Sunday 6 November 2022

MAKALAH BINTANG

 


BAB I

PENDAHULUAN

 

1.1 Latar Belakang

Pada malam hari kita dapat melihat  bintang-bintang yang bersinar terang di langit. Bintang itu terlihat seperti sebuah titik yang bersinar, padahal jika kita ketahui bintang itu berbentuk bola besar yang bersinar terang. Disebabkan karena jarak bumi yang jauh dari bintang, maka bintang terlihat seperti sebuah titik.

Ilmu perbintangan telah digunakan sejak zaman Mesir Kuno. Ditemukan beberapa artefak-artefak yang menjelaskan tentang bintang-bintang tersebut. Pada saat ini cabang ilmu yang mempelajari tentang bintang adalah  ilmu Astronomi.

Pada saat sekolah menengah atas. Kita hanya mengetahui bintang merupakan benda langit yang dapat memancarkan cahayanya sendiri, akan tetapi kita tidak mengetahui apa penyusun utama dari sebuah bintang. Apakah suatu bintang dapat hancur? Dan apa itu rasi bintang?

Oleh karena itu penulis membuat makalah ini untuk membantu pembaca dalam memahami materi ilmu bintang.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut  :

1.       Apa materi utama penyusun sebuah bintang, macam-macam bintang, dan ciri-ciri bintang?

2.       Bagaimana cara sebuah bintang dapat berevolusi?

3.       Apa itu  rasi bintang dan bagaimana cara pengamatan bintang?

1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, dapat dirumuskan tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut  :

1.       Untuk mengetahui materi penyusun sebuah bintang. macam-macam bintang, dan ciri-ciri bintang

2.       Untuk mengetahui bagaimanakan sebuah bintang berevolusi.

3.       Untuk mengetahui apa itu rasi bintang dan pengamatan bintang.

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

A.    Pengertian Bintang

Bintang adalah benda langit yang dapat memancarkan cahayanya sendiri (Tjasyono, 2013, hal. 1). Menurut ilmu astronomi, bintang didefinisikan seabagai semua benda massif (bermassa antara 0,08 hingga 200 kali massa matahari) yang sedang atau pernah melakukan pembangkitan energi melalui fusi nuklir.

 

Pengertian Bintang Menurut Para Ahli

Adapun definisi bintang menurut para ahli, antara lain:

1.       Sky and telescope

Bintang adalah bola gas bercahaya, sebagian besar terdiri atas hidrogen dan helium, disatukan oleh gravitasinya sendiri. Reaksi fusi nuklir pada intinya mendukung bintang melawan gravitasi dan menghasilkan foton dan panas, serta sejumlah kecil elemen yang lebih berat. Matahari adalah bintang terdekat dengan Bumi.

2.       Space

Bintang adalah bola plasma raksasa dan bercahaya. Terdapat miliaran dari mereka – termasuk matahari kita sendiri di Galaksi Bima Sakti, dan ada pula miliaran galaksi di alam semesta.

3.      Wikipedia

Sebuah bintang adalah jenis objek astronomi yang terdiri dari sebuah spheroid plasma bercahaya yang disatukan oleh gravitasinya sendiri. Bintang terdekat ke Bumi adalah Matahari. Banyak bintang lain terlihat dengan mata telanjang dari permukaan Bumi pada malam hari, muncul sebagai banyak titik bercahaya di langit karena jaraknya yang sangat jauh dari Bumi.

4.      Encyclopedia Britannica

Bintang adalah setiap benda langit gas bercahaya besar yang bersinar oleh radiasi yang berasal dari sumber energi internalnya. Dari puluhan miliar triliunan bintang yang menyusun alam semesta yang dapat diamati, hanya sebagian kecil yang terlihat oleh mata telanjang.

5.      NASA

Bintang adalah objek astronomi yang paling dikenal luas, dan mewakili blok bangunan galaksi yang paling mendasar. Usia, distribusi, dan komposisi bintang-bintang di galaksi melacak sejarah, dinamika, dan evolusi galaksi itu.

Bintang terbentuk dari dua buah gas, yaitu hidrogen dan helium. Kedua gas tersebut sangat panas sehingga atom yang menyusun keduanya bergerak sangat cepat. Pada saat atom-atom yang bergerak sangat cepat ini saling bertabrakan, atom-atom ini bergabung membentuk jenis atom yang lebih berat sehingga terciptalah sebuah ledakan energi. Ledakan energi yang terdiri atas panas dan cahaya inilah yang membuat sebagian bintang bersinar.

 

           

 

 

 

 

Bintang sendiri terbagi menjadi bintang semu dan bintang nyata. Bintang semu adalah bintang yang tidak menghasilkan cahaya sendiri, tetapi memantulkan cahaya yang diterima dari bintang lain.Bintang nyata adalah bintang yang menghasilkan cahaya sendiri. Secara umum sebutan bintang adalah objek luar angkasa yang menghasilkan cahaya sendiri (bintang nyata).Bintang merupakan benda langit yang jaraknya sangat jauh dari bumi. Penemuan jarak bintang baru dapat dilihat pada abad ke-19, cara yang digunakan adalah cara paralaks trigonometri. Kita tahu bahwa bumi bergerak mengitari matahari dalam waktu sekali keliling dalam waktu satu tahun. Akibat gerak edar bumi, bintang yang dekat akan terlihat seolah-olah menempuh lintasan berbentuk elips yang sebenarnya merupakan mencerminkan gerak bumi.Dan matahari adalah sebuah bintang dilihat dengan teropong bintang hanya terlihat sebagai titik cahaya saja yang tidak ada bedanya dengan kalau kita melihat dengan mata telanjang (tanpa alat).Penggunaan teropong atau teleskop dapat membantu pengamatan bintang lebih teliti diantaranya:

1. Bintang yang lemah cahayanya dapat dilihat dan dimati dengan teleskop bergaris dengan 60 cm kita dapat melihat bintang yang 100.000 kali lebih lemah dari pada bintang terlemah yang dilihat oleh mata telanjang (tanpa alat)

2. Bintang yang jarak sudutnya sangat kecil dapat dilihat secara terpisah.

 

B.Macam Bintang

Berikut ini bermacam-macam jenis bintang, antara lain:

Berdasarkan ukuran bintang

Ukuran dapat menjadi salah satu hal yang membedakan jenis-jenis bintang. Selain itu, jenis bintang juga dapat dibedakan dari kemiripan susunan garis spektrumnya pada ras Bintang. Adapun berbagai jenis bintang tersebut yaitu sebagai berikut:

1.      Giant star/bintang raksasa

Giant Star atau bintang raksasa mempunyai luminositas atau intensitas cahaya (energi yang dipancarkan oleh bintang per detik) mencapai 1.000 kali luminositas matahari dan bisa 200 kali lebih besar. Contoh bintang yang termasuk ke dalam Giant Star yaitu Aldebaran, atau Alpha Tauri, yang merupakan bintang tercerah di konstelasi Taurus.

2.      Supergiant star atau bintang yang super raksasa

Sejauh ini, bintang terbesar yang pernah ditemukan mempunyai luminositas 10 juta kali luminositas matahari. Jika matahari mempunyai ukuran hingga sebesar itu maka tidak ada planet karena kemungkinan sudah tenggelam dan bintang ini ukurannya lebih besar lagi dari itu. Contoh dari jenis bintang yaitu Betelgeuse (Alpha Ori), Rigel (Beta Ori) dan Mu Cephei.

3.      Dwarf atau bintang katai atau cebol

Jenis bintang ini ukurannya jauh lebih besar daripada planet Bumi, tapi sangat kecil jika dibandingkan dengan kedua bintang diatas. Matahari yang merupakan pusat tata surya kita termasuk ke dalam bintang jenis ini. Selama masa hidupnya, bintang melalui banyak fase. Tatkala ukuran bintang sama dengan massanya, fase tersebut disebut fase Dwarf.

Dwarf coklat atau brown dwarf adalah bintang yang gagal karena tidak cukup panas untuk dapat menjadi bintang yang normal. Dwarf putih atau White Dwarf adalah bintang yang perlahan- lahan mati dan menghabiskan bahan bakarnya.

Meskipun namanya white atau putih, tapi bintang ini beralih dari warna putih atau white ke warna merah dan pada akhirnya bintang ini mati dan berubah menjadi warna hitam menjadi black dwarf yaitu bintang mati yang tidak memiliki luminositas.

4.      Bintang neutron

Bintang yang mempunyai massa dua kali dari matahari, setelah meledak menjadi supernova kemudian akan menjadi bintang neutron. Bintang neutron tersebut akan meledak dan juga menghancurkan atom- atomnya, serta menyatukan proton dan elektron sehingga hanya akan menyisakan neutron hasil fusi tersebut.

Hal itu juga yang mengakibatkan bintang neutron mempunyai struktur yang sangat padat atau mampat. Bintang neutron yang mempunyai garis tengah atau diameter sekitar 30 km mempunyai massa yang hampir sama dengan matahari.

Sehingga, jika berhasil memindahkan materi sebanyak satu sendok dari bintang neutron ini ke Bumi, maka materi itu bisa jadi seberat gunung. Bintang neutron dapat berputar dengan kecepatan yang sangat tinggi, bisa jadi puluhan atau ratusan kali per detik.

5.      Pulsar

Bintang Pulsar atau pulsating star adalah bintang neutron yang dapat memancarkan getaran radiasi yang sifatnya teratur (biasanya adalah gelombang radio dari kutub magnetiknya. Contoh bintang pulsar yaitu PSR+121, yang merupakan sebuah pulsar radio. Pulsar ini adalah bintang neutron pertama yang diketahui sebagai pulsar. Selain gelombang radio, radiasi lain yang dipancarkan oleh pulsar ini adalah sinar X dan sinar Gamma.

6.      Magnetar

Magnetar adalah salah satu jenis dari bintang neutron. Bintang magnetar ini merupakan bintang neutron yang mempunyai medan magnet yang jauh lebih kuat daripada bintang neutron sehingga dalam kekuatan tersebut terlihat raksasa dan juga gagah.

Berdasarkan Spektrum dan Temperaturnya

Berdasarkan spektrum dan temperaturnya, bintang dapat dibagi menjadi tujuh golongan atau tipe. Berdasarkan kategori tersebut dikenal pula pengklasifikasian bintang menurut Angelo Secchi tahun 1863. Jenis-jenis bintang tersebut diantaranya yaitu:

1.      Tipe O, adalah bintang yang paling biru, mempunyai temperatur sekitar 40.000-29.000 derajat Celcius

2.      Tipe B, adalah bintang yang mempunyai temperatur sekitar 28.000-9.700 derajat Celcius

3.      Tipe A, adalah bintang yang mempunyai temperatur sekitar 9.600-7.200 derajat Celcius

4.      Tipe F, adalah bintang yang mempunyai temperatur sekitar 7.100-5.800 derajat Celcius

5.      Tipe G, adalah bintang yang mempunyai temperatur sekitar 5.700-4.700 derajat Celcius

6.      Tipe K, adalah bintang yang mempunyai temperatur sekitar 4.600-3.300 derajat Celcius

7.      Tipe M, adalah bintang yang paling merah, yang mempunyai temperatur 3.200- 2.100 derajat Celcius.

C. Ciri-Ciri Bintang

Bintang dapat didefinisikan oleh lima karakteristik dasar yang terdiri atas kecerahan, warna, suhu permukaan, ukuran dan massa.

1.      Kecerahan

Dua karakteristik yang menentukan kecerahan yaitu luminositas dan besarnya. Luminositas adalah jumlah cahaya yang dipancarkan bintang. Ukuran bintang dan suhu permukaannya menentukan luminositasnya. Secara tradisi kecerahan bintang dinyatakan dalam satuan magnitudo. Kecerahan bintang yang kita amati, baik menggunakan mata bugil maupun teleskop, dinyatakan oleh magnitudo tampak (m) atau magnitudo semu. Secara tradisi magnitudo semu bintang yang dapat dilihat oleh mata bugil dibagi dari 1 hingga 6, di mana satu ialah bintang paling cerah, dan 6 sebagai bintang paling redup, dengan demikian maka “makin terang suatu bintang ,makin kecil magnitudonya “sehingga beberapa bintang yang di ketahui tidak berubah-ubah cahayanya di ukur magnitudonya dengan cermat dapat di gunakan sebagai standar magnitudo.

 

2.      Warna

Warna bintang tergantung pada suhu permukaannya. Bintang yang lebih dingin cenderung berwarna lebih merah, sedangkan bintang yang lebih panas memiliki penampilan yang lebih biru. Bintang-bintang di rentang tengah berwarna putih atau kuning, seperti matahari kita. Bintang juga dapat memadukan warna, seperti bintang merah-oranye atau bintang biru-putih.

Pada tahun 1943, William Wilson Morgan, Phillip C. Keenan, dan Edith Kellman dari Observatorium Yerkes menambahkan sistem pengklasifikasian berdasarkan kuat cahaya atau luminositas, yang seringkali merujuk pada ukurannya. Pengklasifikasian tersebut dikenal sebagai sistem klasifikasi Yerkes dan membagi bintang ke dalam kelas-kelas berikut :

• 0 Maha maha raksasa

 

• I Maharaksasa

• II Raksasa-raksasa terang

• III Raksasa 

• IV Sub-raksasa

• V deret utama (katai)

• VI sub-katai

• VII katai putih

 Kita melihat warna bintang berbeda– beda , matahari berwarna putih kekuning-kuningan. Sirius berwarna biru, Betelgense berwarna merah . Perbedaan warna ini menunjukan suhu bintang . energi radiasi sebagai fungsi panjang gelombang berbeda-beda bergantung suhu benda. Pada suhu yang rendah, energi paling besar di pancarkan pada panjang gelombang yang panjang Sedangkan suhu yang tinggi ,sebagian besar energi di pancarkan pada daerah panjang gelombang pendek hingga warna benda terlihat lebih biru.

 

3.      Suhu permukaan

Astronom mengukur suhu bintang pada skala Kelvin. Nol derajat pada skala Kelvin secara teori mutlak sama dengan-273,15 derajat Celcius. Bintang paling keren dan paling merah sekitar 2.500 K, sedangkan bintang terpanas bisa mencapai 50.000 K. Matahari kita sekitar 5.500 K.

4.      Ukuran

Para astronom mengukur ukuran bintang tertentu berdasarkan radius matahari kita. Jadi, sebuah bintang yang memiliki 1 jari-jari matahari akan memiliki ukuran yang sama dengan matahari kita. Bintang Rigel, yang jauh lebih besar dari matahari kita, berukuran 78 jari-jari matahari. Ukuran bintang, bersama dengan suhu permukaannya, akan menentukan luminositasnya.

5.      Massa

Massa bintang juga diukur dari matahari kita sendiri, dengan 1 sama dengan ukuran matahari kita. Misalnya, Rigel, yang jauh lebih besar dari matahari kita, memiliki massa 3,5 massa matahari. Dua bintang dengan ukuran yang sama mungkin belum tentu memiliki massa yang sama, karena bintang dapat sangat bervariasi dalam kepadatan.

 

D. Evolusi Bintang

Tahap-tahan evolusi bintang

a)      Awal Pembentukan Bintang

                

 

 

 

 

 

Gambar 1.3 Tahap Evolusi Bintang

Sumber : http://aryanisputri.blogspot.com/2014/04/astronomi-evolusi-bintang.html

 

 

Pembentukan bintang berawal dari awan gas dan debu antara bintang. Atom-atom dari awan antarbintang ini saling Tarik menarik akibat gaya gravitasi, dan membentuk apa yang disebut sebagai “cikal-bakal” bintang atau nebula (kabut) protobintang, yang mengerut, memanas dan mulai bersinar. Pada saat awan tersebut mengerut, pusatnya mencapai temperatur beberapa juta derajat, cukup panas untuk melangsungkan reaksi nuklir yang menghasilkan energi bintang. Energi ini diperlukan untuk mempertahankan atau menaikkan tekanan radiasi dipusat agar dapat mengimbangi keluaran angkasa bintang akibat gaya gravitasinya. Dengan demikian bintang dapat stabil dengan daya desak dari luar ditahan tekanan radiasi dari dalam seperti pada gambar diatas. Bintang dapat hidup sebagi Bintang Raksasa Merah (Ariasti, 1995.hal.57)

b)      Akhir Sebuah Bintang

      Ketika kandungan hidrogen di teras bintang habis, teras bintang mengecil dan membebaskan banyak panas kemudian memanaskan lapisan luar bintang. Lapisan luar bintang yang masih banyak hidrogen mengembang dan berubah menjadi warna merah (Bintang Raksasa Merah). Bintang ini dapat mencapai 100 kali ukuran matahari sebelum membentuk bintang kerdil putih. Sekiranya bintang tersebut berukuran lebih besar dari matahari, bintang tersebut kemudian akan membentuk superraksasa merah. Superraksasa merah ini kemudian membentuk Nova dan Supernova dan kemudian membentuk bintang neutron atau Lubang Hitam (Djakaria, 2009.hal.21).

 

 

E. Tata Nama Bintang

Ada beberapa macam cara yang digunakan oleh beberapa macam cara ahli astronom dalam memberikan nama bintang, dintaranya adalah:

 

a. Pemberian nama berdasarkan nama yang telah diberikan atau digunakan orang sejak zaman kuno. Misal: Bintang Antares, Bintang Sirius, Bintang Betelgeuse, dan Bintang Aideboran. 

 

b. Pemberian nama berdasarkan/menurut rasi konstelasi tempat bintang itu berada. Misal:

α Centauri adalah bintang terterang dirasi centaurus, sedangkan bintang β Centauri adalah

 bintang kedua dirasi centaurus, demikian seterusnya. Untuk mengatakan urutan terangnya

 bintang pada suatu rasi digunakan abjad yunani α β Y dan seterusnya. Bintang antares

 juga disebut bintang scorpii artinya bintang terang dirasi scorpio.

c. Dalam astronomi modern, nama bintang dinyatakan menurut nomornya dalam catalog.Missal bintang HD 226868 adalah bintang yang tercantum dalam katalog.Henry Draper dengan nomor 226868, N31 adalah bintang yang terdapat dalam katalog Nissier dengan nomor 31, dan bintang NGC 6205 adalah bintang yang tercantum dalam New General Catalogue dengan nomor 6205. Bintang terdekat dengan bumi setelah matahari adalah centauri, jaraknya terhadap bumi sekitar 4,5 tahun cahaya.

 

 Rasi Bintang

Berikut ini contoh rasi bintang :

1.      Sebuah bintang pada Konstelasi Ursa Mayor, yang disebut α Ursa Mayoris(Alpha Ursa Mayoris) atau paling terang pada konstelasi tersebut.

2.      Sebuah bintang pada Konstelasi Ursa Mayor, yang disebut β Ursa Mayoris(Beta Ursa Mayoris) atau terang kedua pada konstelasi tersebut.

3.      Sebuah bintang pada Konstelasi Draco I, yang disebut α Draconis(Alpha Draconis) atau paling terang pada konstelasi tersebut.

4.      Sebuah bintang pada Konstelasi Draco II, yang disebut β Draconis(Beta Draconis) atau terang kedua pada konstelasi tersebut.

5.      Sebuah bintang pada Konstelasi Draco III, yang disebut γ Draconis(Gamma Draconis) atau terang ketiga pada konstelasi tersebut

 

Ribuan tahun yang lalu sejak zaman mesir Kuno, ilmu perbintangan telah dikenal masyarakat, walaupun masih dalam kepercayaan tahayul dan mitos-mitos. Konsep mereka tentang matahari, bulan, dan bintang-bintang masih sederhana dan keliru. Bumi masih dianggap sebagai pusat dari peredaran matahari, bulan, dan bintang-bintang. Formasi bintang-bintang tertentu yang membentuk gambaran hewan atau lainnya (yang kemudian disebut rasi bintang) dijadikan ramalan penasiban, bahkan bintang-bintang yang terang dan menarik perhatian orang akan diartikan sebagai petunjuk lahirnya pemimpin dunia.

    Warisan Peradaban kuno itu sampai sekarang masih tersisa. Misalnya meramal nasib berdasarkan tanggal dan bulan kelahiran seseorang, yaitu yang disesuaikan dengan munculnya rasi bintang tertentu ketika seseorang dilahirkan. Rasi bintang yang digunakan untuk meramal biasanya rasi bintang zodiak. Zodiak adalah 12 rasi bintang sepanjang ekliptika membentuk gelang melingkari garis edar bumi mengelilingi garis edar bumi mengelilingi matahari. Dua belas rasi bintang itu sudah kita kenal yaitu Capricorn, Aquarius, Pisces, Aries, Taurus, Gemini, Cancer, Leo, Virgo, Libra, Scorpio, dan Sagitarius. Pada awal tahun 2007, rasi zodiak ditambah satu lagi yaitu rasi Opiuchus muncul pada 29 November sampai dengan 18 Desember

     Setiap rasi bintang terdiri atas beberapa bintang yang membentuk gambaran bintang. Misalnya rasi bintang Leo,  disebut demikian karena membentuk formasi singa atau scorpio yang membentuk formasi kalajengking. Setiap rasi bintang pada zodiac akan muncul satu kali selama setahun. Lamanya rasi bintang menampak diri di langit  adalah satu bulan. Tenggelamnya rasi bintang yang satu diganti oleh rasi bintang yang lain, demikian seterusnya. Munculnya rasi-rasi bintang dilangit adalah sebagai berikut:

a)        Capricornus: kambing laut    (21 Januari-16 Febuari, 26 hari)

b)        Aquarius: Pembawa Air         (16 Febuari – 11 Maret, 24 hari)

c)        Pisce : Ikan                (11 Maret-18 April , 38 hari )

d)       Aries: Domba                       (18 April-15 Mei, 25 hari)

e)        Taurus: Kerbau                   (15 Mei-22 Juni , 40 hari)

f)         Gemini : Si Kembar            (22 Juni-21 Juli , 29 hari)

g)        Cancer: Kepiting                 (21 Juli-10 Agustus, 20 hari)

h)        Leo: Singa                           (10 Agustus-16 September,  37 hari)

i)          Virgo: Gadis Perawan          (16 September-31 Oktober, 45 hari)

j)          Libra: Timbangan                 (31 Oktober- 25 November, 23 hari)

k)        Scorpio: Kalajengking        (23 November-29 November, 6 hari)

l)          Ophiuchus: Pawang Ular  (29 November-18 Desember, 19 hari)

m)      Sagitarius: Si pemanah       (18 Desember-21 Januari, 34 hari )

                                                           

 

        

                                  

                                                                                      

 

 

                                                                                                       [nl1] 

 

Berdasarkan rasi-rasi bintang tersebut orang meramal. Misalnya si A lahir pada tanggal 2 januari, karena tanggal tersebut ada diantara tanggal kemunculan rasi bintang Capricornus maka si A dikatakan memiliki bintang kelahiran Carpiconus dan si A diramalkan menggunakan rasi bintang tersebut.

 

 

F.     Pengamatan Bintang

Bintang  tampak berkelip ketika diamati dengan mata. Namun, dengan teleskop efek sama juga akan terjadi  dari yaitu bintang juga berkelip. Cahaya yang datang dari bintang yang sangat jauh membuat ia hanya tampak sebagai titik cahaya. Ketika menerobos atmosfer bumi, cahaya bintang diganggu oleh debu yang banyak bertebangan di atmosfer. Satu debu yang lewat di lintasan cahaya akan membuat cahaya bintang menjadi terhalang. Peristiwa penghalangan cahaya bintang oleh debu ini terjadi sangat cepat sehingga hasilnya adalah bintang akan tampak berkelip. Bintang-bintang terang tampak membentuk benda-benda tertentu. Orang Yunani kuno memiliki imajinasi tertentu ketika melihat kelompok bintang di langit atau disebut Rasi. Mereka menghubungkannya  dengan dewi-dewi mereka dan member nama rasi sesuai nama dewa-dewi tersebut.hal yang sama juga dilakukan oleh banyak bangsa di dunia termasuk bangsa Indonesia. Terdapat 88 rasi yang sebagian besar namanya merupakan warisan bangsa Yunani kuno. Hal ini dilakukan salah satunya untuk menghargai jasa mereka yang telah melakukan pengamatan dan pencatatan astronomi secara sistematis. Bintang-bintang dalam satu rasi hanyalah bintang-bintang yang tampak mengelompok menurut arah pandang manusia di bumi tidak ada hubungan fisis bintang-bintang tersebut. Namun, pengenalan rasi adalah teknik yang sangat baik untuk mengenali posisi benda-benda langit. Sebagai contoh ketika kita akan mengamati Antares maka kita cukup mencari rasi Scorpius lalu melihat kearah jantungnya dan dengan mudah kita menemui bintang terang berwarna merah di sana.

Pengamatan dengan teleskop tidak akan membuat bintang menjadi lebih besar. Dengan teleskop kita akan melihat lebih banyak bintang karena teleskop mampu mengumpulkan cahaya sehingga bintang-bintang redup menjadi terlihat lebih terang. Teleskop juga tidak akan membuat komet, nebula, gugus bola dan galaksi menjadi tampak berwarna. Gambar yang sering kita lihat merupakan hasil pemotretan dan telah dilakukan serangkaian teknik untuk memperindah gambar tersebut. Ketika diamati diamati dengan teleskop semua nebula akan tampak berwarna putih.

Terdapat tiga cabang teknik yang mempelajari perubahan bintang yaitu:

a.       Fotometri

Fotometri pada prinsipnya mempelajari perubahan intensitas cahaya bintang. Perubahan cahaya bintang umumnya terjadi secara periodic namun beberapa terjadi secara sporadic. Perubahan yang terjadi secara periodic memiliki banyak penjelasan antara lain karena terjadi gerhana oleh bintang pasangan, kontraksi bintang, okultasi planet dan lainnya. Perubahan yang terjadi secara sporadik dan tiba-tiba terjadi pada kasus nova, supernova dan lainnya. Untuk mengamati fotometri diperlukan pencatatan cerlang bintang untuk waktu-waktu yang berbeda.

b.      Astrometri

Astrometri berhubungan dengan pengukuran lokasi bintang . bintang mengalami perubahan posisi di langit. Hal ini terjadi karena pada dasarnya bintang bergerak dengan laju yang berbeda-beda untuk setiap bintang. Pergerakan ini di ukur dengan membandingkan posisi bintang terhadap sistem koordinat yang telah kita tentukan.

c.       Spekstrokopi

Spekstrokopi adalah usaha untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada spektrum bintang. Seperti yang telah kita ketahui bahwa cahaya tersusun atas banyak panjang gelombang ataun spektrum. Bintang sewaktu-waktu dapat saja mengalami perubahan spektrum. Untuk melakukan spekstroskopi dibutuhkan spektograf yang dipasangkan bersama teleskop.

Teropong /teleskop yang sering digunakan untuk mengamati bintang adalah teleskop Galileo Galilei ( 1564-1642 ). Galileo Galilei dengan teleskop refraktornya mampu menjadikan mata manusia “lebih tajam” dalam mengamati benda yang tidak bisa diamati dengan mata telanjang. Karena teleskop Galileo bisa mengamati lebih tajam. Dia bisa melihat berbagai perubahan bentuk penampakan Venus, seperti Venus Sabit atau Venus Purnama sebagai akibat perubahan posisi Venus terhadap matahari. Teleskop Galileo terus disempurnakan oleh ilmuwan lain seperti Christian Huygens ( 1629 – 1695) yang menemukan Titan, satelit Saturnus yang berada hampir 2 kali jarak orbit Bumi – Yupiter.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Bintang adalah benda langit yang dapat memancarkan cahayanya sendiri (Tjasyono, 2013, hal. 1). Bintang terbentuk dari dua buah gas, yaitu hidrogen dan helium. Kedua gas tersebut sangat panas sehingga atom yang menyusun keduanya bergerak sangat cepat. Pada saat atom-atom yang bergerak sangat cepat ini saling bertabrakan, atom-atom ini bergabung membentuk jenis atom yang lebih berat sehingga terciptalah sebuah ledakan energi. Ledakan energi yang terdiri atas panas dan cahaya inilah yang membuat sebagian bintang bersinar.

 

B. Saran

Sebagai calon guru kita hendaknya mengetahui dan memahami benar tentang materi bintang dan dapat menambah wawasan kita agar dikemudian hari dapat diterapkan dan dipraktekan langsung bersama di depan siswa dalam suatu proses pembelajaran.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah. (2003). Tafsir Ibnu Katsir . Bogor: Pustaka Imam Asy-syafi'i.

Admiranto, A. G. (2009). Menjelajahi Bintang, Galaksi dan Alam Semesta. Yogyakarta: Kanisius.

Ariasti, A. W. (1995). Perjalanan Mengenal Astronomi. Bandung: Penerbit ITB. Djakaria. (2009).  Kosmografi.Bandung: UPI. Grego, P. (2008). Jagat Raya (Rahasia Alam Semesta).Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.

Haryadi, R. (2008). Ensiklopedia Astronomi Matahari dan Bintang. Jakarta: Erlangga.  

https://www.kompas.com/sains/read/2021/05/18/100100123/bintang--proses-pembentukan-dan-masa-hidup-bintang?page=all

https://www.superprof.co.id/blog/bagaimana-bintang-terbentuk/

https://id.wikipedia.org/wiki/Bintang

https://www.academia.edu/8964245/Makalah_Bintang

Neng Ayu Esti, NIda Robiah, Rima RJ Fatimah. (2016). Pengamatan Bintang dengan Software Stellarium

 


 [nl1]

No comments:

Post a Comment