LAPORAN PLAN OF ACTION (POA)
RANCANGAN PROMOSI KESEHATAN DI PUSKESMAS SUKA MAKMUR EDUKASI DAN PROMOSI INFEKSI SALURAN PERNAPASAN ATAS
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat dalam Menjalankan Kepanitraan Klinik Senior Bagian /SMF Ilmu Kesehatan Masyarakat RSUD Meuraxa
Banda Aceh/Puskesmas sukamakmur
Disusun Oleh
Ulul Azmi |
19174035 |
Meldi Rosimah |
19174052 |
Muat Muliana Bancin |
19174069 |
Rahmiati |
19174036 |
Ulfatul Jazila |
19174017 |
Fadil Muammar |
19174055 |
Rizqina Ajra |
19174046 |
Sinthya Ayu Vita Hrp |
19174058 |
Muhammad Mirza |
19174022 |
BAGIAN /SMF ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ABULYATAMA
2021
LEMBAR PENGESAHAN
RANCANGAN PROMOSI KESEHATAN DI PUSKESMAS SUKA MAKMUR EDUKASI DAN PROMOSI INFEKSI SALURAN PERNAPASAN ATAS
Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kepaniteraan Klinik
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran
Universitas Abulyatama
Ulul Azmi |
19174035 |
Meldi Rosimah |
19174052 |
Muat Muliana Bancin |
19174069 |
Rahmiati |
19174036 |
Ulfatul Jazila |
19174017 |
Fadil Muammar |
19174055 |
Rizqina Ajra |
19174046 |
Sinthya Ayu Vita Hrp |
19174058 |
Muhammad Mirza |
19174022 |
Telah disetujui dan disahkan oleh
Dosen Pembimbing
(dr. Hady Maulanza, MKM.,Sp.KKLP)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat, hidayah serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan laporan ilmu kesehatan masyarakat dengan pokok bahasan RANCANGAN PROMOSI KESEHATAN DI PUSKESMAS SUKAMAKMUR EDUKASI DAN PROMOSI KESEHATAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN ATAS.Kami menyadari bahwa laporan yang kami selesaikan ini masih jauh dari kesempurnaan. Seperti kata pepatah "tak ada gading yang tak retak", oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari semua kalangan yang bersifat membangun guna kesempurnaan laporan kami selanjutnya.
Ucapkan terima kasih kami kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan laporan ini dari awal sampai akhir. Serta kami berharap agar laporan ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan.
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................... i
KATA PENGANTAR.......................................................................................... ii
DAFTAR ISI......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang............................................................................................. 1
1.2 Tujuan Promosi............................................................................................ 2
BAB II ANALISIS................................................................................................. 4
2.1 Analisis SWOT............................................................................................. 4
A. Analisis Internal..................................................................................... 4
B. Analisis Eksternal................................................................................... 7
BAB III PROMOSI KESEHATAN..................................................................... 8
3.1 Sasaran Promosi........................................................................................... 8
3.2 Tahap-Tahap Promosi................................................................................... 8
3.3 Metode Promosi Kesehatan....................................................................... 12
3.4 Media Promosi Kesehatan.......................................................................... 12
3.5 Rencana Evaluasi....................................................................................... 13
3.6 Jadwal Pelaksanaan.................................................................................... 13
3.7 Isi Pesan..................................................................................................... 14
3.8 Bentuk Media Promosi............................................................................... 14
BAB IV PENUTUP............................................................................................. 17
4.1 Kesimpulan................................................................................................. 17
4.2 Saran........................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 18
LAMPIRAN......................................................................................................... 19
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
ISPA (infeksi saluran pernapasan atas) merupakan penyakit yang yang disebabkan oleh virus dan bakteri yang menempati urutan pertama penyebab kematian bayi. prevalensi ISPA tahun 2016 terjadi peningkatan sebanyak 1545 kasus dan pada akhir tahun 2019 ISPA mencapai 7624 kasus. Menurut WHO bahwa terdapat ± 13 juta anak balita di dunia meninggal setiap tahunnya dan sebagian besar kematian tersebut ada di negara berkembang Asia dan Afrika seperti; India (48%), Indonesia (38%), Ethiopia (4,4%), Pakistan (4,3%), China (3,5%). Dimana ISPA membunuh ±4 juta dari ±13 juta anak setiap tahunnya.
ISPA sangat perlu diwaspadai, penyakit yang menyerang hampir di seluruh dunia dan pada umumnya berakhir dengan pneumonia. Berdasarkan data Riskesdas 2018, kasus Pneumonia di tahun 2018 mengalami peningkatan, pada tahun 2013 persentase kasus pneumonia sebanyak 1,6%, sedangkan tahun 2018 meningkat menjadi 2,0% dan Sumatera Utara masuk kedalam sepuluh besar provinsi dengan persentase pneumonia tertinggi.
Penyakit ISPA di Aceh besar setiap tahunnya menduduki posisi teratas di puskesmas suka makmur aceh besar. Pola kasus penyakit ISPA cukup fluktuatif ISPA menjadi penyakit terbanyak pada pasien rawat jalan di puskesmas suka makmur aceh besar , pada tahun 2017 kejadian ISPA mencapai 1404 kasus. Kemudian pada tahun 2018 terjadi peningkatan menjadi 1699 kasus. Namun pada tahun 2019 kejadian ISPA di puskesmas tampak menurun menjadi 829 kasus.
Puskesmas Suka makmur Kedudukan topografi wilayahnya terdapat di dataran rendah. Oleh karena kedudukannya di jalur khatulistiwa, curah hujan di Kabupaten ini tergolong tinggi yaitu antara 11-304 mm pertahun dengan suhu udara berkisar 21-33°C. Adapun batas –batas wilayah Kerja Puskesmas SukamakmurKabupaten Aceh Besar adalah sebagai berikut:Sebelah Utara berbatasan dengan wilayah kerjaPuskesmas Ingin Jaya;Sebelah Selatan berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas Indrapuri; dan wilayah kerja Puskesmas Leupung;Sebelah Timur berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas Kuta Malaka; dan wilayah kerja Puskesmas Montasik; Sebelah Barat berbatasan dengan wilayah Puskesmas kerja Simpang Tiga.
Penyakit ISPA yang selalu menduduki posisi tertinggi menimbulkan perhatian pemerintah untuk mengatasinya, maka dibuatlah kegiatan pokok pengendalian ISPA guna menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat ISPA. Ada 10 (sepuluh) kegiatan pokok pengendalian ISPA di Indonesia, yaitu (1) Advokasi dan sosialisasi, (2) Penemuan dan tatalaksana kasus Pneumonia balita, (3) Ketersediaan logistik, (4) Supervisi, (5) Pencatatan dan pelaporan, (6) Kemitraan dan jejaring, (7) Peningkatan kapasitas sumber daya manusia, (8) Pengembangan program, (9) Autopsi verbal, (10) Monitoring dan evaluasi.
Berdasarkan hasil survei awal, Puskesmas suka makmur memiliki pelayanan pencegahan dan pengendalian untuk penyakit ISPA, DBD, Diare, TB, dan HIV/AIDS. Program tersebut diciptakan untuk menurunkan mortalitas dan morbiditas di wilayah kerja Puskesmas suka makmur. Berdasarkan hasil survei diatas, ISPA merupakan penyakit yang menduduki posisi tertinggi di Puskesmas suka makmur, hal ini diperlukan upaya pengendalian ISPA melalui pelaksanaan program pengendalian ISPA dengan menerapkan 10 kegiatan pokok pengendalian ISPA secara efektif dan efisien. Kegiatan tersebut harus diterapkan dan di sosialisasikan dengan baik untuk menurunkan prevalensi kasus ISPA serta meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai pencegahan dan pengendalian ISPA, sehingga dapat menciptakan masyarakat yang mau dan mampu untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat. Pelaksaan program pengendalian ISPA melalui promosi kesehatan merupakan tugas dari Puskesmas suka makmur . Oleh sebab itu penting dilakukannya edukasi kepada masyarakat melalui promosi kesehatan dalam pengendalian ISPA di wilayah kerja UPTD Puskesmas suka makmur
1.2 Tujuan Promosi
A. Tujuan Jangka Pendek
· Meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai penyakit ISPA dan gaya hidup yang sehat.
· Memberikan edukasi mengenai pola pencegahan penularan ISPA.
B. Tujuan Jangka Panjang
· Diharapkan dapat terbentuknya kesadaran sejak dini pada masyarakat untuk menghindari dan mencegah penularan ISPA.
· Diharapkan masyarakat dapat menerapkan pola hidup sehat dan bersih supaya terhindar dari berbagai penyakit.
· Diharapkan dapat terbentuknya kesadaran tentang bahaya penyakit ISPA bagi anak dan balita.
BAB II
ANALISIS
2.1 Analisis SWOT
Analisa SWOT adalah sebuah analisa instrument perencanaan strategis yang klasik dicetuskan oleh Albert Humprey pada dasawarsa 1960-1970an. Analisa ini merupakan sebuah akronim dari huruf awalnya yaitu Strenghts (kekuatan), Weaknesses (kelemahan) , Opportunity (kesempatan) dan Threat (ancaman).
Metoda analisa SWOT bisa dianggap sbg metoda analisa yg paling dasar, yg berguna utk melihat suatu topik atau permasalahan dari 4 sisi yg berbeda. Hasil analisa biasanya adalah arahan/rekomendasi utk mempertahankan kekuatan dan menambah keuntungan dari peluang yg ada, sambil mengurangi kekurangan dan menghindari ancaman.
Terdapat dua faktor yang mempengaruhi SWOT, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal menyangkut tentang apa yang terjadi atau kondisi di dalam suatu organisasi atau perusahaan, faktor internal meliputi semua manajemen fungsional yang ada dalam organisasi tersebut. Faktor internal ini berupa kekuatan (strengths) dan kelemahan (weakness) sedangkan faktor eksternal menyangkut apa yang terjadi atau kondisi diluar suatu organisasi .Faktor eksternal ini berupa peluang (opportunities) dan ancaman (threats).
Dalam analisis SWOT ini, penulis melakukan analisis seperti berikut:
A. Analisis Internal
1. Kekuatan (Strength)
Strenght atau kekuatan adalah faktor internal yang dibutuhkan agar kegiatan berjalan dengan lancar, yaitu sebagai berikut :
· Sumber daya cukup banyak : 83 orang
Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan dibidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. Puskesmas diharapkan melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia puskesmas.
· Lokasi puskesmas tidak terlalu jauh dengan pemukiman
· Sarana dan prasarana :
Tersedianya peralatan kesehatan di UPTD Puskesmas Suka Makmur dapat diakses diaplikasi sarana prasarana dan alat kesehatan (ASPAK). Tersedia puskesmas pembantu, Poskesdes, Polindes, Posyandu, Praktek dokter, Praktek bidan/klinik bersalin, Depot obat/apotek.
· Prasarana
No |
Prasarana |
Yang tersedia |
Ada |
Tidak ada |
Ket |
1 |
Sistem penghawaan |
· Ventilasi |
P |
|
|
|
|
· Kipas Angin |
P |
|
|
|
|
· Air conditioner (AC) |
P |
|
|
2 |
Sistem pencahayaan |
· Jendela |
P |
|
|
|
|
· Lampu |
P |
|
|
3 |
Instalasi Sanitasi |
· Sistem air bersih |
P |
|
|
|
|
· Sistem penyaluran air kotoran/air limbah |
P |
|
|
|
|
· Sistem pembuangan limbah infeksius dan non infeksius |
P |
|
|
4 |
Sistem Kelistrikan |
· PLN · Genset |
P P |
|
|
5 |
Sistem Komunikasi |
· Whatshapp · Telepon |
P P |
|
|
6 |
Sistem gas medis |
|
P |
|
|
7 |
Sistem proteksi petir |
|
P |
|
|
8 |
Sistem proteksi kebakaran |
· Tabung APAR |
P |
|
|
9 |
Sistem pengendalian kebisingan |
|
|
´ |
|
10 |
Sistem transportasi vertikal |
· Tangga · Ram |
P |
|
|
11 |
Ambulance |
|
P |
|
|
· Sumber dana operasional kontinu
· Memiliki manajemen program kerja dan struktur organisasi puskesmas
Program Kerja :
1. Promosi Kesehatan
2. Pencegahan Penyakit Menular (P2M)
3. Program Pengobatan
4. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
5. Imunisasi Dasar
6. Upaya Peningkatan Gizi
7. Kesehatan Lingkungan
8. Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit (P2P)
9. Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)
2. Kelemahan (Weakness)
Kelemahan Weakness atau kelemahan yaitu kekurangan-kekurangan yang ada atau timbul dari kondisi yang bersifat internal dan dapat menghambat kegiatan, kelemahan dari kegiatan yang dilakukan diuraikan sebagai berikut:
· Sumber Daya
Distribusi tenaga tidak merata dan pola penempatan tenaga belum sesuai.
· Sarana
Jenis peralatan masih belum memadai karena pengadaan sarana yang tersentralisasi dari pusat dan distribusi tidak merata.
B. Analisis Eksternal
1. Kesempatan (Opportunity)
Opportunity atau peluang adalah faktor eksternal yang dapat membantu memecahkan suatu masalah dalam suatu kegiatan.:
a. Masyarakat bersedia diberi pelayanan kesehatan
b. Dengan tenaga SDM yang ada mengoptimalkan program
c. Dengan dana operasional dapat menambah kesejahteraan personil
2. Ancaman (Threat)
Threat atau ancaman adalah faktor eksternal yang dapat menghambat berjalannya program yang akan dilaksanakan, hambatan yang ditemukan adalah sebagai berikut :
a. Banyak berdiri pengobatan swasta yang memberikan pelayanan yang sama
b. Adanya persepsi biaya pelayanan yang mahal dan persepsi berobat dengan spesialis akan lebih baik
BAB III
PROMOSI KESEHATAN
3.1 Sasaran Promosi
1. Sasaran Umum
Seluruh warga masyarakat kecamatan Suka Makmur
2. Sasaran Khusus
Balita yang ada di wilayah Kecamatan Suka Makmur
3.2 Tahap-Tahap Promosi
Tahap-tahap promosi kesehatan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Isi Promosi Kesehatan
a. Pengertian ISPA
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan infeksi saluran pernapasan yang disebabkan oleh virus atau bakteri (KemenKes RI, 2013). Penyakit ini paling banyak terjadi di negara-negara berkembang di dunia. Populasi penduduk yang terus bertambah dan tidak terkendali mengakibatkan kepadatan penduduk di suatu wilayah yang tidak tertata baik dari segi aspek sosial, budaya dan kesehatan (Adesanya & Chiao, 2017).
b. Etiologi ISPA
Di negara maju ISPA sering disebabkan oleh virus sedangkan di negara berkembang disebabkan oleh bakteri seperti Streptococcus Pneumonia dan Haemophilus Influenza, serta di negara berkembang menyebabkan 10-25% kematian, (I Dewa, 2014). Selain itu, terjadinya ISPA juga dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu, gizi buruk, polusi udara dalam ruangan (indoor air pollution), BBLR, ventilasi rumah dan kepadatan penduduk, kurangnya imunisasi campak, dan kurangnya pemberian ASI eksklusif.
Adapun klasifikasi Infeksi saluran pernapasan akut adalah :
· Influenza
· Radang tenggorokan
· Radang amandel
· Radang pada hidung
· Sinusitis
c. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala ISPA banyak bervariasi antara lain demam, pusing, malaise (lemas), anoreksia (tidak nafsu makan), vomitus (muntah), photophobia (takut cahaya), gelisah, batuk, keluar sekret, stridor (suara nafas), dyspnea (kesakitan bernafas), retraksi suprasternal (adanya tarikan dada), hipoksia (kurang oksigen), dan dapat berlanjut pada gagal nafas apabila tidak mendapat pertolongan dan mengakibatkan kematian.
Sedangkan tanda gejala ISPA menurut Depkes RI (2002) adalah :
a) Gejala dari ISPA Ringan
Seseorang anak dinyatakan menderita ISPA ringan jika ditemukan satu atau lebih gejala-gejala sebagai berikut:
1) Batuk
2) Serak, yaitu anak bersuara parau pada waktu mengeluarkan suara (misal pada waktu berbicara atau menangis).
3) Pilek, yaitu mengeluarkan lender atau ingus dari hidung.
4) Panas atau demam, suhu badan lebih dari 370 C atau jika dahi anak diraba.
b) Gejala dari ISPA Sedang
Seorang anak dinyatakan menderita ISPA sedang jika dijumpai gejala dari ISPA ringan disertai satu atau lebih gejala-gejala sebagai berikut:
1) Pernafasan lebih dari 50 kali per menit pada anak yang berumur kurang dari satu tahun atau lebih dari 40 kali per menit pada anak yang berumur satu tahun atau lebih. Cara menghitung pernafasan ialah dengan menghitung jumlah tarikan nafas dalam satu menit.Untuk menghitung dapat digunakan arloji. 18
2) Suhu lebih dari 390 C (diukur dengan termometer).
3) Tenggorokan berwarna merah.
4) Timbul bercak-bercak merah pada kulit menyerupai bercak campak.
5) Telinga sakit atau mengeluarkan nanah dari lubang telinga.
6) Pernafasan berbunyi seperti mengorok (mendengkur).
7) Pernafasan berbunyi menciut-ciut.
c) Gejala dari ISPA Berat
Seorang anak dinyatakan menderita ISPA berat jika dijumpai gejala-gejala ISPA ringan atau ISPA sedang disertai satu atau lebih gejala-gejala sebagai berikut:
1) Bibir atau kulit membiru.
2) Lubang hidung kembang kempis (dengan cukup lebar) pada waktu bernafas.
3) Anak tidak sadar atau kesadaran menurun.
4) Pernafasan berbunyi seperti orang mengorok dan anak tampak gelisah.
5) Sela iga tertarik ke dalam pada waktu bernafas.
6) Nadi cepat lebih dari 160 kali per menit atau tidak teraba.
7) Tenggorokan berwarna merah.
d) Pencegahan ISPA
1) Menjaga kesehatan gizi agar tetap baik
Dengan menjaga kesehatan gizi yang baik maka itu akan mencegah kita atau terhindar dari penyakit yang terutama antara lain penyakit ISPA. Misalnya dengan mengkonsumsi makanan empat sehat lima sempurna, banyak minum air putih, olah raga dengan teratur, serta istirahat yang cukup, kesemuanya itu akan menjaga badan kita tetap sehat. Karena dengan tubuh yang sehat maka kekebalan tubuh kita akan semakin meningkat, sehingga dapat mencegah virus/bakteri yang akan masuk ke tubuh kita.
2) Imunisasi
Pemberian immunisasi sangat diperlukan baik pada anak-anak maupun orang dewasa. Immunisasi dilakukan untuk menjaga kekebalan tubuh kita supaya tidak mudah terserang berbagai macam penyakit yang disebabkan oleh virus / bakteri.
3) Menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan
Membuat ventilasi udara serta pencahayaan udara yang baik akan mengurangi polusi asap dapur / asap rokok yang ada di dalam rumah, sehingga dapat mencegah seseorang menghirup asap tersebut yang bisa menyebabkan terkena penyakit ISPA. Ventilasi yang baik dapat memelihara kondisi sirkulasi udara (atmosfer) agar tetap segar dan sehat bagi manusia.
4) Mencegah anak berhubungan dengan penderita ISPA
Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) ini disebabkan olehvirus/ bakteri yang ditularkan oleh seseorang yang telah terjangkit penyakit ini melalui udara yang tercemar dan masuk ke dalam tubuh. Bibit penyakit ini biasanya berupa virus / bakteri di udara yang umumnya berbentuk aerosol (atau suspensi yang melayang di udara). Adapun bentuk aerosol yakni Droplet, Nuclei (sisa dari sekresi saluran pernafasan yang dikeluarkan dari tubuh secara droplet dan melayang diudara), yang kedua duet (campuran antara bibit penyakit
5) Penanganan
· Istirahat yang cukup
· Minum air yang banyak
· Periksakan kepuskesmas , dokter atau pelayanan kesehatan lainnya
· Berikan obat sesuai dengan anjuran petugas kesehatan
· Perhatikan tanda-tanda bahaya dari gejala yang didapat
· Segera bawa ke dokter atau layanan kesehatan apabila terdapat tanda-tanda gejala bahaya dari ISPA
Yang perlu diperhatikan dalam merawat anggota keluarga yang sakit ISPA
· Pemberian ASI eksklusif jangan dihentikan bila anak masih menyusu namun ibu harus menggunakan masker pada saat menyusui
· Selalu memakai masker saat apabila ada anggota keluarga yang sakit dengan keluhan pada sistem pernafasan
· Selalu mencuci tangan dengan menggunakan sabun sebelum dan sesudah kontak dengan anggota keluarga yang sakit
· Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan
· Memberikan makanan yang bergizi dan seimbang
· Gunakan sapu tangan khusus untuk penderita atau tissue sekali pakai sewaktu membuang ingus dan tempatkan pada satu tempat khusus dan selalu semprotkan disinfektan diarea tersebut
· Menutup mulut saat batuk atau bersin
3.3 Metode Promosi Kesehatan
Adapun metode yang digunakan dalam promosi kesehatan ini adalah metode kelompok besar dengan metode ceramah. Ceramah dilakukan pada awal dan diskusi terbuka setelah ceramah serta di dukung dengan alat bantu leaflet yang akan dibagi pada pertengahan ceramah. Hal ini dimaksudkan agar masyarakat dapat lebih memperluas pengetahuannya tentang pencegahan hipertensi sejak dini dengan diberikannya kesempatan bertanya.
3.4 Media Promosi Kesehatan
Media yang kami gunakan untuk promosi kesehatan ini adalah dengan menggunakan poster yang berkaitan dengan penyakit infeksi saluran pernafasan atas, lalu dengan menggunakan leaflet yang berisi informasi umum tentang ISPA sehingga informasi tentang ISPA tidak hanya didapat oleh masyarakat yang ikut penyuluhan tetapi juga oleh orang yang membaca leaflet tersebut. Lalu juga menggunakan media lain seperti laptop, proyektor, mic dan speaker agar informasi kesehatan yang disampaikan dapat diterima dengan jelas dan lebih mudah diterima oleh audien penyuluhan.
3.5 Rencana Evaluasi
¾ Dapat menjelaskan pengertian ISPA
¾ Dapat menjelaskan penyebab ISPA
¾ Dapat menyebutkan faktor resiko ISPA
¾ Dapat menyebutkan tanda dan gejala ISPA
¾ Dapat menjelaskan pencegahan ISPA
3.6 Jadwal Pelaksanaan
NO |
KEGIATAN |
WAKTU |
METODE |
MEDIA |
1 |
Pembukaan: a. Memberi salam b. Memper kenalkan diri c. Menjelaskan materi penyuluhan yang akan diberikan d. Menjelaskan tujuan dari penyuluhan/ promosi kesehatan e. Menyebutkan kontak waktu f. Memberikan pretest kepada sasaran penyuluhan. |
1 Menit |
Ceramah |
Laptop Infocus Sound System Leaflet |
2 |
Pelaksanaan Menjelaskan Materi Penyuluhan: a. Menjelaskan pengertian ISPA b. Menjelaskan Penyebab ISPA c. Menjelaskan Faktor Resiko ISPA d. Menjelaskan Tanda dan Gejala ISPA e. Menjelaskan Pencegahan ISPA
|
25 Menit |
Ceramah |
Laptop Infocus Sound System Leaflet |
3 |
Evaluasi: a. Memberikan pos test kepada sasaran penyuluhan dan memberikan doorprize pada peserta yang dapat menjawab. |
15 Menit |
Ceramah |
Laptop Infocus Sound System Leaflet |
4 |
Penutup: a. Mengucapkan terimaksih kepada responden atas perhatiannya b. Mengucapkan salam. |
3 Menit |
Ceramah |
Laptop Infocus Sound System Leaflet |
3.7 Isi Pesan
₋ Tidak dianjurkan mengenakan pakaian atau selimut yang terlalu tebal dan rapat, lebih-lebih pada anak dengan demam.
₋ Jika pilek, bersihkan hidung yang berguna untuk mempercepat kesembuhan dan menghindari komplikasi yang lebih parah.
₋ Usahakan lingkungan tempat tinggal yang sehat yaitu yang berventilasi cukup dan tidak berasap.
₋ Apabila selama perawatan dirumah keadaan anak memburuk maka dianjurkan untuk membawa kedokter atau petugas kesehatan
3.8 Bentuk Media Promosi
Tujuan media promosi kesehatan adalah :
- Mempermudah penyampaian informasi
- Memperjelas informasi
- Mempermudah pengertian
- Mengurangi komunikasi yang verbalistik
- Menampilkan objek yang tidak dapat ditangkap dengan mata
- Memperlancar komunikasi
Media promosi yang digunakan untuk promosi kesehatan ini berupa “contoh penyuluhan” menggunakan slide dan leaflet, atas pertimbangan sebagai berikut :
1. Penyuluhan
Penyuluhan sendiri merupakan suatu kegiatanm penyampaian materi atau pesan yang dilakukan oleh satu orang atau kelompok kepada satu orang atau kelompok lain mengenai hal-hal yang berkaitan dengan suatu program.
v Keuntungan
- Cara ini bisa menjangkau lebih banyak orang dalam satu waktu sehingga timbul komunitasi dua arah antara pemberi materi dengan peserta sehingga dapat meningkatkan interaksi anatar pemateri dan peserta menjadi lebih baik.
- Slide yang dibuat semerik mungkin akan meningkatkan keinginan peserta untuk memperhatikan semua materi yang diberikan selama penyuluhan berlangsung.
v Keterbatasan
- Tempat dan sarana pertemuan yang digunakan tidak selalu cukup
- Terbatasnya waktu untuk melakukan diskusi
- Jika materi yang diberikan terlalu banyak akan membuat peserta menjadi lebih cepat bosan dan tidak mau memperhatikan materi yang diberikan.
- Penjelasan yang diberikan harus menggunakan bahasa yang mudah dimengerti karena peserta yang hadir adalah campuran
2. leaflet
Leaflet adalah selembaran kertas yang berisi tulisan dengan kalimat-kalimat singkat, padat, mudah dimengerti, dan gambar-gambar yang sederhana yang berfungsi untuk memberikan keterangan singkat tentang suatu masalah.
❖ Keuntungan
- Informasi yang terdapat didalamnya dapat dibaca berulang-ulang
- Bahasa mudah dimengerti oleh semua orang
- Dapat disimpan dalam jangka waktu lama
- Penggunaan desain yang menari membuat orang lain tertarik untuk membaca informasi yang terdapat didalamnya
❖ Keterbatasan
- Biaya yang dibutuhkan untuk pembuatan cukup banyak
- Hanya bisa memberikan informasi secara singkat
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Diharapkan dari penyuluhan ini masyarakat lebih mengerti tentang ISPA dan lebih peduli tentang kesehatan diri sendiri, dengan itu masyarakat yang memiliki penyakit ISPA lebih mengerti apa yang harus di perbaiki dan menjaga gaya hidup sehat supaya terhindar dari penyakit terutama penyakit ISPA. Misalnya dengan mengkonsumsi makanan empat sehat lima sempurna, banyak minum air putih, olah raga dengan teratur, serta istirahat yang cukup, kesemuanya itu akan menjaga badan kita tetap sehat. Karena dengan tubuh yang sehat maka kekebalan tubuh kita akan semakin meningkat, sehingga dapat mencegah virus / bakteri yang akan masuk ke tubuh kita.
4.2 Saran
1. Bagi Masyarakat Sukamakmur
Diharapkan masyarakat mempunyai pengetahuan kesehatan terutama pengetahuan mengenai penyakit ISPA supaya dapat menghindari dan memperbaiki gaya hidup dan pola makan yang kurang sehat
2. Bagi Puskesmas Sukamakmur
Diharapkan meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan memberikan penyuluhan dan leaflet.
3. Bagi Penulis
Diharapkan dengan adanya makalah ini pembaca khususnya kita sebagai dokter muda dapat memahami tentang promosi kesehatan dalam rangka memajukan kesehatan masyarakat serta meningkatkan derajat kesehatan, dan dengan promosi kesehatan yaitu melalui penyuluhan kesehatan atau pendidikan kesehatan kita sebagai dokter muda dapat mencegah berbagai penyakit . Bagi pembuat kebijakan yaitu pemerintah juga dapat di harapkan dapat melihat kondisi masyarakat yang ada di Indonesia serta melakukan monitoring dan evaluasi dalam pembuatan kebijakan tersebut .
DAFTAR PUSTAKA
1. Adesanya, O. A., & Chiao, C. (2017). Environmental Risks Associated With Symptoms Of Acute Respiratory Infection Among Preschool Children In North-Western And South-Southern Nigeria Communities. International Journal Of Environment Research And Public Health, 14(11). https://doi.org/10.3390/ijerph14111396
2. I Dewa Agung Ngurah M, (2016). Gambaran Perilaku Masyarakat di Desa Purwerejo Kecamatan Modayag Kabupaten Bolaang Mongondo Timur Terhadap Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). Jurnal Kedokteran Komunitas dan Tropik. http://id.portalgaruda. org/index.php?ref= browse&mod=viewarticl e&article=172572
3. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2017). “Pedoman Pengendalian Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan”. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
4. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2017). Pedoman Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan akut untuk Penanggulangan Pneumonia Balita. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
5. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2018). Laporan riset kesehatan dasar 2013.Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
6. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2018). Riset Kesehatan Dasar 2018. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
7. Prasetyo, Adam Adjie. (2019). “ISPA Masih Menjadi Penyakit Peringkat Pertama di Ciawi. https://www. kompasiana.com/ adamadjie/5c7de301c112fe6fde21 3643/ispa-masih-menjadi-penyakit- peringkat-pertama-di-ciawi
8. World Health Organization. (2016). Pneumonia. Geneva: World Health Organization (WHO). from http://www.who.int
LAMPIRAN
DOKUMENTASI