Thursday 20 January 2022

LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTIK ASUHAN KEBIDANAN FISIOLOGIS HOLISTIK PERSALINAN DAN BBL

 

TINJAUAN TEORITIS

A.    Tinjauan Teoritis Medis

1.      Pengertian Persalinan

Persalinan adalah proses dimana bayi, Plasenta, dan selaput ketuban keluar dari uterus ibu bersalin. Persalinan yang normal terjadi pada usia kehamilan cukup bulan/setelah usia kehamilan 37 minggu atau lebih tanpa penyulit. Pada akhir kehamilan ibu dan janin mempersiapkan diri untuk menghadapi proses persalinan. Janin bertumbuh dan berkembang dalam proses persiapan menghadapi kehidupan di luar Rahim. Ibu menjalani berbagai perubahan fisiologis selama masa hamil sebagai persiapan menghadapi proses persalinan dan untuk berperan sebagai ibu.Persalinan dan kelahiran adalah akhir kehamilan dan titik dimulainya kehidupan di luar Rahim bagi bayi baru lahir (Fauziah, 2015).

Persalinan merupakan proses pergerakan janin, plasenta, dan membrane dari dalam rahim melalui jalan lahir. Proses ini berawal dari pembukaan dan dilatasi serviks sebagai akibat kontraksi uterus dengan frekuensi, durasi dan kekuatan yang teratur. Awalnya kekuatan yang muncul kecil, kemudian terus meningkat sampai pada puncaknya pembukaan serviks lengkap sehingga siap untuk pengeluaran janin dari rahim ibu. Persalinan adalah saaat yang menegangkan, menggugah emosi, menyakitkan, dan menakutkan bagi ibu maupun keluarga (Rohani, 2014).

 

2.      Fisiologis persalinan

Sebab-sebab terjadinya persalinan masih merupakan teori yang komplek. Perubahan-perubahan dalam biokimia dan biofisika telah banyak mengungkapkan mulai dari berlangsungnya partus antara lain penurunan kadar hormon progesteron dan estrogen. Progesteron merupakan penenang bagi otot–otot uterus. Menurunnya kadar hormon ini terjadi 1-2 minggu sebelum persalinan. Kadar prostaglandin meningkat menimbulkan kontraksi myometrium. Keadaan uterus yang membesar menjadi tegang mengakibatkan iskemi otot–otot uterus yang mengganggu sirkulasi uteroplasenter sehingga plasenta berdegenerasi (Rohani, dkk., 2013).

 

3.      Faktor Penyebab Persalinan

Beberapa faktor yang menjadi penyebab persalinan yaitu (Rohani, dkk., 2013) :

a.       Tenaga Atau Kekuatan (Power)

Adalah kekuatan yang mendorong janin dalam persalinan. Kekuatan yang berguna untuk mendorong keluar janin adalah his, kontraksi otot-otot perut, kontraksi diagfragma dan aksi ligament. Kekuatan primer yang diperlukan dalam persalinan adalah his, sedangkan sebagai kekuatan sekundernya adalah tenaga meneran ibu.

b.      Jalan Lahir (Passage)

Merupakan faktor jalan lahir, terbagi menjadi 2 yaitu bagian keras (tulang panggul) dan bagian lunak (uterus, otot dasar panggul dan perineum).

c.       Janin (Passanger)

Meliputi sikap janin, letak janin, presentasi, bagian presentasi, serta posisi. Sikap janin menunjukkan hubungan bagian tubuh janin yang satu dengan bagian yang lain. Letak janin dilihat berdasarkan hubungan sumbu tubuh janin dibandingkan dengan sumbu tubuh ibu. Presentasi digunakan untuk menentukan bagian janin yang ada dibagian bawah rahim yang dijumpai pada palpasi atau pada pemeriksaan dalam. Bagian presentasi adalah bagian tubuh janin yang pertama kali teraba oleh jari pemeriksa saat melakukan pemeriksaan dalam. Sedangkan posisi merupakan indikator untuk menetapkan arah bagian terbawah janin.

d.      Psikis Ibu

Meliputi psikologis ibu, emosi, dan persiapan intelektual, pengalaman melahirkan bayi sebelumnya, kebiasaan adat, dan dukungan dari orang terdekat pada kehidupan ibu.

 

e.        Penolong

Peran dari penolong persalinan adalah mengantisipasi dan menangani komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan janin.

 

4.      Tanda-tanda persalinan

Menurut Sofian (2012), tanda dan gejala persalinan antara lain:

a.       Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur

b.      Keluar lendir bercampur darah (blood show) yang lebih banyak karena
robekan-robekan kecil pada serviks

c.       Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya

d.      Pemeriksaan dalam : serviks mendatar dan pembukaan telah ada.

 

5.      Jenis Persalinan

Setiap wanita menginginkan persalinannya berjalan lancar dan dapat melahirkan bayi dengan sempurna.  Ada dua cara persalinan yaitu  persalinan lewat vagina yang lebih dikenal dengan persalinan alami dan persalinan Caesar atau section ceasarea.

a.       Pervaginam
Persalinan pervaginam dibagi menjadi 2 yaitu :

1.      Persalinan Spontan yaitu persalinan yang berlangsung dengan
kekuatan ibu sendiri dan melalui jalan lahir.

2.      Persalinan Buatan yaitu persalinan yang dibantu dengan tenaga
dari luar, misalnya ekstraksi dengan forceps atau dilakukan
section caesarea

b.      Section Cesaria

Section caesarea yaitu tindakan operasi untuk mengeluarkan bayi dengan melalui insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin diatas 500 gram.

 

 

 

 

B.     Lilitan Tali Pusat

1.      Pengertian tali pusat

Tali pusat merupakan jaringan ikat yang menghubungkan antara plasenta dan janin yang memiliki peranan penting dalam interaksi antara ibu dan janin selama masa kehamilan. Jaringan ini berfungsi menjaga viabilitas dan memfasilitasi pertumbuhan embrio serta janin.10 Tali pusat sangat penting bagi perkembangan, kesejahteraan, dan kelangsungan hidup fetus karena berfungsi sebagai sumber oksigen, nutrien dan pembuangan zat-zat sisa. Proses ini diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin (Retniati, 2010).

Perawatan tali pusat adalah pengobatan dan pengikatan tali pusat yang menyebabkan pemisahan fisik terakhir antara ibu bayi, kemudian tali pusat dirawat dalam keadaan steril, bersih, kering, puput dan terhindar dari infeksi tali pusat.

2.      Etiologi

Pada usia kehamilan sebelum 8 bulan umumnya kehamilan janin belum memasuki bagian atas panggul. Pada saat itu ukuran bayi relative kecil dan jumlah air ketuban berlebihan ( polihidramnion) kemungkinan bayi terlilit tali pusat.

Tali   pusat yang panjang menyebabkan bayi terlilit. Panjang tali pusat bayi rata-rata 50 – 60 cm, namun tiap bayi mempunyai tali pusat bebeda-beda. Dikatakan panjang jika melebihi 100 cm dan dikatakan pendek jika kurang dari 30 cm.

Puntiran tali pusat secara berulang-ulang kesatu arah. Biasanya terjadi pada trimester pertama dan kedua. Ini mengakibatkan arus darah dari ibu ke janin melalui tali pusat terhambat total. Karena dalam usia kehamilan umumnya bayi bergerak bebas. Lilitan tali pusat pada bayi terlalu erat sampai dua atau tiga lilitan, hal tersebut menyebabkan kompresi tali pusat sehingga janin mengalami hipoksia / kekurangan oksigen.

3.      Diagnosa

Beberapa hal yang menandai bayi terlilit tali pusat, yaitu (Manalu, 2019):

a.       Pada bayi dengan usia kehamilan lebih dari 34 minggu, namun bagian terendah janin (kepala atau bokong) belum memasuki pintu atas panggul perlu dicurigai adanya lilitan tali pusat.

b.      Pada janin letak sungsang atau lintang yang menetap meskipun telah dilakukan usaha untuk memutar janin (Versi luar/knee chest position) perlu dicurigai pula adanya lilitan tali pusat.

c.       Dalam kehamilan dengan pemeriksaan USG khususnya color doppler dan USG 3 dimensi dapat dipastikan adanya lilitan tali pusat.

d.      Dalam proses persalinan pada bayi dengan lilitan tali pusat yang erat, umumnya dapat dijumpai dengan tanda penurunan detak jantung janin di bawah normal, terutama pada saat kontraksi rahim.

e.       Infeksi Tali Pusat ( Tetanus Neonatorum )

 

4.      Tanda- Tanda Bayi Terlilit Tali Pusat

a.       Pada bayi dengan usia kehamilan lebih dari 34 minggu, namun bagian terendah janin (kepala / bokong) belum memasuki bagian atas rongga panggul.

b.      Pada janin letak sungsang / lintang yang menetap meskipun telah dilakukan usaha memutar janin (versi luar / knee chest position) perlu dicurigai pula adanya lilitan tali pusat.

c.       Tanda penurunan DJJ dibawah normal, terutama pada saat kontraksi.

 

5.      Penatalaksanaan

Melakukan pemeriksaan teratur dengan bantuan USG untuk melihat apakah ada gambaran tali pusat disekitar leher. Namun tidak dapat dipastikan sepenuhnya bahwa tali pusat tersebut melilit leher janin atau tidak. Apalagi untuk menilai erat atau tidaknya lilitan. Namun dengan USG berwarna (Coller Doppen) atau USG tiga dimensi, dan dapat lebih memastikan tali pusat tersebut melilit atau tidak dileher, atau sekitar tubuh yang lain pada janin, serta menilai erat tidaknya lilitan tersebut (Manalu, 2019).

 

 

C.    Teori Asuhan Kebidanan Dasar

1.      Pengertian

Asuhan adalah bantuan yang diberikan oleh bidan kepada individu, klien. Kebidanan adalah bentuk pelayanan kesehatan yang komprehensif dan karakteristik berdasarkan ilmu dan seni kebidanan yang ditunjukan pada wanita atau khususnya dalam masa prakonsepsi, masa kehamilan, persalinan, masa nifas dan bayi baru lahir, upaya masa interval dengan upaya promotif, preventive dan rehabilitative baik secara individu, keluarga, kelompok masyarakat sesuai wewenang, tanggung jawab dank ode etik profesi bidan.

Asuhan kebidanan adalah penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi tanggung jawab dalam memberikan pelayanan kepad klien yang mempunyai kebutuhan  masalah dalam bidang kesehatan ibu hamil, masa persalinan, masa nifas, bayi baru lahir serta keluarga berencana (Depkes RI, 2014).

 

2.      Pendokumentasian asuhan kebidanan

Pendokumentasian adalah suatu pencatatan yang lengkap dan akurat terhadap keadaan yang dilihat dalam pelaksanaan asuhan kebidanan. Pendokumentasian atau catatan manajemen kebidanan dapat diterapkan dengan metode SOAP. Dalam metode SOAP, S merupakan data subyektif, O adalah data objektif, A adalah analisis/assessment dan P adalah planning. SOAP merupakan catatan yang sederhana, jelas, logis dan singkat. Ada beberapa keriteria pencatatan asuhan kebidanan yaitu:

a.       Pencatatan dilakukan segera setelah melaksanakan asuhan pada formulir yang tersedia rekam medis/KMS (kartu menuju sehat/KIA)

b.      Ditulis dalam bentuk catatan perkembangan SOAP

c.       S adalah data subjektif, mencatat hasil anamnesa

d.      O adalah objektif, mencatat hasil pemeriksaan

e.       A adalah hasil analisa, mencatat diagnose dan masalah kebidanan

f.       P adalah penatalaksanaan, mencatat seluruh perencanaan dan pelaksanaan yang sudah dilakukan.

3.      Asuhan kebidanan persalinan

Tujuan Asuhan persalinan adalah mengupayakan kelangsungan hidup dan mencapai derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya, melalui berbagai upaya yang terintegrasi dan lengkap serta intervensi minimal sehingga prinsip keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat yang optimal.

Bidan melaksanakan rencana asuhan kebidanan secara komprehensif, efektif, efisien dan aman berdasarkan evidence based kepada klien/pasien dalam bentuk upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Dilaksanakan secara mandiri, kolaborasi dan rujukan. Bidan melakukan evaluasi secara sistematis dan berkesinambungan untuk melihat keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan, sesuai dengan perubahan perkembangan kondisi klien. Evaluasi atau penilaian dilakukan segera setelah selesai melaksanakan asuhan sesuai kondisi klien. Hasil evaluasi segera dicatat dan dikomunikasikan pada klien dan/atau keluarga. Hasil evaluasi harus ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi klien/pasien.

Untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan asuhan yang bidan berikan kepada pasien, bidan mengacu pada beberapa pertimbangan, antara lain :

1.      Meningkatkan, mempertahankan, dan mengembalikan kesehatan.

2.      Memfasilitasi ibu untuk merawat bayinya dengan rasa aman dan penuh percaya diri.

3.      Memastikan pola menyusui  yang mampu meningkatkan perkembangan bayi.

4.      Meyakinkan  ibu   dan   pasangan   untuk   mengembangkan   kemampuan mereka sebagai orang tu dan untuk mendapatkan pengalam berharga sebagai ornag tua.

5.      Membantu keluarga untuk mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan mereka,  serta  mengemban  tanggung jawab  terhadap  kesehatan  sendiri

Hasil asuhan merupakan bentuk konkret dari perubahan kondisi pasien dan keluarga yang meliputi : pemulihan kondisi pasien, peningkatan kesejahteraan emosional,  peningkatan  pengetahuan,  kemampuan  pasien  mengenai perawatan  diri  dan  bayinya,  serta  peningkatan  kemandirian  pasien  dan keluarga dalam memenuhi kebutuhan kesehatan      

 

 

 


 

DAFTAR PUSTAKA

1.       Fauziah, S. (2015). Keperawatan Maternitas Volume 2 : Persalinan. Jakarta: Kencana.

2.       Rohani, dkk. (2011). Asuhan kebidanan pada masa persalinan. Jakarta : Salemba Medika

3.       Amru, sofian. 2012. Rutam mohctar synopsis obstetric. Obstetri operatif Obstetri sosial edisi 3 jilid 1&2. EGC.Jakarta

4.       Yulizawati, dkk. 2019. Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Persalinan. Sidoarjo: Indomedia Pustaka.

5.       Anisa Mardella Eka, Eko Karyuni Pamilih. 2011. Buku Ajar Ilmu Kebidanan. Jakarta; EGC. 8. Sukmawati L. Hubungan Kehamilan postterm dengan Kejadian asfiksia Neonatorum di RSUD Ambawara Tahaun 2016, diakses tanggal 11 juli 2018.

6.       Manalu, N. A. (2019) ‘Asuhan Kebidanan Pada Ny. D Masa Hamil, Bersalin, Nifas, Bayi Baru Lahir Dan Keluarga Berencana Di Praktek Mandiri Bidan T.H Kota’.