BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Persaingan ketat
diantara perusahaan-perusahaan menjadi tantangan bagi setiap perusahaan untuk
merebut pangsa pasar yang ada. Perusahaan harus dapat memperoleh pangsa pasar
yang lebih banyak dan mencapai kapasitas produksi yang optimal, sehingga pihak
manajemen harus melakukan suatu tindakan pengambilan keputusan secara tepat.
Manajemen perusahaan yang baik akan dapat menghindarkan perusahaan dari resiko
kerugian dan membawa keunggulan kompetitif bagi perusahaan.Pihak manajemen akan
dihadapi dengan berbagai jenis keputusan, seperti keputusan yang bersifat
jangka pendek (keputusan taktis) dan keputusan yang bersifat jangka panjang
(keputusan strategis). Keputusan jangka pendek maupun jangka panjang harus
didasarkan pada alternatef alternatif yang ada dan memerlukan waktu yang
relatif lama agar pihak manajemen tidak membuat kesalahan fatal. Pada dasarnya,
pengambilan keputusan dilakukan untuk menjawab atau menyelesaikan masalah yang
terjadi. Pengambilan keputusan padaha kekatnya merupakan perumusan masalah yang
ada, analisis konsekuensi setiap alternatif baik yang bersifat kuantitatif
maupun non-kuantitatif, perbandingan konsekuensi setiap alternatif, sehingga
dapat dipilih keputusan yang terbaik.Keputusan yang baik akan sangat tergantung
pada kualitas dan kuantitas informasi yang dimiliki oleh perusahaan. Semakin
banyak informasi dan semakin baik informasi yang dimiliki oleh perusahaan maka
pihak manajemen diharapkan dapat memilih informasi yang ada dalam menghadapi
berbagai alternatif. Pihak manajemen tidak dapat melakukan pengambilan
keputusan dengan tepat tanpa suatu informasi yang tepat yang dapat mendukung
keputusan tersebut. Agar pihak manajemen bisa melakukan pengambilan keputusan
di antara alternatif yang ada maka pihak manajemen harus bisa melakukan analisa
terhadap alternatif yang ada.Salah satu metode yang dapat dilakukan untuk
membantu menganalisa alternative adalah dengan melakukan analisa terhadap biaya
relevan.Dalam hal ini biaya relevan yang ditimbulkan oleh perusahaan akan dianalisis
dengan melihat apakah biaya-biaya di departemen tertentu sangat besartetapi
tidak memberikan hasil yang optimal maka departemen yang bersangkutan akan
ditutup, sebaliknya jika departemen lain memerlukan biaya yang relatif kecil namun
memberikan hasil yang optimal sesuai target perusahaan maka keberadaan departemen
tersebut akan diteruskan. Diharapkan dengan cara ini dapat menghasilkan kinerja
yang lebih baik sesuai dengan tujuan perusahaan dan dapat membantu perusahaan
dalam mempertahankan bisnisnya dalam menghadapi persaingan bisnis yang semakin
ketat.
1.2 Rumusan Masalah
a) Bagaimana proses pengambilan keputusan
b) Bagaimana analisis biaya-volume-laba
c) Bagaimana cara menghitung margin kontribusi
d) Apa manfaat margin kontribus
e) Bagaimana analisis titik impas
f) Apa pengertian margin of safety
1.3 Tujuan Masalah
a) Agar mengetahui proses pengambilan keputusan yang tepat
b) Dapat menegtahui analisis biaya volume laba
c) Untuk mengetahui cara menghitung margin kontribusi
d) Untuk mengetahui manfaat margin kontribusi
e) Untuk mengetahui bagaimana analisis titik impas
f) Untuk mengetahui apa itu margin of safety
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Biaya Relevan dalam
Pengambilan Keputusan
Semua bentuk pengambilan keputusan oleh manajemen harus mempertimbangkan
semua faktor yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan, salah satu faktor
yang mempengaruhi pengambilan keputusan adalah faktor biaya yang disebut dengan
biaya relevan. Menurut Mulyadi (2001) biaya relevan adalah biaya masa yang akan
datang yang diperkirakan akan berbeda atau terpengaruh oleh suatu pengambilan
keputusan pemilihan diantara berbagai macam alternatif. Oleh karena itu, biaya
tersebut adalah relevan dengan analisis yang dilakukan dalam pengambilan
keputusan tersebut.
Biaya relevan menurut Supriyono (2001) meliputi semua biaya yang akan
terpengaruh oleh suatu pengambilan keputusan, karena itu biaya tersebut harus
dipertimbangkan di dalam pengambilan keputusan tertentu tersebut. Selain itu,
biaya relevan menurut Hansen dan Mowen (2009) merupakan biaya masa depan yang
berbeda pada setiap alternatif. Semua keputusan berhubungan dengan masa depan
sehingga hanya biaya masa depan yang dapat menjadi relevan dengan keputusan.
Namun, untuk menjadi relevan, suatu biaya tidak hanya harus merupakan biaya
masa depan, tetapi juga harus berbeda dari satu alternatif dengan alternatif
lainnya.
Apabila biaya masa depan terdapat pada lebih dari satu alternatif maka
biaya tersebut tidak memiliki pengaruh terhadap keputusan. Biaya demikian
disebut biaya tidak relevan. Kemampuan untuk mengidentifikasi biaya relevan dan
tak relevan merupakan suatu keterampilan pengambilan keputusan yang penting.
Biaya relevan untuk pengambilan keputusan didasarkan kepada konsep “different analysis for different purposes”,
yang berarti bahwa untuk tujuan yang berbeda diperlukan analisa yang berbeda
pula. Oleh karena itu, terdapat beberapa konsep biaya relevan untuk berbagai
pengambilan keputusan, yaitu:
a. Biaya Diferensial (Differntial Cost)
merupakan biaya yang berbeda pada berbagai alternatif pengambilan keputusan
yang mungkin untuk dipilih. Dalam pengambilan keputusan, biaya diferensial
dibandingkan dengan penghasilan diferensial untuk menentukan besarnya laba
diferensial.
b. Biaya Treceabel (Treceable
Cost)
Merupakan biaya yang dapat diakui jejaknya pada produk, pesanan, pusat
biaya, departemen, atau divisi tertentu di dalam suatu perusahaan.
c. Biaya Kesempatan (Opportunity Cost)
Merupakan biaya penghasilan atau penghematan biaya yang dikorbankan karena
dipilihnya satu alternatif tertentu, sehingga penghasilan atau penghematan
biaya tersebut perlu diperhitungkan sebagai biaya pada alternatif tertentu.
d. Biaya Incremental (Incremental Cost)
Merupakan biaya-biaya yang
ditambahkan atau biaya-biaya yang tidak akan dikorbankan apabila suatu
alternatif (proyek) tertentu tidak dipilih untuk dilaksanakan.
Jadi, biaya relavan adalah biaya yang terjadi di masa mendatang dalam
berbagai alternatif untuk pengambilan keputusan manajemen. Biaya relavan biasa
disebut sebagai biaya diferensial yang merupakan biaya yang memiliki alternatif
yang berbeda-beda. Kriteria dari biaya relavan ini yaitu biaya mana yang akan
datang berbeda-beda diantara alternatif. Biaya relavan merupakan biaya masa
yang akan datang karena digunakan untuk menyusun anggaran, perencanaan laba,
dan pengendalian kegiatan yang belandaskan program jangka pendek dan jangka
panjang.
Manajemen selalu megambil keputusan yang meliputi berbagai macam hal,
seperti keputusan dalam kegiatan rutin atau keputusan yang diambil dalam
masalah-masalah khusus. pengambilan keputusan kegiatan rutin pada umumnya
terjadi dan berkaitan dalam melaksanakan kegiatan produksi yang dilakukan oleh
perusahaan secara rutin dan teratur. Pengambilan keputusan khusus merupakan
keputusan yang bersifat tidak teratur atau tidak rutin dilakukan oleh
perusahaan.
Pengambilan keputusan khusus dalam
perusahaan mempunyai banyak jenis diantaranya:
a. Keputusan membuat sendiri
atau membeli dari tempat lain
Perusahaan dihadapkan pada pilihan
dalam rangka pengadaan komponen barang untuk memproduksi barang. Perusahaan
akan membuat sendiri atau membeli komponen tersebut ditempat lain.akuntansi
manajemen membuat hitungan dari sisi keuangan mana ari kedua alternatif
tersebut yangpaling menguntungkan dari segi keuangan.
Ada dua tipe keputusan membuatsendiri atau membeli dari tempat lain yaitu:
Kondisi awal membuat sendiri
Kondisi awal biasa membeli
b. Keputusan mempertahankan atau
menghentikan usaha
c. Menyewakan atau menjual
fasilitas perusahaan
d. Menerima atau menolak pesanan
khusus
e. Menjual atau mengolah
lebih lanjut
2.1 Langkah-langkah Analisis Biaya Relevan
Proses pengambilan keputusan memerlukan data yang dapat diukur, dianalisa
dengan tepat dan memungkinkan untuk dilaksanakan. Dalam pengambilan keputusan
tidak ada aturan umum yang membedakan biaya ke dalam biaya relevanatau tidak
relevan, maka dari itu untuk mengetahui mana yang merupakan biaya relevan
diperlukan analisis biaya yang meliputi langkah-langkah sebagai berikut:
a.
Menghimpun seluruh biaya yang
berkaitan dengan masing-masing alternatif yang dipertimbangkan.
b.
Mengeliminasi sunk cost.
c.
Mengeliminasi biaya yang tidak
berbeda diantara alternatif yang dipertimbangkan
d.
Mengambil kesimpulan berdasarkan
data biaya lain yang tersisa, yang merupakan biaya yang berbeda. Biaya tersebut
merupakan biaya yang relevan dengan pengambilan keputusan.
B. Biaya Relevan
·
Biaya relevan dapat
digunakan untuk membantu manajamen dalam mengambil keputusan bisinis. Biaya
relevan ini sangat berperan bila perusahaan dihadapkan pada masalah pilihan
yang cukup pelik Antara menerima atau menolak, Antara menghentikan atau
melanjutkan, antara membeli atau membuat, atau Antara menjual dititk pisah atau
setelah ttik pisah dan sebagainya.
·
Ciri-ciri biaya relevan
Ø Biaya
dapat dihindari dengan suatu keputasan manajemen
Ø Biaya
tersebut belum terjadi
Ø Biaya
yang akan terjadi nilai berbeda untuk setiap alternative
Ø Biaya
tersebut benar-benar memberi pengaruh didalam keputusan
·
Cara menentukan apakah
biaya tersebut relevan
Ø Mengumpulkan
seluruh biaya yang terkait dengan masing-masing alternative
Ø mengeleminasi
biaya terbenam ( sunk cost )
Ø mengeliminir
biaya yang jumlah nya tidak berbeda
C. Analisis Biaya Volume dan
Laba
Analisis biaya, volume, dan laba
merupakan alat yang berguna untuk perencanaan dan pembuatan keputusan. Analisis
biaya, volume, dan laba menekankan pada hubungan antara biaya, volume dan laba
itu sendiri (kuantitas penjualan). Analisis BVL juga merupakan alat yang
berguna untuk mengidentifikasi permasalahan yang berhubungan dengan perencanaan
penjualan dan membantu perusahaan dalam memecahkan permasalahan tersebut.
Analisis BVL juga dapat digunakan untuk membantu memecahkan masalah penting lainnya,
misalnya tentang perencanaan jumlah unit produk yang seharusnya dijual agar
perusahaan mencapai titik impas (break-even point), perhitungan dampak
penurunan biaya tetap terhadap titik impas dan perhitungan dampakn kenaikan harga jual terhadap laba.
Biaya, volume, dan laba merupakan tiga elemen pokok dalam penyusunan
laporan laba rugi sebuah perusahaan. Dalam menjalankan kegiatan operasinya,
sebuah perusahaan manajemen akan berupaya memperoleh dan mengalokasikan sumber
dengan cara yang paling murah dari segi biaya dan paling banyak memberikan
manfaat dalam mencapai tujuan perusahaan.
Pemahaman mengenai aplikasi
konsep biaya, volume, dan laba dapat digunkan oleh manajemen sebagai dasar
untuk merencanakan komposisi tingkat volume, biaya, dan laba yang
menguntungkan. Sebagai komponen yang saling berhubungan komposisinya harus
berada pada titik yang optimal. Studi mengenai hubungan antara
pendapatan, biaya, volume, dan laba dikenal sebagai analisis hubungan
biaya-volume-laba.
Hal yang menjadi elemen utama dalam analisis mencakup :
Harga jual produk
Volume penjualan atau tingkat aktivitas
Biaya variabel per unit
Total biaya tetap
Komposisi dari kombinasi produk terjual.
Perhitungan
manajerial yang dapat dibuat berdasarkan analisis ini dapat berupa analisi
impas, perencanaan penjualan dengan target laba tertentu, titik penutupan
usaha, peningkatan laba, pemilihan struktur biaya, dan lain sebagainya.
Penggunaan analisis biaya, volume, dan laba dalam sebuah organisasi bisnis
didasarkan pada asumsi-asumsi bahwa.
1.
Harga jual kostan sepanjang
kisaran relevan tertentu. Maksudnya, suatu hasil perhitungan dengan menggunakan
model hubungan biaya volume dan laba hanya akan valid pada satu tingkat harga
tertentu. Apabila harga berubah, maka hasil perhitungan yang dihasilkan tidak
dapat lagi digunakan sebagai acuan dalam menjalankan fungsi-fungsi manajemn
yang relevan.
2.
Biaya bersifat linier dalam
setiap kisaran relevan dan dapat dibagi secara akurat kedalam
elemen-lemen biaya variabel dan biaya tetap.
3.
Dalam perusahaan yang
menghasilkan dan menjual banyak produk, bauran penjualannya konstan. Misalnya
pada suatu saat tertentu sebuah perusahaan menjual dua jenis produk dengan
komposisi 10 unit produk A 15 unit produk B pada saat yang bersamaan. Apabila
pada kesempatan lain, misalnya komposisi penjualan berubah menjadi 7 unit
produk A dan 10 unit produk B, maka perhitungan impas untuk komposisi pertama
tidak berlaku lagi bagi periode dengan komposisi baru tersebut. Pada prinsipnya
bahwa analisis ini valid digunakan bila komposisi volume penjualan produk
bergeser dalam kisaran proporsi yang konstan.
4.
Dalam perusahaan pabrikan tingkat
persediaan tidak berubah dalam pengertian bahwa selisih tingkat persediaan awal
dan persediaan akhir periode signifikan.
2.2 Dasar Analisis Biaya Volume dan Laba
Pengetahuan dasar yang sangat
menentukan dalam analisis biaya, volume, dan laba adalah pemahaman tentang
penyusunan laporan laba rugi dengan menggunkan pendekatan variable costing.
Pendekatan ini menghasilkan suatu model laporan laba rugi dimana biaya diklasifikasikan
menurut perilakunya. Agar lebih informatif, maka sebaiknya laporan laba rugi
diuraikan dalam bentuk laporan pejualan secara total dan penjualan per unit.
D. Marjin Kontribusi
Margin Kontribusi adalah nilai pendapatan
bersih setelah dikurangi biaya variabel. Jika diformulasikan, maka akan jadi
seperti ini:
Margin Kontribusi = Pendapatan Bersih – Biaya
Variabel”
Ketika Anda membuat produk atau memberikan
jasa dan mengenakan biaya variabel (biaya packaging dan
ongkos kirim, misal), nilai sisanya adalah Margin Kontribusi.Ini adalah cara
berbeda dalam memaknai laba bisnis. Implikasinya, Margin Kontribusi digunakan
untuk melihat seberapa jauh pendapatan penjualan bisnis bisa menutupi biaya
tetap setelah mengeluarkan unsur biaya variabel.
Sebagai contoh, perusahaan manufaktur PT Kilat mencetak pendapatan bersih
sejumlah Rp150.000.000 dalam satu tahun. Rincian biaya variabel PT kilat
adalah:
·
Ongkos Angkut Barang =
Rp5.000.000
·
Biaya Tenaga Kerja Langsung =
Rp20.000.000
·
Biaya Bahan Baku Langsung = Rp30.000.000
Maka total biaya variabel PT Kilat adalah Rp55.000.000. Jika dimasukkan
dalam formulasi Margin Kontribusi, maka Margin Kontribusi PT Kilat adalah:
Margin Kontribusi PT Kilat: Rp150.000.000 – Rp55.000.000 = Rp95.000.000
Nilai dari Margin Kontribusi tersebut bisa Anda kurangkan dengan biaya
tetap untuk melihat apakah Margin kontribusi bernilai positif atau negatif.
Katakanlah biaya tetap PT Kilat dalam satu tahun sejumlah Rp80.000.000. Maka
bisa dibilang PT Kilat masih mencetak profit Rp15.000.000 (Rp95.000.000 –
Rp80.000.000). Implikasinya, PT kilat masih mampu meng-cover biaya
tetap setelah pendapatan bersih dikurangi dengan biaya variabel yang terjadi.
Perhitungan ini bisa Anda persempit lagi menjadi Margin Kontribusi per
unit. Dengan formulasi yang sama, berikut perhitungan Margin Kontribusi per
unit
Ø Margin Kontribusi per unit = Harga jual produk per unit – biaya variabel
per unit
Misalnya, jika satu produk dari PT Kilat seharga Rp20.000 dan biaya
variabel per unitnya Rp6.000. Maka Margin Kontribusi per unitnya adalah
Rp20.000 – Rp6.000 = Rp14.000.
Ø
Fungsi Marjin Kontribusi
Manajemen menggunakan Margin Kontribusi untuk tiap kondisi yang
berbeda. Biasanya, manajemen menggunakan Margin Kontribusi sebagai alat
dalam membantu membuat keputusan produksi dan penetapan harga dalam bisnis.
Konsep ini juga menjadi salah satu yang digunakan untuk menghitung Break
Event Point (BEP) dalam suatu departemen atau lini produk.
Manajemen menggunakan metrik ini untuk memahami berapa harga yang dapat
mereka tetapkan untuk suatu produk. Dengan penetapan harga yang tepat,
perusahaan atau bisnis tidak perlu khawatir kehilangan uang ketika biaya untuk
produksi meningkat. Penetapan harga produk berdasarkan metrik Margin Kontribusi
juga membantu manajemen untuk meraih nilai profitabilitas yang diinginkan.
Margin Kontribusi juga membantu manajemen memahami produk dan kegiatan
operasional mana yang menguntungkan. Dan tentunya manajer bisa memutuskan lini
produk atau departemen mana yang tidak produktif yang selanjutnya akan
dihentikan atau ditutup.
Investor dan para analis keuangan menggunakan Margin Kontribusi untuk
mengevaluasi seberapa efisien perusahaan dalam menghasilkan laba. Sebagai
contoh, analis dapat menggunakan Margin Kontribusi per unit yang terjual untuk memperkirakan
laba yang dihasilkan perusahaan untuk tahun depan.
Kesimpulannya, Margin Kontribusi merupakan salah satu unsur dan alat yang
penting bagi manajemen maupun investor atau analis keuangan. Dengan mengetahui
dan memahami Margin Kontribusi, Anda bisa membuat bisnis atau perusahaan Anda
beroperasi secara efisien dan efektif. Dan tentunya Anda bisa meminimalisir
risiko kerugian yang akan terjadi ke depanny
E. Titik Impas
2.3 Pengertian Titik Impas
Salah satu fungsi manajemen
adalah perencanaan atas kegiatan perusahaan
yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan
perusahaan
pada periode yang akan
datang. Tujuan
perusahaan pada umumnya adalah untuk memperoleh laba sesuai dengan
kemampuan perusahaan, oleh karena itu untuk mencapai laba tersebut perlu disusun perencanaan
laba agar kemampuan yang dimiliki
perusahaan dapat
dikerahkan
secara terkoordinasi dalam mencapai tujuan
tersebut. Agar besarnya laba
mudah
ditentukan, maka salah satunya cara
perusahaan harus
mengetahui terlebih dahulu berapa titik impasnya.
Break Even Point dapat diartikan
sebagai suatu
titik atau keadaan
dimana perusahaan di dalam operasionalnya tidak memperoleh keuntungan dan tidak menderita kerugian.
Dengan
kata
lain, pada keadaan itu keuntungan atau kerugian sama dengan
nol. Hal tersebut dapat terjadi bila
perusahaan dalam operasinya menggunakan
biaya tetap, dan volume.
2.4 Manfaat
Titik Impas (Break Even Point)
Perhitungan titik impas membantu manajer mengambil keputusan dalam hal aliran kas, jumlah pemintaan atau produksi,
dan
penentuan harga suatu produk tertentu.Perhitungan titik impas (break even
point) merupakan suatu teknik untuk mengetahui kaidah – kaidah antara volume produksi penjualan, harga jual, biaya
produksi, biaya tetap dan
biaya variabel
serta rugi dan laba.
Manfaat titik impas menurut Gunawan & Basri
(2008) adalah sebagai berikut:
1. .Bukan untuk membantu menentukan
jumlah penjualan yang
dapat
diharapkan,
melainkan untuk
memberikan gambaran tentang batas
jumlah penjualan minimal yang harus
diusahakan agar
perusahaan
tidak menderita rugi.
2. Perhitungan Break Even Point juga
dapat dipakai untuk menentukan
jumlah
penjualan
yang seharusnya diperoleh
pada persyaratan
tertentu, misalnya penjualan yang memberikan sejumlah
laba tertentu,
jumlah penjualan yang
seharusnya diperoleh
akan
sama dengan jumlah penjualan
pada
keadaan Beak Even Point
ditambah penjuaalan lain
yang diperlukan untuk
memperoleh laba yang dimaksud.
Sedangkan
Manfaat Perhitungan Titik
Impas Menurut Ellen Christian (2001 : 207) adalah sebagai berikut :
1.
Untuk mengetahui jumlah penjualan minimal yang
harus dipertahankan agar
perusahaan
tidak
mengalami kerugian.
2.
Untuk mengetahui jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh tingkat keuntungan
tertentu.
3.
Untuk mengetahui seberapa jauh berkurangnya penjualan agar
perusahaan
tidak menderita kerugian.
4. Mengetahui bagaimana efek
perubahaan harga jual, biaya dan
volume penjualan terhadap keuntungan.
F. Margin of safety
Salah satu kutipan yang populer dari Warren Buffett adalah “tiga
kata paling penting dalam investasi adalah margin of safety”. Apa itu Margin
of Safety? Apabila diterjemahkan, nama lainnya adalah Batas Keamanan.
Konsep ini pertama kali diperkenalkan oleh Benjamin Graham, dosen dari Warren
Buffett, dan partnernya, David Dodd pada tahun 1928.
Graham juga memunculkan istilah Margin of Safety sebagai
konsep utama dari investasi di bukunya yang berjudul The Intelligent
Investor.
Menurutnya, margin of safety adalah selisih antara nilai
intrinsik suatu saham dengan harga jual saat ini. Analisa terhadap margin ini
sangatlah penting untuk mengetahui untung dan ruginya sebuah investasi.
Dikarenakan, batas ini dapat menentukan seberapa jauh kita bisa terus menjalani
usaha atau menunjukkan usaha tersebut merugi.
Margin of Safety – Konsep Investasi Penting yang
Perlu Kamu Tahu
Untuk mahir menentukan Margin
of Safety, penting memahami dahulu apa perbedaan antara nilai intrinsik (value)
dan harga jual (price). Menurut Warren Buffett, nilai adalah apa yang
kamu dapat. Sementara, harga adalah apa yang kamu bayar.
Apapun yang kita beli, termasuk
saham, akan lebih baik bila kita bisa membeli benda/barang yang berkualitas
dengan potongan harga.
Apabila kita aplikasikan kedalam
rumus matematika maka Margin of Safety = selisih value dan price per
total value dikali 100%.
Dalam bidang investasi, semakin
tinggi Margin of Safety, semakin rendah risiko yang didapat
saat berinvestasi pada saham perusahaan tersebut. Begitupun sebaliknya, semakin
rendah Margin of Safety, semakin tinggi risikonya.
Contoh Sederhana
Contoh sederhananya adalah
apabila kita berniat membeli suatu saham perusahaan yang dijual dengan harga
Rp500,- sedangkan nilai intrinsik suatu saham adalah Rp1.000,-. Maka, margin
of safety saham tersebut adalah sebesar 50% atau senilai Rp500,-. Ini
membuktikan kita memiliki batas aman 50% yang berarti cukup besar. Ingatlah,
semakin besar marginnya maka semakin kecil risikonya.
Apa yang terjadi apabila harga jual saham tersebut bernilai Rp800,-?
Maka margin of safety berupa 20% atau senilai Rp200,-.
Risikonya tetap kecil namun lebih aman dibandingkan dengan kasus sebelumnya
yang memiliki margin of safety lebih besar, 50%. Kalau batas
keamanan besar maka kita lebih tenang dan aman dalam mengantisipasi risiko.
Nilai margin of safety ditentukan sesuai dengan kondisi
setiap saham. Tidak ada patokan harus berapa nilainya.
Namun setiap besar kecilnya margin of safety memiliki
risikonya masing-masing. Misalkan, kalau nilai marginnya terlalu kecil maka ada
risiko harga akan turun.
Sedangkan kalau marginnya sangat besar akan ada risiko kita tidak dapat
memiliki sahamnya karena banyak peminat.
Metode margin of safety ini mewajibkan kita menetapkan
nilai intrinsik/value suatu perusahaan. Ketika mengenali harga
tersebut, kita bisa menganalisa apakah harga tersebut jauh di bawah atau di
atas harga pasar.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan :
Biaya
relevan dapat digunakan untuk membantu manajamen dalam mengambil keputusan
bisinis. Biaya relevan ini sangat berperan bila perusahaan dihadapkan pada
masalah pilihan yang cukup pelik Antara menerima atau menolak, Antara
menghentikan atau melanjutkan, antara membeli atau membuat, atau Antara menjual
dititk pisah atau setelah ttik pisah dan sebagainya.
Salah satu fungsi manajemen
adalah perencanaan
atas kegiatan
perusahaan yang
akan dilaksanakan untuk
mencapai tujuan perusahaan pada periode yang akan datang. Tujuan
perusahaan pada umumnya adalah untuk memperoleh laba sesuai dengan
kemampuan perusahaan, oleh karena itu untuk mencapai laba tersebut perlu disusun perencanaan
laba agar kemampuan yang dimiliki
perusahaan dapat
dikerahkan
secara terkoordinasi dalam mencapai tujuan
tersebut. Agar besarnya laba
mudah
ditentukan, maka salah satunya cara
perusahaan harus
mengetahui terlebih dahulu berapa titik impasnya.
Break Even
Point dapat diartikan
sebagai suatu
titik atau keadaan
dimana perusahaan di dalam operasionalnya tidak memperoleh keuntungan dan tidak menderita kerugian.
Dengan
kata
lain, pada keadaan itu keuntungan atau kerugian sama dengan
nol. Hal tersebut dapat terjadi bila
perusahaan dalam operasinya menggunakan
biaya tetap, dan volume.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.coursehero.com/file/58034135/MAKALAH-BIAYA-RELEVANdocx/
Adi
Saputra, Gunawan dan Basri Marwan,
2008. Anggaran Perusahaan.
Edisi
2.Yogyakarta: BPFE
Adisaputro, Gunawan.
2010. Anggaran Perusahaan
2.Edisi 1.
Yogyakarta: BPFE
Carter. K
William, 2009.Akuntansi Biaya
buku 2.Edisi 14. Jakarta:
Salemba Empat
Charles T.Horgen, 2006. Akuntansi
Biaya.Edisi 2. Jakarta: PT. Gelora
Aksara Pratama
Charter William, 2003.Anggaran
Perusahaan.Edisi 14. Jakarta: Salemba
Empat
No comments:
Post a Comment