Monday 19 April 2021

MAKALAH PENGUJIAN VALIDITAS TES DAN PENGUJIAN RELIABILITAS TES

 

 

KATA PENGANTAR

 

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia dan rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat  terselesaikan dengan baik. Makalah  ini disusun berdasarkan tugas yang telah diberikan kepada kami sebagai tugas kelompok yang di dalamnya memuat latar belakang, pembahasan, dan kesimpulan pembahasan dari makalah ini.

Dengan selesainya makalah ini, kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu dan Bapak Dosen mata kuliah Evaluasi Hasil Belajar yang telah membimbing dalam penyusunan makalah ini, dan kepada orang tua yang telah memberi motivasi selama pembuatan makalah sehingga makalah dapat terselesaikan.

Dalam penyusunan makalah ini, kami sudah berusaha semaksimal mungkin. Mohon maaf apabila masih terdapat kesalahan-kesalahan atau kekurangan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa lainnya juga bagi para pembaca umumnya.

 

  Medan,   September 2017

 

 

Penyusun,

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR ISI

 

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A.       Latar Belakang

B.       Rumusan Masalah

C.       Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

A.       VALIDITAS TES

Jenis-Jenis Validitas Tes Secara Garis Besar

Cara Mengetahui Validitas Alat Ukur

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Validitas Tes

B.       RELIABILITAS TES

Cara Mencari Besarnya Reliabilitas

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Reliabilitas

BAB III PENUTUP

Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

 

 

 

 

 


BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Evaluasi memiliki arti penting dalam kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan oleh seorang guru. Diantara tujuan dari evaluasi adalah untuk menilai ketercapaian tujuan pendidikan oleh anak didik, sarana untuk mengetahui apa yang telah anak didik ketahui dalam kegiatan belajar mengajar, dan memotivasi anak didik. Untuk mengevaluasi hasil belajar dan proses belajar siswa, seorang guru menggunakan berbagai macam alat atau instrumen evaluasi seperti tes tertulis, tes lisan, ceklis-observasi, angket-wawancara, dan dokumentasi.

Keberhasilan mengungkap hasil dan proses belajar ini sebagaimana adanya (objektivitas hasil penilaian) sangat bergantung pada kualitas alat penilainya, di samping itu juga yang tidak kalah pentingnya tergantung pada cara pelaksanaannya. Suatu alat penilaian dikatakan mempunyai kualitas yang baik apabila alat tersebut memiliki atau memenuhi dua hal, yaitu validitas (ketepatan) dan reliabilitas (ketetapan atau keajegan) alat tes terjamin kualitasnya. Alat tes yang bagaimana dan seperti apa yang dikatakan memiliki validitas dan reliabilias ini, selanjutnya akan kita bahas dalam makalah ini berjudul Validitas Tas dan Reliabilitas Tes”  ini.

B.     Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang ada didalam makalah ini yaitu:

1.      Apa dan bagaimana validitas tes ?

2.      Apa dan bagaimana Reliabilitas tes ?

C.    Tujuan

Adapun tujuan dari makalah ini yaitu:

1.      Untuk mengetahui apa dan bagaimana validitas tes.

2.      Untuk mengetahui apa dan bagaimana Reliabilitas tes.

 

 

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

A.    VALIDITAS TES

Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya (Azwar, 1986). Suatu skala atau instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila instrumen tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Sedangkan tes yang memiliki validitas rendah akan menghasilkan data yang tidak relevan dengan tujuan pengukuran.

Validitas tes biasa juga disebut sebagai kesahihan suatu tes adalah mengacu pada kemampuan suatu tes untuk mengukur karakteristik atau dimensi yang dimaksudkan untuk diukur. Valid berarti cocok atau sesuai. Suatu tes dikatakan valid, apabila tes tersebut benar-benar manyasar keapada apa yang dituju. Tes tersebut benar-benar dapat memberikan keterangan atau gambaran tentang apa yang diinginkan. Jika tes itu bahasa, maka tes tersebut harus diberikan gambaran tentang kemampuan dan kacakapan anak dalam hal bahasa, dan bukan manunjukkan gambaran kecakapan anak dalam hal ekonomi, ilmu bumi dan sebagainya. Guna menjelaskan pengertian valid ini, dapat kita ambil contohnya jika kita ingin mengetahui berat dari suatu benda, maka kita pergunakan alat pengukuran timbangan. Jika ingin mengetahui panjang sesuatu, maka kita pergunakan alat pengukur meteran. Dan jika kita ingin mengetahui suhu sesuatu, kita pergunakan alat pengukur thermometer.

Sifat valid diperlihatkan oleh tingginya validitas hasil ukur suatu tes. Suatu alat ukur yang tidak valid akan memberikan informasi yang keliru mengenai keadaan subjek atau individu yang dikenai tes itu. Apabila informasi yang keliru itu dengan sadar atau tidak dengan sadar digunakan sebagai dasar pertimbangan dalam pengambilan suatu keputusan, maka keputusan itu tentu bukan merupakan suatu keputusan yang tepat.

Jenis-Jenis Validitas Tes Secara Garis Besar

1.      Validitas isi (Content Validity)

Validitas isi (Content Validity) adalah ketepatan suatu alat ukur ditinjau dari isi alat ukur tersebut. Suatu alat ukur dikatakan memiliki validitas isi apabila isi atau materi atau bahan alat ukur tersebut betul-betul merupakan bahan yang representatif  terhadap bahan pembelajaran yang diberikan. Artinya, isi alat ukur diperkirakan sesuai dengan apa yang telah diajarkan berdasarkan kurikulum.

Cara menyelidiki validitas isi alat ukur Matematika dapat dilakukan dengan menggunakan pendapat suatu ‘panel’ yang terdiri dari ahli-ahli dalam bidang matematika dan ahli-ahli dalam pengukuran. Bila cara tersebut sulit untuk dilakukan, maka dapat dikerjakan dengan cara membandingkan materi alat ukur tersebut dengan bahan-bahan dalam penyusunan alat ukur, dengan analisis rasional. Apabila materi alat ukur cocok dengan materi penyusunan alat ukur, berarti alat ukur tersebut memiliki validitas isi.

2.      Validitas Konstruksi (Construct Validity)

Sebuah tes dikatakan memiliki validitas konstruksi apabila butir-butir soal yang membangun tes tersebut mengukur setiap aspek berfikir seperti yang disebutkan dalam tujuan instruksional khusus. Dengan kata lain jika butir-butir soal mengukur aspek berfikir tersebut sudah sesuai dengan aspek berfikir yang menjadi tujuan instruksional.

Sebagai contoh jika rumusan Tujuan Instruksional Khusus (TIK). “Siswa dapat membandingkan antara efek biologis dan efek psikologis”, maka butir soal pada tes merupakan perintah agar siswa membedakan anatar dua efek tersebut.

“Konstruksi” dalam pengertian ini bukanlah “susunan” seperti yang sering dijumpai dalam teknik, tetapi merupakan rekaan psikologis yaitu suatu rekaan yang dibuat oleh para ahli ilmu jiwa yang dengan suatu cara tertentu “memerinci” isi jiwa atas beberapa aspek seperti ingatan (pengetahuan), pemahaman, aplikasi dan seterusnya. Dalam hal ini, mereka menganggap seolah-olah jiwa dapat dibagi-bagi. Tetapi sebenarnya tidak demikian. Pembagian ini hanya merupakan tindakan sementara untuk mempermudah mempelajari. Seperti halnya validitas isi, validitas konstruksi dapat diketahui dengan cara memerinci dan memasangkan setiap butir soal dengan setiap aspek dalam TIK. Pengerjaannya dilakukan berdasarkan logika bukan pengalaman.

Validitas isi dan validitas konstruksi dapat dimasukkan kedalam logical validity, karena dalam penyusunan soal tesnya mengacu kepada kriteria-kriteria yang secara teori dan logis harus diperhatikan untuk mendapatkan tingkat validitas tinggi.

3.      Validitas Kesamaan (Concurent Validity)

Alat tes sebagai alat pengukur dapat dikatakan telah memiliki validitas kesamaan apabila alat tes tersebut dalam kurun waktu yang sama dengan secara tepat mampu menunjukkan adanya hubungan yang searah antara tes pertama dengan tes berikutnya. Menurut Suharsimi, dalam hal ini alat tes dipasangkan dengan hasil pengalaman. Pengalaman selalu mengenai hal yang telah lampau sehingga data pengalaman tersebut sekarang sudah ada.

 

4.      Validitas Prediksi/ Ramalan

Setiap kali kita menyebutkan istilah “ramalan” maka didalamnya akan terkandung pengertian mengenai “sesuatu yang bakal terjadi masa yang akan datang “ atau sesuatu yang pada saat sekarang belum terjadi dan baru akan terjadi pada waktu-waktu yang akan datang. Apabila istilah ramalan dikaitkan dengan validitas alat tes maka yang dimaksud dengan validitas ramalan dari suatu alat tes adalah suatu kondisi yang menunjukkan seberapa jauhkah sebuah alat tes dapat secara tepat menunjukkan kemampuannya untuk meramalkan apa yang bakal terjadi pada masa yang akan datang.

5.      Kesahihan Tampang (Face Validity)

Kesahihan tampang ini disebut juga dengan kesahihan semu, karena hasil yang ditunjukkan hanyalah menyangkut “tampang” atau tampilan dari perangkat soal tes dikemas dengan baik, seperti desain luar, format penulisan butir soal, jenis dan ukuran kertas yang digunakan, dan sebagainya. Sedangkan criteria secara substansi isi soal dengan kesesuaian perangkat soal tidak dibicarakan.

Sesahihan tampang ini hanyalah untuk memberi kesan yang baik kepada peserta tes bahwa pelaksanaan ujian dilakukan dengan serius, sehingga peserta tes juga akan berusaha dengan sungguh-sungguh dalam mengerjakan soal.

Cara Mengetahui Validitas Alat Ukur

Sekali lagi diulangi bahwa sebuah tes dikatakan memiliki validitas jika hasilnya sesuai dengan kriterium, dalam arti memiliki kesejajaran antara hasil tes tersebut dengan kriterium. Teknik yang digunakan untuk mengetahui kesejajaran adalah teknik korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson dengan rumus:

Keterangan:

n

∑X

∑Y

∑XY

∑X2

∑Y2

: jumlah subyek atau siswa

: jumlah skor X

: jumlah skor Y

: jumlah skor X dan Y

: jumlah skor X dikuadratkan

: jumlah skor Y dikuadratkan

Koefisien korelasi selalu terdapat - antara 1,00 sampai + 1,00. Namun kerena dalam menghitung sering dilakukan pembulatan angka-angka, sangat mungkin diperoleh koefisien lebih dari 1,00. Koefisien negative menunjukkan hubungan kebalikan sedangkan koefisien positif menunjukkan adanya kesejajaran untuk mengadakan interpretasi mengenai besarnya koefisien korelasi adalah sebagai berikut:

·         Antara 0,800 sampai dengan 1,00 : sangat tinggi

·         Antara 0,600 sampai dengan 0,800 : tinggi

·         Antara 0,400 sampai dengan 0,600 : cukup

·         Antara 0,200 sampai dengan 0,400 : rendah

·         Antara 0,00 sampai dengan 0,200 : sangat rendah

Penafsiran harga koefisen korelasi ada dua cara yaitu:

1.      Dengan melihat harga r dan diinterpretasikan misalnya korelasi tinggi, cukup dan sebagainya.

2.      Dengan berkonsultasi ke table harga kritik r product moment sehingga dapat diketahui signifikan tidaknya korelasi tersebut. Jika harga r lebih kecil dari harga kritik dalam table, maka korelasi tersebut tidak signifikan. Begitu juga arti sebaliknya.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Validitas Tes

1.      Pengaruh latar belakang kebudayaan siswa; seperti keadaan status ekonomi, perbedaan struktur social (status social tinggi/rendah) perbedaan jenis kelamin tersebut akan mempengaruhi validitas tes. Sebagai contoh tes inteligensi Binet simon, yang dipersiapkan untuk anak-anak Eropa, akan tidak valid jika dikenakan terhadap anak Indonesia yang mempunyai latar belakang kebudayaan/pengetahuan/kehidupan yang berbeda-beda. Demikian juga apabila tes tersebut sama-sama dikenakan sama anak desa, barangkali akan memberikan hasil rata-rata yang berbeda, apabila group/kelompok yang diatas tersebut terdiri anak-anak yang mempunyai status social ekonomi rendah. Perbedaan tersebut disebabkan antara lain disamping perbedaan-perbedaan latar belakang social ekonomi akan berpengaruh terhadap pembentukan pola tingkah laku anak, juga akan berpengaruh terhadap persepsi anak dan pola responnya dalam menanggapi suatu masalah.

2.      Keadaan tipe tes; tiap-tiap tes akan berpengaruh terhadap validitas jawaban anak. Tes subjektif (Essay test) akan mempunyai validitas yang berbeda dibandingkan dengan tes objektif. Tes subjektif akan mempunyai validitas yang lebih rendah, karena dengan tes subjektif kurang dapat mengungkapkan materi tes secara tuntas dibandingkan dengan tes objektif. Demikian juga diantara macam-macam tipe tes objektif, tes yang terdiri dari 2 alternatif (benar-salah, setuju-tidak setuju) akan mempunyai validitas yang lebih rendah dibandingkan dengan tes objektif tipe pilihan ganda. Hal itu disebabkan karena tes benar salah mempunyai tendensi untuk menerka-nerka yang lebih besar dibandingkan tes pilihan ganda.

3.      Usaha menambah butir soal dengan maksud ingin mempertinggi reliabilitas tes; memang salah satu cara untuk mempertinggi reliabilitas tes adalah dengan menambah butir-butir soal tes secara otomatis akan dapat mempertinggi reliabilitas, salahnya justru akan dapat merendahkan validitas tes. Oleh karena itu jika ingin meningkatkan reliabilitas tes dengan tidak akan merendahkan validitas tes, hendaknya penambahan butir-butir soal tes tersebut dengan menambahkan faktor-faktor baru dari materi tesnya, karena hal itu berarti memperbanyak/memeprbesar sampel bahan tes.

4.      Kurang jelasnya petunjuk mengerjakan tes; adanya petunjuk/pengarahan bagaimana cara mengerjakan tes dimaksudkan agar tidak terjadi kesalahan-kesalahan interpretasi tentang bagaimana cara mengerjakan tes tersebut. Jika petunjuknya kurang jelas, akan terjadi siswa yang memperoleh skor rendah tersebut barangkali disebabkan karena mengalami kesulitan dalam menginterpretasi petunjuknya, bukan karena tidak menguasai materinya.

Contoh 1: Mengetahui Validitas Tes Perbutir soal

Tabel Analisis Soal Untuk Perhitungan Validitas Tes

No

Nama Siswa

Butir Soal

Skor Total

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

1

Ain aydira

1

1

1

1

1

1

0

1

0

1

8

2

Bunga Rizki

1

1

0

0

1

1

1

0

1

1

7

3

Bunga Rizka

0

1

1

0

0

1

0

1

0

1

5

4

Heri Irmada Sri Windari Ginting

1

0

1

1

1

0

1

1

1

0

7

5

M. Abdul Goffur

1

0

1

1

1

1

1

0

1

1

8

6

Puja

0

0

1

0

1

1

1

1

0

1

6

7

Pujianti

1

1

1

1

0

1

0

1

1

1

8

8

Roslinda wati

1

1

0

1

0

1

1

1

1

0

7

9

Sri Malemna Barus

1

1

1

1

0

0

1

0

1

1

7

10

Susi Susanti

0

1

1

1

1

1

0

1

0

0

6

Untuk menghitung validitas soal terlebih dahulu membuat tabel persiapannya. Misalnya menghitung validitas soal no.4, maka:

No

Nama Siswa

Soal No.3

Skor Total

X2

Y2

XY

(X)

(Y)

1

Ain aydira

1

8

1

64

8

2

Bunga Rizki

0

7

0

49

0

3

Bunga Rizka

0

5

0

25

0

4

Heri Irmada Sri Windari Ginting

1

7

1

49

7

5

M. Abdul Goffur

1

8

1

64

8

6

Puja

0

6

0

36

0

7

Pujianti

1

8

1

64

8

8

Roslinda wati

1

7

1

49

7

9

Sri Malemna Barus

1

7

1

49

7

10

Susi Susanti

1

6

1

36

6

n= 10

7

69

7

485

51

 

Koefesien validitas soal no.4 yaitu 0,624. Validitas soal tersebut meyakinkan karena berada pada validitas tinggi.

Contoh 2: Mengetahui Validitas Tes Buatan Guru Dengan  Tes Yang Sudah Valid Dengan Mata Pelajaran Yang Sama

No

Nama Siswa

Skor Tes

Buatan Guru (X)

Skor Tes yang

Dipandang Valid (Y)

X2

Y2

XY

1

Ain aydira

8

9

64

81

72

2

Bunga Rizki

7

8

49

64

56

3

Bunga Rizka

5

7

25

49

35

4

Heri Irmada Sri Windari Ginting

7

8

49

64

56

5

M. Abdul Goffur

8

8

64

64

64

6

Puja

6

7

36

49

42

7

Pujianti

8

8

64

64

64

8

Roslinda wati

7

8

49

64

56

9

Sri Malemna Barus

7

8

49

64

56

10

Susi Susanti

6

7

36

49

42

n= 10

69

78

485

612

543

 

Indeks koefesien korelasi (r) = 0,8480 jika dikomfirmasi dengan r tabel (rt) dengan N=10, pada tarif signifikansi 99% diperoleh 0,7646 atau (re > rt). Ini berarti bahwa ada korelasi yang signifikan antara hasil tes buatan guru dengan hasil tes yang valid atau standar. Kesimpulannya ialan bahwa tes buatan guru yang dicari validitasnya dapat dinyatakan valid.

B.     RELIABILITAS TES

Kata reliabillitas dalam bahasa Indonesia di ambil dari reliability dalam bahasa inggris, berasal dari kata, reliable yang artinya dapat dipercaya. “reliabilitas” merupakan kata benda, sedangkan “reliable” merupakan kata sifat atau keadaan.

Reliabilitas merupakan penerjemahan dari kata reliability yang mempunyai asal kata rely dan ability. Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi disebut sebagai pengukuran yang reliabel (reliable).Walaupun reliabilitas mempunyai berbagai arti seperti kepercayaan, keterandalan, keajegan, kestabilan dan konsistensi, namun ide pokok yang terkandung dalam konsep reliabilitas adalah sejauh mana hasil pengukuran dapat dipercaya.

Dari beberapa pengertian di atas jadi reliabilitas tes marupakan suatu alat ukur yang digunakan untuk mengetahui konsistensi pengukuran tes yang hasilnya menunjukan keajegan.Seorang dikatakan dapat dipercaya apabila orang tersebut berbicara ajeg, tidak berubah-ubah pembicaraannya dari waktu ke waktu.Dalam sebuah tes pentingnya diamati keajegan dan kepastian tes tersebut dilihat dari hasil tes yang didapat.

Dengan demikian reliabilitas dalam evaluasi pembelajaran merupakan sifat yang ada pada data atau skor yang dihasilkan oleh instrumen, namun untuk memudahkan, reliabilitas dapat dikatakan merupakan sifat dari instrumen juga. Maksudnya reliabilitas bukanlah bersifat dikotomis, tetapi merupakan rentangan yang biasanya dinyatakan dalam bentuk angka 0 – 1.

Cara Mencari Besarnya Reliabilitas

Beberapa metode yang dapat digunakan untuk mencari besarnya reliabilitas antara lain:

1.      Metode Test-Retest

Untuk menentukan reliabilitas tes dengan menggunakan metode test-retest, satu perangkat tes dilakukan dua kali terhadap kelompok siswa yang sama dalam waktu yang berbeda. Kedua hasil tes dikorelasikan, koefisien korelasi yang diperoleh menyatakan tingkat reliabilitas tes. Semakin tinggi koefisien korelasi yang diperoleh, tes semakin stabil dengan demikian skor siswa pada kedua tes tersebut cenderung tetap, atau konsisten. Interpretasi reliabilitas instrumen untuk hal ini yaitu:

Besarnya Nilai r

Interpretasi

0,80 - 1,00

tinggi

0,60 - 0,80

cukup

0,20 - 0,60

agak rendah

0,00 - 0,20

rendah

Contoh perhitungan reliabilitas tes-retest bentuk soal objektif tes

No Urut

Perolehan skor siswa

XY

X2

Y2

Siswa

tes pertama (X)

tes kedua (Y)

1

45

47

2115

2025

2209

2

22

25

550

484

625

3

42

38

1596

1764

1444

4

35

37

1295

1225

1369

5

36

38

1368

1296

1444

6

33

30

990

1089

900

7

23

26

598

529

676

8

38

33

1254

1444

1089

9

26

30

780

676

900

10

40

42

1680

1600

1764

11

29

28

812

841

784

12

33

33

1089

1089

1089

13

41

43

1763

1681

1849

14

37

39

1443

1369

1521

15

36

36

1296

1296

1296

16

32

26

832

1024

676

17

38

35

1330

1444

1225

18

33

36

1188

1089

1296

19

44

45

1980

1936

2025

20

34

36

1224

1156

1296

21

41

42

1722

1681

1764

22

38

36

1368

1444

1296

23

35

36

1260

1225

1296

24

43

45

1935

1849

2025

25

37

39

1443

1369

1521

26

33

35

1155

1089

1225

27

14

24

336

196

576

28

23

28

644

529

784

29

32

38

1216

1024

1444

30

44

46

2024

1936

2116

jumlah

1037

1072

38286

37399

39524

n = 30

Formula yang digunakan adalah:

Penyelelesaian:

 

2.      Metode Belah Dua (Split-Half Method)

Dengan menggunakan satu perangkat tes yang dilakukan satu kali tes dapat juga ditentukan koefisien dengan cara membangi dua tes tersebut. Jadi satu perangkat tes dibagi dua, kedua skor tes dianggap dua macam tes yang paralel. Pembagian biasanya dilakukan dengan patokan nomor soal ganjil dan nomor soal genap. Hal ini dilakukan karena biasanya perangkat tes disusun mulai butir soal yang mudah menuju butir soal yang sukar. Jadi akan diperoleh satu set soal bernomor ganjil dan satu set lainnya bernomor genap. Kedua skor tes ini dikorelasikan, dan hasil korelasi menunjukkan koefisien reabilitas. Namun demikian perlu diperhatikan bahwa reliabilitas dengan teknik ini sangat relative karena reliabilitas sangat tergantung pada cara penomoran dan pengelompokkan butir-butir soal yang disusun. Cara perhitungan reliabilitas dengan belah dua sama seperti perhitungan metode tes-retest.

Contoh perhitungan reliabilitas split half bentuk soal objektif tes

No Urut

Ganjil (X)

Total Skor

Siswa

1

3

5

7

9

1

1

1

1

1

0

4

2

1

0

1

1

1

4

3

1

1

0

1

1

4

4

0

1

1

0

1

3

5

1

1

1

1

0

4

6

1

0

1

1

1

4

7

1

1

1

0

1

4

8

0

1

1

1

1

4

9

0

1

0

1

1

3

10

1

0

1

1

1

4

 

No Urut

Genap (Y)

Total Skor

Siswa

2

4

6

8

10

1

1

1

0

1

1

4

2

1

1

1

1

1

5

3

1

1

0

1

0

3

4

1

1

1

1

1

5

5

0

0

1

0

1

2

6

1

1

1

1

1

5

7

1

1

1

1

1

5

8

1

1

1

1

1

5

9

1

1

0

1

1

4

10

1

1

1

1

1

5

 

No Urut

Skor Soal

XY

X2

Y2

Siswa

Ganjil (X)

Genap (Y)

1

4

4

16

16

16

2

4

5

20

16

25

3

4

3

12

16

9

4

3

5

15

9

25

5

4

2

8

16

4

6

4

5

20

16

25

7

4

5

20

16

25

8

4

5

20

16

25

9

3

4

12

9

16

10

4

5

20

16

25

Jumlah

38

43

163

146

195

 

 

 

3.      Metode Kuder-Richardson

Metode Kuder-Richardson ini adalah pengembangan dari metode split-half, tetapi pada metode ini tidak dibelah dua, melainkan didasarkan pada proporsi siswa yang menjawab benar dan standar deviasi skor. Caranya adalah dengan mengkorelasikan skor-skor setiap butir dengan skor total keseluruhan tes.

Rumus yang dikemukanakan oleh Kuder-Richardson adalah sebagai berikut:

Keterangan :

: koevisien reliabilitas yang dicari

: varians skor total

p

: proporsi siswa yang menjawab benar

q

: 1 – p

pq

: hasil perkalian p dan q

n

: jumlah butir soal


Dengan mengacu pada soal reliabilitas split half maka reliabilitas perangkat soal dapat diketahui sebagai berikut:

No Urut

Skor Soal

X

X2

Siswa

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

1

1

1

1

1

1

0

1

1

0

1

8

64

2

1

1

0

1

1

1

1

1

1

1

9

81

3

1

1

1

1

0

0

1

1

1

0

7

49

4

0

1

1

1

1

1

0

1

1

1

8

64

5

1

0

1

0

1

1

1

0

0

1

6

36

6

1

1

0

1

1

1

1

1

1

1

9

81

7

1

1

1

1

1

1

0

1

1

1

9

81

8

0

1

1

1

1

1

1

1

1

1

9

81

9

0

1

1

1

0

0

1

1

1

1

7

49

10

1

1

0

1

1

1

1

1

1

1

9

81

Jumlah

7

9

7

9

8

7

8

9

8

9

81

667

P

0,7

0,9

0,7

0,9

0,8

0,7

0,8

0,9

0,8

0,9

Q

0,3

0,1

0,3

0,1

0,2

0,3

0,2

0,1

0,2

0,1

Pq

0,21

0,09

0,21

0,1

0,2

0,21

0,2

0,09

0,2

0,09

1,47

 

·         Skor Rata-Rata Total

   = 8,1

·         Varians Skor Total

·         Koevisien Reliabilitas

Koefisien korelasi berada antara 0 – 1. Suatu instrumen penilaian dikatakan reliabel jika koefisien korelasinya ≥ 0,6, makin tinggi koefisien korelasi makin reliabel instrumen tersebut, dan sebaliknya. Instrumen penilaian yang di jadikan contoh termasuk kategori instrumen yang kurang baik karena tidak reliabel. Untuk menjadikan instrumen tersebut reliabel maka validitas butir yang tidak baik dibuang atau diganti. Instrumen yang valid pasti reliabel, tetapi instrumen yang reliabel belum tentu valid.

4.      Metode Equivalent-form Atau Pararel

Metode paralel dipilih apabila tidak diinginkan mengujikan dua kali. Metode paralel dilakukan dengan cara menyusun dua instrumen yang hampir sama (equivalent), kemudian di ujicobakan pada sekelompok responden yang sama (responden mengerjakan dua kali) kemudian dari hasil ujicoba tersebut dikorelasikan dengan teknik korelasi product moment. Metode ini umumnya untuk menguji reliabilitas instrument bentuk tes (Eko Putro. Widoyoko. 2012 : 158).

Instrumen paralel atau ekuivalen adalah dua buah instrumen yang mempunyai kesamaan tujuan, tingkat kesulitan dan susunan, tetapi butir – butir pertayaan/peryataan berbeda. Untuk menentukan apakah intrument tersebut reliabel atau tidak, koefisien korelasi hasil perhitungan atau “r hitung”(rh) dikonsultasi dengan “r tabel” (rt) dalam tabel korelasi product moment. (rh ≥ rt) maka diartikan ada korelasi yang signifikan dan intrument dianggap reliabel. Sebaliknya (rt < rh) maka diartikan tidak ada korelasi yang signifikan, maka kesimpulan instrumen dianggap tidak reliabel.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Reliabilitas

Reliabilitas dapat dipengaruhi oleh waktu penyelenggaran tes-retes. Interval penyelengaraan yang terlalu dekat atau jauh, akan mempengruhi koefisien reliabilitas. Faktor-factor lain yang mempengaruhi di antaranya;

1.      Panjang test; semakin panjang test evaluasi, semakin banyak jumlah item materi pembelajaran diukur. Ini menunjukan dua kemungkinan yaitu test semakin mendekati kebenaran,  dan dalam memgikuti test, semakin kecil siswa menebak. Berarti semakin tinggi koefisien reliabilitas.

2.      Penyebaran skor; koefisien reliabiltas secara langsung dipengeruhioleh bentuk sebaranskor dalam kelompok siswa yang diukur. Semakin tinggi sebaran semakin tingi estimasi koefisien reliabilitas. Hal ini tejadi karena posisi skor siswa, secara individual mempunyai kedudukan sama pada tes retest lain,sebagai acuan.

3.      Kesulitan test; test normative yang terlalu mudah atau terlalu sulitskor untuk siswa cenderung menghasilkan reliabilitas rendah. Fenomena tersebut, akan menghasilkan sebaran skor yang cenderung terbatas pada salah satu sisi. Untuk test yang terlalu mudah skor jawaban siswa akan mengumpul ada sisi atas, untuk tes terlalu sulit skor jawaban siswa akan cenderung mengumpul pada ujung bawah. Dua kejadian tersebut mempunyai kesamaan yaitu bahwa perbedaan di antara individu adalah kecil dan cenderung tidak relevan.

4.      Objektivitas; yang di maksud objekif yaitu derajat dimana siswa dengan kompetensi sama mencapai hasil sama. Ketika prosedur test evaluasi memiliki objektivitas tinggi, maka reliabilitas test tidak dipengaruhi oleh prosedur teknik penskoran. Item test objektif yang dihasilkan tidak dipengaruhi pertimbangan atau opini seorang evaluator.

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Validitas tes biasa juga disebut sebagai kesahihan suatu tes adalah mengacu pada kemampuan suatu tes untuk mengukur karakteristik atau dimensi yang dimaksudkan untuk diukur. Valid berarti cocok atau sesuai. Suatu tes dikatakan valid, apabila tes tersebut benar-benar manyasar keapada apa yang dituju. Jenis-jenis validitas tes secara garis besar:

·         Validitas isi (Content Validity)

·         Validitas Konstruksi (Construct Validity)

·         Validitas Kesamaan (Concurent Validity)

·         Validitas Prediksi/ Ramalan

·         Kesahihan Tampang (Face Validity)

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Validitas Tes

·         Pengaruh latar belakang kebudayaan siswa

·         Keadaan tipe tes

·         Usaha menambah butir soal dengan maksud ingin mempertinggi reliabilitas tes

·         Kurang jelasnya petunjuk mengerjakan tes

Reliabilitas merupakan penerjemahan dari kata reliability yang mempunyai asal kata rely dan ability. Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi disebut sebagai pengukuran yang reliabel (reliable).Walaupun reliabilitas mempunyai berbagai arti seperti kepercayaan, keterandalan, keajegan, kestabilan dan konsistensi, namun ide pokok yang terkandung dalam konsep reliabilitas adalah sejauh mana hasil pengukuran dapat dipercaya.

Beberapa metode yang dapat digunakan untuk mencari besarnya reliabilitas antara lain:

·         Metode Test-Retest

·         Metode Belah Dua (Split-Half Method)

·         Metode Kuder-Richardson

·         Metode Equivalent-form Atau Pararel

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Reliabilitas

·         Panjang test

·         Penyebaran skor

·         Kesulitan test

·         Objektivitas

DAFTAR PUSTAKA

 

Bahan Pembelajaran Evaluasi Pembelajaran Oleh Tim Dosen KDBK

http://mmeri3328.blogspot.co.id/2016/01/reliabilitas-dan-validitas-tes.html

https://hamimnurham.wordpress.com/2013/05/02/pengertian-validitas-dan-jenis-jenis-validitas/

http://makalahpendidikanislamlengkap.blogspot.co.id/2015/06/pengujian-validitas-tes-assesmen.html

http://www.biologimu.com/2015/06/validitas-reliabilitas-tes-assesmen.html

http://dwimunawar.blogspot.co.id/2016/03/makalah-validitas-dan-realibilitas.html

http://ohmakalah.blogspot.co.id/2015/11/reliabilitas.html

http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BAHASA_PERANCIS/196912231993022-TRI_INDRI_HARDINI/Uji_Validitas_dan_Reliabilitas.pdf

https://inggamer.wordpress.com/2013/07/21/jenis-jenis-metode-atau-instrumen-pengumpulan-data-dan-keampuan-instrumen/

http://cosmoseduart.blogspot.co.id/2013/07/analisis-reliabilitas-butir-soal-dengan.html