Sunday 6 November 2022

MAKALAH KONSEP TERKAIT NEOPLASMA

 

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

B.     Rumusan Masalah

C.     Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

A.    Pengertian Neoplasma

B.     Macam-macam Penyakit Neoplasma

C.     Respon Sel Terhadap Trauma

D.    Rsepon Imun Terhadap Neoplasma

E.     Komplikasi Penyakit Neoplasma

BAB III PENUTUP

A.    Kesimpulan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Dalam istilah patologi anatomic, tumor identic dengan neoplasma. Sedangkan dalam klinik istilah tumor sering digunakan untuk semua tonjolan dan diartikan sebagai pembengkakan, pembengkakan ini dapat disebabkan baik oleh neoplasma, maupun oleh radang (rubor, calor, tumor, fungsio laesa) atau atau pendarahan dan sebagainya. Neoplasma membentuk tonjolan disebut neoplasma.

Neoplasma merupakan penyakit pertumbuhan sel, dimana terjadi regenerasi epitel dan pembentukan jaringan granulasi (yang terjadi pada pertumbuhan sel yang normal) tetapi jika dilihat dengan mikroskop cahay tampa sel tumor mempunyai inti yang lebih besar, anak ini lebih besar jika dibandingkan inti, mitokondria berkurang dan terlihat gambaran mitosis yang abnormal.

Seorang pasien akan merasa takut jika mengetahuinya dirinya menderita kanker. Penyakit kanker dianggap sebagai suatu penyakit yang mematikan, padahal belum tentu selalu demikian. Sebagai seorang perawat diharapkan anda mempunyai pengetahuan tentang tumor dan kanker, sehingga dapat menangani pasien yang sedang mengalami penderitanya dengan sebaik-baiknya..

B.     Rumusan Masalah

1.      Apa yang dimaksud dengan neoplasma?

2.      Ada berapa macam penyakit neoplasma?

3.      Bagaimana respon sel terhadap penyakit trauma?

4.      Bagaimana respon imun terhadap penyakin neoplasma?

5.      Bagaimana komplikasi penyakit neoplasma?

C.    Tujuan

1.      Untuk mengetahu pengertian neoplasma.

2.      Untuk mengetahui macam-macam penyakit neoplasma.

3.      Untuk mengetahui respon sel terhadap penyakit trauma.

4.      Untuk mengetahui respon imun terhadap neoplasma.

5.      Untuk mengetahui komplikasi penyakit neoplasma

BAB II

PEMBAHASAN

A.    Pengertian Neoplasma

Secara harfiah berarti pertumbuhan baru atau kumpulan masa abnormal dari sel-sel yang mengalami proliferasi (tubuh terus menerus secara tidak terbatas) tidak terkoordinasi dengan jaringan sekitarnya dan tidak berguna bagi tubuh. Sel-sel neoplasma berasal dari sel-sel sebelumnya adalah sel-sel normal tetapi karena perubahan neoplastic akan mengalami pertumbuhan dengan kecepatan yang tidak terkoordinasi dengan kebutuhan pasien (hostpes) dan tidak mencapai keseimbangan tetapi lebih mengakibatkan penambahan masa sel yang mempunyai sifat yang sama. Sel-sel tersebut dinakaman sel neoplastik dan pertumbuhan yang demikian disebut pertumbuhan progresif.[1]

Neplasma adalah suatu kelompok atau rumpun neoplastik. Istilah ini biasanya sinonim dengan tumor. Istilah neoplasma benigna mengacu pada sel-sel neoplasma neoplastik yang tidak mengintasi jaringan sekitar dan tidak bermetastasis. Metastasis didefinisikan sebagai kemampuan sel kanker untuk menyusup dan membangun pertumbuhan pada area tubuh lain yang jauh dari asalnya.  Semua neoplasma diklasifikasian sebagai kanker dan kemudian digambarkan sesuai dengan asal jaringannya.[2]

 

B.     Macam-macam Neoplasma

1.      Atas dasar sifat biologi tumor

a.      Tumor jinak atau beligna

Tumor jinak tumbuhnya lambat dan biasanya mempunyai simpai(kapsul), tidak tumbuh infiltrative, tidak merusak jaringan sekitarnya dan tidak menimbulkan anak sebar pada tempat yang jauh. Tumor jinak pada umumnya dapat disembuhkan dengan sempurna kecuali yang mensekresi hormone atau yang terletak pada tempat yang sangat penting. Misalnya di sumsung tulang belakang yang dapat menimbulkan paraplegia atau pada saraf otak yang menekan jaringan otak.

b.      Tumor ganas atau maligna

Tumor ganas pada umumnya tumbuh cepat, infiltrative dan merusak jaringan sekitarnya. Disamping itu dapat menyebar keseluruh tubuh melalui aliran limfe atau aliran darah dan dapat menimbulkan kematian.

c.       Tumor intermediate

Diantara dua kelompok, terdapat segolongan tumor yang memiliki sifat invasive local tetapi kemampuan metastasisnya kecil. Tumor demikian disebut tumor yang agresif local atau tumor ganas berderajat rendah. Sebagai contoh ialah karsinoma sel basah kulit.

 

2.      Atas dasar sel atau jaringan.

a.      Berasal dari sel totipoten

Sel totipotent adalah sel yang dapat berdeferensiasi ke dalam tiap jenis sel tubuh. Sebagai contoh ialah zigot yang berkembang menjadi janin. Paling sering ditemui pada gonad yaitu sel germinal. Dapat pula terjadi retroperitoneal, dimediastinum dan daerah pineal.

b.      Berasal dari sel embrional pluripotent

Sel embrional dapat berdeferensiasi ke dalam berbagai jenis sel dan sebagai tumor akan membentuk berbagai jenis struktur alat tubuh. Sebagai contoh ialah tumor sel embryonal pluripotent yang berasal dari anak ginjal, disebut nefroblastom, sering berdeferensi ke dalam struktur yang menyerupai tubulus ginjal dan kadang-kadang jaringan otot, tulang rawan atau tulang rudimenter. Tumor ini contohnya terdapat pada retinoblastoma, hepatoblasma, embryonal rhabdomisarcoma.

 

 

 

c.       Berasal dari sel yang berdeferensiasi

Jenis sel dewasa yang berdeferensiasi, terdapat dalam bentuk sel alat-alat tubuh pada kehidupan postnatal. Kebanyakan tumor pada manusia terbentuk dari sel berdeferensiasi.

 

Perbedaan Neoplasma jinak dan ganas

Jinak

Ganas

-Serupa sel asal

-Tepian licin(bersimpai)

-Menekan

-Tumbuh perlahan

-Sedikit Vaskuler

-Jarang timbul ulang

-Jarang nekrosis dan ulserasi

-Jarang efek sistemik kecuali neoplasma endokrin

-Tidak sama dengan sel asal

-Tepian tidak rata

-Menyesap

-Tumbuh Cepat

-Vaskuler/sangat Vaskuler

-Sering residif setelah dibuang

-Umumnya nekrosis dan ulserasi

 

C.    Respon sel terhadap penyakit trauma

Sel adalah unit terkecil yang menunjukkan semua sifat dari kehidupan.

Aktifitasnya memerlukan energi dari luar untuk proses pertumbuhan, perbaikan

dan reproduksi (Robbins, 2010). Sel merupakan partisipan aktif di lingkungannya

yang secara tetap menyesuaikan struktur dan fungsinya untuk mengakomodasi

tuntutan perubahan dan stress ekstrasel. Ketika mengalami stress fisiologis atau

rangsangan patologis, sel bisa beradaptasi, mencapai kondisi baru dan

mempertahankan kelangsungan hidupnya. Respons adaptasi utama adalah atrofi,

hipertrofi dan metaplasia. Jika kemampuan adaptatif berlebihan, sel mengalami

jejas. Dalam waktur tertentu, ceedera bersifat reversible dan sel kemudian ke

kondisi stabil semula. Namun, dengan stress berat atau menetap dapat terjadi

cedera irreversibel dan sel yang terkena mati. Sebagian besar penyebab dapat

digolongkan menjadi kategori berikut ini (Robbins, 2010):

1. Hipoksia (penurunan oksigen) timbul sebagai hasil dari : (1) iskemia

(kehilangan suplai darah); (2) oksigenasi inadekuat (misalnya kegagalan

kardiorespiratorik); (3) hilangnya kemampuan darah untuk mengangkut

oksigen (misalnya anemia, keracunan karbon monoksida)

2. Fisika termasuk trauma, panas, dingin, radiasi dan syok elektrik.

3. Kimia dan obat-obatan seperti : (1) obat-obat terapeutik (misalnya

acetaminophen); (2) agen non-terapeutik (misalnya timah, alkohol)

4. Infeksi yaitu virus, rickettsia, bakteri, jamur dan parasit.

5. Reaksi imunologik

 

D.    Respon Imun Terhadap Neoplasma

Antigen tumor dapat menimbulkan respon imun, baik humoral maupun selular. Pada imunitas humoral, sel tumor dapat dihancurkan secara langsung, dengan bantuan komplemen maupun melalui sel efektor ADCC. Cara yang terakhir dilakukan dengan menggunakan Fc receptor-bearing macrophage atau sel NK sebagai mediator dalam menghancurkan tumor. Kemampuan antibodi untuk mengeliminasi sel tumor sebagian besar dilakukan in vitro dan hanya terdapat sedikit bukti bagi system imun humoral dalam melawan tumor.

            Sedangkan pada imunitas seluler, sel T memegang peranan penting dalam melindungi sel. Sekarang ini, immunotherapy lebih banyak dibuat berdasarkan respon sel T. Mekanisme utama pada system ini adalah penghancuran sel tumor oleh CD8+ atau CTLs. Sel CD8+ yang berespons spesifik terhadap antigen tumor memerlukan cross-presentation antigen tumor oleh APC, seperti sel dendritic. Sementara peran sel Th CD4+ masih belum jelas. Sel ini mungkin berperan sebagai anti-tumor immune respons dengan menyediakan cytokines bagi perkembangan CTL yang efektif. Sel TH yang spesifik terhadap antigen tumor dapat mensekresikan cytokines (TNF dan IFN-y). Hasil sekresi tersebut kemudian akan meningkatkan tumor cell MHC-1 expression dan sensivitas sel tumor untuk dilisiskan oleh CTLs. Makrofag juga diaktifkan oleh IFN-y untuk membunuh sel tumor.

            Umumnya tumor tumbuh ketika system imun sedang lemah. Berarti pada tumor terdapat mekanisme untuk menghindarkan diri dari imunitas spesifik dan non spesifik. Mekanisme-mekanisme tersebut antara lain: sel tumor tidak mempunyai sel B7 (CD 80) dan CD 86 yang berfungsi sebagai kostimulator, tidak mengekspresikan MHC-1, memacu apoptosis sel Tc, menghasilkan sitokin (TGF-β) yang bersifat imunosupresif dan musin yang menyamarkan antigen serta kehilangan ekspresi antigen yang memicu respons imun.[3]

 

E.     Komplikasi Penyakit Neoplasma

Banyak tumor non-kanker tidak memerlukan pengobatan. Namun, beberapa tumor jinak dapat terus tumbuh. Misalnya, tumor otak jinak dapat menekan jaringan sehat, atau organ seperti otak. Kondisi ini berpotensi mempengaruhi kemampuan penglihatan atau bicara seseorang.

 

Sementara itu, pada tumor yang bersifat ganas (kanker), sel kanker dapat melepaskan diri dari tumor aslinya. Sel-sel tersebut dapat melakukan perjalanan dalam aliran darah (sistem peredaran darah) atau sistem limfatik.

 

Ketika sel kanker tersebut menetap di lokasi baru, seperti organ atau kelenjar, mereka akan berkembang biak lagi, sehingga menciptakan tumor baru (kanker metastatik). Kanker yang sudah menyebar akan lebih sulit untuk diobati dan dapat memicu beberapa komplikasi. Misalnya seperti penurunan berat badan yang signifikan tanpa sebab yang jelas, hingga perubahan senyawa kimia pada tubuh.

 

Pencegahan Tumor

Tumor sebenarnya tidak dapat dicegah dengan metode yang spesifik. Namun, ada beberapa langkah sederhana yang dapat kita lakukan untuk menurunkan risiko terjadinya kanker, yaitu:

 

Berhenti merokok.

Berolahraga secara teratur.

Menerapkan pola makan bergizi seimbang.

Menjaga berat badan yang sehat.

Membatasi konsumsi minuman keras.

Menghalau paparan sinar matahari, misalnya dengan menggunakan tabir surya.

Meminimalisir pajanan senyawa kimia yang mengandung racun, misalnya dengan mengenakan masker saat menggunakan kendaraan umum.

Meminimalisasi paparan terhadap radiasi.

            Menjalani pemeriksaan kesehatan secara rutin.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

                                      BAB III

      PENUTUP

A.kesimpulan

Neoplasma merupakan penyakit pertumbuhan sel, dimana terjadi regenerasi epitel dan pembentukan jaringan granulasi (yang terjadi pada pertumbuhan sel yang normal) tetapi jika dilihat dengan mikroskop cahaya tanpa sel tumor mempunyai inti yang lebih besar, anak ini lebih besar jika dibandingkan inti, mitokondria berkurang dan terlihat gambaran mitosis yang abnormal.

 

 

 

 



[1] Dr. Jan Tambayong,”Patofisiologi Untuk Keperawatan”(Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC,2000). Hal, 37

[2] Dr. Jan Tambayong,”Patofisiologi Untuk Keperawatan”(Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC,2000). Hal, 37

 

 

[3] Abbas,”Licthman and Pillai”,(CV Nusantara:Baratawijaya,2009). Hal 52

No comments:

Post a Comment