Monday, 4 May 2020

ASKEP KELUARGA DENGAN REMAJA


ASKEP  KELUARGA DENGAN REMAJA
BAB I
PENDAHULUAN

1.      Latar Belakang
Keluarga merupakan matriks dari perasaan beridentitas dari anggota-anggotanya merasa
memiliki dan berbeda. Tugas utamanya adalah memelihara pertumbuhan psikososial anggota keluarganya dan kesejahteraan selama hidupnya , secara umum keluarga juga membentuk unit sosial yang paling kecil yang mentransmisikan tuntutan-tuntutan dan nilai-nilai dari suatu masyarakat dan dengan demikian melestarikannya. Keluarga harus beradaptasi dengan kebutuhan masyarakat sementara keluarga juga membantu perkembangan dan pertumbuhan anggotanya sementara itu semua tetap menjadi kontinuitas secara cukup untuk memenuhi fungsinya sebagai kelompok dan individu. (fiedman,1998)

Keluarga merupakan dua ataau lebih individu yang hidup dalm satu rumah tangga karena adanya hubungan  darah ,perkawinan atau adopsi , mereka saling berinteraksi satu sama lain , mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.( Bailon & Maglaya, 1978)

Pengkajian merupakan tahapan terpenting dalam proses keperawatan mengingat pengkajian sebagai awal bagi keluarga untuk mengidentifikasi data-data yang ada pada keluarga yang di lakukan baik data dari sumber primer ( klien) atau data dari data sekunder( keluarga atau tenaga kesehatan). (Potter & Perry,2005).

2.      Tujuan Penulisan
1.      Tujuan umum
Mahasiswa dapat memahami konsep dasar keluarga dengan tahap perkembangan usia remaja dan asuhan keperawatan pada keluarga dengan tahap perkembangan usia remaja

2.      Tujuan khusus
Adapun tujuan khusus penulisan makaalah ini adaalah sebagai berikut:

a.     Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami konsep dasar keluarga dengan tahap perkembangan usia remaja.
b.     Mahasiswa dapat mengetahui dan memahaami asuhan keperawatan pada keluarga dengan anak usia remaja.
     
3.      Metode Penulisan.
Dalam pembuatan makalah ini penulis menggunakan metode deskriptif yaitu dengan mengumpulkan data-data yang diambil dari sumber-sumber buku perpustakaan dan internet,diskusi kelompok, serta konsultasi dengan dosen pembimbing.

4.      Sistematika Penulisan.
Makalah ini disusun berdasarkan sistematika penulisan 4 BAB yaitu:

BAB I:Pendahuluan: yang terdiri dari latar belakang,tujuan penulisan,metode penulisan,dan sistematika penulisan
BAB II :Tinjauan teori yang terdiri dari konsep dasar keluarga dengan tahap perkembangan usia remaja
BAB III :Asuhan keperawatan pada keluarga dengan tahap perkembangaan usia remaja
BAB IV ;Kesimpulan dan saran













BAB II
TINJAUAN TEORITIS


A.    Konsep  Dasar  Keperawatan Keluarga

1.      Pengertian keluarga
Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan,adaptasi, dan kelahiran yang bertujuan untuk menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan emperkembangan pisik,mental,dan emosional sertan sosial individu-individu yang ada didalam nya diliat dari interaksi yang regular dan ditandai dengan adanya ketergantungan dan hubungan untuk memcapai tujuan umum ( Duval1972 & Ali 1999 )

Keluarga adalah dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan ( Departemen Kesehatan RI 1998 dalam Ali,1999. Hal 5 )

Keluarga adalah dua atau lebih individu yang bergabung karena hubungan darah , perkawinan dan adopsi dalam satu rumah  tangga berinteraksi satu dengan yang lainnya dalam peran dan meciptakan serta mempertahankan suatu budaya ( Bailon & Maglaya 1989, dalam Ali 1999)

2.      Tipe keluarga
Menurut friedman ( 1986, dalam Ali,1999 ) terdapat 8 tipe keluarga
1.     Nuclear family
Suatu keluarga yang terdiri dari orang tua dan anak yang masih menjadi tanggungannya dan tinggal dalam satu rumah terpisah dari sanak keluarga lainnya.
2.     Extended family ( keluarga besar)
Yakni satu keluarga yang terdiri dari satu atau dua keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah dan saling menunjang satu sama lainnya.
3.     Single parent family
Yakni satu keluarga yang dikepalai oleh satu kepala keluarga dan hidup bersama dengan anak-anak yang masih bergantung padanya.
4.     Nuclear dyatd
Yakni keluarga yang terdiri dari sepasang suami tanpa anak,tinggal dalam satu rumah yang sama
5.     Reconti tuened atau blended family
Yakni suatu keluarga yang berbentuk dari perkawinan pasangan yang masing-masing pernah menikah dan masing-masing membawa anak hasil perkawinan dahulu.
6.     Three generation family
Yakni keluarga yang terdiri dari tiga generasi yaitu kakek, nenek  bapak, Ibu, dan anak dalam satu rumah.
7.     Single adult living alone
Yakni bentuk keluarga yang hanya terdiri dari seorang dewasa yang hidup dalam rumahnya.
8.     Middle age atau ederly couple
Yakni keluarga yang terdiri dari pasangan suami istri usia pertengahan.

3.      Tugas kelurga dibidang kesehatan
            Sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga mempunyai tugas dibidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan meliputi ( Suprajitno,2004 )

a.     Mengenal masalah kesehtan keluarga
Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan karena tanpa kesehatan ,segala sesuatu tidak akan bearti dan karena kesehatanlah kadang seluruh kekuatan sumber daya dan dana keluarga habis. Orang tua perlu mengenal keadaan kesehatan dan perubahan-perubahan yang dialami anggota keluarga .perubahaan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak langsung menjadi perhatian orang tua/keluarga. Apabila menyadari perubahan keluarga , perlu dicatat kapan terjadinya dan seberapa besar perubahannya

b.     Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga
Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari penolong yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga , dengan pertimbangan siapa diantara keluarga yang mempunyai kemampuan memutuskan untuk  menentukan tindakan keluarga. Tindakan kesehataan yang dilakukan oleh keluarga diharapkan tepat agar masalah kesehatan dapat dikurangi atau bahkan teratasi. Jika keluarga mempunyai keterbatasan  dapat meminta bantuan kepada orang dilingkungan tinggal keluarga agar memperoleh bantuan.


c.      Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan
Sering kali keluarga telah mengambil tindakan yang tepat  dan benar,tetapi keluarga memiliki keterbatasan yang telah diketahui oleh keluarga sendiri. Jika demikian, anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan perlu memperoleh tindakan lanjutan atau perawatan agar masalah yang lebih parah tidak terjadi. Perawatan dapat dilakukan diindustri  pelayanan kesehatan atau dirumah apabila keluarga telah memiliki kemampuan melakukan tindakan untuk  pertolongan pertama.
d.     Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga.
e.      Memamfaatkan fasilitas  pelayanan kesehatan disekitarnya bagi keluarga.

4.      Fungsi Keluarga Menurut Friedman, ( 1987 )

1.      Fungsi efektif
            fungsi efektif yaitu fungsi yang berhubungan dengan fungsi internal keluarga yang merupakan dasar keluarga. Fungsi efektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial.  Anggota keluarga mengembangkan gambaran dirinya yang positif, peranan yang dimiliki dengan baik dan penuh rasa kasih sayang.

2.      Fungsi sosial
            Fungsi sosial yaitu proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu  yang menghasilkan interaksi sosial dan melaksanakan perannya dalam lingkungan sosial. Keluarga merupakan tempat individu melakukan sosialisasi dimana anggota keluarga belajar disiplin norm keluarga,. Selanjutnya individu maupun keluarga berperan didalam masyarakat

3.      Fungsi r eproduksi
            Fungsi reproduksi yaitu fungsi untuk merumuskan kelangsungan keturunan dan menambah sumber daya manusia.

4.      Fungsi ekonomi
            Fungsi ekonomi yaitu memenuhi kebutuhan keluarga seperti makanan , pakaian , perumahan dan lain-lain.

5.      Fungsi perawatan kesehatan
            Fungsi perawataan kesehatan yaitu keluarga menyediakan makanan pakaian perlindungan dan asuhan kesehatan/ keperawatan atau pemeliharaan kesehatan yang mempengaru status kesehatan keluarga dan individu. ( Zaidin Ali,1999).

5.Peran Perawatan Keluarga
            Perawatan kesehatan keluarga adalah pelayanan kesehatan yang ditujukan pada keluarga sebagai unit pelayanan untuk mewujudkan keluarga sehat. Fungsi perawat membantu keluarga untuk   menyelesaikan masalah kesehatan dengan cara meningkatkan kesanggupan keluarga, melakukan fungsi dan tugas perawatan kesehatan keluarga.
            Peran perawat dalam melakukan perawatan kesehatan keluaarga adalah sebagai berikut:

1.      Pendidik
            Perawat perlu melakukan pendidikan kesehatan kepada keluarga agar:
a.     Keluarga dapat  melakukan program asuhan kesehatan  secara mandiri
b.      Bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan keluarga.

2.      Koordinator
koordinator diperlukan pada perawatan agar pelayanan komperhensif dapat dicapai koordinasi juga diperlukan untuk mengatur program kegiatan atau terapi dari berbagai disiplin ilmu agar  tidak terjadi tumpang tindih dan pengulangan

3.      Pelaksanaan
Perawat dapat memberikan perawatan langsung kepada klien dan keluarga dengan menggunakan metode  keperawatan

4.      Pengawasan kesehatan
Sebagai pengawas kesehatan harus melaksanakan hime visit yang teratur untuk mengidentifikasi  dan melakukan pengkajian tentang kesehatan keluarga

5.      Konsultan
Perawat sebagai narasumber bagi keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan. Agar keluarga mau meminta nasehat kepada perawat, hubungan perawat dank klien harus terbina dengan baik , kemampuan perawat dalam menyampaikan informasi yang disampaikan secara  terbuka dapat dipercaya

6.      Kolaborasi
Bekerja sama dalam pelayanan kesehatan seperti rumah sakit  dan anggota tim kesehatan lain untuk mencapai kesehatan keluarga yang optimal.

7.      Fasilitator
Membantu  keluarga dalam menghadapi kendala seperti masalah sosial ekonomi, sehingga perawat harus mengatahui sistem pelayanan kesehatan seperti rujukan dan penggunaan data sehat.

8.      Penemu kasus
Menemukan dan mengidentifikasi masalah secara dini dimasyarakat sehingga menghindari dari ledakan kasus atau wabah

9.      Modifikasi lingkungan
Mampu memodifikasi lingkungan baik lingkungan rumah maupun masyarakat agar tercipta lingkungan sehat.

B.     Konsep Keperawatan Keluarga  dengan Tahap Perkembangan Anak Usia Remaja

1.      Pengertian
            Ketika anak pertama melewati umur 13 tahun, tahap kelima dari siklus kehidupan keluarga dimulai. Tahap ini berlangsung selama 6 hingga 7 tahun, meskipun tahap ini dapat lebih singkat jika anak meninggalkan keluarga lebih awal atau lebih lama jika anak masih tinggal dirumah hingga berumur 19 atau 20 tahun .( friedman, 1998 ).

            Dimulai saat anak pertama berusia 13 tahun dan berakhir saat anak berusia 19-20 tahun . Keluarga dengan anak remaja berada dalam posisi dilematis, mengingat anak sudah mulai menurun perhatiannya terhadap orang tua dibandingkan teman sebayanya. Pada tahapan ini seringkali ditemukan perbedaan pendapat antar orang tua dan anak remaja, apabila hal initidak diselesaikan akan berdampak pada hubungan selanjutnya.( Duval,dalam setiawati & Dermawan, 2008  ).

            Tahap ini dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya berakhir sampai pada usia 19 sampai 20 tahun,  pada saat anak meninggalkan rumah orang tuanya. Tujuan  keluarga adalah melepas anak remaja dan memberi tanggung jawab serta kebebasan yang lebih besar untuk mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa. ( Mubarak, 2009 )

            Berlangsung di usia 13 sampai 19 tahun ( selama 6-7 tahun). Metamorfosis; pergeseran yang luar biasa pada pola-pola hubungan antara generasi, pergeseran dimulai dengan kematangan fisik remaja, sejalan dengan peran orang tua memasuki pertengahan hidup. ( Preto,1988 dalam perawatindonesia 2010 )

2.      Peran , Tanggung Jawab, dan Masalah Orang Tua

            Tidak perlu dikatakaan bahwa orang tua mengasuh remaja merupakan tugas paling sulit saat ini. Namun demikian, orangs tua perlu tetap tegar menghadapi ujian batas-batas yang tidak masuk akal tersebut, yang telah terbentuk dalam keluarga ketika keluarga mengalami proses “ melepskan”. Duval ( 1997) juga mengidentifikasi tugas-tugas perkembangan yang penting karena masa ini yang menyelaraskan kebebasan dengan bertanggung jawab ketika remaja menjadi matang dan mengaturdiri mereka sendiri. Friedman ( 1957 ) juga mengidentifikasi bahwa tugas orang tua selama tahap ini adalah belajar menerima penolakan tanpa meninggalkan anak ( friedman ,1988 )

            Ketika orang tua menerima remaja apa adanya, dengan segala kelemahan dan kelebihan mereka, dan ketika mereka meneriama sejumlah peran mereka pada tahap perkembangan ini tanpa konflik  atau sensitifitas yang tidak pantas, mereka membentuk pola untuk semacam menerima diri yang sama. Hubungan antara orang tua dan remaja seharusnya lebih mulus bila orang tua merasa produktif, puas dan dapat mengendalikan kehidupan mereka sendiri. ( kidwell et al,1983 ) dan orang tua / keluarga berfungsi secara fleksibel.(preto, 1988, dalam friedman, 1988 )

            Schultz (1972) dan lain- lain telah mengungkapkan pandangan mereka bahwa kompleksitas kehidupan mereka yang meningkat telah membuat peran orang tua tidak  jelas. Orang tua merasa berkompetensi dengan berbagai kekuatan sosial dan institusi mulai dari otoritas sekolah dan konselor hingga keluarga berencana dan seks pra nikah dan pilihan kumpul kebo. Faktor-faktor lain menambah pengaruh mereka yang semakin berkurang tersebut. Karena adanya spesialisasi jabatan profesi , ornag tua tidak lagi bisa membantu anak-anak mereka dengan rencana- rencana  untuk bekerja. Mobilitas penduduk dan kurangnya hubungan orang dewasa yang kontinu bagi remaja dan orang tua, selain ketidak mampuan banyak orang tua untuk mendiskusikan masalah-masalah pribadi, seks,dan masalah- masalah yang berkaitan dengan obat-obatan secara terbuka dan tidak menghakimi bersama anak-anak mereka memberikan kontribusi pada masalah-masalah orang tua atau remaja( friedman1988 ).

3.      Tugas Perkembangan Kelurga
            Tugas perkembangan yang pertama dan utama adalah menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika remaja matur dan semakin mandiri. Orang tua harus mengubah hubungan mereka dengan remaja putri atau putranya secara progresifderi hubungan dependen yang dibentuk sebelumnya kearah suatu hubungan yang makin mandiri. Pergeseran yang terjadi dalam hubungan yang makin mandiri. Pergeseran yang terjadi dalam  hubungan anak dan orang tua ini salah satu hubungan khas yang penuh dengan konflik-konflik sepanjang jalan. ( Friedman, 1998 ).

             Agar keluarga dapat beradaptasi dengan sukses selama tahap ini, semua anggota keluarga khususnya orang tua  harus membuat “ membiarkan ”remaja. Kidwell dan kawan-kawan (1983 ) meringkas perubahan yang diperlakukan ini. Secara paradoks sistem keluarga yang dapat membiarkan anggotanya adalah sistem yang akan bertahan dan menghasil sistem itu sendiri secara efektif pada generasi-generasi berikutnya ( friedman,1998 ).

            Orang tua yang dalam upaya memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka sendiri, tidak membiarkan anak-anaknya seringkali menemukan revolusi. Oleh remaja bila perpisahan berlangsung kemudian . orang tua dapat juga mempercayai anak agar mandiri secara prematur, dengan menyampaikan kebutuhan–kebutuhan ketergantungannya . dalam hal ini remaja ini dapat gagal memcapai kemandirian  ( wright an leahey dalam friedman.1998  ).

            Menyankut tiga tahap terakhir, hubungan perkawinan juga merupakan pusat perhatian. Tugas perkembangan keluarga yang kedua bagi pasangan suami istri adalah memfokusakan kembali hubungan perkawinan( Willson, 1988).

            Banyak sekali pasangan suami istri yang telah begitu terikat, dengan berbagai tanggung jawab sebagai orang tua sehingga perkawinan tidak lagi memainkan satu oeran utama dalam kehidupan mereka, suami biasanya menghabiskan banyak waktu diluar rumah, karena bekerja dan melanjutkan karirnya, sementara itu,istrinya juga bekerja untuk mencoba meneruskan pekerjaan-pekerjaan rumah tangga dan tanggung jawab sebagai orang tua. Dalam situasi seperti ini, hanya tersisa sedikit waktu dan energy untuk hubungan perkawinan( Friedman,1998).

            Akan tetapi disisi lain, karena anak-anak lebih bertanggung jawab terhadap mereka sendiri, pasangan suami istri meninggalkan rumah untuk meniti karir mereka atau dapat menciptakan kesenangan-kesenangan perkawinan setelah anaknya telah meninggalkan rumah ( postparental),Meraka dapat mulai membangun pondasi untuk tahap siklus kehidupan keluarga berikutnya ( 1998 ).

            Tugas perkembangan keluarga yang ketiga yang mendesak adalah untuk anggota keluarg, khususnya orang tua dan remaja, untuk berkomunikasi secara terbuka. Karena adanya kesenjangan antara generasi, komunikasi secara terbuka seringkali hanya merupakan satu cita-cita bukan satu realita. Orang tua yang berasal dari keluarga dengan berbagai masalah terbukti seringkali menolak dan memisahkan diri dari anak mereka paling tua, sehingga mengurangi saluran-saluran komunikasi terbuka yang mungkin  telah ada sebelumnya ( Friedman,1998 ).

            Mempertahankan etika dan standar keluarga merupakan tugas-tugas perkembangan keluarga lainnya (Duvall & Miller,1985). Meskipun aturan-aturan dalam keluarga belum diubah, etika dan standar moral keluarga belum tetap dipertahankan oleh orang tua. Remaja sangat sensitive terhadap ketidak kecocokan antara apa dikatakan dengan apa yang dipraktekkan. Namun demikian, orang tua dan anak-anak dapat belajar dari satu sama lain dalam masyarakat yang majemuk dan berubah dengan cepat saat ini. Transformasi nilai dari kaum muda juga mentransformasikan kelurga. Adopsi gaya hidup yang lebih bebas dan sederhana melambangkaan transformasi nilai yang mempengaruhi setiap tahap kehidupan keluarga               ( Yankelowich,1975 dalam friedman,1988 )


4.      Masalah-Masalah yang Terjadi Pada Keluarga dengan Tahaap Perkembanagnn Anak Usia Remaja

            Ketidakmatangan  dalam hubungan keluarga seperti yang ditunjukkan oleh adanya pertengkaran dengan anggota-anggota keluarga terus menerus mengkritik atau buat komentar-komentar yang merendahkan tentang penampilan atau prilaku anggota keluarga biasanya berada pada titik rendah
            Hubungan keluarga yang buruk merupakan bahaya psikologis padasetiap usia, terlebih selama masa remaja karena pada saat ini anak laki-laki dan perempuan sangat tidak percaya pada diri sendiri dan bergantung pada keluargauntuk memperoleh rasa aman. Yang lebih penting lagi mereka memerlukan bimbingan atau bantuan dakam menguasai tugas perkembangan masa remaja. Kalau hubungan-hubungan keluarga ditandai dengan pertentangan perasaan tidak aman dan remaja kurang memiliki kesempatan untuk mengembangkan pola prilaku yang tenangdan lebih matang. Remaja yang hubungan keluarganya kurang baik juga dapat mengembangkan hubungan yang buruk dengan orang-orang diluar rumah. Meskipun semua hubungan baik dalam masa dewasa atau dalam masa kanak-kanak, kadang-kadang tegang namun orang yang selalu mengalami kesulitan dalam bergaul dengan orang lain dianggap tidak matang dan kurang menyenagkan . hal ini meghambatkan penyesesuaian sosial yang baik.
            Masa remaja dikenal banyak orang sebagai masa yang indah dan penuh romantika, padahal sebenarnya masa ini merupakan masa yang penuh dengan kesukaran. Bukan hanya baginya tetapi bagi keluarga dan lingkungan sosial. Masa ini akan membuat remaja mengalami kebingungan disatu pihak masih anak-anak , tetapi dilain  pihak harus bertingkah laku seperti orang dewasa. Situasi ini membuat mereka dalam kondisi konflik, sehingga akan terlihat bertingkah laku aneh, canggung dan kalau tidak dikontrol dengan baik dapat  menyebabkan kenakalan. Dalam usahanya mencari identitas diri, mereka sering membantah orang tuanya . karena memulai mempunyai pendapat sendiri , cita-cita dan nilai-nilai sendiri yang berbeda yang dengan orang tuanya.
            Pendapat orang tua tidak lagi dapat dijadikan pegangan, meskipun sebenarnya mereka juga belum memiliki dasar pegangan yang kuat. Orang yang dianggap penting dalam masa ini adalah teman sebaya. Mereka berusaha untuk mengikuti pendapat dan gaya teman-temannya karena dianggap memiliki kesamaan dengan dirinya. Karenanya sering kali remaja terlibat dalm geng-geng ,  dengan menjadi anggota geng mereka akan saling memberi dan mendapat dukungan mentel. Beberapa kasus terakhir seperti geng-geng motor yang terlibat kegiatan merupakan bentuk dari kecenderungan tersebut. Mereka akan berani malakukan tindakan-tindakan kejahatan ketika  dilakukan dalam kelompok dan tidak berani melakukannya secara individual. Masalah lain yang sering mengganggu anak remaja adalah masalah yang berkaitan dengan organ reproduksi ( seksual ). Satu sisi mereka sudah mencapai kematangan seksual. Satu sisi mereka sudah mencapi kematangan seksual,  yangmenyebabkan mereka memiliki dorongan untuk pemuasan tetapi disisi lain kebudayaan dan norma sosial melarang pemuasan kebutuhan seksual diluar pernikahan. Padahal untuk menikah banyak persyaratan yang harus dipenuhi, bukan hanya kemampuan dalam melakukan hubungan seksual, tetapi diperlukan ekonomi kematangan psikologi, dan  sebagainya syarat-syarat ini sangat berat dan mungkin belum dicapai pada usia remja. Oleh karena itu, para remaja mencari kepuasan dalam bentuk khayalan, membaca buku atau menonton film porn. Meskipun tingkah laku ini sebenarnya tetap melanggar norma masyarakat, tetapi mereka melakukannya dengan sembunyi- sembunyi. 
            Untuk menghadapi situasi ini orang tua lebih bijaksana dalam menyikapi, cara yang tepat dilakukan adalah dengan mengurangi control secara  bertahap terhadap anaknya, sehingga mereka dapat tumbuh menjadi diri sendiri secara bertahap sampai akhirnya dewasa.
, 
1.      Masalah kesehatan

            Pada tahap ini kesehatan fisik anggota keluarga biasanya baik.Tapi promosi kesehatan tetap menjadi hal yang penting. Factor- factor resiko harus didentifikasi dan dibicarakan dengan keluarga, seperti pentingnya gaya hidup keluarga yang sehat mulai dari usia 35 tahun,resiko penyakit jantung koroner meningkat dikalangan pria dan pada usia ini anggota keluarga yang dewasamulai merasa lebih rentang terhadap penyakit sebagai bagian dari perubahan-perubahan perkembangan dari biasanya mereka ini lebih menerima strategi promosi kesehatan.sedangkan pada remaja, kecelakaan terutama kecelakaan mobil merupakan bahaya yang amat besar dan patah tulang dan cedera karena atletikjuga umum terjadi ( friedman, 1998 hal.172 )

            Penyalahgunaan obat-obatan dan alkohol, keluarga berencana,,kehamilan yang tidak dikehendaki, dan pendidikan dan konseling . seks merupakan bidang perhatian yang relevan dalam mendiskusikan topik ini dengan keluarga,perawat dapat terjebak dalam perselisihan atau masalah antara orang tua dan kaum muda, remaja biasanya mencari pelayanan kesehatan mencakup uji kehamilan, menggunakan obat-obatan, uji AIDS, keluarga berencan, dan aborsi diagnosis dan perawatan penyakit kelami. Sudah menjadi tren yang sah bagi remaja untuk menerima perawatan kesehatan tanpa ijin orang tua. Bila orang tua diikutsertakan maka dilakukan wawancara terpisah sebelum mereka dikumpulkan ( friedman, 1998, hal 127).

            Kebutuhan kesehatan yang lain adalah dalam bidang hubungan dan bantuan untuk memperkokoh hubungan perkawinan dan hubungan remaja dengan orang tua. Konseling langsung yang bersifat  menunjang atau mulai rujukan kesumber-sumber dalam komunitas untuk konseling. Dan juga pendidikan yang bersifat rekreasional , dan pelayanan lainnya mungkin diperlukann, pendidikan promosi kesehatan umum juga diindikasikan ( friedman, 1998, hal.127 ).

2.      Peran perawat
             Peraan perawat pada tahap ini adalah mengarahkan keluarga pada peningkatan dan pencegahan penyakit penyakit kardiovaskuler pada usia lanjut, penyuluhan tentang obat-obatan terlarang, minuman keras, seks, pencegahan kecelakaan pada remaja, serta membantu menciptakan komunikasi yang lebih efektif antara orang tua dengan anak remaja ( Mubarak, 2009 ).
            Peran perawat dalam penigkatan kesehatan dan pencegahan penyakit pada tahap keluarga dengananakusia remaja menurut ( Stanhope,1998 )


a.     Guru tentang factor-fakror kesehatan.
b.     Guru dalam isu pemecahan masalah mengenai alcohol dan merokok, diet dann gerak badan .
c.      Fasilitator ketrampilan interpersonal dengan anak balasan tahun bersama orang tua.
d.     Penolong langsung, konsultan ataau pihhak yang merujuk ke sumber-sumber kesehatan mental .
e.      Konsultan kelurga berenca.  
f.       Pihak yang merujuk kebagian penyakit yang ditularkan melalui seksual.  
g.     Peserta dalam organisasi masyarakat untuk pengendalian  penyakit.




























BAB III
Asuhan Keperawatan pada Keluarga Tn.S
Pada Tahap Perkembangan Keluarga Dengan Anak Usia Remaja



A.    PENGKAJIAN .
1.           Identitas Umum Keluarga
A .  Identitas Kepala Keluarga
Nama         : Tn.S
Umur         : 40 tahun
Agama       : Islam
Suku          :Melayu
Pendidikan : SLTP
Pekerjaan   : Swasta
Alamat       : Sungai Purun Kecil RT / RW 07
No. Telpon : -
2.           Komposisi Keluarga.


.   
No
Nama
L/P
Umur
Hub. Klg
Perkerjaan
Pendidikan
1
Tn S
L
40
Ayah kandung
Swasta
SLTP
2
Ny.L
P
38
Ibu kandung
IRT
SLTP
3
An.Y
L
16
Anak kandung
Pelajar
SMA
4
An.M
P
12
Anak kandung
Pelajar
SD


3.           Genogram
Ket :
Perempuan
Laki – laki
klien
Hubungan perkawinan dalam satu rumah yang mengalami masalah

4.           Tipe Keluarga
a.       Jenis Tipe Keluarga : tipe Tradisional,Nuclear Family/ Keluarga inti, dimana terdiri dari kepala keluarga ibu dan anak.
b.      Masalah yang terdiri dari tipe tersebut : Tidak terjadi masalah pada keluarga Tn.S dengan tipe keluarga ini.
5.           Suku Bangsa
a.       Asal Suku Bangsa: melayu
b.      Tidak ada budaya yang bertentangan dengan kesehatan.
6.           Agama Dan Kepercayaan Yang Mempengaruhi Kesehatan.
           


Perempuan tidak boleh memotong kuku dan potong rambut pada saat menstruasi.
7.           Status Sosial Ekonomi Keluarga
a.       Anggota yang keluarganya yang mencari nafkah : Tn.S dan Ny.L
b.      Penghasilan : Rp. 2.000.000,00/ bulan
c.       Upaya lain
            Membuka toko sembako dan bertani
d.      Harta benda yang dimiliki
ü  Motor 2 buah
ü  Kulkas
e.       Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan : Rp. 1.500,000,00 / bulan

8.            Aktivitas Rekreasi Keluarga
            Setiap hari libur keluarga biasanya keluarga jalan-jalan ke pantai atau tempat lain bersama-sama, dan menonton TV di rumah di waktu senggang.
9.           Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
1.       Tahap perkembangan keluarga saat ini
Keluarga dengan Anak Remaja (families with teenagers)
2.      Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dan kendalanya
            Keluarga belum memberikan kebebasan secara penuh dan bertanggung jawab kepada anak remajanya, keluarga belum membangun dengan efektif komunikasi terbuka antara orang tua dan anaknya, serta keluarga belum melakukan secara penuh perubahan sistem peran dan peraturan tumbuh kembang keluarga.
      3.    Riwayat kesehatan keluarga inti
              a         Riwayat kesehatan keluarga saat ini
            Keluarga mengataka saat  ini setiap anggota keluarganya dalam keadaan sehat-sehat saja .paling cuma batuk-batuk dan pilek .sedangkan An. Y mengalami penyakit ISPA karna sering merokok biasanya dibawa kerumah sakit atau beli obat diapotik.
                                
            b        Riwayat penyakit keturunan
            Tidak ada penyakit keturunan seperti ASMA, DM .

           c         Riwayat kesehatan masing – masing anggota keluarga
No
Nama
BB
Umur
Keadaan kesehatan
Imunisasi  BCG/Polio
/DPT/HB/Campak
Masalah kesehatan
Tindakan yang telah dilakukan
1
Tn. S
60 kg
40

-
-
-
Berobat ke mantri swasta / Puskesmas
2
Ny. L
58 kg
38
-
-
-
-
3
An. Y
47 kg
16
-
Lengkap
ISPA
Beli obat ke apotik/ puskesmas
4
An.
35 kg
12
-
Lengkap
-
-

       d        Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan
      Puskesmas dan Mantri swasta
      e         Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya
Keluarga mengatakan pada keluarga sebelumnya tidak memiliki masalah kesehatan yang serius baik dari pihak Suami maupun Istri. Hanya pada pihak keluarga Tn. S yang mempunyai riwayat penyakit hipertensi.
10.  Pengkajian Lingkungan
1.      Karakteristik rumah
a.       Luas rumah
            8 X 12 meter persegi
b.          Type rumah
            Rumah Konvensional
c.         Kepemilikan
            Milik Sendiri
d.         Jumlah dan ratio kamar/ruangan
            Terdapat 3 buah kamar tidur, 1 ruangan tamu, 1 ruangan keluarga, 1 ruangan dapur, dan 1             ruangan dapur.
e.         Ventilasi/jendela
            Terdapat 13 ventilasi dan 10 Jendela yang berada di Rumah keluarga Tn. S
f.        Pemanfaatan ruangan
            Ruang tamu digunakan untuk apabila ada tamu yang berkunjung,
            Ruang tengah/ keluarga digunakan keluarga untuk bersantai dan menonton TV,
            Ruang Dapur digunakan untuk memasak dan makan bersama keluarga.
g.      Septic tank : Ada, letak dibelakang rumah berjarak 1 meter dari rumah
h.      Sumber air minum : air leiding, air hujan, atau air galon.
i.         Kamar Mandi/ WC : Terdapat 1 buah kamar mandi, dan 1 buah Wc.
j.        Sampah limbah RT : Sampah dibakar dibelakang rumah, jaraknya sekitar 6 meter dari rumah.
k.       Kebersihan lingkungan : Lingkungan didalam maupun dilingkungan luar rumah tidak tampak kotor, dan terlihat bersih.
2.      Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW
a.       Kebiasaan : Di lingkungan RW keluarga Tn. S selalu mengadakan kegiatan Gotong royong setiap 1 bulan sekali, serta mengadakan yasinan setiap jumat malam.
b.      Aturan/kesepakatan : Kesepekatan di lingkungan RW tersebut setiap kepala keluarga atau anggota keluarga yang lainnya harus mengikuti kegiatan gotong royong dilingkungan tersebut.  
c.       Budaya : Budaya yang berada di sekitar lingkungan keluarga Tn. S rata-rata merupakan budaya melayu.
a.       Mobilitas geografis keluarga : Sejak pertama kali menikah sudah tidak tinggal dengan orang tua baik sebelah laki-laki maupun perempuan, dan sudah menetap dipurun. Dan selam  a ini belum pernah berpindah rumah.
b.      Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
                  Keluarga biasa berkumpul di waktu senggang, dan interaksi dimasyarakat dilakukan                      setiap hari karena Tn. S membuka Toko sembako untuk masyarakat disekitarnya.
c.       System pendukung keluarga
                 Disini keluarga memiliki jaminan pemeliharaan kesehatan berupa Kartu Jamkesmas.
11.  Struktur Keluarga
a.       Pola/cara komunikasi keluarga : Keluarga berkomunikasi secara terbuka, menggunakan bahasa melayu, komunikasi secara langsung didalam rumah, frekuensinya tergantung pertemuan setiap anggota keluarga.
b.       Struktur kekuatan keluarga : Kekuatan keluarga dipegang oleh Kepala keluarga. Keputusan yang diambil dalam keluarga dipegang oleh Tn. S.
Model kekuatan atau kekuasaan yang digunakan keluarga dalam membuat keputusan       menggunakan musyawarah dan kadang-kadang langsung diambil keputusan oleh kepala keluarga.
c.       Struktur p eran ( peran masng – masing anggota keluarga ) :
 Tn S : Sebagai kepala keluarga bertanggung jawab dalam mengatur rumah tangga dan                bekerja untuk menafkahi setiap anggota keluarganya.
Ny L : berperan sebagai ibu rumah tangga didalam rumah, serta membantu kepala keluarga dalam bekerja.
An. Y  : Sebagai a nak pertama, sekarang sedang Sekolah dibangku kelas 2 SMA.
d.      An. M : sebagai anak yang kedua atau bungsu, sekarang sedang sekolah dibangku kelas 6 SD. Nilai dan norma keluarga
            Nilai dan norma yang berlaku dalam keluarga menyesuaikan dengan nilai dan norma          yang berlaku di masyarakat, serta nilai dalam agama yang dianut oleh keluarga.
12.  Fungsi Keluarg
a.       Fungsi Afektif
Keluarga merasakan perasaan saling memiliki setiap anggota keluarga, serta berusaha mengembangkan sikap saling menghargai.
b.      Fungsi sosialisasi
a.       Kerukunan hidup dalam keluarga
Keluarga cukup rukun dan perhatian dalam membina hubungan rumah tangga.
b.      Interaksi dan hubungan dalam keluarga
Interaksi dalam keluarga cukup baik, walaupun An. Y tidak terlalu sering berinteraksi dengan anggota keluarga lainnya karena sering berada diluar rumah.
c.        Anggota keluarga yang dominan dalam mengambil keputusan
Keluarga yang dominan dalam pengambilan keputusan adalah Tn. S
d.       Kegiatan keluarga waktu senggang
Menonton Tv di rumah, pergi kerumah tetangga, atau bepergian ke tempat wisata.
e.        Partisipasi dalam kegiatan sosial
Kegiatan gotong royong setiap bulan dan yasinan setiap minggu.
c.            F  ungsi Perawatan Kesehatan
Disini keluarga sudah mengetahui masalah kesehatan yang terjadi pada salah satu anggota keluarga. Keluarga sudah mengambil keputusan dalam masalah kesehatan yang terjadi pada An.Y dengan pergi ke puskesmas atau mantri untuk mengatasi masalah kesehatannya. Keluarga kurang memperhatikan dalam merawat anggota keluarga yang sakit, apalagi selama anggota keluarga yang sakit tidak mengganggu aktivitas sehari-harinya. Keluarga sudah baik dalam memilihara lingkungan rumah baik didalam rumah itu sendiri, maupun disekitar lingkungan luar rumah. Dalam menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan keluarga lebih memilih pergi ke mantri swasta, meskipun sudah memiliki kartu Jaminan pelayanan kesehatan. Karena di puskesmas pelayanan serta hasil pengobatan yang diberikan kurang terasa memuaskan oleh keluarga.
d.      Fungsi Reproduksi
a.        Perencanaan jumlah anak
      2 orang anak satu laki – laki dan satu perempuan
b.      Askeptor, yang digunakan pil KB lamanya sekitar 3 bulan terakhir.
c.        Keterangan lain : Sebelumnya Ny. L menggunakan menggunakan kontrasepsi suntik selama 2 tahun mulai dari setelah kelahiran anak kedua.
e.       Fungsi ekonomi

    a.      Upaya pemenuhan sandang pangan : upaya pemenuhan kebutuhan sandang pangan dipenuhi   oleh Tn. S sebagai kepala keluarga serta dibantu oleh Ny. L.
    b.      Pemanfaatan sumber dimasyarakat : Masyarakat lingkungan dan sekitar lainnya sebagai pelanggan dalam membeli kebutuhan pokok dan lainnya di Toko keluarga Tn. S.
  
13.  Stres dan Koping Keluarga
a.            Stressor jangka pendek
Keluarga merasa kecewa dengan prestasi anak An. Y yang akhir-akhir ini menurun dari sebelumnya.
b.           Sressor jangka panjang
Keluarga takut anaknya  salah bergaul dengan teman-temannya.
c.             Respons keluarga terhadap stressor
Keluarga berharapan anaknya yang pertama prestasinya kembali meningkat.
d.           Strategi koping
Keluarga biasanya berdiskusi dalam menghadapi masalah.
e.             Strategi adaptasi disfungsional
Tidak ada strategi adaptasi disfungsional seperti amuk atau amarah, setiap ada masalah dicari pemecahan dengan didiskusikan secara keluarga besar.
14.  Keadaaan Gizi Keluarga
Pemenuhan gizi : Pemenuhan gizi keluarga dilakukan oleh Ny. L dengan menyediakan pemenuhan kebutuhan   makan 3 kali sehari.
Upaya lain : Tidak ada upaya lain yang dilakukan.
15.  Harapan Keluarga
a.            Terhadap masalah kesehatan
Keluarga mengatakan harapan agar setiap anggota keluarganya selalu sehat dan tidak pernah menderita sakit yang parah.
b.           Terhadap petugas kesehatan yang ada
Keluarga berharap pelayanan kesehatan Puskesmas yang ada didaerahnya agar kualitasnya lebih baik dari sekarang, dan dalam penggunaan pengobatan dengan menggunakan Jamkesmas agar lebih dimudahkan.

A.    PEMERIKSAAN FISIK
No
Variabel
Nama anggota keluarga
Tn. S
Ny. L
An. Y
An. M
1
Riwayat penyakit saat ini
-
-
ISPA
-
2
Keluhan yang dirasakan
-
-
-
-
3
Tanda dan gejala
-
-
-
-
4
Riwayat penyakit sebelumnnya
-
-
ISPA
-
5
Tanda – tanda vital
120/80
mmhg
S=36,5
RR=21
N=95
120/80 mmhg
S=36,5
RR=18
N=80
110/80
mmhg
S=36,5
RR=19
N=80
110/75
mmhg
S=36,5
RR=18
N=80
6
Sistem kardiovaskuler
Inspeksi : Pada bagian dada tidak terdapat lesi, jaringan parut, terlihat iktus kordis di mid klavikula iktus kordis ke 5
Palpasi : teraba iktus kordis di mid clavikula interkosta ke 5
JVP : 6 cm
Perkusi :
batas jantung interkosta ke 2-5 strenum kiri, interkosta 2-3 sternum kanan
Auskultasi : terdengar bunyi S2 di intercosta 2 sternum kiri dan kanan.
Dan terdengar bunyi S1 di intercosta ke-5 di samping sternum  dan mid klavikula kiri.
-
-
-
7
Sistem Respirasi
-
-
-
-
8
System GI Tract
-
-
-
-
9
System Persyarafan
-
-
-
-
10
System Muskulokeletal
-
-
-
-
11
Sistem Genetalia
-
-
-
-








B.     ANALISA DATA

NO
DATA
Dx.Keperawatan
1
Ds :
v  An.Y mengatakan merokok dapat menyebabkan  penyakit paru–paru saya tau banyak kerugian dari merokok tetapi sulit menghentikannnya.
v  Saya tidak tau cara menghentikan rokok tersebut.
v  Saya sering merokok waktu diluar rumah sambil nongkrong sama kawan.
v  Saya belum pernah ada keluhan selama merokok , jadi tidak pernah berobat kepuskesmas atau dokter.
Do: saat wawancara An.Y sedang batuk.


















Pembersihan jalan nafas , ketidak
efektifan















C.     SKORING
      1.      pembersihan jalan nafas , ketidakefektifan
KRITERIA
SKOR
Hasil
Pembenaran
SIFAT MASALAH (bobot= 1)
- Ancaman
O

2

2/3x1=
2/3
-          Masalah belum terjadi
KEMUNGKINAN MASALAH DAPAT DIUBAH (bobot=2)
-          Sebagian
o  


1

1/2x2=
1
Masalah belum berat ,ada keinginan dari keluarga
PONTESIAL MASALAH UNTUK  DICEGAH (bobot= 1)
o     - Cukup
o  -


1

2/3x1=
2/3
-          Sulit menghentikan rokok pada An.Y
MENONJOLNYA MASALAH (bobot= 1)
O    - tidak menganggap sebagai masalah yang perlu segera ditanggulangi


1


1/2x1=
½
- keluarga
  menganggap   
ada masalah
 lain yang
 perlu ditanggulangi



2. Kesiapan Meningkatkan Proses Keluarga
KRITERIA
SKOR
Hasil
Pembenaran
SIFAT MASALAH (bobot= 1)
Tidak sehat
Ancaman kesehatan
Krisis atau keadaan sejahtera

3
2
1
1/3x1=
1/3
-pengambilan keputusan dalam
keluarga biasanya
dilakukan oleh
Tn.S dengan
KEMUNGKINAN MASALAH
DAPAT DIUBAH (bobot=2)
Dengan Mudah
Hanya Sebagian
Tidak dapat


2
1
0

2/2x2=
2
-karena keluarga
 seperrtinya mempunyai keinginan untuk
membangun hubungan keluarganya menjadi lebih baik
PONTENSIAL MASALAH
DAPAT DICEGAH (bobot= 1)
o      Tinggi
o      Cukup
o      Rendah


3
2
1

2/3x1=
2/3
-keluarga dalam
 keadaan baik
untukmeningkatkan proses keluarga

    


D.    INTERVENSI KEPERAWATAN

No
Diagnosa
NOC
NIC
1
Pembersihan jalan nafas, ketidakefektifan
1.      Pencegahan aspirasi
2.      Status pernafasan dan jalan nafas
3.      Status pernafasan dan vertilasi

1.   Manajemen jalan nafas
2. pengisapan jalan nafaas
3. kewaspadaan aspirasi
4. Manajemen asama
5. Meningkat batuk
6. pengaturan posisi
7. Pemantauan pernafasan
8. Bantuan ventilasi
2
Gangguan proses
 keluarga
1.       Koping keluarga
2.      Fungsi keluarga
3.      Normalisasi keluarga
4.      Daya tahan keluarga
5.      Iklim sosial keluarga
6.      Dukungan keluarga
7.      Performa menjadi orang tua
1.      Dukungan pemberi asuhan
2.      Peningkatan koping
3.      Promosi keterlibatan keluarga
4.      Pemeliharaan proses keluarga
5.      Promosi menjadi orang tua
6.      Peningkatan peran



1.      Implementasi & Evaluasi


no
Hari/
Tgl
Diagnosa
Implementasi
Evaluasi
1.
Senin
51015
Gangguan proses keluarga
a.Memberikan salam
b.Menanyakan pada Ny.L mengenai konsep keluarga
c.Menjelaskan pengertian keluarga
d.Menjelaskan fungsi keluarga
e.Menjelaskan tahap perkembangan keluarga
f.Menjelaskan 5 tugas kesehatan keluarga
g.Menayakan kembali
v  pengertian keluarga
v  fungsi keluarga
v  tahap perkembangan keluarga
v  5 tugas kesehatan keluarga
h.Memberikan reward pada keluarga
i. Kontrak pertemuan yang akan datang

S:Keluarga Ny.L mengatakan
v  keluarga mengatakan sudah mengerti tentang konsep pengertian keluarga
v  keluarga mengatakan sudah mengerti tentangfungsi keluarga
v  keluarga mengatakan sudah mengerti tentang tahap perkembangan kelarga
v  keluarga mengatakan sudah mengerti tentang 5 tugas kesehatan keluarga

O:Keluarga mampu menyebutkan
ü  pengertian keluarga
ü  fungsi keluarga
ü  tahap perkembangan keluarga
ü  5 tugas kesehatan keluarga

A:Gangguan proses keluarga

P: Optimalkan intervensi penkes proses keluargapada tahap selanjutnya.








No
Hari/tgl
Diagnosa
Implementasi
Evaluasi
2.
Jumat
91015
pembersihan jalan nafas , ketidakefektifan
a.       .Memberikan salam
b.      Menjelaskan kepada keluarga bahwa merokok merugikan kesehatan individu dan keluarga
c.       Menjelaskan merokok merugikan kesehatan
d.      Menjelaskan beberapa alternative menghentikan kebiasaan merokok
e.       Memeberikan reinforcement terhadap prilaku yang yang positif
f.       Mengajak anggota keluarga yang lain untuk saling mengontrol prilaku merokok pada An.Y


S : 
-          An .Y mengatakan
merokok  merugikan kesehatan
-          Saya akan berusaha mengurangi
-          Keluarga saya  juga akan rugi kalau saya merokok.
O:
-          Selama diskusi An.Y tidak merokok  dan batuk-batuk
A: 
-          Pemebersihan jalan nafas ketidakefektifan
P:
-          Tetap dorong keluarga terutama An.y  untuk berhenti merokok


















BAB  IV
PENUTUP

B.       Kesimpulan
Pada saat anak beranjak usia menjadi tigabelas tahun, maka disinilah dimulainya perkembangan keluarga pada tahap yang ke-lima, yaitu tahap perkembangan keluarga dengan anak usia remaja. Pada tahap perkembangan ini, keluarga mempunyai beberapa tugas perkembangan yang harus dikerjakan, dan apabila beberapa tugas perkembangan keluarga ini tidak diselesaikan maka tentu saja akan mengakibatkan terganggunya perkembangan keluarga pada tahap ini, baik untuk keluarga secara utuh maupun kepada setiap-setiap individu di keluarga, terutama pada anak remajanya. Adapun tugas perkembangan tersebut meliputi; memberikan kebebasan tanggung jawab yang seimbang kepada remaja, mempertahankan komunikasi terbuka didalam keluarga, membina hubungan intim, serta melakukan perubahan proses peran didalam keluarga terkait dengan perkembangan keluarga pada saat ini.
Dari asuhan keperawatan kasus yang kami lakukan pengkajian, disini kami menemukan beberapa data maupun masalah yang berhubungan dengan perkembangan keluarga dengan anak usia remaja, seperti disini kami menemukan bahwa orangtua masih memakai pengambilan keputusan sepihak tanpa mengajak anak remajanya untuk mendiskusikan apa yang ada dipikirannya. Disini juga tampak bahwa keluarga belum mengetahui mengenai tugas dan perkembangan keluarga yang pada saat ini berada pada tahap perkembangan keluarga denagan anak usia remaja. Pada keluarga ini juga ditemukan penyakit yang berkaitan dengan masalah kesehatan didalam keluarga pada tahap perkembangan anak usia remaja serta tugas dan peran perawat didalamnya. Dari sini kami mencoba untuk menyusun diagnosis keperawatan yang tepat serta merencanakan intervensi yang akan dilakukan nanti untuk mengatasi masalah yang terjadi serta meningkatkan keluarga dalam menyelesaikan tugas dan tahap perkembangan keluarga saat ini.
Peran perawat pada tahap ini adalah mengarahkan keluarga pada peningkatan dan pencegahan penyakit. Penyuluhan tentang penyakit kardiovaskuler pada usia lanjut, penyuluhan tentang obat-obatan terlarang, minuman keras, seks, pencegahan kecelakaan pada remaja, serta membantu terciptanya komunikasi yang lebih efektif antara orang tua dengan anak remajanya.















C.    Saran
1.      Keluarga
Kepada setiap keluarga diharapkan untuk mengetahui dan memahami tahap  perkembangan keluarga dengan anak usia remaja, memahami tugas-tugas perkembangan keluarga pada tahap ini, permasalahan-permasalahan yang biasa terjadi pada tahap ini, peran dan tanggung jawab orang tua, dan dapat memenuhi lima tugas perawatan keluarganya. Serta dapat menyelesaikan dan mencapai tujuan tahap perkembnagan keluarga dengan anak usia remaja.
2.      Perawat
Untuk perawat diharapkan dapat memahami dan mengerti tentang konsep dan asuhan keperawatan keluarga dengan anak remaja agar dapat menerapkan dan memberikan pelayanan yang efektif kepada anak dan keluarga yang mungkin mengalami masalah yang ditimbulkan oleh kebutuhan akan tugas  dan perkembangan keluarga dengan anak usia remaja ini.


















DAFTAR PUSTAKA

Friedman Marilyn.1998.Keperawatan Keluarga.EGC : Jakarta
Perry & Potter .2005.Fundamental of nursing.EGC :Jakarta
Rahmad hidayat,Dede.2009.Ilmu perilaku manusia.CV Trans Info Media:Jakarta
Suprajitno.2004. Asuhan keperawatan keluarga.EGC:Jakarta
Hurlock B Elizabeth.1980.Psikologi Perkembangan.Erlangga:Jakarta
Mubarak Wahit Iqbal.2009.Ilmu Keperawatan Komunitas.Salimba Medika:Jakarta
Christeinsen, paula J. 2009. Proses keperawatan : aplikasi model konseptual edisi
            4 ( alih bahasa : yuyun yuningsih, yasmin asih ). Jakarta : EGC
Efendi, ferry makhfudli. 2009. Keperawatan kesehatan komunitas : teori dan
praktik dalam keperawatan. Jakarta : salemba medika








DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR............................................................................................ ........... i          
DAFTAR ISI.................................................................................................. ......... ........... ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................... ........... 1         
1.1    Latar Belakang.......................................................................................... ........... 1
1.2    Tujuan Masalah.......................................................................................... ........... 1         
1.3    Metode Penulisan...................................................................................... ........... 2         
1.4    Sistematika Penulisan................................................................................ ........... 2

BAB II TINJAUAN TEORITIS........................................................................................ 3         
2.1  Konsep Dasar Keperawatan Keluarga.................................................................. 3
2.2  Konsep Keperawatan Keluarga Dengan Tahab
Perkembangan anak usia remaja............................................................................ 7

BAB III ASUHAN PERAWATAN PADA KELUARGA TN.S PADA TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA DENGAN ANAK USIA REMAJA.......................................................... 16
3.1 Pengkajian.............................................................................................................. 16
3.2 Pemeriksaan fisik.................................................................................................... 24
3.3 Analisa Data........................................................................................................... 25
3.4 Skoring................................................................................................................... 25
3.5 Intervensi Keperawatan......................................................................................... 26
3.6 Implementasi dan Evaluasi..................................................................................... 27

BAB IV PENUTUP............................................................................................................. 29
A.      Kesimpulan............................................................................................................ 29
B.       Saran...................................................................................................................... 30
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................... 31



No comments:

Post a Comment