Tuesday, 21 December 2021

ASUHAN KEBIDANAN DASAR PADA NY. N DENGAN HIPEREMISIS GRAVIDARUM

 

BAB I

PENDAHULUAN

 

A.      Latar Belakang

Hiperemesis gravidarum merupakan ibu hamil yang mengalami mual muntah yang berlebih, dapat menimbulkan gangguan aktivitas sehari-hari sehingga membahayakan kesehatan bagi janin dan ibu, bahkan dapat menyebabkan kematian. Selain itu, mual muntah juga berdampak negatif bagi ibu hamil, seperti aktivitas sehari-hari menjadi terganggu. Biasanya mual muntah sering terjadi saat pagi hari, bahkan dapat timbul kapan saja maupun  terjadi kadang dimalam hari. Gejala tersebut 40-60%  biasa terjadi pada multigravida (Prawirohardjo,2014).

Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah suatu yang wajar pada ibu  hamil trimester 1. Kondisi ini akan berubah, jika mual muntah terjadi >10 kali dalam sehari, sehingga dapat mengganggu keseimbangan gizi, cairan elektrolit, dan dapat memengaruhi keadaan umum serta menganggu kehidupan sehari-hari (Prawirohardjo,2015).

Kehamilan menurut Prawirohardjo, (2015) adalah merupakan proses produksi yang memerlukan perawatan yang khusus agar persalinan dapat berjalan dengan lancar dan aman, sehingga bayi terlahir dengan sehat, selamat sesuai keinginan keluarga. Kehamilan merupakan peristiwa yang sangat ditunggu bagi perempuan yang sudah menikah. Saat perempuan tidak lagi mendapat menstruasi dan setelah melakukan pemeriksaan urin serta ditandai dengan hasil positif maka bisa dikatakan hamil. Perempuan tersebut akan merasa senang begitu juga dengan keluarganya.

Word Health Organizatition (WHO) (2013) menyatakan bahwa perempuan meninggal selama mengandung atau melahirkan sebanyak 585.000 orang. Sedangkan kematian ibu hamil akibat masalah persalinan atau kelahiran terjadi dinegara-negara berkembang sebanyak 99%. Resiko kematian ibu dinegara-negara berkembang merupakan tertinggi dengan 450 kematian ibu per 100 ribu kelahiran bayi yang hidup jika dibandingkan dengan dengan rasio kematian ibu di 9 negara dan 51 negara persemakmuran.

Perubahan fisiologis yang terjadi pada masa ibu hamil, yaitu perubahan pada sistem pencernaan, mengalami penurunan nafsu makan, ibu hamil trimester 1 sering mengalami mual muntah yang merupakan perubahan saluran cerna dan kenaikan kadar estrogen, progesterone, dan human chorionic gonadotropin (HCG) dapat menjadi pencetus terjadinya mual dan muntah pada ibu hamil. Meningkatnya hormone progesterone dapat mengakibatkan otot polos pada sistem gastrointestinal mengalami relaksasi sehingga motilitas lambung menurun dan pengosongan lambung melambat. Refluks esofagus, penurunan motilitas lambung dan menurunnya sekresi asam hidroklorid juga berkontribusi terjadinya mual dan muntah. Selain itu, mual muntah juga diperberat dengan adanya faktor lain, seperti faktor psikologis, lingkungan, spiritual, dan sosiokultural (Sulistyawati,2012).

Ada beberapa faktor yang memengaruhi kejadian hiperemesis gravidarum menurut modifakasi yaitu faktor hormonal, paritas, psikologis, alergi dan nutrisi. Faktor-faktor tersebut dapat menyebabkan terjadinya hiperemesis gravidarum pada ibu hamil trimester 1. Pada dasarnya perilaku kesehatan merupakan suatu respon terhadap stimulus yang berhubungan dengan sakit dan penyakit,terhadap sistem pelayanan kesehatan, lingkungan dan makanan. Perilaku kesehatan seseorang termasuk pada ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain faktor umur, paritas,sikap, pendidikan, dan pengetahuan (Sulistyawati,2012).

 

B.        Tujuan Penulisan

1.        Tujuan umum

Untuk dapat melaksanakan asuhan kebidanan kehamilan pada Ny. N dengan Hiperemesis Gravidarum sampai dengan pendokumentasian nya.

2.        Tujuan khusus

a.         Untuk dapat melakukan pengumpulan data subjektif pada Ny. N dengan Hiperemesis Gravdarum.

b.        Untuk dapat mengumpulkan data objektif pada Ny. N dengan Hiperemesis Gravidarum.

c.         Untuk dapat menegakkan assessment (diagnose, masalah dan kebutuhan) pada Ny. N dengan Hiperemesis Gravdarum.

d.        Untuk dapat melakukan perencanaan asuhan pada Ny. N dengan Hiperemesis Gravdarum.

 

C.       Manfaat Penulisan

1.        Bagi mahasiswa

Sebagai bahan bacaan untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan Hiperemesis Gravidarum dan mampu menerapkan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan Hiperemesis Gravidarum.

 

2.        Bagi lahan praktik

Dapat membimbing mahasiswa dalam melakukan asuhan kebidanan yang sesuai pada ibu hamil dengan Hiperemesis Gravidarum di BPM Rosita Ferawati. S.Tr.Keb

 

 


 

BAB II

TINJAUAN TEORI

 

A.        Konsep Kehamilan

1.    Definisi Kehamilan

Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan adalah fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum kemudian dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 9-10 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi dalam tiga trimester, yaitu trimester pertama berlangsung 12 minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27), dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-28 hingga ke- 40) (Prawirohardjo, 2014)

 

2.    Tanda-Tanda Kehamilan

Menurut Jannah 2012, Tanda-tanda kehamilan adalah sekumpulan tanda atau gejala yang timbul pada wanita hamil dan terjadi akibat adanya perubahan fisiologis dan psikologis pada masa kehamilan ;

a.    Tanda Pasti Kehamilan

Tanda pasti hamil adalah tanda-tanda obyektif yang di dapatkan oleh pemeriksaan yang dapat digunakan untuk menegakkan diagnosa kehamilan. Yang termasuk tanda pasti kehamilan;

1)        Denyut Jantung Janin (DJJ)

Denyut jantung janin secara obyektif dapat diketahui oleh pemeriksa dan dapat didengar dengan stetoskop Leanec pada minggu 18-20 minggu. Pada orang gemuk, lebih lambat. Dengan sistem dopler pada kehamilan usia kehamilan 12 minggu

2)        Terasa Gerakan Janin 

Gerakan janin pada primigravida dapat dirasakan oleh ibu pada kehamilan 18 minggu. Sedangkan pada multigravida pada kehamilan 16 minggu karena telah berpengalaman dari kehamilan terdahulu. Pada bulan ke IV dan V janin itu kecil jika dibandingkan dengan banyaknya air ketuban, maka kalau rahim didorong atau digoyangkan, maka akan melenting di dalam rahim. Gerakan janin dapat dirasakan dengan jelas setelah minggu 24.

3)        Teraba Bagian-Bagian Janin

Bagian-bagian janin secara secara obyektif dapat dapat diketahuai oleh pemeriksa dengan cara palpasi menurut leopold pada akhir trimester kedua (jannah 2012).

 

3.    Perubahan Anatomi Dan Fisiologis Pada Perempuan Hamil

a.         Perubahan Sistem Reproduksi

1)        Uterus

Pada perempuan tidak hamil uterus mempunyai berat 70 gr dan kapasitas 10 ml atau kurang, selama kehamilan, uterus akan berubah menjadi suatu organ yang mampu menampung janin, plasenta dan cairan amnion rata-rata pada akhir kehamilan volume totalnya mencapai 5 bahkan dapat mencapai 20 atau lebih dengan berat rata-rata 1100 gr (Rukiyah 2013)

2)        Ovarium

Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan pematangan folikel baru juga ditunda. Hanya satu korpus luteum yang dapat ditemukan di ovarium (Rukiyah 2013)

3)        Vagina dan perenium

Selama kehamilan peningkatan vaskularisasi dan hiperemia terlihat jelas pada kulit dan otot-otot di perenium dan vulva, sehingga pada vagina akan terlihat berwarna keunguan yang dikenal dengan tanda chadwick (Rukiyah 2013)

b.    Perubahan Metabolik

1)        Sistem respirasi

Selama kehamilan sirkumferensia torak akan bertambah ± 6 cm, tetapi tidak mencukupi penurunan kapasitas residu fungsional dan volume residu paru-paru karena pengaruh diafragma yang naik ± 4 cm selama kehamilan titik perubahan ini akan mencapai puncaknya pada minggu ke-37 dan akan kembali hampir seperti sedia kala dalam 24 Minggu setelah persalinan (Rukiyah,2013)

2)        Traktus urinarius

Pada bulan-bulan pertama kehamilan, kandung kemih akan tertekan oleh uterus yang mulai membesar sehingga menimbulkan sering berkemih. Pada akhir kehamilan, jika kepala janin sudah mulai turun ke pintu atas panggul, keluhan ini akan timbul kembali (Rukiyah, 2013)

3)        Sistem endokrin

Kelenjar adrenal pada kehamilan normal akan mengecil, sedangkan hormon androstenedion dioksi kortikosteron, aldosterone, dan kortisol akan meningkat, sementara itu dehydroepiandrosterone sulfat akan menurun (Rukiyah, 2013)

4)        Sistem muskuloskeletal lordosis yang progresif akan menjadi bentuk yang umum pada kehamilan. akibat kompensasi dari pembesaran uterus ke posisi anterior, lordosis menggeser pusat daya berat ke belakang ke arah 2 tungkai (Rukiyah, 2013)

 

4.      Kebutuhan Nutrisi Selama Kehamilan

          Menurut Rukiyah, (2013), gizi seimbang untuk ibu hamil dan ibu menyusui mengindikasikan bahwa konsumsi makanan ibu hamil dan ibu menyusui harus memenuhi kebutuhan untuk dirinya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan janin atau bayinya. Oleh karena itu ibu hamil dan ibu menyusui membutuhkan zat gizi yang lebih banyak dibandingkan dengan keadaan tidak hamil atau tidak menyusui, tetapi konsumsi pangan nya tetap beraneka ragam dan seimbang dalam jumlah dan proporsinya. Janin tumbuh dengan mengambil zat-zat gizi dari makanan yang dikonsumsi oleh ibunya dan dari simpanan zat gizi yang berada di dalam tubuh ibunya.

 

5.      Ketidaknyamanan dalam Kehamilan

a.       Ketidaknyamanan Ibu Hamil Trimester I

1)      Mual Muntah

Mual muntah terjadi pada 50% wanita hamil. Mual kadang-kadang sampai muntah yang terjadi pada ibu hamil biasanya terjadi pada pagi hari sehingga disebut morning sickness meskipun bisa juga terjadi pada siang atau sore hari. Mual muntah ini lebih sering terjadi pada saat lambung dalam keadaan kosong sehingga lebih sering terjadi pada pagi hari (Yuni, K, 2010).

2)      Sering BAK (Buang Air Kecil)

Ibu hamil trimester I sering mengalami keluhan sering Buang Air Kecil (BAK). Faktor Penyebab menurut Miftahul, K (2019) yaitu :

a)        Uterus membesar sehingga menekan kandung kemih.

b)        Ekskresi sodium (Natrium) yang meningkat.

c)        Perubahan fisiologis ginjal sehingga produksi urine meningkat.

3)      Kelelahan atau Fatique

Ibu hamil seringkali merasakan cepat lelah sehingga kadang-kadang mengganggu aktifitas seharihari. Kelelahan sering terjadi pada ibu hamil trimester I, penyebab yang pasti sampai saat ini belum diketahui. Diduga hal ini berkaitan dengan faktor metabolisme yang rata-rata menurun pada ibu hamil (Arsinah, dkk, 2010).

4)      Keputihan

Ibu hamil sering mengeluh mengeluarkan lendir dari vagina yang lebih banyak sehingga membuat perasaan tidak nyaman karena celana dalam sering menjadi basah sehingga harus sering ganti celana dalam. Kejadian keputihan ini bisa terjadi pada ibu hamil trimester pertama, kedua maupun ketiga (Arsinah, dkk, 2010).

b.      Ketidaknyamanan Ibu Hamil Trimester II

1)        Odema

2)        Nafas Sesak

3)        Nyeri Ligamentum Rotundum

4)        Nyeri Ulu Hati (Heart Burn)

5)        Perut Kembung

6)        Sakit Kepala

7)        Sakit Punggung Atas dan Bawah

8)        Konstipasi Atau Sembelit

9)        Kram pada Kaki

c.       Ketidaknyamanan Ibu Hamil Trimester III

1)        Sering Buang Air Kecil (BAK)

2)        Kram pada Kaki

3)        Konstipasi (Sembelit)

4)        Sakit Kepala

5)        Sakit Punggung

 

B.        Pengertian Hiperemesis Gravidarum

Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan dan terjadi sepanjang hari sampai mengganggu pekerjaan sehari - hari dan menyebabkan dehidrasi (Fauziyah, 2016).

Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah yang terjadi pada awal kehamilan sampai umur kehamilan 20   minggu (Norma dan Dwi, 2015).

Hiperemesis gravidarum adalah mual atau muntah yang berlebihan sehingga menimbulkan gangguan aktifitas sehari hari dan bahkan dapat membahayakan ibu hamil (Manuaba, 2008).

 

C.       Etiologi Hiperemesis Gravidarum

Menurut Manuaba (2015), penyebab gestosis - hiperemesis gravidarum tidak diketahui dengan pasti, tetapi diduga terdapat faktor berikut ini :

1.      Faktor Psikologis : bergantung pada apakah ibu dapat menerima kehamilannya dan apakah kehamilannya diinginkan atau tidak.

2.      Faktor Fisik : terdapat kemungkinan masuknya villi khorealis ke dalam sirkulasi darah ibu, terjadinya peningkatan yang mencolok atau belum beradaptasi dengan kenaikan human chorionic gonadotropin, faktor konsentrasi human chorionic gonadotropin yang tinggi, faktor gizi/anemia meningkatkan terjadinya hiperemesis gravidarum.

 

D.       Patofisiologi Hiperemesis Gravidarum

Menurut Manuaba (2015), diawali dengan muntah yang berlebihan sehingga dapat menimbulkan dehidrasi, tekanan darah turun dan deurisis menurun. Hal ini menimbulkan perfungsi ke jaringan, menutup untuk memberikan nutrisi dan mengkonsumsi O2 Oleh karena itu dapat terjadi perubahan metabolisme menuju ke arah anaerobik yang menimbulkan benda keton dan asam laktat. Muntah yang berlebihan dapat menimbulkan perubahan elektrolit sehingga PH darah menjadi lebih tinggi. Dampak dari semua itu masalah tersebut menimbulkan gangguan fungsi alat vital sebagai berikut :

1.      Hepar : Dehidrasi yang menimbulkan konsumsi O2 menurun, gangguan fungsi sel liver dan terjadi ikterus, terjadi perdarahan pada parenkin liver sehingga menyebabkan gangguan fungsi umum.

2.      Ginjal : Dehidrasi penurunan diuresis sehingga sisa metabolisme tertimbun, terjadi perdarahan dan nekrosis se1 ginjal, sistem saraf pusat terjadi nekrosis dan perdarahan otak diantaranya perdarahan ventrikel.

 

E.        Manifestasi Klinis Hiperemesis Gravidarum

Menurut Norma dan Dwi (2013), gejala Hiperemesis Gravidarum secara klinis dapat dibagi menjadi 3 tingkat, meliputi :

1.      Tingkat I (Ringan) : dengan gejala mual muntah terus menerus menyebabkan penderita lemah, tidak mau makan, berat badan turun, rasa nyeri di epigastrum, nadi meningkat dan tekanan darah turun, turgor kulit berkurang, lidah kering dan mata cekung.

2.      Tingkat II (Sedang) : dengan gejala mual muntah yang hebat menyebabkan keadaan umum penderita lebih parah, lemah dan apatis, turgor kulit mulai jelek, lidah kering dan kotor, nadi kecil dan cepat, suhu badan naik (dehidrasi), tekanan darah turun, ikterus ringan, berat badan turun, mata cekung, hemokonsentrasi, oligoria dan konstipasi, dapat pula terjadi asetonuria dan dari nafas keluar bau aseton.

3.      Tingkat III (Berat), dengan gejala keadaan umum jelek, kesadaran sangat menurun, somnolen sampai koma, nadi kecil (halus) dan cepat, dehidrasi hebat, suhu badan naik dan tekanan darah turun sekali, icterus, komplikasi yang sangat fatal terjadi pada susunan syaraf pusat (ensefalopati Wernicke, nistagmus, diplopia, perubahan metal).

 

F.        Diagnosis

 Diagnosis Hiperemesis Gravidarum biasanya tidak terlalu sukar, dapat diketahui dengan terdapatnya amenorea, mual dan muntah berlebihan sampai mengganggu kehidupan sehari - hari dengan berbagai tingkat.

Diagnosis Hiperemesis Gravidarum dapat dengan mudah ditegakkan memalui gambaran klinis seperti amenore, mual muntah berlebihan sampai mengganggu aktifitas sehari-hari, nyeri perut bagian bawah (tidak berhubungan dengan persalinan normal)  (Sulistyawati, 2013).

 

G.       Pencegahan

Prinsip pencegahan menurut Fauziyah (2012), adalah dengan memberikan edukasi tentang diet dan gaya hidup untuk mengurangi gejala dan meningkatkan kualitas hidup ibu hamil. Diet ibu hamil yaitu makan sedikit - sedikit tapi sering, kaya akan karbohidrat dan rendah lemak, memberikan makanan selingan seperti snack, kacang, biskuit dengan teh hangat saat bangun pagi dan sebelum tidur, menghindari makanan yang berminyak dan berbau dan makanan sebaiknya dalam keadaan panas atau sangat dingin. Edukasi gaya hidup bisa dengan istirahat dan dukungan emosional.

 

H.       Penatalaksanaan

Menurut (Manuaba, 2016), apabila dengan cara diatas keluhan dan gejala tidak berkurang maka diperlukan :

1.        Obat – obatan; Sedativa : Phenobarbital, Vitamin : Vitamin B1 dan B6 atau B –kompleks, Anti histamine : dramamin, avomin, Anti emetik (pada keadaanlebih berat) : Dislikomin hidrokloride atau khlorpromasine. Penanganan hiperemesis gravidarum yang lebih berat perlu dikelola di rumah sakit

2.        Isolasi; Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah dan peredaran udara yang baik, catat cairan yang keluar masuk, hanya dokterdan perawat yang boleh masuk ke dalam kamar penderita sampai muntahberhenti pada penderita mau makan. Tidak diberikan makanan atau minumandan selama 24 jam. Kadang-kadang dengan isolasi saja gejala – gejala akanberkurang atau hilang tanpa pengobatan.

3.        Terapi psikologika; perlu diyakinkan kepeda penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan, hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaanserta menghilangkan masalah dan konflik.

4.        Cairan parenteral; cairan yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein denganglukosa 5% dalam cairan fisiologis (2 – 3 liter/hari), dapat ditambah kalium dan vitamin (vitamin B komplek, vitamin C), bila kekurangan protein dapat diberiakan asam amino secara intravena, bila dalam 24 jam penderita tidak muntah dan keadaan umum membaik dapat diberikan minuman dan lambat laun makanan yang tidak cair. Dengan penanganan diatas, pada umumnya gejala-gejala akan berkurang dan keadaan akan bertambah baik.

5.        Menghentikan kehamilan;  Pada keadaan yang sangat berat tindakan ini dilakukan dengan indikasi gangguan kesadaran dan saraf, somnolen sampai koma, ensefalopati wernick, gangguan organik ( perdarahan esofagus, lambung, retina) atau gangguan fungsi hati dan ginjal.

 

 


 

BAB III

TINJAUAN KASUS

 

Hari/ Tanggal : Rabu /15-12-2021

Pukul               : 17:00 wib

Tempat            : PMB Rosita Ferawati.S.Tr.Keb

 

Nama ibu        :    Ny. N                            Nama suami    :    Tn.M

Umur               :    32 Tahun                       Umur              :    34 Tahun

Alamat            :    Tungkop                        Alamat            :    Tungkop

Pekerjaan        :    IRT                                Pekerjaan        :    Security

Pendidikan      :    SMA                             Pekerjaan        :    SMA

 

S :     Ny.N usia 32 tahun datang ke PMB Rosita Ferawati., S.Tr.Keb bersama suaminya ingin periksa kehamilan, ibu mengatakan mengalami mual muntah 8 kali sehari,nyeri pada ulu hati, tidak nafsu makan, badan terasa lemas sampai mengganggu aktifitasnya, ini merupakan kehamilan pertama dan tidak pernah keguguran , Ibu  mengatakan tidak memiliki penyakit keturunan begitu juga dengan keluarganya. HPHT : 16-8-2021.

 

O :    K/U                    : Lemah

         Kesadaran          : Komposmentis

TTP                    : 23-5-2022

         Pemeriksaan TTV

TD                      : 110/70 mmhg                        Lila  : 23,5 cm

         N                        : 84 x/m                                   BB   : 58 Kg

         R                        : 22 x/m                                  TB   : 158 cm

        T                          : 36,9 o C                     

            Pemeriksaan fisik

         Wajah                 : tidak ada cloasma gravidarum dan tidak oedema

Mata                   : Konjuntiva merah muda, dan mata cekung

         Sklera                 : Putih

         Mulut                 : Lidah kering

Pemeriksaan Abdomen  

Leopold 1           : Teraba Ballotement

         Leopold 2           : Belum Teraba

Leopold 3           : Belum Teraba

         Leopold 4           : Belum Teraba

 

A :       Ibu G1 P0 A0 usia kehamilan 17 Minggu dengan Hiperemesis Gravidarum Grade I,  Keadaan ibu lemas

P :

                              1.            Memberitahu  ibu hasil pemeriksaan, bahwa keadaan ibu saat ini dalam kondisi lemah.

                              2.            Memberikan penjelasan kepada ibu bahwa saat ini ibu sedang mengalami hiperemesis gravidarum tingkat 1.

                              3.            Memberikan dukungan psikologis pada ibu untuk tidak cemas dan khawatir dengan keadaannya.

                              4.            Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup dengan tidur siang ± 2 – 3 jam serta tidur malam tidak terlalu larut ± 8 jam dan mengurangi aktifitas rumah tangga untuk sementara waktu agar ibu bisa istirahat secara maksimal untuk megurangi efek mual dan muntah.

                              5.            Menganjurkan ibu untuk makan sedikit tapi sering dan makan – makanan ringan seperti biskuit.

                              6.            Menganjurkan ibu untuk tidak terlebih dahulu memakan makanan yang merangsang mual dan muntah misalnya makanan yang berminyak dan berbau lemak seperti gorengan.

                              7.            Memberitahu ibu tentang mobilisasi pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum grade I yaitu jangan tiba – tiba langsung berdiri pada saat baru bangun tidur pagi, tetapi ibu miring terlebih dahulu kemudian duduk baru perlahan berdiri untuk menghindari pusing yang menimbulkan mual dan muntah.

                              8.            Menganjurkan ibu untuk jangan terlalu banyak hal yang dipikirkan sebab psikologis berpengaruh terhadap kehamilan ibu.

                              9.            Memberitahu ibu untuk kunjungan ulang 4 minggu lagi untuk mengontrol kondisi ibu atau jika ada keluhan ibu segera kembali.

 

 


 

BAB IV

PENUTUP

 

A.      Kesimpulan

Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan dan terjadi sepanjang hari sampai mengganggu pekerjaan sehari - hari dan menyebabkan dehidrasi. Penyebab gestosis - hiperemesis gravidarum tidak diketahui dengan pasti, tetapi diduga terdapat faktor 2 faktor yaitu faktor psikologis dan faktor fisik.

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil praktik yang telah dilaksanakan pada tanggal 15 Desember 2021 di PMB Rosita Ferawati. S.Tr.Keb, di dapatkan pasien hamil dengan kasus Hiperemesis Gravidarum, yaitu Ny.N G1 P0 Ao usia kehamilan 17 Minggu dengan gejala mual muntah sudah 8 kali sehari, nyeri pada uluhati, tidak nafsu makan, badan terasa lemas, mata cekung, lidah kering dan turgor kulit berkurang.

Dari gejala tersebut, Asuhan kebidanan yang diberikan kepada Ny.N  adalah menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup ±8 jam, menganjurkan ibu untuk makan sedikit tapi sering, tidak memakan makanan yang merangsang mual dan muntah, menganjurkan ibu jika bangun tidur, bangunlah sambil miring terlebih dahulu, kemudian duduk baru berdiri secara perlahan dan memberitahu ibu untuk kunjungan ulang 4 minggu lagi atau jika ada keluhan ibu segera kembali.

 

B.       Saran

1.        Bagi mahasiswa

Di harapkan bagi mahasiswa agar dapat mempelajari kasus patologi sehingga mampu menerapkan asuhan dan mengevaluasi ada tidaknya kesenjangan antara teori dengan praktik lahan

2.        Bagi lahan praktek

Di harapkan tenaga kesehatan memperhatikan pelayanan kesehatan terhadap Pasien dengan baik dan sesuai standar asuhan kebidanan.


DAFTAR PUSTAKA

 

Arsinah, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Kehamilan. Yogyakarta : Graha Ilmu.

 

Jannah, Nurul. 2012. Buku Ajar Asuahan Kebidanan Kehamilan .Yogyakarta : ANDY

 

Miftahul, K, dkk. 2019. Asuhan Kebidanan Kehamilan. Surabaya: Jakad Publishing

 

Prawirohadjo, Sarwono. 2015. Buku Acuan nasional pelayanan kesehatan maternal dan neonatal. Jakarta : PT Bina pustaka sarwono paworohardjo.

 

Rukiyah ,A.Y.& Yulianti,L(2013). Asuhan Neonatus bayi dan anak balita (3th ed).            Jakarta ; TIM.

 

Sulistyawati A. 2012. Perubahan anatomi dan fisiologi ibu hamil. Didalam: Asuhan kebidanan pada masa kehamilan. Jakarta: Edsa Mahkota

 

Yuni, K. 2010. Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta: Fitramaya

 

 

No comments:

Post a Comment