Thursday 29 July 2021

LAPORAN BUKU METODE PENELITIAN PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA

 

LAPORAN BUKU

METODE PENELITIAN PENDIDIKAN BAHASA

 Laporan Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metode Penelitian Bahasa

 

  

 

KATA PENGANTAR

 

Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kepada Allah swt. yang masih memberikan kesehatan, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas pembuatan laporan buku ini dengan judul “Metode Penelitian Pendidikan Bahasa”. Salawat serta salam kami limpahkan kepada Nabi besar Muhammad saw. yang telah menyampaikan pelita penerangan bagi umatnya, sehingga terselesaikannya tugas laporan buku ini dengan penuh kemudahan. Laporan ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Metode Penelitian Bahasa. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyusun laporan ini. Penulis juga berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Dengan segala kerendahan hati, kritik dan saran yang konstruktif sangat diharapkan dari para pembaca guna untuk meningkatkan dan memperbaiki pembuatan  laporan pada tugas yang lain dan pada waktu mendatang.

 

 

 

 

 


GARIS BESAR ISI BUKU

 

BAB I PENDAHULUAN

1.      Kegiatan Penelitian sebagai Syarat

2.      Tujuan Penelitian Bahasa

3.      Pentingnya Penelitian Pendidikan Bahasa

4.      Sifat Penelitian Pendidikan Bahasa

5.      Sikap Ilmiah

6.      Hakikat Metodelogi Penelitian Bahasa

7.      Mengapa Peneliti Harus Mengikuti Metodelogi?

8.      Tujuan Mempelajari Metodelogi Penelitian

9.      Proses Penelitian

10.  Tipologi Penelitian Pendidikan Bahasa

 

BAB II MASALAH DALAM PENELITIAN PENDIDIKAN BAHASA

1.      Penentuan Masalah

2.      Kriteria dalam Menetapkan Masalah

3.      Sumber Masalah Penelitian

4.      Merumuskan Penelitian Masalah

5.      Contoh Perumusan Masalah Penelitian

6.      Tujuan Penelitian Pendidikan Bahasa

7.      Manfaat Peneltian

8.      Sumber Bacaan

9.      Merumuskan Hipotesis

10.  Penetrasi Asumsi-Asumsi

 

BAB III PENELITIAN KUALITATIF DAN KUANTITATIF DALAM PENDIDIKAN BAHASA

1.      Hakikat Penelitian Kualitatif

2.      Manfaat Penerapan Penelitian Kualitatif

3.      Perihal Keterampilan yang Dibutuhkan

4.      Pendekatan Kualitatif untuk Memperbaiki Kinerja Guru Bahasa

5.      Penelitian kualitatif dan Pendidikan Guru

6.      Konsep Rancangan Penelitian Kualitatif

7.      Rancangan Peneiltian Kualitatif

8.      Forum Komunittas dan “Key-Informant” sebagai Metode Pengumpulan Data

9.      Teknik-tekni Pengumpulan Data dalam Penelitian Kualitatif

10.  Metode Kualitatif di dalam Kurikulum Sekolah

11.  Perbandingan Pendekatan Kuantitaf dan Pendekatan Kuantitatif

12.  Memadukan Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif: Mungkinkah?

 

BAB IV KONSEP EKSPERIMEN

1.      Konsep Dasar Penelitian Eksperimen

2.      Rancangan Penelitian Eksperimen

3.      Rancangan Pra-Eksperimental

4.      Rancangan Eksperimen Murni

5.      Rancangan Eksperimen Semua

6.      Rancangan Eks-Pos Fakta

 

BAB V STUDI KASUS DALAM PENELITIAN PENDIDIKAN BAHASA  

1.      Konsep Dasar Studi Kasus

2.      Keuntungan dan Kelemahan Studi Kasus

3.      Jenis-jenis Studi Kasus

4.      Studi Multi-Situs

5.      Implementasi Penelitian Studi Kasus

6.      Penunjuk Penggunaan Studi Kasus

7.      Ciri-ciri Studi Kasus yang Baik

 

BAB VI  PENELITIAN TINDAKAN

1.      Pengertian Penelitian Tindakan

2.      Asas-asa Penelitian Tindakan

3.      Karakteristik dan Fungsi Penelitian Tindakan

4.      Langkah-langkah dan Jenis-jenis Penelitian Tindakan

5.      Petunjuk Penggunaan Penelitian Tindakan

6.      Jenis-jenis Penelitian Tindakan

7.      Riset untuk Mengambil Tindakan

8.      Apa yang Dapat Dilakukan Penelitian Tindakan

9.      Ancangan Riset Aksi Terhadap Data

10.  Keuntungan dan Kelemahan Penelitian Tindakan

 

BAB VII  PENELITIAN TINDAKAN KELAS

1.      Peran Guru dan Tuntutan Profesionalisme

2.      Kapan PTK Diperlukan?

3.      Langkah-langkah Awal Penelitian

4.      Beberapa Model Penelitian Tindakan Kelas

5.      Langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas

6.      Melakukan Observasi

7.      Melakukan Wawancara

8.      Dokumentasi sebagai Sumber Data

9.      Rekaman, Foto, Slide, Tape, dan Video

10.  Analisis Data

11.  Validasi

12.  Menafsirkan atau Interpretasi Data

 

 


Hasil Laporan Buku Metode Penelitian Pendidikan Bahasa

 

Identitas Buku

Judul Buku      :  Metode Penelitian Pendidikan Bahasa

Pengarang       : Prof. Dr. Syamsuddin AR., M.S.

  Dr. Vismaia S. Damaianti, M.Pd.

Penerbit           : PT Remaja Rosdakarya

Tahun Terbit    : 2006

Kota Terbit      : Bandung

Sampul            : Iman Taufik

ISBN               : 979-692-633-4

Halaman          : 258

 


INTISARI BAB/SUB BAB BUKU

BAB I

PENDAHULUAN

 

1.      Kegiatan Penelitian Sebagai Syarat

Penelitian bagi mahasiswa pascasarjana merupakan salah satu keterampilan yang harus dimiliki sebagai salah satu syarat bagi peningkatan kualitas pendidikannya (Syamsuddin AR, 2001). Adapun pengertian karya ilmiah menurut Syamsuddin AR (2001) adalah suatu laporan tertulis dari suatu hasil penelitian yang cermat terhadap suatu masalah. Pertama, karangan ini disusun bukan sebagai persyaratan pencapaian gelar akademik, seperti penulisan buku, laporan penelitian, ensiklopedia, dan lain-lain. Kedua, tulisan yang dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar akademik atau penyelesaian tugas di kalangan perguruan tinggi.

Bagi mahasisw pascasarjana, karangan ilmiah yang harus disusun sebagai salah satu syarat memperoleh gelar pendidikannya berupa tesis atau disertasi. Tesis merupakan karya ilmiah sebagai syarat untuk menempuh ujian sarjana menurut ketentuan konvensional. Disertasi adalah karangan ilmiah yang harus disusun sebagai syarat memperoleh gelar doctor (S3).

 

2.      Tujuan Penelitian Bahasa

Secara rindi tujuan penelitian bahasa adalah:

a.       menemukan dan mengembangkan teori, model, atau strategi baru dalam pendidikan bahsa;

b.      menerapkan, menguji, dan mengevaluasi kemampuan teori, model, strategi pendidikan bahasa dalam memecahkan masalah pendidikan bahasa;

c.       mendeskripsikan dan menjelaskan keadaan atau hubungan berbagai isu atau pikiran yang terkait dengan masalah bahasa;

d.      memecahkan masalah pendidikan bahasa;

e.       menemukan faktor-faktor yang mempengaruhi masalah pendidikan bahasa; dan

f.       membuat keputusan atau kebijakan.

 

3.      Pentingnya Penelitian Pendidikan Bahasa

Memecahkan suatu masalah merupakan tugas utama peneliti. Melalui penelitian seseorang dapat menunjukkan suatu bukti. Penelitian dapat mengurangi ketidakpastian. Dengan meneliti, seseorang dapat memperoleh hasil dari suatu tujuan yang ditetapkan. Dalam Pendidikan bahasa, ada beberapa alasan tentang pentingnya penelitian. Alasan tersebut dapat di lihat di antaranya melalui beberapa faktor sebagai berikut.

a.       Pendidik;

b.      Masyarakat umum; dan

c.       Penentu kebijakan.

 

4.      Sifat Penelitian Pendidikan

Kegiatan penelitian dipandangan sebagai metode ilmiah, karakteristik atau sifat metodologi penelitian pendidikan bahasa sama dengan bidang-bidang lainnya. Menurut Tuckman (1982), Nunan (1992), McMillan & Schumacher (2003), Sukardi (2003) sifat metodologi penelitian pendidikan bahasa adalah seperti berikut.

a.       Bertujuan;

b.      Sistematis;

c.       Objektif;

d.      Logis;

e.       Empiris;

f.       Reduktif;

g.      Replicable dan Transmitable;

h.      Penjelasan Singkat; dan

i.        Simpulan besyarat.

 

5.      Sikap Ilmiah

Sikap adalah pengejawantahan (manifestasi) operasionalisasi jiwa. Ole karena sikap selalu dikenakan atau ditujukan pada sesuatu maka sikap itu merupakan operasionalisasi dari sifat ilmiah yang dimiliki oleh seorang peneliti. Bersikap ilmiah itu berarti mandiri. Oleh karena itu, seorang peneliti yang bersikap ilmiah dapat mendapatkan sendiri hal-hal yang baru. Berikut adalah macam-macam sikap.

a.       Sikap ingin tahu;

b.      Sikap kritis;

c.       Sikap terbuka;

d.      Sikap objektif;

e.       Sikap rela menghargai karya orang lain;

f.       Sikap berani mempertahankan kebenaran; dan

g.      Sikap menjangkau masa depan.

 

6.      Hakikat Metodologi Penelitian Bahasa

Metodologi penelitian merupakan cara pemecahan masalah  penelitian yang dilaksanakan secara terencana dan cermat dengan maksud mendapatkan fakta dan simpulan agar dapat memahami,menjelaskan, meramalkan, dan mengendalikan keadaan. Metode juga merupakan cara kerja untuk memahami dan mendalami objek yang menjadi sasaran. Melalui metode yang tepat, seorang peneliti tidak hanya mampu melihat fakta sebagai kenyataan, tetapi juga mampu memperkirakan kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi melalui fakta itu.

 

7.      Mengapa peneliti harus mengikuti metodolgi?

L.S. Shulman (1981) mencatat beberapa alasan mengapa para peneliti pendidikan bahasa dituntut memahami metode penelitian yang tepat. Pertama, peneliti pendidikan membutuhkan suatu perangkat observasi tertentu tentang fakta-fakta yang terjadi dalam masalah pendidikan. Kedua, dalam pendidikan terdapat fenomena, peristiwa, pelaku, dan proses yang harus diamati dengan sumber bagi penyelidikan pendidikan. Ketiga, penelitian pendidikan tidak hanya harus dilaksanakan sistematis, tetapi juga harus mampu menyelidiki permasalahan yang khusus dalam masing-masing bidang pendidikan, termasuk pendidikan bahasa.

 

 

 

8.      Tujuan Mempelajari Metodologi Penelitian

Tujuan utama mempelajari metodologi peneliti antara lain:

a.       meningkatkan keterampilan dalam mengorganisasikan dan menyajikan fakta secara jelas dan sistematis;

b.      meningkatkan kemampuan menggunakan fakta untuk menguatkan simpulan umum yang ditarik dari fakta atau untuk menguatkan rekomendasi;

c.       membedakan fakta dari pendapat, menyelaraskan istilah-istilah atau kata-kata yang emotif menjadi kata-kata yang referensial, serta belajar untuk menghilangkan pendapat yang tanpa didukung bukti; dan

d.      meningkatkan pengetahuan tentang mekanisme penelitian.

 

9.      Proses Penelitian

Proses penelitian menurut McMillan & Scumacher (2003) dilakukan melalui beberapa hal berikut.

a.       Pemilihan masalah secara umum.

b.      Peninjauan masalah.

c.       Penemuan masalah khusus, pertanyaan penelitian, atau hipotesis.

d.      Penentuan rancangan penelitian dan metodologi.

e.       Pengumpulan data.

f.       Ananlisis data penyajian hasil.

g.      Penafsiran temuan dan pemberian simpulan atau ringkasan.

 

10.  Tipologi Penelitian Pendidikan Bahasa

Jenis penelitian pendidikan bahasa dapat dikelompokkan berdasarkan aspek-aspek sebagai berikut.

a.       Penelitian berdasarkan tujuan;

b.      Penelitian berdasarkan jenis data; dan

c.       Penelitian berdasarkan aspek metode.


BAB II

MASALAH DALAM PENELITIAN PENDIDIKAN BAHASA

 

1.      Penentuan Masalah

Kebanyakan peneliti bahkan berpendapat bahwa menemukan masalah adalah langkah yang paling pelik dari seluruh proses penelitian. Beberapa pengertian permasalahan penelitian, di antaranya:

a.       dapat berupa kesenjangan antara sesuatu yang diharapkan dengan kenyataan yang ada;

b.      secara faktual dapat berupa kesulitan yang dirasakan oleh orang awam maupun para peneliti; dan

c.       sesuatu yang dijadikan target yang telah ditetapkan.

 

2.      Kriteria Dalam Menetapkan Masalah

a.       Apakah masalah ini berguna untuk dipecahkan?

b.      Apakah masalah yang dapat diteliti?

c.       Apakah terdapat kemampuan yang dipunyai peneliti pemecahan masalah ini?

d.      Apakah masalah itu sendiri menarik untuk dipecahkan?

e.       Apakah masalah ini memberikan sesuatu yang baru?

f.       Apakah masalah itu terbatas sehingga jelas?

 

3.      Sumber Masalah Penelitian

Beberapa sumber masalah penelitian dapat dijadikan sebagai baham untuk memperoleh ide atau pertimbangan penentuan masalah penelitian adalah sebagai berikut.

a.       Bacaan;

b.      Pertemuan ilmiah;

c.       laporan hasil penelitian;

d.      Pernyataan pemegang kekuasaan;

e.       Pengataman; dan

f.       Pengalaman individual atau kelompok.

4.      Merumuskan Masalah Penelitian

Rumusan masalah merupakan penuntun bagi langkah-langkah yang akan dilakukan peneliti dalam kegiatan penelitiannya. Berikut adalah bentuk-bentuk rumusan masalah.

a.       Rumusan masalah hendaknya singkat dan bermakna;

b.      Rumusan masalah hendaknya dalam bentuk kalimat tanya;

c.       Rumusan masalah harus jelas dan konkrit;

d.      Masalah dirumuskan secara operasional;

e.       Rumusan masalah hendaknya mampu memberikan petunjuk tentang memungkinkannya pengumpulan data di lapangan untuk menjawab pertanyan-pertanyaan; dan

f.       Perumusan masalah harus dibatasi.

 

5.      Tujuan Penelitian Pendidikan Bahasa

Tujuan yang jelas memberikan landasan untuk merancang penelitian, untuk pemilohan metode penelitian yang paling tepat, dan untuk pengelolaan penelitian. Proyek penelitian bahasa pada umumnya tidak diulang atau ditiru, sehingga setiap kegiatan penelitian cenderung berbeda, namun semua kegiatan itu memanfaatkan kisaran teknik dan metode yang cukup terbatas, yang dapat diterapkan pada keadaan yang berbeda-beda.

 

6.      Manfaat Penelitian

Hasil dari suatu penelitian merupakan sumbangan bagi kemajuan ilmu pengetahuan, yaitu dengan dimunculkannya sumbangan konseptual pada dunia pendidikan bahasa yang lebih relevan untuk keadaan terkini. Di samping itu, hasil penelitian bahasa harus dapat dimanfaatkan bagi para praktisi pendidikan dan pelaku pendidikan.

 

7.      Sumber Bacaan

Sumber bacaan dalam kegiatan penelitian, semestinya menjadi acuan teoritis yang dilaksanakan secara hati-hati agar mebantu peneliti dalam memahami permasalahan penelitiannya secara lebih mendalam.

8.      Merumuskan Hipotesis

Hipotesis itu setingkat dengan teori penyamarataan coba-coba, dan merupakan suatu prinsip baru berdasarkan hasil observasi terhadap fakta yang khas.  Berikut adalah cara merumuskan hipotesis.

a.       Menguji hipotesis;

b.      Memperluas atau mengubah hipotesis; dan

c.       menguji hipotesis yang diperluas atau diubah.

 

 


BAB III

PENELITIAN KUALITATIF DAN KUANTITATIF

DALAM PENELITIAN BAHASA

 

1.      Hakikat Penelitian Kualitatif Dalam Penelitian Bahasa

Penelitian kualitatif disebut pendekatan investigasi karena biasanya peneliti mengumpulkan data dengan cara bertatap muka langsung dan berinteraksi langsung dengan orang-orang di tempat penelitian. Penelitian kualitatif juga dimaksudkan sebagai jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistic atau bentuk hitungan lainnya. Dengan penelitian kualitatif ini, peneliti lebih menyiapkan instrument “orang” daripada instrument lainnya.

 

2.      Manfaat Penerapan Penelitian Kualitatif

Penelitian kualitatif dapat memperbaiki efekyivitas suatu cara dalam proses pembelajaran, yaitu sebagai alat perubahan di lingkungan pendidikan karena berakar pada acara memandang perubahan atau diubah. Beberapa manfaat penelitian kualitatif adalah: (1) memperbaiki atau mengemabngkan pola hubungan praktisi pendidikan, (2) menjadi bagian dari upaya pendidikan dan peningkatan kualitas guru atau calon guru, (3) memperlancar seorang peneliti menjadi pengamat yang lebih tajam terhdap keseluruhan lingkungan sekolah, (4) membantu mengembangkan proses belajar mengajar sehingga guru dapat melakukan upaya dengan lebih sadar, dan (5) kegiatan penelitian dengan pendekatan kualitatif dapat masuk pada kurikulum sekolah sehingga para siswa dapat terlibat dalam kegiatan yang sesungguhnya. 

 

3.      Perihal Keterampilan Yang Dibutuhkan

Keterampilan untuk menerapkan penelitian kualitatif, meliputi kepekaan teoritis dan sosial, kemampuan menjaga jarak analisis,  sekaligus memanfaatkan pengalaman terdahulu dan pengetahuan teoritis.

 

4.      Pendekatan Kualitatif Untuk Memperbaiki Kinerja Guru Bahasa

Guru dapat bertindak sebagai peneliti kualitatif sebagai dari peranannya. Menyertakan perspektif kualitatif dalam kegiatan yang rutin berarti dapat menjadi sadar diri dan berpikir aktif seperti yang dilakukan seorang peneliti kualitatif. Langkah-langkah seorang guru yang melaksanakan penelitian kualitatif:

a.       ambil suatu masalah sebagai suatu fokus penelitian,

b.      buat catatan rinci,

c.       periksa data,

d.      buat pertanyaan tentang permasalahan, dan

e.       perguanakan data untuk membuat putusan.

 

5.      Konsep Rancangan Penelitian Kualitatif

Rancangan penelitian kualitatif merupakan rencana dan struktur penyelidikan yang disusun untuk memperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan penelitiannya. Rancangan dilakukakn sebelum penelitian ke lapangan. Penelitian ini bersifat fleksibel, sekalipun peneliti kualitatif harus mengikuti metodologi teretntu, tetapi pokok-pokok pendekatan harus tetap dapat berubah pada waktu penelitian sedang dilakukan. 

 

6.      Rancangan Penelitian Kualitatif

Unsur-unsur atau elemen desain naturalistic berupa:

a.       penentuan fokus penelitian,

b.      penyesuaian paradigm dengan fokus penelitian,

c.       penyesuaian paradigm penelitian dengan pendekatan substantive yang dipilih,

d.      penentuan di mana dan dari siapa data akan dikumpulkan,

e.       penentuan fase-fase penelitian secara berurutan,

f.       penentuan instrumentasi,

g.      perencanaan pengumpulan data,

h.      perencanaan prosedur analisis,

i.        perencanaan logistic, dan

j.        rencana untuk pemmeriksaan keabsahan data.

 

 

 

7.      Teknik-Teknik Pengumpulan Data Dalam Penelitian Kualitatif

Data yang sedang dan telah dikumpulkan  melalui teknik-teknik tertentu harus dilacak, diorganisasikan, dipilah, disintesis, dicari polanya, diinterpretasi, dan disajikan agar peneliti dapat menangkap makna fenomena serta dapat mengkomunikasikan kepada orang lain. Teknik pengumpulan data dalam penelitian kualitatif yang meliputi wawancara, observasi, dan dokumentasi serta teknik dan model analisis data.

 

8.      Teknik-Teknik Penulisan Laporan Kualitatif

Tahap-tahap yang harus dilakukan dalam penulisan laporan kualitatif mencakup pengoragnisasian rekaman-rekaman data dengan cara penyusunan indeks, pembuatan kerangka laporan sementara, mengadakan rujuk-silang, penulisan draf laporan pertama berdasarkan kerangka laporan yang telah dibuat, dan penelahaan   dan revisi laporan.

 

9.      Metode Kualitatif Di Dalam Kurikulum Sekolah

Banyak guru merasa betapapun mereka tertarik pada kegiatan-kegiatan tersebut, mereka tidak memiliki kebebasan kegiatan-kegiatan tersebut untuk mencobakan proyek-proyek semacam itu dalam ukuran besar. Pendekatan Foxfire dapat dimodifikasi untuk digunakan di dalam kelas. Siswa dapat pergi keluar sendiri-sendiri atau secara kelompok untuk mewawancari berbagai anggota staf sekolah.

 

10.  Memadukan penelitian kualitatif dan kuantitatif: mungkinkah?

Pendekatan kualitatif dan kuantitatif bukan hanya sekedar dibedakan dalam cara pengumpulan data dan pengolahan datanya, melainkan keduanya berbeda secara konseptual. Paradigma kualitatif bercirikan positivistic, hipotetik deduktif, surface behavior, dan partikularistik. Sebaliknya, paradigm kuantitatif bercirikan fenomenologi, induktif, inner behavior, dan holistic.

 


BAB iv

PENELITIAN EKSPERIMEN

 

1.      Konsep Dasar Penelitian Eksperimen

Penelitian eksperimental merupakan suatu metode yang sistematis dan logis untuk melihat kondisi-kondisi yang dikontrol dengan teliti, dengan memanipulasi suatu perlakuan, stimulus, atau kondisi-kondisi tertentu, kemudian mengamati pengaruh atau perubahan yang diakibatkan oleh manipulasi.

 

2.      Rancangan Penelitian Eksperimen

Rancangan penelitian secara sempit dapat diartikan sebagai penggambaran secara jelas tentang hubungan antarvariabel, pengumpulan data, dan analisis data. Dengan demikian, dengan adanya rancangan yang baik, peneliti maupun orang lain yang berkepentingan mempunyai gambaran tentang bagaimana keterkaitan antara variabel yang ada dalam konteks penelitian dana pa yang hendak dilakukan oleh seorang peneliti dalam melaksanakan penelitian. Ada empat rancangan di antaranya adalah praeksperimen, eksperimen, eksperimen kuasi, dan ex post facto.

 

3.      Racangan Pra-Eksperimental

Ada tiga hal yang lazim digunakan pada rancangan pra-eksperimental, menurut Frankel & Wallen (1990), yaitu:

a.       studi kasus bentuk tunggal,

b.      tes awal-tes akhir kelompok tunggal, dan

c.       perbandingan kelompok statis.

 

4.      Rancangan Eksperimen Murni

Rancangan eksperimen murni mempunyai tiga karakteristik, yaitu:

a.       adanya kelompok kontrol,

b.      siswa ditarik secara rambang dan ditandai untuk masing-masing kelompok, dan

c.       sebuah tes awal diberikan untuk mengetahui perbedaan antar kelompok.

 

5.      Rancangan Eksperimen Semu

Konsep eksperimen ini adalah sebuah rancangan yang ideal. Rancangan ini memiliki kesepakatann praktis antara eksperimen kebenaran dan sikap asli manusia terhadap bahasa yang ingin kita teliti. Berikut ciri dari rancangan eksperimen kuasi.

a.       Rancangan dengan pemasangan subjek melalui tes akhir dan kelompok kontrol.

b.      Rancangan dengan pemasangan subjek melalui tes awal-tes akhir dan kelompok kontrol.

c.       Rancangan tiga perlakuan dengan pengaruh imbangan.

d.      Rancangan rangkaian waktu.

e.       Racangan factorial.

 

6.      Rancangan Eks-Pos Fakto

Penelitian ex post facto merupakan penelitian yang variabel-variabel bebasnya telah terjadi perlakuan atau treatment tidak dilakukan pada saat penelitian berlangsung, sehingga penelitian ini biasanya dipisahkan dengan penelitian eksperimen. Peneliti ini ingin melacak kembali, jika dimungkinkan, apa yang menjadi faktor penyebab terjadinya sesuatu.


BAB V

STUDI KASUS DALAM PENELITIAN

PENDIDIKAN BAHASA

 

1.      Konsep Dasar Studi Kasus

Ary, Jacobs, dan Rezavieh (1985) meskipu tidak memberikan definisi secara jelas tentang pemahaman studi kasus, tetapi mereka memberikan penjelasan bahwa dalam studi kasus hendaknya peneliti berusaha menguji unit atau individu secara mendalam. Batasan studi kasus meliputi: (1) sasaran penelitinnya dapat berupa manusia, paristiwa, latar, dan dokumen, dan (2) sasaran-sasaran tersebut ditelaah secara mendalam sebagai suatu totalitas sesuai dengan latar atau konteksnya masing-masing dengan maksud untuk memahami berbagai kaitan yang ada di antara variabel-variabelnya.

 

2.      Keuntungan Dan Kelebihan Studi Kasus

a.       Keuntungan

Sumber daya yang tersedia untuk penelitian selalu langka dan studi kasus menyediakan sarana untuk mencakup sejumlah besar daerah dengan biaya yang tidak terlalu besar. Lebih khusus lagi, cara ini menyediakan sarana untuk mempelajari masalah yang agak rumit secara agak mendalam. Dengan menggunakan studi kasus, dimungkinkan peneliti untuk membandingkan sejumlah pendekatan yang berbeda-beda terhadap suatu masalah dengan cukup rinci untuk mengambil pelajaran yang dapat diterapkan secara umum.

b.      Kelemahan studi kasus

Karena sifatnya, studi kasus digunakan untuk menggambarkan hal-hal umum dan untuk memperoleh kesimpulan yang dapat dirampatkan untuk mencakup keadaan yang jauh lebih banyak. Akan tetapi, dari segi statistic, cara ini tidak absah untuk sampel yang dipilih secara tepat dan oleh karena itu seberapa jauh perampatan yang abash dapat dibuat bergantung pada seberapa jauh derajat studi kasus itu sendiri bersifat khas dan juga pada pola ketelitian pengambilan kesimpulan.

 

3.      Jenis-Jenis Studi Kasus

Jenis studi kasus menurut Bogdan dan Biklen (1982) diklasifikasikan sebagai berikut.

a.       Studi kasus kesejarahan mengenai organisasi

b.      Studi kasus organisasi

c.       Studi kasus sejarah hidup

 

4.      Studi Multi-Situs

Pada dasarnya studi multi-situs memiliki kesamaan prinsip dengan studi multi-kasus, perbedaanya hanya terletak pada pendekatannya. Menurut Bogdan dan Biklen (1982) pendekatan studi multi-situs memiliki dua jenis studi, yaitu induksi analitis modifikasi dan metode komparatif constant.

 

5.      Implementasi Penelitian Studi Kasus

Di dalam mengimplementasikan penelitian studi kasus berawal dari eksplorasi yang bersifat luas dan dalam, kemudian berlanjut dengan aktivitas pengumpulan dan analisis data yang lebih menyempit dan terarah pada suatu topik tertentu. Bentuk ini merupakan langkah sistematik penelitian, mula-mula peneliti menjajagi tempat dan orang yang dapat dijadikan sumber data atau subjek penelitian, mencari lokasi yang dipandang sesuai dengan maksud pengkajian, dan selanjutnya mengembangkan jaringan yang lebih luas untuk menemukan kemungkinan sumber data.

 

6.      Ciri-Ciri Studi Kasus Yang Baik

Berdasarkan kekuatan dan kelemahan dari studi kasus, perlu diketahui ciri-ciri studi kasus yang baik berdasarkan kriteria yang diberikan Yin (1987) bahwa studi kasus yang baik adalah studi yang patut untuk dicontoh dan hendaknya bersifat signifikan, lengkap, menunjukkan bukti-bukti yang memadai, mempertimbangkan perspektif alternative, dan disusun dalam gaya yang menarik.

 

 


BAB 6

PENELITIAN TINDAKAN

 

1.      Pengertian Penelitian Tindakan

Penelitian tindakan merupakan upaya mengujicobakan ide-ide ke dalam praktik untuk memperbaiki atau mengubah sesuatu agar memperoleh dampak nyata dari situasi. Penelitian tindakan adalah adalah suatu bentuk penelitian reflektif dari yang secara kolektif dilakukan peneliti dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran dan keadilan praktik pendidikan dan sosial mereka, serta pemahaman mereka mengenai praktik ini dan terhadap situasi tempat dilakukan praktik-praktik ini.

 

2.         Asas-Asas Penelitian Tindakan

Ada enam asas dalam penelitian tindakan yang perlu diperhatikan, yaitu:

a.       asas kritik reflektif,

b.      dialektis,

c.       asas sumber daya kolaboratif,

d.      asas risiko,

e.       asas struktur majemuk, dan

f.       asas teori, praktik, dan transformasi.

 

3.                  Karakteristik Dan Fungsi Penelitian Tindakan

Karakteristik penelitian tindakan adalah sebagai berikut.

a.       Bersifat situasional kontekstual

b.      Menggunakan pendekatan yang kolaboratif

c.       Bersifat partisipatori

d.      Bersifat self-evaluative

e.       Bersifat on-the-spot

f.       Temuannya diterapkan segera dan perspektif jangka panjang

g.      Memiliki sifat keluwesan dan adaptif

Fungsi penelitian tindakan yaitu:

a.       sebagai alat untuk memecahkan masalah,

b.      sebagai alat dalam pelatihan jabatan,

c.       sebagai alat untuk mengenalkan pendekatan tambahan pada pengajaran,

d.      sebagai alat untuk meningkatkan komunikasi dan memperbaiki kegagalan, dan

e.       sebagai alat untuk menyediakan alternatif yang lebih baik.

 

4.      Langkah-Langkah Dan Jenis-Jenis Penelitian Tindakan

Berikut adalah langkah-langkah penelitian tindakan.

Tahap I       :      Identifikasi-evalusai-formulasi masalah.

Tahap II     :      Diskusi pendahuluan dan perundingan.

Tahap III    :      Kajian pustaka.

Tahap IV    :      Modifikasi.

Tahap V     :      Pemilihan prosedur penelitian, penetapan sampel, administrasi     penelitian dan tindakannya.

Tahap VI    :      Pemilihan prosedur evaluasinya dan melaksanakan prinsip kontinuitas proyek penelitian tindakan.

Tahap VII  :      Melaksanakan proyek penelitian tindakan.

Tahap VIII :      Pemaknaan data, penarikan inferensi dan penilaian seluruh proyek penelitian.

 

5.      Jenis-Jenis Penelitian Tindakan

Penelitian tindakan terdiri dari empat jenis, yaitu penelitian tindakan diagnotis, penelitian tindakan partisipan, penelitian tindakan empiris, dan penelitian tindakan eksperimental. 

 

6.      Apa Yang Dapat Dilakukan Penelitian Tindakan

Penelitian tindakan mencapai tujuan ini melalui beberapa cara, yaitu sebagai berikut.

a.       Pengumpulan informasi secara sistematis.

b.      Riset aksi dapat memberikan kita informasi.

c.       Penelitian aksi berguna untuk mengenali bagian-bagian sistem yang dapat menghadapi tantangan baik.

d.      Riset tindakan memungkinkan orang memahami diri sendiri dengan lebih baik.

e.       Riset aksi dapat digunakan sebagai siasat mengorganisasikan dalam menghadapi isu-isu khusus.

f.       Peneliti aksi memperkuat komitmen seseorang.

 


BAB VII

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

 

1.      Peran Guru Dan Tuntutan Profesionalisme

Guru merupakan pihak yang paling sering dituding sebagai orang yang paling bertanggung jawab terhadap kualitas pendidikan. Namun demikian, guru merupakan komponen yang paling strategis dalam proses pendidikan. Guru yang profesional, adalah guru yang memiliki kemandirian dalam melaksanakan tugas profesinya. Konsekuensi logis dari kemandirian itu adalah bahwa guru yang profesional akan senantiasa melakukan refleksi atas apa yang dilakukannya dan mengambil refleksi itu.

 

2.      Langkah-Langkah Awal Penelitian

Disukusikanlah fokus permasalahan penelitian dengan mitra peneliti anda. Apakah urgensinya kuat untuk diteliti karena solusinya ditunggu dan tidak boleh ditunda lagi. Apakah permasalahan dalam jangkauan anda untuk dicari penyelesaiannya, dan bukan merupakan masalah makro yang jawaban persoalannya sebaiknya diambil oleh para keputusan. Kemudian, mendefinisikan fokus permasalahan dengan lugas dan jelas.

 

3.      Beberapa Model Penelitian Tindakan Kelas

a.       Model Elliot dengan modifikasi

b.      Model PTK ebbut

 

4.      Langkah-Langkah Ptk

Menurut Elliot (1991:69), langkah-langkah kegiatan penelitian itu meliputi:

a.       mengidentifikasi gagasan umum,

b.      melakukan pengecekan di lapangan,

c.       membuat perencanaan umum,

d.      mengembakan tindakan pertama,

e.       mengimplementasikan tindakan pertama,

f.       mengevaluasi, dan

g.      merevisi perencanaan untuk tindakan kedua.

 

5.      Melakukan Observasi

Beberapa bentuk observasi yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut.

a.       Observasi terbuka

b.      Observasi terfokus

c.       Observasi terstruktur

d.      Observasi sistematik

 

6.                  Melakukan Wawancara

Ada beberapa yang perlu diperhatikan agar wawancara berlangsung dengan efektif, yaitu sebagai berikut.

a.       Bersikap sebagai pewawancara yang baik dan simpatik.

b.      Bersikap netral dalam dalam relevansinya dengan pelajaran

c.       Perhatikan bahasa setiap mengajukan pertanyaa.

 

7.      Dokumentasi Sebagai Sumber Data

Data penelitian yang bersumber pada dokumen antara lain:

a.       silabi dan rencana pelajaran,

b.      laporan diskusi tentang kurikulum,

c.       macam-macam tes dan ujian,

d.      laporan rapat,

e.       laporan tugas siswa,

f.       bagian-bagian buku teks yang dipakai dalam pembelajaran, dan

g.      conoth esai yang ditulis siswa, gambar, dan lain-lain.

 

8.      Analisis Data

Salah satu contoh analisis catatan lapangan adalah dengan mengidentifikasi data esensialnya sebagai berikut.

a.       Siapa, kejadian, atau situasi apa yang terjadi?

b.      Apa tema atau issue utama dalam catatan itu?

c.       Pertanyaan-pertanyaan penelitian apa saja yang diajukan?

d.      Masalah atau fokus apa  yang perlu dikejar untuk pengumpulan data berikutnya?

 

9.         Validasi

Untuk menguji derajat kebenaran PTK, sebaiknya lakukan langkah-langkah berikut.

a.       Melakukan member check.

b.      Melakukan triangulasi.

c.       Melakukan validasi dengan saturasi.

d.      Anda dapat juga menggunakan audit trail untuk memvalidasi penelitian anda.

e.       Pada tahap akhir validasi, anda dapat memberi expert opinion atau pendapat pakar.

 

10.  Menafsirkan Atau Interpretasi Data

Menurut Zuber-Skerritt (1992) ada lima langkah yang perlu diambil untuk menafsirkan data yang telah terkumpul, antara lain sebagai berikut.

a.       Diskusi-diskusi berlangsung sesudah siklus-siklus tindakan dilakukan selama penelitian sudah mengandung penafsiran data.

b.      Unsur falsifikasi terdapat dalam kepedulian yang diungkapkan dalam forum.

c.       Impilikasi atau dampak pengaruh dari penelitian ini bagi kemajuan belajar siswa.

d.      Kesadaran akan perubahan dan permasalahan yang ditimbulkannya.

e.       Keterbatasan penelitian yang dilakukan dibahas dalam diskusi.

 

Kelebihan Buku

Bahasa yang digunakan pada buku ini sangat mudah dipahami oleh pembaca. Kemudian, ada beberapa materi yang dibubuhi dengan contoh, grafik, gambar, dan lain-lain sehingga memudahkan setiap pembaca ketika membaca buku ini serta harga buku ini juga terjangkau.

 

Kekerungan Buku

Walaupun bahasa yang digunakan dalam buku ini sudah bagus, namun masih terdapat kekurangannya, seperti kurang telitinya penulis menulis penomoran pada subbab, dan juga EYD dalam buku ini masih belum terlihat sempurna masih masih banyak kesalahan, seperti tanda baca tidak diletakkan di tempat yang semestinya.