TINJAUAN
TEORITIS
A.
Tinjauan
Teoritis Medis
1.
Pengertian
Persalinan
Persalinan adalah proses dimana bayi,
Plasenta, dan selaput ketuban keluar dari uterus ibu bersalin. Persalinan yang
normal terjadi pada usia kehamilan cukup bulan/setelah usia kehamilan 37 minggu
atau lebih tanpa penyulit. Pada akhir kehamilan ibu dan janin mempersiapkan
diri untuk menghadapi proses persalinan. Janin bertumbuh dan berkembang dalam
proses persiapan menghadapi kehidupan di luar Rahim. Ibu menjalani berbagai
perubahan fisiologis selama masa hamil sebagai persiapan menghadapi proses
persalinan dan untuk berperan sebagai ibu.Persalinan dan kelahiran adalah akhir
kehamilan dan titik dimulainya kehidupan di luar Rahim bagi bayi baru lahir (Fauziah,
2015).
Persalinan
merupakan proses pergerakan janin, plasenta, dan membrane dari dalam rahim
melalui jalan lahir. Proses ini berawal dari pembukaan dan dilatasi serviks
sebagai akibat kontraksi uterus dengan frekuensi, durasi dan kekuatan yang
teratur. Awalnya kekuatan yang muncul kecil, kemudian terus meningkat sampai
pada puncaknya pembukaan serviks lengkap sehingga siap untuk pengeluaran janin
dari rahim ibu. Persalinan adalah saaat yang menegangkan, menggugah emosi,
menyakitkan, dan menakutkan bagi ibu maupun keluarga (Rohani, 2014).
2.
Fisiologis
persalinan
Sebab-sebab terjadinya persalinan masih merupakan
teori yang komplek. Perubahan-perubahan dalam biokimia dan biofisika telah
banyak mengungkapkan mulai dari berlangsungnya partus antara lain penurunan
kadar hormon progesteron dan estrogen. Progesteron merupakan penenang bagi
otot–otot uterus. Menurunnya kadar hormon ini terjadi 1-2 minggu sebelum
persalinan. Kadar prostaglandin meningkat menimbulkan kontraksi myometrium.
Keadaan uterus yang membesar menjadi tegang mengakibatkan iskemi otot–otot
uterus yang mengganggu sirkulasi uteroplasenter sehingga plasenta berdegenerasi
(Rohani, dkk., 2013).
3.
Faktor
Penyebab Persalinan
Beberapa faktor yang menjadi penyebab persalinan
yaitu (Rohani, dkk., 2013) :
a. Tenaga
Atau Kekuatan (Power)
Adalah kekuatan yang mendorong janin dalam
persalinan. Kekuatan yang berguna untuk mendorong keluar janin adalah his,
kontraksi otot-otot perut, kontraksi diagfragma dan aksi ligament. Kekuatan
primer yang diperlukan dalam persalinan adalah his, sedangkan sebagai kekuatan
sekundernya adalah tenaga meneran ibu.
b. Jalan
Lahir (Passage)
Merupakan faktor jalan lahir, terbagi menjadi 2
yaitu bagian keras (tulang panggul) dan bagian lunak (uterus, otot dasar
panggul dan perineum).
c. Janin
(Passanger)
Meliputi sikap janin, letak janin, presentasi,
bagian presentasi, serta posisi. Sikap janin menunjukkan hubungan bagian tubuh
janin yang satu dengan bagian yang lain. Letak janin dilihat berdasarkan
hubungan sumbu tubuh janin dibandingkan dengan sumbu tubuh ibu. Presentasi
digunakan untuk menentukan bagian janin yang ada dibagian bawah rahim yang
dijumpai pada palpasi atau pada pemeriksaan dalam. Bagian presentasi adalah
bagian tubuh janin yang pertama kali teraba oleh jari pemeriksa saat melakukan
pemeriksaan dalam. Sedangkan posisi merupakan indikator untuk menetapkan arah
bagian terbawah janin.
d. Psikis
Ibu
Meliputi psikologis ibu, emosi, dan persiapan
intelektual, pengalaman melahirkan bayi sebelumnya, kebiasaan adat, dan
dukungan dari orang terdekat pada kehidupan ibu.
e.
Penolong
Peran dari penolong persalinan adalah mengantisipasi dan menangani komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan janin.
4.
Tanda-tanda persalinan
Menurut Sofian (2012),
tanda dan gejala persalinan antara lain:
a. Rasa sakit oleh adanya his yang datang
lebih kuat, sering dan teratur
b. Keluar lendir bercampur darah (blood
show) yang lebih banyak karena
robekan-robekan kecil
pada serviks
c. Kadang-kadang ketuban pecah dengan
sendirinya
d. Pemeriksaan dalam : serviks mendatar dan
pembukaan telah ada.
5.
Jenis Persalinan
Setiap wanita
menginginkan persalinannya berjalan lancar dan dapat melahirkan bayi dengan
sempurna. Ada dua cara persalinan
yaitu persalinan lewat vagina yang lebih
dikenal dengan persalinan alami dan persalinan Caesar atau section ceasarea.
a.
Pervaginam
Persalinan pervaginam
dibagi menjadi 2 yaitu :
1.
Persalinan
Spontan yaitu persalinan yang berlangsung dengan
kekuatan ibu sendiri
dan melalui jalan lahir.
2.
Persalinan
Buatan yaitu persalinan yang dibantu dengan tenaga
dari luar, misalnya
ekstraksi dengan forceps atau dilakukan
section caesarea
b.
Section Cesaria
Section caesarea yaitu
tindakan operasi untuk mengeluarkan bayi dengan
melalui insisi pada dinding perut dan dinding
rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin diatas 500 gram.
B.
Lilitan
Tali Pusat
1. Pengertian
tali pusat
Tali pusat merupakan jaringan ikat yang
menghubungkan antara plasenta dan janin yang memiliki peranan penting dalam
interaksi antara ibu dan janin selama masa kehamilan. Jaringan ini berfungsi
menjaga viabilitas dan memfasilitasi pertumbuhan embrio serta janin.10 Tali
pusat sangat penting bagi perkembangan, kesejahteraan, dan kelangsungan hidup
fetus karena berfungsi sebagai sumber oksigen, nutrien dan pembuangan zat-zat
sisa. Proses ini diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin (Retniati,
2010).
Perawatan tali pusat adalah pengobatan dan
pengikatan tali pusat yang menyebabkan pemisahan fisik terakhir antara ibu
bayi, kemudian tali pusat dirawat dalam keadaan steril, bersih, kering, puput
dan terhindar dari infeksi tali pusat.
2.
Etiologi
Pada usia kehamilan
sebelum 8 bulan umumnya kehamilan janin belum memasuki bagian atas panggul.
Pada saat itu ukuran bayi relative kecil dan jumlah air ketuban berlebihan (
polihidramnion) kemungkinan bayi terlilit tali pusat.
Tali pusat
yang panjang menyebabkan bayi terlilit. Panjang tali pusat bayi rata-rata 50 –
60 cm, namun tiap bayi mempunyai tali pusat bebeda-beda. Dikatakan panjang jika
melebihi 100 cm dan dikatakan pendek jika kurang dari 30 cm.
Puntiran tali pusat secara
berulang-ulang kesatu arah. Biasanya terjadi pada trimester pertama dan kedua.
Ini mengakibatkan arus darah dari ibu ke janin melalui tali pusat terhambat
total. Karena dalam usia kehamilan umumnya bayi bergerak bebas. Lilitan tali
pusat pada bayi terlalu erat sampai dua atau tiga lilitan, hal tersebut
menyebabkan kompresi tali pusat sehingga janin mengalami hipoksia / kekurangan
oksigen.
3.
Diagnosa
Beberapa hal yang menandai
bayi terlilit tali pusat, yaitu (Manalu, 2019):
a.
Pada bayi dengan usia
kehamilan lebih dari 34 minggu, namun bagian terendah janin (kepala atau
bokong) belum memasuki pintu atas panggul perlu dicurigai adanya lilitan tali
pusat.
b.
Pada janin letak sungsang
atau lintang yang menetap meskipun telah dilakukan usaha untuk memutar janin
(Versi luar/knee chest position) perlu dicurigai pula adanya lilitan tali
pusat.
c.
Dalam kehamilan dengan
pemeriksaan USG khususnya color doppler dan USG 3 dimensi dapat dipastikan
adanya lilitan tali pusat.
d.
Dalam proses persalinan
pada bayi dengan lilitan tali pusat yang erat, umumnya dapat dijumpai dengan
tanda penurunan detak jantung janin di bawah normal, terutama pada saat
kontraksi rahim.
e.
Infeksi Tali Pusat (
Tetanus Neonatorum )
4.
Tanda- Tanda Bayi Terlilit
Tali Pusat
a.
Pada bayi dengan usia
kehamilan lebih dari 34 minggu, namun bagian terendah janin (kepala / bokong)
belum memasuki bagian atas rongga panggul.
b.
Pada janin letak sungsang
/ lintang yang menetap meskipun telah dilakukan usaha memutar janin (versi luar
/ knee chest position) perlu dicurigai pula adanya lilitan tali pusat.
c.
Tanda penurunan DJJ
dibawah normal, terutama pada saat kontraksi.
5.
Penatalaksanaan
Melakukan pemeriksaan
teratur dengan bantuan USG untuk melihat apakah ada gambaran tali pusat
disekitar leher. Namun tidak dapat dipastikan sepenuhnya bahwa tali pusat
tersebut melilit leher janin atau tidak. Apalagi untuk menilai erat atau
tidaknya lilitan. Namun dengan USG berwarna (Coller Doppen) atau USG tiga
dimensi, dan dapat lebih memastikan tali pusat tersebut melilit atau tidak
dileher, atau sekitar tubuh yang lain pada janin, serta menilai erat tidaknya
lilitan tersebut (Manalu, 2019).
C.
Teori
Asuhan Kebidanan Dasar
1.
Pengertian
Asuhan
adalah bantuan yang diberikan oleh bidan kepada individu, klien. Kebidanan
adalah bentuk pelayanan kesehatan yang komprehensif dan karakteristik
berdasarkan ilmu dan seni kebidanan yang ditunjukan pada wanita atau khususnya
dalam masa prakonsepsi, masa kehamilan, persalinan, masa nifas dan bayi baru
lahir, upaya masa interval dengan upaya promotif, preventive dan rehabilitative
baik secara individu, keluarga, kelompok masyarakat sesuai wewenang, tanggung
jawab dank ode etik profesi bidan.
Asuhan
kebidanan adalah penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi tanggung jawab
dalam memberikan pelayanan kepad klien yang mempunyai kebutuhan masalah dalam bidang kesehatan ibu hamil,
masa persalinan, masa nifas, bayi baru lahir serta keluarga berencana (Depkes
RI, 2014).
2.
Pendokumentasian
asuhan kebidanan
Pendokumentasian
adalah suatu pencatatan yang lengkap dan akurat terhadap keadaan yang dilihat
dalam pelaksanaan asuhan kebidanan. Pendokumentasian atau catatan manajemen
kebidanan dapat diterapkan dengan metode SOAP. Dalam metode SOAP, S merupakan
data subyektif, O adalah data objektif, A adalah analisis/assessment dan P
adalah planning. SOAP merupakan catatan yang sederhana, jelas, logis dan
singkat. Ada beberapa keriteria pencatatan asuhan kebidanan yaitu:
a. Pencatatan
dilakukan segera setelah melaksanakan asuhan pada formulir yang tersedia rekam
medis/KMS (kartu menuju sehat/KIA)
b. Ditulis
dalam bentuk catatan perkembangan SOAP
c. S
adalah data subjektif, mencatat hasil anamnesa
d. O
adalah objektif, mencatat hasil pemeriksaan
e. A
adalah hasil analisa, mencatat diagnose dan masalah kebidanan
f. P
adalah penatalaksanaan, mencatat seluruh perencanaan dan pelaksanaan yang sudah
dilakukan.
3.
Asuhan
kebidanan persalinan
Tujuan
Asuhan persalinan adalah mengupayakan kelangsungan hidup dan
mencapai derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya, melalui berbagai
upaya yang terintegrasi dan lengkap serta intervensi minimal sehingga
prinsip keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat yang
optimal.
Bidan melaksanakan
rencana asuhan
kebidanan secara komprehensif, efektif,
efisien dan aman berdasarkan evidence
based kepada klien/pasien
dalam bentuk upaya promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitatif. Dilaksanakan secara mandiri, kolaborasi dan rujukan. Bidan melakukan evaluasi secara
sistematis dan berkesinambungan untuk
melihat keefektifan dari asuhan yang
sudah diberikan, sesuai dengan perubahan perkembangan kondisi klien.
Evaluasi atau penilaian
dilakukan segera setelah selesai melaksanakan asuhan
sesuai kondisi klien. Hasil evaluasi segera dicatat
dan
dikomunikasikan pada klien dan/atau keluarga. Hasil evaluasi harus
ditindaklanjuti sesuai
dengan kondisi klien/pasien.
Untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan asuhan yang bidan berikan kepada pasien,
bidan mengacu
pada beberapa pertimbangan, antara lain
:
1. Meningkatkan, mempertahankan, dan mengembalikan
kesehatan.
2. Memfasilitasi ibu untuk
merawat bayinya dengan rasa aman dan penuh percaya diri.
3. Memastikan pola menyusui yang mampu
meningkatkan perkembangan
bayi.
4. Meyakinkan
ibu dan pasangan untuk
mengembangkan
kemampuan mereka sebagai orang
tu dan untuk mendapatkan pengalam berharga sebagai ornag tua.
5. Membantu keluarga
untuk mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan
mereka, serta
mengemban
tanggung jawab
terhadap kesehatan sendiri
Hasil asuhan
merupakan bentuk konkret dari perubahan kondisi pasien dan
keluarga yang
meliputi : pemulihan kondisi pasien, peningkatan kesejahteraan emosional,
peningkatan
pengetahuan,
kemampuan pasien mengenai perawatan
diri dan
bayinya,
serta peningkatan
kemandirian pasien dan
keluarga dalam memenuhi kebutuhan
kesehatan
DAFTAR
PUSTAKA
1.
Fauziah, S. (2015). Keperawatan
Maternitas Volume 2 : Persalinan. Jakarta: Kencana.
2.
Rohani, dkk.
(2011). Asuhan kebidanan pada masa persalinan. Jakarta : Salemba Medika
3.
Amru, sofian. 2012. Rutam mohctar synopsis obstetric. Obstetri operatif Obstetri sosial
edisi 3 jilid 1&2. EGC.Jakarta
4.
Yulizawati, dkk. 2019. Buku Ajar Asuhan
Kebidanan pada Persalinan. Sidoarjo: Indomedia Pustaka.
5.
Anisa Mardella Eka, Eko Karyuni Pamilih.
2011. Buku Ajar Ilmu Kebidanan. Jakarta; EGC. 8. Sukmawati L. Hubungan
Kehamilan postterm dengan Kejadian asfiksia Neonatorum di RSUD Ambawara Tahaun
2016, diakses tanggal 11 juli 2018.
6.
Manalu, N. A. (2019) ‘Asuhan Kebidanan Pada Ny. D Masa
Hamil, Bersalin, Nifas, Bayi Baru Lahir Dan Keluarga Berencana Di Praktek
Mandiri Bidan T.H Kota’.
Which Sports To Watch on Sports To Watch on TV? - Sporting 100
ReplyDeleteHow to watch sports online? — 동두천 출장샵 When you watch 토토 사이트 코드 a sports 충청남도 출장안마 video and place your bets, you'll 제주도 출장샵 know 영주 출장샵 it's not a sports wagering thing. As a