LAPORAN
BUKU
METODE
PENELITIAN PENDIDIKAN BAHASA
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kami
panjatkan kepada Allah swt. yang masih memberikan kesehatan, sehingga penulis
dapat menyelesaikan tugas pembuatan laporan buku ini dengan judul “Metode
Penelitian Pendidikan Bahasa”. Salawat serta salam kami limpahkan kepada Nabi besar Muhammad saw. yang
telah menyampaikan pelita penerangan bagi umatnya, sehingga terselesaikannya
tugas laporan buku ini dengan penuh kemudahan. Laporan ini dibuat untuk memenuhi salah
satu tugas mata kuliah Metode Penelitian Bahasa. Penulis mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyusun laporan
ini. Penulis juga berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Dengan segala kerendahan hati, kritik dan saran yang konstruktif
sangat diharapkan dari para pembaca guna untuk meningkatkan dan memperbaiki
pembuatan laporan pada tugas yang lain
dan pada waktu mendatang.
GARIS
BESAR ISI BUKU
BAB I PENDAHULUAN
1. Kegiatan
Penelitian sebagai Syarat
2. Tujuan
Penelitian Bahasa
3. Pentingnya
Penelitian Pendidikan Bahasa
4. Sifat
Penelitian Pendidikan Bahasa
5. Sikap
Ilmiah
6. Hakikat
Metodelogi Penelitian Bahasa
7. Mengapa
Peneliti Harus Mengikuti Metodelogi?
8. Tujuan
Mempelajari Metodelogi Penelitian
9. Proses
Penelitian
10. Tipologi
Penelitian Pendidikan Bahasa
BAB II MASALAH DALAM PENELITIAN PENDIDIKAN
BAHASA
1. Penentuan
Masalah
2. Kriteria
dalam Menetapkan Masalah
3. Sumber
Masalah Penelitian
4. Merumuskan
Penelitian Masalah
5. Contoh
Perumusan Masalah Penelitian
6. Tujuan
Penelitian Pendidikan Bahasa
7. Manfaat
Peneltian
8. Sumber
Bacaan
9. Merumuskan
Hipotesis
10. Penetrasi
Asumsi-Asumsi
BAB III PENELITIAN KUALITATIF DAN KUANTITATIF
DALAM PENDIDIKAN BAHASA
1. Hakikat
Penelitian Kualitatif
2. Manfaat
Penerapan Penelitian Kualitatif
3. Perihal
Keterampilan yang Dibutuhkan
4. Pendekatan
Kualitatif untuk Memperbaiki Kinerja Guru Bahasa
5. Penelitian
kualitatif dan Pendidikan Guru
6. Konsep
Rancangan Penelitian Kualitatif
7. Rancangan
Peneiltian Kualitatif
8. Forum
Komunittas dan “Key-Informant” sebagai Metode Pengumpulan
Data
9. Teknik-tekni
Pengumpulan Data dalam Penelitian Kualitatif
10. Metode
Kualitatif di dalam Kurikulum Sekolah
11. Perbandingan
Pendekatan Kuantitaf dan Pendekatan Kuantitatif
12. Memadukan
Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif: Mungkinkah?
BAB IV KONSEP EKSPERIMEN
1. Konsep
Dasar Penelitian Eksperimen
2. Rancangan
Penelitian Eksperimen
3. Rancangan
Pra-Eksperimental
4. Rancangan
Eksperimen Murni
5. Rancangan
Eksperimen Semua
6. Rancangan
Eks-Pos Fakta
BAB V STUDI KASUS DALAM PENELITIAN PENDIDIKAN
BAHASA
1. Konsep
Dasar Studi Kasus
2. Keuntungan
dan Kelemahan Studi Kasus
3. Jenis-jenis
Studi Kasus
4. Studi
Multi-Situs
5. Implementasi
Penelitian Studi Kasus
6. Penunjuk
Penggunaan Studi Kasus
7. Ciri-ciri
Studi Kasus yang Baik
BAB VI PENELITIAN
TINDAKAN
1. Pengertian
Penelitian Tindakan
2. Asas-asa
Penelitian Tindakan
3. Karakteristik
dan Fungsi Penelitian Tindakan
4. Langkah-langkah
dan Jenis-jenis Penelitian Tindakan
5. Petunjuk
Penggunaan Penelitian Tindakan
6. Jenis-jenis
Penelitian Tindakan
7. Riset
untuk Mengambil Tindakan
8. Apa
yang Dapat Dilakukan Penelitian Tindakan
9. Ancangan
Riset Aksi Terhadap Data
10. Keuntungan
dan Kelemahan Penelitian Tindakan
BAB VII PENELITIAN TINDAKAN KELAS
1. Peran
Guru dan Tuntutan Profesionalisme
2. Kapan
PTK Diperlukan?
3. Langkah-langkah
Awal Penelitian
4. Beberapa
Model Penelitian Tindakan Kelas
5. Langkah-langkah
Penelitian Tindakan Kelas
6. Melakukan
Observasi
7. Melakukan
Wawancara
8. Dokumentasi
sebagai Sumber Data
9. Rekaman,
Foto, Slide, Tape, dan Video
10. Analisis
Data
11. Validasi
12. Menafsirkan
atau Interpretasi Data
Hasil Laporan Buku
Metode Penelitian Pendidikan Bahasa
Identitas
Buku
Judul Buku : Metode Penelitian
Pendidikan Bahasa
Pengarang : Prof. Dr. Syamsuddin AR., M.S.
Dr. Vismaia S. Damaianti, M.Pd.
Penerbit :
PT Remaja Rosdakarya
Tahun Terbit : 2006
Kota Terbit : Bandung
Sampul :
Iman Taufik
ISBN :
979-692-633-4
Halaman :
258
INTISARI
BAB/SUB BAB BUKU
BAB
I
PENDAHULUAN
1.
Kegiatan
Penelitian Sebagai Syarat
Penelitian bagi
mahasiswa pascasarjana merupakan salah satu keterampilan yang harus dimiliki
sebagai salah satu syarat bagi peningkatan kualitas pendidikannya (Syamsuddin
AR, 2001). Adapun pengertian karya ilmiah menurut Syamsuddin AR (2001) adalah
suatu laporan tertulis dari suatu hasil penelitian yang cermat terhadap suatu
masalah. Pertama, karangan ini disusun bukan sebagai persyaratan pencapaian
gelar akademik, seperti penulisan buku, laporan penelitian, ensiklopedia, dan
lain-lain. Kedua, tulisan yang dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar akademik atau penyelesaian tugas di kalangan perguruan tinggi.
Bagi mahasisw
pascasarjana, karangan ilmiah yang harus disusun sebagai salah satu syarat
memperoleh gelar pendidikannya berupa tesis atau disertasi. Tesis merupakan
karya ilmiah sebagai syarat untuk menempuh ujian sarjana menurut ketentuan
konvensional. Disertasi adalah karangan ilmiah yang harus disusun sebagai
syarat memperoleh gelar doctor (S3).
2.
Tujuan
Penelitian Bahasa
Secara rindi tujuan penelitian bahasa
adalah:
a. menemukan
dan mengembangkan teori, model, atau strategi baru dalam pendidikan bahsa;
b. menerapkan,
menguji, dan mengevaluasi kemampuan teori, model, strategi pendidikan bahasa
dalam memecahkan masalah pendidikan bahasa;
c. mendeskripsikan
dan menjelaskan keadaan atau hubungan berbagai isu atau pikiran yang terkait
dengan masalah bahasa;
d. memecahkan
masalah pendidikan bahasa;
e. menemukan
faktor-faktor yang mempengaruhi masalah pendidikan bahasa; dan
f. membuat
keputusan atau kebijakan.
3.
Pentingnya
Penelitian Pendidikan Bahasa
Memecahkan suatu
masalah merupakan tugas utama peneliti. Melalui penelitian seseorang dapat
menunjukkan suatu bukti. Penelitian dapat mengurangi ketidakpastian. Dengan
meneliti, seseorang dapat memperoleh hasil dari suatu tujuan yang ditetapkan. Dalam
Pendidikan bahasa, ada beberapa alasan tentang pentingnya penelitian. Alasan
tersebut dapat di lihat di antaranya melalui beberapa faktor sebagai berikut.
a. Pendidik;
b. Masyarakat
umum; dan
c. Penentu
kebijakan.
4.
Sifat
Penelitian Pendidikan
Kegiatan
penelitian dipandangan sebagai metode ilmiah, karakteristik atau sifat
metodologi penelitian pendidikan bahasa sama dengan bidang-bidang lainnya.
Menurut Tuckman (1982), Nunan (1992), McMillan & Schumacher (2003), Sukardi
(2003) sifat metodologi penelitian pendidikan bahasa adalah seperti berikut.
a. Bertujuan;
b. Sistematis;
c. Objektif;
d. Logis;
e. Empiris;
f. Reduktif;
g. Replicable
dan Transmitable;
h. Penjelasan
Singkat; dan
i.
Simpulan besyarat.
5.
Sikap
Ilmiah
Sikap adalah
pengejawantahan (manifestasi) operasionalisasi jiwa. Ole karena sikap selalu
dikenakan atau ditujukan pada sesuatu maka sikap itu merupakan operasionalisasi
dari sifat ilmiah yang dimiliki oleh seorang peneliti. Bersikap ilmiah itu
berarti mandiri. Oleh karena itu, seorang peneliti yang bersikap ilmiah dapat
mendapatkan sendiri hal-hal yang baru. Berikut adalah macam-macam sikap.
a. Sikap
ingin tahu;
b. Sikap
kritis;
c. Sikap
terbuka;
d. Sikap
objektif;
e. Sikap
rela menghargai karya orang lain;
f. Sikap
berani mempertahankan kebenaran; dan
g. Sikap
menjangkau masa depan.
6.
Hakikat
Metodologi Penelitian Bahasa
Metodologi
penelitian merupakan cara pemecahan masalah
penelitian yang dilaksanakan secara terencana dan cermat dengan maksud
mendapatkan fakta dan simpulan agar dapat memahami,menjelaskan, meramalkan, dan
mengendalikan keadaan. Metode juga merupakan cara kerja untuk memahami dan
mendalami objek yang menjadi sasaran. Melalui metode yang tepat, seorang
peneliti tidak hanya mampu melihat fakta sebagai kenyataan, tetapi juga mampu
memperkirakan kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi melalui fakta itu.
7.
Mengapa
peneliti harus mengikuti metodolgi?
L.S. Shulman
(1981) mencatat beberapa alasan mengapa para peneliti pendidikan bahasa
dituntut memahami metode penelitian yang tepat. Pertama, peneliti pendidikan
membutuhkan suatu perangkat observasi tertentu tentang fakta-fakta yang terjadi
dalam masalah pendidikan. Kedua, dalam pendidikan terdapat fenomena, peristiwa,
pelaku, dan proses yang harus diamati dengan sumber bagi penyelidikan
pendidikan. Ketiga, penelitian pendidikan tidak hanya harus dilaksanakan
sistematis, tetapi juga harus mampu menyelidiki permasalahan yang khusus dalam
masing-masing bidang pendidikan, termasuk pendidikan bahasa.
8.
Tujuan
Mempelajari Metodologi Penelitian
Tujuan utama mempelajari metodologi
peneliti antara lain:
a. meningkatkan
keterampilan dalam mengorganisasikan dan menyajikan fakta secara jelas dan
sistematis;
b. meningkatkan
kemampuan menggunakan fakta untuk menguatkan simpulan umum yang ditarik dari
fakta atau untuk menguatkan rekomendasi;
c. membedakan
fakta dari pendapat, menyelaraskan istilah-istilah atau kata-kata yang emotif
menjadi kata-kata yang referensial, serta belajar untuk menghilangkan pendapat
yang tanpa didukung bukti; dan
d. meningkatkan
pengetahuan tentang mekanisme penelitian.
9.
Proses
Penelitian
Proses
penelitian menurut McMillan & Scumacher (2003) dilakukan melalui beberapa
hal berikut.
a. Pemilihan
masalah secara umum.
b. Peninjauan
masalah.
c. Penemuan
masalah khusus, pertanyaan penelitian, atau hipotesis.
d. Penentuan
rancangan penelitian dan metodologi.
e. Pengumpulan
data.
f. Ananlisis
data penyajian hasil.
g. Penafsiran
temuan dan pemberian simpulan atau ringkasan.
10.
Tipologi
Penelitian Pendidikan Bahasa
Jenis penelitian
pendidikan bahasa dapat dikelompokkan berdasarkan aspek-aspek sebagai berikut.
a. Penelitian
berdasarkan tujuan;
b. Penelitian
berdasarkan jenis data; dan
c. Penelitian
berdasarkan aspek metode.
BAB II
MASALAH DALAM PENELITIAN PENDIDIKAN BAHASA
1.
Penentuan
Masalah
Kebanyakan
peneliti bahkan berpendapat bahwa menemukan masalah adalah langkah yang paling
pelik dari seluruh proses penelitian. Beberapa pengertian permasalahan
penelitian, di antaranya:
a. dapat
berupa kesenjangan antara sesuatu yang diharapkan dengan kenyataan yang ada;
b. secara
faktual dapat berupa kesulitan yang dirasakan oleh orang awam maupun para
peneliti; dan
c. sesuatu
yang dijadikan target yang telah ditetapkan.
2.
Kriteria
Dalam Menetapkan Masalah
a. Apakah
masalah ini berguna untuk dipecahkan?
b. Apakah
masalah yang dapat diteliti?
c. Apakah
terdapat kemampuan yang dipunyai peneliti pemecahan masalah ini?
d. Apakah
masalah itu sendiri menarik untuk dipecahkan?
e. Apakah
masalah ini memberikan sesuatu yang baru?
f. Apakah
masalah itu terbatas sehingga jelas?
3.
Sumber
Masalah Penelitian
Beberapa sumber
masalah penelitian dapat dijadikan sebagai baham untuk memperoleh ide atau
pertimbangan penentuan masalah penelitian adalah sebagai berikut.
a. Bacaan;
b. Pertemuan
ilmiah;
c. laporan
hasil penelitian;
d. Pernyataan
pemegang kekuasaan;
e. Pengataman;
dan
f. Pengalaman
individual atau kelompok.
4.
Merumuskan
Masalah Penelitian
Rumusan masalah
merupakan penuntun bagi langkah-langkah yang akan dilakukan peneliti dalam
kegiatan penelitiannya. Berikut adalah bentuk-bentuk rumusan masalah.
a. Rumusan
masalah hendaknya singkat dan bermakna;
b. Rumusan
masalah hendaknya dalam bentuk kalimat tanya;
c. Rumusan
masalah harus jelas dan konkrit;
d. Masalah
dirumuskan secara operasional;
e. Rumusan
masalah hendaknya mampu memberikan petunjuk tentang memungkinkannya pengumpulan
data di lapangan untuk menjawab pertanyan-pertanyaan; dan
f. Perumusan
masalah harus dibatasi.
5.
Tujuan
Penelitian Pendidikan Bahasa
Tujuan yang
jelas memberikan landasan untuk merancang penelitian, untuk pemilohan metode
penelitian yang paling tepat, dan untuk pengelolaan penelitian. Proyek
penelitian bahasa pada umumnya tidak diulang atau ditiru, sehingga setiap
kegiatan penelitian cenderung berbeda, namun semua kegiatan itu memanfaatkan
kisaran teknik dan metode yang cukup terbatas, yang dapat diterapkan pada
keadaan yang berbeda-beda.
6.
Manfaat
Penelitian
Hasil dari suatu
penelitian merupakan sumbangan bagi kemajuan ilmu pengetahuan, yaitu dengan
dimunculkannya sumbangan konseptual pada dunia pendidikan bahasa yang lebih
relevan untuk keadaan terkini. Di samping itu, hasil penelitian bahasa harus
dapat dimanfaatkan bagi para praktisi pendidikan dan pelaku pendidikan.
7.
Sumber
Bacaan
Sumber bacaan
dalam kegiatan penelitian, semestinya menjadi acuan teoritis yang dilaksanakan
secara hati-hati agar mebantu peneliti dalam memahami permasalahan
penelitiannya secara lebih mendalam.
8.
Merumuskan
Hipotesis
Hipotesis itu
setingkat dengan teori penyamarataan coba-coba, dan merupakan suatu prinsip
baru berdasarkan hasil observasi terhadap fakta yang khas. Berikut adalah cara merumuskan hipotesis.
a. Menguji
hipotesis;
b. Memperluas
atau mengubah hipotesis; dan
c. menguji
hipotesis yang diperluas atau diubah.
BAB
III
PENELITIAN
KUALITATIF DAN KUANTITATIF
DALAM
PENELITIAN BAHASA
1.
Hakikat
Penelitian Kualitatif Dalam Penelitian Bahasa
Penelitian
kualitatif disebut pendekatan investigasi karena biasanya peneliti mengumpulkan
data dengan cara bertatap muka langsung dan berinteraksi langsung dengan
orang-orang di tempat penelitian. Penelitian kualitatif juga dimaksudkan
sebagai jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur
statistic atau bentuk hitungan lainnya. Dengan penelitian kualitatif ini, peneliti
lebih menyiapkan instrument “orang” daripada instrument lainnya.
2.
Manfaat
Penerapan Penelitian Kualitatif
Penelitian
kualitatif dapat memperbaiki efekyivitas suatu cara dalam proses pembelajaran,
yaitu sebagai alat perubahan di lingkungan pendidikan karena berakar pada acara
memandang perubahan atau diubah. Beberapa manfaat penelitian kualitatif adalah:
(1) memperbaiki atau mengemabngkan pola hubungan praktisi pendidikan, (2)
menjadi bagian dari upaya pendidikan dan peningkatan kualitas guru atau calon
guru, (3) memperlancar seorang peneliti menjadi pengamat yang lebih tajam
terhdap keseluruhan lingkungan sekolah, (4) membantu mengembangkan proses
belajar mengajar sehingga guru dapat melakukan upaya dengan lebih sadar, dan
(5) kegiatan penelitian dengan pendekatan kualitatif dapat masuk pada kurikulum
sekolah sehingga para siswa dapat terlibat dalam kegiatan yang
sesungguhnya.
3.
Perihal
Keterampilan Yang Dibutuhkan
Keterampilan
untuk menerapkan penelitian kualitatif, meliputi kepekaan teoritis dan sosial,
kemampuan menjaga jarak analisis,
sekaligus memanfaatkan pengalaman terdahulu dan pengetahuan teoritis.
4.
Pendekatan
Kualitatif Untuk Memperbaiki Kinerja Guru Bahasa
Guru dapat
bertindak sebagai peneliti kualitatif sebagai dari peranannya. Menyertakan
perspektif kualitatif dalam kegiatan yang rutin berarti dapat menjadi sadar
diri dan berpikir aktif seperti yang dilakukan seorang peneliti kualitatif.
Langkah-langkah seorang guru yang melaksanakan penelitian kualitatif:
a. ambil
suatu masalah sebagai suatu fokus penelitian,
b. buat
catatan rinci,
c. periksa
data,
d. buat
pertanyaan tentang permasalahan, dan
e. perguanakan
data untuk membuat putusan.
5.
Konsep
Rancangan Penelitian Kualitatif
Rancangan
penelitian kualitatif merupakan rencana dan struktur penyelidikan yang disusun
untuk memperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan penelitiannya. Rancangan
dilakukakn sebelum penelitian ke lapangan. Penelitian ini bersifat fleksibel,
sekalipun peneliti kualitatif harus mengikuti metodologi teretntu, tetapi
pokok-pokok pendekatan harus tetap dapat berubah pada waktu penelitian sedang
dilakukan.
6.
Rancangan
Penelitian Kualitatif
Unsur-unsur atau
elemen desain naturalistic berupa:
a. penentuan
fokus penelitian,
b. penyesuaian
paradigm dengan fokus penelitian,
c. penyesuaian
paradigm penelitian dengan pendekatan substantive yang dipilih,
d. penentuan
di mana dan dari siapa data akan dikumpulkan,
e. penentuan
fase-fase penelitian secara berurutan,
f. penentuan
instrumentasi,
g. perencanaan
pengumpulan data,
h. perencanaan
prosedur analisis,
i.
perencanaan logistic,
dan
j.
rencana untuk
pemmeriksaan keabsahan data.
7.
Teknik-Teknik
Pengumpulan Data Dalam Penelitian Kualitatif
Data yang sedang
dan telah dikumpulkan melalui
teknik-teknik tertentu harus dilacak, diorganisasikan, dipilah, disintesis,
dicari polanya, diinterpretasi, dan disajikan agar peneliti dapat menangkap
makna fenomena serta dapat mengkomunikasikan kepada orang lain. Teknik
pengumpulan data dalam penelitian kualitatif yang meliputi wawancara,
observasi, dan dokumentasi serta teknik dan model analisis data.
8.
Teknik-Teknik
Penulisan Laporan Kualitatif
Tahap-tahap yang
harus dilakukan dalam penulisan laporan kualitatif mencakup pengoragnisasian
rekaman-rekaman data dengan cara penyusunan indeks, pembuatan kerangka laporan
sementara, mengadakan rujuk-silang, penulisan draf laporan pertama berdasarkan
kerangka laporan yang telah dibuat, dan penelahaan dan
revisi laporan.
9.
Metode
Kualitatif Di Dalam Kurikulum Sekolah
Banyak guru
merasa betapapun mereka tertarik pada kegiatan-kegiatan tersebut, mereka tidak
memiliki kebebasan kegiatan-kegiatan tersebut untuk mencobakan proyek-proyek
semacam itu dalam ukuran besar. Pendekatan Foxfire dapat dimodifikasi untuk
digunakan di dalam kelas. Siswa dapat pergi keluar sendiri-sendiri atau secara
kelompok untuk mewawancari berbagai anggota staf sekolah.
10.
Memadukan
penelitian kualitatif dan kuantitatif: mungkinkah?
Pendekatan
kualitatif dan kuantitatif bukan hanya sekedar dibedakan dalam cara pengumpulan
data dan pengolahan datanya, melainkan keduanya berbeda secara konseptual.
Paradigma kualitatif bercirikan positivistic, hipotetik deduktif, surface behavior, dan partikularistik. Sebaliknya, paradigm kuantitatif
bercirikan fenomenologi, induktif, inner
behavior, dan holistic.
BAB
iv
PENELITIAN
EKSPERIMEN
1.
Konsep
Dasar Penelitian Eksperimen
Penelitian
eksperimental merupakan suatu metode yang sistematis dan logis untuk melihat
kondisi-kondisi yang dikontrol dengan teliti, dengan memanipulasi suatu
perlakuan, stimulus, atau kondisi-kondisi tertentu, kemudian mengamati pengaruh
atau perubahan yang diakibatkan oleh manipulasi.
2.
Rancangan
Penelitian Eksperimen
Rancangan
penelitian secara sempit dapat diartikan sebagai penggambaran secara jelas
tentang hubungan antarvariabel, pengumpulan data, dan analisis data. Dengan
demikian, dengan adanya rancangan yang baik, peneliti maupun orang lain yang
berkepentingan mempunyai gambaran tentang bagaimana keterkaitan antara variabel
yang ada dalam konteks penelitian dana pa yang hendak dilakukan oleh seorang
peneliti dalam melaksanakan penelitian. Ada empat rancangan di antaranya adalah
praeksperimen, eksperimen, eksperimen kuasi, dan ex post facto.
3.
Racangan
Pra-Eksperimental
Ada tiga hal
yang lazim digunakan pada rancangan pra-eksperimental, menurut Frankel &
Wallen (1990), yaitu:
a. studi
kasus bentuk tunggal,
b. tes
awal-tes akhir kelompok tunggal, dan
c. perbandingan
kelompok statis.
4.
Rancangan
Eksperimen Murni
Rancangan
eksperimen murni mempunyai tiga karakteristik, yaitu:
a. adanya
kelompok kontrol,
b. siswa
ditarik secara rambang dan ditandai untuk masing-masing kelompok, dan
c. sebuah
tes awal diberikan untuk mengetahui perbedaan antar kelompok.
5.
Rancangan
Eksperimen Semu
Konsep
eksperimen ini adalah sebuah rancangan yang ideal. Rancangan ini memiliki
kesepakatann praktis antara eksperimen kebenaran dan sikap asli manusia
terhadap bahasa yang ingin kita teliti. Berikut ciri dari rancangan eksperimen
kuasi.
a. Rancangan
dengan pemasangan subjek melalui tes akhir dan kelompok kontrol.
b. Rancangan
dengan pemasangan subjek melalui tes awal-tes akhir dan kelompok kontrol.
c. Rancangan
tiga perlakuan dengan pengaruh imbangan.
d. Rancangan
rangkaian waktu.
e. Racangan
factorial.
6.
Rancangan
Eks-Pos Fakto
Penelitian ex post
facto merupakan penelitian yang
variabel-variabel bebasnya telah terjadi perlakuan atau treatment tidak
dilakukan pada saat penelitian berlangsung, sehingga penelitian ini biasanya
dipisahkan dengan penelitian eksperimen. Peneliti ini ingin melacak kembali,
jika dimungkinkan, apa yang menjadi faktor penyebab terjadinya sesuatu.
BAB
V
STUDI
KASUS DALAM PENELITIAN
PENDIDIKAN
BAHASA
1.
Konsep
Dasar Studi Kasus
Ary, Jacobs, dan
Rezavieh (1985) meskipu tidak memberikan definisi secara jelas tentang
pemahaman studi kasus, tetapi mereka memberikan penjelasan bahwa dalam studi
kasus hendaknya peneliti berusaha menguji unit atau individu secara mendalam.
Batasan studi kasus meliputi: (1) sasaran penelitinnya dapat berupa manusia,
paristiwa, latar, dan dokumen, dan (2) sasaran-sasaran tersebut ditelaah secara
mendalam sebagai suatu totalitas sesuai dengan latar atau konteksnya
masing-masing dengan maksud untuk memahami berbagai kaitan yang ada di antara
variabel-variabelnya.
2.
Keuntungan
Dan Kelebihan Studi Kasus
a. Keuntungan
Sumber daya yang
tersedia untuk penelitian selalu langka dan studi kasus menyediakan sarana
untuk mencakup sejumlah besar daerah dengan biaya yang tidak terlalu besar.
Lebih khusus lagi, cara ini menyediakan sarana untuk mempelajari masalah yang
agak rumit secara agak mendalam. Dengan menggunakan studi kasus, dimungkinkan
peneliti untuk membandingkan sejumlah pendekatan yang berbeda-beda terhadap
suatu masalah dengan cukup rinci untuk mengambil pelajaran yang dapat
diterapkan secara umum.
b. Kelemahan
studi kasus
Karena sifatnya,
studi kasus digunakan untuk menggambarkan hal-hal umum dan untuk memperoleh
kesimpulan yang dapat dirampatkan untuk mencakup keadaan yang jauh lebih
banyak. Akan tetapi, dari segi statistic, cara ini tidak absah untuk sampel
yang dipilih secara tepat dan oleh karena itu seberapa jauh perampatan yang
abash dapat dibuat bergantung pada seberapa jauh derajat studi kasus itu
sendiri bersifat khas dan juga pada pola ketelitian pengambilan kesimpulan.
3.
Jenis-Jenis
Studi Kasus
Jenis studi
kasus menurut Bogdan dan Biklen (1982) diklasifikasikan sebagai berikut.
a. Studi
kasus kesejarahan mengenai organisasi
b. Studi
kasus organisasi
c. Studi
kasus sejarah hidup
4.
Studi
Multi-Situs
Pada dasarnya
studi multi-situs memiliki kesamaan prinsip dengan studi multi-kasus,
perbedaanya hanya terletak pada pendekatannya. Menurut Bogdan dan Biklen (1982)
pendekatan studi multi-situs memiliki dua jenis studi, yaitu induksi analitis
modifikasi dan metode komparatif constant.
5.
Implementasi
Penelitian Studi Kasus
Di dalam
mengimplementasikan penelitian studi kasus berawal dari eksplorasi yang
bersifat luas dan dalam, kemudian berlanjut dengan aktivitas pengumpulan dan
analisis data yang lebih menyempit dan terarah pada suatu topik tertentu.
Bentuk ini merupakan langkah sistematik penelitian, mula-mula peneliti
menjajagi tempat dan orang yang dapat dijadikan sumber data atau subjek
penelitian, mencari lokasi yang dipandang sesuai dengan maksud pengkajian, dan
selanjutnya mengembangkan jaringan yang lebih luas untuk menemukan kemungkinan
sumber data.
6.
Ciri-Ciri
Studi Kasus Yang Baik
Berdasarkan
kekuatan dan kelemahan dari studi kasus, perlu diketahui ciri-ciri studi kasus
yang baik berdasarkan kriteria yang diberikan Yin (1987) bahwa studi kasus yang
baik adalah studi yang patut untuk dicontoh dan hendaknya bersifat signifikan,
lengkap, menunjukkan bukti-bukti yang memadai, mempertimbangkan perspektif
alternative, dan disusun dalam gaya yang menarik.
BAB
6
PENELITIAN TINDAKAN
1.
Pengertian
Penelitian Tindakan
Penelitian
tindakan merupakan upaya mengujicobakan ide-ide ke dalam praktik untuk
memperbaiki atau mengubah sesuatu agar memperoleh dampak nyata dari situasi.
Penelitian tindakan adalah adalah suatu bentuk penelitian reflektif dari yang
secara kolektif dilakukan peneliti dalam situasi sosial untuk meningkatkan
penalaran dan keadilan praktik pendidikan dan sosial mereka, serta pemahaman
mereka mengenai praktik ini dan terhadap situasi tempat dilakukan
praktik-praktik ini.
2.
Asas-Asas
Penelitian Tindakan
Ada enam asas
dalam penelitian tindakan yang perlu diperhatikan, yaitu:
a. asas
kritik reflektif,
b. dialektis,
c. asas
sumber daya kolaboratif,
d. asas
risiko,
e. asas
struktur majemuk, dan
f. asas
teori, praktik, dan transformasi.
3.
Karakteristik
Dan Fungsi Penelitian Tindakan
Karakteristik
penelitian tindakan adalah sebagai berikut.
a. Bersifat
situasional kontekstual
b. Menggunakan
pendekatan yang kolaboratif
c. Bersifat
partisipatori
d. Bersifat
self-evaluative
e. Bersifat
on-the-spot
f. Temuannya
diterapkan segera dan perspektif jangka panjang
g. Memiliki
sifat keluwesan dan adaptif
Fungsi
penelitian tindakan yaitu:
a. sebagai
alat untuk memecahkan masalah,
b. sebagai
alat dalam pelatihan jabatan,
c. sebagai
alat untuk mengenalkan pendekatan tambahan pada pengajaran,
d. sebagai
alat untuk meningkatkan komunikasi dan memperbaiki kegagalan, dan
e. sebagai
alat untuk menyediakan alternatif yang lebih baik.
4.
Langkah-Langkah
Dan Jenis-Jenis Penelitian Tindakan
Berikut adalah
langkah-langkah penelitian tindakan.
Tahap I : Identifikasi-evalusai-formulasi
masalah.
Tahap II : Diskusi
pendahuluan dan perundingan.
Tahap III : Kajian pustaka.
Tahap IV : Modifikasi.
Tahap V : Pemilihan
prosedur penelitian, penetapan sampel, administrasi penelitian dan tindakannya.
Tahap VI : Pemilihan
prosedur evaluasinya dan melaksanakan prinsip kontinuitas proyek penelitian
tindakan.
Tahap VII : Melaksanakan
proyek penelitian tindakan.
Tahap VIII : Pemaknaan data,
penarikan inferensi dan penilaian seluruh proyek penelitian.
5.
Jenis-Jenis
Penelitian Tindakan
Penelitian
tindakan terdiri dari empat jenis, yaitu penelitian tindakan diagnotis,
penelitian tindakan partisipan, penelitian tindakan empiris, dan penelitian
tindakan eksperimental.
6.
Apa
Yang Dapat Dilakukan Penelitian Tindakan
Penelitian
tindakan mencapai tujuan ini melalui beberapa cara, yaitu sebagai berikut.
a. Pengumpulan
informasi secara sistematis.
b. Riset
aksi dapat memberikan kita informasi.
c. Penelitian
aksi berguna untuk mengenali bagian-bagian sistem yang dapat menghadapi
tantangan baik.
d. Riset
tindakan memungkinkan orang memahami diri sendiri dengan lebih baik.
e. Riset
aksi dapat digunakan sebagai siasat mengorganisasikan dalam menghadapi isu-isu
khusus.
f. Peneliti
aksi memperkuat komitmen seseorang.
BAB
VII
PENELITIAN
TINDAKAN KELAS
1.
Peran
Guru Dan Tuntutan Profesionalisme
Guru merupakan
pihak yang paling sering dituding sebagai orang yang paling bertanggung jawab
terhadap kualitas pendidikan. Namun demikian, guru merupakan komponen yang
paling strategis dalam proses pendidikan. Guru yang profesional, adalah guru
yang memiliki kemandirian dalam melaksanakan tugas profesinya. Konsekuensi
logis dari kemandirian itu adalah bahwa guru yang profesional akan senantiasa
melakukan refleksi atas apa yang dilakukannya dan mengambil refleksi itu.
2.
Langkah-Langkah
Awal Penelitian
Disukusikanlah
fokus permasalahan penelitian dengan mitra peneliti anda. Apakah urgensinya
kuat untuk diteliti karena solusinya ditunggu dan tidak boleh ditunda lagi.
Apakah permasalahan dalam jangkauan anda untuk dicari penyelesaiannya, dan
bukan merupakan masalah makro yang jawaban persoalannya sebaiknya diambil oleh
para keputusan. Kemudian, mendefinisikan fokus permasalahan dengan lugas dan
jelas.
3.
Beberapa
Model Penelitian Tindakan Kelas
a. Model
Elliot dengan modifikasi
b. Model
PTK ebbut
4.
Langkah-Langkah
Ptk
Menurut Elliot (1991:69),
langkah-langkah kegiatan penelitian itu meliputi:
a. mengidentifikasi
gagasan umum,
b. melakukan
pengecekan di lapangan,
c. membuat
perencanaan umum,
d. mengembakan
tindakan pertama,
e. mengimplementasikan
tindakan pertama,
f. mengevaluasi,
dan
g. merevisi
perencanaan untuk tindakan kedua.
5.
Melakukan
Observasi
Beberapa bentuk
observasi yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut.
a. Observasi
terbuka
b. Observasi
terfokus
c. Observasi
terstruktur
d. Observasi
sistematik
6.
Melakukan
Wawancara
Ada beberapa
yang perlu diperhatikan agar wawancara berlangsung dengan efektif, yaitu
sebagai berikut.
a. Bersikap
sebagai pewawancara yang baik dan simpatik.
b. Bersikap
netral dalam dalam relevansinya dengan pelajaran
c. Perhatikan
bahasa setiap mengajukan pertanyaa.
7.
Dokumentasi
Sebagai Sumber Data
Data penelitian
yang bersumber pada dokumen antara lain:
a. silabi
dan rencana pelajaran,
b. laporan
diskusi tentang kurikulum,
c. macam-macam
tes dan ujian,
d. laporan
rapat,
e. laporan
tugas siswa,
f. bagian-bagian
buku teks yang dipakai dalam pembelajaran, dan
g. conoth
esai yang ditulis siswa, gambar, dan lain-lain.
8.
Analisis
Data
Salah satu
contoh analisis catatan lapangan adalah dengan mengidentifikasi data
esensialnya sebagai berikut.
a. Siapa,
kejadian, atau situasi apa yang terjadi?
b. Apa
tema atau issue utama dalam catatan itu?
c. Pertanyaan-pertanyaan
penelitian apa saja yang diajukan?
d. Masalah
atau fokus apa yang perlu dikejar untuk
pengumpulan data berikutnya?
9.
Validasi
Untuk menguji
derajat kebenaran PTK, sebaiknya lakukan langkah-langkah berikut.
a. Melakukan
member check.
b. Melakukan
triangulasi.
c. Melakukan
validasi dengan saturasi.
d. Anda
dapat juga menggunakan audit trail untuk memvalidasi penelitian anda.
e. Pada
tahap akhir validasi, anda dapat memberi expert opinion atau pendapat pakar.
10.
Menafsirkan
Atau Interpretasi Data
Menurut
Zuber-Skerritt (1992) ada lima langkah yang perlu diambil untuk menafsirkan
data yang telah terkumpul, antara lain sebagai berikut.
a. Diskusi-diskusi
berlangsung sesudah siklus-siklus tindakan dilakukan selama penelitian sudah
mengandung penafsiran data.
b. Unsur
falsifikasi terdapat dalam kepedulian yang diungkapkan dalam forum.
c. Impilikasi
atau dampak pengaruh dari penelitian ini bagi kemajuan belajar siswa.
d. Kesadaran
akan perubahan dan permasalahan yang ditimbulkannya.
e. Keterbatasan
penelitian yang dilakukan dibahas dalam diskusi.
Kelebihan
Buku
Bahasa yang digunakan pada buku ini
sangat mudah dipahami oleh pembaca. Kemudian, ada beberapa materi yang dibubuhi
dengan contoh, grafik, gambar, dan lain-lain sehingga memudahkan setiap pembaca
ketika membaca buku ini serta harga buku ini juga terjangkau.
Kekerungan
Buku
Walaupun bahasa yang digunakan dalam
buku ini sudah bagus, namun masih terdapat kekurangannya, seperti kurang
telitinya penulis menulis penomoran pada subbab, dan juga EYD dalam buku ini
masih belum terlihat sempurna masih masih banyak kesalahan, seperti tanda baca
tidak diletakkan di tempat yang semestinya.
No comments:
Post a Comment