ASKEP BRONKITIS AKUT DAN KRONIK
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur dengan tulus kita persembahkan kepada
Allah SWT, Dialah Tuhan yang menurunkan agama melalui wahyu yang disampaikan kepada Rasul
pilihan-Nya,Muhammad Saw. Agama tersebut kini telah berusia lima belas abab
lamamanya terasa semakin dibutuhkan oleh umat manusia yang beriman. Salawat
serta salam semoga senantiasa tercurah
untuk junjungan kita Nabi Muhammad Saw beserta keluarga dan sahabatnya
hingga akhir zaman.
Makalah
ini merupakan sala satu tugas yang diberikan dosen pembimbing dengan judul
ASKEP Bronkitis akut dan kronik. disusun untuk memenuhi tugas mata pelaajaran dasar-dasar medical
bedah agar dapat memperluas ilmu tentang keperawatan. Berbagai rintangan
penulis lalui selama menyelesaikannya baik itu yang datang dari diri sendiri
karena keterbatasan ilmu. Namun dengan penuh kesabaran dan terutamah
pertolongan dari Allah SWT makalah ini
dapat terselesaikan.
Semoga
makalah ini dapat memberi wawasan yang lebih luas kepada parah pembaca. Penulis
sadar makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurnah. Untuk itu
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun,demi
kesempurnaan malakah selanjutnya.
Lampoh Keudeh, 30 Desember 2014
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................... 1
A. Latar
Belakang............................................................................................. 1
B. Rumusan
Masalah........................................................................................ 1
C. Tujuan........................................................................................................... 1
BAB
II PEMBAHASAN............................................................................................ 2
A. Definisi......................................................................................................... 2
B. Anatomi
Fisiologi......................................................................................... 2
C. Etiologi......................................................................................................... 4
D. Patofisiologi................................................................................................. 7
E. Tanda
Dan Gejala......................................................................................... 8
F.
Manifestasi Klinis......................................................................................... 9
G. Pemeriksaan
Penunjang.............................................................................. 10
H. Evaluasi
diagnostik ................................................................................... 10
I.
Penatalaksanaan Medis ............................................................................. 10
J.
Pengobatan Penyakit Bronkitis.................................................................. 11
K. Pencegahan
Penyakit Bronkitis.................................................................. 12
L. Herbal
Tradisional Anti-Bronchitis............................................................ 14
BAB
III DIAGNOSA ASUHAN
KEPERAWATAN .......................................... 15
A. Pengkajian.................................................................................................. 15
B. Diagnosa
Keperawatan.............................................................................. 17
C. Intervensi.................................................................................................... 18
D. Implementasi.............................................................................................. 22
E. Evaluasi...................................................................................................... 22
BAB
III PENUTUP.................................................................................................. 24
A. Kesimpulan................................................................................................. 24
B. Saran........................................................................................................... 24
DAFTAR
PUSTAKA.............................................................................................. 25
BAB
I
PENDAHULUAN
D.
Latar
Belakang
Bronkitis adalah suatu penyakit yang ditandai adanya
dilatasi (ektasis) bronkus lokal yang bersifat patologis dan berjalan kronik.
Perubahan bronkus tersebut disebabkan oleh perubahan dalam dinding bronkus
berupa destruksi elemen elastis dan otot polos bronkus.
Bronkus
yang terkena biasanya bronkus kecil (medium side), sedangakan bronkus besar
jarang terjadi. Bronkitis dan emfisiema paru sering terdapat bersamaan pada
seorang pasien dalam keadaan lanjut, penyakit ini sering menyebabkan obstruksi
saluran nafas yang menetap yang dinamakn kronik obstruksi pulmonary disease.
E.
Rumusan
Masalah
1.
Apa yang menyebabkan
timbulnya penyakit Bronchitis ?
2.
Gejala apa saja yang
dapat ditemukan pada orang yang terkena penyakit Bronkhitis ?
3.
Apakah penyakit
Bronkitis bisa dicegah ?
4.
Bagaimana cara
mengobati penyakit Bronkitis ?
F.
Tujuan
1.
Tujuan secara umum
Mengerti tentang
bronkitis dan memahami apa yang harus di lakukan untuk menangani bronkitis
2.
Tujuan khusus :
a.
Untuk mengetahui
Bronkitis Akut
b.
Mengetahui penyebab
dari Bronkitis
c.
Mengetahui
patofisiologi Bronkitis Akut
d.
Mengetahui gejala orang
yang terkena penyakit Bronkitis
BAB
II
PEMBAHASAN
M.
Definisi
Bronkhitis
adalah suatu penyakit yang ditandai dengan adanya inflamsi pada pembuluh
bronkus,trakea dan bronchial.inflamsi menyebabkan bengkak pada permukaannya,
mempersempit ruang pembuluh dan menimbulkan sekresi dari cairan inflamsi
Bronchitis
juga ditandai dengan adanya dilatasi (pelebaran) pada bronkus local yang
bersifat patologis.dilatasi bronkus disebabkan oleh perubahan dalam dinding
bronkus berupa destruksi elemen –elemen elastic dan otot-otot polos bronkus .
pada umumnya bronkus berukuran kecil yang diserang. Hal ini dapat menghalangi
aliran udara ke paru-paru dan dapt merusaknya.
Secara
klinis para ahli mengartikan bronchitis
sebagai suatu penyakit atau gangguan respiratorik dengan batuk merupakan gejala
utama dan dominan . ini berati bahwa bronchitis bukan merupakan penyakit
berdiri sendiri melainkan dari berbagai penyakit lain juga.
Definisi
bronchitis menurut beberpa sumber adalah hipersekresi mukus dan batuk produktif
kronis berulang ulang minimal selam3
bulan pertahun atau paling sedikit 2 tahun berturut turut pada pasien yang
diketahui tidak terdapatpenyebab lain.
N.
Anatomi
Fisiologi
Pernapasan
adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung oksigen ke dalam
tubuh serta menghembuskan udara yang banyak mengandung CO2 sebagai sisa dari
oksidasi keluar dari tubuh. Fungsi dari sistem pernapasan adalah untuk
mengambil O2 yang kemudian dibawa oleh darah ke seluruh tubuh untuk mengadakan
pembakaran, mengeluarkan CO2 hasil dari metabolism.
a.
Hidung
Merupakan saluran udara
yang pertama yang mempunyai dua lubang dipisahkan oleh sekat septum nasi. Di
dalamnya terdapat bulu-bulu untuk menyaring udara, debu dan kotoran. Selain itu
terdapat juga konka nasalis inferior, konka nasalis posterior dan konka nasalis
media yang berfungsi untuk mengahangatkan udara.
b.
Faring
Merupakan tempat
persimpangan antara jalan pernapasan dan jalan makanan. Terdapat di bawah dasar
pernapasan, di belakang rongga hidung, dan mulut sebelah depan ruas tulang
leher. Di bawah selaput lendir terdapat jaringan ikat, juga di beberapa tempat
terdapat folikel getah bening.
c.
Laring
Merupakan saluran udara
dan bertindak sebelum sebagai pembentuk suara. Terletak di depan bagian faring
sampai ketinggian vertebra servikalis dan masuk ke dalam trakea di bawahnya.
Laring dilapisi oleh selaput lendir, kecuali pita suara dan bagian epiglottis
yang dilapisi oleh sel epitelium berlapis.
d.
Trakea
Merupakan lanjutan dari
laring yang dibentuk oleh 16 – 20 cincin yang terdiri dari tulang rawan yang
berbentuk seperti tapal kuda yang berfungsi untuk mempertahankan jalan napas
agar tetap terbuka. Sebelah dalam diliputi oleh selaput lendir yang berbulu
getar yang disebut sel bersilia, yang berfungsi untuk mengeluarkan benda asing
yang masuk bersama-sama dengan udara pernapasan.
e.
Bronkus
Merupakan lanjutan dari
trakea, ada 2 buah yang terdapat pada ketinggian vertebra thorakalis IV dan V.
mempunyai struktur serupa dengan trakea dan dilapisi oleh jenis sel yang sama.
Bronkus kanan lebih besar dan lebih pendek daripada bronkus kiri, terdiri dari
6 – 8 cincin dan mempunyai 3 cabang. Bronkus kiri terdiri dari 9 – 12 cincin
dan mempunyai 2 cabang. Cabang bronkus yang lebih kecil dinamakan bronkiolus,
disini terdapat cincin dan terdapat gelembung paru yang disebut alveolli.
f.
Paru-paru
Merupakan alat tubuh
yang sebagian besar dari terdiri dari gelembung-gelembung. Di sinilah tempat
terjadinya pertukaran gas, O2 masuk ke dalam darah dan CO2 dikeluarkan dari
darah.
O.
Etiologi
1.
Bronchitis akut.
Virus
pilek sering menyebabkan bronchitis akut. Tetapi anda juga dapat mengalami
bronchitis noninfeksi karena terkena asap rokok dan polutan lain seperti debu.
Bronchitis
dapat juga terjadi ketika asam perut sering naik ke dalam esophagus, kondisi
ini dikenal dengan nama gastroesophageal reflux disease (GERD). Dan pekerja
yang terkena debu atau asap tertentu dapat mengalami bronchitis. Bronchitis
akut umumnya hilang ketika tidak lagi terkena iritan.
2. Bronchitis
kronis
Terkadang
peradangan dan penebalan dinding pipa bronchial menjadi permanen. Kondisi yang
diketahui sebagai bronchitis kronis. Anda umumnya mempertimbangkan bahwa anda
mengalami bronchitis kronis jika anda batuk setiap hari yang hilang setelah
tiga bulan dalam setahun dalam dua tahun berturut. Tidak seperti bronchitis
akut, bronchitis kronis terus berlanjut dan merupakan penyakit yang serius.
Merokok adalah penyebab yang paling besar, tetapi polusi udara dan debu atau
gas beracun pada lingkungan atau tempat kerja juga dapat berkontribusi pada
penyakit ini.
Penyebab
Penyakit Bronkitis juga biasanya disebabkan oleh gaya hidup yang kurang sehat.
Sehingga imun tubuh tidak terlalu bagus dan ketika virus penyebabpenyakit
bronkitis masuk, imun tubuh tidak bisa menghadangnya.
Penyebab
Penyakit Bronkitis juga biasanya disebabkan oleh gaya hidup yang kurang sehat.
Sehingga imun tubuh tidak terlalu bagus dan ketika virus penyebabpenyakit
bronkitis masuk, imun tubuh tidak bisa menghadangnya.
ü Penyebab
Penyakit Bronkitis infeksiosa disebabkan oleh virus, bakteri dan organisme yang
menyerupai bakteri (Mycoplasma pneumoniae dan Chlamydia). Serangan bronkitis
berulang bisa terjadi pada perokok dan penderita penyakit paru-paru dan saluran
pernafasan menahun. Infeksi berulang bisa merupakan akibat dari:
·
Sinusitis kronis
·
Bronkiektasis
·
Alergi
·
Pembesaran amandel dan adenoid
pada anak-anak.
ü Penyebab
penyakit Bronkitis iriatif adalah :
·
Terkena berbagai jenis
debu
·
Asap dari asam kuat,
amonia, beberapa pelarut organik, klorin, hidrogen sulfida, dan bromin
·
Polusi udara yang
menyebabkan iritasi ozon dan nitrogen dioksida
·
Tembakau dan rokok
lainnya.
ü Faktor
risiko terkena Bronchitis
Faktor
yang meningkatkan risiko terkena bronchitis antara lain:
·
Merokok. Rokok memang
sumber dari berbagai macam penyakit. Karena itu, berhentilah merokok karena
sangat merugikan kesehatan.
·
Daya tahan tubuh yang
lemah, dapat karena baru sembuh dari sakit atau kondisi lain yang membuat daya
tahan tubuh menjadi lemah
·
Kondisi dimana asam
perut naik ke esophagus (gastroesophageal reflux disease)
·
Terkena iritan, seperti
polusi, asap atau debu
Ada3
faktor utama yang mempengaruhi timbulnya bronchitis yaitu rokok, infeksi dan
polusi. Selain itu terdapat pula hubungan dengan faktor keturunan dan status
sosial.
1.
Rokok
Menurut buku Report of
the WHO Expert Comite on Smoking Control, rokok adalah penyebab utama timbulnya
bronchitis. Terdapat hubungan yang erat antara merokok dan penurunan VEP
(volume ekspirasi paksa) 1 detik. Secara patologis rokok berhubungan dengan
hiperplasia kelenjar mukus bronkus dan metaplasia skuamus epitel saluran
pernafasan juga dapat menyebabkan bronkostriksi akut.
2.
Infeksi
Eksaserbasi bronchitis
disangka paling sering diawali dengan infeksi virus yang kemudian menyebabkan
infeksi sekunder bakteri. Bakteri yang diisolasi paling banyak adalah
Hemophilus influenza dan streptococcus pneumonie
3.
Polusi
Polusi tidak begitu
besar pengaruhnya sebagai faktor penyebab, tetapi bila ditambah merokok resiko
akan lebih tinggi. Zat – zat kimia dapat juga menyebabkan bronchitis adalah zat
– zat pereduksi seperti O2, zat – zat pengoksida seperti N2O, hidrokarbon,
aldehid, ozon.
4.
Keturunan
Belum diketahui secara
jelas apakah faktor keturunan berperan atau tidak, kecuali pada penderita
defisiensi alfa – 1 – antitripsin yang merupakan suatu problem, dimana kelainan
ini diturunkan secara autosom resesif. Kerja enzim ini menetralisir enzim
proteolitik yang sering dikeluarkan pada peradangan dan merusak jaringan,
termasuk jaringan paru.
5.
Faktor sosial ekonomi
Kematian pada
bronchitis ternyata lebih banyak pada golongan sosial ekonomi rendah, mungkin
disebabkan faktor lingkungan dan ekonomi yang lebih jelek.
Penemuan patologis dari bronchitis
adalah hipertropi dari kelenjar mukosa bronchus dan peningkatan sejumlah sel
goblet disertai dengan infiltrasi sel radang dan ini mengakibatkan gejala khas
yaitu batuk produktif. Batuk kronik yang disertai peningkatan sekresi bronkus
tampaknya mempengaruhi bronchiolus yang kecil – kecil sedemikian rupa sampai
bronchioles tersebut rusak dan dindingnya melebar.
Faktor etiologi utama adalah
merokok dan polusi udara lain yang biasa terdapat pada daerah industri. Polusi
tersebut dapat memperlambat aktifitas silia dan pagositosis, sehingga timbunan
mukus meningkat sedangkan mekanisme pertahanannya sendiri melemah. Mukus yang
berlebihan terjadi akibat displasia. Sel – sel penghasil mukus di bronkhus.
Selain itu, silia yang melapisi bronkus mengalami kelumpuhan atau disfungsional
serta metaplasia.
Perubahan – perubahan pada sel – sel
penghasil mukus dan sel – sel silia ini mengganggu sistem eskalator
mukosiliaris dan menyebabkan penumpukan mukus dalam jumlah besar yang sulit
dikeluarkan dari saluran nafas
Penemuan
patologis dari bronchitis adalah hipertropi dari kelenjar mukosa bronchus dan
peningkatan sejumlah sel goblet disertai dengan infiltrasi sel radang dan ini
mengakibatkan gejala khas yaitu batuk produktif. Batuk kronik yang disertai
peningkatan sekresi bronkus tampaknya mempengaruhi bronchiolus yang kecil –
kecil sedemikian rupa sampai bronchioles tersebut rusak dan dindingnya melebar.
Faktor etiologi utama adalah
merokok dan polusi udara lain yang biasa terdapat pada daerah industri. Polusi
tersebut dapat memperlambat aktifitas silia dan pagositosis, sehingga timbunan
mukus meningkat sedangkan mekanisme pertahanannya sendiri melemah. Mukus yang berlebihan
terjadi akibat displasia. Sel – sel penghasil mukus di bronkhus. Selain itu,
silia yang melapisi bronkus mengalami kelumpuhan atau disfungsional serta
metaplasia.
Perubahan – perubahan pada sel – sel
penghasil mukus dan sel – sel silia ini mengganggu sistem eskalator
mukosiliaris dan menyebabkan penumpukan mukus dalam jumlah besar yang sulit
dikeluarkan dari saluran nafas.
P.
Patofisiologi
Penemuan patologis dari bronchitis
adalah hipertropi dari kelenjar mukosa bronchus dan peningkatan sejumlah sel
goblet disertai dengan infiltrasi sel radang dan ini mengakibatkan gejala khas
yaitu batuk produktif. Batuk kronik yang disertai peningkatan sekresi bronkus
tampaknya mempengaruhi bronchiolus yang kecil – kecil sedemikian rupa sampai
bronchioles tersebut rusak dan dindingnya melebar.
Faktor etiologi utama adalah merokok dan
polusi udara lain yang biasa terdapat pada daerah industri. Polusi tersebut
dapat memperlambat aktifitas silia dan pagositosis, sehingga timbunan mukus
meningkat sedangkan mekanisme pertahanannya sendiri melemah. Mukus yang
berlebihan terjadi akibat displasia. Sel – sel penghasil mukus di bronkhus.
Selain itu, silia yang melapisi bronkus mengalami kelumpuhan atau disfungsional
serta metaplasia.
Perubahan – perubahan pada sel – sel
penghasil mukus dan sel – sel silia ini mengganggu sistem eskalator
mukosiliaris dan menyebabkan penumpukan mukus dalam jumlah besar yang sulit
dikeluarkan dari saluran nafas
Q.
Tanda
Dan Gejala
gejala
bronchitis akut dan kronis yang perlu Anda ketahui:
1.
Batuk
2.
Adanya lendir, baik
yang tidak berwarna, putih atau berwarna kuning kehijauan
3.
Napas pendek, yang
memburuk bahkan saat mengerahkan sedikit tenaga
4.
Napas sesak
5.
Lelah
6.
Demam ringan dan
menggigil
7.
Rasa tidak nyaman pada dada
Jika anda mengalami bronchitis akut,
anda mungkin memiliki batuk yang tetap ada dalam beberapa minggu setelah
bronchitis sembuh. Bagaimanapun gejala bronchitis dapat membingungkan.
Anda tidak dapat memiliki lendir ketika anda mengalami bronchitis,
dan anak-anak sering menelan lendir tersebut sehingga orang tua mungkin tidak
dapat mengetahuinya. Ada dapat mengalami bronchitis kronis tanpa mengalami
bronchitis akut terlebih dahulu. Serta banyak perokok yang harus membersihkan
lendir pada tenggorokannya pada pagi hari ketika bangun dari tidur, yang jika
hal ini berlanjut lebih dari tiga bulan maka mungkin ia mengalami bronchitis
kronis.
Jika anda mengalami bronchitis kronis,
peradangan dalam jangka waktu lama menyebabkan pipa bronchila terluka dan memproduksi terlalu
banyak lendir. Lama kelamaan dinding pipa bronchial akan menebal dan jalan
napas anda dapat terluka. Tanda dan gejala bronchitis kronis juga dapat berupa:
1. Batuk
yang memburuk pada pagi hari dan pada cuaca lembab
2. Sering
mengalami infeksi pernapasan (seperti pilek dan flu) dengan batuk berdahak yang
memburuk
Jika
anda mengalami bronchitis kronis, anda dapat memiliki periode dimana tanda dan
gejala akan memburuk. Pada saat itu anda dapat memiliki bronchitis akut yang
berlapis baik karena bakteri maupun virus sebagai tambahan pada bronchitis
kronis anda.
Secara
klinis, Bronkitis kronis terbagi menjadi 3 jenis, yakni:
1.
Bronkitis kronis ringan
( simple chronic bronchitis), ditandai dengan batuk berdahak dan keluhan lain
yang ringan.
2.
Bronkitis kronis
mukopurulen ( chronic mucupurulent bronchitis), ditandai dengan batuk berdahak
kental, purulen (berwarna kekuningan).
3.
Bronkitis kronis dengan
penyempitan saluran napas ( chronic bronchitis with obstruction ), ditandai
dengan batuk berdahak yang disertai dengan sesak napas berat dan suara mengi.
Untuk
membedakan ketiganya didasarkan pada riwayat penyakit dan pemeriksaan klinis
oleh dokter disertai pemeriksaan penunjang (jika diperlukan), yakni radiologi
(rontgen), faal paru, EKG
R.
Manifestasi
Klinis
1.
Batuk berdahak
(dahaknya bisa berwarna kemerahan)
2.
Sesak nafas ketika
melakukan olah raga atau aktivitas ringan
3.
Sering menderita
infeksi pernafasan (misalnya flu)
4.
Bengek
5.
Lelah
6.
Pembengkakan
pergelangan kaki, kaki dan tungkai kiri dan kanan
7.
Wajah, telapak tangan
atau selaput lendir yang berwarna kemerahan
8.
Pipi tampak kemerahan
9.
Sakit kepala
10. Gangguan
penglihatan
11. Sedikit
demam.
12. Dada
merasa tidak nyaman.
S.
Pemeriksaan
Penunjang
1.
Pemeriksaan
radiologisTubular shadow atau traun lines terlihat bayangan garis yang paralel,
keluar dari hilus menuju apeks paru. bayangan tersebut adalah bayangan bronchus
yang menebal.Corak paru bertambah
2.
Pemeriksaan fungsi paru
3.
Analisa gas darah
antaralain :
a.
Pa O2 : rendah (normal
25 – 100 mmHg)
b.
Pa CO2 : tinggi (normal
36 – 44 mmHg).
c.
Saturasi hemoglobin
menurun.
d.
Eritropoesis bertambah.
T.
Evaluasi
diagnostik
Riwayat kesehatn yang lengkap, termasuk
keluarga, pemajanan terhadap lingkungan, terhadap lingkungan, terhadap
bahan-bahan yang mengiritasi dan riwayan pekerjaan dikumpulkan, termasuk
kebiasaan merokok (jumlah bungkus per hari). Selain itu, pemeriksaan gas-gas
darah arteri, rontgen dada, dan pemeriksaan funsi paru dilakukan, juga
pemeriksaan hemoglobin dan hematokrit.
Pemeriksaan funsi paru menunjukkan penurunan
kapasitas vital (VC) dan volume ekspirasi kuat (FEV ; jumlah udara yang
diekshalasi) dan peningkatan volume residual (RV ; udara yang tersisa dalam
paru-paru setelah ekshalasi maksimal), dengan kapasitas paru total (TLC) normal
atau sedikit meningkat. Hematokrit dan hemaglobin dapat sedikit meningkat.
Analisa gas darah dapat menunjukkan hipoksia dengan hiperkapnia. Rontgen dada
mungkin menunjukkan perbesaran jantung dengan diafragma normal atau mendatar.
Konsolidasi dalam bidang paru mungkin juga terlihat.
U.
Penatalaksanaan
Medis
Objektif utama pengobatan adalah untuk
menjaga agar brinkiolus terbuka dan berfungsi untuk memudahkan pembuangan
sekresi bronkial untuk mencegah infeksi dan untuk mencegah kecacatan. Perubahan
dalam pola sputum (sifat, warna, jumlah, ketebalan) dan dalam batuk adalah
tanda yang penting untuk dicatat. Infeksi bakteri kambuhan diobati dengan
terapi antibiotik berdasarkan hasil pemeriksaan kultur dan sensitivitas.
Untuk membantu membuang sekresi
bronkial, diresepkan bronkodilator untuk menghilangkan bronkospasme dan
mengurangi obstruksi jalan napas sehingga lebih banyak oksigen didistribusikan
ke seluruh bagian paru dan ventilasi alveolardiperbaiki. Drainase postural dan
perkusi dada setelah pengobatan biasanya sangat membantu, terutama jika
terdapat bronkiektasis. Cairan (yang diberikan per oral atau parenteral jika
bronkospasme berat) adalah bagian penting dari terapi, karena hidrasi yang baik
membantu untuk mengencerkan sekresi sehingga dapat mudah dikeluarkan dengan
membatukannya. Terapi kortikosteroid mungkin digunakan ketika pasientidak
menunjukkan keberhasilan terhadap pengukuran yang lebih konservatif. Pasien
harus menghentikan merokok karena menyebabkan brokokonstriksi, melumpuhkan
silia, yang penting dalam menbuang partikel yang mengiritasi dan menginaktivasi
surfaktan, yang memainkan peran penting dalam memudahkan pengembangan
paru-paru. Perokok juga lebih rentan terhadap infeksi bronkial.
V.
Pengobatan
Penyakit Bronkitis
a.
Tindakan Perawatan
Pada tindakan perawatan
yang penting ialah mengontrol batuk dan mengeluarakan lender
1.
Berjemur dipagi hari.
2.
Sering mengubah posisi.
3.
Banyak minum.
4.
Inhalasi
5.
Nebulizer
Untuk mempertahankan daya tahan tubuh,
setelah anak muntah dan tenang perlu
diberikan minum susu atau makanan lain
b.
Tindakan Medis.
1.
Jangan beri obat
antihistamin berlebih.
2.
Beri antibiotic bila
ada kecurigaan infeksi bacterial. Antibiotik diberikan kepada penderita yang
gejalanya menunjukkan bahwa penyebabnya adalah infeksi bakteri (dahaknya
berwarna kuning atau hijau dan demamnya tetap tinggi) dan penderita yang
sebelumnya memilikipenyakit paru-paru.
3.
Dapat diberi efedrin
0,5 – 1 mg/KgBB tiga kali sehari
4.
Chloral hidrat 30 mg/Kg
BB sebagai sedative
5.
Untuk penderita dewasa
bisa diberikan aspirin atau asetaminofen. Untuk anak-anak, sebaiknya hanya
diberikan asetaminofen.
6.
Kepada penderita dewasa
diberikan trimetoprimsulfametoksazol, tetracyclin, atau ampisilin. Erythromycin
diberikan walaupun dicurigai penyebabnya adalah mycoplasma penumoniae.
7.
Kepada penderita
anak-anak diberikan amoxicillin. Jika penyebabnya virus, tidak diberikan
antibiotik. Jika gejalanya menetap atau berulang atau jika bronkitisnya sangat
berat maka dilakukan pemeriksaan biakan dari dahak untuk membantu menentukan
apakah perlu dilakukan penggantian antibiotik.
W.
Pencegahan
Penyakit Bronkitis
Jika Anda telah sering mengalami
serangan bronkitis atau berulang, penyebabnya mungkin sesuatu di lingkungan
Anda. Lokasi yang dingin, lembab - khususnya dikombinasikan dengan polusi udara
atau asap rokok - dapat membuat Anda lebih rentan terhadap bronkitis akut. Ketika masalah menjadi berat, Anda mungkin
perlu untuk mempertimbangkan perubahan di mana dan bagaimana Anda hidup dan
bekerja.
Tindakan
yang dapat membantu menurunkan risiko bronchitis dan melindungi paru-paru anda
secara umum adalah:
1. Hindari
merokok dan menjadi perokok pasif. Asap tembakau meningkatkan risiko bronkitis
kronis dan emphysema.
2. Cobalah
untuk menghindari orang-orang yang telah pilek atau flu. Semakin sedikit Anda
terkena virus yang menyebabkan bronkitis, semakin rendah risiko Anda
mendapatkannya. Hindari kerumunan orang selama musim flu.
3. Hindari
keluar malam karena saat malam kondisi udara dingin dan sangat lembab sehingga
membuat bronkus mengalami vasokontriksi dan peningkatan produksi secret.
4. Makan
makanan yang bergizi untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Misalnya telur, susu,
daging dan sebagainya.
5. Dapatkan
vaksin flu tahunan. Banyak kasus bronkitis akut hasil dari influenza, virus.
Mendapatkan vaksin flu tahunan dapat membantu melindungi Anda dari flu, yang
pada gilirannya, dapat mengurangi risiko bronkitis.
6. Tanyakan
kepada dokter tentang pneumonia shot. Jika usia Anda lebih dari 60 tahun atau
Anda memiliki faktor risiko seperti diabetes, penyakit jantung dan paru-paru,
perlu dipertimbangkan melakukan shot bronkitis. Selain itu, dikenal sebagai
vaksin Prevnar dapat membantu melindungi anak-anak terhadap pneumonia. Kami
menganjurkan untuk semua anak di bawah usia 2 tahun dan untuk anaku usia 2
hingga 5 tahun yang berada pada risiko tertentu penyakit pneumokokus, seperti
mereka yang memiliki kekurangan sistem kekebalan tubuh, asma, penyakit jantung
atau anemia sel sabit. Efek samping dari vaksin pneumokokus biasanya kecil dan
ringan termasuk rasa nyeri atau bengkak di tempat suntikan. Jika Anda memiliki
radang paru-paru atau lebih lima tahun yang lalu menjalankan shot, dokter anda
dapat merekomendasikan bahwa Anda mendapatkan satu lagi.
7. Cuci
tangan atau menggunakan sanitizer tangan secara teratur. Untuk mengurangi
risiko terkena infeksi virus, sering mencuci tangan anda dan membiasakan
menggunakan sanitizer tangan. Dan jangan menggosok hidung atau mata Anda.
8. Ketika
praktek, memakai masker. Jika Anda harus menghabiskan banyak waktu di sekitar
orang lain yang batuk dan bersin, ide yang baik untuk memakai masker yang
menutupi mulut dan hidung untuk mengurangi risiko infeksi.
X.
Herbal
Tradisional Anti-Bronchitis
Beberapa tumbuhan obat yang dapat digunakan
untuk menyembuhkan bronkhitis ternyata bisa dijumpai dengan mudah karena
cenderung mudah ditanam dan dipelihara. Berbagai tumbuhan tersebut memiliki
efek anti-peradangan (anti-inflamasi), antibiotik, anti-bakterial, meredakan
batuk, dan lainnya. Beberapa jenis tumbuhan obat yang bisa digunakan untuk
pengobatan bronkhitis antara lain:
1. Sambiloto
Sambiloto memiliki efek
farmakologis seperti anti-radang, menurunkan panas, menghilangkan sakit
(analgetik), menghilangkan bengkak, dan penawar racun (anti-toksik).
2. Pegagan
Efek farmakologis dari
pegagan yakni anti-infeksi, anti-bakterial, penurunan panas, penenang, peluruh
kemih, membesihkan darah, dan lainnya.
3. Bawang
putih
Bawang Putih memiliki
efek farmakologis seperti efek hangat, sebagai antibiotik, antioksidan,
melancarkan peredaran darah, menstimulasi sistem imu, dan lainnya
4. Sirih
Sirih memiliki efek
farmakologis seperti menimbulkan rasa hangat, pedas, berkhasiat menghentikan
batuk, mengurangi peradangan, menghilangkan gatal, dan lain-lain.
5. Kulit
Jeruk mandarin
6. Efek
farmakologis dari kulit jeruk mandarin seperti pedas dan hangat. Khasiat dari
kulit Jeruk Mandarin ialah anti-asma, peluruh dahak, anti-peradangan, dan
lainnya.
7. Jahe
Efek farmakologis Jahe
ialah antibiotik, peluruh dahak, anti-radang, melancarkan sirkulasi darah, dan
lainnya.
8. Daun
Saga
Efek farmakologis Daun
Saga ialah penyejuk pada kulit dan selaput lendir serta anti-batuk.
BAB
III
DIAGNOSA
ASUHAN KEPERAWATAN
F.
Pengkajian
Data
dasar pengkajian
1.
Aktivitas/istirahat
Gejala :
a.
Keletihan, kelelahan,
malaise.
b.
Ketidakmampuan
melakukan aktivitas sehari – hari.
c.
Ketidakmampuan untuk
tidur.
d.
Dispnoe pada saat
istirahat.
Tanda:
Keletihan, Gelisah, insomnia.
2.
Kelemahan
umum/kehilangan massa otot.
Gejala : Pembengkakan
pada ekstremitas bawah.
Tanda :
a.
Peningkatan tekanan
darah, peningkatan frekuensi jantung/takikardia berat.
b.
Distensi vena leher.
c.
Edema dependent
d.
Bunyi jantung redup.
e.
Warna kulit/membran
mukosa normal/cyanosis
f.
Pucat, dapat
menunjukkan anemi.
3.
Integritas Ego
Gejala :
a.
Peningkatan faktor resiko
b.
Perubahan pola hidup
Tanda : Ansietas,
ketakutan, peka rangsang.
4.
Makanan/cairan
Gejala :
a.
Mual/muntah.
b.
Nafsu makan
buruk/anoreksia
c.
Ketidakmampuan untuk
makan
d.
Penurunan berat badan,
peningkatan berat badan
Tanda
:
a. Turgor
kulit buruk
b. Edema
dependen
c. Berkeringat.
d. Penurunan
berat badan
e. Palpitasi
abdomen
5.
Hygiene
Gejala : Penurunan
kemampuan/peningkatan kebutuhan
Tanda
: Kebersihan buruk, bau badan.
6.
Pernafasan
Gejala :
a.
Batuk menetap dengan
produksi sputum setiap hari selama minimun 3 bulan berturut – turut tiap tahun
sedikitnya 2 tahun.
b.
Episode batuk hilang
timbul.
Tanda
:
1. Pernafasan
biasa cepat.
2. Penggunaan
otot bantu pernafasan
3. Bentuk
barel chest, gerakan diafragma minimal.
4. Bunyi
nafas ronchi
5. Perkusi
hyperresonan pada area paru.
6. Warna
pucat dengan cyanosis bibir dan dasar kuku, abu – abu keseluruhan.
7. Keamanan
Gejala
:
1. Riwayat
reaksi alergi terhadap zat/faktor lingkungan.
2. Adanya/berulangnya
infeksi.
8.
Seksualitas
Gejala : Penurunan
libido
9.
Interaksi social
Gejala :
a.
Hubungan ketergantungan
b.
Kegagalan dukungan/terhadap
pasangan/orang dekat
10. Penyakit
lama/ketidakmampuan membaik.
Tanda : Ketidakmampuan
untuk mempertahankan suara karena distress pernafasan
Pemeriksaan
diagnostik
1.
Sinar x dada : Dapat
menyatakan hiperinflasi paru – paru, mendatarnya diafragma, peningkatan area
udara retrosternal, hasil normal selama periode remisi.
2.
Tes fungsi paru : Untuk
menentukan penyebab dispnoe, melihat obstruksi, memperkirakan derajat
disfungsi.
3.
Analisa gas darah :
Untuk menentukan kandungan gas yang berada dalam darah
G.
Diagnosa
Keperawatan
1. Bersihan
jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi sekret.
2. Kerusakan
pertukaran gas berhubungan dengan obstruksi jalan nafas oleh sekresi, spasme bronchus.
3. Pola
nafas tidak efektif berhubungan dengan broncokontriksi, mukus.
4. Perubahan
nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan dispnoe, anoreksia, mual
muntah.
5. Resiko
tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan menetapnya sekret, proses penyakit kronis.
6. Intoleran
aktifitas berhubungan dengan insufisiensi ventilasi dan oksigenasi.
7. Ansietas
berhubungan dengan perubahan status kesehatan.
8. Kurang
pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses penyakit dan
perawatan dirumah.
H.
Intervensi
1.
Bersihan jalan nafas
tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi sekret.
Tujuan : Mempertahankan
jalan nafas paten.
Rencana Tindakan:
a.
Auskultasi bunyi nafas
Rasional : Beberapa
derajat spasme bronkus terjadi dengan obstruksi jalan nafas dan dapat
dimanifestasikan dengan adanya bunyi nafas.
b.
Kaji/pantau frekuensi
pernafasan.
Rasional : Tachipnoe
biasanya ada pada beberapa derajat dan dapat ditemukan selama / adanya proses
infeksi akut.
c.
Dorong/bantu latihan
nafas abdomen atau bibir
Rasional : Memberikan
cara untuk mengatasi dan mengontrol dispoe dan menurunkan jebakan udara.
d.
Observasi karakteristik
batuk
Rasional : Batuk dapat
menetap tetapi tidak efektif, khususnya pada lansia, penyakit akut atau
kelemahan
e.
Tingkatkan masukan
cairan sampai 3000 ml/hari
Rasional : Hidrasi
membantu menurunkan kekentalan sekret mempermudah pengeluaran.
2.
Kerusakan pertukaran
gas berhubungan dengan obstruksi jalan nafas oleh sekresi, spasme bronchus.
Tujuan : Menunjukkan
perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan yang adekuat dengan GDA dalam
rentang normal dan bebas gejala distress pernafasan.
Rencana Tindakan:
a.
Kaji frekuensi,
kedalaman pernafasan.
Rasional : Berguna
dalam evaluasi derajat distress pernafasan dan kronisnya proses penyakit.
b.
Tinggikan kepala tempat
tidur, dorong nafas dalam.
Rasional : Pengiriman
oksigen dapat diperbaiki dengan posisi duduk tinggi dan latihan nafas untuk
menurunkan kolaps jalan nafas, dispenea dan kerja nafas
c.
Auskultasi bunyi nafas.
Rasional : Bunyi nafas
makin redup karena penurunan aliran udara atau area konsolidasi
d.
Awasi tanda vital dan
irama jantung
Rasional : Takikardia,
disritmia dan perubahan tekanan darah dapat menunjukkan efek hipoksemia
sistemik pada fungsi jantung.
e.
Awasi GDA
Rasional : PaCO¬2
biasanya meningkat, dan PaO2 menurun sehingga hipoksia terjadi derajat lebih
besar/kecil.
f.
Berikan O2 tambahan
sesuai dengan indikasi hasil GDA
Rasional : Dapat
memperbaiki/mencegah buruknya hipoksia.
3.
Pola nafas tidak
efektif berhubungan dengan broncokontriksi, mukus.
Tujuan : perbaikan
dalam pola nafas.
Rencana Tindakan:
a.
Ajarkan pasien
pernafasan diafragmatik dan pernafasan bibir
Rasional : Membantu
pasien memperpanjang waktu ekspirasi. Dengan teknik ini pasien akan bernafas
lebih efisien dan efektif.
b.
Berikan dorongan untuk
menyelingi aktivitas dan periode istirahat
Rasional : memungkinkan
pasien untuk melakukan aktivitas tanpa distres berlebihan.
c.
Berikan dorongan
penggunaan pelatihan otot-otot pernafasan jika diharuskan
Rasional : menguatkan
dan mengkondisikan otot-otot pernafasan.
4.
Perubahan nutrisi
kurang dari kebutuhan berhubungan dengan dispnoe, anoreksia, mual muntah.
Tujuan : Menunjukkan
peningkatan berat badan.
Rencana
Tindakan:
a.
Kaji kebiasaan diet.
Rasional : Pasien
distress pernafasan akut, anoreksia karena dispnea, produksi sputum.
b.
Auskultasi bunyi usus
Rasional : Penurunan
bising usus menunjukkan penurunan motilitas gaster.
c.
Berikan perawatan oral
Rasional : Rasa tidak
enak, bau adalah pencegahan utama yang dapat membuat mual dan muntah.
d.
Timbang berat badan
sesuai indikasi.
Rasional : Berguna
menentukan kebutuhan kalori dan evaluasi keadekuatan rencana nutrisi.
e.
Konsul ahli gizi
Rasional : Kebutuhan
kalori yang didasarkan pada kebutuhan individu memberikan nutrisi maksimal.
5.
Resiko tinggi terhadap
infeksi berhubungan dengan menetapnya sekret, proses penyakit kronis.
Tujuan :
mengidentifikasi intervensi untuk mencegah resiko tinggi
Rencana Tindakan:
a.
Awasi suhu.
Rasional : Demam dapat
terjadi karena infeksi atau dehidrasi.
b.
Observasi warna, bau
sputum.
Rasional : Sekret
berbau, kuning dan kehijauan menunjukkan adanya infeksi.
c.
Tunjukkan dan bantu
pasien tentang pembuangan sputum.
Rasional : mencegah
penyebaran patogen.
d.
Diskusikan kebutuhan
masukan nutrisi adekuat.
Rasional : Malnutrisi
dapat mempengaruhi kesehatan umum dan menurunkan tekanan darah terhadap
infeksi.
e.
Berikan anti mikroba
sesuai indikasi
Rasional : Dapat
diberikan untuk organisme khusus yang teridentifikasi dengan kultur.
6.
Intoleran aktifitas
berhubungan dengan insufisiensi ventilasi dan oksigenasi.
Tujuan : Menunjukkan
perbaikan dengan aktivitas intoleran
Rencana tindakan:
a.
Dukung pasien dalam
menegakkan latihan teratur dengan menggunakan exercise, berjalan perlahan atau
latihan yang sesuai.
Rasional : Otot-otot
yang mengalami kontaminasi membutuhkan lebih banyak O2.
7.
Ansietas berhubungan
dengan perubahan status kesehatan
Tujuan : pasien akan
mengalami penurunan rasa ketakutan dan ansietas.
Rencana tindakan:
a.
Kaji tingkat kecemasan
(ringan, sedang, berat).
Rasional : Dengan
mengetahui tingkat kecemasan klien, sehingga memudahkan tindakan selanjutnya.
b.
Berikan dorongan
emosional.
Rasional : Dukungan
yang baik memberikan semangat tinggi untuk menerima keadaan penyakit yang
dialami.
c.
Beri dorongan
mengungkapkan ketakutan/masalah
Rasional :
Mengungkapkan masalah yang dirasakan akan mengurangi beban pikiran yang
dirasakan
d.
Jelaskan jenis prosedur
dari pengobatan
Rasional : Penjelasan
yang tepat dan memahami penyakitnya sehingga mau bekerjasama dalam tindakan
perawatan dan pengobatan.
e.
Beri dorongan spiritual
Rasional : Diharapkan
kesabaran yang tinggi untuk menjalani perawatan dan menyerahkan pada TYME atas
kesembuhannya.
8.
Kurang pengetahuan yang
berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses penyakit dan perawatan di
rumah
Tujuan : Mengatakan
pemahaman kondisi/proses penyakit dan tindakan.
Rencana tindakan:
a.
Jelaskan proses
penyakit individu
Rasional : Menurunkan
ansietas dan dapat menimbulkan partisipasi pada rencana pengobatan.
b.
Instruksikan untuk
latihan afas, batuk efektif dan latihan kondisi umum.
Rasional : Nafas bibir
dan nafas abdominal membantu meminimalkan kolaps jalan nafas dan meningkatkan
toleransi aktivitas
c.
Diskusikan faktor
individu yang meningkatkan kondisi misalnya udara, serbuk,
asap tembakau.
Rasional : Faktor
lingkungan dapat menimbulkan iritasi bronchial dan peningkatan produksi sekret
jalan nafas.
I.
Implementasi
Pada
tahap ini untuk melaksanakan intervensi dan aktivitas yang telah dicatat dalam
rencana perawatan pasien. Agar implementasi/pelaksanaan perencanaan ini dapat
tepat waktu dan efektif maka perlu mengidentifikasi prioritas perawatan,
memantau dan mencatat respon pasien terhadap setiap intervensi yang
dilaksanakan serta mendokumentasikan pelaksanaan perawatan.
Pada
pelaksanaan keperawatan diprioritaskan pada upaya untuk mempertahankan jalan
nafas, mempermudah pertukaran gas, meningkatkan masukan nutrisi, mencegah
komplikasi, memperlambat memperburuknya kondisi, memberikan informasi tentang
proses penyakit (Doenges Marilynn E, 2000, Remcana Asuhan Keperawatan)
J.
Evaluasi.
Pada
tahap akhir proses keperawatan adalah mengevaluasi respon pasien terhadap
perawatan yang diberikan untuk memastikan bahwa hasil yang diharapkan telah
dicapai,
Evaluasi
merupakan proses yang interaktif dan kontinyu, karena setiap tindakan
keperawatan, respon pasien dicatat dan dievaluasi dalam hubungannya dengan
hasil yang diharapkan kemudian berdasarkan respon pasien, revisi, intervensi
keperawatan/hasil pasien yang mungkin diperlukan.
Pada
tahap evaluasi mengacu pada tujuan yang telah ditetapkan yaitu : jalan nafas
efektif, pola nafas efektif, pertukaran gas adekuat, masukan nutrisi adekuat,
infeksi tidak terjadi, intolerans aktivitas meningkat, kecemasan
berkurang/hilang, klien memahami kondisi penyakitnya. (Keliat Budi Anna, 1994,
Proses Keperawatan)
BAB
III
PENUTUP
C.
Kesimpulan
Bronkhitis
adalah suatu penyakit yang ditandai dengan adanya inflamsi pada pembuluh
bronkus,trakea dan bronchial. inflamsi menyebabkan bengkak pada permukaannya,
mempersempit ruang pembuluh dan menimbulkan sekresi dari cairan inflamsi.
Secara klinis para ahli mengartikan
bronchitis sebagai suatu penyakit atau gangguan respiratorik dengan
batuk merupakan gejala utama dan dominan . ini berati bahwa bronchitis bukan
merupakan penyakit berdiri sendiri melainkan dari berbagai penyakit lain juga.
Penyakit bronkhitis memang “derajat” bahayanya masih lebih rendah dibandingkan
penyakit-penyakit berbahaya lain seperti jantung, kanker, dan lainnya. Namun,
jika tidak segera ditangani, bukan mustahil akan membahayakan. Bronkhitis
memang termasuk penyakit ringan tetapi, jika diderita oleh penderita penyakit
lain yang bersifat tahunanseperti jantung maupun paru-paru sifatnya akan
membahayakan. Makanya, kalau Anda terindikasi bronkhitis harus segera diobati.
D.
Saran
Agar terhindar dari Penyakit Bronkitis
sebaiknya membiasakan diri kita untuk melaksanakan pola hidup sehat. Sehingga
selain lebih sehat, berbagai penyakit pun tidak akan menghampiri.
Kemudian
disarankan untuk hindari merokok atau asap rokok, hindari mereka yang sedang
sakit pilek atau flu serta gunakan masker untuk mengurangi risiko infeksi.
DAFTAR
PUSTAKA
Brunner
dan Suddarth. 2001. Keperawatan Medikal Bedah Ed. 8 Vol 1. Penerbit Buku
Kedokteran EGC. Jakarta.
Corwin,
Elizabeth J. 2000. Buku Saku Patofisiologi. EGC. Jakarta.
Doenges,
Marilynn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien Ed.3. EGC. Jakarta.
J.C.E.
Underwood. 1999. Patologi Umum dan Sistematik Ed.2 Vol 2. EGC. Jakarta
No comments:
Post a Comment