Metode
Penyediaan Data
a. Penarikan
sampel penelitian sosiolinguistik
b. Penentuan
kelas social
c. Metode
penyediaan data
-
Metode simak
(pengamatan/observasi)
-
Metode survei
-
Metode cakap
(wawancara)
3.
Metode
Analisis Data
-
Analisis kualitatif
-
Analisis kuantitatif
4.
Metode
Penyajian Hasil Analisis Data
Hasil analisis data yang berupa temuan
penelitian sebagai jawaban atas masalah yang hendak dipecahkan haruslah
disajikan dalam bentuk teori. Dalam menyajikan hasil temuan penelitian di atas,
terdapat dua metode. Kedua metode ini adalah metode formal dan informal karena
pada prinsipnya penyajian hasil analisis baik itu untuk tujuan kajian
linguistic sinkronis, linguistic diakronis, maupun sosiolinguistik adalah sama.
BAB 4
TAHAPAN PENULISAN
LAPORAN PENELITIAN
Laporan penelitian lengkap dengan
sasaran pembacanya, yaitu masyarakat akademis, haruslah disusun dengan
dipertimbangkan hal-hal berikut ini.
a. Usahakanlah
untuk melukiskan seluruh proses penelitian dan pengalaman yang dialami
peneliti.
b. Menulis
laporan berarti kita berkomunikasi dengan pembaca yang hendak dituju bukan
beromunikasi dengan diri sendiri.
c. Mengkomunikasikan
apa yang sesungguhnya terjadi selama proses penelitian.
d. Pengalaman-pengalaman
penelitian dan penemuan-penemuan yang tampaknya tidak berhubungan langsung
dengan tujuan penelitian.
e. Laporan
jangan menjadi suatu cerita terpilih dari keberhasilan kita.
f. Membuat
kerangka laporan terlebih dahulu secara cukup
memadai baru menyusun laporan secara terinci karena akan mudah mengubah
garis besar rencana laporan daripada mengubah
seluruh isi laporan.
g. Laporan
harus disusun manjadi bab-bab, seksi-seksi, dan subseksi-subseksi dengan judul
yang tepat karena tidak mungkin berharap pembaca memiliki waktu dan kesempatan
yang luang untuk membaca laporan kita.
Pada umumnya laporan yang lengkap memuat
beberapa hal yakni sebagai berikut.
1. Judul
penelitian
2. Kata
pengantar
3. Daftar
isi
4. Pendahuluan
5. Hasil
dan pembahasan
6. Kesimpulan
dan saran
7. Ringkasan
8. Daftar
kepustakaan
9. Lampiran-lampiran
BAB
5
PENUTUP
Metode memiliki
kedudukan yang sangat penting dalam kegiatan ilmiah pada setiap disiplin ilmu
karena dengan metode dapat dilakukan pembenaran atau penolakan hipotesis serta
penemuan asas-asas yang mengatur “keberadaan” objek sasaran disiplin-disiplin
ilmu itu sendiri. Dalam kedudukan linguistik sebagai ilmu tentang bahasa metode
merupakan komponen yang keempat setelah tiga komponen lainnya: (a) objek
sasaran khusus yang berupa bunyi tutur atau bahasa tutur, (b) kerangka pikiran
mengenai bahasa, (c) dugaan mula mengenai asas tertentu yang mengatur aspek tertentu
atau yang sering disebut hipotesis.
Buku ini pada
dasarnya telah mencoba memaparkan bagaimana penelitian bahasa itu dilakukan,
tidak hanya menyangkut penelitian dalam bidang linguistic sinkronis
(deskriptif), tetapi juga bidang kajian linguistic diakronis, dan
sosiolinguistik. Berbagai metode dan teknik yang dikemukakan merupakan hasil
pengalaman lapangan yang pernah dialami penulis dan sekaligus hasil telaah
kritis terhadap beberapa metode penelitian yang pernah diusulkan para penulis
terdahulu.
Kelebihan Buku
Buku ini memiliki kelebihan yang
lumayan banyak seperti terdapat pendahaluan pada buku ini di mana menggambarkan
contoh langsung yang berhubungan khusus dengan bab, menyertakan grafik dan
tabel. Selain itu, bahasa yang digunakan untuk menyampaikan maksud penulis
dalam buku ini sangat mudah dipahamai sehingga apa yang terkandung dalam buku
ini tersampaikan kepada pembaca. Buku ini cocok dibaca oleh kalangan mahasiswa
karena di dalamnya memuat cara pembuatan proposal, skripsi, tesis, dan
disertasi.
Kekurangan
Buku
Selain
memiliki kelebihan, buku ini juga memiliki kekurangan seperti penggunaan
konjungsi tidak pada tempatnya dan terdapat pengulangan penulisan uraian-uarain
pada buku tersebut.
No comments:
Post a Comment