ASKEP KELUARGA DENGAN REMAJA
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar
Belakang
Keluarga merupakan matriks dari perasaan beridentitas
dari anggota-anggotanya merasa
memiliki
dan berbeda. Tugas utamanya adalah memelihara pertumbuhan psikososial anggota
keluarganya dan kesejahteraan selama hidupnya , secara umum keluarga juga
membentuk unit sosial yang paling kecil yang mentransmisikan tuntutan-tuntutan
dan nilai-nilai dari suatu masyarakat dan dengan demikian melestarikannya.
Keluarga harus beradaptasi dengan kebutuhan masyarakat sementara keluarga juga
membantu perkembangan dan pertumbuhan anggotanya sementara itu semua tetap
menjadi kontinuitas secara cukup untuk memenuhi fungsinya sebagai kelompok dan
individu.
(fiedman,1998)
Keluarga merupakan dua ataau lebih individu yang
hidup dalm satu rumah tangga karena adanya hubungan darah ,perkawinan atau adopsi , mereka saling
berinteraksi satu sama lain , mempunyai peran masing-masing dan menciptakan
serta mempertahankan suatu budaya.( Bailon & Maglaya, 1978)
Pengkajian merupakan tahapan terpenting dalam proses
keperawatan mengingat pengkajian sebagai awal bagi keluarga untuk
mengidentifikasi data-data yang ada pada keluarga yang di lakukan baik data
dari sumber primer ( klien) atau data dari data sekunder( keluarga atau tenaga
kesehatan). (Potter
& Perry,2005).
2.
Tujuan
Penulisan
1. Tujuan
umum
Mahasiswa dapat memahami konsep dasar keluarga
dengan tahap perkembangan usia remaja dan asuhan keperawatan pada keluarga
dengan tahap perkembangan usia remaja
2. Tujuan
khusus
Adapun
tujuan khusus penulisan makaalah ini adaalah sebagai berikut:
a.
Mahasiswa dapat
mengetahui dan memahami konsep dasar keluarga dengan tahap perkembangan usia
remaja.
b.
Mahasiswa dapat
mengetahui dan memahaami asuhan keperawatan pada keluarga dengan anak usia
remaja.
3.
Metode
Penulisan.
Dalam pembuatan makalah ini penulis menggunakan
metode deskriptif yaitu dengan mengumpulkan data-data yang diambil dari
sumber-sumber buku perpustakaan dan internet,diskusi kelompok, serta konsultasi
dengan dosen pembimbing.
4.
Sistematika
Penulisan.
Makalah
ini disusun berdasarkan sistematika penulisan 4 BAB yaitu:
BAB
I:Pendahuluan: yang terdiri dari latar belakang,tujuan penulisan,metode
penulisan,dan sistematika penulisan
BAB
II :Tinjauan teori yang terdiri dari konsep dasar keluarga dengan tahap
perkembangan usia remaja
BAB
III :Asuhan keperawatan pada keluarga dengan tahap perkembangaan usia remaja
BAB
IV ;Kesimpulan dan saran
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A.
Konsep Dasar
Keperawatan Keluarga
1.
Pengertian
keluarga
Keluarga
adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan,adaptasi, dan
kelahiran yang bertujuan untuk menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum,
meningkatkan emperkembangan pisik,mental,dan emosional sertan sosial individu-individu
yang ada didalam nya diliat dari interaksi yang regular dan ditandai dengan
adanya ketergantungan dan hubungan untuk memcapai tujuan umum ( Duval1972 &
Ali 1999 )
Keluarga
adalah dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang
yang terkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah satu atap dalam keadaan
saling ketergantungan ( Departemen Kesehatan RI 1998 dalam Ali,1999. Hal 5 )
Keluarga
adalah dua atau lebih individu yang bergabung karena hubungan darah ,
perkawinan dan adopsi dalam satu rumah
tangga berinteraksi satu dengan yang lainnya dalam peran dan meciptakan
serta mempertahankan suatu budaya ( Bailon & Maglaya 1989, dalam Ali 1999)
2.
Tipe keluarga
Menurut
friedman ( 1986, dalam Ali,1999 ) terdapat 8 tipe keluarga
1.
Nuclear family
Suatu keluarga yang terdiri dari
orang tua dan anak yang masih menjadi tanggungannya dan tinggal dalam satu
rumah terpisah dari sanak keluarga lainnya.
2.
Extended family ( keluarga besar)
Yakni satu keluarga yang terdiri
dari satu atau dua keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah dan saling
menunjang satu sama lainnya.
3.
Single parent family
Yakni satu keluarga yang dikepalai
oleh satu kepala keluarga dan hidup bersama dengan anak-anak yang masih
bergantung padanya.
4.
Nuclear dyatd
Yakni keluarga yang terdiri dari
sepasang suami tanpa anak,tinggal dalam satu rumah yang sama
5.
Reconti tuened atau blended family
Yakni suatu keluarga yang berbentuk
dari perkawinan pasangan yang masing-masing pernah menikah dan masing-masing
membawa anak hasil perkawinan dahulu.
6.
Three generation family
Yakni keluarga yang terdiri dari
tiga generasi yaitu kakek, nenek bapak,
Ibu, dan anak dalam satu rumah.
7.
Single adult living alone
Yakni bentuk keluarga yang hanya
terdiri dari seorang dewasa yang hidup dalam rumahnya.
8.
Middle age atau ederly couple
Yakni keluarga yang terdiri dari
pasangan suami istri usia pertengahan.
3.
Tugas kelurga dibidang kesehatan
Sesuai dengan fungsi pemeliharaan
kesehatan, keluarga mempunyai tugas dibidang kesehatan yang perlu dipahami dan
dilakukan meliputi ( Suprajitno,2004 )
a.
Mengenal masalah
kesehtan keluarga
Kesehatan
merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan karena tanpa kesehatan
,segala sesuatu tidak akan bearti dan karena kesehatanlah kadang seluruh
kekuatan sumber daya dan dana keluarga habis. Orang tua perlu mengenal keadaan
kesehatan dan perubahan-perubahan yang dialami anggota keluarga .perubahaan
sekecil apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak langsung menjadi
perhatian orang tua/keluarga. Apabila menyadari perubahan keluarga , perlu
dicatat kapan terjadinya dan seberapa besar perubahannya
b.
Memutuskan tindakan
kesehatan yang tepat bagi keluarga
Tugas
ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari penolong yang tepat
sesuai dengan keadaan keluarga , dengan pertimbangan siapa diantara keluarga
yang mempunyai kemampuan memutuskan untuk
menentukan tindakan keluarga. Tindakan kesehataan yang dilakukan oleh
keluarga diharapkan tepat agar masalah kesehatan dapat dikurangi atau bahkan
teratasi. Jika keluarga mempunyai keterbatasan
dapat meminta bantuan kepada orang dilingkungan tinggal keluarga agar
memperoleh bantuan.
c.
Merawat keluarga yang
mengalami gangguan kesehatan
Sering
kali keluarga telah mengambil tindakan yang tepat dan benar,tetapi keluarga memiliki
keterbatasan yang telah diketahui oleh keluarga sendiri. Jika demikian, anggota
keluarga yang mengalami gangguan kesehatan perlu memperoleh tindakan lanjutan
atau perawatan agar masalah yang lebih parah tidak terjadi. Perawatan dapat
dilakukan diindustri pelayanan kesehatan
atau dirumah apabila keluarga telah memiliki kemampuan melakukan tindakan
untuk pertolongan pertama.
d.
Memodifikasi lingkungan
keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga.
e.
Memamfaatkan
fasilitas pelayanan kesehatan
disekitarnya bagi keluarga.
4.
Fungsi
Keluarga Menurut Friedman, ( 1987 )
1. Fungsi
efektif
fungsi efektif yaitu fungsi yang
berhubungan dengan fungsi internal keluarga yang merupakan dasar keluarga.
Fungsi efektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial. Anggota keluarga mengembangkan gambaran dirinya
yang positif, peranan yang dimiliki dengan baik dan penuh rasa kasih sayang.
2. Fungsi
sosial
Fungsi sosial yaitu proses
perkembangan dan perubahan yang dilalui individu yang menghasilkan interaksi sosial dan
melaksanakan perannya dalam lingkungan sosial. Keluarga merupakan tempat
individu melakukan sosialisasi dimana anggota keluarga belajar disiplin norm
keluarga,. Selanjutnya individu maupun keluarga berperan didalam masyarakat
3. Fungsi
r eproduksi
Fungsi reproduksi yaitu fungsi untuk
merumuskan kelangsungan keturunan dan menambah sumber daya manusia.
4. Fungsi
ekonomi
Fungsi ekonomi yaitu memenuhi
kebutuhan keluarga seperti makanan , pakaian , perumahan dan lain-lain.
5. Fungsi
perawatan kesehatan
Fungsi perawataan kesehatan yaitu
keluarga menyediakan makanan pakaian perlindungan dan asuhan kesehatan/
keperawatan atau pemeliharaan kesehatan yang mempengaru status kesehatan
keluarga dan individu. ( Zaidin Ali,1999).
5.Peran Perawatan Keluarga
Perawatan kesehatan keluarga adalah
pelayanan kesehatan yang ditujukan pada keluarga sebagai unit pelayanan untuk
mewujudkan keluarga sehat. Fungsi perawat membantu keluarga untuk menyelesaikan masalah kesehatan dengan cara
meningkatkan kesanggupan keluarga, melakukan fungsi dan tugas perawatan
kesehatan keluarga.
Peran perawat dalam melakukan perawatan
kesehatan keluaarga adalah sebagai berikut:
1. Pendidik
Perawat perlu melakukan pendidikan
kesehatan kepada keluarga agar:
a.
Keluarga dapat melakukan program asuhan kesehatan secara mandiri
b.
Bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan
keluarga.
2. Koordinator
koordinator
diperlukan pada perawatan agar pelayanan komperhensif dapat dicapai koordinasi
juga diperlukan untuk mengatur program kegiatan atau terapi dari berbagai
disiplin ilmu agar tidak terjadi tumpang
tindih dan pengulangan
3. Pelaksanaan
Perawat
dapat memberikan perawatan langsung kepada klien dan keluarga dengan
menggunakan metode keperawatan
4. Pengawasan
kesehatan
Sebagai
pengawas kesehatan harus melaksanakan hime visit yang teratur untuk
mengidentifikasi dan melakukan
pengkajian tentang kesehatan keluarga
5. Konsultan
Perawat
sebagai narasumber bagi keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan. Agar
keluarga mau meminta nasehat kepada perawat, hubungan perawat dank klien harus
terbina dengan baik , kemampuan perawat dalam menyampaikan informasi yang
disampaikan secara terbuka dapat
dipercaya
6. Kolaborasi
Bekerja
sama dalam pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dan anggota tim kesehatan lain untuk mencapai
kesehatan keluarga yang optimal.
7. Fasilitator
Membantu keluarga dalam menghadapi kendala seperti
masalah sosial ekonomi, sehingga perawat harus mengatahui sistem pelayanan
kesehatan seperti rujukan dan penggunaan data sehat.
8. Penemu
kasus
Menemukan
dan mengidentifikasi masalah secara dini dimasyarakat sehingga menghindari dari
ledakan kasus atau wabah
9. Modifikasi
lingkungan
Mampu
memodifikasi lingkungan baik lingkungan rumah maupun masyarakat agar tercipta
lingkungan sehat.
B.
Konsep
Keperawatan Keluarga dengan Tahap
Perkembangan Anak Usia Remaja
1.
Pengertian
Ketika anak pertama melewati umur 13
tahun, tahap kelima dari siklus kehidupan keluarga dimulai. Tahap ini
berlangsung selama 6 hingga 7 tahun, meskipun tahap ini dapat lebih singkat
jika anak meninggalkan keluarga lebih awal atau lebih lama jika anak masih
tinggal dirumah hingga berumur 19 atau 20 tahun .( friedman, 1998 ).
Dimulai saat anak pertama berusia 13
tahun dan berakhir saat anak berusia 19-20 tahun . Keluarga dengan anak remaja
berada dalam posisi dilematis, mengingat anak sudah mulai menurun perhatiannya terhadap
orang tua dibandingkan teman sebayanya. Pada tahapan ini seringkali ditemukan
perbedaan pendapat antar orang tua dan anak remaja, apabila hal initidak
diselesaikan akan berdampak pada hubungan selanjutnya.( Duval,dalam setiawati & Dermawan, 2008 ).
Tahap
ini dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya berakhir
sampai pada usia 19 sampai 20 tahun,
pada saat anak meninggalkan rumah orang tuanya. Tujuan keluarga adalah melepas anak remaja dan
memberi tanggung jawab serta kebebasan yang lebih besar untuk mempersiapkan
diri menjadi lebih dewasa. ( Mubarak, 2009 )
Berlangsung
di usia 13 sampai 19 tahun ( selama 6-7 tahun). Metamorfosis; pergeseran yang
luar biasa pada pola-pola hubungan antara generasi, pergeseran dimulai dengan
kematangan fisik remaja, sejalan dengan peran orang tua memasuki pertengahan
hidup. ( Preto,1988 dalam perawatindonesia 2010 )
2.
Peran
, Tanggung Jawab, dan Masalah Orang Tua
Tidak perlu dikatakaan bahwa orang
tua mengasuh remaja merupakan tugas paling sulit saat ini. Namun demikian,
orangs tua perlu tetap tegar menghadapi ujian batas-batas yang tidak masuk akal
tersebut, yang telah terbentuk dalam keluarga ketika keluarga mengalami proses
“ melepskan”. Duval ( 1997) juga mengidentifikasi tugas-tugas perkembangan yang
penting karena masa ini yang menyelaraskan kebebasan dengan bertanggung jawab
ketika remaja menjadi matang dan mengaturdiri mereka sendiri. Friedman ( 1957 )
juga mengidentifikasi bahwa tugas orang tua selama tahap ini adalah belajar
menerima penolakan tanpa meninggalkan anak ( friedman ,1988 )
Ketika orang tua menerima remaja apa
adanya, dengan segala kelemahan dan kelebihan mereka, dan ketika mereka
meneriama sejumlah peran mereka pada tahap perkembangan ini tanpa konflik atau sensitifitas yang tidak pantas, mereka
membentuk pola untuk semacam menerima diri yang sama. Hubungan antara orang tua
dan remaja seharusnya lebih mulus bila orang tua merasa produktif, puas dan
dapat mengendalikan kehidupan mereka sendiri. ( kidwell et al,1983 ) dan orang
tua / keluarga berfungsi secara fleksibel.(preto, 1988, dalam friedman, 1988 )
Schultz (1972) dan lain- lain telah
mengungkapkan pandangan mereka bahwa kompleksitas kehidupan mereka yang
meningkat telah membuat peran orang tua tidak
jelas. Orang tua merasa berkompetensi dengan berbagai kekuatan sosial
dan institusi mulai dari otoritas sekolah dan konselor hingga keluarga
berencana dan seks pra nikah dan pilihan kumpul kebo. Faktor-faktor lain
menambah pengaruh mereka yang semakin berkurang tersebut. Karena adanya
spesialisasi jabatan profesi , ornag tua tidak lagi bisa membantu anak-anak
mereka dengan rencana- rencana untuk
bekerja. Mobilitas penduduk dan kurangnya hubungan orang dewasa yang kontinu
bagi remaja dan orang tua, selain ketidak mampuan banyak orang tua untuk
mendiskusikan masalah-masalah pribadi, seks,dan masalah- masalah yang berkaitan
dengan obat-obatan secara terbuka dan tidak menghakimi bersama anak-anak mereka
memberikan kontribusi pada masalah-masalah orang tua atau remaja( friedman1988 ).
3.
Tugas
Perkembangan Kelurga
Tugas perkembangan yang pertama dan
utama adalah menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika remaja matur
dan semakin mandiri. Orang tua harus mengubah hubungan mereka dengan remaja
putri atau putranya secara progresifderi hubungan dependen yang dibentuk
sebelumnya kearah suatu hubungan yang makin mandiri. Pergeseran yang terjadi
dalam hubungan yang makin mandiri. Pergeseran yang terjadi dalam hubungan anak dan orang tua ini salah satu
hubungan khas yang penuh dengan konflik-konflik sepanjang jalan. ( Friedman,
1998 ).
Agar keluarga dapat beradaptasi dengan sukses
selama tahap ini, semua anggota keluarga khususnya orang tua harus membuat “ membiarkan ”remaja. Kidwell
dan kawan-kawan (1983 ) meringkas perubahan yang diperlakukan ini. Secara
paradoks sistem keluarga yang dapat membiarkan anggotanya adalah sistem yang
akan bertahan dan menghasil sistem itu sendiri secara efektif pada
generasi-generasi berikutnya ( friedman,1998 ).
Orang tua yang dalam upaya memenuhi
kebutuhan-kebutuhan mereka sendiri, tidak membiarkan anak-anaknya seringkali
menemukan revolusi. Oleh remaja bila perpisahan berlangsung kemudian . orang
tua dapat juga mempercayai anak agar mandiri secara prematur, dengan
menyampaikan kebutuhan–kebutuhan ketergantungannya . dalam hal ini remaja ini
dapat gagal memcapai kemandirian (
wright an leahey dalam friedman.1998 ).
Menyankut tiga tahap terakhir,
hubungan perkawinan juga merupakan pusat perhatian. Tugas perkembangan keluarga
yang kedua bagi pasangan suami istri adalah memfokusakan kembali hubungan
perkawinan( Willson, 1988).
Banyak sekali pasangan suami istri
yang telah begitu terikat, dengan berbagai tanggung jawab sebagai orang tua
sehingga perkawinan tidak lagi memainkan satu oeran utama dalam kehidupan
mereka, suami biasanya menghabiskan banyak waktu diluar rumah, karena bekerja
dan melanjutkan karirnya, sementara itu,istrinya juga bekerja untuk mencoba
meneruskan pekerjaan-pekerjaan rumah tangga dan tanggung jawab sebagai orang
tua. Dalam situasi seperti ini, hanya tersisa sedikit waktu dan energy untuk
hubungan perkawinan( Friedman,1998).
Akan tetapi disisi lain, karena
anak-anak lebih bertanggung jawab terhadap mereka sendiri, pasangan suami istri
meninggalkan rumah untuk meniti karir mereka atau dapat menciptakan
kesenangan-kesenangan perkawinan setelah anaknya telah meninggalkan rumah (
postparental),Meraka dapat mulai membangun pondasi untuk tahap siklus kehidupan
keluarga berikutnya ( 1998 ).
Tugas perkembangan keluarga yang
ketiga yang mendesak adalah untuk anggota keluarg, khususnya orang tua dan
remaja, untuk berkomunikasi secara terbuka. Karena adanya kesenjangan antara
generasi, komunikasi secara terbuka seringkali hanya merupakan satu cita-cita
bukan satu realita. Orang tua yang berasal dari keluarga dengan berbagai
masalah terbukti seringkali menolak dan memisahkan diri dari anak mereka paling
tua, sehingga mengurangi saluran-saluran komunikasi terbuka yang mungkin telah ada sebelumnya ( Friedman,1998 ).
Mempertahankan etika dan standar
keluarga merupakan tugas-tugas perkembangan keluarga lainnya (Duvall &
Miller,1985). Meskipun aturan-aturan dalam keluarga belum diubah, etika dan
standar moral keluarga belum tetap dipertahankan oleh orang tua. Remaja sangat
sensitive terhadap ketidak kecocokan antara apa dikatakan dengan apa yang
dipraktekkan. Namun demikian, orang tua dan anak-anak dapat belajar dari satu
sama lain dalam masyarakat yang majemuk dan berubah dengan cepat saat ini.
Transformasi nilai dari kaum muda juga mentransformasikan kelurga. Adopsi gaya
hidup yang lebih bebas dan sederhana melambangkaan transformasi nilai yang
mempengaruhi setiap tahap kehidupan keluarga ( Yankelowich,1975 dalam
friedman,1988 )
4.
Masalah-Masalah
yang Terjadi Pada Keluarga dengan Tahaap Perkembanagnn Anak Usia Remaja
Ketidakmatangan dalam hubungan keluarga seperti yang
ditunjukkan oleh adanya pertengkaran dengan anggota-anggota keluarga terus
menerus mengkritik atau buat komentar-komentar yang merendahkan tentang
penampilan atau prilaku anggota keluarga biasanya berada pada titik rendah
Hubungan keluarga yang buruk
merupakan bahaya psikologis padasetiap usia, terlebih selama masa remaja karena
pada saat ini anak laki-laki dan perempuan sangat tidak percaya pada diri
sendiri dan bergantung pada keluargauntuk memperoleh rasa aman. Yang lebih
penting lagi mereka memerlukan bimbingan atau bantuan dakam menguasai tugas
perkembangan masa remaja. Kalau hubungan-hubungan keluarga ditandai dengan
pertentangan perasaan tidak aman dan remaja kurang memiliki kesempatan untuk
mengembangkan pola prilaku yang tenangdan lebih matang. Remaja yang hubungan
keluarganya kurang baik juga dapat mengembangkan hubungan yang buruk dengan
orang-orang diluar rumah. Meskipun semua hubungan baik dalam masa dewasa atau
dalam masa kanak-kanak, kadang-kadang tegang namun orang yang selalu mengalami
kesulitan dalam bergaul dengan orang lain dianggap tidak matang dan kurang
menyenagkan . hal ini meghambatkan penyesesuaian sosial yang baik.
Masa remaja dikenal banyak orang
sebagai masa yang indah dan penuh romantika, padahal sebenarnya masa ini
merupakan masa yang penuh dengan kesukaran. Bukan hanya baginya tetapi bagi
keluarga dan lingkungan sosial. Masa ini akan membuat remaja mengalami
kebingungan disatu pihak masih anak-anak , tetapi dilain pihak harus bertingkah laku seperti orang
dewasa. Situasi ini membuat mereka dalam kondisi konflik, sehingga akan
terlihat bertingkah laku aneh, canggung dan kalau tidak dikontrol dengan baik
dapat menyebabkan kenakalan. Dalam
usahanya mencari identitas diri, mereka sering membantah orang tuanya . karena
memulai mempunyai pendapat sendiri , cita-cita dan nilai-nilai sendiri yang berbeda
yang dengan orang tuanya.
Pendapat orang tua tidak lagi dapat
dijadikan pegangan, meskipun sebenarnya mereka juga belum memiliki dasar pegangan
yang kuat. Orang yang dianggap penting dalam masa ini adalah teman sebaya.
Mereka berusaha untuk mengikuti pendapat dan gaya teman-temannya karena dianggap
memiliki kesamaan dengan dirinya. Karenanya sering kali remaja terlibat dalm
geng-geng , dengan menjadi anggota geng
mereka akan saling memberi dan mendapat dukungan mentel. Beberapa kasus
terakhir seperti geng-geng motor yang terlibat kegiatan merupakan bentuk dari
kecenderungan tersebut. Mereka akan berani malakukan tindakan-tindakan kejahatan
ketika dilakukan dalam kelompok dan
tidak berani melakukannya secara individual. Masalah lain yang sering
mengganggu anak remaja adalah masalah yang berkaitan dengan organ reproduksi (
seksual ). Satu sisi mereka sudah mencapai kematangan seksual. Satu sisi mereka
sudah mencapi kematangan seksual,
yangmenyebabkan mereka memiliki dorongan untuk pemuasan tetapi disisi
lain kebudayaan dan norma sosial melarang pemuasan kebutuhan seksual diluar
pernikahan. Padahal untuk menikah banyak persyaratan yang harus dipenuhi, bukan
hanya kemampuan dalam melakukan hubungan seksual, tetapi diperlukan ekonomi
kematangan psikologi, dan sebagainya
syarat-syarat ini sangat berat dan mungkin belum dicapai pada usia remja. Oleh
karena itu, para remaja mencari kepuasan dalam bentuk khayalan, membaca buku
atau menonton film porn. Meskipun tingkah laku ini sebenarnya tetap melanggar
norma masyarakat, tetapi mereka melakukannya dengan sembunyi- sembunyi.
Untuk menghadapi situasi ini orang
tua lebih bijaksana dalam menyikapi, cara yang tepat dilakukan adalah dengan
mengurangi control secara bertahap
terhadap anaknya, sehingga mereka dapat tumbuh menjadi diri sendiri secara bertahap
sampai akhirnya dewasa.
,
1.
Masalah
kesehatan
Pada tahap ini kesehatan fisik
anggota keluarga biasanya baik.Tapi promosi kesehatan tetap menjadi hal yang
penting. Factor- factor resiko harus didentifikasi dan dibicarakan dengan
keluarga, seperti pentingnya gaya hidup keluarga yang sehat mulai dari usia 35
tahun,resiko penyakit jantung koroner meningkat dikalangan pria dan pada usia
ini anggota keluarga yang dewasamulai merasa lebih rentang terhadap penyakit
sebagai bagian dari perubahan-perubahan perkembangan dari biasanya mereka ini
lebih menerima strategi promosi kesehatan.sedangkan pada remaja, kecelakaan
terutama kecelakaan mobil merupakan bahaya yang amat besar dan patah tulang dan
cedera karena atletikjuga umum terjadi ( friedman, 1998 hal.172 )
Penyalahgunaan obat-obatan dan
alkohol, keluarga berencana,,kehamilan yang tidak dikehendaki, dan pendidikan
dan konseling . seks merupakan bidang perhatian yang relevan dalam
mendiskusikan topik ini dengan keluarga,perawat dapat terjebak dalam
perselisihan atau masalah antara orang tua dan kaum muda, remaja biasanya
mencari pelayanan kesehatan mencakup uji kehamilan, menggunakan obat-obatan,
uji AIDS, keluarga berencan, dan aborsi diagnosis dan perawatan penyakit
kelami. Sudah menjadi tren yang sah bagi remaja untuk menerima perawatan
kesehatan tanpa ijin orang tua. Bila orang tua diikutsertakan maka dilakukan
wawancara terpisah sebelum mereka dikumpulkan ( friedman, 1998, hal 127).
Kebutuhan kesehatan yang lain adalah
dalam bidang hubungan dan bantuan untuk memperkokoh hubungan perkawinan dan
hubungan remaja dengan orang tua. Konseling langsung yang bersifat menunjang atau mulai rujukan kesumber-sumber
dalam komunitas untuk konseling. Dan juga pendidikan yang bersifat rekreasional
, dan pelayanan lainnya mungkin diperlukann, pendidikan promosi kesehatan umum
juga diindikasikan ( friedman, 1998, hal.127 ).
2.
Peran
perawat
Peraan perawat pada tahap ini adalah
mengarahkan keluarga pada peningkatan dan pencegahan penyakit penyakit
kardiovaskuler pada usia lanjut, penyuluhan tentang obat-obatan terlarang, minuman
keras, seks, pencegahan kecelakaan pada remaja, serta membantu menciptakan
komunikasi yang lebih efektif antara orang tua dengan anak remaja ( Mubarak,
2009 ).
Peran perawat dalam penigkatan
kesehatan dan pencegahan penyakit pada tahap keluarga dengananakusia remaja
menurut ( Stanhope,1998 )
a.
Guru tentang
factor-fakror kesehatan.
b.
Guru dalam isu
pemecahan masalah mengenai alcohol dan merokok, diet dann gerak badan .
c.
Fasilitator ketrampilan
interpersonal dengan anak balasan tahun bersama orang tua.
d.
Penolong langsung,
konsultan ataau pihhak yang merujuk ke sumber-sumber kesehatan mental .
e.
Konsultan kelurga
berenca.
f.
Pihak yang merujuk kebagian penyakit yang ditularkan
melalui seksual.
g.
Peserta dalam organisasi masyarakat untuk pengendalian penyakit.
BAB III
Asuhan Keperawatan pada
Keluarga Tn.S
Pada Tahap Perkembangan
Keluarga Dengan Anak Usia Remaja
A.
PENGKAJIAN
.
1.
Identitas Umum Keluarga
A
. Identitas Kepala Keluarga
Nama :
Tn.S
Umur :
40 tahun
Agama :
Islam
Suku
:Melayu
Pendidikan
: SLTP
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Sungai Purun Kecil RT / RW 07
No.
Telpon : -
2.
Komposisi Keluarga.
.
No
|
Nama
|
L/P
|
Umur
|
Hub. Klg
|
Perkerjaan
|
Pendidikan
|
1
|
Tn S
|
L
|
40
|
Ayah kandung
|
Swasta
|
SLTP
|
2
|
Ny.L
|
P
|
38
|
Ibu kandung
|
IRT
|
SLTP
|
3
|
An.Y
|
L
|
16
|
Anak kandung
|
Pelajar
|
SMA
|
4
|
An.M
|
P
|
12
|
Anak kandung
|
Pelajar
|
SD
|
3.
Genogram
Ket :
Perempuan
Laki –
laki
klien
Hubungan
perkawinan dalam satu rumah yang mengalami masalah
4.
Tipe Keluarga
a. Jenis
Tipe Keluarga : tipe Tradisional,Nuclear Family/ Keluarga inti, dimana terdiri
dari kepala keluarga ibu dan anak.
b. Masalah
yang terdiri dari tipe tersebut : Tidak terjadi masalah pada keluarga Tn.S
dengan tipe keluarga ini.
5.
Suku Bangsa
a. Asal Suku Bangsa: melayu
b. Tidak ada budaya yang bertentangan
dengan kesehatan.
6.
Agama Dan Kepercayaan
Yang Mempengaruhi Kesehatan.
Perempuan
tidak boleh memotong kuku dan potong rambut pada saat menstruasi.
7.
Status Sosial Ekonomi
Keluarga
a. Anggota
yang keluarganya yang mencari nafkah : Tn.S dan Ny.L
b. Penghasilan
: Rp. 2.000.000,00/ bulan
c. Upaya
lain
Membuka
toko sembako dan bertani
d. Harta benda yang dimiliki
ü Motor 2 buah
ü Kulkas
e. Kebutuhan
yang dikeluarkan tiap bulan : Rp. 1.500,000,00 / bulan
8.
Aktivitas Rekreasi Keluarga
Setiap
hari libur keluarga biasanya keluarga jalan-jalan ke pantai atau tempat lain
bersama-sama, dan menonton TV di rumah di waktu senggang.
9.
Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Keluarga
dengan Anak Remaja (families with
teenagers)
2. Tahap perkembangan keluarga yang
belum terpenuhi dan kendalanya
Keluarga
belum memberikan kebebasan secara penuh dan bertanggung jawab kepada anak
remajanya, keluarga belum membangun dengan efektif komunikasi terbuka antara
orang tua dan anaknya, serta keluarga belum melakukan secara penuh perubahan
sistem peran dan peraturan tumbuh kembang keluarga.
3. Riwayat kesehatan keluarga inti
a Riwayat kesehatan keluarga saat ini
Keluarga mengataka saat ini setiap anggota keluarganya dalam keadaan sehat-sehat
saja .paling cuma batuk-batuk dan pilek .sedangkan An. Y mengalami penyakit
ISPA karna sering merokok biasanya dibawa kerumah sakit atau beli obat
diapotik.
b Riwayat penyakit keturunan
Tidak
ada penyakit keturunan seperti ASMA, DM .
c Riwayat kesehatan masing – masing
anggota keluarga
No
|
Nama
|
BB
|
Umur
|
Keadaan kesehatan
|
Imunisasi BCG/Polio
/DPT/HB/Campak
|
Masalah kesehatan
|
Tindakan yang telah dilakukan
|
1
|
Tn. S
|
60 kg
|
40
|
-
|
-
|
-
|
Berobat ke mantri swasta /
Puskesmas
|
2
|
Ny. L
|
58 kg
|
38
|
-
|
-
|
-
|
-
|
3
|
An. Y
|
47 kg
|
16
|
-
|
Lengkap
|
ISPA
|
Beli obat ke apotik/ puskesmas
|
4
|
An.
|
35 kg
|
12
|
-
|
Lengkap
|
-
|
-
|
d Sumber pelayanan kesehatan yang
dimanfaatkan
Puskesmas dan Mantri swasta
e
Riwayat
kesehatan keluarga sebelumnya
Keluarga mengatakan pada keluarga
sebelumnya tidak memiliki masalah kesehatan yang serius baik dari pihak Suami
maupun Istri. Hanya pada pihak keluarga Tn. S yang mempunyai riwayat penyakit
hipertensi.
10. Pengkajian Lingkungan
1. Karakteristik rumah
a. Luas rumah
8
X 12 meter persegi
b.
Type rumah
Rumah
Konvensional
c.
Kepemilikan
Milik
Sendiri
d.
Jumlah dan
ratio kamar/ruangan
Terdapat
3 buah kamar tidur, 1 ruangan tamu, 1 ruangan keluarga, 1 ruangan dapur, dan 1 ruangan dapur.
e.
Ventilasi/jendela
Terdapat
13 ventilasi dan 10 Jendela yang berada di Rumah keluarga Tn. S
f. Pemanfaatan ruangan
Ruang
tamu digunakan untuk apabila ada tamu yang berkunjung,
Ruang
tengah/ keluarga digunakan keluarga untuk bersantai dan menonton TV,
Ruang
Dapur digunakan untuk memasak dan makan bersama keluarga.
g. Septic tank : Ada, letak dibelakang
rumah berjarak 1 meter dari rumah
h. Sumber air minum : air leiding, air
hujan, atau air galon.
i.
Kamar Mandi/ WC : Terdapat 1 buah
kamar mandi, dan 1 buah Wc.
j.
Sampah limbah RT : Sampah dibakar dibelakang rumah, jaraknya
sekitar 6 meter dari rumah.
k. Kebersihan lingkungan : Lingkungan didalam maupun
dilingkungan luar rumah tidak tampak kotor, dan terlihat bersih.
2. Karakteristik
Tetangga dan Komunitas RW
a. Kebiasaan : Di lingkungan RW
keluarga Tn. S selalu mengadakan kegiatan Gotong royong setiap 1 bulan sekali,
serta mengadakan yasinan setiap jumat malam.
b. Aturan/kesepakatan : Kesepekatan di
lingkungan RW tersebut setiap kepala keluarga atau anggota keluarga yang
lainnya harus mengikuti kegiatan gotong royong dilingkungan tersebut.
c. Budaya : Budaya yang berada di
sekitar lingkungan keluarga Tn. S rata-rata merupakan budaya melayu.
a. Mobilitas
geografis keluarga : Sejak pertama kali menikah sudah tidak tinggal dengan
orang tua baik sebelah laki-laki maupun perempuan, dan sudah menetap dipurun.
Dan selam a ini belum pernah berpindah
rumah.
b. Perkumpulan
keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Keluarga biasa berkumpul di waktu
senggang, dan interaksi dimasyarakat dilakukan setiap hari karena Tn. S membuka Toko
sembako untuk masyarakat disekitarnya.
c. System pendukung keluarga
Disini keluarga memiliki jaminan
pemeliharaan kesehatan berupa Kartu Jamkesmas.
11. Struktur Keluarga
a. Pola/cara komunikasi keluarga :
Keluarga berkomunikasi secara terbuka, menggunakan bahasa melayu, komunikasi
secara langsung didalam rumah, frekuensinya tergantung pertemuan setiap anggota
keluarga.
b. Struktur kekuatan keluarga : Kekuatan keluarga dipegang oleh
Kepala keluarga. Keputusan yang diambil dalam keluarga dipegang oleh Tn. S.
Model
kekuatan atau kekuasaan yang digunakan keluarga dalam membuat keputusan menggunakan musyawarah dan kadang-kadang
langsung diambil keputusan oleh kepala keluarga.
c. Struktur p eran ( peran masng –
masing anggota keluarga ) :
Tn S : Sebagai kepala keluarga bertanggung
jawab dalam mengatur rumah tangga dan bekerja untuk menafkahi setiap
anggota keluarganya.
Ny L : berperan sebagai ibu rumah
tangga didalam rumah, serta membantu kepala keluarga dalam bekerja.
An. Y : Sebagai a nak pertama, sekarang sedang
Sekolah dibangku kelas 2 SMA.
d. An. M : sebagai anak yang kedua atau
bungsu, sekarang sedang sekolah dibangku kelas 6 SD. Nilai dan norma keluarga
Nilai
dan norma yang berlaku dalam keluarga menyesuaikan dengan nilai dan norma yang berlaku di masyarakat, serta nilai
dalam agama yang dianut oleh keluarga.
12. Fungsi Keluarg
a. Fungsi
Afektif
Keluarga merasakan perasaan saling
memiliki setiap anggota keluarga, serta berusaha mengembangkan sikap saling
menghargai.
b. Fungsi sosialisasi
a. Kerukunan hidup dalam keluarga
Keluarga cukup rukun dan perhatian
dalam membina hubungan rumah tangga.
b. Interaksi dan hubungan dalam
keluarga
Interaksi dalam keluarga cukup baik,
walaupun An. Y tidak terlalu sering berinteraksi dengan anggota keluarga
lainnya karena sering berada diluar rumah.
c. Anggota keluarga yang dominan dalam mengambil keputusan
Keluarga yang dominan dalam
pengambilan keputusan adalah Tn. S
d. Kegiatan keluarga waktu senggang
Menonton Tv di rumah, pergi kerumah
tetangga, atau bepergian ke tempat wisata.
e. Partisipasi dalam kegiatan sosial
Kegiatan gotong royong setiap bulan
dan yasinan setiap minggu.
c.
F ungsi Perawatan
Kesehatan
Disini keluarga sudah mengetahui
masalah kesehatan yang terjadi pada salah satu anggota keluarga. Keluarga sudah
mengambil keputusan dalam masalah kesehatan yang terjadi pada An.Y dengan pergi
ke puskesmas atau mantri untuk mengatasi masalah kesehatannya. Keluarga kurang
memperhatikan dalam merawat anggota keluarga yang sakit, apalagi selama anggota
keluarga yang sakit tidak mengganggu aktivitas sehari-harinya. Keluarga sudah
baik dalam memilihara lingkungan rumah baik didalam rumah itu sendiri, maupun
disekitar lingkungan luar rumah. Dalam menggunakan fasilitas pelayanan
kesehatan keluarga lebih memilih pergi ke mantri swasta, meskipun sudah
memiliki kartu Jaminan pelayanan kesehatan. Karena di puskesmas pelayanan serta
hasil pengobatan yang diberikan kurang terasa memuaskan oleh keluarga.
d. Fungsi Reproduksi
a. Perencanaan jumlah anak
2 orang
anak satu laki – laki dan satu perempuan
b. Askeptor, yang digunakan pil KB lamanya
sekitar 3 bulan terakhir.
c. Keterangan lain : Sebelumnya Ny. L menggunakan menggunakan
kontrasepsi suntik selama 2 tahun mulai dari setelah kelahiran anak kedua.
e. Fungsi ekonomi
a. Upaya pemenuhan sandang pangan :
upaya pemenuhan kebutuhan sandang pangan dipenuhi oleh Tn. S sebagai kepala keluarga serta
dibantu oleh Ny. L.
b. Pemanfaatan sumber dimasyarakat :
Masyarakat lingkungan dan sekitar lainnya sebagai pelanggan dalam membeli
kebutuhan pokok dan lainnya di Toko keluarga Tn. S.
13. Stres dan Koping Keluarga
a.
Stressor jangka pendek
Keluarga merasa kecewa dengan
prestasi anak An. Y yang akhir-akhir ini menurun dari sebelumnya.
b.
Sressor jangka panjang
Keluarga takut anaknya salah bergaul dengan teman-temannya.
c.
Respons keluarga terhadap stressor
Keluarga berharapan anaknya yang
pertama prestasinya kembali meningkat.
d.
Strategi koping
Keluarga biasanya berdiskusi dalam
menghadapi masalah.
e.
Strategi adaptasi disfungsional
Tidak
ada strategi adaptasi disfungsional seperti amuk atau amarah, setiap ada
masalah dicari pemecahan dengan didiskusikan secara keluarga besar.
14. Keadaaan Gizi Keluarga
Pemenuhan gizi : Pemenuhan gizi
keluarga dilakukan oleh Ny. L dengan menyediakan pemenuhan kebutuhan makan 3
kali sehari.
Upaya lain : Tidak ada upaya lain
yang dilakukan.
15. Harapan Keluarga
a.
Terhadap masalah kesehatan
Keluarga mengatakan harapan agar
setiap anggota keluarganya selalu sehat dan tidak pernah menderita sakit yang
parah.
b.
Terhadap petugas kesehatan yang ada
Keluarga berharap pelayanan
kesehatan Puskesmas yang ada didaerahnya agar kualitasnya lebih baik dari sekarang,
dan dalam penggunaan pengobatan dengan menggunakan Jamkesmas agar lebih
dimudahkan.
A.
PEMERIKSAAN FISIK
No
|
Variabel
|
Nama anggota keluarga
|
|||
Tn. S
|
Ny. L
|
An. Y
|
An. M
|
||
1
|
Riwayat penyakit saat ini
|
-
|
-
|
ISPA
|
-
|
2
|
Keluhan yang dirasakan
|
-
|
-
|
-
|
-
|
3
|
Tanda dan gejala
|
-
|
-
|
-
|
-
|
4
|
Riwayat penyakit sebelumnnya
|
-
|
-
|
ISPA
|
-
|
5
|
Tanda – tanda vital
|
120/80
mmhg
S=36,5
RR=21
N=95
|
120/80 mmhg
S=36,5
RR=18
N=80
|
110/80
mmhg
S=36,5
RR=19
N=80
|
110/75
mmhg
S=36,5
RR=18
N=80
|
6
|
Sistem kardiovaskuler
|
Inspeksi : Pada bagian dada tidak terdapat
lesi, jaringan parut, terlihat iktus kordis di mid klavikula iktus kordis ke
5
Palpasi : teraba iktus kordis di mid
clavikula interkosta ke 5
JVP : 6 cm
Perkusi :
batas jantung interkosta ke 2-5 strenum kiri, interkosta 2-3 sternum kanan
Auskultasi : terdengar bunyi S2 di
intercosta 2 sternum kiri dan kanan.
Dan terdengar bunyi S1 di
intercosta ke-5 di samping sternum dan
mid klavikula kiri.
|
-
|
-
|
-
|
7
|
Sistem Respirasi
|
-
|
-
|
-
|
-
|
8
|
System GI Tract
|
-
|
-
|
-
|
-
|
9
|
System Persyarafan
|
-
|
-
|
-
|
-
|
10
|
System Muskulokeletal
|
-
|
-
|
-
|
-
|
11
|
Sistem Genetalia
|
-
|
-
|
-
|
-
|
B.
ANALISA DATA
NO
|
DATA
|
Dx.Keperawatan
|
1
|
Ds :
v An.Y mengatakan merokok dapat
menyebabkan penyakit paru–paru saya
tau banyak kerugian dari merokok tetapi sulit menghentikannnya.
v Saya tidak tau cara menghentikan
rokok tersebut.
v Saya sering merokok waktu diluar
rumah sambil nongkrong sama kawan.
v Saya belum pernah ada keluhan
selama merokok , jadi tidak pernah berobat kepuskesmas atau dokter.
Do: saat wawancara An.Y sedang
batuk.
|
Pembersihan jalan nafas , ketidak
efektifan
|
C.
SKORING
1. pembersihan jalan nafas ,
ketidakefektifan
KRITERIA
|
SKOR
|
Hasil
|
Pembenaran
|
SIFAT MASALAH (bobot= 1)
- Ancaman
O
|
2
|
2/3x1=
2/3
|
-
Masalah belum terjadi
|
KEMUNGKINAN MASALAH DAPAT DIUBAH
(bobot=2)
-
Sebagian
o
|
1
|
1/2x2=
1
|
Masalah
belum berat ,ada keinginan dari keluarga
|
PONTESIAL MASALAH UNTUK DICEGAH (bobot= 1)
o - Cukup
o -
|
1
|
2/3x1=
2/3
|
-
Sulit menghentikan rokok pada An.Y
|
MENONJOLNYA MASALAH (bobot= 1)
O
- tidak menganggap sebagai masalah
yang perlu segera ditanggulangi
|
1
|
1/2x1=
½
|
- keluarga
menganggap
ada
masalah
lain yang
perlu ditanggulangi
|
2. Kesiapan Meningkatkan Proses Keluarga
KRITERIA
|
SKOR
|
Hasil
|
Pembenaran
|
SIFAT MASALAH (bobot= 1)
Tidak sehat
Ancaman kesehatan
Krisis atau keadaan sejahtera
|
3
2
1
|
1/3x1=
1/3
|
-pengambilan keputusan dalam
keluarga biasanya
dilakukan oleh
Tn.S dengan
|
KEMUNGKINAN MASALAH
DAPAT DIUBAH (bobot=2)
Dengan Mudah
Hanya Sebagian
Tidak dapat
|
2
1
0
|
2/2x2=
2
|
-karena keluarga
seperrtinya mempunyai keinginan untuk
membangun hubungan keluarganya
menjadi lebih baik
|
PONTENSIAL MASALAH
DAPAT DICEGAH (bobot= 1)
o
Tinggi
o
Cukup
o
Rendah
|
3
2
1
|
2/3x1=
2/3
|
-keluarga dalam
keadaan baik
untukmeningkatkan proses keluarga
|
D.
INTERVENSI
KEPERAWATAN
No
|
Diagnosa
|
NOC
|
NIC
|
1
|
Pembersihan
jalan nafas, ketidakefektifan
|
1. Pencegahan aspirasi
2. Status pernafasan dan jalan nafas
3. Status pernafasan dan vertilasi
|
1. Manajemen jalan nafas
2.
pengisapan jalan nafaas
3.
kewaspadaan aspirasi
4.
Manajemen asama
5.
Meningkat batuk
6.
pengaturan posisi
7.
Pemantauan pernafasan
8.
Bantuan ventilasi
|
2
|
Gangguan
proses
keluarga
|
1. Koping keluarga
2. Fungsi keluarga
3. Normalisasi keluarga
4. Daya tahan keluarga
5. Iklim sosial keluarga
6. Dukungan keluarga
7. Performa menjadi orang tua
|
1. Dukungan pemberi asuhan
2. Peningkatan koping
3. Promosi keterlibatan keluarga
4. Pemeliharaan proses keluarga
5. Promosi menjadi orang tua
6. Peningkatan peran
|
1.
Implementasi
& Evaluasi
no
|
Hari/
Tgl
|
Diagnosa
|
Implementasi
|
Evaluasi
|
1.
|
Senin
51015
|
Gangguan proses keluarga
|
a.Memberikan salam
b.Menanyakan pada Ny.L mengenai
konsep keluarga
c.Menjelaskan pengertian keluarga
d.Menjelaskan fungsi keluarga
e.Menjelaskan tahap perkembangan
keluarga
f.Menjelaskan 5 tugas kesehatan
keluarga
g.Menayakan kembali
v pengertian keluarga
v fungsi keluarga
v tahap perkembangan keluarga
v 5 tugas kesehatan keluarga
h.Memberikan reward pada keluarga
i. Kontrak pertemuan yang akan
datang
|
S:Keluarga Ny.L mengatakan
v keluarga mengatakan sudah mengerti
tentang konsep pengertian keluarga
v keluarga mengatakan sudah mengerti
tentangfungsi keluarga
v keluarga mengatakan sudah mengerti
tentang tahap perkembangan kelarga
v keluarga mengatakan sudah mengerti
tentang 5 tugas kesehatan keluarga
O:Keluarga mampu menyebutkan
ü pengertian keluarga
ü fungsi keluarga
ü tahap perkembangan keluarga
ü 5 tugas kesehatan keluarga
A:Gangguan proses keluarga
P: Optimalkan intervensi penkes proses keluargapada tahap
selanjutnya.
|
No
|
Hari/tgl
|
Diagnosa
|
Implementasi
|
Evaluasi
|
2.
|
Jumat
91015
|
pembersihan jalan nafas ,
ketidakefektifan
|
a. .Memberikan salam
b. Menjelaskan kepada keluarga bahwa
merokok merugikan kesehatan individu dan keluarga
c. Menjelaskan merokok merugikan
kesehatan
d. Menjelaskan beberapa alternative
menghentikan kebiasaan merokok
e. Memeberikan reinforcement terhadap
prilaku yang yang positif
f. Mengajak anggota keluarga yang
lain untuk saling mengontrol prilaku merokok pada An.Y
|
S :
-
An .Y mengatakan
merokok merugikan kesehatan
-
Saya akan berusaha
mengurangi
-
Keluarga saya juga akan rugi kalau saya merokok.
O:
-
Selama diskusi An.Y
tidak merokok dan batuk-batuk
A:
-
Pemebersihan jalan
nafas ketidakefektifan
P:
-
Tetap dorong keluarga
terutama An.y untuk berhenti merokok
|
BAB IV
PENUTUP
B.
Kesimpulan
Pada saat
anak beranjak usia menjadi tigabelas tahun, maka disinilah dimulainya
perkembangan keluarga pada tahap yang ke-lima, yaitu tahap perkembangan
keluarga dengan anak usia remaja. Pada tahap perkembangan ini, keluarga
mempunyai beberapa tugas perkembangan yang harus dikerjakan, dan apabila
beberapa tugas perkembangan keluarga ini tidak diselesaikan maka tentu saja
akan mengakibatkan terganggunya perkembangan keluarga pada tahap ini, baik
untuk keluarga secara utuh maupun kepada setiap-setiap individu di keluarga,
terutama pada anak remajanya. Adapun tugas perkembangan tersebut meliputi;
memberikan kebebasan tanggung jawab yang seimbang kepada remaja, mempertahankan
komunikasi terbuka didalam keluarga, membina hubungan intim, serta melakukan
perubahan proses peran didalam keluarga terkait dengan perkembangan keluarga
pada saat ini.
Dari
asuhan keperawatan kasus yang kami lakukan pengkajian, disini kami menemukan
beberapa data maupun masalah yang berhubungan dengan perkembangan keluarga
dengan anak usia remaja, seperti disini kami menemukan bahwa orangtua masih
memakai pengambilan keputusan sepihak tanpa mengajak anak remajanya untuk
mendiskusikan apa yang ada dipikirannya. Disini juga tampak bahwa keluarga
belum mengetahui mengenai tugas dan perkembangan keluarga yang pada saat ini
berada pada tahap perkembangan keluarga denagan anak usia remaja. Pada keluarga
ini juga ditemukan penyakit yang berkaitan dengan masalah kesehatan didalam
keluarga pada tahap perkembangan anak usia remaja serta tugas dan peran perawat
didalamnya. Dari sini kami mencoba untuk menyusun diagnosis keperawatan yang
tepat serta merencanakan intervensi yang akan dilakukan nanti untuk mengatasi
masalah yang terjadi serta meningkatkan keluarga dalam menyelesaikan tugas dan
tahap perkembangan keluarga saat ini.
Peran
perawat pada tahap ini adalah mengarahkan keluarga pada peningkatan dan
pencegahan penyakit. Penyuluhan tentang penyakit kardiovaskuler pada usia
lanjut, penyuluhan tentang obat-obatan terlarang, minuman keras, seks,
pencegahan kecelakaan pada remaja, serta membantu terciptanya komunikasi yang
lebih efektif antara orang tua dengan anak remajanya.
C.
Saran
1. Keluarga
Kepada
setiap keluarga diharapkan untuk mengetahui dan memahami tahap perkembangan keluarga dengan anak usia
remaja, memahami tugas-tugas perkembangan keluarga pada tahap ini,
permasalahan-permasalahan yang biasa terjadi pada tahap ini, peran dan tanggung
jawab orang tua, dan dapat memenuhi lima tugas perawatan keluarganya. Serta
dapat menyelesaikan dan mencapai tujuan tahap perkembnagan keluarga dengan anak
usia remaja.
2. Perawat
Untuk
perawat diharapkan dapat memahami dan mengerti tentang konsep dan asuhan
keperawatan keluarga dengan anak remaja agar dapat menerapkan dan memberikan
pelayanan yang efektif kepada anak dan keluarga yang mungkin mengalami masalah
yang ditimbulkan oleh kebutuhan akan tugas
dan perkembangan keluarga dengan anak usia remaja ini.
DAFTAR PUSTAKA
Friedman Marilyn.1998.Keperawatan Keluarga.EGC : Jakarta
Perry & Potter .2005.Fundamental of nursing.EGC :Jakarta
Rahmad hidayat,Dede.2009.Ilmu perilaku manusia.CV Trans Info
Media:Jakarta
Suprajitno.2004. Asuhan keperawatan keluarga.EGC:Jakarta
Hurlock B Elizabeth.1980.Psikologi Perkembangan.Erlangga:Jakarta
Mubarak Wahit Iqbal.2009.Ilmu Keperawatan Komunitas.Salimba
Medika:Jakarta
Christeinsen, paula J. 2009. Proses keperawatan : aplikasi model
konseptual edisi
4
( alih bahasa : yuyun yuningsih, yasmin asih ). Jakarta : EGC
Efendi, ferry makhfudli. 2009. Keperawatan kesehatan komunitas : teori dan
praktik dalam keperawatan. Jakarta : salemba medika
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ ........... i
DAFTAR ISI.................................................................................................. ......... ........... ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................... ........... 1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................... ........... 1
1.2 Tujuan Masalah.......................................................................................... ........... 1
1.3 Metode Penulisan...................................................................................... ........... 2
1.4 Sistematika Penulisan................................................................................ ........... 2
BAB II TINJAUAN TEORITIS........................................................................................ 3
2.1 Konsep Dasar Keperawatan
Keluarga.................................................................. 3
2.2 Konsep Keperawatan Keluarga Dengan
Tahab
Perkembangan anak usia remaja............................................................................ 7
BAB III ASUHAN PERAWATAN PADA
KELUARGA TN.S PADA TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA DENGAN ANAK USIA REMAJA.......................................................... 16
3.1 Pengkajian.............................................................................................................. 16
3.2 Pemeriksaan fisik.................................................................................................... 24
3.3 Analisa Data........................................................................................................... 25
3.4 Skoring................................................................................................................... 25
3.5 Intervensi Keperawatan......................................................................................... 26
3.6 Implementasi dan Evaluasi..................................................................................... 27
BAB IV PENUTUP............................................................................................................. 29
A. Kesimpulan............................................................................................................ 29
B. Saran...................................................................................................................... 30
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................... 31
No comments:
Post a Comment