Saturday 10 December 2022

MAKALAH KEDUDUKAN PARANORMAL, METAFISIKA DAN MISTIK DALAM PENYEMBUHAN

 

DAFTAR ISI

 

KATA PENGANTAR.. i

DAFTAR ISI. ii

BAB I PENDAHULUAN.. 1

A.  Latar Belakang. 1

C.   Tujuan Penulisan. 2

BAB II PEMBAHASAN.. 3

A.  Pengertian Pengobat Tradisional dan Jenisnya. 3

B.   Istilah Pengobat Tradisional yang Paling Banyak Dikenal di Masyarakat dan Jenisnya  6

C.   Bebarapa Praktik Penyembuh Tradisional yang berkembang di Masyarakat 10

BAB III PENUTUP.. 13

A.    Kesimpulan. 13

DAFTAR PUSTAKA.. 14

BAB I

PENDAHULUAN

 

A.    Latar Belakang

Di era modern saat ini, khususnya di bidang kesehatan yang semakin maju, telah ditemukan berbagai teknologi dalam penyembuhan penyakit serta berbagai industri di bidang obat-obatan. Kendatipun demikian, tidak membuat masyarakat umum sepenuhnya meninggalkan sistem pengobatan tradisional. Pengobatan tradisional sendiri berkembang di masyarakat dan dilatarbelakangi oleh kondisi sosial dan budaya masyarakat setempat.

Masyarakat umum terutama kelompok masyarakat yang masih memegang kebudayaan tertentu, ketika mengalami suatu masalah atau gangguan pada kesehatannya tidak hanya berobat ke dokter dan pelayanan kesehatan, namun banyak di antara mereka yang mencoba pengobatan tradisional (alternatif). Kebanyakan menganggap karena pengobatan tradisional jauh lebih murah, dan juga mereka merasa lebih dekat dan nyaman dengan si penyembuhnya. Oleh karena itu, penyembuh tradisional memegang peranan penting dalam kesehatan masyarakat yang mayoritasnya lebih memilih pengobatan melalui sistem pengobatan tradisional. Ada banyak sekali praktik pengobatan tradisional di masyarakat dengan berbagai istilah penyembuh tradisional berdasarkan dengan cara penyembuhan yang mereka terapkan. Tidak hanya pada proses pengobatan penyakit, masih ada banyak masyarakat yang menggunakan praktik medis tradisional yaitu dalam proses melahirkan. Tentunya hal ini juga memberikan dampak yang cukup besar pada status kesehatan masyarakat karena status kesehatan masyarakat juga ditentukan oleh angka kematian ibu dan angka kematian bayi.

 

B.     Rumusan Masalah

1.         apa pengertian pengobat tradisional dan jenis-jenisnya?

2.         Apa Sebutan Pengobat tradisional yang paling banyak dikenal di masyarakat dan jenis-jenisnya?

3.         Bagaimana Praktik Penyembuh Tradisional yang berkembang di Masyarakat?

 

C.    Tujuan Penulisan

1.      Untuk mengetahui apa pengertian pengobat tradisional dan jenis-jenisnya

2.      Untuk mengetahui sebutan pengobat tradisional yang paling banyak dikenal di masyarakat dan jenis-jenisnya

3.      Untuk mengetahui praktik penyembuh tradisional yang berkembang di masyarakat


BAB II

PEMBAHASAN

 

A.    Pengertian Pengobat Tradisional dan Jenisnya

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1076/MENKES/SK/VII/2003 tentang Penyelenggaraan Pengobatan Tradisional, pengobat tradisional adalah orang yang melakukan pengobatan tradisional (alternatif). Menteri Kesehatan (2003) membagi pengobat tradisional (Battra) menjadi beberapa jenis, yaitu :

a.         Pengobat Tradisional Keterampilan.

Pengobat tradisional ketrampilan adalah seseorang yang melakukan pengobatan dan/atau perawatan tradisional berdasarkan ketrampilan fisik dengan menggunakan anggota gerak dan/atau alat bantu lain, antara lain:

1)   Battra pijat urut adalah seseorang yang melakukan pelayanan pengobatan dan/atau perawatan dengan cara mengurut/memijat bagian atau seluruh tubuh. Tujuannya untuk penyegaran relaksasi otot, hilangkan capai, juga untuk mengatasi gangguan kesehatan atau menyembuhkan suatu keluhan atau penyakit. Pemijatan ini dapat dilakukan dengan menggunakan jari tangan, telapak tangan, siku, lutut, tumit atau dibantu alat tertentu antara lain pijat yang dilakukan oleh dukun/tukang pijat, pijat tunanetra, dsb.

2)   Battra patah tulang adalah seseorang yang memberikan pelayanan pengobatan dan/atau perawatan patah tulang dengan cara tradisional. Disebut dukun potong (Madura), sangkal putung (Jawa), sandro pauru (Sulawesi Selatan).

3)   Battra sunat adalah seseorang yang memberikan pelayanan sunat (sirkumsisi) secara tradisional. Battra sunat menggunakan istilah berbeda seperti bong supit (Yogya), bengkong (Jawa Barat). Asal ketrampilan umumnya diperoleh secara turun temurun

4)   Battra dukun bayi adalah seseorang yang memberikan pertolongan persalinan ibu sekaligus memberikan perawatan kepada bayi dan ibu sesudah melahirkan selama 40 hari. Di Jawa Barat disebut paraji, dukun rembi (Madura), balian manak (Bali), sandro pammana (Sulawesi Selatan), sandro bersalin (Sulawesi Tengah), suhu batui di Aceh

5)   Battra Pijat Refleksi adalah seseorang yang melakukan pelayanan pengobatan dengan cara pijat dengan jari tangan atau alat bantu lainnya pada zona-zona refleksi terutama pada telapak kaki dan/atau tangan.

6)   Akupresuris adalah seseorang yang melakukan pelayanan pengobatan dengan pemijatan pada titik-titik akupunktur dengan menggunakan ujung jari dan/atau alat bantu lainnya kecuali jarum.

7)   Akupunkturis adalah seseorang yang melakukan pelayanan pengobatan dengan perangsangan pada titik-titik akupunktur dengan cara menusukkan jarum dan sarana lain seperti elektro akupunktur.

8)   Chiropractor adalah seseorang yang melakukan pengobatan kiropraksi (Chiropractie) dengan cara teknik khusus untuk gangguan otot dan persendian.

9)   Battra lainnya yang metodenya sejenis.

b.             Pengobat Tradisional Ramuan

Pengobat tradisional ramuan adalah seseorang yang melakukan pengobatan dan/atau perawatan tradisional dengan menggunakan obat/ramuan tradisional yang berasal dari tanaman (flora), fauna, bahan mineral, air, dan bahan alam lain, antara lain:

1)   Battra ramuan indonesia (jamu) adalah seseorang yang memberikan pelayanan pengobatan dan/atau perawatan dengan menggunakan ramuan obat dari tumbuh-tumbuhan, hewan, mineral dan lainlain, baik diramu sendiri, maupun obat jadi tradisional Indonesia.

2)   Battra gurah adalah seseorang yang memberikan pelayanan pengobatan dengan cara memberikan ramuan tetesan hidung, yang berasal dari larutan kulit pohon sengguguh dengan tujuan mengobati gangguan saluran pernafasan atas seperti pilek, sinusitis, dan lain-lain.

3)   Shinshe adalah seseorang yang memberikan pelayanan pengobatan dan/atau perawatan dengan menggunakan ramuan obat-obatan tradisional Cina. Falsafah yang mendasari cara pengobatan ini adalah ajaran ”Tao (Taoisme)” di mana dasar pemikirannya adalah adanya keseimbangan antara unsur Yin dan unsur Yang.

4)   Tabib adalah seseorang yang memberikan pelayanan pengobatan dengan ramuan obat tradisional yang berasal dari bahan alamiah yang biasanya dilakukan oleh orang- orang India atau Pakistan.

5)   Homoeopath adalah seseorang yang memiliki cara pengobatan dengan menggunakan obat/ramuan dengan dosis minimal (kecil) tetapi mempunyai potensi penyembuhan tinggi, dengan menggunakan pendekatan holistik berdasarkan keseimbangan antara fisik, mental, jiwa dan emosi penderita.

6)   Aromatherapist adalah seseorang yang memberikan perawatan dengan menggunakan rangsangan aroma yang dihasilkan oleh sari minyak murni (essential oils) yang didapat dari sari tumbuh-tumbuhan (ekstraksi dari bunga, buah, daun, biji, kulit, batang/ranting akar, getah) untuk menyeimbangkan fisik, pikiran dan perasaan.

7)   Battra lainnya yang metodenya sejenis.

c.              Pengobat Tradisional Pendekatan Agama

Pengobat tradisional pendekatan agama terdiri atas pengobat tradisional dengan pendekatan agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, atau Budha.

d.             Pengobat Tradisional Supranatural

Pengobat tradisional supranatural terdiri atas pengobat tradisional tenaga dalam (prana), paranormal, reiky master, qigong, dukun kebatinan, dan pengobat tradisional lainnya yang metodenya sejenis

 

B.     Istilah Pengobat Tradisional yang Paling Banyak Dikenal di Masyarakat dan Jenisnya

Dukun atau "orang pintar" adalah sebuah istilah yang secara umum dipahami dalam pengertian orang yang memiliki kelebihan dalam hal kemampuan supranatural yang menyebabkannya dapat memahami hal tidak kasat mata serta mampu berkomunikasi dengan arwah dan alam gaib, yang dipergunakan untuk membantu menyelesaikan masalah di masyarakat, seperti penyakit, gangguan sihir, kehilangan barang, kesialan, dan lain-lain.

Dalam cara hidup tradisional, terdapat peran dukun dalam membantu proses melahirkan. Tingginya angka kematian bayi dan ibu melahirkan di Indonesia memberikan kesadaran untuk lebih meningkatkan upaya kesehatan ibu, antara lain dengan cara menempatkan tenaga bidan di setiap desa, yang sedikit demi sedikit mulai menggeser peran dukun.

Kemampuan dukun diperoleh melalui 2 sumber. Sumber  yang pertama ini diperoleh secara alami tanpa melalui proses belajar, dan menjadi kemampuan yang melekat dengan sendirinya dalam diri dukun tersebut. Kemampuan meramal nasib di masa depan, kemampuan menyembuhkan penyakit, kemampuan berkomunikasi dengan makhluk astral/makhluk halus adalah beberapa dari kemampuan alami yang dukun itu sendiri tidak dapat memastikan kapan permulaannya hingga ia secara tidak sadar dapat mempergunakan kemampuan tersebut pada dirinya atau pada orang lain, pada suatu waktu. Namun meskipun dikatakan kemampuan tersebut secara murni merupakan pemberian, hal itu tidak serta merta dapat dibenarkan, karena kemampuan itu sebenarnya merupakan bakat yang diwariskan atau diturunkan dari leluhur. Hal ini pun dipercayai bahwa tanpa didahului oleh para pendahulu mereka di masa lalu (kakek, kakek buyut, nenek dari kakek, kakek dari kakek buyut, dst.) dengan kemampuan yang sama, tidak mungkin bagi seseorang memilikinya. Oleh sebab itu, berdasarkan sumber yang pertama ini, kemampuan gaib tidak dapat dimiliki oleh orang biasa dan hanya dimiliki oleh orang yang terpilih.

Sumber kemampuan gaib yang kedua ialah yang diperoleh dari hasil belajar dan proses deduksi ilmu dari orang yang layak disebut guru. Hal ini dipercayai beberapa orang dukun bahwa kemampuan gaib dapat dipelajari seperti ilmu-ilmu lain, dan dalam proses mempelajari ilmu gaib, seperti halnya mempelajari ilmu-ilmu yang lain, harus disertai dengan keinginan dan keteguhan hati, serta kepercayaan diri untuk menjadikannya usaha yang profesional

Jenis-Jenis Dukun yang Berhubungan dengan Kesehatan

Teridentifikasi sejumlah kategori dukun sebagai berikut:

a.             Dukun Bayi

Dukun bayi adalah seorang anggota masyarakat, pada umumnya seorang wanita yang mendapat kepercayaan serta memiliki ketrampilan menolong persalinan secara tradisional, dan memperoleh ketrampilan tersebut dengan : secara turun temurun, belajar secara praktis, atau cara lain yang menjurus ke arah peningkatan ketrampilan tersebut serta melalui petugas kesehatan (Depkes RI, 1994: 1). Di Indonesia persalinan dukun sebesar 75% sampai 80% terutama di daerah pedesaan. Pertolongan persalinan oleh dukun menimbulkan berbagai masalah dan penyebab utama tingginya angka kematian dan kesakitan ibu dan perinatal. Dapat dipahami bahwa dukun tidak dapat mengetahui tanda-tanda bahaya perjalanan persalinan (Manuaba,1998).

1)         Dukun terlatih

Dukun terlatih adalah dukun yang telah mendapatkan latihan oleh tenaga kesehatan yang dinyatakan lulus. (Syafrudin, 2007: 184). 

2)            Dukun tidak terlatih

Dukun tidak terlatih adalah dukun bayi yang belum pernah dilatih oleh tenaga kesehatan atau dukun bayi yang sedang dilatih dan belum dinyatakan lulus. Peranan dukun beranak sulit ditiadakan karena masih mendapat kepercayaan masyarakat dan tenaga terlatih yang masih belum mencukupi. Dukun beranak masih dapat dimanfaatkan untuk ikut serta memberikan pertolongan persalinan (Manuaba, 1998: 21).

Batas kewenangan dukun dalam melakukan pertolongan persalinan menurut Depkes RI (1994: 14) adalah sebagai berikut :

1.        Mempersiapkan pertolongan persalinan meliputi mempersiapkan tempat, kebutuhan ibu dan kebutuhan bayi, mempersiapkan alat-alat persalinan sederhana secara bersih, mencuci tangan sebatas siku dengan sempurna (10 menit).

2.        Memimpin persalinan normal dengan teknik-teknik sederhana yang meliputi membimbing ibu mengejan, menahan perineum, merawat tali pusat, memeriksa kelengkapan placenta.

3.        Dukun tidak melakukan tindakan yang dilarang seperti memijat perut serta mendorong rahim, menarik plasenta, memasukkan tangan ke dalam liang senggama.

4.        Melakukan perawatan pada bayi baru lahir yang meliputi perawatan mata, mulut dan hidung bayi baru lahir, perawatan tali pusat dan memandikan bayi.

Kemungkinan dampak tersering dari persalinan yang ditolong oleh dukun baik bagi ibu maupun bayinya adalah perdarahan post partum, persalinan lama, ruptur uteri, kematian janin dalam rahim, asfiksia dan infeksi neonatus (Manuaba, 1998: 19)

Peran dukun dalam pertolongan persalinan dalam Pedoman Kemitraan Bidan dengan Dukun (2009) adalah sebagai berikut :

a.         Mengantar calon ibu bersalin ke Bidan

b.        Mengingatkan keluarga menyiapkan alat transportasi untuk pergi ke bidan / memanggil bidan

c.         Mempersiapkan sarana prasarana persalinan aman seperti :

                                                     i.     Air bersih

                                                   ii.     Kain bersih

d.        Mendampingi ibu pada saat persalinan

e.         Membantu Bidan pada saat proses persalinan

f.         Melakukan ritual keagamaan/tradisional yang sehat yang sesuai tradisi setempat

g.        Membantu bidan dalam perawatan bayi baru lahir

h.        Membantu ibu dalam inisiasi menyusui dini kurang dari 1 jam

i.          Memotivasi rujukan jika diperlukan

j.          Membantu bidan membersihkan ibu, tempat dan alat setelah persalinan

 

b.             Dukun Pijat

Dukun Pijat berkeahlian dalam pijat-memijat, membantu menyelesaikan masalah pada tubuh atau anggota tubuh yang sakit atau kurang berfungsi dengan baik, misalnya badan pegal-pegal atau kaki keseleo karena terjatuh/kecelakaan, dll.

Kini di kota-kota besar maupun di daerah pedesaan yang sudah banyak menjamur tukang pijat refleksi ataupun pengobatan-pengobatan terapi berbasiskan herbal. Banyak yang mengiklankan tempat-tempat yang menyediakan pengobatan berbau herbal demikian yang konon katanya mampu mengobati segala macam penyakit. Namun hal itu tidak sepenuhnya benar, karena berdasarkan fakta yang ada sekitar, masyarakat  mendapatkan efek samping atau mengalami tidak cocokkan dengan pengobatan-pengobatan berbau verbal tersebut. Itu disebabkan karena pengobatan seperti itu juga memberikan ramuan-ramuan yang konon katanya alami serta dapat menyembuhkan segala macam penyakit. Akan tetapi, pandangan masyarakat yang demikian tidak benar menurut kode etika kesehatan. Bagaimanapun seorang dokter dengan pendidikan tinggi yang memiliki kemampuan di atas rata-rata tetap menjadi pilihan bila mengalami masalah kesehatan. Karena ilmu kedokteran telah ada sejak zaman dahulu berabad abad yang lalu. Hal berbau kepercayaan seperti tukang pijat refleksi yang saat ini banyak menjamur di kota besar ini bukanlah tidak berbasiskan ilmu kedokteran. Mereka juga menggunakan ilmu kedokteran tradisional namun masih banyak yang asal-asalan dalam melakukan pengobatan demi mengejar materi. Alangkah baiknya bila masyarakat sekarang lebih berpikir intelektual sebagai individu yang berpendidikan. Masyarakat tidak mudah mempercayai hal-hal berbau magis atau kepercayaan demikian, masyarakat hendaknya bisa membedakan yang mana kepercayaan yang mana bukan. Masyarakat juga harus tetap berpegang teguh terhadap ilmu-ilmu yang sudah dikembangkan dan sudah pasti memiliki seorang ahli dalam ilmu tersebut.

 

C.    Bebarapa Praktik Penyembuh Tradisional yang berkembang di Masyarakat

Umumnya di kalangan masyarakat yang belum sepenuhnya meninggalkan cara hidup tradisional, dukun masih memegang peran penting di antara mereka. Seorang dukun dapat memperoleh kekuatan dan ilmu penyembuhan yang dimilikinya melalui belajar atau juga bisa melalui pewarisan keturunan dan hubungan kekerabatan. Biasanya pewarisan ini dilakukan kepada garis keturunan dan kekerabatan yang sejenis, seperti contohnya seorang dukun laki-laki akan mewariskan ilmu yang dimilikinya kepada pewaris laki-laki dalam keturunannya. Selain itu, si penyembuh tradisional juga melakukan berbagai ritual untuk menyempurnakan ilmu penyembuhan yang dimiliknya.

Dukun yang berperan sebagai  penyembuh tradisional kini istilah tersebut mulai tergantikan dengan penyembuh alternatif. Berapa penyembuh tradisional juga menggunakan pendekatan agama dalam melakukan penyembuhan.

1.        Penyembuhan melalui pijat refleksi.

Penyembuh alternatif yang berhubungan dengan piat memijat menjadi salah satu favorit masyarakat dalam melakukan pengobatan hingga saat ini. Tidak hanya masyarakat di pedesaan  yang masih hidup secara tradisional, namun masyarakat perkotaan juga masih sangat banyak yang melakukan pengobatan pijat ini sebagai alternatif. Mereka masih banyak yang memilih diobati oleh battra pijat urut, akupresuris, akupunkturis, battra patah tulang, dan juga battra pijat refleksi.

Dalam salah satu penelitian, sang penyembuh melakukan pijat refleksi sebagai metode mendeteksi penyakit, mendiagnosis dan untuk kemudian menentukan penyakit dan terapinya. Pada praktiknya, pemijatan diakukan dengan menggunakan minyak atau lotion sebagai pelicin. Deteksi penyakit dilakukan dengan pemijatan pada titik-titik zona penyakit. Pemijatan dilakukan secara berurutan pada titik-titik yang telah ditentukan dan pada durasi tertentu. Selama pemijatan, si pengobat akan menanyakan beberapa hal kepada pasien dan dari jawaban si pasien, si pengobat  mengetahui apa yang salah dari tubuh pasiennya. Menurt Mark S. Memijat daerah refleksi dapat memperlancar sirkulasi darah pada organ-organ, sehingga darah yang berperan dalam membawa zat gizi, antibody, oksigen dapat menjalankan fungsinya dengan baik dan dapat juga membuang kotoran sehingga organ yang sakit membutuhkan sirkulasi darah yang lancar dalam penyembuhan penyakitnya.

2.        Transfer Penyakit ke Organ Binatang

Transfer penyakit pada awalnya dilakukan dengan memindahkan penyakit ke hewan seperti kelinci dan bulus. Namun karena kelinci yang berukuran kecil dan semakin sedikit, dan pasien menginginkan penyembuhan yang cepat akhirnya digunakanlah kambing  dan anjing sebagai media. Kebanyakan anjing dan kambing lebih digunakan pada penyakit yang kronis (menahun). Pemilihan kambing dan anjing ini digunakan karena mereka memiliki organ yang cukup besar sehingga mampu menampung penyakit yang berat. Untuk kelinci sendiri karena memiliki organ yang lebih kecil sehingga ia biasanya digunakan dalam penyembuhan penyakit yang lebih ringan. Ketika ritual pemindahan penyakit telah selesai di laksanakan, maka hewan yang digunakan sebagai media akan disembelih dan dilihat organ-organnya. Organ yang sehat adalah organ yang berwarna merah marun dan jika organ hewan tersebut berwarna yang lain menunjukkan bahwa pasien mengalami gangguan pada organ tersebut. Ritual selanjutnya adalah pelarungan atau penghanyutan organ hewan. Organ hewan yang telah disembelih tadi akan dihanyutkan dan pasien atau keluarganya yang hadir akan diminta untuk berdoa sesuai kepercayaannya masing-masing.

Transfer pemindahan penyakit seperti ini tidak bisa dilakukan hanya oleh satu orang penyembuh saja tapi dilakukan oleh beberapa orang dan memiliki pembagian tugasnya, yang meliputi pemimpin upacara ritual, dan berapa orang dalam tugas penyembelihan. Untuk penyakit kronis yang menggunakan kambing sebagai mediator, beberapa hari setelah ritual pasien akan diminta datang dan dilihat apakah terjadi perubahan pada kondisinya. Banyak tidaknya melakukan transfer tergantung pada keyakinan pasien. Jika pasien masih merasakan sakit dan kondisinya belum membaik maka akan dilakukan transfer berikutnya pada hewan yang lebih kecil seperti kelinci. Transfer berikutnya juga bertujuan untuk membersihkan sisa penyakit yang masih tertinggal pada tubuh pasien.

 

Praktik penyembuhan pijat refleksi berkembang banyak di kalangan masyarakat umum dari berbagai daerah di Indonesia. Praktik pengobatan pijat refleksi dapat dilakukan oleh laki-laki maupun perempuan. Untuk praktik transfer penyakit dengan binatang sebagai mediator merupakan praktik pengobatan  yang khas dari masyarakat Jawa. Di beberapa daerah mungkin juga terdapat praktik pengobatan yang mirip seperti ini, namun masih berkembang di sebagian kecil masyarakat.


BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Pengobat tradisional adalah orang yang melakukan pengobatan tradisional (alternatif). Menteri Kesehatan (2003) membagi pengobat tradisional (Battra) menjadi beberapa jenis, yaitu pengobat tradisional keterampilan dan pengobat tradisional ramuan. Dukun atau "orang pintar" adalah sebuah istilah yang secara umum dipahami dalam pengertian orang yang memiliki kelebihan dalam hal kemampuan supranatural yang menyebabkannya dapat memahami hal tidak kasat mata serta mampu berkomunikasi dengan arwah dan alam gaib, yang dipergunakan untuk membantu menyelesaikan masalah di masyarakat, seperti penyakit, gangguan sihir, kehilangan barang, kesialan, dan lain-lain. Beberapa Praktik Penyembuh Tradisional yang berkembang di Masyarakat yaitu penyembuhan melalui pijat refleksi dan transfer penyakit ke organ binatang..

 


DAFTAR PUSTAKA

 

Kasniyah, Nanik.  Fenomena Budaya dalam Penyembuhan Penyakit  Secara Tradisional : Pijat Refleksi dan Transfer Penyakit dengan  Media Binatang. Jurnal Masyarakat Kebudayaan dan Politik,No.  4: 333-342 

 

Anisa’Ul Jannah, Nur Ika& Siti Zurinani. 2017. Pewarisan Ilmu Dukun dalam Sistem Penyembuhan Tradisional. Masyarakat, Kebudayaan dan Politik. Vol 30, No. 1: 48-58

 

Nurulsiah, Nana Aini.2016. Profil Penggunaan obat tradisional (makalah). Purwokerto.  : Univeristas Muhamadiyah Purwokerto