Wednesday, 23 December 2020

LAPORAN PRAKTIKUM BUDIDAYA TANAMAN KAILAN DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM HIDROPONIK (NFT)

 

LAPORAN PRAKTIKUM BUDIDAYA TANAMAN KAILAN DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM HIDROPONIK (NFT)

 

 

 

Oleh :

 

RIYANDA AULIA

17130071

 

 

 

 

Description: wps1

 

 

 

 

UNIVERSITAS ABULYATAMA

 FAKULTAS PERTANIAN

2020 – 2021

 

 
                                                            I. PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang

Kailan merupakan salah satu sayuran yang popular di Indonesia. Kailan mempunyai rasa yang khas dan enak. Tanaman ini merupakan sumber makanan yang bergizi dan banyak mengandung vitamin serta mineral. Selain itu kalian segar mengandung air, protein, lemak, kalsium dan vitamin A. Namun tanaman ini rentan terhadap penyakit soft rot pada daerah tropis. Salah satu cara untuk menghadapi kendala budidaya kailan adalah dengan menggunakan metode hidroponik sistem Nutrien Film Teknik (NFT).

Pertanian merupakan salah satu sektor yang penting bagi kehidupan masyarakat Indonesia. Sektor ini berperan sebagai penunjang ketersediaan pangan bagi rakyatnya. Seiring dengan perkembangan teknologi, sektor pertanian juga ikut mengalami perkembangan. Salah satu perkembangannya adalah pengembangan pola cocok tanam tanpa media tanah. Pola cocok tanam ini dikenal dengan nama hidroponik. Hidroponik berasal dari kata hydro yang berarti air dan ponos yang berarti daya. Dengan demikian hidroponik dapat diartikan sebagai proses memberdayakan air. Pola cocok tanam sistem hidroponik merupakan pola cocok tanam yang memberdayakan air sebagai dasar pembangunan tubuh tanaman dan berperan dalam proses fisiologi tanaman. Tumbuhan yang biasa ditanam secara hidroponik adalah sayuran dan buah-buahan yang berumur pendek seperti caisim, kailan, selada, bayam, tomat, paprika, mentimun, dan lain-lain.

Budidaya tanaman secara hidroponik memiliki beberapa keuntungan dibandingkan dengan budidaya secara konvensional, yaitu pertumbuhan tanaman dapat di kontrol, tanaman dapat berproduksi dengan kualitas dan kuantitas yang tinggi, tanaman jarang terserang hama penyakit karena terlindungi, pemberian air irigasi dan larutan hara lebih efisien dan efektif, dapat diusahakan terus menerus tanpa tergantung oleh musim, dan dapat diterapkan pada lahan yang sempit (Susila, 2013).

 

B.  Tujuan

Tujuan praktikum dasar-dasar ilmu tanah adalah :

1.        Untuk mengetahui sistem hidroponik tanaman kailan

2.        Untuk mengetahui tinggi tanaman kailan

3.        Untuk mengetahui jumlah daun pada tanaman kailan

4.        Untuk mengetahui panjang akar tanaman kailan

5.        Untuk mengetahui jumlah nutrisi yang diberikan pada tanaman kailan

.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

                                                                                                                                         II.           

 

 
TINJAUAN PUSTAKA

Kailan atau Brassica alboglabra. Bentuknya yang mirip dengan sawi/caisim atau kembang kol atau biasa disebut dengan sawi cina. Berasal dari Mediterania Timur dan merupakan bahan makanan utama sejak 4000 tahun lalu. Daunnya panjang dan melebar seperti caisim. Sedangkan warna daun dan batangnya mirip dengan kembang kol. Kailan merupakan sayuran dataran tinggi yang dapat tumbuh sepanjang tahun, semusim atau berumur pendek, tumbuh baik pada suhu udara 15-25 0C dan pada ketinggian 300-1900 meter di atas permukaan laut (dpl). Kailan sebaiknya ditanam pada akhir musim hujan antara bulan Maret sampai bulan April. Pagi atau sore hari adalah waktu yang tepat untuk penanaman dari bibit ke lapang. Kailan menghendaki keadaan tanah yang gembur dan subur dengan pH 5,5-6,5. Kailan mulai dipanen umur 25 hari setelah tanam, tingginya berkisar 35-45 cm (www.cherryfarms.co.uk/kailan.html.).

Hidroponik dapat didefinisikan sebagai sistem budidaya tanaman dengan menggunakan media selain tanah, tetapi menggunakan media bersifat inert seperti kerikil, pasir, gambut, vermikulit, rockwoll, perlite, batu apung atau serbuk gergaji dan ditambahkan larutan hara yang berisi seluruh unsur yang diperlukan bagi pertumbuhan tanaman (Resh 2004).

Media tanam yang digunakan untuk sistem hidroponik harus terhindar dari bakteri, racun, jamur, dan virus yang dapat menjadi penyebab patogen tanaman. Terdapat dua jenis media tanam hidroponik yaitu media tanam bahan organik terdiri dari: arang sekam, serbuk kayu, gambut, batang pakis, dan sabut kelapa. Media tanam bahan anorganik terdiri dari: pasir, kerikil, batu apung, pecahan batu, perlit, dan zeolit. Pemilihan media tanam yang baik sesuai dengan metode hidroponik yang akan digunakan dapat memberikan pertumbuhan tanaman yang optimal (Resh 2004).

Larutan hara untuk sistem hidroponik adalah larutan yang mengandung ion anorganik terbentuk dari garam terlarut yang merupakan elemen terpenting bagi pertumbuhan tanaman. Larutan hidroponik standar yang biasa digunakan adalah larutan AB mix yang terdiri dari stok A (berisi larutan hara A) mengandung KNO3, Ca(NO3)2, NH4NO3 dan FeEDTA, stok B (berisi larutan hara stok B) mengandung KNO3, K2SO4, KH2PO4, MgSO4, MnSO4, CuSO4, ZnEDTA, H3BO3 dan NH4-M0O4 dan asam dengan jumlah 15-20 % dari total larutan stok A dan B (Resh 2004). Toshiki (2012) mengemukakan bahwa larutan hara menjadi salah satu faktor yang penting bagi produksi dan kualitas tanaman secara hidroponik. Tanaman memerlukan sejumlah besar unsur makro (N, P, K, Ca, Mg, dan S) dan juga memerlukan sejumlah kecil unsur mikro (Cl, Fe, B, Mn, Zn, Cu, Ni dan Mo). Unsur makro dan mikro tersebut terkandung di dalam larutan hidroponik standar (AB mix).

Parks dan Murray (2011) menyatakan konsentrasi yang terkandung dalam larutan hara perlu diperhatikan dengan menggunakan konduktivitas listrik (EC) yang tepat. Nilai EC yang digunakan pada sayuran daun berkisar 1.5-2.5 mS/cm. Kelebihan nilai EC menyebabkan toksisitas dan plasmolisis sel-sel tanaman.

 

 

 

 

 

 

 

                                                                                                                                    III.           

 

 
BAHAN DAN METODE

A.  Waktu dan Tempat

Penelitian ini akan  dilaksanakan di lahan masyarakat di gampong lamlagang Kecamatan Banda Raya Kota Banda Aceh yang akan di mulai pada tanggal 13 November 19 Desember 2020.

 

B.  Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam persemaian tanaman dengan sistem NFFT diantaranya :

1.      Pompa Aquarium

2.      Rockwool

3.      AB Mix

4.      Air Bersih

5.      Rak Penanam

6.      Benih Tanaman

7.      Netpot

8.      Tanon Air

C.  Pelaksanaan Praktikum

1.  Cara Penyemaian Benih

Ada beberapa tahap yang dilakukan sebelum benih kita semaikan, tahapan ini dilakukan agar benih yang kita tanam akan tumbuh baik dan subur. Tahapan penyemaian tersebut antaranya :

-          Potong Rockwool terlebih dahulu dengan ukuran netpot yang di pakai

-          Lembabkan Rockwool yg sudah di potong potong tadi

-          Setelah itu di lobangkan Rockwool

-          Isi 1 atau 2 benih kedalam Rockwool

-          Penyiraman bibit setelah usia 1 minggu baru menggunakan air nutrisi.

-          Setelah di isi benih, baru ditutup dengan plastik mulsa dengan bagian hitam dibawah.

-          Setelah plastik dibuka setiap hari disiram 2 kali pagi dan sore hari.

-          Penyiraman dilakukan dengan cara dikaputkan dengan menggunakan teng semprot.

-          Pemindahan bibit tanaman dari persemaian dilakukan selama seminggu dipersemaian atau sampai akar keluar satu atau dua dari polikap.

-          Cahaya yang baik untuk penanaman tanaman selama di plot berkisar antara 50 sampai 70 %.

2.    Perawatan Penyemaian

           Perawatan persemaian meliputi penyiraman, penjarangan bibit, serta pencegahan hama dan penyakit.

Bibit di persemaian harus mendapatkan air yang cukup dan teratur untuk pertumbuhannya, sehingga persemaian perlu dijaga agar tidak kering dan tidak terlalu basah. Caranya disemprot dengan semprotan air yang halus (gunakan alat spray), dilakukan kali 2 hari sekali (pagi dan sore) tergantung kondisinya. Jika kondisi media tanamnya lembab, penyemprotan air cukup sekali sehari, bahkan cukup 2 hari sekali. Kelebihan penyiraman cenderung lebih berdampak negatif dibandingkan kekurangan penyiraman.

3.      Persiapan Pemindahan Ke Netpot

Sebelum tanaman sayuran dipindahkan kedalam netpot yang tersedia, ada beberapa hal yang harus dilakukan agar tanaman yang dipindahkan akan tumbuh dengan baik dan subur, persiapan yang harus dilakukan :

1)      Pastikan sistem NFT berfungsi dengan baik dan tidak bocor.

2)      Pastikan pengairan tidak tersumbat.

3)      Jika tersumbat, gunakan benda keras untuk membuka jalan air.

4)      Pastikan palong air bersih dan tidak berlumut.

5)      Pastikan bak penampung air tidak belumut.

6)      Pastikan air di bak NFT sudah terisi.

7)      Pastikan tanaman yang  dipindahkan kedalam  tanaman sehat.

 

4.    Cara Penanaman

1)      Tanaman yang sudah terisi memiliki akar lebih dari1 cm, diletakkan kedalam lubang.

2)      Akar yang sudah keluar gunanya untuk menyerap air.

3)      Peletakkan netpot dalam lubang pipa harus menyentuh lantai agar tanaman bisa mendapatkan air yang mengalir.

4)      Selain untuk akar tanaman dapat mendapatkan air, tujuan peletakkan netpot sampai kedasar, agar media tanam mendapatkan air, sehingga media senantiasa lembab.

5)      Penanaman yang paling bagus dilakukan pada sore hari.

 

5.      Cara Perawatan Tanaman Dalam Netpot.

Setelah tanaman ditanam kedalam netpot, ada beberapa hal yang harus dilakukan agar tanaman yang ditanam bisa berhasil sampai panen.

1)      Setiap hari, aliran air harus dilihat agar tidak tersumbat, jika tersumbat lakukan perbaikan dengan menusukkan benda keras kedalam lobang aliran air.

2)      Pastikan air nutrisi dalam bak senantiasa penuh.

3)      Jika air sudah berkurang sampai batas minimal, segera isi kembali air sampai penuh, baru diberikan nutrisi.

4)      Jangan sampai bak kering karena bisa menyebabkan aerator rusak.

5)      Jika tanaman yang mati, segera diambil karena bisa menularkan penyakit.

6)      Jika tanaman mati, segera disulam.

 

6.      Panen Sayuran

1)      Panen dilakukan pada usia 25-30 hari setelah tanam.

2)      Panen dilakukan pada pagi dan sore hari, untuk menghindari berkurangnya bobot tanaman perbatangnya.

3)      Pemanenan dilakukan dengan memotong batang yang paling bawah

4)      Pemanenan menggunakan gunting biasa dan gunting stek. Gunting harus steril, ini berguna agar bekas luka tidak mudah busuk.

5)      Gunakan keranjang buah untuk memudahkan pemanenan agar tanaman tidak rusak.

6)      Asingkan tanaman yang rusak dan yang bagus.

7)      Sortir daun bawah yang terlihat kuning.

 

7.    Sanitasi Sistem NFT.

Setelah tanaman dipanen, tempat penanaman harus dibersihkan karena sudah kotor dan berlumut, pembersihan dilakukan agar penanaman berikutnya tidak mengalami kendala yang disebabkantempat penanaman kotor.

1)      Rak tanaman dan bak penampung air yang sudah dipanen perlu segera dicuci.

2)      Gunakan diterjen dan beklin.

3)      Netpot dan tanon penampung air yang sudah diberikan diterjen dan beklin perlu didiamkan 1 malam. Ini dilakukan agar lumut dan kotoran yang melekat di Netpot dapat bersih.

4)      Gunakan mesin power sepray.

5)      Pastikan semua kotoran dan lumut hilang.

6)      Tanon air harus dicuci minimal 1 minggu sekali.

7)      Air nutrisi harus diganti 1 kali, agar air tetap bersih dan tidak mengandung lumut.

 

D.    Parameter Pengamatan

1.    TinggiTanaman (cm)

Pengukurantinggitanamandilakukansatuminggusetelahsemuaperlakuandiberikan, denganintervalsatuminggusekali.Pengukurandenganmenggunakanmeterandimulaidaripangkaltanamansampaikehelaidaun yang tertinggi.Data yang diperolehdianalisisdanditampilkandalambentuktabel.

2.    JumlahDaun (helai)

Untukpengamatanjumlahhelaidaundihitungsecarakeseluruhanpadatanamansampelmulai 2 minggusetelahpenanamandengan interval waktusatuminggusekalisebanyak satu kali pengamatan.Daun yang dihitungadalahdaun yang telahterbentukataumembukasempurnapadasaatpengamatan.Data yengdiperolehdianalisis, danditampilkandalambentuktabel.

3.    Panjang Akar (cm)

Pengamatan panjang akardilakukandengancara mengukur bagianakardaritanaman kailan yang telahdibersihkan.Hasil yang didapatselanjutnyadinalisis, dandisajikandalambentuktabel.

4. Pemberian Nutrisi

Pemberian nutrisi dilakukan pada setiap pagi, dimana isi dari bak air sebanyak 40 liter, denga jarak setiap plot tanaman 20 cm, jumlah tanaman dalam 1 Netpot 44 tanaman, dan panjang plot 5 cm. Jumlah pemberian nutrisi akan disajikan dalam bentuk tabel.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

No comments:

Post a Comment