Thursday 23 September 2021

ASUHAN KEPERAWATAN DENGUE HEAMORANGIC FEVER

 

ASUHAN KEPERAWATAN

DENGUE HEAMORANGIC FEVER


 

 

 

 

Disusun

Oleh :

 

KELOMPOK 4

 

1.      Syifa Karmila

2.      Riska Humairah

3.      M.Al Fajri

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ABULYATAMA ACEH

2021


KATA PENGANTAR

 

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya sehingga makalah tentang DHF (Dengue Haemorrhagic Fever) untuk mata kuliah keperawatan medikal bedah dapat terselesaikan dengan baik. Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini ialah untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen kepada kami sebagai mahasiswa program studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Abulyatama.

Kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan baik dari cara penulisan maupun isi dari makalah ini, karenanya kami siap menerima baik kritik maupun saran dari dosen dan pembaca demi tercapainya kesempurnaan dalam pembuatan berikutnya.

Kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini,kami sampaikan penghargaan dan terima kasih.Semoga Tuhan yang Maha Esa senantiasa melimpahkan berkat dan bimbingannya kepada kita semua.

 

 

 

 

Lampoh Keude,  23 September 2021

 

 

Kelompok 4


DAFTAR ISI

 

KATA PENGANTAR........................................................................................... i

DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii

 

BAB 1 PENDAHULUAN..................................................................................... 1

A.    Latar Belakang............................................................................................. 1

B.    Tujuan  ......................................................................................................... 2

           

BAB II TINJAUAN TEORITIS.......................................................................... 3

A.    Definisi penyakit Demam Dengue Fever (DHF)......................................... 3

B.    Anatomi Fisiologi ........................................................................................ 3

C.    Etiologi......................................................................................................... 7

D.    Patofisiologi................................................................................................. 7

 

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN............................................................... 9

A.    Pengkajian ................................................................................................... 9

B.    Diagnosa Keperawatan.............................................................................. 10

C.    Intervensi rencana keperawatan................................................................. 10

D.    Implementasi keperawatan ........................................................................ 14

E.     Edukasi ...................................................................................................... 14

 

BAB IV PENUTUP............................................................................................. 16

A.    Kesimpulan ................................................................................................ 16

B.    Saran .......................................................................................................... 16

 

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 17

 

 

 


BAB 1

PENDAHULUAN

 

A.    Latar Belakang

Hak fundamental setiap individu yang ditanyakan secara global dalam konstitusi WHO merupakan kesehatan, pada decate terakhir telah disepakati komitmen global Millenium Development Goals ( MDGs ) yang penyatakan pembangunan kesehatan adalah pangkal kecerdasan, produktivitas dan kesejahteraan manusia serta Kementrian Kesehatan telah menetapkan visi “ Masyarakat Sehat Yang Mandiri dan Berkeadilan “ ( Kemenkes, 2011 ) Mufidah (2012), berdasarkan data World Health Organization (WHO), diperkirakan 500.000 pasien DBD membutuhkan perawatan di rumah sakit dalam setiap tahunnya dan sebagian besar penderitanya adalah anak-anak. Ironisnya, sekitar 2,5% diantara pasien anak tersebut diperkirakan meninggal dunia. Penyebaran penyakit DBD semakin besar ketika musim hujan atau pancaroba tiba. Hampir bisa dipastikan terjadi peningkatan jumlah masyarakat yang terjangkit DBD (Mufidah, 2012).

Peran perawat terhadap penyakit DHF salah satunya adalah pemberi informasi kepada penderita penyakit DHF, untuk menghindari kemungkinan efek yang lebih lanjut. Banyak sekali efek buruk yang terjadi pada penyakit DHF, oleh karena itu penting sekali perawat dalam memberikan informasi tentang DHF. Selain itu peran perawat adalah sebagai advokat pasien memberikan pelayanan sesuai standar yang harus di berikan kepada pasien.

Dan juga sebagai sebagai fasilitator, peran ini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan yang terdiri dari dokter, fisioterapis, ahli gizi dan lain-lain berupaya mengidentifikasi pelayanakeperawatan yang diperlukan termasuk diskusi atau tukar pendapat dalam penentuan bentuk pelayanan selanjutnya. Berdasarkan latarbelakang yang telah penulis paparkan diatas dan mengingat pentingnya pencegahan dan pemberantasan sarang nyamuk dan penyakit DHF, sehingga penulis tertarik membuat karya tulis ilmiah dengan judul “ Asuhan Keperawatan Paa An. D dengan DHF (Dengeu HaemorrhagicFever) di ruang Inap Anak RSUD Achmad Mochtar Bukittinggi Tahun 20019 ”.

 

B.     Tujuan 

1.      Untuk melaksanakan asuhan keperawatan pada klien yang mengalami Dengue Hemorrhagic Fever (DHF).

2.      Mampu menyusun konsep dasar Dengue Hemorhagic Fever ( DHF )

3.      Mampu melakukan pengkajian keperawatan terhadap asuhan keperawatan pada anak yang mengalami Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) .

4.      Mampu merumuskan diagnosa keperawatan terhadap asuhan   keperawatan pada anak yang mengalami Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) .

5.      Mampu menyusun intervensi keperawatan terhadap asuhan keperawatan pada anaK  mengalami Dengue Hemorrhagic Fever DHF)

6.      Mampu melakukan implementasi keperawatan terhadap asuhan keperawatan pada anak yang mengalami Dengue Hemorrhagic Fever (DHF)

7.      Mampu melakukan evaluasi keperawatan terhadap asuhan keperawatan pada anak yang mengalami Dengue Hemorrhagic (  DHF)

8.      Mampu melakukan pendokumentasian keperawatan terhadap asuhan keperawatan pada anak yang mengalami Dengue Hemorhagic Fever (DHF).

 


BAB II

TINJAUAN TEORITIS

 

A.      Definisi penyakit Demam Dengue Fever (DHF)

Demam Dengue Fever ( DHF ) atauu DBD adalah penyakit infeksi yang disebabkanoleh virus dengan minifestasi klinisdemam, nyeriotot atau nyerisendi yang disertai leukpenia, ruang,limfadenopati, trombosit opnia dan diathesis hmoragic. Pada DBD terjadi pembesaran  yang dietandai dengan hemokonsentrasi (pningkatan hematocrit) atau penumpukan cairann dirongga tubuh. Sindrom renjatan dengue (dengue syoksyndrome) adalah demam berdarah yang ditandai oleh syokk (Sudowo et al, 2010).

DBD salah satu pnyakit yang disebabkan oleh virus dengan (arbovirus) yang masukkedalam tubuh melalui gigitan nyamuk eides aegepty (suriadi & rita yuliani, 2010). Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) adalah penyakit demam akut yang ditandai dengan empatgejala klnis utama yaitu dmam tinggi, perdarahan, hpatomegali, dan tanda kegagalan srikulasi sampai timbul jataan (sndromrejatan dngue) sebagai akibat dari kebocoran plasma pada darah yang dapat menyebabkan kematian(Padila, 2013).

 

B.       Anatomi Fisiologi

1.      Pembuluh Darah

Pembuluh darah ada 3 yaitu :

a.       Arteri merupakan pmbuluh drah yng kluar dri jntung yng mmbawa drah kseluruh bagian dan alattubuh. Pmbuluh drah arteri yng pling besar yang keluar dari ventrikel sinistra disebut aorta. Arteri ini mempunyai dindingyang kuat dantebal ttapi sifatnyaelastic dan terdiri dari 3lapisan. Asuhan Keperawatanpda arteri yng palingg bsar didalam tbuh yaituu orta dan arteripulmonalis, gris tengahnya kirakira 1-3cm. Arteri inimempunyai cabang-cabang keseluruhan tubuh yang disebut arteriolayang akhirnya akan mnjadi pmbuluh darah rambut(kapiler). Arteri mndapat darah dari darah yng mngalir ddalamnya tetapi 20 hnya untuk tunika intima. Sedangkan umtuk lapisan lainnya mendapat darah dari pembuluh darah yng dsebut vasavasorum.

b.      Vena Vna (pmbuluh darah balik) mrupakan pmbuluh d4arah yng mmbawa darah dri bgian/alat-alat tbuh masuk kedalam jntung. Tentang bentuk ssunan dan juga prnafasan pmbuluh drah yng mnguasai vena sama dngan padaarteri. Katupkatup pada vena kbanyakan terdiri dari duakelompok yang gunanya umtuk mncegah darah agar tidakkembalilagi. Vena-vena yng ukrannya bsar diantaranyaa vna kavadan venapulmonalis. Venaini jga mmpunyai cbang yng lbih kcil yng dsebut venolusyang slanjutnya mnjadi kpiler.

c.       Kapiler Kpiler (pmbuluh darahrambut) mrupakan pmbuluh drah yng sngat hlus. Diameternya kra-kira 0,008mm. Asuhan Keperawatan pada dndingnya trdiri dri suatulapisan ndotel. Bgian tbuh yng tdak trdapat kpiler yaituu: rambut,kuku, dan tlang rwan. Pembuluhdarah rambut/kapiler pda mumnya mliputi sel-sel jringan. Oleh Karen itudindingnya sngat tipis maka plasma dan zat mkanan mdah mrembes kecairan jringan antarsel.

2.      Darah

Darah dalah cairann didalam pmbuluh drah yng mmpunyai fngsi sngat pnting dlam tbuh yaitufungsi trnsportasi dlam tbuh yaitumembawa ntrisi, oksigendari sus danparu-paru umtuk kmudian diedarkann keseluruh tbuh. Drah mmpunyai 2komponen yaitukomponen pdat dan koomponencair. Darah brwarna mrah, wrna mrah trsebut keadaannyaa tdak ttap, trgantung kpada bnyaknya O2danCO2 didalamnya. Apbila kndungan O2 lbih anyak mka wrnanya kan mnjadi mrah mda. Sdangkan Drah jga pmbawa danpenghantar hrmon. Hrmon dri klenjar ndokrin keorgan ssarannya. Drah mngangkut nzim, elektrolitdan brbagai zatt kmiawi umtuk ddistribusikan keseluruh tbuh.

 

 

a.       Sel-sel darah :

1)      Eritrosiit Eritrosit dibuat didlam sumsum tulang, di dalam sumsum tulang masih berainti, inti dilepaskan sesaat sebelum dilepaskan / keluar. Pda proses pembentukannya diperlukan Fe, Vit. B12, asam folat dan rantai globlin yang merupkan senyawa protein. Selain itu untuk proses pematangan (maturasi) diperlkan hormon eritropooetin yang dibuat oleh ginjal, sehingga bila kekrangan salah satu unsur pembentkan seperti di atas (kurang gizi) ataau ginjal mengalami keruusakan, maka terjadi gangguaan eritroosit (anemia). Umur peredaran eritrosit sekitar 105-120 hari. Pada kedaan penghancran eritrosit yang berlebihan, misalny pada hemdialisis darah, hepar kewawalahan kewalahan menglah bilirubin yang tiba-tiba banyak jumlahnya.

2)      Leukosit

Fungsi utama leukosit adalah sebagai perthanan tubuh dengan cara menghncurkan antigen (kuman, virus, toksin) yang masuk. Ada 5 jenis leuksit yaitu neutrofil, eosinoofil, basofil, limfosit, monosit. Jumah nomal leukosit 5.000-9.000 /mm3 . Bila jumlanya berkurang disebut leukopenia. Jika tubuh tidak membuat lekosit sama sekali disebut agraanulasitosis.

3)      Trombosit

Trobosit bukan berupa sel, tetapi berupa/berbentuk keping yang merupkan bagian-bagian kecil dari sel besar yang membuatny yaitu megakaryosit, di sumsum tulang dan lien. Ukurannya sekitar 2-4 mikron, dan umur peredarannya sekitar 10 hari. Trombosit mempunyai kemampuan untuk melakukan : • daya aglutinasi (membeku dan menggumpal) • daya adhesi (melekat) • daya agregasi (berkelompok) Jumlah trombosit 150.000-450.000/mm3 , fungsinya seabagai hemostasis dan pembekuan darah. Pembekuan darah proses kimiawi yang mempunyi pola tertentu dan berjalan dalam waktu singkat. Bila ada kerusakan pada dinding pembuluh darah maka trombosit akan berkumpul dan menutup lubang yang bocor dengan cara saling melekat, berkelompok dan menggumpal dan kemudian dilanjutkan dengan proses pembekuan darah .Kemampuan trombosit seperti ini karena trobosit mempunyai 2 zat yaitu Prostaglandin dan Tromboxan yang segera dikeluarkan bila ada kerusakan dinding pembuluh darah atau kebocoran, zat ini menimbulkan efek vassokontriksi pembuluh darah, sehingga aliran darah berkurang dan membantu proses pembekuan darah.

b.      Plasma

Plasma merupkan bagian caair dari darah. Plasma membntuk sektar 5% dari berat badan tubuh. Plasma adalah sebagai media sirkulasi elmen-elemen darah yang berbntuk (sel-sel darah merah, sel-sel darah putih, trombosit). Plasma juga berfungsi sebagai media transportasi bahan-bahan organk dan anorganik dari satuu organ atau jaringan ke organ atau jaringan lain. Komposisi dari plasma :

-        Air : 91-92%

-        Protein plasma : o Albumin (bagian besar pembentuk plasma protein, dibentuk di hepar).

-        Globulin (terbentuk di dalam hepar, limfosit dan sel-sel retikuloendotelial). Immunoglobulin merupakan bentuk globulin.

-        Fibrinogen

-        Protrombin.

-        Unsur-unsur pokok anorganik : Na, K, Cl, Magnesium, zat besi, Iodin

-        Unsur-unsur pokok organik : urea, asam urat, kreatinin, glukose, lemak, asam amino, enzim, hormon.

 Fungsi Protein Plasma :

a)      Memprtahankan tekanan osmotik plasma yang diperlukan untuk pembentukan dan penyerapan cairan jaringan.

b)      Dngan bergabung bersama asam dan alkali protein plasma bertndak sebagai penyngga dalam mempertahnkan pH normal tubuh.

c)      Fibringen dan protrombin adlah penting untuk pembekuan darah.

d)     Immunglobulin merupakan hal yang esensial dalam pertahanan tuuh melawan infeksi.

 

C.      Etiologi

Menurut Soedarto (2012), demam haemorrhagic fever (DHF)  disebabkan oleh :

a.       Virus Dengue.

Virus dengue yang menjadi penyebab penyakit ini termasuk ke dalam Arbvirus (Arthropodborn virus) group B, tetapi dari Tempat tipe yaitu virus dengue tipe 1,2,3 dan 4 keempat tipe virus dengue tersebut terdpat di Indonesia dan dapat dibedakan satu dari yg lainnya secara serologis virus dengue yang termasuk dalam gens flavirus ini berdiameter 40 nonometer dapat berkembang biak dengan b aik pada berbagai macam kultur jaringan baik yang bersal dari sel – sel mamalia misalnya sel BHK.

b.      Vektor.

Virus dengue serotipe 1, 2, 3, dan 4 yang ditularkan melalui vektor yaitu nyamuk aedes aegypti, nyamuk aedes albopictus, aedes polynesiensis dan beberapa spesies lain merupakan vector yang kurang berperan. Infeksi dengan salah satu serotipe akan menimbulkn antibodi seumur hidup terhadap serootipe bersangkutan tetapi tidak ada perlindungan terhadap serotipe jenis yang lainnya.

 

D.      Patofisiologi

Menurut Huda dan Kusuma 2015 Virus dengue maasuk ke dalaam tubuh manusia akan menyebabkn klien mengalami viremia. Beberpa tanda dan gejala yang muncul seeperti demam, sakit kepla, mual nyeri otot, pegal seluruh tubuh, timbulny ruam dan kelainan yang mungkin terjadi pada sistem vskuler. Pada penderita DBD, terdapat kerusakan yng umum pada sistem  vaskuler yang mengakibatkan terjadinya penngkatan permeabilitas dinding pembuluh darah. Plasma dapat menembus dinding vaskuler selama pross perjalanan penyakit, dari mulai demam hingga klieen mengalami renjatan berat.

Volume plasma dapat meniurun hingga 30%. Hal ini lah yang dapat mengakibatkan seseorang mengalami kegagalan sirkulasi. Adanya kebcoran plasma ini jika tidak segera di tangani dapat menyebabkn hipokisia jaringan, asidosis metabolic yang pada akhirny dapat berakibat fatal yaitu kematian. Virmia juga menimbulkan agresi trombosit dalam darah sehingga menyebabkan trombositopeni yang berpengaruh pada proses pembekuan 15 darah. Pubahan fungsioner pembuluh darah akibat kebocoran plasma yng berakhir pada perdarahan, baik pada jaringan kulit maupun saluran cerna biasanya menimbulkn tanda seprti munculnya prpura, ptekie, hematemesis, atapun melena.


BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

 

A.    Pengkajian

1.      Identitas Pasien

Nama, umur (pada DHF paling sering menyerang anak-anak dengan usia kurang dari  15 tahun), jenis kelamin, alamat, pendidikan, nama orang tua, pendidikan orang tua, dan pekerjaan orang tua.

2.      Keluhan Utama

Alasan/keluhan yang menonjol pada pasien DHF untuk datang ke rumah sakit adalah panas tinggi dan anak lemah.

3.      Riwayat Penyakit Sekarang

Didapatkan adanya keluhan panas mendadak yang disertai menggigil dan saat demam kesadaran composmentis. Turunnya panas terjadi antara hari ke-3 sampai ke-7, dan anak semakin lemah. Kadang-kadang disertai dengan keluhan batuk, pilek, nyeri telan, mual, muntah, anoreksia, diare/konstipasi, sakit kepala, nyeri otot dan persendian, nyeri ulu hati dan pergerakan bola mata terasa pegal, serta adanya manifestasi perdarahan pada kulit, gusi (grade III, IV), melena atau hematesis.

4.      Riwayat penyakit dahulu

Penyakit apa saja yang pernah diderita pada DHF, anak bisa mengalami serangan ulangan DHF dengan tipe virus yang lain.

5.      Riwayat penyakit keluarga

Penyakit apa saja yang pernah di derita sama keluarga klien

6.      Riwayat imunisasi

Apabila anak mempunyai kekebalan yang baik, maka kemungkinan akan timbulnya komplikasi dapat dihindari

7.      Riwayat gizi Status gizi

anak menderita DHF dapat bervariasi.Semua anak dengan status gizi baik maupun buruk dapat beresiko, apabila terdapat faktor predisposisinya.Anak yang menderita DHF sering mengalami. eluhan mual, muntah, dan nafsu makan menurun. Apabila kondisi ini berlanjut dan tidak disertai dengan pemenuhan nutrisi yang mencukupi, maka anak akan mengalami penurunan berat badan sehingga status gizinya menjadi kurang.

 

B.     Diagnosa Keperawatan

1.      Kekurangan volume cairan ( Hipovolemia ) berhubungan dengan peningkatan permeabilitas kapiler ditandai dengan mukosa bibir kering

2.      Defisit Nutrisi berhubungan dengan psikologis (keengganan untuk  makan) makanan ditandai dengan berat badan menurun

3.      Kurang Pengetahuan berhubungan dengan gangguan fungsi kognitif  ditandai dengan kurang informasi

4.      Resiko Perdarahan berhubungan dengan gangguaan koagulasi   (penurunan trombosit) ditandai dengan trombositopenia

5.      Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi virus dengue ditandai  dengan suhu tubuh diatas nilai normal

6.      Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik ditandai dengan mengeluh Lelah

 

C.    Intervensi rencana keperawatan

No

Diagnosa

Tujuan

Intervensi

1.

Hipovolemia berhubungan dengan kehilangan cairan aktif ditandai dengan mukosa bibir kering

Setelah dilalukan Tindakan keperawatan 1x 24 jam diharapkan hipovolemia terpenuhi.

Kriteria hasil :

 Status cairan.

Ø  Turgor kulit

Ø  Perasaan lemah

Ø  Keluhan haus

Ø  Tekanan darah

Ø  Intake cairan membaik

Ø  Suhu tubuh 

 

Observasi :

·         Manajemen hipovolemia observasi :

Pemeriksaan tanda dan gejala hipovelemik (tekana darah menurun, membrane mukosa kering, hematocrit meningkat)

 

ü  Monitor intake dan output cairan

 

Terapeutik :

ü  Hitung kebutuhan  cairan

ü  Berikan posisi modified trendelen burg

ü  Memberikan asupan cairan oral

 

Edukasi :

ü  Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral

ü  Anjurkan menghindari perubahan posisi mendadak

 

 

Kolaborasi :

ü  Kaloborasi [emberian cairan IV isotonis (misalnya : naCI,RL)

ü  Kalaborasi pemberian cairan IV hipotonis (misalnya : glukosa 2,5% NaCI 0,4%)

ü  Kalaborasi pemberian cairan koloid (misalnya albumin plasmanate)

ü  Kalaborasi pemberian produk darah

 

·         Pemantauan cairan

 

Obserfasi :

ü  Monitor status hidrasi

ü  Monitor berat badan

ü  Monitor hasil periksaan labotorium

 

Terapetik :

ü   Catat intake -output dan hitung balans cairan 24 jam

ü  Berikan asupan cairan sesuai kebutuhan

ü  Memberikan cairan intravena jika perlu

 

Kalaborasi :

ü  Kalaborasi pemberian diuretik, jika perlu

2.

Deficit nutrisi berhubungan dengan psikologis ( keengganan untuk makan ) makanan di tandai dengan berat badan menurun

 

Setelah dilakukan Tindakan keperawatan 1x24 jam diharapkan ketidak keseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh di penuhi.

Kriteria hasil :

Status Nutrisi

Ø  Porsi makanan yang dihabiskan sedang

Ø  Frekuensi makanan

Ø  Nafsu makan cukup membaik

Ø  Membran mukosa sedang

 

·         Manajemen nutrisi

Observasi :

ü  Indentifikasi status nutrisi

ü  Indentifikasi elergi dan in toleransi makanan

ü  Indentifikasi  makanan yang disukai

ü  Indentifikasi kebutuhan kalori

ü  Monitor asupan makanan

ü  Monitor berat badan

 

Terapeutik :

ü  Lakukan hygiene,jika perlu

ü  Fasilitas menentukan pedoman dier

ü  Sajikan makanan secara manarik dan suhuyang sesuai

ü  Berikan makanan tinggi serat untuk menjegah kontipasi

ü  Memberikan makanan tinggi dan kalori dan tinggi protein

ü  Memberikan suplemen makanan jika perlu

ü  Hentikan pemberian makanan melalui selang jika asupan oral dapat di toleransi

ü  Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi

 

Edukasi :

ü  Anjurkan posisi duduk jika mampu

ü  Anjurkan diet yang di pogramkan

 

Kalaborasi

ü  Kalaborasi pembrian medikasi sebelum makan

ü  Kalaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrisi yang dibutuhkan

Obserfasi:

ü  Monitor mual dan muntah

ü  Monitor asupan oral

ü  Monitor warna konjungtive

ü  Hitung perubahan berat badan

 

3.

Defisit pengetahuan berhubungan dengan gangguan fungsi kognitif ditandai dengan informasi.

Setelah di lakukan Tindakan keperawatan 1x24 jam diharapkan deficit pengetahuan meningkat

·         Edukasi keperawatan

Obserfasi :

ü  Indentifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi

 

Terapetik :

ü  Berikan kesempatan untuk bertanya

 

Edukasi :

ü  Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat.

 

D.      Implementasi keperawatan

Implementasi keperawatan merupakan serangkaian Tindakan yang dilakukan oleh perawat maupun tenaga medist lain untuk membantu pasien yang sebelumnya  disusun dalam rencana keperawatan

 

E.       Edukasi

Menurut nursalam 2011, evaluasi keperawatan terdiri dari dua yaitu :

1.      Evaluasi formatif , evaluasi ini disebutkan juga evaluasi berjalan dimna evaluasi dilakukan sampai dengan tujuan tercapai

2.      Evaluasi somatif , merupakan evaluasi akhir dimana  dalam metode evaluasi ini menggunakan soap.

 


BAB IV

PENUTUP

 

A.    Kesimpulan

Demam berdarah dengue adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus dengue (arbovirus) yang masuk kedalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegepty (suriadi & rita yuliani, 2010). Yang ditandai dengan empat gejala klinis utama yaitu demam tinggi, perdarahan, hepatomegali, dan tanda kegagalan sirkulasi sampai timbul rejatan (sindrom rejatan dengue) sebagai akibat dari kebocoran plasma yang dapat menyebabkan kematian.

 

B.     Saran

Berdasarkan hasil penerapan asuhan keperawatan yan telah dilakukan,maka penulis dapat memberikan saran antara lain : Bagi Institusi Pendidikan Disarankan kepada institusi pendidikan untuk mengembangkan ilmu kesehatan keperawatan anak kepada peserta didik sehingga pengetahuan dan keterampilan tentang hal tersebut lebih baik lagi kedepannya dan akan dapat membantu dalam mendukung untuk bahan pengajaran ilmu keperawatan anak kedepannya.

 


DAFTAR PUSTAKA

 

Adriana, D. 2013. Tumbuh Kembang dan Terapi Bermain pada Anak. Jakarta :                Salemba Medika

Aini. Kasiati. Rahayu. Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi Balita Yang dirawat Inap Di Rumah Sakit. Jurnal Pendidikan Kesehatan, Volume , No 2, oktober 2015.

Ambarwati, Fitri Respati dan Nita Nasution. 2012. Buku Pintar Asuhan Keperawatan Bayi dan Balita. Yogyakarta : Cakrawala Ilmu

Charnidah. A.N. 2012. Deteksi Dini Gangguan Pertumbuhan Dan Perkembangan Anak. Yogyakarta. https://journal.uny.ac.id

Fadhillah Harif, 2018. SDKI ( Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia ). Jakarta

Kemenkes RI. 2011. Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak. Jakarta: Mauliana Y, dkk 2018. Makalah Family Center Care. Mataram. https//id.scribe.com

Nurarif. A.H. dan Kusuma. H. (2015). APLIKASI Asuhan Kepearawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta: MediAction.

 Padila. (2013). Asuhan Keperawatan Penyakit Dalam. Yogyakarta: Nuha Medika. Potter & Perry. 2009. Fundamental Keperawatan. Edisi 7. Jakarta : Salemb