ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
DENGAN GANGGUAN KELENJAR PANKREAS (pankreatitis)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pankreas merupakan suatu organ yang
mempunyai fungsi endokrin dan eksokrin, dan kedua fungsi ini saling
berhubungan. Fungsi eksokrin yang utama adalah untuk memfasilitasi proses
pencernaan melalui sekresi enzim-enzim ke dalam duodenum proksimal. Sekretin
dan kolesistokinin-pankreozimin (CCC-PZ) merupakan hormon traktus
gastrointestinal yang membantu dalam mencerna zat-zat makanan dengan mengendalikan
sekret pankreas.Sekresi enzim pankreas yang normal berkisar dari 1500-2500
mm/hari.
Pankreas adalah kelenjar terelongasi
berukuran besar di balik kurvatura besar lambung, merupakan organ yang panjang
dan ramping, merupakan kelenjar kompleks tubulo-alveolar, secara keseluruhan
menyerupai setangkai anggur. Pankreas juga sekumpulan kelenjar yang strukturnya
sangat mirip dengan kelenjar ludah, panjangnya sekitar 15-20cm (6-8 inch),
lebar sekitar 3,8 cm (1,5 inch) mulai dari duodenum sampai ke limpa dan beratnya
rata-rata 60-90 gram. Terbentang pada vertebral lumbalis I dan II di belakang
lambung.Pankreas terletak retroperitoneal dan dibagi dalam 3 segmen utama,
yaitu kaput, korpus, dan kauda. Kaput terletak pada bagian cekung
duodenum.Kauda menyentuh limpa.
Keradangan dari pankreas atau pankreatitis
merupakan penyakit yang saat ini masih sulit pengobatannya. Adanya bahan-bahan
racun yang dikeluarkan jika organ ini mengalami
keradangan menyebabkan gangguan-gangguan pada organ yang lain seperti
otak, paru, jantung, hati dan ginjal. Angka kematian pada penyakit ini masih
cukup tinggi.Pada keradangan akut yang disertai nekrosis yang hemoragis, angka
kematian mendekati 100%.Patogenesa dan beberapa penyebab dari pankreatitis
sampai sekarang belum dapat diketahui secara keseluruhannya. Beberapa teori
tentang patogenesa dari penyakit ini akan dibahas secara singkat didalam
tulisan ini. Diagnosa yang tepat sangat diperlukan untuk pengobatan yang baik
dari pankreatitis.Diagnosa harus melibatkan pemeriksaanpemeriksaan Kinik,
radiologis, ultrasonikviserografi dan laboratorium. Pada pembicaraan lebih
lanjut akan dibahas lebih banyak mengenai pemeriksaan laboratorium yang saat
ini makin bertambah lengkap. Perubahan-perubahan yang terjadi pada komposisi
cairan tubuh yang disebabkan adanya bahan-bahan racun yang dikeluarkan oleh
pankreas yang meradang dapat dideteksi dengan pemeriksaan laboratorium.
1.2
Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah :
1.
Apakah yang dimaksud dengan
Pankreatitis ?
2.
Apa penyebab seseorang dapat
menderita Pankreatitis ?
3.
Bagaimana Patofisiologi sampai
akhirnya klien menderita Pankreatitis ?
4.
Bagaimana Manifestasi Klinis
Penderita Pankreatitis ?
5.
Bagaimana Diagnosis untuk
penderita Pankreatitis ?
6.
Bagaimana Asuhan Keperawatan
yang diberikan pada Klien yang mengalami
Pankreatitis ?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian
Pangkreatitis adalah reaksi peradangan
pankreas (inflamasi pankreas). Pannkreatitis merupakan penyakit yang serius
pada pankreas dengan intensitas yang dapat berkisar mulai dari kelainan yang
relatif ringan dan sembuh sendiri hingga penyakit yang berjalan dengan cepat
dan disertai renjatan dengan gangguan ginjal dan paru-paru yang berakibat fatal
dan tidak bereaksi terhadap berbagai pengobatan. (Brunner & Suddart,
2001).
Pada pankreatitis akut keluhan nyeri perut
yang hebat muncul tiba-tiba dan terjadi peningkatan enzim amilase atau lipase.
Perjalanan penyakitnya sangat bervariasi dari yang ringan sampai yang berat.
Pankreatitis disebut juga sebagai otodigesti pankreas karena terjadi refluks
enzim eksokrin pankreas dan diaktifkan di sana sehingga terjadi pankreatitis.
2.2
Penyebab Pankreatitis
1.
Konsumsi alkohol.
2.
Batu empedu.
3.
Trauma pankreas (tumpul atau
tajam atau pasca bedah.
4.
Tukak peptik yang menembus
pankreas.
5.
Obstruksi saluran pankreas oleh
fibrosis atau konkremen.
6.
Berhubungan dengan pemakaian
obat-obatan.
7.
Penyakit-penyakit metabolik
antara lain: hipertrigliseridemi, hiperkalsemia (sarkoidosis, metastasi tulang,
hiperparatiroidisme), diabetes, gagal ginjal, hemokromatosis.
8.
Infeksi virus
9.
Penyakit vaskuler primer
(misalnya SLE, periarteritis nodosa).
10. Parasit misalnya askaris, giardia, klonorkis.
11. Pankreatitis herediter.
12. Penggunaan obat-obatan azatioprin, 6 merkaptopurin, sulfonamid,
tiazid, furosemid, tetrasiklin.
2.3
Klasifikasi Pankreatitis
Klasifikasi pankreatitis dibagi atas :
1. Pankreatitis akut. Pankreatitis akut merupakan proses peradangan
akut yang mengenai pankreas yang menyebabkan munculnya berbagai derajat edema.
Pendarahan dan nekrosis pada sel-sel asinus dan pembuluh darah. Mortalitas dan
gejala klinis bervariasi sesuai derajat proses patologi. Bila hanya terdapat
edema pankreas, mortalitas mungkin berkisar dari 5 % sampai 10%, sedangkan
pendarahan masih nekrokit mempunyai mortalitas 50% sampai 80%.
2. Pankreatitis kronik (terdapat sisa-sisa kerusakan yang permanen).
Penilaian pankreatitis yang dikembangkan oleh RSCM sebagai berikut:
KRITERIA
PENILAIAN PANKREATITIS AKUT
Gejala
|
skor
|
1. Nyeri epigastrium menetap > 5 jam
2. Mual, muntah
3. Nyeri periumbilikal
4. Keadaan umum sedang-berat
5. Nadi > 90x/menit
6. Suhu aksila >37,5
7. Nyeri hipogastrium kiri/kanan
8. Leukositosis >10.000/ul
|
1
1
2
1
1
1
1
1
|
Bila skor > 9, diagnosis klinis pankreatitis akut dapat
ditegakkan dengan sensitivitas 92,3%, spesifitas 64%, nilai prediktif positif
36% dan nilai prediktif negatif 7,7%.
2.4
Klasifikasi Pankreatitis Akut
Berdasarkan pada beratnya proses peradangan
dan luasnya nekrosis parenkim pankreas maka pankreatitis akut dapat dibedakan :
1.
Pankreatitis Akut Tipe
Interstitial
Tidak terdapat nekros atau perdarahan, atau bila ada, minimal
sekali, terdapat edema ekstraseluler, peningkatan sel-sel leukosit
polimorfonuklear (PMN). Duktus pankreatikum terisi cairan purulen. Merupakan
pankreatitis ringan akan tetapi pasien mengeluh nyeri akut dan berisiko
mengalami syok, gangguan keseimbangan cairan serta elektrolit dan sepsis.
2. Pankreatitis akut tipe nekrosis hemoragik
Terdapat nekrosis jaringan pankreas disertai dengan perdarahan dan
inflamasi. Tanda utama adalah adanya nekrosis lemak pada jaringan di tipe
pankreas, nekrosis parenkim dan pembuluh darah sehingga mengakibatkan
perdarahan dan dapat mengisi ruangan retroperitoneal. Dapat timbul abses
purulen karena adanya kolonialisasi bakteri. Nekrosis lemak dan jaringan
pankreas mengalami kerusakan dan dapat memicu terjadinya trombosis pembuluh
darah.
2.5
Patofisiologi Pankreaktitis
Pankreatitis dimulai sebagai suatu proses
autodigesti di dalam kelenjar akibat aktivitas prematur zimogen (prekursor dari
enzim digestif) dalam sel-sel sekretor pankreas (asinus), sistem saluran atau
ruang interstisial. Patogenesis yang pasti tidak diketahui, terjadinya
obstruksi ampula yang mengakibatkan refluks isi duodenum atau cairan empedu ke
dalam saluran pankreas dan mengakibatkan trauma langsung pada sel-sel asinus
sehingga sel-selnya menjadi udem, inflamasi dan nekrosis. Selain itu adanya
gangguan sirkulasi dan stres okaidatif dan gangguan mikrosirkulasi juga dapat
menyebabkan kerusakan pankreas. Inflamasi dapat meluas karena cairan pankreas
ke luar dari saluran-saluran pankreas dan masuk ke dalam ruang pararenal
anterior dan ruang-ruang lain seperti ruang-ruang pararenal posterior, lasser
sac dan rongga peritonium. Substansi ini mengakibatkan iritasi kimiawi yang
luas dan menyebabkan komplikasi.
Berikut komplikasi yang dapat ditimbulkannya
:
Sistem Organ Tubuh
|
Komplikasi Yang Muncul
|
Kardiovaskuler
|
Hipovolemia,
syok
|
Ginjal
|
Gagal ginjal
|
Hematologi
|
DIC, trombosis
|
Paru
|
ARDS, gagal
paru
|
Metabolik
|
Hipokalsemia,
hiperglikemia
Hipertrgliseridemi,
asidosis metabolik
|
Pencernaan
|
Perdarahan
gastrointestinal
|
Sekitar 75% pasien, dapat sembuh spontan
dalam waktu 1 minggu karena proses inflamasinya hanya terbatas pada pankreas
dan jaringan peripankreatik dan sembuh spontan dalam beberapa hari. Pada 25%
kasus berkembang menjadi komplikasi dengan angka mortalitas secara keseluruhan
5-10%.
Normalnya, pankreas terlindungi dari
enzimnya sendiri karena zimogen berada dalm bentuk in aktif dan teraktivasi
oleh pemecahan peptid secara enzimatik. Selain itu jaringan pankreas dilindungi
oleh adanya inhibitor yang bertugas menginaktivasi enzim protease. Tripsin
berperan mengaktivasi semua zimogen pankreas.
Dalam proses aktivasi didalam pankreas,
peran penting terletak pada tripsin yang mengaktivasi semua zimogen pankreas.
Aktivasi zimogen secara normal dimulai oleh enterokinase di duodenum yang
mengakibatkan teraktivasinya tripsin yang kemuadian mengaktivasi zimogen yang
lain yaitu kimotripsin, proelastase, fosfolipase A. Jadi diduga bahwa aktivasi
dini tripsinogen menjadi tripsin adalah pmicu autodigesti pankreas. Hanya
lipase yang aktif yang tidak tergantung pada tripsin.
Aktivasi enzim ini terjadi karena adanya
refluks isi duodenum dan refluks cairan empedu, aktifasi sistem komplemen,
stimulasi dan sekresi enzim yang berlebihan. Isis duodenum mengandung enzim
pankreas yang aktif, asam empedu, lisolesitin dan lemak telah teremulsifikasi
sehingga memicu terjadinya pankreatitis akut. Asam empedu menyebabkan
peningkatan aktivasi lipase dan fosfolipase A, memecah esitin menjadi
lisolesitin dan asm lemak serta menginduksi secara spontan sejumlah kecil
proenzim pankreas yang lain. Selanjutnya perfusi asam empedu ke dalam duktus
pankreastikus meningkatkan permeabilitas sehingga mengakibatkan perubahan
struktural yang jelas. Adanya edema, perdarahan dan trombosis menunjukkan
kerusakan vaskular yang terjadi bersamaan.
2.6
Manifestasi Klinis Pankreatitis
- Mual muntah.
- Hipotensi.
- Takikardi.
- Sianosis kulit.
- Dispnu, takipnu.
- Hiperglikemi.
- Nyeri abdomen.
- Nyeri punggung.
- Nyeri epigastrium.
- Rasa sakit menjadi lebih parah setelah makan dan tidak dapat disembuhkan dengan antasid.
Pemeriksaan penunjang pada klien pankreatitis
1. Kadar amilase serum atau urine ataupun nilai lipase dalam serum
meningkat, minimal tiga kali nilai normal. Peningkatan amilase mencapai
maksimum dalam 24-36 jam, kemudian menurun dalam 48-72 jam. Peningkatan lipase
berlangsung lebih lama yakni 5-10 hari.
2. Ultrasonografi: hasil dapat menunjukkan adanya pembengkakan pankreas
setempat atau difus dengan ekhoparenkim yang berkurang, pseudokista di dalam
atau diluar pankreas. Adanya batu di kandung empedu dan duktus koledokus
mengindikasikan adanya pankreatitis bilier dan merupakan indikasi untuk ERCP
dini dan sfingterotomi.
3. Pemeriksaan dengan CT scan: menentukan luasnya edema dan nekrosis.
4. Pengobatannya dengan memberhentikan proses autidigesti dan mencegah
komplikasi sitemik.
5. Pemberian narkotik untuk nyeri.
6. Ultrasound abdomen: dapat digunakan untuk mengidentifikasi inflamasi
pankreas, abses, pseudositis, karsinoma dan obstruksi traktus bilier.
7. Endoskopi : penggambaran duktus pankreas berguna untuk diagnosa
fistula, penyakit obstruksi bilier dan striktur/anomali duktus pankreas
kontraindikasi dilakukan pada faseakut.
8. Aspirasi jarum penunjuk CT : dilakukan untuk menentukan adanya
infeksi.
9. Foto abdomen : dapat menunjukkan dilatasi lubang usus besar
berbatasan dengan pankreas atau faktor pencetus intra abdomen yang lain, adanya
udara bebas intra peritoneal disebabkan oleh perforasi atau pembentukan abses,
klasifikasi pankreas.
10. Pemeriksaan seri GI atas : sering menunjukkan bukti pembesaran
pankreas/ inflamasi.
11. Bilirubin serum : terjadi pengikatan umum (mungkin disebabkan oleh
penyakit hati alkoholik atau penekanan duktus koledokus).
12. Fosfatase alkaline : biasanya meningkat bila pankreatitis disertai
oleh penyakit bilier.
13. Albumin dan protein serum dapat meningkat (meningkatkan
permeabilitas kapiler dan transudasi cairan kearea ekstrasel).
14. Kalsium serum : hipokalsemi dapat terlihat dalam 2-3 hari setelah
timbul penyakit (biasanya menunjukkan nekrosis pankreas).
15. Kalium : hipokalemia dapat terjadi karena kehilangan dari gaster;
hiperkalemia dapat terjadi sekunder terhadap nekrosis jaringan, asidosis,
insufisiensi ginjal.
16. Trigliserida : kadar dapat melebihi 1700 mg/dl dan mungkin agen
penyebab pankreatitis akut.
17. LDH/AST (SGOT) : mungkin meningkat lebih dari 15x normal karena
gangguan bilier dalam hati.
18. Darah lengap : SDM 10.000-25.000 terjadi pada 80% pasien. Hb mungkin
menurun karena perdarahan. Ht biasanya meningkat (hemokonsentrasi) sehubungan
dengan muntah atau dari efusi cairan ke dalam pankreas atau area
retroperitoneal.
19. Glukosa serum : meningkat sementara umum terjadi khususnya selama
serangan awal atau akut. Hiperglikemi lanjut menunjukkan adanya kerusakan sel
beta dan nekrosis pankreas dan tanda prognosis buruk. Urine analisa; amilase,
mioglobin, hematuria dan proteinuria mungkin ada (kerusakan glomerolus).
20. Feses : peningkatan kandungan lemak (seatoreal) menunjukkan gagal
pencernaan lemak dan protein (Dongoes, 2000).
Kriteria Rason pada umumnya dipakai untuk
menilai beratnya pankreatitis akut. Bila tiga atau lebih paremeter ditemukan
pada saat pasien masuk ke rumah
sakit, suatu pangkreatitis akut berat yang disertai komplikasi nekrosis
pangkreas dapat diprediksi akan muncul. Kriteria pasien saat masuk RS yaitu;
1. Usia > 55 tahun.
2. Lekosit > 16.000/mm3
3. Gula darah >200 mg/dl
4. Defisit basa > 4 mEq/L
5. LDH serum > 350 UI/L
6. SGOT > 250 UI/L
Timbulnya keadaan-keadaan
dibawah ini dalam 48 jam pertama menunjukkan prognosis yang memburuk.
1. Hematokrit menurun > 10%
2. BUN meningkat > 5 mg/dl
3. PO2 < 60 mmHg
4. Kalsium serum < 8 mg/dl
5. Sekuestrasi cairan > 6 bliter.
Penatalaksanaan Medik Pankreatitis
Terapi standar pankreatitis akut terdiri atas :
1. Pemberian analgesik dosis tinggi seperti petidin,
pentazosin beberapa kali sehari, morfin tidak dianjurkan.
2. Puasa total dan pemberian nutrisi parenteral untuk
mengistirahatkan pankreas.
3. Aspirasi cairan lambung untuk mengurangi pelepasan
gastrin, rangsangan pada pankreas dan berguna untuk dekompresi ileus paralitik.
4. Pemberian antasida atau penghambat reseptor H2
bila terdapat riwayat dispepsi.
5. Pemberian antibiotika.
6. Pembedahan dilakukan bila keadaan klinis pasien
memburuk ditandai:
a. Perburukan sirkulasi dan fungsi paru sesudah
beberapa hari terapi intensif.
b. Pasien pankreatitis akut hemoragik nekrosis
disertai renjatan yang sukar diatasi.
c. Timbulnya sepsis
d. Gangguan fungsi ginjal
e. Perdarahan intestinal yang berat
f. Pembentukan abses, pseudokista, fistel
Pada pankreatitis akut
yang berat selain perlu dilakukan berbagai tindakan sebagai berikut :
1. Pindahkan ke Unit Perawatan Intensif (ICU) untuk
memperbaiki kehilangan cairan serta darah dan kadar albumin yang rendah dan
mencegah gagal ginjal akut.
2. Perawatan pernapasan.
3. Terapi infeksi
4. Atasi gangguan metabolik
5. Dukungan gizi parenteral total yang memadai.
6. Drainase Bilier.
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN PANKREATITIS
1.
Pengkajian
keperawatan meliputi :
a. Anamnesa
Biodata
Pada biodata diperoleh data tentang
nama, umur, jeis kelamin, tempat tinggal, pekerjaan, pndidikan, dan status
perkawinan.
Keluhan utama
Nyeri hampir selalu merupakan keluhan
yang diberikan pasien dan nyeri dapat terjadi di epigastrium, abdomen
bawah atau terlokalisir pada daerah
torasika posterior dan lumbalis. Nyeri bisa bersifat ringan atau parah atau
biasanya menetap dan tidak bersifat kram.
Riwayat
penyakit sekarang
Riwayat kesehatan juga mencakup
pengkajian yang tetap tentang nyeri, lokasi, durasi, faktor-faktor pencetus dan
hubungan nyeri dengan makanan, minuman alkohol, anoreksia, dan intoleransi
makanan (Hudak dan Gallo, 1996)
Riwayat
penyakit lalu
Kaji apakah pernah mendapat intervensi
pembedahan atau prosedur diagnostik seperti EPCP. Kaji apakah pernah menderita
masalah medis lain yang menyebabkan pankreatitis meliputi ulkus peptikum, gagal
ginjal, vaskular disorder, hypoparathyroidism, hyperlipidemia dan kaji apakah
klien pernah mengidap inveksi virus dan buat catatan obat-obatan yang pernah
digunakan.
Riwayat
kesehatan keluarga
Kaji riwayat keluarga yang
mengkonsumsi alkohol, mengidap pankreatitis dan penyakit biliaris.
Pengkajian
psikososial
Pengguaan alkohol secara berlebihan
adalah hal yang paling sering menyebabkan pankreatitis akut.
Pola
aktivitas
Klien dapat melaporkan adanya
steatorea (feses berlemak), juga penurunan berat badan, mual, muntah. Pastikan
frekuensi buang air besar. Perlu mengkaji status nutrisi klien dan cacat faktor
yang dapat menurunkan kebutuhan normal.
b. Pemeriksaan fisik
TTV
Kaji adanya peningkatan temperatur,
takikardi, dan penurunan TD.
Sistem
gastrointestinal
Ditemukan nyeri abdome, distensi
abdomen bagian atas dan terdengar bunyi timpani, bising usus menurun atau
hilang karena efek proses peradangan dan aktivitas enzim pada mortilitas usus.
Sistem
cardiovaskuler
Efek sistemik lainnya dari pelepasan
kedalam sirkulasi adalah Vasodilatasi perifer yang pada gilirannya dapat
menyebabkan hipotensi dan syok. Faktor depresan miokardial diketahui dapat
menurunka kontraktilitas jantung. Organ tubuh kemudian terganggu.
Sistem
sirkulasi
Koagulasi intravaskular diseminata
dengan keterkaitan dengan gangguan perdarahan selanjutnya dapat mempengaruhi
keseimbangan cairan.
Sistem
respirasi
Pelepasan enzim-enzim lain (contoh
fosfolipase) diduga banyak menyebabkan komplikasi pulmonal yang berhubungan
dengan pankreatitis akut.
Sistem
metabolisme
Hiperglikemia dapat timbul dan
disebabkan oleh respon terhadap stress. Kerusakan sel-sel inset langerhans
menyebabkan hiperglikemia refraktori. Asidosis metabolik dapat diakibatkan oleh
hipoperfusi dan aktivitas hipermetabolik anaerob.
Sistem
uninaria
Oligoria,azotemia atau trombosis vena
renalis bisa menyebabkan gagal ginjal.
Sistem
neurologi
Kaji perubahan tingkah laku dan
sensori yang dapat berhubungan dengan penggunaan alkohol atau indikasi hipoksia
yang disertai shok.
Sistem
intergumen
Membran mukosa kering, kulit dingin
dan lembab, sianosis yang dapat mencerminkan dehidrasi ringan sampai sedang
akibat muntah atau sindrom kebocoran kapiler. Perubahan warna keunguan pada
panggul atau area periumbilikus terjadi pada nekrosis hemoragik yang luas.
2. Diagnosa Keperawatan Pada Klien Pankreatitis
a. Nyeri akut berhubungan dengan obstruksi pankreas,
duktus billier, kontaminasi kimia pada permukaan peritoneal olek eksudat
pankreas, meluasnya inflamasi ke saraf pleksus retroperitoneal.
b. Resiko tinggi terhadap kurang volume cairan
berhubungan dengan kehilangan berlebihan, vasodilatasi vaskuler, gangguan
pembekuan darah.
c. Kurang pengetahuan perawatan dirumah berhubungan
dengan kurang informasi tentang penyakitnya.
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN PANKREATITIS
Diagnosa keperawatan
|
Tujuan dan kriteria hasil
|
Intervensi keperawatan
|
Rasional
|
1. Nyeri akut berhubungan dengan obstruksi
pankreas, duktus billier, kontaminasi kimia pada permukaan peritoneal olek
eksudat pankreas, meluasnya inflamasi ke saraf pleksus retroperitoneal.
|
Tujuan :
Nyeri
teratasi/hilang.
Kriteria
hasil:
a. Klien melaporkan nyeri hilang
b. Ekspesi wajah rileks.
c. Tidak ada keluhan nyeri
d. Skala nyeri 0-2
|
1. Kala nyeri, lokasi dan beratnya (0-10)
2. Pertahanan tirah baring pada posisi semi fowler
dengan lutut agak ditekuk ditempat tidur.
3. Pertahankan klien berpuasa.
4. Berikan perawatan oral setiap 2 jam, jika klien
berpuasa.
5. Konsul kedokter bila nyeri menetap / memburuk.
|
1. Identifikasi beratnya nyeri untuk menentukan
intervensi
2. Untuk memudahkan pernafasan dan kehilangan
ketegangan pada otot-otot abdomen.
3. Makanan pada deodenum mengaktifkan pelepasa
enzim pankreas yang menghilangkan nyeri.
4. Mencegah kekeringan mulut, yang dapat terjadi
bila klien berpuasa.
5. Nyeri menetap menunjukkan pembentukan abses.
|
2. Resiko tinggi terhadap kurang volume cairan
berhubungan dengan kehilangan berlebihan, vasodilatasi vaskuler, gangguan
pembekuan darah.
|
Tujuan:
Intake volume cairan adekuat.
Kriteria hasil:
a. Tanda vital stabil
b. Turgor kulit baik.
c. Nadi perifer kuat.
d. Pengisian kapiler baik
e. Pengeluaran urin 30 ml/jam
|
1. Observasi hasil pemeriksaan elektrolit.
2. Monitor masukan dan pengeluaran cairan etiap 8
jam atau setiap jam jika ada gejala syok.
3. Observasi ttv setiap 2 atau 4 jam bila stabil.
|
1. Identifikasi kemajuan adanya penyimpangan dari
hasil yang diharapkan.
2. Untukk mengetahui keseimbannga cairan tubuh.
3. Perubahan ttv merupakan indikator terjadinya
dehidrasi.
|
3. Kurang pengetahuan perawatan dirumah berhubungan
dengan kurang informasi tentang penyakitnya.
|
Tujuan :
Pemahaman klien tentang penyakitnya meningkat.
Kriteria hasil:
Klien mengungkapkan pemahaman tentang :
a. Penyakit pankreatitis.
b. Pengobatan suplemen pankreatik.
c. Dietnya
d. Perawatan dan kontrol ulang.
|
1. Kaji pengetahuan klien tentang penyakitnya.
2.
Jelaskan
tentang penyakit pankreatitis.
3.
Anjurkan
klien mencari pertolongan medis bila gejalanya kambuh.
4.
Berikan
perjanjian tertulis untuk kontrol ulang dan intruksi perawatan tertulis;
nama, dosis, tujuan, jadwl dn efek samping obat yang dapat dilaporkan.
|
1. Sebagai dasar untuk intervensi.
2. Pemahaman tentang penyakit pankreatitis.
3. Mencegah terjadinya komplikasi
4. Intruksi tertulis dapat diingat, diharapkan
klien kontrol ulang tepat waktu dan minum obat sesuai petunjuk tertulis.
|
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Pankreatitis adalah peradangan kelenjar
pankreas. Tanda dari gejala ini adalah rasa sakit pada uluhati yang amat
sangat, suhu badan yang meningkat, muntah hebat. Penyebab dari pankeatitis
adalah idiopatik (artinya tidak diketahui secara pasti), tetapi ada
kecenderungan yang harus dilacak adalah apakah terdapat batu pada saluran empedu,
kadar trigliserida yang tinggi. Petanda laboratorium yang dipakai adalah
tingginya kadar amilase dan lipase. Pengobatan pankreatitis dengan puasa (tidak
boleh makan dan minum), serta antibiotik yang penetrasi ke jaringan pankreas
tinggi.
3.2
Saran
Untuk menangani pasien dengan pankreatitis,
perawat diharapkan mampu memahami secara keseluruhan baik konsep medis maupun
konsep keperawatan sehingga pasien dengan pankreatitis dapat tertolog segera.
Perawat sangat perlu memahami tindakan-tindakan dan penaganan secara darurat
pada pasien dengan pankreatitis
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddart(2002).
Keperawatan Medikal Bedah .Jakarta: EGC
Mansjoer, Arif, dkk. 2001. Kapita
Selekta Kedokteran Jilid 2. Jakarta : EGC
Marlynn, E, Doengeos. Rencana
Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta : EGC
Smeltzer and Bare. 2002. Buku Ajar
Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8. Jakarta : EGC.
Waluyo.(2001). Cermin Dunia
Kedokteran. No. 82. Jakarta.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur
penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat rahmatNya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan Askep ini dengan baik dan tepat pada
waktunya. Adapun judul dari makalah ini adalah : ”ASUHAN KEPERAWATAN PADA
PASIEN DENGAN GANGGUAN KELENJAR PANKREAS (pankreatitis)”.
Adapun tujuan dari
pembuatan Askep ini yaitu agar pembaca dapat mengetahui konsep dasar asuhan
keperawatan pada klien gangguan kelenjar pankreas dengan pankreatitis. Penulis juga
mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis
dalam menyelesaikan makalah ini. penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan, oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan
saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Aceh besar, 20 Maret 2016
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR.............................................................................................. i
DAFTAR
ISI............................................................................................................ ii
BAB I
PENDAHULUAN......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................... 3
2.1 Pengertian................................................................................................. 3
2.2 Penyebab Pankreatitis............................................................................... 3
2.3 Klasifikasi Pankreatitis............................................................................. 4
2.4 Klasifikasi Pankreatitis Akut.................................................................... 4
2.5 Patofisiologi Pankreaktitis........................................................................ 5
2.6 Manifestasi Klinis Pankreatitis.................................................................. 6
BAB III PENUTUP............................................................................................... 15
3.1 Kesimpulan............................................................................................ 15
3.2 Saran ..................................................................................................... 15
DAFTAR
PUSTAKA............................................................................................. 16
No comments:
Post a Comment