Sunday 6 November 2022

MAKALAH MEKANISME KERJA HORMON

 

Daftar isi

 

Kata pengantar........................................................................................... ii

Daftar isi.......................................................................................................... iii

Bab I pendahuluan...................................................................................... 1

A . Latar Belakang Masalah  .......................................................................... 1

B . Rumusan masalah...................................................................................... 1

C.  Tujuan penulisan........................................................................................ 2

 

BAB II PEMBAHSAN........................................................................................... 3

2.1  Pengertian Hormon .................................................................................. 3

2.2. Sifat - sifat Hormon ................................................................................. 3

2.3  Mekanisme Kerja Hormon........................................................................ 5

2.4. Klasifikasi Hormon................................................................................... 8

 

BAB III PENUTUP............................................................................................... 12

A . Kesimpulan............................................................................................... 12

B . Saran......................................................................................................... 12

 

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 13

 

 

 

 


BAB I

PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang Masalah

Organisme multiseluler memerlukan mekanisme untuk komunikasi antar sel agar dapat memberi respon dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan eksternal dan internal yang selalu berubah.

Sistem Endokrin dan susunan saraf merupakan alat utama dimana tubuh mengkomunikasikan antara berbagai jaringan dan sel. Sistem saraf sering di pandang sebagai pembawa pesan melalui sistem stuktural yang tetap. Sistem Endokrim dimana berbagai macam “Hormon” di sekresikan oleh  kelenjar  spesifik,  di  angkut  sebagai  pesan  yang  bergerak  untuk bereaksi pada sel atau organ targetnya (definisi klasik dari hormon).

Hormon beredar di dalam sirkulasi darah dan fluida sel untuk mencari sel target.  Ketika hormon  menemukan  sel target,  hormon  akan mengikat protein reseptor tertentu pada permukaan sel tersebut dan mengirimkan sinyal.

Reseptor protein akan menerima sinyal tersebut dan bereaksi baik dengan mempengaruhi ekspresi genetik sel atau mengubah aktivitas protein selular, termasuk di antaranya adalah perangsangan atau penghambatan pertumbuhan serta apoptosis (kematian sel terprogram), pengaktifan atau penonaktifan sistem kekebalan, pengaturan metabolisme dan persiapan aktivitas baru (misalnya terbang, kawin, dan perawatan anak), atau fase kehidupan (misalnya pubertas dan menopause).

Pada banyak kasus, satu hormon dapat mengatur produksi dan pelepasan hormon lainnya. Hormon juga mengatur siklus reproduksi pada hampir semua organisme multiselular.

  1. Rumusan masalah

a)      Apa yang dimaksud dengan hormon?

b)      Apa saja sifat-sifat hormon?

c)      Bagaimana klasifikasi hormon?

d)     Bagaimana mekanisme kerja hormon?

e)      Bagaimana pengaturan produksi hormon dan faktor yang mempengaruhi

kadar hormon dalam darah?

 

  1. Tujuan penulisan

a.   Untuk mengetahui pengertian hormon b.   Untuk mengetahui sifat hormon

c.   Untuk mengetahui klasifikasi hormon

d.   Untuk mengetahui mekanisme kerja hormon

e.   Untuk  mengetahui  produksi  hormon  dan  faktor  yang  mempengaruhi kadar hormone dalam darah.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

2.1  Pengertian Hormon

Kata hormon berasal dari bahasa Yunani yang berarti “menimbulkan atau membangkitkan”. Hormon adalah suatu zat kimia yang bertugas sebagai pembawa tugas (chemical messenger), disekresikanoleh sejenis jaringan, dalam jumlah  yang  sangat  kecil  dan  dibawa  oleh  darah  menuju  target  jaringan dibagian lain dari tubuh untuk merangsang aktivitas biokimia atau fisiologi yang khusus.

Hormon adalah zat kimia yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin atau kelenjar buntu. Kelenjar ini merupakan kelenjar yang tidak mempunyai saluran sehingga sekresinya akan masuk aliran darah dan mengikuti peredaran darah ke seluruh tubuh. Apabila sampai pada suatu organ target , maka hormon akan merangsang terjadinya perubahan . pada umumnya pengaruh hormon berbeda dengan saraf. Perubahan yang dikontrol oleh hormon biasanya merupakan perubahan yang memerlukan waktu panjang. Contohnya pertumbuhan dan pemasakan seksual.

Hormon (dari bahasa yunani yaitu hman “yang menggerakan”) adalah pembawa pesan kimiawi antarsel atau antar kelompok sel. Semua organisme multiselular , termasuk tumbuhan memproduksi hormon. Hormon berfungsi untuk memberikan sinyal ke sel target yang selanjutnya akan melakukan suatu tindakan atau aktivitas tertentu.

Pada  prinsipnya  pengaturan  produksi  hormon  dilakukan  oleh hipotalamus ( bagian dari otak ) . hipotalanus mengontrol sekresi banyak kelenjar yang lain, terutama melalui kelnjar pituitari , yang  juga mengotrol kelenjar-kelenjar  lain.  Hipotalamus  akan  memerintahkan  kelenjar  pituitari untuk meneksreksikan hormonnya dengan mengirim impuls saraf ke lobus posteriornya.

 

2.2. Sifat - sifat Hormon

1.   Beberapa hormon polipeptida dibuat sebagai prekursor yang tidak aktif.

Beberapa hormon polipeptida, termasuk insulin dan glukagon, disintesis oleh sel-sel endrokrin induknya sebagai prekursor yang tidak aktif, yang disebut prohormon. Prekursor yang tidak aktif tersebut mengandung rantai polipeptida yang lebih panjang daripada hormon aktifnya sendiri. Prohormon disimpan dalam bentuk tidak aktif didalam sel endokrin, sering kali di dalam granula-granula sekresi, siap untuk diubah dengan cepat menjadi bentuk-bentuk aktifnya oleh perubahan enzimatik ketika sel tersebut menerima isyarat yang tepat.

2.   Hormon-hormon berfungsi dalam konsentrasi yang sangat kecil dan sebagian besar berumur pendek.

Hormon-hormon berada dalam darah pada konsentrasi istirahat yang sangat  rendah,  berkisar  dalam  satuan  mikromolar  (10-6    M)  sampai dengan pikomolar (10-12  M), yang dapat dibandingkan dengan konsentrasi normal glukosa pada kisaran milimolar, kira-kira 4x10-3  M. Karena alasan inilah, hormon-hormon sangat sukar untuk diisolasi, diidentifikasikan dan diukur secara akurat. Hormon didalam darah berumur pendek, kadang-kadang hanya dalam kisaran menit. Sekali kehadirannya  tidak  diperlukan  lagi,  dengan  cepat  hormon  dijadikan tidak aktif oleh aktivitas enzim.

 

3.   Beberapa hormon bereaksi segera, lainnya bereaksi secara lambat.

Beberapa  hormon  menghasilkan  respon  fisiologis  dan  biokimiawi dengan cepat. Beberapa menit setelah adrenalin disekresikan ke dalam aliran darah, hati menanggapi dengan mengeluarkan glukosa ke dalam darah. Sebaliknya, hormon-hormon tiroid atau estrogen menghasilkan respon  maksimal  didalam  jaringan  target  setelah  berjam-jam  atau bahkan berhari-hari. Perbedaan-perbadaan waktu respon tersebut berkaitan dengan perbedaan dalam mekanisme aksinya.

 

4.   Hormon berikatan dengan reseptor spesifik pada atau di dalam sel target.

Tahap pertama dalam kerja hormon adalah pengikatan dengan suatu molekul atauu kumpulan molekul yang khas, yang disebut hormon reseptor, yang berlokasi pada permukaan sel atau di dalam sitosol sel target. Reseptor untuk hormon-hormon peptida dan amina yang larut di dalam air yang tidak segera menembus membran sel, terletak pada permukaan luar sel target. Reseptor hormon steroid yang larut di dalam lipida yang segera melewati plasma membran sel targetnya, adalah protein khas yang terletak dalam sitosol sel.

 

5.   Hormon mungkin memiliki “pembantu pesan kedua” intraselular.

Sesaat reseptor hormon pada atau di dalam sel target ditempati oleh molekul  hormon,  reseptor  itu  menjalani  suatu  perubahan  yang  khas yang membentuk atau membebaskan molekul pembawa pesan intraseluler, disebut “pembawa pesan kedua” (second messenger). Pembawa  pesan  ini  merupakan   isyarat  dari  reseptor   hormon   ke beberrapa sistem enzim atau molekul didalam sel yang membawa perintah-perintah yang berasal dari hormon. Pembawa pesan intraseluler dapat mengatur reaksi enzim yang khas atau menyababkan gen atau serangkaian gen yang tidak aktif menjadi terekspresi.

 

2.3  Mekanisme Kerja Hormon

Earl Sutherland memulai penelitiannya tentang mekanisme kerja enzim pada tahun 1950. Mula-mula ia bertujuan untuk mengetahui bagaimana epinefrin dan glukagon  bekerja pada reaksi pemecahan glikogen dan pembentukan glukosa oleh hati. Yang diamati pertama kali ialah bahwa reaksi pemecahan glikogen menjadi glukosa dipercepat oleh hormon- hormon tersebut. Epinefrin dan glukagon dapat bekerja pada reaksi tersebut. Pada penelitian lebih lanjut Sutherland menemukan bahwa adanya epinefrin dan glukagon pada reaksi pemecahan glikogen telah menimbulkan terbentuknya suatu zat yang tahan panas sebagai zat antara. Dari analisis kimia ternyata zat tersebut ialah AMP siklik, atau adenosin 3’, 5’ monofosfat. Selanjutnya diketahui bahwa AMP siklik ini terbentuk dari ATP oleh enzim adenil siklase. AMP siklik dapat dihidrolisis oleh enzim fosfodiesterase menjadi AMP.

 

Hasil penelitian Sutherland lebih lanjut dapat menjelaskan konsep tentang mekanisme kerja hormon. Hal-hal penting pada konsep tersebut adalah:

a)      Sel mengandung reseptor bagi hormon  dalam membran plasma.

b)      Penggabungan hormon dengan reseptornya dalam membran plasma dapat merangsang siklase adenil yang juga terdapat dalam membran plasma.

c)      Peningkatan  aktivitas  siklase  adenil  menyebabkan  meningkatnya  jumlah AMP siklik dalam sel.

d)     AMP  siklik  bekerja  dalam  sel  untuk  mengubah  kecepatan  satu  atau beberapa proses.

Dari konsep tersebut dapat digambarkan mekanisme kerja hormon serta peranan AMP siklik sebagai berikut.

Adanya rangsangan dari luar maupun dari dalam menyebabkan kelenjar endokrin memproduksi dan mengeluarkan hormon ke dalam plasma darah. Setelah sampai pada sel yang menjadi tujuan, hormon bergabung dengan reseptor  dan  meningkatkan  aktivitas  adenil  siklase  yang  terdapat  pada membran.Aktivitas adenil siklase yang meningkat ini menyebabkan peningkatan pembentukan  AMP  siklik  yang  terdapat  dalam  plasma  sel  yang  dapat mengubah  proses  di  dalam  sel  tersebut,  misalnya  aktivitas  enzim  , permeabilitas membran dan sebagainya. Keseluruhan proses yang berubah ini dapat terwujud dalam tindakan sebagai jawaban fisiologik atau usaha yang dilakukan oleh manusia. Proses yang bersifat hormonal ini terdiri atas dua  tahap,  yaitu  tahap  pertama  pembentukan  hormon  sampai  tiba  pada dinding sel atau plasma, sedangkan tahap kedua ialah peningkatan jumlah AMP siklik  hingga terjadinya pertumbuhan atas proses dalam sel. Mekanisme Siklase Adenilat

Enzim siklase adenilat mengubah ATP menjadi 3,5-adenosin monofosfat siklik, disingkat sebagai cAMP. siklase adenilat berlokasi pada membran sel, mungkin didekat reseptor pengikat hormon. Dengan beberapa jalan, kombinasi hormon dan reseptornya mengaktifkan siklase adenilat, dan ATP diubah menjadi cAMP, bukti percobaan baru-baru ini menyarankan bahwa prostaglandin tertentu dapat menyesuaikan aktivitas siklase adenilat dan dengan jalan ini mengatur tanggapan intrasel terhadap stimulasi oleh hormon tertentu. cAMP diinaktifkan oleh konversinya menjadi 5’-adenosin monofosfat  (5’-AMP)  lewat  kerja  fosfodiesterase.  Metal  xantin  seperti kafein dan teofilin menghambat reaksi fosfodiasterase dan dengan demikian menurunkan  laju  pemecahan  cAMP.  hal  ini  mengakibatkan  pengikatan kadar   cAMP   dalam   sel   dan   dengan   demikian   memperbesar   atau memperkuat pengaruh cAMP.

Kerja  yang  ditimbulkan  oleh  hormon  yang  meningkatkan konsentrasi cAMP bisa diakhiri dengan sejumlah cara termasuk hidrolisis cAMP   oleh   fosfodiesterase.   Enzim   hidrolisis   ini   menjamin   proses pergantian sinyal yang cepat dengan demikian juga penghentian proses biologik yang cepat begitu stimulus hormonal dihilangkan. Inhibitor fosfodiesterase,yang paling terkenal adalah derivat xantintermetilasi seperti kafein dan teofilin, akan meningkatkan cAMP intrasel,meniru atau memperpanjang kerja hormon. (Indah, Mutiara. 2004)

 

Penjelasan Kinerja Hormon

 

      Model umum. Hormon yang bergabung dengan suatu penerima (reseptor)

akan  mengaktifkan  reaksi  kimiawi  untuk  membuat  second  messengers, yang memicu terjadinya berbagai tanggapan sel terhadap sinyal awal.

      Kemudian  reseptor  berada  pada  permukaan  sel  target.  Pada  kasus  lain,

hormon masuk ke dalam sel dan berikatan dengan reseptor khusus yang berada di dalam sel.

            Rangsangan  lingkungan  juga  dapat  mengawali  lintasan  sinyal,  misalnya konversi fitokrom adalah tahap pertama dalam transduksi sinyal yang mengarah pada tanggapan sel terhadap cahaya merah.

 

Mekanisme Kerja Hormon Protein.

 

Reseptor  hormon  protein  bersifat  spesifik  dan  terdapat  pada  membran plasma sel target. Interaksi hormon dengan reseptornya mengakibatkan perangsangan  atau  penghambatan  enzim  adenilsiklase  yang  terikat  pada reseptor tersebut.

Interaksi hormon-reseptor ini mengubah mengubah kecepatan sintesis siklik AMP dari ATP. Selanjutnya siklik AMP berfungsi sebagai mediator intrasel untuk  hormon  tersebut  dan  seluruh  sistem  ini  berfungsi  sebagai  suatu mekanisme spesifik sehingga efek spesifik suatu hormon dapat terjadi.

Untuk protein ini siklik AMP menyebabkan aktivasi enzim-enzim protein kinase yang terlibat dalam proses fosforilasi pada sintesis protein dalam sel. Siklik AMP ini  mempengaruhi kecepatan  proses  ini.  Hormon-hormon  yang bekerja dengan cara diatas ialah hormon tropik adenohipofisis misalnya MSH (melanocyte stimulating hormone), glukagon, hormon paratiroid, dan gonadropin. Beberapa hormon membutuhkan ion Ca sebagai mediator intraselularnya (intracellular messenger, second messenger), molekul lain yang juga dapat bekerja sebagai mediator intrasel adalah GMP, diasilsgliserol, dan inositol trifosfat.

 

Mekanisme Kerja Hormon Steroid

Hormon steroid melewati membran sel masuk ke dalam sitoplasma setiap sel, baik sel target hormon steroid maupun sel lainnya. Tetapi reseptor hormon steroid hanya terdapat  di dalam sel target yaitu dalam sitoplasmanya.

Bila hormon steroid berikatan dengan reseptor sitoplasma maka kompleks hormon-reseptor tersebut dengan atau tanpa modifikasi akan  di transportasi ketempat kerjanya (sites of action) di dalam inti sel yaitu pada kromatin. Selanjutnya terjadilah beberapa hal yang berhubungan dengan peningkatan sintesis protein sesuai dengan fungsi masing-masing sel target.

 

 

2.4. Klasifikasi Hormon

Hormon dapat diklasifikasikan melalui berbagai cara yaitu menurut komposisi kimia, sifat kelarutan , lokasi resptor dan sifat sinyal yang mengantarai kerja hormon di dalam sel :

a)      Kalsifikasi hormon berdasarkan senyawa kimia pembentuknya :

  • Golongan  steroid  yang  termasuk  golongan  ini  adalah  turunan  darikolestrol yaitu androgen , esterogen dan adrenokortikoid.
  • Golongan Eikosanoid yaitu asam arachidonat
  • Golongan  derivat  Asam  Amino  dengan  molekul  yang  kecil  ,  yang termasuk golongan ini adalah Thyroid , katekolamin , epinefrin dan trioksin.
  • Golongan polipeptida / protein antara lain  insulin , glukagon , GH, TSH oksitosinvasoperin, hormon yang dikeluarkan oleh mukosa dan lain- lain.

b)      Berdasarkan sifat kelarutan molekul hormonLipofilik :

  • Kelompok hormon yang dapat larut dalam lemak contohnya hormon golongan  asteroid  (  estrogen,  progesteron,  testoreon,  glukokortikoid, aldostreon) dan tironin (misalnya trioksin).
  • Hidrofilik  yaitu  kelompok  hormon  yang  dapat  larut  dalam  air  , contohnya  insulin  ,  glukagon,  hormon  adrenokortikropik  (ACTH) gastrin dan katekolamin (misalanya dopamin , norepinefrin , epinefrin). c.   Berdasarkan lokasi reseptor hormone
  • Hormon yang berkaitan dengan hormon dengan reseptor intraseluler
  • Hormon     yang     berkaitan     dengan     reseptor     permukaan     sel (plasmamembran)

 

  1. Pengaturan Produksi hormon

Hormon merupakan salah satu sistem koordinasi di dalam tubuh dengan menggunakan cairan yang diedarkan oleh pembuluh darah. Dengan menggunakan hormon rangsang lebih lambat diberi tanggapan. Satu kelebihan koordinasi menggunakan hormon yaitu dengan sedikit saja hormon mampu mempengaruhi organ-organ yang menjadi sasarnnya.

 

Pada prinsipnya pengaturan produksi hormon dilakukan oleh hipotalamus (bagian dari otak). Hipotalamus mengontrol sekresi banyak kelenjar   yang   lain,   terutama   melalui   kelenjar   pituitari,   yang   juga mengontrol kelenjar-kelenjar lain. Sebagian besar informasi tentang tubuh manusia ada di hipotalamus.  Hipotalamus menerjemahkan informasi ini, mengambil keputusan penting,  dan memerintahkan sel-sel menjalankan keputusannya.  Pada gambar, terlihat letak hipotalamus di otak.  Kekuasaan maha hebat Allah yang menyebabkan hipotalamus mampu membuat keputusan penting.

 

Hipotalamus, suatu bagian khusus dari otak adalah pusat koordinasi dari system endokrin. Hipotalamus ini menerima dan mengintegrasikan pesan dari susunan   syaraf   pusat.   Sebagai   jawaban   dari   pesan   ini,   hipotalamus memproduksi sejumlah hormon pengatur hipotalamik, yang dikirimkan ke kelenjar putuitari, yang berlokasi d bawah hipotalamus. Setiap hormone hipotalamus mengatur sekresi suatu hormone spesifik yang dikeluarkan oleh bagian anterior atau posterior dari kelenjar putuitari. Beberapa hormon hipotolamik akan merangsang pituitari untuk menseksresikan hormon tertentu, sedangkan yang lain akan menghambat sekresi hormon. Sekali kelenjar pituitari ini, maka hormon akan disekresikan ke dalam darah untuk dibawa ke kelenjar endokrin lain, termasuk di dalamnya adrenal korteks, sel-sel endokrin pancreas, kelenjar tiroid, dan ovarium dan testes. Hipotalamus akan memerintahkan kelenjar pituitari untuk mensekresikan hormonnya dengan mengirim faktor regulasi ke lobus anteriornya dan mengirim impuls saraf ke posteriornya. Selanjutnya  kelenjar-kelenjar  ini  terstimulasi  untuk  mensekresikan  hormon- hormon spesifik, yang dibawa oleh darah menuju reseptor hormon di dalam atau pada sel jaringan target. (Lehninger, 1982)Kelenjar pituitari terdiri atas dua bagian: kelenjar depan (anterior) dan belakang (posterior). Setiap bagian menghasilkan hormon berbeda.

 

1)  Kelenjar Pituitari Depan

Kelenjar   pituitari   depan   menghasilkan   enam   hormon   berbeda   yang fungsinya telah tertentu. Sebagian hormon yang bekerja pada kelenjar hormon lainnya disebut “hormon tropik”. Hormon ini dirancang untuk mengatur sistem hormon. Pada halaman berikut kita akan mempelajari fungsi-fungsi hormon tropik bersama dengan susunan dan fungsi kelenjar- kelenjar hormon yang dihasilkannya. Kelompok lain hormon-hormon ini merangsang jaringan tubuh. Nama-nama hormonnya sebagai berikut:

 

Hormon yang merangsang kelenjar endokrin/hormon lain (tropik):

a)      Hormon perangsang tiroid (TSH)

b)      Hormon perangsang kelenjar adrenal (ACTH, hormone adrenokortikotropik)

c)      Hormon perangsang folikel (FSH)

d)     Hormon Luteneizing (LH).

 

Hormon-hormon yang bekerja pada jaringan tubuh (non-tropik)

a)      Hormon pertumbuhsan (GH)

b)      Hormon prolaktin (PRL).

 

2)  Kelenjar Pituitari Belakang

Bagian   belakang   kelenjar   pituitari   adalah   tempat   menyimpan hormon yang dihasilkan oleh hipotalamus. Pada keadaan yang sesuai, hormon-hormon ini dilepaskan dengan perintah dari hipotalamus. Hormon- hormon itu adalah:

a)      Vasopresin (hormon antidiuretik)

b)      Oksitosin

 

  1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kadar Hormon Dalam Darah

 

Hormon-hormon berada dalam darah pada konsentrasi istirahat yang sangat rendah, berkisar dalam satuan mikromolar (10-6 M) sampai dengan pikomolar (10-12 M), yang dapat dibandingkan dengan konsentrasi normal glukosa pada kisaran milimolar, kira-kira 4x10-3 M.

 

Jika sekresi hormone dirangsang, konsentrasinya di dalam darah meningkat, kadang-kadang dengan menyolok. Pada saat penghentian sekresi, konsentrasi hormone kembali dengan cepat ke taraf istirahat. Hormone di dalam darah berumur pendek, kadang-kadang hanya dalam kisaran menit. Sekali kehadirannya tidak diperlukan lagi, dengan cepat hormon dijadikan tidak aktif oleh aktifitas enzim. ( Lehninger, 1982) Mekanisme umpan balik (Feed back) merupakan salah satu mekanisme tubuh  agar  tetap  dalam keadaan  homeostasis.  Kebanyakan,  umpan  balik  di

dalam tubuh bersifat negatif, artinya tubuh akan mengurangi produksi suatu zat tertentu jika jumlah/rangsangan dari zat yang bersangkutan berlebihan, dan sebaliknya. Tetapi ada beberapa mekanisme umpan balik yang bersifat positif, artinya semakin tinggi rangsangan/ jumlah suatu zat maka akan semakin banyak pula produksi zat tersebut oleh tubuh.

Kadar  hormon  dalam  darah  dikontrol  dengan  sistem  umpan  balik negatif. Sistem umpan balik negatife merupakan mekanisme utama dalam system endokrin untuk mempertahankan homeostasis. Sekresi hormon spesifik dirangsang atau dihambat oleh perubahan fisiologis khusus. Contoh: kadar glukosa darah dan respon insulin. Down regulation adalah penurunan reseptor hormon   yang menurunkan sensitifitas terhadap hormonnya. Up-regulation: adalah peningkatan jumlah reseptor yang menyebabkan sel menjadi lebih sensitive terhadap bagian hormon.

Manakala  kadar  hormon  telah  mencukupi  untuk  menghasilkan  efek yang dimaksudkan, kenaikan kadar hormon lebih jauh dicegah oleh umpan balik negatif. Peningkatan kadar hormon mengurangi perubahan awal yang memicu pelepasan hormon. Misalnya pengsekresi ACTH dari kelenjar pituitari anterior merangsang pelepasan kortisol dari korteks adrenal, menyebabkan penurunan pelepasan ACTH lebih banyak.

 

 

 

 

 

 

 

 

 


BAB III

PENUTUP

  1. Kesimpulan

Kata hormon berasal dari bahasa Yunani yang berarti “menimbulkan atau membangkitkan”. Hormon adalah suatu zat kimia yang bertugas sebagai pembawa tugas (chemical messenger), disekresikanoleh sejenis jaringan Beberapa sifat hormone :

 Beberapa hormon polipeptida dibuat sebagai prekursor yang tidak aktif.

  • Hormon-hormon berfungsi dalam konsentrasi yang sangat kecil dan sebagian besar berumur pendek.
  • Beberapa hormon bereaksi segera, lainnya bereaksi secara lambat.
  • Hormon berikatan dengan reseptor spesifik pada atau di dalam sel target.
  • Hormon mungkin memiliki “pembantu pesan kedua” intraselular.

            Hasil  penelitian  Sutherland  lebih  lanjut  dapat  menjelaskan  konsep tentang mekanisme kerja hormon. Hal-hal penting pada konsep tersebut adalah:

 

1)      Sel mengandung reseptor bagi hormon  dalam membran plasma.

2)      Penggabungan hormon dengan reseptornya dalam membran plasma dapat merangsang siklase adenil yang juga terdapat dalam membran plasma.

3)      Peningkatan aktivitas siklase adenil menyebabkan meningkatnya jumlah AMP siklik dalam sel.

4)      AMP siklik bekerja dalam sel untuk mengubah kecepatan satu atau beberapa proses.

 

  1. Saran

Semoga penulisan makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Jika ada kekurangan dan kesalahan dalam penulisan makalah ini, mohon sangat diharapkan  kritik  dan  saran  dari pembaca  yang  sifatnya  membangun  untuk penyusunan makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Anonim,    2009.    Hormon.    Diakses    pada    tanggal    23   April    2016    : http://id.answers.yahoo.com/question/index? qid=20100928043828AAsRmEQ

Anonim, 2010.  Hormon dan system Endokrin. Diakses pada tanggal 22 April

20116 : http://medicastore.com/penyakit/761/Hormon_&_Sistem_Endokrin.htm l.

Dicha,  2010.  Sistem  Hormon.     Diakses  pada  tanggal  22  April  2016  :

http://dicha85.wordpress.com/page/3/

Erwina, 2010. Hormon dan Sistem endokrin. Diakses pada tanggal 23 April

2016          :          http://erwinadr.blogspot.com/2010/11/hormon-sistem- endokrin.html

 

.

No comments:

Post a Comment