Monday 11 April 2022

LAPORAN PENDAHULUAN GERONTIK PADA PASIEN NY. M DENGAN DIAGNOSA (ARTHRISTIS GOUT)

 

BABI

PENDAHULUAN

A.   Definisi

Asam urat merupakan hasil dari sisa pengahancuran purin, dimana sumber utama purin dalam tubuh berasal dari makanan dan dari hasil metabolisme DNA tubuh. Purin berasal dari makanan merupakan hasil dari pemecahan nukleoprotein makanan yang dilakukan oleh dinding saluran cerna. Sehingga peningkatan kadar asam urat darah diakibatkan oleh seseorang mengkonsumsi makanan yang mengandung tinggi purin (Sukri, 2012).

Asam urat ( merupakan bentuk hasil akhir metabolisme dari purin. Sebagian besar purin berasal dari makananan terutama daging jeroan, beberapa jenis sayuran, dan kacang-kacangan (Wiwi indraswari, 2012).

Penyakit asam urat adalah penyakit yang disebabkan oleh tumpukan asam urat atau kristal pada jaringan,terutama pada jaringan sendi. Asam urat berhubungan erat dengan gangguan metabolisme purin yang memicu peningkatan asam urat dalam darah (hiperurisemia), yaitu jika kadar asam urat dalam darah lebih dari 7,5 mg/dl (Junaidi, 2012).

 

B.    Etiologi

Berdasarkan penyebabnya, penyakit asam urat digolongkan menjadi 2, yaitu:

1.      Gout primer

Penyebab kebanyakan belum diketahui (idiopatik). Hal ini diduga berkaitan dengan kombinasi faktor genetik dan faktor hormonal yang menyebabkan gangguan metabolisme yang dapat mengakibatkan meningkatnya produksi asam urat. Hiperurisemia atau berkurangnya pengeluaran asam urat dari tubuh dikatakan dapat menyebabkan terjadinya gout primer.

Hiperurisemia primer adalah kelainan molekular yang masih belum jelas diketahui. Berdasarkan data ditemukan bahwa 99% kasus adalah gout dan hiperurisemia primer. Gout primer yang merupakan akibat dari

hiperurisemia primer, terdiri dari hiperurisemia karena penurunan ekskresi (80-90%) dan karena produksi yang berlebih (10-20%).

Hiperurisemia karena kelainan enzim spesifik diperkirakan hanya 1% yaitu karena peningkatan aktivitas varian dari enzim phosporibosylpyrophosphatase (PRPP) synthetase, dan kekurangan sebagian dari enzim hypoxantine phosporibosyltransferase (HPRT). Hiperurisemia primer karena penurunan ekskresi kemungkinan disebabkan oleh faktor genetik dan menyebabkan gangguan pengeluaran asam urat yang menyebabkan hiperurisemia. Hiperurisemia akibat produksi asam urat yang berlebihan diperkirakan terdapat 3 mekanisme:

a.       Pertama, kekurangan enzim menyebabkan kekurangan inosine monopospate (IMP) atau purine nucleotide yang mempunyai efek feedback inhibition proses biosintesis de novo.

b.      Kedua, penurunan pemakaian ulang menyebabkan peningkatan jumlah PRPP yang tidak dipergunakan. Peningkatan jumlah PRPP menyebabkan biosintesis de novo meningkat.

c.       Ketiga, kekurangan enzim HPRT menyebabkan hipoxantine tidak bisa diubah kembali menjadi IMP, sehingga terjadi peningkatan oksidasi hipoxantine menjadi asam urat.

2.      Gout sekunder

Gout sekunder dibagi menjadi beberapa kelompok yaitu kelainan yang menyebabkan peningkatan biosintesis de novo, kelainan yang menyebabkan peningkatan degradasi ATP atau pemecahan asam nukleat dan kelainan yang menyebabkan sekresi menurun. Hiperurisemia sekunder karena peningkatan biosintesis de novo terdiri dari kelainan karena kekurangan menyeluruh enzim HPRT pada syndome Lesh-Nyhan, kekurangan enzim glukosa-6 phosphate pada glycogen storage disease dan kelainan karena kekurangan enzim fructose-1 phosphate aldolase melalui glikolisis anaerob. Hiperurisemia sekunder karena produksi berlebih dapat disebabkan karena keadaanyang menyebabkan peningkatan pemecahan ATP atau pemecahan asam nukleat dari dari intisel. Peningkatan pemecahan ATP akan membentuk AMP dan berlanjut membentuk IMP atau purine nucleotide dalam metabolisme purin, sedangkan hiperurisemia akibat penurunan ekskresi dikelompokkan dalam beberapa kelompok yaitu karena penurunan masa ginjal, penurunan filtrasi glomerulus, penurunan fractional uric acid clearence dan pemakaian obatobatan.

 Faktor Risiko

 Berikut ini yang merupakan faktor resiko dari gout :

a.       Suku bangsa /ras Suku bangsa yang paling tinggi prevalensi nya pada suku maori di Australia. Prevalensi suku Maori terserang penyakit asam urat tinggi sekali sedangkan Indonesia prevalensi yang paling tinggi pada penduduk pantai dan yang paling tinggi di daerah Manado-Minahasa karena kebiasaan atau pola makan dan konsumsi alkohol.

b.      Konsumsi alkohol Konsumsi alkohol menyebabkan serangan gout karena alkohol meningkatkan produksi asam urat. Kadar laktat darah meningkat sebagai akibat produk sampingan dari metabolisme normal alkohol. Asam laktat menghambat 5 ekskresi asam urat oleh ginjal sehingga terjadi peningkatan kadarnya dalam serum.

c.       Konsumsi ikan laut Ikan laut merupakan makanan yang memiliki kadar purin yang tinggi. Konsumsi ikan laut yang tinggi mengakibatkan asam urat.

d.      Penyakit Penyakit-penyakit yang sering berhubungan dengan hiperurisemia. Mis. Obesitas, diabetes melitus, penyakit ginjal, hipertensi, dislipidemia, dsb. Adipositas tinggi dan berat badan merupakan faktor resiko yang kuat untuk gout pada laki-laki, sedangkan penurunan berat badan adalah faktor pelindung. • Obat-obatan Beberapa obat-obat yang turut mempengaruhi terjadinya hiperurisemia. Mis. Diuretik, antihipertensi, aspirin, dsb. Obat-obatan juga mungkin untuk memperparah keadaan. Diuretik sering digunakan untuk menurunkan tekanan darah, meningkatkan produksi urin, tetapi hal tersebut juga dapat menurunkan kemampuan ginjal untuk membuang asam urat. Hal ini pada gilirannya, dapat meningkatkan kadar asam urat dalam darah dan menyebabkan serangan gout. Gout yang disebabkan oleh pemakaian diuretik dapat "disembuhkan" dengan menyesuaikan dosis. Serangan Gout juga bisa dipicu oleh kondisi seperti cedera dan infeksi.hal tersebut dapat menjadi potensi memicu asam urat. Hipertensi dan penggunaan diuretik juga merupakan faktor risiko penting independen untuk gout. Aspirin memiliki 2 mekanisme kerja pada asam urat, yaitu: dosis rendah menghambat ekskresi asam urat dan meningkatkan kadar asam urat, sedangkan dosis tinggi (> 3000 mg / hari) adalah uricosurik.

e.        Jenis Kelamin Pria memiliki resiko lebih besar terkena nyeri sendi dibandingkan perempuan pada semua kelompok umur, meskipun rasio jenis kelamin laki-laki dan perempuan sama pada usia lanjut. Dalam Kesehatan dan Gizi Ujian Nasional Survey III, perbandingan laki-laki dengan perempuan secara keseluruhan berkisar antara 7:1 dan 9:1. Dalam populasi managed care di Amerika Serikat, rasio jenis kelamin pasien laki-laki dan perempuan dengan gout adalah 4:1 pada mereka yang lebih muda dari 65 tahun, dan 3:1 pada mereka lima puluh 6 persen lebih dari 65 tahun. Pada pasien perempuan yang lebih tua dari 60 tahun dengan keluhan sendi datang ke dokter didiagnosa sebagai gout, dan proporsi dapat melebihi 50% pada mereka yang lebih tua dari 80 tahun.

f.        Diet tinggi purin Hasil analisis kualitatif menunjukkan bahwa HDL yang merupakan bagian dari kolesterol, trigliserida dan LDL disebabkan oleh asupan makanan dengan purin tinggi.

 

 

 

 

 

 

 

C.    Patofisiologi

Pathway

                   

 

C.   Manifestasi Klinis

·    Nyeri sendi

·    Nyeri jari kaki

·    Nyeri kaki

·    Nyeri lutut  atau pergelangan kaki

·    Sendi kaku dan bengkak

·    Kelainan bentuk fisik atau kemerahan

 

 

 

 

 

D.    Komplikasi

            Gejala asam urat sering kali tidak ditanggapi dengan serius oleh orang yang mengalaminya pada tahap awal. Umumnya bayak orang yang menganggap hal tersebut terjadi karena mereka bekerja keras, sehingga kelelahan dianggap sebagai hal yang biasa. Gelaja asam urat pada tahap awal, antara lain:

a.     Selalu merasa capek dan badan pegal-pegal

b.    Nyeri dibagian otot, persendian pinggang, lutut, punggung, dan bahu. Selain nyeri biasanya juga ditandai dengan timbulnya pembengkakak, kemerahan serta rasa sangat nyeri pada bagian persendian, baik di pagi hari maupun malam hari. Rasa nyeri tersebut biasanya bertambah parah dan hebat pada saat udara dingin atau musim penghujan

c.     Sering buang air kecil di pagi hari saat bangun tidur, maupun malam hari.

d.    Muncul rasa linu dan kesemutan yang sangat parah.

e.     Penderita kesulitan untuk buang air kecil

 

E. Pemeriksaan Penunjang

Ada beberapa pemeriksaan penunjang gout arthritis menurut (Aspiani, 2014) :

a. Dapat dilakukan dengan alat tes kadar asam urat, umumnya nilai normal asam urat dalam darah yaitu 3,5 mg/dl – 7,2 mg/dl namun pada pasien dengan gout arthritis atau kadar asam urat tinggi nilai asam urat dalam darah lebih dari 7,0 mg/dl untuk pria dan 6,0 mg/dl untuk wanita.

 b. Serum asam urat, umumnya meningkat diatas 7,5 mg/dl. Pemeriksaan ini mengindikasikan hiperurisemia, akibat peningkatan produksi asam urat atau gangguan ekskresi.

c. Leukosit, menunjukkan peningkatan yang signifikan mencapai 20.000/mm3 selama serangan akut. Selama periode asimtomatik angka leukosit masih dalam batas normal yaitu 5000-10.000/mm3.

d. Urin specimen 24 jam, urin dikumpulkan dan diperiksa untuk menentukan produksi dan ekskresi dan asam urat. Jumlah normal seorang mengekskresikan 250-750mg/24 jam asam urat di dalam urin. Ketika produksi asam urat meningkat maka level asam urat urin meningkat. Kadar kurang dari 800 mg/24 jam mengidentifikasi gangguan ekskresi pada pasien dengan peningkatan serum asam urat. Instruksikan pasien untuk menampung semua urin dengan peses atau tisu toilet selama waktu pengumpulan. Biasanya diet purin normal direkomendasikan selama pengumpulan urin meskipun diet bebas purin pada waktu itu diindikasikan.

e. Pemeriksaan radiografi, pada sendi yang terserang, hasil pemeriksaan menunjukkan tidak terdapat perubahan pada awal penyakit, tetapi setelah penyakit berkembang progesif maka akan terlihat jelas/area terpukul pada tulang yang berada di bawah sinavial sendi.

 

F.    Penatalaksanaan

            Menurut Nurarif (2015) Penanganan Gout Arthritis biasanya dibagi menjadi penanganan serangan Akut dan penanganan serangan Kronis. Ada 3 tahapan dalam terapi penyakit ini :

1) Mengatasi serangan Gout Arthtitis Akut.

2) Mengurangi kadar Asam Urat untuk mencegah penimbunan Kristal Urat pada jaringan, terutama persendian.

3) Terapi mencegah menggunakan terapi Hipourisemik.

Penatalaksanaan Non Medis

     Penatalaksanaan non medis merupakan strategi esensial dalam penanganan Gout Arthritis, seperti istirahat yang cukup, menggunakan kompres hangat, modifikasi diet, mengurangi asupan alkohol dan menurunkan berat badan.

 

G. Pencegahan

a.       Perbanyak minum air putih

b.      Tidak mengkonsumsi minuman alcohol

c.       Konsumsi buah yang memiliki antioksidan tinggi

d.      Menghindari obesitas

e.       Rutin olahraga

f.       Menghindari makanan yang mengandung zat purin tinggi.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN KASUS ARTHRISTIS GOUT (TEORITIS)

 

1.  Pengkajian

 

Pengkajian adalah langkah awal dari proses keperawatan, kemudian dalam mengkaji harus memperhatikan data dasar dari klien, untuk informasi yang diharapakan dari klien (Iqbal dkk, 2011). Fokus pengkajian pada Lansia dengan Gout Arthritis:

1)      Identitas

Meliputi nama, usia, jenis kelamin, alamat, pendidikan dan pekerjaan.

Keluhan Utama

 Keluhan utama yang menonjol pada klien Gout Arthritis adalah nyeri dan terjadi peradangan sehingga dapat menggangu aktivitas klien.

2)      Riwayat Penyakit Sekarang

 Didapatkan adanya keluhan nyeri yang terjadi di otot sendi. Sifat dari nyerinya umumnya seperti pegal/di tusuk-tusuk/panas/di tarik-tarik dan nyeri yang dirasakan terus menerus atau pada saat bergerak, terdapat kekakuan sendi, keluhan biasanya dirasakan sejak lama dan sampai menggangu pergerakan dan pada Gout Arthritis Kronis didapakan benjolan atan Tofi pada sendi atau jaringan sekitar.

3)      Riwayat Penyakit Dahulu

Penyakit apa saja yang pernah diderita oleh klien, apakah keluhan penyakit Gout Arthritis sudah diderita sejak lama dan apakah mendapat pertolongan sebelumnya dan umumnya klien Gout Arthritis disertai dengan Hipertensi.

4)      Riwayat penyakit keluarga

kaji adakah riwayat Gout Arthritis dalam keluarga.

5)      Riwayat Psikososial

Kaji respon emosi klien terhadap penyakit yang diderita dan penyakit klien dalam lingkungannya. Respon yang didapat meliputi adanya kecemasan individu dengan rentan variasi tingkat kecemasan yang berbeda dan berhubungan erat dengan adanya sensasi nyeri, hambatan mobilitas fisik akibat respon nyeri dan kurang pengetahuan akan program pengobatan dan perjalanan penyakit. Adanya 32 perubahan aktivitas fisik akibat adanya nyeri dan hambatan mobilitas fisik memberikan respon terhadap konsep diri yang maladaptif.

6)      Riwayat nutrisi

kaji riwayat nutisi klien apakah klien sering menkonsumsi makanan yang mengandung tinggi Purin.

7)      Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik meliputi inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi dari ujung rambut hingga ujung kaki (head to toe).

Pemeriksaan fisik pada daerah sendi dilakukan dengan inspeksi dan palpasi. Inspeksi yaitu melihat dan mengamati daerah keluhan klien seperti kulit, daerah sendi, bentuknya dan posisi saat bergerak dan saat diam. Palpasi yaitu meraba daerah nyeri pada kulit apakah terdapat kelainan seperti benjolan dan merasakan suhu di daerah sendi dan anjurkan klien melakukan pergerakan yaitu klien melakukan beberapa gerakan bandingkan antara kiri dan kanan serta lihat apakah gerakan tersebut aktif, pasif atau abnormal.

 Pemeriksaan Diagnosis

       (1) Asam Urat meningkat dalam darah dan urin.

(2) Sel darah putih dan laju endap darah meningkat (selama fase akut).

(3) Pada aspirasi cairan sendi ditemukan krital urat.

(4) Pemeriksaan Radiologi.

 

2. Diagnosa Keperawatan

 Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang jelas, padat dan pasti tentang status dan masalah kesehatan klien yang dapat diatasi dengan tindakan keperawatan. Dengan demikian, diagnosis keperawatan ditetapkan berdasarkan masalah yang ditemukan. Diagnosis keperawatan akan memberikan gambaran tentang masalah dan status kesehatan, baik yang nyata (aktual) maupun yang mungkin terjadi (potensial) (Iqbal dkk, 2011). Menurut NANDA (2015) diagnosa yang dapat muncul pada klien Gout Arthritis yang telah disesuaikan dengan SDKI (2017) adalah:

 

1) Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis (D.0077).

2) Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri persendian (D.0054).

3) Hipertemia berhubungan dengan proses penyakit (D.0130).

4) Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gejala terkait penyakit   (D.0074).

5) Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri pada persendian (D. 0055).

 

3. Perencanaan

   Perencanaan keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesuai dengan diagnosis keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan klien. (Iqbal dkk, 2018)

1)        Nyeri akut

a.    Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi dan kualitas nyeri.

b.    Pantau kadar asam urat.

c.    Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan.

d.   Ajarkan teknik non farmakologi rileksasi napas dalam.

e.    Posisikan klien agar merasa nyaman, misalnya sendi yang nyeri diistarahatkan dan diberikan bantalan.

f.     Kaloborasi dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri yang tidak berhasil.

2)        Gangguan mobilitas fisik

a.    Monitor vital sign sebelum dan sesudah latihan.

b.    Kaji tingkat mobilisasi klien.

c.    Bantu klien untuk melakukan rentan gerak aktif maupun rentan gerak pasif pada sendi.

d.   Lakukan ambulasi dengan alat bantu (misalnya tongkat, kursi roda, walker, kruk).

3)        Hipertemia

a.  Monitor suhu sesering mungkin

b. Monitor warna dan suhu kulit.

c.  Monitor tekanan darah, nadi dan pernapasan.

d. Monitor intake dan output.

e.  Tingkatkan intake cairan dan nutrisi.

f.  Selimuti klien.

g. Tingkatkan sirkulasi udara.

h. Kompres klien pada lipat paha dan aksila.

i.   Berikan Antipiretik.

j.   Kaloborasi pemberian cairan Intravena.

4)        Gangguan rasa nyaman

a.    Identifikasi tingkat kecemasan.

b.    Gunakan pendekatan yang menenangkan.

c.     Temani klien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut.

d.    Dengarkan dengan penuh perhatian.

e.    Dorong klien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan, persepsi.

f.     Instruksikan klien menggunakan teknik rileksasi.

g.    Kaloborasi pemberian obat untuk mengurangi kecemasan.

5)        Gangguan pola tidur

a.  Monitor dan catat kebutuhan tidur klien setiap hari dan jam.

b. Determinasi efek-efek medikasi terhadap pola tidur.

c.  Jelaskan pentingnya tidur yang adekuat.

d. Fasilitasi untuk mempertahankan aktivitas sebelum tidur (membaca).

e. Ciptakan lingkungan yang nyaman.

f.   Diskusikan dengan klien tentang teknik tidur klien.

 

 

 

 

BAB II

ASUHAN KEPERAWATAN

 

A.    Pengkajian keperawatan

 

Hari/ Tanggal Pengkajian                    : Rabu/ 16 Maret 2022

 

1.      Data Biografis                            

Nama                                       : Mardhiah

Umur                                       : 71 tahun

Tempat/Tahun Lahir                : Cot mancang

Jenis Kelamin                          : Perempuan

Suku                                        :  Aceh

Agama                                     : Islam

Pendidikan                              : SD

Status Perkawinan                  : Cerai Mati

Alamat                                                : Ds. Cot mancang aceh besar

No. Hp                                    : -

 

2.      Riwayat Keluarga

Pasangan

 

Hidup

Meninggal

-

 

Anak

 

Hidup

Meninggal

4        Orang

2 Orang

 

3.      Riwayat Pekerjaan

Pekerjaan saat ini                     : Tidak berkerja

Pekerjaan sebelumnya             : IRT

Sumber pendapatan dan kecukupan terhadap kebutuhan :

 

4.      Lingkungan Hidup :

Pasien tinggal dilingkungan yang baik dan bersih.

5.      Rekreasi dan hiburan

Hobi/Minat                  : Memasak, mengaji

Liburan/Perjalanan      : tidak ada

Hiburan                       : tidak ada

 

6.      Sumber/Sistem Pendukung yang digunakan

Sistem pendukung yang digunakan oleh nenek M adalah  pukesmas jika mengalami masalah kesehatan

 

7.      Status Kesehatan saat ini

Keluhan Utama  :    Nenek M mengatakan nyeri di bagian sendi sendi terutama lutut

 

8.      Status Kesehatan Masa Lalu

Status kesehatan selama setahun yang lalu     :  -

Status Kesehatan selama 5 tahun yang lalu    : -

 

9.      Riwayat Penggunaan Obat-obatan

Obat-obat

Nama               : -

Dosis               : -

Bagaimana/Kapan menggunakannya : -

 

Alergi

Obat-obatan                : tidak ada

Makanan                     : ikan tongkol, udang

Kontak substansi         : tidak ada

Faktor lingkungan       :debu

 

10.  Riwayat Keluarga

 

Riwayat kesehatan keluarga

Nenek M mengatakan keluarganya tidak ada riwayat penyakit yang sama dengan pasien tetapi sebagian keluarga lainnya menderita riwayat penyakit lainnya.

 

11.  Pola Kebiasaan

Pola Nutrisi

      Diet khusus, pembatasan makanan atau pilihan : Tidak ada

      Riwayat peningkatan/ penurunan berat badan            :  1 kg

      Pola konsumsi makanan (frekuensi)                : 3 x  sehari

 

Pola istirahat/ tidur

      Kebiasaan tidur           : Susah tidur

Lama tidur                  : tidak menentu (sering terbangun malam)

Insomnia                     : tidak

Personal Hygiene/ perawatan diri

Mandi

      Frekuensi                     : 2x sehari

      Menyikat gigi              : 2x sehari

      Mencuci rambut          : 2x seminggu

 

 

 

Berpakain/ berhias

      Menyisir rambut                      : 2x sehari

      Kebersihan rambut                  : bersih dan memakai jilbab

Menggunakan bedak               : kadang – kadang

12. Pengkajian Fisik

a.       Keadaan Umum:

b.      Tanda-Tanda Vital:

 

1.

Tekanan darah

120/70 mmHg

2.

Nadi

80 x/mnt

3.

Respirasi

22 x/mnt

4.

Temperature

36,0

                                                                                  

c.       Umum:

                                                                         Ya     Tidak

1.

Kelelahan

 

2.

Demam

 

3.

Keringat malam

 

4.

Kesulitan makan

 

5.

Sering Pilek, infeksi

 

6.

Kemampuan untuk melakukan ADL

 

 

d.      Sistem Persarafan:

Ya                   Tidak

1.

Sakit kepala

 

2.

Kejang

 

3.

Sinkope/serangan jantung

 

4.

Paralisis

 

5.

Masalah Koordinasi

 

6.

Tremor

 

7.

Cedera kepala

 

8.

Miasalah memori

 

 

e.       Sistem Kardiovaskuler:

Ya                   Tidak

1.

Nyeri/ketidaknyaman

 

2.

Palpitasi

 

3

Sesak napas

 

4.

Dispnea pada aktivitas

 

5.

Murmur

 

6.

Edema

 

7.

Varises

 

8.

PerubahanWarna kaki

 

 

 

f.       Sistem Gastrointestinal:

                                                                                                Ya                   Tidak

1.

Disfagia

 

2.

Nyeri ulu hati

 

3.

Mual/muntah

 

4.

Hematemesis

 

5.

Perubahan nafsu makan

 

6.

Diare

 

7.

Konstipasi

 

8.

Malena

 

 

g.      Sistem genitourinaria:

Ya                   Tidak

1.

Distensi kandung kemih

 

2.

Disuria

 

3.

Hematuria

 

4.

Poliuria

 

5.

Nokturia

 

6.

Infeksi

 

7.

Inkontinensia

 

8.

Frekuesi

 

9.

Warna

 

10.

Biru

 

 

h.      Sistem Integumen:

Ya                   Tidak

1.

Turgor

Turgor menurun karena factor usia

2.

Perubahan Pigmen

 

3.

Jaringan parut

 

4.

Keadaan kuku

 

5.

Keadaan Rambut

 

6.

Luka

 

7.

Diaforesis

 

 

i.        Sistem Muskuloskeletal:

Ya                   Tidak

1.

Nyeri persendian

 

2.

Kekakuan

 

3.

Pembengkakan sendi

 

4.

Deformitas

 

5.

Kram

 

6.

Kelemahan otot

 

7.

Masalah cara berjalan

 

8.

Nyeri punggung

 

9.

Kekakuan otot

 

10.

Kifosis

 

 

j.        Sistem Penginderaan

Pilihatan: Normal

Pendengaran: Masih Baik

 

1.      Faktor Resiko Jatuh

Kondisi

                                                                               Ya                     Tidak

1.

Riwayat Fraktur Tulang

 

2.

Penggunaan alcohol dan sedative pengobatan psikoaktif

 

3.

Riwayat jatuh sebelumnya gangguan keseimbangan dan pusing

 

4.

Penyakit akut

 

5.

Kondisi patologi, serangan jatuh

 

6.

Gangguan kognitif, disorientasi

 

7.

Kelemahan anggota gerak bawah

 

8.

Abnormal itngan dan diri keseimbangan dan caraberjalan

 

9.

Masalah pada kaki

 

10.

Hipotensi postural

 

11.

Perubahan skeletal dan neuromuscular

 

12.

Penyakit akut dan kronik berat

 

13.

Defisit sensori

 

14.

Kecemasan berhubungan dengan jatuh sebelumnya

 

 

 

Situasi:

                                                                                                Ya       Tidak

1.

Lingkungan yang berbahaya

 

2.

Permukaan lantai yang licin, basah

 

3.

Tempat tidur dan tempat duduk yang tinggi

 

4.

Kepercayaan yang tidak adekuat

 

 

 

2.      Spiritual

Kegiatan keagamaan :Mengaji, Shalat, Mendengar ceramah

Konsep keyakinan klien tentang kematian : diserahkan kepada   Allah SWT

Harapan – harapan klien : -

 

3.      Psikosial

Identifikasi masalah emisional

Pertanyaan Tahap 1 

                                                                                                                                                                                                                                                Ya         Tidak

1.

Apakah klien mengalami sukar tidur ?

  

2.

Apakah klien sering merasa gelisah ?

 

3.

Apakah klien sering murung dan menangis sendiri ?

 

4.

Apakah klien sering was –was dan khawatir ?

 

 

PENGKAJIAN KESEIMBANGAN UNTUK KLIEN LANSIA

NO

TES UJI KESEIMBANGAN

  SKOR

 0

1

1.

Bangun

Tidak bangun dari duduk dengan satu kali gerakan, tetapi mendorong tubuhnya keatas dengan tangan   atau  bergerak kebagian depan kursi dahulu. Tidak stabil pada saat berdiri pertama kali

2.

Duduk ke kursi Menjatuhkan diri kekursi, tidak duduk ditengah kursi

3.

Menahan dorongan pada stenum (pemeriksa mendorong stenum perlahan-lahan sebanyak 3 kali) klien menggerakkan kaki keatas, memegang objek untuk dukungan, kaki tidak  menyentuh sisi-sisinya

 

4.

Mata tertutup Sama seperti diatas (periksa kepercayaan klien tentang input penglihatan untuk keseimbangan

5.

Perputaran leher menggerakkan kaki,menggenggam objek untuk dukungan, kaki tidak menyentuh sisi-sisinya, keluhan vertigo, pusing atau keadaan tidak stabil

6.

Gerakan menggapai sesuatu Tidak mampu menggapai sesuatu dengan bahu fleksi sepenuhnya sementara berdiri pada ujung jari kaki,tidak stabil, memegang sesuatu untuk dukungan

 

7.

Membungkuk Tidak mampu membungkuk untuk mengambil objek objek kecil (mis.Pulpen) dari lantai ,memegang objek untuk bias berdiri lagi, memerlukan usaha-usaha multiple untuk bangun

 

 

A.    Perubahan posisi atau  gerakan keseimbangan

Beri nilai 0 jika tidak menunjukkan kondisi dibawah ini

Beri nilai 1 jika klien menunjukkan salah satu kondisi dibawah ini

 

B.     Komponen gaya berjalan atau gerakan satu kondisi dibawah ini

Beri nilai 0 jika tidak menunjukkan kondisi dibawah ini

Beri nilai 1 jika klien menunjukkan salah satu kondisi dibawah ini

 

NO

TES UJI KESEIMBANGAN

SKOR

 

 

 

0

1

1.

Minta klien untuk berjalan ketempat yang ditentukan ragu-ragu,tersandung, memegang objek untuk dukungan

 

2.

Ketinggian langkah kaki (memegang kaki saat melangkah) kaki tidak naik dari lantai secara konsisiten (menggeser atau menyeret kaki), mengangkat kaki terlalu tinggi (>5cm)

 

3.

Kontinuitas Langkah kaki (lebih baik di observasi dari samping klien setelah langkah-langkah awal, langkah menjadi tidak konsisten, memulai mengangkat satu kaki sementara kaki yang lain menyentuh lantai

 

4.

Ketidak simestrisan Langkah (lebih baik diobservasi dari belakang klien) Tidak berjalan dalam garis, bergelombang dari sisi kesisi

 

5.

Penyimpangan jalur pada saat berjalan (lebih baik diobservasi dari belakang klien)

 

6.

Berhenti sebelum mulai berbalik, jalan semponyongan, bergoyang, memegang objek untuk dukungan

 

 

1.      Pengkajian fungsional klien

KATZ index of independence in activities of daily living

Aktivitas

 

Independen

(1 poin)

Tanpa supervise ,arahan atau bantuan

Dependen

(0 poin)

Dengan supervise ,arahan dan bantuan atau total care

Mandi

poin 

1

(1 poin) mampu mandi sendiri atau butuh bantuan hanya satu bagian tubuh seperti  punggung, area genital atau ektermitas yang cacat/ lumpuh

(0 poin) butuh bantuan untuk mandi lebih dari satuan anggota tubuh.

Berpakaian

poin:

1

(1 poin) mampu mengambil pakaian dari lemari pakaian dan mengenakannya . Mungkin perlu bantuan untuk ikat sepatu

(0 poin) butuh bantuan untuk berpakaian

Toileting

poin:

1

(1 poin) mampu ketoilet, bangundan duduk, membersihkan area genital tanpa bantuan.

(0 poin) butuh bantuan untuk ketoilet, membersihkan diri atau menggunakan bedpan

Berpindah

poin:

1

(1poin)mampu bergerak dari   mpat tidur/ kursi tanpa bantuan.

(0 poin) butuh bantuan untuk berpindah dari tempat tidur/ kursi

Kontinent

poin:

1

(1 poin) mampu mengontrol miksi dan defekasi

(0 poin) parsial continent

 

 

Identifikasi aspek kognitif dari fungsi mental dengan menggunakan mini mental status exam (MMSE)

No

Aspek kognitif

Nilai maksimal

Nilai klien

Kriteria

1.

Orientasi

5

3

Menyebutkan dengan benar:

·         Tahun

·         Musim

·         Tanggal

·         Hari

·         Bulan

2.

Orientasi

5

4

Dimana kita sekarang berada:

·         Negara Indonesia

·         Provinsi aceh

·         Kota aceh besar

·         Gp. Cot mancang

·         Dusun bungling

3.

Registrasi

3

3

Sebutkan nama 3 objek (oleh pemeriksa) 1detik untuk mengatakan masing masing objek. Kemudian tanyakan kepada klien ketiga objek tadi ( untuk disebutkan)

·         Objek buku

·         Objek piring

·         Objek kacamata

 

 

 

 

 

 

 

4.

Perhatian dan kalkulasi

5

0

Mintak klien untuk memulai dari angka 100 kemudian dikurangi 7 sampai 5 kali atau tingkat

·         93

·         86

·         79

·         72

·         65

5.

Mengingat

3

2

Minta klien untuk mengulangi  ketiga objek pada no 2 ( registrasi) tadi. Bila benar, 1 poin untuk masing – masing objek

6.

Bahasa

2

2

Tunjukan pada  klien suatu benda dan tanyakan Namanya pada klien

·         (jam tangan)

·         (pulpen)

 

Minta klien untuk mengulangi kata berikut ”jika  tidak, dan, atautetapi”

Minta klien untuk mengikuti perintah berikut yang terdiri dari 3 langkah

“ambil kertas ketangan anda, lipat dua dan taruh di lantai”Perintah kan pada klien  untuk membaca dan  mengikuti kalimat berikut

“ TUTUP MATA ANDA”

Minta klien  untuk menulis sebuah kalimat Gambar kan Kembali  objek berikut.

 

 

 

 

 

Interpretasi:

a.       > 23           Aspek kognitif dari fungsi mental baik

b.      18-22         Kerusakan aspek fungsi mental RINGAN

c.       < 17           Terdapat kerusakan aspek fungsi mental berat

 

C.    Diagnosa Keperawatan

1.      Nyeri Akut

2.      Gangguan pola tidur

3.      Defisit pengetahuan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

ANALISA DATA

No

Data

Masalah

1

Ds: Nenek M mengatakan sakit dibagian kaki (lutut) dan sendi sendi

 

Do: TD: 120/70

        N : 80

       RR: 24

       S  : 36,0 oC  

-          Tidak mampu menuntaskan aktivitas

-          Nyeri bagian kaki(lutut)

-          Skala nyeri 6

-          Nyeri hilang timbul

-          Pola tidur berubah

-          Pola nafas berubah

 

 

 

 

 

 

 

Nyeri Akut

2

Ds : Nenek M mengatakan sering terjaga saat tidur malam

     

Do :TD: 120/70

        N : 80

       RR: 24

       S  : 36,0 oC

- nenek M terlihat pucat

- nenek M terlihat lesu

- nenek M sering menguap

 

 

 

 

Gangguan pola tidur

3

Ds : Nenek M mengatakan tidak mengerti tentang penyakitnya

    

Do :  TD: 120/70

        N : 80

       RR: 24

       S  : 36,0 oC

-          Tidak mengerti masalah asam urat

-          Tidak tau penyebab sakitnya

 

 

 

 

 

 

 

Defisit pengetahuan

 


 

RENCANA / INTERVENSI KEPERAWATAN

NO

Diagnosa

Keperawatan

kriteria hasil

Intervensi

Keperawatan

1.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Nyeri akut

1.    nyeri berkurang

2.    mampu mengenali skala nyeri

3.    menyatakan nyaman setelah nyeri berkurang

1.      monitor nyeri

2.      monitor TTV

3.      pantau kadar asam urat

4.      observasi reaksi non verbal dari ketidaknyamanan

5.      ajarkan tehnik non farmakologis kompres hangat

6.      kolaborasi pemberian obat.

 

 

 

2.

Gangguan Pola tidur

1.      Meningkatkan kelelahan

2.      Kepuasan klien: Lingkungan fisik

3.      Meningkatkan status: kenyamanan: lingkungan

 

 

1.      Meningkatkan manajemen demensia

2.      Meningkatkan manajemen lingkungan

3.      Meningkatkan menajemen pengobatan

4.      Memberikan terapi relaksasi

5.      Mengurangin kecemasan

6.      Meningkatkan koping

 

3.

Defisit pengetahuan

1.   Pasien mengetahui karakteristik penyakit

2.   Mengetahui tanda dan gejala penyakit

3.   Pasien mampu mengetahui cara pencegahan penyakitnya

4.        Kaji tingkat pengetahuan pasien terkait penyakitnya

5.        Jelaskan tanda dan gejala yang umum dari penyakit sesuai kebutuhan

6.        Jelaskan proses penyakit sesuai kebutuhan

7.        Edukasi pasien terkait Tindakan untuk mengontrol/meminimalkan gejala sesuai kebutuhan

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

 

Tgl / Waktu

Diagnosa Keperawatan

Implementasi

Evaluasi

Paraf Preseptor

05februari 2021 /08.00

Nyeri akut

1. memonitor ttv

2. memonitor skala nyeri

3. memberikan terapi minum air kunyit

4.meningkatkan dukungan emosional

5. memonitor berkurang kecemasan

S: nenek N mengatakan sakit dibagian perut

O: TD: 155/90

        N : 60

       RR: 12

       S  : 36,7 oC

 

A: masalah belum teratasi

P: intervensi di lanjutkan

 

 

 

08 februari 2021/ 13.00

Intorelansi aktivitas

1. memonitor TTV dalam batas normal

2.meningkatkan kenyamanan pasien

3.meningkatkan nutrisi

4.meningkatkan kebugaran fisik

5.meningkatkan dukungan spiritual

6. melakukan tingkatan kecemasan berkurang

S : nenek N mengatakan susah berjalan, susah beraktivitas

O:  Observasi TTV

A: Masalah Intorelansi aktivitas

P: intervensi dilanjutkan

 

12 februari 2021/ 13.00

 Gangguan Pola Tidur

1. Memonitor  Tanda vital

2. Melakukan managemen kenyamanan

3. Melakukan pengaturan posisi tidur

4. Mengajarkan teknik menenangkan

5.Melakukan managemen pengobatan

 

 

S: Nenek N mengatakan susah tidur dan banyak pikiran

-Nenek N mengatakan sakit kepala

O:Observasi TTV

A: Masalah belum teratasi

P:Intervensi dilanjutkan

 

 


 

KEPERAWATAN GERONTIK KE 1  TANGGAL: 5 dan 12 / 02 /2021

1.      Latar belakang

-          Pada pertemuan pertama perawat melasanakan pengkajian terhadap pasien

-          Pertemuan ini perawat telah melakukan kontrak waktu dan tempat untuk melakukan pengkajian dan implementasi untuk tahapan selanjutnya.

2.      Rencana keperawatan

-          Diaknosa keperawatan : Nyeri, Pemeliharaan kesehatan tidak efektif dan resiko jatuh

-          Tujuan umum : Setelah dilakukan pengkajian perawat dapat melakukan rencana keperawatan

3.      Tujuan khususnya:

4.      Rencana kegiatan

1.      Topik         : pengkajian

2.      Metode      : Diskusi Tanya jawab

3.      Media        : lembar pengkajian

4.      Waktu       : 60 menit

5.      Strategi pelaksanaan        

No

Alokasi Waktu

Kegiatan

1.

09.00- 09.08

Fase oeientasi

-          Mengucap salam

-          Membuat kontrak waktu

2.

10.08-10.30

Fase kerja

-          Mengkaji identitas pasien

-          Mengkaji pasien sampai selesai

3.

10.30-10.50

Fase terminasi

-          Validasi emosi pasien

-          Mengucap salam

 

A. Kriteria Evaluasi (kegiatan pertemuan pertama)

1. Kriteria struktur

a. Telah membuat kontrak sebelumnya

b. Tersedianya format pengkajian

c. Tempat interaksi sesuai dengan yang disepakati

2. Kriteria proses

a. Klien dapat membina hubungan saling percaya

b. Klien dapat mengikuti dari awal sampai akhir kegiatan

c. Klien aktif memberikan tanggapan

d. Tak ada gangguan selama proses interaksi

3. Kriteria hasil

    a. Klien mengatakan apa yang dirasakan

            B. Kriteria Evaluasi (kegiatan pertemuan dua)

1. Kriteria struktur

a. Telah membuat kontrak sebelumnya

b. Tersedianya format lefleat

c. Tempat interaksi sesuai dengan yang disepakati

2. Kriteria proses

a. Klien dapat mengetahui dispepsia

b. Klien mengetahui cara pencegahan dari dispepsia

c. Klien aktif memberikan tanggapan

3. Kriteria hasil

a. Klien memperoleh pengetahuan mengenai tanda, gejala dan juga pencegahan dispepsia

 

C. Kriteria Evaluasi (kegiatan pertemuan ketiga)

     1. Kriteria struktur

a. Telah membuat kontrak sebelumnya

b. Melakukan terapi

c. Tempat interaksi sesuai dengan yang disepakati

2. Kriteria proses

a. Klien dapat mempersetujui terapi

b. Klien melakukan terapi dengan baik

c. Klien aktif memberikan tanggapan

3. Kriteria hasil

a.       Klien dapat mengetahui terapi dispepsia, mendapat  perubahan dan juga akan dilakukan setiap harinya.

 

 

 

Log Book Kegiatan Harian

Nama : Zulfatun

Nim : 20175019

Wisma: Terantai

Nama Preseptor : Iskandar, S.kep, Ns, M.kep

Hari/tgl

Jam

Kegiatan

Paraf eptorpres

Jum’at
05 februari 2021

08.00

09.00

10.00

11.00

12.00
13.00

-Datang ke panti

-Di suruh ke poliknik

-TTD absen

-Di bagi pasien

-Memberi salam

-Memperkenalkan diri pada lansia

-Melakukan pengkajian pada pasien

-menanyakan keluhan terhadap pasien

-TTV

- membantu kakak dan abang di klinik, bersihkan lingkungan klinik dan di sekitar panti.

- memberikan makanan untuk kakek yang ada di poliklinik

-ada datang kakek-kakek ke poliklinik meminta pulpen, dan duduk di klinik sambil berbicara 

-ada datang kakek-kakek ke poliklinik menunggu obat

-ada datang nenek ke poliklinik untuk menunggu obat sambil berbicara

-ada datang nenek-nenek untuk mecari obat minyak kayu putih

-sampai sudah jam 13.00

-izin pulang

 

Jum’at

12 februari 2021

13.00

14.00

15.00

16.00

17.00
18.00

-Datang ke panti

-Datang ke poliklinik

-TTD absen kehadiran

-Berbicara dengan abang-abang disana masalah pasien miftah yang pulang

- Menjemput nenek-nenek

-Menayakan keluhan terhadap nenek

-Melakukan penkes tentang Dispepsia

-Melakukan terapi minum air kunyit

-Melakukan Kontrak waktu

-Menunggu miftah untuk menanyakan tetang pasien yg sudah berganti

-Selesai waktu dinas

-Diberi izin untuk pulang sama pak ikram

 

 

Jum’at

19 februari 2012

08.00

09.00

10.00

11.00

12.00
13.00

- Datang ke panti

- Datang ke poliklinik

- TTD absen kehadiran

- Mengikuti kegiatan rutin jum’at, bergotoroyong bersama ibu-ibu panti

- istirahat sebentar

- Di panggil sama ibu ros , ke poli panti melakukan lanjutan kegiatan bergotorong

- ada datang nenek-nenek minta obat

- Menjemput nenek- nenek

- Menayakan keluhan terhadap nenek

- Selesai waktu dinas

-Diberi izin untuk pulang sama kak ros 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DOKUMENTASI

1. Foto Pengkajian

 

2. Foto Pkes Leafleat

3. FOTO MEMBERIKAN TERAPI AIR KUNYIT

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Bare & Suzanne, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Volume 2, (Edisi 8), EGC, Jakarta

 

Corwin,. J. Elizabeth, 2001, Patofisiologi, EGC, Jakarta

 

Doenges, E. Marilynn dan MF. Moorhouse, 2001, Rencana Asuhan Keperawatan,  (Edisi III), EGC, Jakarta.

 

Guyton dan Hall, 1997, Fisiologi Kedokteran, (Edisi 9), EGC, Jakarta

 

Mansyoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga. Jilid I. Jakarta:Media Acsulapius. FKUI.

Sujono,H. 2006. Gastroenterology. Jakarta : PT Alumni

Tucker, Susan Martin. 1998. Standar Perawatan Pasien. Volume 2. Jakarta: EGC

Wibawa, I Dewa Nyoman. 2006. Penanganan Dispepsia Pada Lanjut UsiaVolume 7 Nomor 3 September 2006.