Tuesday 13 December 2022

Makalah Komunikasi Kesehatan MODEL KOMUNIKASI OSGOOD DAN SCHRAMM

 


BAB I

PENDAHULUAN

 

A. Latar Belakang

Komunikasi merupakan hal mutlak yang dilakukan oleh setiap manusia. Karena dengan berkomunikasilah manusia bisa saling berinteraksi dalam hidupnya dalam kepentingan suatu hal. Dapat juga dikatakan bahwa komunikasi merupakan salah satu kebutuhan yang tidak kalah penting dengan kebutuhan lainnya bagi manusia. Pentingnya komunikasi bagi kehidupan social, budaya pendidikan dan politik sudah disadari oleh para cendikiawan sejak Aristoteles yang hidup ratusan tahun lalu sebelum masehi.

Komunikasi dapat dilakukan dengan berbagai model yang tentunya mempunyai sisi positif dan juga sebaliknya yaitu negatif. Menurut Sereno dan Mortensen model komunikasi merupakan deskripsi ideal mengenai apa yang dibutuhkan untuk terjadinya komunikasi. Model komunikasi mempresentasikan secara abstrak ciri-ciri penting dan menghilangkan rincian komunikasi yang tidak perlu dalam dunia nyata. Dengan adanya model komunikasi tentu akan mempermudah penyampaian dengan berbagai model penyampaian. Adanya model-model dalam komunikasi juga tentunya akan membuat komunikator mampu mengetahui dengan model apa yang harus di terapkannya dalam menyampaikan sesuatu guna mencapai sasaran dengan lebih efektif. Secara tidak disadari sudah banyak sekali contoh model-model komunikasi yang selama ini terjadi di lingkungan baik di lingkungan masyarakat maupun dalam lingkungan lembaga dan lainnya yang kesemuanya adalah fenomena nyata tentang bagaimana penerapan model-model komunikasi yang akan dibahas dalam makalah ini.

 

B. Rumusan Masalah

1.      Bagaimana model komunikasi menurut Osgood

2.      Bagaimana model komunikasi menurut Schramm ?  

 

C. Tujuan Penulisan

1.      Mengetahui model komunikasi menurut Osgood

2.      Mengetahui model komunikasi menurut Schramm.


BAB II

PEMBAHASAN

 

A.      Pengertian Model Komunikasi

Model komunikasi adalah gambaran yang sederhana dari proses komunikasi yang memperlihatkan kaitan antara satu komponen komunikasi dengan komponen lainnya

Model adalah kerangka kerja konseptual yang menggambarkan penerapan teoriuntuk kasus-kasus tertentu. Sebuah model membantu kita mengorganisasikan data-data sehingga dapat tersusun kerangka konseptual tentang apa yang akan diucapkan atau yang akan ditulis (stein-fatt, 1977). Kerap kali model-model teoritis, termasuk ilmu komunikasi, digunakan untuk mengekspresikan “defenisi” komunikasi, bahwa komunikasi adalah proses transmisi dan resepsi informasi antara manusia melalui aktivitas encoder yang dilakukan pengirim dan decoder terhadap sinyal yang dilakukan oleh penerima

  1. Fungsi utama model

a.       Simplify a complex problem adalah menyederhanakan teori, konsep, atau masalah yang abstrak dan sukar menjadi lebih konkret sehingga gampang dimengerti

b.      Organize thingking adalah mengorganisasikancara berpikir pengirim dan penerima tentang ide-ide yang terkandung dalam pesan.

c.       Abstrak part of a whole adalah membuat abstrak atau meringkas suatu keseluruhan yang maha luas dan maha besar menjadi lebih kecil agar dapat dipahami (bayangkan, orang memodelkan dunia dengan globe)

d.      Predict success or failure adalah melakukan prediksi terhadap sesuatu yang bakal terjadi dengan memperhatikan argumentasi tentang masa lalu dan masa kini. Model memungkinkan orang membuat prediksi kuantitatif yang lengkap dengan tingkat presisi yang tinggi dan kelak dijadikan sebagai indikator keberhasilan atau kegagalan.

 

 

 

B.       Model Komunikasi Osgood

Komunikasi berasal dari bahasa latin communis yang artinya sama. Sehingga komunikasi dapat terjadi bila ada kesamaan antara penyampaian pesan dan orang yang menerima pesan. Dikutip dari buku Ilmu Komunikasi Sutu Pengantar (2010) oleh Deddy Mulyana, Osgood menggambarkan proses komunikasi sebagai proses pembauran simbol-simbol dari pesan yang disampaikan pengirim pesan (komunikator) kepada penerima pesan (komunikan). Osgood menyampaikan bahwa manusia memberikan pemaknaan terhadap simbol-simbol yang ada dalam pesan(message). Proses komunikasi melibatkan sejumlah variabel atau komponen, termasuk pelaku atau partisipan, pesan (termasuk bentuk, isi, dan cara penyajian), saluran, media, atau alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan, waktu, tempat, hasil atau akibat yang terjadi, hambatan yang muncul, serta situasi atau kondisi selama proses komunikasi.

Pandangan Ahli Tentang Proses Komunikasi prinsip dasar dalam proses komunikasi menurut Osgood, sebagai berikut:

1.      Sumber atau bisa disebut dengan pengirim pesan (komunikator) yaitu orang yang bertugas sebagai penyebar informasi atau pesan.

2.      Pesan yakni lambang-lambang berupa gambar atau tulisan yang berisi informasi Saluran sebagai media yang digunakan untuk menyampaikan pesan

3.      Penerima atau disebut dengan komunikan yang menjadi tujuan komunikator untuk menyampaikan pesan baik perorangan ataupun perkelompok (organisasi).

Faktor memengaruhi proses komunikasi Selain elemen-elemen di atas, ada beberapa faktor yang memengaruhi dalam proses komunikasi, yakni:

  1. Dampak atau akibat, timbul setelah pesan sampai kepada komunikan.
  2. Feedback atau timbal balik yaitu apa yang akan dilakukan komunkan setelah menerima pesan tersebut.
  3. Noise atau gangguan berupa hambatan yang membuat penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan tidak berjalan secara semestinya.

Tahapan proses komunikasi Osgood membagi proses komunikasi menjadi empat tahapan, yaitu: Proses komunikasi primer Proses utama di mana pesan atau infomasi disampaikan dari satu orang ke orang lain melalui media tertentu. Pesan tersebut berupa lambang seperti tulisan, lisan, syarat yang akan dimaknai oleh komunikan. Proses komunikasi sekunder Proses komunikasi yang menggunakan media kedua setelah penggunaan media pertama. Proses komunikasi linier Sebagai poin terakhir, penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan. Proses komunikasi sirkular Tahap akhir dalam komunikasi di mana komunikan memberikan tanggapan berupa reaksi yang akan dilakukan setelah menerima pesan.

 

C.      Model Komunikasi Schramm

  1. Jenis-jenis Model Komunikasi Schramm

Wilbur Schramm adalah seorang ahli komunikasi yang memberikan pengaruh yang sangat besar dalam memfasilitasi penggunaan model komunikasi linear pada tahun 1950an dan kemudian bergerak untuk mengembangkan model komunikasi relasional di tahun 1973. Berbagai penelitian komunikasi dan empiris dipengaruhi oleh model komunikasi Schramm.

Terdapat tiga model komunikasi Schramm, yaitu :

  1. Model Komunikasi Schramm Pertama

Model komunikasi Schramm sejatinya berakar dari model komunikasi Shannon dan Weaver. Perbedaannya adalah bahwa model komunikasi Shannon dan Weaver bersifat matematis dan teknologis sedangkan model komunikasi Schramm bersifat psikologis.

  1. Model Komunikasi Schramm Kedua

Pada tahun 1954, Wilbur Schramm merumuskan sebuah model komunikasi sebagai gambaran yang menunjukkan bahwa komunikasi merupakan sebuah proses dua arah dimana baik pengirim pesan dan penerima pesan saling bergantian mengirim dan menerima pesan. Model komunikasi Schramm diadaptasi dari berbagai teori dari teoris lainnya yaitu Osgood dan dikenal sebagai model komunikasi Osgood dan Schramm atau model komunikasi encode-decode.

Osgood mengganti model komunikasi linear dengan proses komunikasi sirkuler dan Schramm menambahkan dengan konsep bidang pengalaman di dalamnya. Schramm meyakini bahwa latar belakang individu yang terlibat dalam komunikasi memiliki peranan yang sangat penting. Masing-masing individu memiliki pengetahuan, pengalaman, serta memperaktekkan penafsiran pesan dalam cara yang berbeda.

Dalam model komunikasi Schramm dijelaskan bahwa pengirim pesan mengirimkan informasi kepada penerima pesan. Penerima pesan kemudian menafsirkan pesan berdasarkan pengetahuan, pengalaman, dan umpan balik yang diberikan kepada pengirim pesan.

 Konsep utama dalam model komunikasi Schramm adalah bidang pengalaman (field of experience), konteks hubungan (context of the relationship), konteks lingkungan sosial mempengaruhi bidang referensi, penggunaan metafora, serta model mental.

1)       Bidang pengalaman

Bidang pengalaman adalah hal-hal yang mempengaruhi pemahaman dan penafsiran pesan seperti budaya, latar belakang sosial, kepercayaan, pengalaman, nilai, dan aturan. Pesan yang sama dapat ditafsirkan secara berbeda oleh orang yang berbeda. Jika kata-kata dan tanda yang digunakan oleh partisipan komunikasi  sangat umum maka dapat dikatakan mereka berkomunikasi secara lebih efektif.

2)       Konteks hubungan

Mereka yang terlibat dalam komunikasi, pada umumnya memiliki banyak hal untuk dibicarakan dengan orang lain. Pesan yang disampaikan oleh pengirim pesan kepada penerima pesan tentunya sangat penting bagi keduanya. Komunikasi yang terjalin akan menjadi lebih mudah jika sebuah pengirim pesan dan penerima pesan memiliki hubungan yang dekat. Contohnya saja, masing-masing dari kita pasti memiliki sahabat. Dengan sahabat, kita dapat berbagai cerita dan pengalaman masing-masing. Kita dapat bercerita banyak kepada sahabat kita karena memiliki kedekatan hubungan yang sangat erat. Kita menjadi lebih mudah untuk mengungkapkan siapa sebenarnya diri kita kepada sahabat kita. Hal inilah yang dikupas dalam teori penetrasi sosial.

 

 

3)       Konteks lingkungan sosial mempengaruhi bidang pengalaman

Ketika kita memasuki situasi tertentu, maka kita akan berkomunikasi berdasarkan situasi yang ada. Kita akan berperilaku dan berkomunikasi berdasarkan tempat, waktu, alasan, serta latar belakang situasi yang kita hadapi. Terkadang, kita akan berperilaku secara berbeda ketika kita dihadapkan pada berbagai tujuan.

4)       Menggunakan metafora

Seringkali metafora digunakan guna mempermudah kita berkomunikasi dengan orang lain. Ketika seseorang menghubungan dengan satu hal dengan yang lain maka akan menjadi lebih mudah dalam menjelaskan dan menafsirkannya.

5)       Model-model mental

Bidang pengalaman seringkali tumpang tindih dengan kondisi mental dan kondisi sosial seseorang.

 

  1. Model Komunikasi Schramm Ketiga atau Model Komunikasi Relasional

Dalam model komunikasi relasional yang dirumuskan pada tahun 1973, Schramm menekankan pada efek komunikasi terhadap penerima pesan. Schramm menggunakan komponen efek dan analisis efek dari model komunikasi Berlo (1960). Secara implisit Schramm menyarankan sebuah komponen yaitu komponen interaksi ketika ia berbicara tentang khalayak yang aktif, selektif dan manipulatif dalam model komunikasi relasional. Lebih lanjut ia berpendapat bahwa sebagian besar perubahan dramatis dalam teori komunikasi umum dalam kurun waktu lebih dari empat dekade telah mengesampingkan gagasan khalayak yang pasif karena sejatinya dalam proses komunikasi, khalayak adalah mitra seutuhnya bagi komunikator.

 

  1. Komponen-komponen Model Komunikasi Schramm

Dalam model komunikasi Schramm terdapat beberapa  elemen-elemen komunikasi atau komponen-komponen komunikasi atau unsur komunikasi, yaitu :

  1. Pengirim pesan (sender/transmitter), adalah orang yang mengirim pesan.
  2. Encoder adalah orang yang mengkonversi pesan agar dapat dikirim dalam bentuk kode-kode.
  3. Decoder adalah orang yang menerima pesan yang telah di-encode yang dikirimkan oleh encoder dan mengkonversinya ke dalam bahasa yang dapat dipahami oleh orang itu.
  4. Interpreter adalah orang yang mencoba untuk memahami dan menganalisa pesan. Pesan diterima setelah interpretasi. Interpreter dan penerima pesan adalah orang yang sama.
  5. Penerima pesan (receiver) adalah orang yang menerima pesan. Ia meng-decode dan menginterpretasikan pesan aktual.
  6. Pesan (message) adalah data yang dikirim oleh pengirim pesan dan informasi yang diterima oleh penerima pesan.
  7. Umpan balik (feedback) adalah proses memberi respon atau tanggapan terhadap pesan yang diterima oleh penerima
  8. Media (medium) adalah saluran yang digunakan untuk mengirim pesan.

Gangguan (noise) adalah interferensi dan interupsi yang terjadi selama proses komunikasi berlangsung. Gangguan juga dapat terjadi karena adanya perbedaan makna pesan yang dikirimkan oleh pengirim pesan dan makna pesan yang diinterpretasikan oleh penerima pesan yang dikenal dengan gangguan semantik.

 

  1. Cara Kerja Model Komunikasi Schramm

Model komunikasi Schramm menyarankan bahwa encoding dan decoding merupakan dua bagian penting dalam proses komunikasi. Berikut adalah cara kerja model komunikasi Schramm :

  1. Encoding mengasumsikan sebuah bagian kritis dalam memulai prosedur koresponden dengan mengkonversi informasi data. Encoding dilakukan oleh pengirim pesan atau transmiter dan mengirimkannya kepada penerima pesan.
  2. Ketika data menjangkau penerima pesan, penerima pesan kemudian melakukan decoding dan menafsirkan data yang disebut dengan pesan dan disalurkan melalui media komunikasi.
  3. Model komunikasi Schramm memperlihatkan bahwa makna dikirimkan dari satu orang atau satu kelompok kepada orang atau kelompok yang lain. Model komunikasi Schramm umumnya digunakan baik dalam konteks komunikasi intrapersonal maupun komunikasi interpersonal.
  4. Model komunikasi Schramm memandang komunikasi sebagai sebuah proses yang tiada berakhir dan mengandung berbagai macam pesan dan umpan balik. Masing-masing partisipan komunikasi berperan sebagai pengirim pesan dan penerima pesan oleh karena itu masing-masing partisipan komunikasi memperoleh giliran dalam menafsirkan pesan yang diterima. Proses penafsiran data inilah yang disebut dengan informasi. Hal ini membuat komunikasi yang efektif terwujud namun bukan berarti tanpa menimbulkan masalah. Pesan yang dikirimkan setelah proses encoding bisa jadi tidak sama dengan pesan yang  di-decode oleh penerima pesan. Model komunikasi Schramm tidak seperti model komunikasi dasar lainnya yang hanya fokus pada pengirim pesan dan penerima pesan.

Umpan balik merupakan salah satu komponen model komunikasi yang sangat penting karena umpan balik membiarkan pengirim pesan mengetahui jika penerima pesan telah menafsirkan pesan dengan sesuai atau tidak. Pesan akan menjadi tidak berguna jika penerima pesan tidak memahami pesan sehingga menyebabkan perbedaan umpan balik dengan apa yang diharapkan sebelumnya oleh pengirim pesan.

 

D.      Kelebihan dan Kekurangan Model Komunikasi Osgood dan Schramm

Model komunikasi Schramm juga memiliki kelebihan dan kekurangan sebagaimana model komunikasi lainnya. Berikut adalah beberapa kelebihan dan kekurangan model komunikasi Schramm sebagaimana yang diungkapkan oleh para ahli :

  1. Kelebihan Model Komunikasi Schramm

Model komunikasi Schramm memiliki beberapa kelebihan, yaitu :

a.       Komunikasi sirkuler memberikan kesempatan bagi kedua belah pihak untuk memberikan pendapat mereka.

b.      Model komunikasi Schramm bersifat dinamis dan selalu berubah sehingga sangat membantu dalam berbagai praktek komunikasi secara umum.

c.       Pengirim pesan dan penerima pesan saling bertukar pesan dalam tingkatan yang sama aktifnya.

d.      Gangguan semantik merupakan konsep yang membantu pemahaman berbagai permasalahan yang dapat terjadi selama penafsiran pesan.

e.       Umpan balik memberikan kemudahan untuk mengetahui apakah pesan yang ditafsirkan oleh penerima pesan sesuai dengan tujuan atau tidak.

f.       Konsep interpretasi membuat komunikasi menjadi efektif.

g.      Bidang pengalaman atau efek psikologis membantu pemahaman proses komunikasi dalam beberapa cara dibandingkan dengan cara tradisional.

h.      Konsep konteks membuat berbagai faktor lingkungan dapat dimasukkan ke dalam penafsiran pesan dan membawa perubahan dalam nilai pesan.

 

  1. Kekurangan Model Komunikasi Schramm

Model komunikasi Schramm juga memiliki beberapa kekurangan, yaitu :

a.       Model komunikasi Schramm tidak dapat digunakan dalam berbagai tingkatan komunikasi dan proses komunikasi yang kompleks.

b.      Pesan yang dikirimkan dan diterima mungkin saja ditafsirkan secara berbeda.

c.       Hanya ada dua sumber yang berkomunikasi, beberapa sumber membuat proses menjadi lebih kompleks dan model tidak dapat diimplementasikan.

 

 

 

 


BAB III

PENUTUP

 

A. Kesimpulan

Komunikasi merupakan hal mutlak yang dilakukan oleh setiap manusia. Karena dengan berkomunikasilah manusia bisa saling berinteraksi dalam hidupnya dalam kepentingan suatu hal.

Model komunikasi adalah gambaran yang sederhana dari proses komunikasi yang memperlihatkan kaitan antara satu komponen komunikasi dengan komponen lainnya

Model adalah kerangka kerja konseptual yang menggambarkan penerapan teoriuntuk kasus-kasus tertentu. Sebuah model membantu kita mengorganisasikan data-data sehingga dapat tersusun kerangka konseptual tentang apa yang akan diucapkan atau yang akan ditulis

.


DAFTAR PUSTAKA

 

Richard & Turner, Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi. (Jakarta: Salemba Humanika, 2008),

Riswandi, Ilmu Komunikasi, (Yogyakarta : Graha Ilmu, Cet 1 2009)

 

Makalah Komunikasi Kesehatan PESAN VERBAL

 


BAB I

PENDAHULUAN

 

A. Latar Belakang

Filsuf Yunani ternama, Aristoteles, mengungkapkan pemikiran terkenalnya bahwa manusia adalah zoon politicon. Ini berarti manusia adalah makhluk yang dikodratkan untuk hidup dalam kelompok masyarakat dan bergantung satu sama lain.

Untuk memenuhi kebutuhannya, manusia sebagai makhluk sosial harus berinteraksi dengan sesamanya. Interaksi atau proses yang dilakukan dalam pertukaran informasi atau pesan antar individu ini disebut komunikasi.

Dalam proses komunikasi, ada informasi atau maksud yang hendak disampaikan oleh pengirim pesan kepada penerima. Informasi itu memuat serangkaian kata-kata atau tulisan atau bersifat verbal. Nah, proses penyampaian pesan berupa produk bahasa tadi disebut dengan komunikasi verbal.

Komunikasi memiliki peran penting dalam dunia ini. Komunikasi bahkan sanggup untuk menyentuh segala aspek kehidupan. Manusia sebagai makhluk social, hanya dapat hidup berkembang dan berperan sebagai manusia dengan berhubungan dan bekerja sama dengan manusia lain dengan cara komunikasi. Hampir sebagian besar kegiatan manusia selalu berkaitan dengan komunikasi. Semuanya membutuhkan komunikasi.

Walaupun komunikasi telah dipelajari sejak zaman purbakala, perhatian terhadap komunikasi baru muncul pada awal abad ke-20. Barnett Pearce (1989) menyebutkan, munculnya peran komunikasi sebagai penemuan revolusioner (revolutionary discovery) yang disebabkan oleh penemuan teknologi komunikasi, seperti radio, televisi, telepon, handphone, satelit, dan jaringan computer.


BAB II

PEMBAHASAN

 

A. Pengertian Komunikasi Verbal

Komunikasi verbal adalah proses transmisi pesan dengan menggunakan bahasa dari pengirim pesan (komunikator) kepada penerima pesan (komunikan). Kata-kata yang kita ucapkan merupakan isyarat verbal yang digunakan untuk tujuan komunikasi. Komunikasi verbal sering dianggap sebagai bagian utama dari komunikasi.

Komunikasi verbal sebagian besar terjadi dalam situasi tatap muka langsung. Namun, komunikasi verbal kini semakin luas dengan memanfaatkan instrumen atau perangkat elektronik seperti telepon dan surat elektronik (email). Faktor yang paling penting dalam komunikasi verbal adalah adanya simbol-simbol verbal dalam pesan yang disampaikan seperti penggunaan bahasa lewat susunan kata atau kalimat.

 

B. Jenis-Jenis Komunikasi Verbal

Komunikasi verbal dibagi menjadi dua jenis yaitu komunikasi verbal membaca dan mendengarkan, lalu satu lagi menulis dan berbicara. Biar lebih jelas, yuk baca dulu penjelasannya di bawah ini!

1.      Berbicara dan menulis

Berbicara adalah jenis komunikasi verbal vokal yang paling sering kita gunakan setiap hari, dimana kita berkomunikasi secara langsung dengan orang lain. Sedangkan menulis adalah komunikasi verbal non vokal, karena untuk menyampaikan informasi tersebut kita menggunakan media lain berupa tulisan tanpa berbicara apa pun.

2.      Mendengar dan membaca

Dengan mendengarkan, kita bisa mendapatkan sebuah informasi baru. Begitu juga dengan membaca, membaca juga menjadi salah satu cara untuk mendapatkan informasi, dan karena itu baik membaca maupun mendengar merupakan bagian dari komunikasi verbal.

 

C. Karakteristik Komunikasi Verbal

Komunikasi verbal memiliki karakteristik sebagai berikut:

1.      Jelas dan Ringkas

Berlangsung sederhana, pendek dan langsung. Bila kata-kata yang digunakan sedikit, maka terjadinya kerancuan juga masin sedikit. Berbicara secara lambat dan pengucapan yang jelas akan membuat kata tersebut makin mudah dipahami.

2.      Perbendaharaan kata

Penggunaan kata-kata yang mudah dimengerti oleh seseorang akan meningkatkan keberhasilan komunikasi. Komunikasi tidak akan berhasil jika pengirim pesan tidak mampu menterjemahkan kata dan uacapan.

3.      Arti konotatif dan denotative

Makna konotatif adalah pikiran, perasaan atau ide yang terdapat dalam suatu kata, sedangkan arti denotative adalah memberikan pengertian yang sama terhadap kata yang digunakan.

4.      Intonasi

Seorang komunikator mampu mempengaruhi arti pesan melalui nada suara yang dikirimkan. Emosi sangat berperan dalam nada suara ini.

5.      Kecepatan berbicara

Keberhasilan komunikasi dipengaruhi juga oleh kecepatan dan tempo bicara yang tepat. Kesan menyembunyikan sesuatu dapat timbul bila dalam pmbicaraan ada pengalihan yang cepat pada pokok pembicaraan.

6.      Humor

Humor dapat   memningkatkan   keberhasilan   dalam   memberikan dukungan emosi terhadap lawan bicara. Tertawa membantu mengurangi ketegangan pendengar sehingga      meningkatkan keberhasilan untuk mendapat dukungan.


D. Unsur dalam Komunikasi Verbal

Unsur penting dalam komunikasi verbal, dapat berupa kata dan bahasa. [

1.      Kata

Kata merupakan lambang terkecil dari bahasa. Kata merupakan lambang yang mewakili sesuatu hal, baik itu orang, barang, kejadian, atau keadaan. Makna kata tidak ada pada pikiran orang. Tidak ada hubungan langsung antara kata dan hal. Yang berhubungan langsung hanyalah kata dan pikiran orang. [10] Komunikasi verbal merupakan sebuah bentuk komunikasi yang diantarai (mediated form of communication).[11] Seringkali kita mencoba membuat kesimpulan terhadap makna apa yang diterapkan pada suatu pilihan kata. Kata-

 kata yang kita gunakan adalah abstraksi yang telah disepakati maknanya, sehingga komunikasi verbal bersifat intensional dan harus 'dibagi' (shared) di antara orang-orang yang terlibat dalam komunikasi tersebut.

2.      Bahasa

Bahasa adalah suatu sistem lambang yang memungkinkan orang berbagi makna. Dalam komunikasi verbal, lambang bahasa yang dipergunakan adalah bahasa lisan, tertulis pada kertas, ataupun elektronik.[6] Bahasa memiliki tiga fungsi yang erat hubungannya dalam menciptakan komunikasi yang efektif. Fungsi itu digunakan untuk mempelajari dunia sekitarnya, membina hubungan yang baik antar sesame dan menciptakan ikatan-ikatan dalam kehidupan manusia. Ada tiga teori yang membicarakan sehingga orang bisa memiliki kemampuan berbahasa, diantarnya:

a.       Operant Conditioning Theory yang dikembangkan oleh seorang ahli psikologi behavioristik yang bernama B. F. Skinner (1957). Teori ini menekankan adanya unsur rangsangan (stimulus) serta tanggapan (response) atau lebih dikenal dengan istilah S-R. Teori ini menyatakan jika satu organism dirangsang oleh stimuli dari luar, orang cenderung akan memberi reaksi. Anak-anak mengetahui bahasa karena ia diajar oleh orang tuanya atau meniru apa yang diucapkan oleh orang lain

b.      Cognitive Theory yang dikembangkan oleh Noam Chomsky, yang menyatakan bahwa kemampuan berbahasa yang ada pada manusia adalah pembawaan biologis yang dibawa dari lahir.

c.       Mediating Theory atau teori penengah, yang dikembangkan oleh Charles Osgood. Teori ini menyatakan bahwa manusia dalam mengembangkan kemampuannya berbahasa, tidak saja bereaksi terhadap rangsangan (stimuli) yang diterima dari luar, tetapi juga dipengaruhi oleh proses internal yang terjadi dalam dirinya.

 

Bahasa juga miliki karakteristik sebagai berikut:

a.       Pengalihan (displacement). Bahasa memiliki karakteristik yang namanya pengalihan, dimana kita dapat berbicara mengenai hal-hal yang jauh dari kita, baik dari segi tempat maupun waktu, berbicara tentang masa lalu atau masa depan, berbicara tentang hal-hal yang tidak pernah kita lihat seperti kuda terbang, makhluk planet lain.

b.      Pelenyapan. Suara saat kita bicara bisa hilang atau lenyap dengan cepat. Suara harus diterima dengan segera setelah itu dikirimkan atau kita tidak akan pernah menerimanya.

c.       Kebebasan makna. Isyarat bahasa memiliki kebebasan makna.

 

Suatu kata memiliki arti atau makna yang mereka gambarkan karena kitalah yang secara bebas yang menentukan arti atau maknanya.

a.       Transmisi budaya. Bahasa dipancarkan secara budaya. Seorang anak yang dibesarkan dalam lingkungan keluarga berbahasa Inggris akan menguasai bahasa Inggris

 

E. Hambatan Komunikasi

dalam komunikasi antar personal terdapat beberapa hambatan yang ada. Hambatan ini dapat merusak sebuah hubungan jika tidak dihindari. hambatan-hambatan tersebut antara lain sebagai berikut:

 

 

1.      Status effect

Adanya perbedaaan pengaruh status sosial yang dimiliki setiap manusia. Karyawan dengan status sosial yang lebih rendah harus tunduk dan patuh apapun perintah yang diberikan atasan. Yang berakibat karyawan tersebut takut mengemukakan pendapatnya.

2.      Semantic Problems

Faktor semantik menyangkut bahasa yang dipergunakan komunikator sebagai alat untuk menyalurkan pikiran dan perasaanya kepada komunikan. Kesalahan pengucapan atau kesalahan dalam penulisan dapat menimbulkan salah pengertian (misunderstanding) atau penafsiran (misinterpretation) yang bisa menimbulkan salah komunikasi (miscommunication).          Misalnya         kesalahan         pengucapan     bahasa dan salah penafsiran seperti contoh : pengucapan demonstrasi menjadi demokrasi, kedelai menjadi keledai dan lain-lain.

3.      Perceptual distorsion

Distorsi persepsi disebabkan perbedaan cara pandangan yang sempit pada diri sendiri dan perbedaaan cara berpikir serta cara mengerti yang sempit terhadap orang lain, sehingga dalam komunikasi terjadi perbedaan persepsi dan wawasan atau cara pandang antara satu dengan yang lainnya.

4.      Cultural Differences

Hambatan komunikasi dapat terjadi karena disebabkan adanya perbedaan kebudayaan, agama dan lingkungan sosial. Ada beberapa kata-kata yang memiliki arti berbeda di tiap suku. Seperti contoh : kata “jangan” dalam bahasa Indonesia artinya tidak boleh, tetapi orang suku jawa mengartikan kata tersebut suatu jenis makanan yaitu sayur.

5.      Physical Distractions

Hambatan ini disebabkan oleh gangguan lingkungan fisik terhadap proses berlangsungnya komunikasi. Misalnya : kebisingan, suara hujan atau petir, dan cahaya yang kurang jelas.

6.      Poor choice of communication channels

Gangguan yang disebabkan oleh media yang dipergunakan dalam melancarkan komunikasi. misalnya sambungan telephone yang terputus-putus, suara radio yang hilang dan muncul, gambar yang kabur pada pesawat televisi, huruf ketikan yang buram pada surat sehingga informasi tidak dapat ditangkap dan dimengerti dengan jelas.

7.      No Feed back

Komunikator mengirimkan pesan kepada komunikan tetapi tidak adanya respon dan tanggapan dari komunikan, maka yang terjadi adalah komunikasi satu arah yang sia-sia.

Pada tiap personal terjadi proses komunikasi yang bertujuan untuk mengenali satu dengan lainnya, maka dari itu komunikasi yang terjalin harus terdapat pengertian serta kepercayaan antar personal, selain itu terdapat beberapa komponen yang harus dijaga untuk menjaga hubungan komunikasi agar tidak terjadi kesalah pahaman yang dapat mengakibatkan perusakan atau pemutusan hubungan.

 

 

 


BAB III

PENUTUP

 

A. Kesimpulan

Sebagai tenaga medis yang profesional, kita harus memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan baik. Kemampuan ini dapat membantu banyak pihak untuk memahami informasi yang hendak disampaikan, juga memudahkan kita untuk menjalankan prosedur kesehatan. Oleh sebab itu, tenaga medis diharapkan mempelajari tahapan dan strategi dalam berkomunikasi.


DAFTAR PUSTAKA

 

Morrisan dan Andy Corry Wardhany, Teori Komunikasi, Bogor: Ghalia Indonesia, 2009

Richard West dan Lynn H. Turner. Pengantar Teori Komunikasi; Analisis dan Aplikasi, Jakarta: Salemba Humanika, 200).

Muhammad Ahmad Al-‘Aththar, The Magic of Communication, Jakarta: Zaman, 2012

Marheni Fajar, Ilmu Komunikasi dan praktek, Yogyakarta: Graha Ilmu. 2009

Onong Uchjana Efendi, Ilmu komunikasi Teori dan Praktek, Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2006

            Agus    M.        Hardjana, Komunikasi            Intrapersonal   &         Komunikasi Interpersonal, Yogyakarta: Kanisius, 2003

Hasan Bahanan, Taksonomi Konsep Komunikasi, Surabaya: Patyrus. 2005

Prof. Dr. H. Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: Raja Grafindo Perkasa, 2007

Agus    M.        Hardjana, Komunikasi            Intrapersonal   &         Komunikasi Interpersonal, Yogyakarta: Kanisius, 2003

Julia T. Wood, Communication in Our Lives, USA: University of North Carolina at Capital Hill, 2009

Widyo Nugroho, Modul Teori Komunikasi Verbal dan Nonverbal

Faisal Wibowo . Komunikasi Verbal dan Nonverbal. 2010

Ani Atih. Komunikasi Verbal dan Nonverbal dalam Hubungan Interpersonal. Universitas Negeri Jakarta , 2015