Sunday 6 November 2022

MAKALAH DASAR BIOMEDIK ANATOMI SISTEM PERSARAFAN

 

DAFTAR ISI                                               

Kata Pengantar ………………………………………………i

Daftar Isi………………………………………………………ii

Daftar Gambar………………………………………………..iii

Bab I Pendahuluan……………………………………………iv

a.         Latar Belakang ………………………………………….…..1

b.        Rumusan Masalah………………………………….………..1

c.         Tujuan……………………………………………….……….2

d.        Manfaat……………………....……………………….………2

Bab II Konsep Teori…………………………………………….3

a.Pengerti Sistem Saraf……………...……………………………3

b.Pengertian.Sistem Saraf Pusat………………………………….4

c.Pengertian.Sistem Saraf Tepi\Perifer…………………………..5

Bab III Penutup………………………………………...………12

a.Kesimpulan…………………………………………………….12

b.Saran……..……………………………………………………12

Daftar pustaka…………………………………………………13

 

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

      Tubuh manusia merupakan satu kesatuan dari berbagai sistem organ. Suatusistem organ terdiri dari berbabagai organ tubuh atau alat-alat tubuh. Dalammelaksanakan kegiatan fisiologisnya diperlukan adanya hubungan atau kerjasamaanatara alat-alat tubuh yang satu dengan yang lainnya. Agar kegiatan sistem-sistemorgan yang tersusun atas banyak alat itu berjalan dengan harmonis (serasi), makadiperlukan adanya sistem pengendalian atau pengatur. Sistem pengendali itu disebutsebagai sitem koordinasi.Tubuh manusia dikendalikan oleh sistem saraf, sistem indera, dan sistemendokrin. Pengaruh sistem saraf yakni dapat mengambil sikap terhadap adanya perubahan keadaan lingkungan yang merangsangnya. Semua kegiatan tubuh manusiadikendalikan dan diatur oleh sistem saraf. Sebagai alat pengendali dan pengaturkegiatan alat-alat tubuh, susunan saraf mempunyai kemampuan menerima rangsangdan mengirimkan pesan-pesan rangsang atau impuls saraf ke pusat susunan saraf, danselanjutnya memberikan tanggapan atau reaksi terhadap rangsang tersebut. Impulssaraf tersebut dibawa oleh serabut-serabut saraf. (Kus Irianto. 2004).

B.Rumusan Masalah

a.Apa yang di maksud dengan sistem saraf?

b.Bagaimana pembagian sistem saraf?

c.Bagaimana penyusunan sitem saraf?

d.Bagaimana mekanisme jalannya implus pada sistem saraf?

e.Apa yang di maksud dengan saraf pusat?

f.Apa yang di maksud dengan sistem saraf tepi/perifer?

C.Tujuan

a.Mengetahui pengertian sistem saraf.

b.Mengetahui pembagian sistem saraf.

c.Mengetahui penyusun sistem saraf.

d.Mengetahui mekanisme implus pada sistem.

e.Mengetahui sistem saraf pusat.

f.Mengetahui sistem sraf tepi atau perifer.

D.Manfaat

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai beritkut :

 a. Membantu masyarakat dalam mendeteksi gangguan sistem saraf yang diderita oleh anak secara langsung atau tanpa bertemu dokter.

 b. Membantu masyarakat dalam memahami tentang jenis-jenis gangguan sistem saraf yang diderita oleh anak.

 

BAB II

KONSEP TEORI

A.Pengertian Sistem Saraf

     Sistem saraf adalah sistem koordinasi berupa penghantaran impuls saraf ke susunan saraf pusat, pemrosesan impuls saraf dan pemberi tanggapan rangsangan (Feriyawati, 2006). Sistem atau susunan saraf merupakan salah satu bagian terkecil dari organ dalam tubuh, tetapi merupakan bagian yang paling kompleks. Susunan saraf manusia mempunyai arus informasi yang cepat dengan kecepatan pemrosesan yang tinggi dan tergantung pada aktivitas listrik (impuls saraf) (Bahrudin, 2013). Alur informasi pada sistem saraf dapat dipecah secara skematis menjadi tiga tahap. Suatu stimulus eksternal atau internal yang mengenai organ-organ sensorik akan menginduksi pembentukan impuls yang berjalan ke arah susunan saraf pusat (SSP) (impuls afferent), terjadi proses pengolahan yang komplek pada SSP (proses pengolahan informasi) dan sebagai hasil pengolahan, SSP membentuk impuls yang berjalan ke arah perifer (impuls efferent) dan mempengaruhi respons motorik terhadap stimulus (Bahrudin,2013). Susunan Sistem Saraf Susunan sistem saraf terbagi secara anatomi yang terdiri dari saraf pusat (otak dan medula spinalis) dan saraf tepi (saraf kranial dan spinal) dan secara fisiologi yaitu saraf otonom dan saraf somatik (Bahrudin, 2013).

a.       Susunan Sistem Saraf

      Susunan sistem saraf terbagi secara anatomi yang terdiri dari saraf pusat (otak dan medula spinalis) dan saraf tepi (saraf kranial dan spinal) dan secara fisiologi yaitu saraf otonom dan saraf somatik (Bahrudin, 2013).

B. Sistem Saraf Pusat

   Susunan saraf pusat (SSP) yaitu otak (ensefalon) dan medula spinalis, yang merupakan pusat integrasi dan kontrol seluruh aktifitas tubuh. Bagian fungsional pada susunan saraf pusat adalah neuron akson sebagai penghubung dan transmisi elektrik antar neuron, serta dikelilingi oleh sel glia yang menunjang secara mekanik dan metabolik (Bahrudin, 2013).

         Sistem saraf manusia mempunyai struktur yang kompleks dengan berbagai fungsi berbeda dan saling mempengaruhi (Tarwoto et al, 2009). Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan sumsusm tulang belakang (Fitzgerald, 2012). Otak manusia berbentuk gyrencephalic (yaitu berlipat) (Rockland, 2017). Otak banyak membutuhkan nutrien terutama glukosa dan oksigen., dengan demikian otak membutuhkan aliran darah yang cukup. Otak terdiri dari 20 milyar neuron, setiap neuron dapat menerima informasi melalui ribuan sinaps dalam satu waktu. Otak orang dewasa hampir 95% terdiri dari jaringan neural dalam tubuh. Berat otak orang dewasa: 1,4 kg dan volume 1350 cc. Otak laki-laki 10% lebih besar dari wanita, oleh karena perbedaan rata-rata ukuran badan (Bachrudin, 2014). Sumsum tulang belakang (medula spinalis) berbentuk silinder dan panjang yang terdapat disaluran vertebra panjangnya sekitar 45 cm dan tebalnya sebesar jari kelingking (Wilson et al, 2010).

 

 

a .Otak

     Otak merupakan alat tubuh yang sangat penting dan sebagai pusat pengatur dari segala kegiatan manusia yang terletak di dalam rongga tengkorak. Bagian utama otak adalah otak besar (cerebrum), otak kecil (cereblum) dan otak tengah (Khanifuddin, 2012). Otak besar merupakan pusat pengendali kegiatan tubuh yang disadari. Otak besar ini dibagi menjadi dua belahan, yaitu belahan kanan dan kiri. Tiap belahan tersebut terbagi menjadi 4 lobus yaitu frontal, parietal, okspital, dan temporal. Sedangkan disenfalon adalah bagian dari otak besar yang terdiri dari talamus, hipotalamus, dan epitalamus (Khafinuddin, 2012). Otak belakang/ kecil terbagi menjadi dua subdivisi yaitu metensefalon dan mielensefalon.Metensefalon berubah menjadi batang otak (pons) dan cereblum. Sedangkan 7 mielensefalon akan menjadi medulla oblongata (Nugroho, 2013). Otak tengah/ sistem limbic terdiri dari hipokampus, hipotalamus, dan amigdala (Khafinuddin, 2012).

       Pada otak terdapat suatu cairan yang dikenal dengan cairan serebrospinalis. Cairan cerebrospinalis ini mengelilingi ruang sub araknoid disekitar otak dan medula spinalis. Cairan ini juga mengisi ventrikel otak. Cairan ini menyerupai plasma darah dan cairan interstisial dan dihasilkan oleh plesus koroid dan sekresi oleh sel-sel epindemal yang mengelilingi pembuluh darah serebral dan melapisi kanal sentral medula spinalis. Fungsi cairan ini adalah sebagai bantalan untuk pemeriksaan lunak otak dan medula spinalis, juga berperan sebagai media pertukaran nutrien dan zat buangan antara darah dan otak serta medula spinalis (Nugroho, 2013).

         b .Selaput Otak (Meningen)

  Otak dan sumsum tulang belakang diselimuti meningia yang melindungi struktur saraf yang halus, membawa pembuluh darah, dan dengan sekresi sejenis Otak depan: Hemisfer serebri Korpus striatum Talamus Hipotalamus Otak tengah: Diensefalon Otak Batang otak: Serebelum Pons Medula oblongata Sistem saraf pusat Medula Pars servikalis Pars torasika Pars lumbalis 8 cairan, yaitu cairan serebrospinal (Pearce, 2010). Terdapat tiga lapisan meningen yaitu : durameter, arachnoid, dan pia meter. Durameter adalah lapisan luar meningen, merupakan lapisan yang kasar, dan mempunyai dua lapisan membran. Arachnoid adalah membran bagian tengah, tipis dan bebentuk seperti laba-laba. Sedangkan pia meter berupa lapisan paling dalam, tipis, merupakan membran vaskuler yang membungkus seluruh permukaan otak. Antara lapisan satu dengan lainnya terdapat ruang meningeal yaitu ruang epidural yang merupakan ruangan antara tengkorak dan lapisan luar durameter. Selanjutnya terdapat ruang subdural yaitu ruang antara lapisan dalam duramter dengan membran arachnoid. Serta ruang subarachnoid yaitu ruang antara arachnoid dengan pia meter. Pada ruang subarachnoid ini terdapat cairan serebrospinalis (Tarwoto et al, 2009).

 

c.       Medula Spinalis (Sumsum tulang belakang)

              Sumsum tulang belakang terletak memanjang di dalam rongga tulang belakang, mulai dari ruas-ruas tulang leher sampai ruas-ruas tulang pinggang yang kedua. Sumsum tulang belakang terbagi menjadi dua lapis yaitu lapisan luar berwarna putih (white area) dan lapisan dalam berwarna kelabu (grey area) (Chamidah, 2013). Lapisan luar mengandung serabut saraf dan lapisan dalam mengandung badan saraf. Di dalam sumsum tulang belakang terdapat saraf sensorik, saraf motorik dan saraf penghubung. Fungsinya adalah sebagai penghantar impuls dari otak dan ke otak serta sebagai pusat pengatur gerak refleks (Khafinuddin, 2012).

 

 

C.Sistem Saraf Tepi/Perifer

       Susunan saraf tepi (SST) yaitu saraf kranial dan saraf spinalis yang merupakan garis komunikasi antara SSP dan tubuh . SST tersusun dari semua saraf yang membawa pesan dari dan ke SSP (Bahrudin, 2013). Berdasarkan fungsinya SST terbagi menjadi 2 bagian yaitu:

 a.Sistem Saraf Somatik (SSS)

   Sistem saraf somatik terdiri dari 12 pasang saraf kranial dan 31 pasang saraf spinal. Proses pada saraf somatik dipengaruhi oleh kesadaran.

1.      Saraf kranial

   12 pasang saraf kranial muncul dari berbagai bagian batang otak. Beberapa dari saraf tersebut hanya tersusun dari serabut sensorik, tetapi sebagian besar tersusun dari serabut sensorik dan motorik.

2.      Saraf spinal

 Ada 31 pasang saraf spinal berawal dari korda melalui radiks dorsal (posterior) dan ventral (anterior). Saraf spinal adalah saraf gabungan motorik dan sensorik, membawa informasi ke korda melalui neuron aferen dan meninggalkan melalui eferen.

b.Sistem Saraf Otonom (SSO)

     Sistem saraf otonom mengatur jaringan dan organ tubuh yang tidak disadari.  darah dan jantung. Sistem ini terdiri atas sistem saraf simpatik dan sistem saraf parasimpatik. Fungsi dari kedua sistem saraf ini adalah saling berbalikan.

     c.Sel Saraf (Neuron)

           Sel saraf (neuron) bertanggung jawab untuk proses transfer informasi pada sistem saraf         (Bahrudin, 2013). Sel saraf berfungsi untuk menghantarkan impuls. Setiap satu neuron terdiri dari tiga bagian utama yaitu badan sel (soma), dendrit dan akson (Feriyawati, 2006).Badan sel (soma) memiliki satu atau beberapa tonjolan (Feriyawati, 2006).Soma berfungsi untuk mengendalikan metabolisme keseluruhan dari neuron(Nugroho, 2013). Badan sel (soma) mengandung organel yang bertanggung jawab untuk memproduksi energi dan biosintesis molekul organik, seperti enzim-enzim.

         Pada badan sel terdapat nukleus, daerah disekeliling nukleus disebut perikarion. Badan sel biasanya memiliki beberapa cabang dendrit (Bahrudin, 2013). Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang-cabang serta merupakan perluasan dari badan sel. Dendrit berfungsi untuk menerima dan menghantarkan rangsangan ke badan sel (Khafinudin, 2012). Khas dendrit adalah sangat bercabang dan masing-masing cabang membawa proses yang disebut dendritic spines (Bahrudin, 2013).

d.   Sel penyokong atau Neuroglia (Sel Glial)

       Sel glial adalah sel penunjang tambahan pada SSP yang berfungsi sebagai jaringan ikat (Nugroho, 2013), selain itu juga berfungsi mengisolasi neuron, menyediakan kerangka yang mendukung jaringan, membantu memelihara lingkungan interseluler, dan bertindak sebagai fagosit. Jaringan pada tubuh mengandung kira-kira 1 milyar neuroglia, atau sel glia, yang secara kasar dapat diperkirakan 5 kali dari jumlah neuron (Feriyawati, 2006). Sel glia lebih kecil dari neuron dan keduanya mempertahankan kemapuan untuk membelah, kemampuan tersebut hilang pada banyak neuron. Secara bersama-sama, neuroglia bertanggung jawab secara kasar pada setengah dari volume sistem saraf. Terdapat perbedaan organisasi yang penting antara jaringan sistem saraf pusat dan sitem saraf tepi, terutama disebabkan oleh perbedaaan pada.

a.       Macam-macam Sel Glia

     Ada empat macam sel glia yang memiliki fungsi berbeda yaitu (Feriyawati, 2006) :

· Astrosit/ Astroglia: berfungsi sebagai “sel pemberi makan” bagi sel    saraf

 · Oligodendrosit/ Oligodendrolia: sel glia yang bertanggung jawab menghasilkan   mielin dalam susunan saraf pusat. Sel ini mempunyai lapisan dengan substansi lemak mengelilingi penonjolan atau sepanjang sel saraf sehingga terbentuk selubung mielin. Mielin pada susunan saraf tepi dibentuk oleh sel Schwann. Sel ini membentuk mielin maupun neurolemma saraf tepi. Mielin menghalangi ion natrium dan kalium melintasi membran neuronal dengan hampir sempurna. Serabut saraf ada yang bermielin ada yang tidak. Transmisi impuls saraf disepanjang serabut bermielin lebih cepat daripada serabut yang tak bermielin, karena impuls berjalan dengan cara meloncat dari nodus ke nodus yang lain disepanjang selubung mielin (Feriyawati, 2006). Peran dari mielin ini sangatlah penting, oleh sebab itu pada beberapa orang yang selubung mielinnya mengalami peradangan ataupun kerusakan seperti pada pasien GBS maka akan kehilangan kemampuan untuk mengontrol otot-ototnya sehingga terjadi kelumpuhan pada otot-otot tersebut. Perbedaan struktur dari

 

 

· Mikroglia: sel glia yang mempunyai sifat fagosit dalam menghilangkan sel-sel otak yang mati, bakteri dan lain-lain. Sel jenis ini ditemukan diseluruh SSP dan dianggap penting dalam proses melawan infeksi.

 · Sel ependimal: sel glia yang berperan dalam produksi cairan cerebrospinal.

     b. Neuroglia pada Sistem Saraf Tepi (SST)

             Neuron pada sistem saraf tepi biasanya berkumpul jadi satu dan disebut

         ganglia (tunggal: ganglion). Akson juga bergabung menjadi satu dan membentuk

         sistem saraf tepi. Seluruh neuron dan akson disekat atau diselubungi oleh sel glia.

         Sel glia yang berperan terdiri dari sel satelit dan sel Schwann.

         - Sel Satelit

             Badan neuron pada ganglia perifer diselubungi oleh sel satelit. Sel satelit

         berfungsi untuk regulasi nutrisi dan produk buangan antara neuron body

        dan cairan ektraseluler. Sel tersebut juga berfungsi untuk mengisolasi

        neuron dari rangsangan lain yang tidak disajikan di sinap.

    - Sel Schwann

           Setiap akson pada saraf tepi, baik yang terbungkus dengan mielin maupun

        tidak, diselubungi oleh sel Schwann atau neorolemmosit. Plasmalemma

       dari akson disebut axolemma; pembungkus sitoplasma superfisial yang

      dihasilkan oleh sel Schwann disebut neurilemma (Bahrudin, 2013).

      Dalam penyampaian impuls dari reseptor sampai ke efektor perifer

     caranya berbeda-beda. Sistem saraf somatik (SSS) mencakup semua neuron

     motorik somatik yang meng-inervasi otot, badan sel motorik neuron ini terletak

    dalam SSP, dan akson-akson dari SSS meluas sampai ke sinapsis neuromuskuler

   yang mengendalikan otot rangka. Sebagaian besar kegiatan SSS secara sadar     dikendalikan. Sedangkan sistem saraf otonom mencakup semua motorik neuron viseral yang menginervasi efektor perifer selain otot rangka. Ada dua kelompok neuron motorik

 

viseral yang menginervasi efektor perifer selain otot rangka. Ada dua kelompok

neuron motorik viseral, satu kelompok memiliki sel tubuh di dalam SSP dan yang

lainnya memiliki sel tubuh di ganglia perifer (Bahrudin, 2013).

Neuron dalam SSP dan neuron di ganglia perifer berfungsi mengontrol

efektor di perifer. Neuron di ganglia perifer dan di SSP mengontrolnya segala

bergiliran. Akson yang memanjang dari SSP ke ganglion disebut serat

preganglionik. Akson yang menghubungkan sel ganglion dengan efektor perifer

dikenal sebagai serat postganglionik. Susunan ini jelas membedakan sistem

(motorik visceral) otonom dari sistem motorik somatik. Sistem motorik somatik

dan sitem motorik visceral memiliki sedikit kendali kesadaran atas kegiatan SSO.

Interneuron terletak diantara neuron sensori dan motorik. Interneuron terletak

sepenuhnya didalam otak dan sumsum tulang belakang. Mereka lebih banyak

daripada semua gabungan neuron lain, baik dalam jumlah dan jenis. Interneuron

bertanggung jawab untuk menganalisis input sensoris dan koordinasi motorik

output. Interneuron dapat diklasifikasikan sebagai rangsang atau penghambat

berdasarkan efek pada membran post sinaps neuron (Bahrudin, 2013).      

c.Regenerasi Neuron

      Sel saraf sulit sekali untuk melakukan regenarasi setelah mengalami

kerusakan. Dalam sel body (inti sel/ sel tubuh), bagian kromatofilik menghilang

dan nukleus keluar dari pusat sel. Jika neuron berfungsi normal kembali, sel

tersebut pelan-pelan akan kembali pada keadaan normal. Jika suplai oksigen atau

nutrisi dihambat, seperti yang selalu terjadi pada stroke atau trauma mekanik

mengenai neuron, seperti yang selalu pada kerusakan medula spinalis atau perifer,

neuron tidak akan mengalami perbaikan kecuali sirkulasi baik atau tekanan turun

dalam waktu beberapa menit atau jam. Jika keadaan stress ini terjadi terus

menerus, neuron yang mengalami kerusakan akan benar-benar mengalami

kerusakan permanen (Bahrudin, 2013).

Pada SST, sel Schwann berperan dalam memperbaiki neuron yang rusak.

Proses ini dinamakan degenaration wallerian, bagian distal akson yang semakin

memburuk dan migrasi makrofag pada sel tersebut untuk proses fagositosis sel

mati tersebut. Sel Schwann di area yang putus membentuk jaringan padat

memanjang yang menyambung pada bagian akson yang sebenarnya. Selain itu, sel

Schwann juga mengelurkan growth factor untuk merangsang pertumbuhan

kembali akson. Jika akson telah putus, akson yang baru akan mulai muncul dari

bagian proksimal bagian yang putus dalam beberapa jam. Pada sebagian

kerusakan yang biasa pada proksimal akson yang rusak akan mati dan menyusut

beberapa sentimeter sehingga tunas muncul lambat sekitar beberapa minggu.

Ketika neuron terus mengalami perbaikan, akson tersebut akan tumbuh kesisi

yang mengalami kerusakan dan sel Schwann membungkus disekitarnya

(Bahrudin, 2013).

Jika akson terus tumbuh di daerah perifer sepanjang saluran sel Schwann,

ini akan secepatnya mengembalikan hubungan antar sinapnya. Jika tidak tumbuh

lagi atau menyimpang, fungsi normalnya tidak akan kembali. Akson yang tumbuh

mencapai tujuannya, jika bagian distal dan proksimal bagian yang rusak bertemu.

Ketika sebuah saraf perifer mengalami kerusakan seluruhnya, relatif hanya

beberapa akson yang akan sukses mengembalikan hubungan sinap yang normal,

sehingga fungsi saraf akan selamanya rusak.

Regenerasi yang terbatas disebabkan karena:

1. Banyak akson yang terdegenarasi

2. Astrosit menghasilkan jaringan parut sehingga mencegah pertumbuhan

akson di daerah yang rusak

3. Astrosit melepaskan bahan kimia yang dapat menghambat pertumbuhan

kembali akson

GBS merupakan bagian atau salah satu dari penyakit neuromuskular,

penyakit ini jarang dijumpai. Gangguan neuromuskular memiliki spektrum gejala

dan tanda yang cukup khas .

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

           Sistem saraf merupakan sistem koordinasi (pengaturan tubuh) berupa penghantaran impul saraf ke susunan saraf pusat, pemrosesan impul saraf dan perintah untuk memberi tanggapan rangsangan. Unit terkecil pelaksanaan kerja sistemsaraf adalah sel saraf atau neuron. Berdasarkan peranannya, sistem saraf manusiadibedakan menjadi 2, yaitu, sistem saraf sadar dan sistem saraf tak sadar. Sistem sarafsadar berfungsi, mengatur semua aktivitas tubuh yang kita sadari. sedangkan, sistem saraftak sadar berfungsi, mengatur semua aktiivitas tubuh yang tidak kita sadari.

B.Saran

     Saran Untuk dapat memahami sistem saraf, selain membaca dan memahami materi-materi dari sumber keilmuan yang ada (buku, internet, dan lain-lain) kita harus dapatmengkaitkan materi-materi tersebut dengan kehidupan kita sehari- hari, agar lebih mudah untuk paham dan akan selalu diingat.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Feriyawati, Lita. 2006. Anatomi Sistem Saraf dan Peranannya dalam RegulasiKontraksi Otot Rangka. Medan : Fakultas Kedokteran USUIrianto, Kus. 2004. Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia Untuk Paramedis. Bandung :Yrama Widya Nur, Iis. 2013. Sistem Saraf Pada Manusia. Bandung : Sekolah Tinggi FarmasiSari, Mega. 2004. Sistem Ventrikel dan Liquor Cerebrospinal. Medan : FakultasKedokteran USUSinaga, Erlintan dkk. 2011. Anatomi Fisiologi Manusia. Medan : FMIPA Unimed

 

 

 

 

 

 

 

 

No comments:

Post a Comment