DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................... 1
A.
Latar belakang.......................................................................................... 1
B.
Tujuan...................................................................................................... 2
C.
Manfaat.................................................................................................... 2
BAB
II PEMBAHASAN........................................................................................ 3
A.
Perkembangan geografi ......................................................................... 3
1.
Geografi modern(abad 18)............................................................... 3
2.
Geografi mutakhir (abad 20)............................................................ 4
B.
Struktur Geografi.................................................................................... 6
1.
Geografi Fisik.................................................................................. 8
2.
Geografi Manusia............................................................................. 10
3.
Geografi Teknik............................................................................... 11
BAB
III PENUTUP................................................................................................. 14
A. Kesimpulan............................................................................................. 14
B. Saran....................................................................................................... 14
DAFTAR
PUSTAKA............................................................................................. 15
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Para
pakar geografi dalam Seminar dan Lokakarya Peningkatan Kualitas Pengajaran
Geografi di Semarang tahun 1998, telah merumuskan konsep geografi sebagai
berikut: geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena
geosfer dengan sudut pandang kelingkungan atau kewilayahan dalam konteks
keruangan. Konsep geografi yang diketengahkan di atas secara jelas menegaskan
bahwa yang menjadi obyek studi geografi tidak lain adalah geosfer, yaitu
permukaan bumi yang hakikatnya merupakan bagian dari bumi yang terdiri dari
atmosfer (lapisan udara), litosfer (lapisan batuan, kulit bumi), hidrosfer
(lapisan air, perairan), dan biosfer (lapisan kehidupan). Pada konsep ini,
geosfer atau permukaan bumi ditinjau dari sudut pandang kewilayahan atau
kelingkungan yang menampakkan persamaan dan perbedaan. Persamaan dan perbedaan
tersebut tidak terlepas dari adanya relasi keruangan dari unsur-unsur geografi
yang membentuknya (Nursid Sumaatmaja, 2001: 11)
Menurut
Bintarto dan Hadisumarno (1984:12) dalam geografi terpadu untuk mengetahui dan
menghampiri suatu masalah maka digunakan tiga pendekatan (approach) yaitu pendekatan
keruangan (spatial approach),
ekologi (ecological approach) dan
kompleks wilayah (regional approach).
Ketiga pendekatan ini menekankan bahwa manusia sebagai pelaku yang
dapat mengubah suatu lingkungan hidup dengan memanfaatkan akal dan pikirannya
bahkan untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungannya tersebut. Menurut
Bintarto (1965:11), geografi sebagai ilmu pengetahuan yang mencitrakan
sifat-sifat bumi, serta menganalisa gejala-gejala alam dan penduduk serta
mempelajari cara yang khas mengenai kehidupan dan berusaha mencari fungsi dari
unsur-unsur bumi dalam ruang dan waktu.
B.
Tujuan
Tujuan
dari pembuatan makalah ini adalah untuk memberikan penjelasan tentang ,geografi
modern(abad 18), geografi mutakhir (abad 20), struktur geografi.
C.
Manfaat
Manfaatnya
adalah supaya bias memahami tentang geografi fisik, geografi manusia dan
geografi teknik beserta cabang ilmu dari geografi tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Perkembangan Geografi Dari Masa Ke Masa
1.
Geografi modern (Abad – 18)
Sejak Abad – 18 dalam geografi telah
diperhatikan kedudukan manusia dalam ilmu bumi yang menyebabkan pemecahan dalam
geografi social dan geografi fisika. Kedudukan manusai dalam ilmu Bumi itu
telah dipersonalkan untuk pertama kalinya dalam sejarah geografi oleh Karl
Ritter. Ritter sebagai seorang sarjana dar Abad – 19 Masehi dipengaruhi oleh
ilmu pasti yang perkembangannya pesat kali.
Pandangan Geografi Modern (abad ke-18)
Pandangan geografi modern pada awalnya
dikemukakan oleh Immanuel Kant (1724-1804). Menurut Kant, geografi merupakan
disiplin ilmiah yang objek studinya adalah benda-benda atau gejala-gejala yang
keberadaannya tersebar dan berasosiasi dalam ruang (space).
Alexander von Humboldt (1769-1859)
lebih berminat pada kajian fisik dan biologi. Humboldt adalah seorang ahli
geografi asal Jerman yang melakukan perjalanan ke Benua Amerika. Hasil dari
perjalanannya itu adalah sebuah deskripsi tentang hubungan antara ketinggian
tempat dan vegetasi yang mendiaminya. Namun demikian, Humboldt juga tetap
memperhatikan keberadaan manusia, antara lain perhatiannya tentang kebudayaan
penduduk Asia dan kebudayaan penduduk Amerika.
Karl Ritter (1779-1859) membuat uraian
yang sejalan dengan pemikiran Humboldt, yaitu menjelaskan kegiatan manusia
dalam suatu wilayah. Ritter menganggap permukaan bumi sebagai tempat tinggal
manusia dan menggolongkannya menjadi wilayah alamiah, terutama berdasarkan
bentang alamnya, serta mempelajari unit wilayah tersebut bagi masyarakat yang
akan menempati atau pernah menempati.
Pandangan Geografi Akhir Abad ke-19
Pada akhir abad ke-19 pandangan
geografi dipusatkan terhadap iklim, tumbuhan, dan hewan (biogeografi) terutama
pada bentang alamnya. Perhatian utama geografi pada masa ini adalah
gejala-gejala fisik sehingga gejala-gejala sosial (manusia) tidak mengalami kemajuan. Perhatian
geografi terhadap manusia pada akhir abad ke-19 tetap becorak pada pandangan
Ritter, yaitu mengkaji hubungan manusia dengan lingkungannya.
Friedrich Ratzel (1844-1904) mempelajari
pengaruh lingkungan fisik terhadap kehidupan manusia. Menurut Ratzel aktivitas manusia
merupakan faktor penting bagi kehidupan dalam suatu lingkungan.
Ratzel juga beranggapan bahwa faktor manusia dan faktor lingkungan memiliki kedudukan dan pengaruh yang sama
dalam membentuk lingkungan hidup.
2.
Geografi Akhir (Abad 20)
Aspek ilmu geografi pada dasarnya selalu
berpusat pada manusia. Perkembangan ilmu geografi pada abad ke-20 pendekatannya
lebih pada corak sosial dan budaya. Sebutan antropogeografi pada abad ke-19
adalah sebagai penguat bahwa geografi bukan hanya pada lingkungan alamnya saja.
Kini pandangan tersebut berubah dengan bahasan topik pada geografi misalnya
iklim atau relief akan berhubungan dengan kehidupan manusia sehingga tepat jika
bumi dikatakan sebagai tempat tinggal manusia. 8 Ahli geografi Perancis Vidal
De La Blache mengoreksi determinisme lingkungan dari Ratzel yang sedang
berkembang. Menurutnya , bumi tidak menentukan perilaku manusia, bumi hanya
menyediakan berbagai kemungkinannya, perilaku manusia ditentukan dari pilhan
manusia itu sendiri. Ia menunjukkan dengan jelas bahwa manusia memiliki
keterbatasan. Pilihan manusia dalam memanfaatkan lingkungan masih tergantung
dari sistem nilai masyarakatnya maupun budayanya. Dengan kata lain bahwa dalam
pemanfaatan terhadap ketersediaan alam berlainan dalam kebutuhannya antar
tempat satu dengan lainnya.
Di Rusia Melezin mendefinisikan geografi kependudukan sebagai suatu
telaah atas sebaran penduduk dan relasi produktif yang terdapat di dalam
berbagai kelompok penduduk, jaringan pemukiman dan fungsinya, manfaatnya
sertaketepat gunaannya bagi tujuan-tujuan yang produktif dari masyarakat.
Pokshishevskii menjelaskan definisi dari Melezin dengan 4 pernyataannya yaitu:
1. Tipe ekonomi menentukan watak
dan bentuk suatu pemukiman.
2. Sebaran dan organisasi
teritorial dari produk menentukan segala pernyataan dari kondisi alam dan pengaruhnya atas bentuk-bentuk permukiman
.3. Adaptabilitas para migran
terhadap suatu lingkungan geografis yang baru, dipengaruhi oleh kebiasaan tata kerja dan keterampilan yang
telah mereka miliki sebelumnya.
4. Situasi ekonomi geografis dari kota-kota
mempengaruhi tipe, fungsifungsi serta pemusatannya.
Geografi semakin berkembang yaitu
munculnya geografi budaya mencakup topik-topik seperti bentuk pemukiman, tipe
rumah, sebaran agama, bahasa, teknologi, ternak, tanaman, serta budaya lain.
Carl Sauer tokoh dari Amerika Serikat merupakan pelopor serta peletak dasar
bagi geografi budaya. Geografi budaya pada dasarnya mempelajari tentang aspek
material dari budaya itu sendiri yang memberikan corak khas terhadap suatu
region atau wilayah tertentu, terutama pada kenampakan alam atau landscape. 9
Geografi agama dikembangkan oleh beberapa tokoh antara lain Jongeneel, P. Deffontaines,
dan D.E. Sopher. Geografi agama bukan hanya menelaah pengaruh ruang atas agama
dan gejala keagamaan namun juga sebaliknya yakni pengaruh agama dan gejala
keagamaan atas keruangan.
Perkembangan geografi modern
dumulai sejak abad ke-20, pada abad ini disiplin ilmu geografi melewati empat
fase utama:
1. determinisme lingkungan,
2. geografi regional,
3. revolusi kuantitatif dan
4. geografi kritis.
1. Determinisme lingkungan Adalah
teori yang menyatakan bahwa karakteristik manusia dan budayanya disebabkan oleh
lingkungan alamnya. Penganut fanatik deteriminisme lingkungan adalah Carl
Ritter, Ellen Churchill Semple dan Ellsworth Huntington. Hipotesis terkenalnya
adalah "iklim yang panas menyebabkan masyarakat di daerah tropis menjadi malas"
dan "banyaknya perubahan pada tekanan udara pada daerah lintang sedang
membuat orangnya lebih cerdas". Ahli geografi determinisme lingkungan
mencoba membuat studi
2. Geografi regional
Menegaskan kembali topik bahasan geografi pada ruang dan tempat. Ahli geografi
regional memfokuskan pada pengumpulan informasi deskriptif tentang suatu
tempat, juga metode yang sesuai untuk membagi bumi menjadi beberapa wilayah
atau region. Basis filosofi kajian ini diperkenalkan oleh Richard Hartshorne.
Revolusi kuantitatif adalah usaha geografi untuk mengukuhkan dirinya sebagai
ilmu (sains), pada masa kebangkitan interes pada sains setelah peluncuran
Sputnik.
3.
Revolusioner kuantitatif Sering disebut "kadet angkasa", menyatakan
bahwa kegunaan geografi adalah untuk menguji kesepakatan umum tentang
pengaturan keruangan suatu fenomena. Mereka mengadopsi filosofi positifisme
dari ilmu alam dan dengan menggunakan matematika - terutama statistika -
sebagai cara untuk menguji hipotesis. Revolusi kuantitatif merupakan landasan
utama pengembangan Sistem Informasi Geografis.
4. Geografi
Kritis Walaupun pendekatan positifisme dan pos-positifisme tetap menjadi hal
yang penting dalam geografi, tetapi kemudian geografi kritis muncul sebagai
kritik atas positifisme. Yang pertama adalah munculnya geografi manusia. Dengan
latar belakang filosofi eksistensialisme dan fenomenologi, ahli geografi
manusia (seperti Yi-Fu Tuan) memfokuskan pada peran manusia dan hubungannya
dengan tempat
B.
Struktur geografi
Secara keilmuwan, geografi menyangkut atau berada di dua
bagian dari ilmu pengetahuan eksak dan ilmu pengetahuan sosial sehingga bila
geografi ingin mempelajari seluruh fenomena geosfer, maka diperlukan ilmu
penunjang lainnya. Dengan kata lain, ilmu geografi sejatinya tidak bisa berdiri
sendiri.
Strutur geografi telah dintegrasikan (disatukan) bukan
bermakna bahwa semua cabang ilmu geografi disatukan dalam satu struktur ilmu
melainkan bahwa geografi terintegrasi lebih menonjolkan atau mengedepankan
pendekatan ilmunya yang diantaranya analisis keruangan, analisis kelingkungan
dan analisis kewilayahan.
Perhatikanlah struktur geografi ortodoks di bawah
ini.
Perhatikan
pula struktur geografi terintegrasi di bawah ini.
Dari gambar struktur geografi di atas dapat
diketahui bahwa pada stuktur geografi terintegrasi, ketiga pendekatan
keilmuannya (analisis ruangan, kelingnkungan serta kewilayahan) dibedakan atas
teoritis dan aplikasinya dalam kehidupan. Berdasarkan kajiannya, struktur geografi
dapat kita bagi menjadi tiga cabang ilmu pengetahuan, yakni geografi fisik,
geografi manusia dan geografi teknik.
1.
Geografi Fisik
Geografi fisik pada dasarnya adalah lingkup keilmuan geografi
yang membahas dan mempelajari mengenai hal-hal fisik dari
fenomena-fenomena alam yang terjadi di sekitar kita. Pembahasan geografi fisik
menekankan pada fenomena-fenomena yang terkait aspek fisik suatu lokasi. Tidak
peduli apakah hal tersebut dipengaruhi oleh alam sekitar atau manusia. Sejalan
dengan definisi diatas, geografi fisik umumnya membahas tentang hal-hal yang tangible atau
dapat terlihat dengan jelas di lingkungan kita. Hal-hal yang tampak di
lingkungan sekitar kita, baik itu yang disebabkan oleh alam ataupun manusia.
Jadi
bisa dikatakan geografi fisik yaitu cabang geografi yang mempelajari gejala
fisik dari permukaan bumi yang meliputi tanah, air, udara dan segala prosesnya.
Geografi fisik ini dianggap sebagai pelengkap geografi manusia. (
Sumaatmadja,1981).
Cabang ilmu
geografi fisik ini diperinci lagi menjadi beberapa aspek atau
cabang ilmu yang lebih spesifik, yakni sebagai berikut:
·
Meteorologi dan klimatologi, yakni merupakan ilmu yang
mempelajari tentang gejala cuaca yang ada di atmosfer
·
Hidrologi, merupakan ilmu yang mempelajari tentang gerakan dan juga
distribusi air yang ada di Bumi
·
Hidrografi, merupakan cabang ilmu geografi yang berhubungan dengan
penelitian dan pemetaan air yang ada di permukaan bumi.
·
Oceanografi, merupakan cabang ilmu pengetahuan dan juga studi mengenai
kelautan beserta semua aspek yang terdapat di dalamnya, seperti batuan yang
membentuk dasar laut, interaksi antara laut dengan atmosfer, pergerakan air
laut serta tenaga yang menyebabkan adanya gerakan tersebut baik dari dalam
maupun dari luar.
·
Geologi, merupakan cabang ilmu yang menjelaskan tentang bagaimana
Bumi terbentuk dan bagaimana perubahan Bumi dari waktu ke waktu.
·
Geomorfologi, merupakan cabang ilmu yang mempelajari tentang bentuk
permukaan lahan dan juga sejarahnya.
·
Ilmu tanah, merupakan cabang ilmu yang mempelajari mengenai hal ihwal
yang dari suatu tanah, jenis tanah dan
juga sifat- sifat yang dimiliki oleh tanah tersebut.
·
Geografi tanah, merupakan ilmu yang mempelajari tentang tanah, yang
meliputi sifat tanah, genesis, penyebaran, dan juga penerapannya dalam
kehidupan manusia. sekilas geofrafi tanah mirp dengan ilmu tanah, namun
keduanya berbeda dimana geografi tanah ini lebih detail daripada ilmu tanah
yang khusus mempelajari mengenai tanah itu sendiri.
·
Biologi, yakni cabang ilmu yang mempelajari mengenai makhluk hidup,
baik manusia, binatang maupun tumbuh- tumbuhan.
·
Biogeografi, merupakan ilmu yang mempelajari tentang penyebaran
organisme dalam ruang dan waktu beserta dengan faktor- faktor yang
mempengaruhinya, membatasi dan menentukan pola penyebaran jarak.
Itulah beberapa cabang ilmu yang
menjadi rincian dari ilmu geografi fisik. Kesemua cabang tersebut bermanfaat
bagi kehidupan sehari- hari.
2.
Geografi Manusia
Geografi manusia adalah cabang
geografi yang bidang studinya yaitu aspek keruangan gejala di permukaan bumi,
yang mengambil manusia sebagai objek pokok, termasuk aspek kependudukan, aspek
aktivitas yang meliputi aktivitas ekonomi, aktivitas politik, aktivitas sosial dan
aktivitas budayanya.
Geografi manusia mengkaji mengenai interaksi antara manusia
dengan tempat dan interakasi keruangan. Getis dan Fellmann (2008), menyebut
aspek ini sebagai aspek interaksi keruangan. Sosiologi mengkaji mengenai
interaksi sosial, sementara geografi manusia mengkaji mengenai interaksi
keruangan. Di dalam kajian ini, geografi manusia berusaha unuk mengkaji
mengenai interaksi manusia dengan lingkungannya, dan interaksi ruang satu
dengan ruang yang lainnya. Geografi manusia terbagi lagi ke dalam cabang-cabang:
geografi penduduk, geografi ekonomi, geografi politik, geografi permukiman dan
geografi sosial ( Sumaatmadja, 1981).
Geografi manusia juga dipecah
menjadi beberapa cabang ilmu, diantaranya adalah sebagai berikut:
·
Geografi ekonomi, merupakan ilmu yang membahas
tentang bagiaman manusia mengeksploitasi sumber daya alam, menghasilkan barang
dagangan, pola lokasi dan persebaran industri, beserta seluk beluk tentang
komunikasi.
·
Ekonomi, merupakan cabang ilmu yang mempelajari tentang usaha-
usaha manusia dalam rangka mencapai kemakmuran, gejala- gejalanya dan juga
hubungan timbal balik dari usaha tersebut.
·
Geografi politik, merupakan ilmu yang mempelajari
mengenai unit- unit politik, wilayahnya, perbatasan, beserta dengan ibukotanya
dengan unsur- unsus kekuatan nasional dan juga politik internasioal.
·
Politik, merupakan cabang ilmu yang membahas tentang kegiatan usaha
pada suatu negara yang berhubungan dengan proses untuk mennetukan tujuan –
tujuan yang telah dipilih oleh suatu negara dalam rangka mencapai tujuan yang
akan dicapai oleh negara itu sendiri.
·
Demografi, merupakan cabang ilmu yang mempelajari tentang persoalan
dan juga keadaan perubahan- perubahan penduduk.
·
Geografi penduduk, merupakan cabang ilmu geografi
yang mempelajari tentang variasi- variasi kualitas ruang dalam demografi dan
juga non demografi dari penduduk da konsekuensi- konsekuensi sosial dan juga
ekonomi yang berasal dari rangkaian interaksi dengan suatu rangkaian khusus
dari kondisi- kondisi yang terdapat di dalamnya yang diberikan dari suatu unit
maupun suatu daerah.
3.
Geografi Teknik
Geografi teknik merupakan cabang
ilmu geografi yang mempelajari cara- cara memvisualisasikan dan juga
menganalisis data data dan informasi geografis dalam bentuk peta, foto udara,
diagram, serta citra hasil pengindraan jauh. Seiring
dengan perkembangan zaman, peta fisik
lama kelamaan digantikan dengan peta digital dan sistem
informasi geografis. Selain memiliki proses yang lebih
fleksibel, SIG juga
memiliki keunggulan dalam segi biaya dan kualitas output.
Meskipun
begitu, peta masih menjadi media visualisasi data spasial dan aspasial dalam
metode dua dimensi yang paling baik. Sejauh ini, belum ada yang dapat
menggantikan peta dalam perannya. Beberapa cabang ilmu
geografi teknik, yakni sebagai berikut:
·
Kartografi, merupakan cabang ilmu dari geografi teknik yang
menjelaskan teknik atau cara membuat peta yang menjayikan hasil- hasil ukuran
dan juga pengumpulan data dari berbagai unsur permukaan bumi yang telah
dilaukan oleh surveyor, geograf, kartograf dan lain sebagainya.
·
Penginderaan jauh, merupakan ilmu dan juga seni
memperoleh informasi mengenai objek, daerah maupun gejala dengan menganalisis
data yang diperoleh dengan menggunakan alat tanpa adanya kontak langsung
terhadap objek, daerah maupun gejala yang dikaji.
·
Sistem Informasi Geografis (SIG), merupakan sistem informasi
berbasik komputer yang dapat menyimpan, mengelola, memproses, dan menganalisis
data geografis dan juga non geografis, serta menyediakan informasi dan grafis
secara terpadu.
·
Data Science: Pembahasan mengenai pengolahan
data, baik spasial maupun aspasial
Cabang ilmu geografi teknik ini akan
selalu dikembangkan seiring dengan kemajuan teknologi yang dipakai oleh manusia
demi mendapatkan hasil yang lebih maksimal.
Menelaah setiap gejala di permukaan bumi, geografi tidak
memilahkan aspek fisik dan manusia, tetapi selalu memadukan keduanya, aspek
fisik dan manusia ditelaah secara terintegrasi. Perpaduan antara geografi fisik
dan geografi manusia secara faktual di lapangan menghasilkan geografi regional.
Regional adalah geosfer ditelaah dengan menggunakan pendekatan geografi,
sehingga regional adalah objek formal dari ilmu geografi.
Kalau geologi mempelajari batuan, geomorfologi mempelajari
bentuk lahan, ilmu tanah mempelajari keadaan fisik tanah, klimatologi
mempelajari iklim, meteorologi mempelajari cuaca. Semua itu menganalisis
kebumian secara murni tanpa diintegrasikan dengan kehidupan manusia. Demikian
pula ilmu politik, sosiologi, ekonomi, dan demografi mempelajari manusia secara
murni, geografi mempelajari kehidupan manusia dan kebumian secara terpadu.
- Contoh
dalam mempelajari penduduk. Demografi membahas tentang jumlah,
pertumbuhan, kepadatan dan penyebaran penduduk. Geografi mempelajari jumlah,
pertumbuhan dan penyebaran penduduk dalam kaitannya dengan aspek fisikal,
seperti mengapa di daerah dataran penduduknya lebih banyak bila
dibandingkan dengan daerah pegunungan, mengapa penduduk di daerah dataran
cenderung menyebar secara merata, sedangkan di pegunungan mengelompok,
mengapa pertumbuhan penduduk di suatu wilayah tinggi atau rendah, faktor
fisik dan sosial budaya apa yang berpengaruh dan sebagainya.
- Contoh
lain dalam mempelajari pertanian, ahli agronomi mempelajari cara bercocok
tanam, ahli ekonomi mempelajari biaya produksi, pengeloalan dan pemasaran,
ahli geografi mempelajari lokasi berbagai jenis usaha tani di permukaan
bumi, bagaimana kaitannya dengan aspek fisik seperti iklim, kemiringan
lereng, ketinggian, tata air, aspek sosial seperti cara bertani, penerapan
teknologi, modal, pemilikan lahan, kebijakan pemerintah, dan adat istiadat
dalam bercocok tanam.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Strutur
geografi telah dintegrasikan (disatukan) bukan bermakna bahwa semua cabang ilmu
geografi disatukan dalam satu struktur ilmu melainkan bahwa geografi
terintegrasi lebih menonjolkan atau mengedepankan pendekatan ilmunya yang diantaranya
analisis keruangan, analisis kelingkungan dan analisis kewilayahan. Berdasarkan kajiannya, struktur geografi dapat kita bagi
menjadi tiga cabang ilmu pengetahuan, yakni geografi fisik, geografi manusia
dan geografi teknik.
Pembahasan geografi
fisik menekankan pada fenomena-fenomena yang terkait aspek fisik suatu lokasi.
Tidak peduli apakah hal tersebut dipengaruhi oleh alam sekitar atau manusia.
Geografi manusia mengkaji mengenai interaksi antara manusia dengan tempat dan
interakasi keruangan. Geografi teknik merupakan cabang ilmu geografi yang
mempelajari cara- cara memvisualisasikan dan juga menganalisis data data dan
informasi geografis dalam bentuk peta, foto udara, diagram, serta citra hasil
pengindraan jauh.
B. Saran
Berdasarkan
isi makalah diatas saya berharap makalah ini dapat menjadi motivasi dan wawasan
untuk menerapkan ilmu tentang geografimodern, geografi mutakhir,dan struktur
geografi serta dapat belajar memahami suatu masalah dan mencari solusi.
DAFTAR
PUSTAKA
Depdikbud. Kurikulum (2004), Standart Kompetensi Mata Pelajaran
Geografi, Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Aliyah; Jakarta: Depdiknas
Daldjoeni (1982). Pengantar Geografi. Bandung: Alumni
Bintarto, R. 1997. Buku
Penuntun Geografi Desa. Yogyakarta: UP Spring
Bintarto dan Surastopo, Hadisumarmo. 1984. Metode Analisa
Geografi. Jakarta: LP3ES.
Getis and Fellmann. (2008) Introduction
to Geography. New York : McGraw Hill.
Sumaatmadja,Nursid.2001.Metode Pembelajaran Geografi.
Jakarta: Bumi Aksara
No comments:
Post a Comment