Tuesday 5 October 2021

MAKALAH PERANAN ILMU KIMIA UNTUK PERTANIAN PEMBUATAN PUPUK KCL

 

BAB I

 

 

PENDAHULUAN

 

 

 

 

1.1     Latar Belakang

 

 

Kalium (K) merupakan unsur hara essensial tanaman.Tidak ada unsur lain yang dapat mengganti fungsinya di dalam tanaman, sehingga tanaman harus mendapatkan atau mengandung K secara cukup untuk pertumbuhannya secara normal.Fungsi penting K dalam tanaman adalah pengaruhnya pada efisiensi penggunaan air.Proses membuka dan menutup pori – pori daun tanaman, stomata, dikendalikan oleh konsentrasi K dalam sel yang terdapat di sekitar stomata.Gejala kekurangan K bayak ditunjukkan dengan beberapa cara/ penampilan.gejala yang paling menonjol adalah tanda – tanda terbakarnya daun yang dimulai dari ujung atau pinggir.Tanaman kekurangan K menunjukkan pertumbuhan yang terhambat. Sistem perakaran tanaman jelek/terhambat. Batang tanaman menjadi lemah.Biji dan buah kecil dan mempunyai bentuk tidak normal, hal ini disebabkan tanaman mudah terserang penyakit.Dalam hubungannya dengan proses – proses fisiologi tanaman, kekurangan K dapat menyebabkan : akumulasi karbohidrat dapat larut dan gula reduksi, sintesa glikogen dan pati terhambat,pemanfaatan substrat respirasi terhambat, kecepatan oksidasi fosforilasi dan fotofosforilasi menurun.Sehingga apabila disimpulkan bahwa defisiensi K dalam tanaman erat hubungannya dengan metabolisme N dan karbohidrat. (Winarso, 2005)

 

Bila tanaman kekurangan K, maka banyak proses yang tidak berjalan dengan baik, misalnya terjadinya kumulasi karbohidrat, menurunnya kadar pati, dan akumulasi senyawa nitrogen dalam tanaman. Fungsi Kalium yang lain adalah untuk pengembangan sel dan pengaturan tekanan osmosis.Pengembangan sel disebabkan karena vakuola mengembang 80% - 90% dari volume sel.Hal ini disebabkan oleh: (1) dinding sel yang mengembang

 

misalnya disebabkan karena diberi hormon IAA (indole acetic acid ) dan (2) adanya akumulasi larutan yang berpengaruh secara internal terhadap tekanan osmosis. (Rosmarkam dan Yuwono 2002 )

 

Unsur Kalium merupakan unsur hara yang mudah mengadakan persenyawaan dengan unsur atau zat lainnya, misalnya Khlor, magnesium. Unsur (K) berfungsi bagi tanaman yaitu untuk : (a) mempercepat pembentukan zat Karbohidrat dalam tanaman ; (b) memperkokoh tubuh tanaman ; (c) mempertinggi resistansi terhadap serangan hama/ penyakit dan kekeringan ; (d) meningkatkan kualitas biji. (Buckman dan Brady 1974 )

 

Sifat K yaitu mudah larut dan terbawa hanyut dan mudah pula difiksasi dalam tanah.Sumber x adalah beberapa jenis mineral, sisa – sisa tanaman dan jasad renik, air irifasi, larutan dalam tanah, abu tanaman dan pupuk Anorganik.Dalam pembentukan biji padi – padian (buah cariopsis) K merupakan unsur yang penting, menyebabkan tandanya bernas, bagi pembentukan umbi – umbian unsur K mutlak penting, misalnya dengan pupuk NPK maka K yang paling besar. (Sutedjo dan Kartasapoetra 1988).

 

1.2 Permasalahan

 

 

-               Apakah Kadar Kalium yang terdapat pada pupuk KCl dan NPK telah memenuhi standard yang ditentukan dengan menggunakan metode Spektrofotometri Serapan Atom.

 

 

 

 

1.3 Tujuan

 

 

-               Untuk mengetahui kadar kalium pada pupuk KCL dan NPK dengan metode Spektrofotometri Serapan Atom.

 

 

1.4 Manfaat

 

 

-               Dapat mengetahui kadar Kalium pada pupuk KCL dan NPK dengan metode Spektrofotometri Serapan Atom.


 

BAB II

 

TINJAUAN PUSTAKA

 

 

 

 

2.1.Analisa Kimia

 

Analisa kimia dalam industri pengolahan hasil – hasil pertanian, analisa kimia penting untuk menaikkan mutu hasil yang dipasarkan dan untuk memperoleh kualitas yang tepat (standarisasi). Dalam penjagaan mutu dan standarisasi sangat penting. Agar tujuan ini dapat tercapai, maka perlu pengawasan yang cermat, antara lain :

 

1.    Bahan dasar (raw materials) yang memenuhi syarat. Untuk itu, analisa sangat penting.

 

2.      Pengolahan/reaksi yang tepat perbandingan bahan – bahannya yang tepat dan pengaturan temperatur, tekanannya, dan sebagainya. Dengan perkataan lain campuran reaksi dianalisa, juga hasil pengerjaan/reaksi setiap tahap, sebelum diteruskan dengan tahap selanjutnya.

3.    Hasil akhir sebelum dikirim kepasaran juga diperiksa mutunya dengan macam – macam analisa.

 

Selain untuk produksi, industri memerlukan analisa kimia untuk bagian R&D nya (Research and Development). Bagian Research mengadakan penelitian – penelitian yang bersifat umum untuk mendapatkan pengetahuan baru, antara lain : mengidentifikasikan persenyawaan – persenyawaan baru, pengotoran - pengotoran, menentukan macam sifat bahan seperti kestabilan terhadap pemanasan, terhadap bahan – bahan kimia dan sebagainya, mengembangkan cara – cara analisa yang lebih baik (lebih cepat, murah, teliti, sederhana, dan sebagainya). Development berusaha mendapatkan cara – cara baru untuk memperbaiki proses produksi. Disamping ituanalisa kimia diperlukan untuk trouble shooting yaitu mencari sebab – sebab kesulitan, misalnya mengapa suatu pengolahan tidak dapat memberikan hasil yang semestinya.

Industri juga selalu berusaha mengalahkan saingan – saingan, antara lain dengan mengetahui kualitas hasil produksi mereka, atau meneliti bahan apa yang mereka gunakan, terutama kalau saingan itu menampilkan produk baru; mencoba mengetahui cara kerja mereka dan sebagainya. Salah satu usaha kearah itu adalah analisa kimia dari hasil produksi saingan (competitive products).Untuk menanggulangi pemalsuan, analisa digunakan untuk memeriksa barang – barang yang diduga telah dipalsu dengan jalan menganalisa barang – barang yang dibeli di pasar.

 

Cara analisa klasik yang dikembangkan awal pertumbuhan kimia hampir seluruhnya didasarkan pada sifat kimia zat- zat, sedangkan sifat fisik kurang terpakai atau hanya untuk analisa pendahuluan yaitu pengamatan – pengamatan pendahuluan yang bertujuan untuk mendapatkan keterangan- keterangan untuk kesimpulan sementara.

 

 

2.2 Analisa Instrument

 

 

2.2.1 Analisa Spektrofotometri Serapan atom

 

 

Spektrometri merupakan suatu metode analisis kuantitatif yang pengukurannya berdasarakan banyaknya radiasi yang dihasilkan atau yang diserap oleh molekul analit.Salah satu bagian dari spektrometri ialah Spektrometri Serapan Atom (SSA),merupakan metode analisis unsur secara kuantitatif yang pengukurannya berdasarkan penyerapan cahaya dengan


 

panjang gelombang tertentu oleh atom oleh atom logam dalam keadaan bebas.Spektrofotometri Serapan Atom didasarkan pada penyerapan energi sinar oleh atom – atom netral dalam keadaan gas, untuk itu diperlukan kalor/panas.Alat ini umumnya digunakan untuk analisis logam sehingga setelah dipansakan akan sukar didapat unsur yang terionisasi.Pada metode ini larutan sampel diubah menjadi bentuk aerosol didalam bagian pengkabutan (nebulizer) pada alat AAS selanjutnya diubah ke dalam bentuk atom – atomnya berupa garis didalam nyala.(Skoog, 2000)

 

2.3. Pupuk

 

 

2.3.1 Defenisi Pupuk

 

 

Pupuk ialah bahan yang diberikan ke dalam tanah baik yang organik maupun anorganik dengan maksud untuk mengganti kehilangan unsur hara dari dalam tanah dan bertujuan untuk meningkatkan produksi tanaman dalam keadaan faktor keliling atau lingkungan yang baik. (Sutejo,2002).

 

Pupuk didefinisikan sebagai material yang ditambahkan ke tanah atau tajuk tanaman dengan tujuan untuk melengkapi ketersediaan unsur hara. Bahan pupuk yang paling awal digunakan adalah kotoran hewan, sisa pelapukan tanaman, dan arang kayu. Pemakaian pupuk kimia kemudian berkembang seiring dengan ditemukannya deposit garam kalsium di Jerman pada tahun 1839.(Novizan,2005)

 

2.3.2Pupuk Kimia Anorganik

 

 

Menurut PP no 8 tahun 2001 yang merupakan penjabaran lebih lanjut dari UU no 12 tahun 1992 tentang Sistem Budi Daya Tanaman tentang Pupuk Budi Daya Tanaman,defenisi pupuk adalah bahan kimia atau organisme yang berperan dalam penyediaan unsur hara bagi keperluan tanaman secara langsung atau tidak langsung. Pupuk anorganik adalah pupuk hasil

 

 

proses rekayasa secara kimia, fisik dan atau biologis dan merupakan hasil industri atau pabrik pembuat pupuk. Penggunaan pupuk anorganik (pupuk kimia ) dalam jangka panjang menyebabkan kadar bahan organik tanah menurun, struktur tanah rusak, dan pencemaran lingkungan. Hal ini jika terus berlanjut akan menurunkan kualitas tanah dan kesehatan lingkungan (Isnaini,2006)

 

Pupuk Anorganik atau pupuk buatan yang merupakan hasil industri atau hasil dari pabrik- pabrik pembuat pupuk (pupuk dari pabrik sriwijaya, Pabrik Kujang dan lain – lain), pupuk mana yang mengandung unsur – unsur hara atau zat – zat makanan yang diperlukan tanaman. Pupuk tersebut pada umumnya mengandung unsur hara yang tinggi. (Sutejo, 2002)

 

2.3.3 Pupuk Kalium

 

Kalium klorida, KCL, kadar K20 nya 52-53% (KCL80) dan 55-58% (KCL 90),bersifat agak nigroskopis, reaksi fisiologis asam lemah. Kandungan CL-nya yang tinggi menyebabkan pemakaiannya harus dibatasi karena kelebihan CL berpengaruh jelek pada tanaman. Pada Kalium klorida (KCL) jika digunakan dalam jumlah besar atau kentang dan tembakau akan mengurangi mutunya, maka perlu diganti yang berbentuk sulfat. Kalium – Magnesium sulfat, parent kali, kadar K2O-nya 21-30% dan MgO 6-19,5% reaksi fisiologis asam lemah.Pemakaiannya agak terbatas.Bahan pupuk yang mengandung kalium mudah larut dalam air sehingga mudah tersedia untuk tanaman.Kebanyakan pupuk kalium tidak banyak memberi reaksi perubahan pH pada tanah.(Mukhlis, 2007)

 

Kalium diserap oleh tanaman dalam bentuk ion K+.Di dalam tanah, ion tersebut sangat dinamis.Tak mengherankan jika mudah tercuci pada tanah berpasir dan tanah dengan pH rendah.Dari ketiga unsur hara yang banyak diserap oleh tanaman ( N,P,K ) kaliumlah yang jumlahnya paling melimpah dipermukaan bumi.tanah mengandung 400-650 kg kalium

untuk setiap 93 m2 (pada kedalaman 15 cm).Namun, sekitar 90-98& berbentuk mineral primer yang tidak dapat terserap oleh tanaman.Sekitar 1-10% terjebak dalam koloid tanah karena kaliumnya bermuatan positif.Bagi tanaman,ketersediaan kalium pada posisi ini agak lambat.Sisanya, sekitar 1-2% terdapat di dalam larutan tanah dan mudah tersedia bagi tanaman.Kandungan kalium sangat tergantung pada jenis mineral pembentuk tanah dan kondisi cuaca setempat.(Novizan, 2002)

 

2.4 Unsur Kalium

 

 

2.4.1Kalium

 

 

Kalium (K) merupakan hara utama ketiga setelah N dan P. Kalium mempunyai valensi satu dan diserap dalam bentuk ion K+. Kalium tergolong unsur yang mobil dalam tanaman baik dalam sel, dalam jaringan tanaman, maupun dalam xylem dan floem.Kalium dalam sitoplasma dan kloroplas diperlukan untuk menetralkan larutan sehingga mempunyai pH 7-8.Pada lingkungan pH tersebut terjadi proses reaksi yang optimun untuk hampir semua enzim yang ada dalam tanaman.Umumnya bila penyerapan K tinggi menyebabkan penyerapan unsur Ca, Na, Mg turun. Unsur yang mempunyai pengaruh saling berlawanan dan satu sama lain berusaha saling mengusir disebut antagonis. Oleh karena itu, perlu ketersediaan unsur berimbangan optimal.(Rosmarkam dan Yuwono 2002)

 

 

 

 

Berdasarkan metode serapan atau tekanan atau penggantian konsentrasi k+ dalam larutan tanah pada beberapa jenis dan kondisi tanah, konsentrasi K+ sangat bervariasi yaitu antara 1 hingga 265 mg K+.l-+. Sebagian besar tanah- tanah pertanian di tropik lembab antara 2 hingga 4 mg K+l-+.Kalium dalam larutan tanah akan meningkat sesuai dengan peningkatan penambahan K. Peningkatan konsentrasi K dalam larutan tanah ini lebih besar apabila

 

temperatur lebih tinggi dan tekanan air tanah 1bar. Sedangkan K yang terekstrak dengan larutan NH4-Oac tidak banyak berubah baik oleh peningkatan temperatur maupun tekanan air tanah.Koloid tanah mempunyai muatan negatif sehingga menarik kation-kation termasuk K+ dan sebaliknya menolak/berlawanan dengan anion.Kation-kation yang diikat/diserap oleh koloid tanah dalam kondisi dapat dipertukarkan, konsentrasinya berkesetimbangan dengan kation dalam larutan tanah.(winarso 2005)

 

Terlepas dari kenyataan ini K mempunyai peranan penting dalam tanaman, yaitu dalam peristiwa – peristiwa fisiologis,misalnya sebagai berikut:

 

a.    K berfungsi dalam metabolisme KH, berarti berperan dalam pembentukan pati, pemecahannya dan translokasi pati tersebut.

b.    K berfungsi dalam metabolisme Nitrogen dan Shinthesa protein

 

c.    Dapat menetralisasi asam – asam organik yang penting bagi proses fisiologi

 

d.    Mengawasi dan mengatur berbagai aktifitas unsur mineral

 

e.    Mengaktifkan berbagai enzim 9invertase, peptase, diatase, dan katalase.

 

f.     Mempercepat pertumbuhan jaringan meristimatik

 

g.    Mengatur pergerakan stoma dan hal yang berhubungan dengan air atau mempertahankan ttugor tanaman yang dibutuhkan dalam proses fotosintesa dan proses – proses lainnya agar dapat berlangsung dengan baik.

 

h.    Menambah resistensi tanaman: dan

 

i.      K berpengaruh atas Pyrovic kinase pada beberapa tanaman.(Sutedjo, 2002)

 

 

2.4.2 Metode Pemupukan Pupuk K

 

 

Tidak ada metode terbaik dalam penggunaan pupuk Kalium.Kesesuaian metode tersebut sangat tergantung pada kondisi tanah dan tanaman serta praktek pengelolaanya. Berikut .beberapa faktor yang mempengaruhi metode dan penempatan pupuk; tanaman,

ketersediaan alat dan tenaga,status kesuburan tanah, tipe tanah,waktu dan dosis pemupukan, penggunaan bahan kimia dalam pengendalian hama dan penyakit yang dikombinasikan dengan pupuk, dan temperatur tanah.Sejumlah metode pemupukan k yang telah diteliti oleh peneliti-peneliti serta yang langsung diaplikasikan oleh petani; sebar di permukaan tanpa dilakukan dengan pencampuran, sebar dan (disked), sebar dan diolah untuk pencampuran, diberikan melalui biji, alur dengan berbagai kombinasi antara kedalaman dan dengan jarak biji, penempatan di dalam tanah, alur tetapi di permukaan, (fertigation), kombinasi antara metode-metode di atas

 

 

 

 

 

2.4.3 Sumber Pupuk Kalium dan Jenis-Jenis Kalium

 

 

Kanada (Amerika Utara) merupakan deposit K terbesar di dunia. Sedangkan di indonesia dijumpai dalam batuan volkanik Tefrit-leusit dan Basanit-leusit. Deposit K di indonesia sangat jarang dijumpai,apabila dibandingkan dengan batuan volkanik.Batuan volkanik tersebut tersebar atau banyak dijumpai Pulau Bawean dan maros.Indonesia saat ini untuk memenuhi kebutuhan pupuk sumber K semuanya masih import. (Soewandi,2002)

 

 

Bila pupuk dimasukkan kedalam tanah, maka pupuk ini akan mengalami ionisasi setelah bereaksi dengan air. Hasil ionisasi ini menyebabkan meningkatnya konsentrasi kalium didalam larutan tanah dan bersama – sama dengan ion K yang diserap, merupakan kalium yang mudah diserap tanaman. Koloid tanah bermuatan listrik negatif, mampu menyerap sejumlah kation – kation pada permukaannya dan seimbang dengan kation – kation yang berada didalam larutan tanah. Jika konsentrasi ion K meningkat di dalam larutan tanah maka reaksi akan beralih ke kiri dan banyak ion K yang diserap dipermukaan koloid tanah. (Hasibuan, 2004)

 

Beberapa jenis-jenis dari kalium; Kalium klorida (KCL),Kalium terbesar klorida atau muriate of potash merupakan pupuk sumber K terbesar yang digunakan dalam pertanian.Mengandung 60 hingga K2O dan larut air. Sebagian besar KCL dibuat dari sylvinite dan sebagian dari brine.Pemurnian dalam pembuatan pupuk KCL dari bahan-bahan tambang tersebut dapat melalui proses flotasi atau proses kristalisasi,akan tetapi pupuk KCL untuk pertanian sebagian besar dibuat melalui proses flotasi (pemisahan berdasarkan berat jenis) (Novizan, 2005)

 

 

2.4.4 Pergerakan Kalium di Dalam Tanah dan Sifat Kimia Tanah

 

 

Sangat penting mempertahankan konsentrasi K+ di dalam tanah pada konsentrasi sesuai kebutuhan tanaman karena K tidak banyak bergerak, kecuali pada tanah pasiran dan tanah organik.Tidak seperti halnya N dan unsur hara lain,K+ cenderung untuk tetap dimana pupuk tersebut diletakan.pada umumnya selama pertumbuhan, akar tanaman melakukan kontak dengan tanah kurang dari 3%.Sehingga tanah harus mengandung atau dipupuk dengan dosis cukup untuk meyakinkan kebutuhan tanaman terpenuhi pada setiap fase pertumbuhan hingga panen.Total masa akar tanaman jagung hanya sekitar 1% dari volume tanah.Hal ini berarti akar tanaman jagung melakukan kontak dengan hara tersedia dalam tanah kurang dari 1%.( Buckman dan Brady 1974).

 

Kalium tanah labil (posisi p) bisa lebih realistik diperkirakan dengan AK° dibandingkan dengan Kad yang biasa diukur dengan pengekstrak N NH4 Oac pH 7.Nilai potensi kemampuan menyangga K, power buffer capacity PBC, merupakan ukuran dari kemampuan tanah untuk mempertahankan intensitas K dalam larutan tanah.Nilai PBC kalium yang tinggi sangat nyata mampu mensuplai K dengan baik sebaliknya apabila renda menunjukkan kebutuhan pemupukan K dengan frekuensi dan dosis tertentu.Pengapuran juga dapat meningkatkan nilai tersebut, karena hasil peningkatan KTK yang tergantung pH.Faktor intensitas K (ARk) dihitung dari konsentrasi Ca, Mg, K, dan Na yang tertukar dan dikoreksi untuk diaplikasikan pada teori Deybe-Huckel. Nilai ARke merupakan ukuran dari ketersediaan atau aktivitas K labil dalam tanah dan nilai tersebut dapat ditingkatkan dengan pemupukan K.Selain itu dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa pengapuran juga dapat meningkatkan atau menurunkan nilai tersebut. (Lingga, 1986)

Hukum aksi massa menyatakan bahwa hasil perkalian kadar H+ dengan kadar OH_ selalu tetap.(Notohadiprawiro, 1995)

 

Sifat kimia tanah berhubungan erat dengan kegiatan pemupukan.Berbicara tentang Sifat kimia tanah, tidak terlepas dari persoalan unsur – unsur kimia dan reaksi kimia yang pembahasannya agak rumit.Namun, pembahasan akan lebih ditekankan pada aspek praktisnya sehingga akan sangat membantu dalam mencapai efektivitas pemupukan.Dengan mengetahui sifat kimia tanah akan didapat gambaran jenis dan jumlah pupuk yang dibutuhkan.Pengetahuan tentang sifat kimia tanah juga dapat membantu memberikan gambaran reaksi pupuk setelah ditebarkan ke tanah.

 

a.Unsur Hara Essensial

 

Tumbuhan tingkat tinggi memperoleh unsur Karbon (C) dan oksigen (O2) dari udara melalui stomata yang terdapat di permukaan daun.Kedua unsur tersebut selanjutnya diproses melalui mekanisme fotosintesis. Unsur hidrogen (H) didapatkan dalam bentuk air (H2O). Unsur mineral lainnya diperoleh tanaman dari dalam tanah yakni : Nitrogen, Kalium, Phospor, Magnesium, Sulfur, Kalsium, Besi, Seng, Mangan, Tembaga, Boron, Molibdenum, dan Khlor.Tanaman menyerap ketigabelas unsur hara dari lautan tanah dalam bentuk ion positif (kation) dan ion negatif (anion).Karena bermuatan listrik, akan terjadi tarik - menarik antarkeduanya, juga terjadi tarik – menarik antara ion dengan koloid tanah yang bermuatan listrik negatif

 

b.Larutan Tanah

 

 

Larutan tanah adalah air yang terdapat di antara pori – pori tanah. Larutan ini mengandung ion – ion terlarut yang dapat diserap oleh akar tanaman. Diantaranya terdapat juga ion – ion yang tidak berguna atau bersifat racun bagi tanaman, seperti aluminium.Larutan tanah identik dengan larutan garam yang mudah berubah konsentrasi (kepekatan) dan susunan kimianya.

 

Di daerah kering, kadar garam larutan tanah lebih tinggi daripada di daerah basah. Sering kali kadar garam larutan tanah menghambat pertumbuhan tanaman.Kadar garam sebesar 0,5% saja sudah berbahaya bagi tanaman.

 

c.Ph Tanah

 

 

Tanah bersifat asam karena berkurangnya kation kalsium, magnesium, kalium, atau natrium.Unsur – unsur tersebut terbawa oleh aliran air ke lapisan tanah yang lebih bawah (pencucian) atau hilang diserap oleh tanaman.Karena ion – ion positif yang melekat pada koloid tanah berkurang, kation pembentuk asam seperti hidrogen dan aluminium akan menggantikannya.Di Indonesia, ph tanah umumnya berkisar antara 3-9, tetapi untuk daerah rawa seperti tanah gambut ditemukan ph di bawah 3 karena banyak mengandung asam sulfat.Di daerah kering atau di daerah dekat pantai, ph tanah dapat mencapai di atas 9 karena banyak mengandung garam natrium.

 

d.Kapasitas Tukar Kation

 

 

Koloid tanah adalah bagian tanah yang sanagt berperan dalam penyediaan unsur hara bagi tanaman.Kapasitas Tukar Kation (KTK) adalah kemampuan atauatau kapasitas atau koloid tanah untuk memegang kation.Kapasitas inisecara langsung tergantung pada jumlah muatan negatif dari koloid tanah dan sangat ditentukan oleh tipe koloid yang terdapat dalam tanah.( Novizan,2005)

 

2.4.5 Sumber Nutrisi Utama pada Tumbuhan

 

 

Pupuk merupakan salah satu sumber nutrisi utama yang diberikan pada tumbuhan. Dalam proses pertumbuhan, perkembangan dan proses reproduksi setiap hari tumbuhan membutuhkan nutrisi berupa mineral dan air. Nutrisi yang dibutuhkan oleh tumbuhan diserap melalui akar, batang dan daun. Nutrisi tersebut memiliki berbagai fungsi yang saling mendukung satu sama lainnya dan menjadi salah satu komponen penting untuk meningkatkan produktivitas pertanian.( Dwi,2012 )

 

 

Pupuk organik adalah pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri atas bahan organik yang berasal dari tanaman dan atau hewan yang telah melalui proses rekayasa,dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan mensuplai bahan organik atau memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah.Sumber bahan organik dapat berupa kompos,pupuk hijau, pupuk kandang, sisa panen (jerami, tonggol jagung, dan sabut kelapa) dan limbah ternak.Pupuk organik bermanfaat bagi peningkatan produksi pertanian baik kualitas maupun kuantitas, mengurangi pencemaran lingkungan, dan meningkatkan kualitas lahan secara berkelanjutan. Penggunaan pupuk organik dalam jangka panjang dapat meningkatkan produktivitas lahan dan dapat mencegah degradasi lahan. Namun permasalahan umum yang dihadapi pupuk organik adalah rendahnya kadar unsur hara, kelarutan rendah, waktu relatif lebih lama menghasilkan nutrisi tersedia yang siap diserap tanaman, dan respon tanaman terhadap pemberian pupauk organik tidak sebaik pemberian pupuk anorganik. Sehingga pupuk organik tidak banyak digunakan, karena dianggap tidak memenuhi kebutuhan nutrisi tanaman.(Mardiansyah,201

2.4.6 Kekurangan Kalium

 

 

Kekurangan hara Kalium menyebkan produksi merosot, walaupun sering tidak menampakkan gejala defisiensi. Kejadian ini disebut lapar tersembunyi ( hiden hunger ). Kekurangan Kalium menyebabkan kadar Karbohidrat berkurang dan rasa manis buah buahan sering berkurang.( Rosmarkam Afandie 2002 ).

akan memperlihatkan gejala tertentu. Berikut beberapa gejala tumbuhan jika kekurangan kalium :

 

- Daun mengkerut atau keriting terutama pada daun tua walaupun tidak merata.

-  Pada daun akan timbul bercak bercak berwarna merah cokelat, daun akan mongering lalu mati.

 

- Buah tumbuh tidak sempurna, kecil, nutunya jelek, hasilnya rendah, dan tidak    tahan

 

simpan. Kalium secara normal terkonsentrasi dalam CIS.Kalium secara langsung mempengaruhi eksitabilitas saraf dan otot serta berperan dalam tekanan osmotik intraseluler.(Winarso Sugeng 2005 )

 

2.4.7 Faktor – faktor Tanah yang Mempengaruhi Serapan K

 

 

Kalium relatif tidak mobil dalam tanah. Unsur K dapat mencapai ke permukaan akar sebagian besar melalui difusi. Oleh karena itu faktor – faktor yang membatasi pertumbuhan akar dapat menurunkan serapan akar. Beberapa faktor tersebut adalah sebagai berikut.

 

-       Aerasi Tanah

 

Serapan K sangat dipengaruhi oleh aerassi tanah yang jelek, dan pengaruhnya lebih nyata dibandingkan dengan sebagian besar unsur hara lain. Sehingga praktek pengolahan tanah minimum dan pemadatan dapat secara nyata menurunkan serapan K oleh tanaman dan membesar masalah defisiensi. Masalah tersebut banyak yang muncul disebabkan oleh pengurangan aerasi dan pertumbuhan tanaman.

-       Status/konsentrasi K-tanah

 

Jika nilai K tanah menurun maka serapan akar oleh tanaman juga akan turun.

 

-       Fiksasi

 

Pada tanah – tanah tertentu dapat menjebak K pada kisi – kisi mineral liatnya sehingga menjadi tidak tersedia dan menurunkan ketersediaan K tanah bagi tanaman.

-       Kapasitas Tukar Kation (KTK)

 

Pada umumnya tanah – tanah dengan KTK tinggi mempunyai kemampuan menyimpan daan menyediakan K lebih besar.

-       Temperatur Tanah

 

Penurunan temperatur tanah dapat menurunkan ketersediaan dan serapan K oleh tanaman.

 

Masalah ini dapat daiatasi dengan peningkatan status ketersediaan K dalam tanah.

 

-       Kadar Air Tanah

 

Air tanah dibutuhkan untuk pergerakan K (difusi) kepermukaan akar tanaman. Baik kelebihan dan kekurangan air dapat menurunkan serapan k oleh akar.

 


 

BAB III

 

BAHAN DAN METODE

 

 

 

 

 

 

3.1.Alat

 

 

 

 

Adapun alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari :

 

  1. Neraca Analitik

 

  1. Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) dengan lampu katoda kalium

 

  1. Gelas Piala 300 ml

 

  1. Labu ukur 100 ml,250 ml,500 ml,1000 ml

 

  1. Kertas saring whatman 41

 

  1. Hot plate

 

  1. Pipet volumetric 2 ml,5 ml,15 ml dan 10 ml

 

 

3.2.Bahan

 

 

Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari :

 

 

a.    Pupuk KCl

 

b.    Pupuk NPK

 

c.    Aquadest

 

d.    CaCO3

 

e.    HCL

 

f.     Larutan Standar


3.3.Prosedur Percobaan

 

 

3.3.1 Penentuan unsur kalium secara kualitatif

 

 

Dipipet sebanyak 2 ml larutan contoh uji/filtrat ke dalam tabung reaksi.Tambahkan sebanyak 1 ml asam peklorat secara perlahan sepanjang dinding tabung reaksi.Apabila terbentuk endapan putih maka contoh uji positif memiliki kandungan unsur kalium.

 

 

 

 

3.3.2 Persiapan larutan contoh

 

 

Timbang dengan teliti 5 gram KCl dan 5 gram NPK. Dimasukkan masing – masing kedalam gelas piala 300 ml.Ditambahkan 10 ml HCl, 100 ml aquadest.Didihkan selama 5 menit.Dinginkan.Pindahkan secara kuantitatif kedalam labu ukur 250 ml atau 500 ml.Diencerkan dengan aquadest sampai tanda tera dan saring dengan kertas saring whatman 41.

 

3.3.3 Penentuan kadar kalium menggunakan SSA (Spektrofotometri Serapan Atom)

 

 

Dipipet beberapa ml larutan KCl dan NPK. Dimasukkan masing - masing kedalam labu ukur 100 ml.Ditambahkan 1-10 ml larutan supresor.Diencerkan dengan air suling sampai tanda tera.Dihomogenkan.Diukur konsentrasi kalium dengan spektrofotometri serapan atom pada panjang gelombang 766,5 nm.


BAB IV

 

KESIMPULAN DAN SARAN

 

 

 

 

5.1. Kesimpulan

 

Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa kadar kalium pada pupuk KCL yang didapat dengan metode spektrofotometri serapan atom adalah 31,10 % dan pada pupuk NPK sebesar 13,12 %.Hasil menunjukkan bahwa kadar yang diteliti tidak memenuhi standar yang ditentukan.

 

 

5.2. Saran

 

Penentuan kadar kalium pada pupuk KCL dan pada pupuk NPK dengan metode spektrofotometri serapan atom dapat digunakan serta perlu dilakukan analisa secara berkelanjutan.