Sunday 6 November 2022

Hubungan Pembelajaran Daring Terhadap Tingkat Stres Mahasiswa

 

 

   BAB I  

PENDAHULUAN

 

1.1  Latar Belakang

       Infeksi Corona Virus Disease (COVID-19) terjadi pertama kali di China pada akhir Desember 2019. Virus ini menular dengan sangat cepat dan menyebar hampir ke semua negara, termasuk Indonesia. Berdasarkan data WHO pada bulan Juli tahun 2021 tercatat sebanyak 189.865.650 orang terkonfirmasi COVID-19.1 Berdasarkan data dari Kemenkes RI pada tanggal 08 Agustus 2022 menyatakan terdapat 10 Negara dengan jumlah COVID-19 tertinggi di dunia. Amerika Serikat berada diurutan pertama dengan jumlah 90,706,508 kasus. Indonesia berada di urutan kedua tertinggi di Negara ASEAN dengan jumlah 6,249,403 kasus.2

Berdasarkan data Satuan Tugas Penagganan COVID-19 menyatakan Provinsi dengan jumlah kasus COVID-19 tertinggi di Indonesia yaitu DKI Jakarta sebanyak 174.480 kasus dan Kabupaten/Kota tertinggi yaitu Jakarta Timur sebanyak 38,799 kasus.3 Pada tanggal tujuh belas Maret 2020 Surat Edaran Menteri Pendidikan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 36962/MPK.A/HK/2020 memberlakukan Pembelajaran secara daring dan Bekerja dari rumah dalam rangka pencegahan penyebaran COVID-19.4

     Penelitian Pohan (2020) menunjukkan Pembelajaran daring adalah pembelajaran yang berlangsung dalam jaringan, dimana proses pembelajaran berlangsung tidak secara tatap muka antara pendidik dan peserta didik, melainkan melalui pemanfaatan jaringan internet.5 Penelitian Argaheni (2020) menunjukkan  pembelajaran daring selama COVID-19  diterapkan agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar, interaksi antar pendidik dan peserta didik meningkat dan mengurangi kontak fisik dari penularan COVID-19.4

       Penelitian Atsani (2020) menunjukkan pembelajaran daring dapat memberi dampak positif dan negatif. Dampak positif adalah interaksi pembelajaran dapat berlangsung dimana saja dan kapan saja, dan mempermudah peserta didik mengakses materi. Sedangkan dampak negatif adalah sinyal dan jaringan yang tidak memadai, tidak dapat memahami materi dan kurangnya feedback antara pendidik dengan peserta didik, dan banyaknya tugas diberikan dengan waktu pengumpulan tugas yang singkat membuat mahasiswa merasa terbebani menghadapi tuntutan akademik. Hal tersebut, dapat mempengaruhi psikologis mahasiswa dan jika terjadi terus-menerus dapat mengakibatkan peningkatan stres pada mahasiswa.6

Stres merupakan kondisi ketika terjadi ketidaksesuaian antara tuntutan dengan kemampuan seseorang dalam menanganinya, baik disebabkan oleh tuntutan fisik, lingkungan, dan situasi sosial yang tidak terkontrol. Stres yang umum dialami oleh mahasiswa yaitu stres akademik. Stres akademik adalah suatu respon yang muncul karena terlalu banyaknya tuntutan dalam proses pembelajaran seperti tidak dapat memahami materi, keinginan mendapat nilai tinggi, dan kewajiban dalam menyelesaikan banyak tugas dan sebagainya.7

Penelitian Livana (2020) menunjukkan stres yang tidak mampu dikendalikan dan diatasi oleh mahasiswa akan memunculkan dampak negatif, misalnya secara kognitif seperti tidak dapat berkonsentrasi, sulit mengingat dan memahami materi pembelajaran, secara emosional seperti tidak dapat memotivasi diri, munculnya perasaan cemas, sedih, kemarahan, dan secara fisiologis seperti daya tahan tubuh yang menurun terhadap penyakit, sering pusing, badan terasa lesu, lemah dan mengalami gangguan tidur, secara perilaku seperti menurunnya rasa percaya diri, sering menunda-nunda penyelesaian tugas kuliah, dan sering bolos kuliah.8

Hasil penelitian yang dilakukan oleh (Agustin, Hidayatullah, Aminoto, & Tau, 2018). Di dapatkan 55.8% merasa stres selama pandemi COVID-19 disebabkan proses pembelajaran daring yang mulai membosankan, sependapat dengan penelitian yang menyatakan bahwa cara dosen mengajar mempunyai yang signifikan terhadap tingkat stres mahasiswa.9 Penelitian Oktaria, Sari, Azmy (2019) juga menyebutkan bahwa tuntutan untuk menguasai pengetahuan dan keterampilan yang luas dengan waktu yang terbatas dapat menyebabkan stres pada mahasiswa.10

Berdasarkan uraian di atas, diketahui bahwa stres merupakan kondisi yang umumnya dialami oleh mahasiswa. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terkait tingkat stres mahasiswa Fakultas Kedokteran Abulyatama terhadap pembelajaran daring selama pandemi COVID-19.

 

1.2  Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah diatas maka dapat dirumuskan pertanyaan masalah sebagai berikut: Bagaimana Tingkat Stres Mahasiswa Fakultas Kedokteran Abulyatama Terhadap Pembelajaran Daring  Selama Pandemi COVID-19.

 

1.3  Tujuan Penelitian

1.3.1        Tujuan Umum

Untuk mengidentifikasi tingkat stres mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas   Abulyatama terhadap pembelajaran daring pada era pandemi COVID-19.

1.3.2        Tujuan Khusus

a.         Mengidentifikasi tingkat stres  mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Abulyatama terhadap pembelajaran daring pada era COVID-19 berdasarkan jenis kelamin.

b.         Mengidentifikasi tingkat stres mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Abulyatama terhadap pembelajaran daring pada era COVID-19 berdasarkan angkatan.

c.         Mengidentifikasi tingkat stres mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Abulyatama terhadap pembelajaran daring pada era COVID-19 berdasarkan tingkatan ringan, sedang, berat stres.

 

1.4  Manfaat Penelitian

1.                  Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu Fakultas Kedokteran serta dapat menambah wawasan terkait tingkat stres mahasiswa Fakultas Kedokteran terhadap pembelajaran daring selama pandemi COVID-19.

 

2.                  Manfaat praktis

a.       Bagi Mahasiswa

Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi mahasiswa dan dapat memahami masalah tentang kondisi stres selama pembelajaran daring selama pandemi COVID-19 serta mulai melaksanakan upaya pencegahan stres selama pandemi COVID-19.

b.      Bagi Institusi

Data dan hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi dan masukan bagi Fakultas Kedokteran Universitas Abulyatama dalam usaha pencegahan stres pada mahasiswa, serta menjadi evaluasi dari pembelajaran daring selama pandemi COVID-19.

c.       Bagi Penulis

- Hasil penelitian ini dapat mengembangkan kemampuan di bidang penelitian serta menerapkan ilmu yang telah dipelajari sebelumnya oleh peneliti.

- Hasil penelitian ini dapat meningkatkan pengetahuan tentang stres dan mendapat gambaran tingkat stres pada mahasiswa Fakultas Kedokteran dalam sistem pembelajaran daring selama pandemi COVID-19.

d.      Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi penelitian lanjutan serta dapat memberikan konstribusi dalam penelitian lanjutan pada kajian yang sama.

 

1.5  Ruang lingkup penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Fakultas Kedokteran Abulyatama yang melaksanakan pembelajaran daring. Penelitian ini berkaitan dengan Tingkat Stres Mahasiswa Fakultas Kedokteran Abulyatama Terhadap Pembelajaran Daring Selama Pandemi COVID-19. Penelitian ini dilaksanakan dengan membagikan kuesioner dalam bentuk google form yang di sebarkan melalui media whatsapp kepada sampel penelitian.

 

 

 

 

 

 


 

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1.1  STRES

1.1.1        Definisi Stres

Stres merupakan kondisi yang terjadi ketika seseorang berada dalam situasi yang penuh tekanan atau ketika seseorang merasa tidak sanggup mengatasi tuntutan yang dihadapinya.11 keadaan ketika terjadi ketidaksesuaian antara tuntutan lingkungan dengan kemampuan seseorang didalam pembelajaran sehingga munculnya rasa terbebani oleh tuntutan dan tekanan disebut sebagai stres akademik.12

1.1.2        Klasifikasi Stres  

Stres diklasifikasikan menjadi dua yaitu:

1.  Eustress atau yang dikenal dengan stres positif. Disebabkan oleh respons tubuh terhadap antusiasme seseorang menghadapi sebuah tantangan. Eustress juga dikenal sebagai stres yang menguntungkan karna dapat meningkatkan prestasi, motivasi, kreativitas, dan meningkatkan kesiagaan mental.

2. Distress atau yang dikenal dengan stres negatif. Disebabkan oleh bentuk pertahanan emosi seseorang terhadap stres.  Distress juga dikenal sebagai stres yang merugikan karna dapat menimbulkan rasa cemas, ketakutan, gelisah, dan munculnya sikap dan perasaan negatif.13

2.1.3  Gejala-Gejala Stres

      Berdasarkan pernyataan dari Selye & Tan dalam (Nurmala et al.,2020) stres dapat dikenali dengan beberapa tanda antara lain :

1.      Gejala Emosional

Tanda yang dapat dikenali dari emosi individu terkait sikap dan respon terhadap stimulus. Seperti memiliki ansietas yang tinggi, emosional tidak terkontrol, kepercayaan diri menurun, serta kewaspadaan diri meningkat.

 

2.      Gejala Kognitif atau Mental

Tanda stres yang dikenali dari cara individu berfikir. Seperti individu tidak dapat menyelesaikan masalah, konsentrasi sering terganggu, tampak bingung, pelupa, prestasi menurun, serta seringnya melakukan kesalahan dalam beraktivitas.

3.       Gejala Fisiologis

Tanda stres yang dapat dirasakan atau dikenali oleh tubuh. Seperti munculnya beberapa gejala-gejala penyakit ringan seperti pusing, batuk, mual, muntah, dan sakit kepala. Tanda lainnya yaitu gangguan yang dapat mempengaruhi aktivitas individu seperti tidak nafsu makan, sulit tidur, badan lesu, dan mudah lelah.

4.      Gejala Perilaku

Tanda stres yang terlihat dari perilaku individu. Seperti menarik diri tiba-tiba, melakukan tindakan kekerasan, sering bolos sekolah, melakukan kebohongan, menunjukkan perilaku gugup dan was-was, serta kehilangan kepercayaan kepada orang lain.14

 

2.1.4        Penyebab Stres

Dapat dialami oleh semua individu dan setiap stres mempunyai sumber-sumber yang berbeda seiring dengan pertambahan usia. Kondisi psikologis ataupun fisik yang dapat menimbulkan stres disebut stressor. Stressor dapat berupa stimulus fisik, seperti penyakit kronik, atau stimulus psikologis, seperti kehidupan sosial. Stressor dapat dibagi menjadi 3 golongan yaitu:

1.      Stresor fisikobiologis, seperti cacat fisik.

2.      Stresor psikologis, seperti gagalnya dalam mencapai sesuatu.

3.      Stresor sosial, seperti terganggunya hubungan antar keluarga.15

2.1.5   Tingkatan Stres

Psychology Foundation of Australia (2010) dalam (kurniawan,2018) pada instrumen Depression Anxiety Stress scale (DASS) 42 menyatakan bahwa tingkatan stres terbagi menjadi lima, antara lain :

1.      Stres Normal

Stres normal adalah stres yang dihadapi setiap harinya dan sudah menjadi bagian alamiah dari kehidupan. Stres normal pada pelajar dapat berupa kelelahan akibat mengerjakan tugas, cemas tidak lulus ujian, detak jantung berdebar lebih keras setelah beraktivitas.

2.      Stres Ringan

Stres ringan adalah stres yang dialami individu dalam waktu beberapa menit dapat terjadi pada pelajar akibat kemacetan, tidur terlebih, ataupun ketika mendapat teguran dari guru atau dosen. Hal ini menimbulkan gejala seperti sulit bernapas, sulit menelan, keringat dingin, dan detak jantung berdebar keras, gejala ini akan berakhir ketika situasi juga berakhir.

3.      Stres Sedang

Stres sedang adalah stres yang dialami individu dalam waktu beberapa jam atau hari. Situasi yang dapat memicu terjadinya stres sedang antara lain terjadinya perselisihan baik teman, keluarga, atau orang lain. Stres sedang akan menimbulkan beberapa gejala seperti mudah marah, tidak tenang, merasa lelah, menjadi tidak sabar ketika mengalami gangguan, mudah tersinggung, dan gelisah. Hal ini akan menyebabkan individu terhalang dalam menyelesaikan suatu aktivitas.

4.      Stres Berat

Stres berat adalah stres yang terjadi dalam beberapa minggu sampai tahun. Stres berat terjadi karena situasi kronis seperti perselisihan yang terus berlangsung, kesulitan ekonomi, ataupun menderita penyakit kronis. Hal ini menyebabkan individu merasa lemah untuk beraktivitas, merasa tidak percaya diri, dan berpikir hidup tidak bermanfaat.

5.      Stres Sangat Berat

Stres sangat berat adalah stres yang terjadi dalam waktu yang berkepanjangan. Individu dengan stres sangat berat sudah tidak memiliki motivasi hidup dan pasrah. Stres sangat berat dapat diidentifikasikan sebagai depresi berat.16

 

 

 

2.1.6   Dampak Stres  

Stres yang tidak dapat dikendalikan oleh mahasiswa akan mempengaruhi perasaan, pikiran, reaksi fisik, dan tingkah laku. Dapat mengganggu kognitif mahasiswa, sehingga mahasiswa mengalami kesulitan memusatkan perhatian dalam proses pembelajaran, sulit memahami materi pembelajaran, dan sulit mengingat materi pembelajaran. Secara afektif munculnya rasa cemas, sedih, sensitif, frustasi dan juga muncul rasa marah. Secara fisiologis munculnya reaksi muka memerah, pucat, jantung berdebar-debar, gemetar, pusing, sakit perut, badan kaku dan berkeringat dingin. Selain itu, stres juga berdampak pada tingkah laku seseorang seperti menghindar, membantah, merusak, menghina, dan menunda penyelesaian tugas yang diberikan dalam proses pembelajaran.17

 

2.1.7  Alat Ukur Stres

Salah satu alat ukur stres yang dapat digunakan dalam penelitian adalah :

1)      Depression Anxiety Stress Scale (DASS)

Merupakan instrumen yang digunakan oleh Lovibond & Lovibond (1995) yang terdiri dari 42 gejala emosional negatif. DASS 42 telah diterjemahkan dan dimodifikasi oleh Damanik dalam Psychology Foundation of Australia terdiri dari tiga faktor yaitu, depresi, kecemasan, dan stres yang dimana setiap faktor memiliki 14 pernyataan dengan rating skala 0 = tidak pernah, 1 = kadang-kadang, 2 = sering, 3 = selalu. Item untuk stres berada pada nomor 1,6, 8, 11, 12, 14, 18, 22, 27, 29, 32, 33, 35, 39, dengan hasil skor normal, stres ringan, stres sedang, stres berat, dan stres sangat berat.18

 

2.2. COVID-19

 2.2.1 Definisi COVID-19

        Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit jenis baru yang belum pernah di indentifikasi sebelumnya pada manusia. Coronavirus Disease merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan gejala ringan sampai dengan berat. Ada dua jenis Coronavirus Disease yang diketahui dapat menimbulkan gejala berat seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Coronavirus Disease dapat menular dari manusia melalui percikan batuk/bersin (droplet), tidak melalui udara. Orang yang paling beresiko tertular adalah orang yang kontak erat dengan pasien.19

 

 2.2.2 Penegakan Diagnosis

       2.2.2.1 Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik

   Pada anamnesis dapat ditemukan tiga gejala COVID-19 yang paling umum yaitu demam, batuk kering, dan rasa lelah. Hal ini dikemukakan oleh World Health Organization (WHO) tahun 2020. Gejala lainnya lebih jarang dialami oleh pasien dan mungkin hanya beberapa yang mengalaminya yaitu rasa nyeri dan sakit, hidung tersumbat, sakit kepala, konjungtivitis, sakit tenggorokan, diare, kehilangan indera rasa atau penciuman, ruam pada kulit, atau perubahan warna jari tangan atau kaki. Gejala yang dialami biasa bersifat ringan dan muncul secara bertahap (WHO, 2020). 20

           2.2.2.2 Pemeriksaan penunjang

       Pemeriksaan dengan metode real time RT-PCR diakui sebagai “gold standard” atau pemeriksaan standar emas yang diakui saat ini adalah purifikasi RNA untuk kasus COVID-19 (Tahamtan A et al tahun 2020).  Terdapat beberapa pemeriksaan lainnya yang dapat mendukung diagnosis COVID-19 yaitu pemeriksaan hematologi menunjukkan hasil leukosit bervariasi, leukopenia, leukositosis, dan limfopenia. Pada pasien COVID-19 dapat ditemukan peningkatan LDH dan kadar feritin serum. Pemeriksaan lain yang dapat mendukung diagnosis COVID-19 adalah CT-scan toraks menunjukkan gambaran opafisikasi ground-glass dengan atau tanpa konsolidasi abnormal.21

2.2.3  Pencegahan

       Sebagai upaya pencegahan infeksi COVID-19 protokol kesehatan yang wajib diterapkan dalam rangka penanggulangan penyebaran COVID-19 yaitu menjaga jarak, menggunakan masker, mengurangi mobilitas, mencuci tangan menggunakan sabun serta menghindari keramaian (Adam, et al, 2021). Dan pemerintah juga menerapkan kebijakan protokol kesehatan dalam beraktivitas. Penerapan pembatasan aktivitas diterapkan dalam bentuk kegiatan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).22

 

2.3 Pembelajaran Daring

 2.3.1 Pengertian Pembelajaran Daring

    Pembelajaran yang berlangsung dalam jaringan dan dilakukan secara jarak jauh tanpa bertemu langsung dengan peserta didik. Pelaksanaan pembelajaran daring dapat dilakukan dengan memanfaatkan teknologi media sosial seperti handphone (hp) terdapat beberapa aplikasi yang membantu kegiatan belajar mengajar misalnya WhatsApp, Telegram, Youtube, Zoom Meeting, Google Clasroom dan beberapa aplikasi pembelajaran lainnya.23

 

   2.3.2 Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Daring

            Berdasarkan hasil penelitian Batubara (2018) menyatakan terdapat beberapa keunggulan dari pembelajaran daring, yaitu :

Pembelajaran daring dapat diatur sesuai keadaan sehingga, terhindar dari jadwal yang bentrok. Penyampaian informasi dan materi pembelajaran yang dapat dilakukan dengan lebih cepat dan mudah, proses diskusi yang berjalan lebih efektif dan efisien karena peserta didik yang merasa lebih berani mengemukakan pendapat, dan dapat menumbuhkan kemandirian belajar peserta didik dalam mencari informasi terkait materi pembelajaran.

Pembelajaran yang dilakukan secara daring juga memiliki kelemahan dan kekurangan tersendiri, yaitu :

Konsentrasi belajar yang mudah terganggu karena kondisi lingkungan belajar yang tidak mendukung. Seperti mahasiswa kehilangan fokus karena sosial media fatigue yaitu perasaan lelah dengan banyaknya informasi di media, peserta didik sulit dalam memahami materi pembelajaran karena terbatasnya komunikasi siswa dengan pengajar, keterbatasan koneksi internet bagi mahasiswa yang berada ditempat terpencil sehingga sinyal tidak stabil yang menyebabkan semangat belajar mahasiswa menurun, dan motivasi belajar peserta didik yang terus menurun akibat kejenuhan dan kebosanan dalam pembelajaran disebabkan dari diri sendiri dan sistem pembelajaran.24

 

2.3.3 Hubungan Pembelajaran Daring Terhadap Tingkat Stres Mahasiswa

Berdasarkan hasil penelitian  yang dilakukan oleh Putri et al., (2020) dapat diketahui bahwa dari 300 mahasiswa yang menjadi sampel penelitian, terdapat sebanyak 225 mahasiswa (75%) memiliki tingkat stres akademik pada kategori sedang terhadap pembelajaran daring. Hal ini dikarenakan jaringan internet yang tidak memadai, tugas yang menumpuk dan mahasiswa juga perlu adaptasi dengan kondisi baru di tengah-tengah pandemi.25

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sari, (2020), dari 70 mahasiswa didapatkan hasil bahwa 27 mahasiswa (38,57%) mengalami tingkat stres dalam kategori sedang. Hal ini dikarenakan pembelajaran daring baru pertama kali dilaksanakan sehingga mahasiswa membutuhkan adaptasi dan usaha agar pembelajaran daring dapat berjalan dengan baik.26


 

Text Box: COVID-192.4 Kerangka Teori

            

 

Text Box: Pemberlakuan Daring
Text Box: Tingkatan Stres 
Normal
Ringan 
Sedang 
Berat 
Sangat berat
 


                        

 

 


                                                                                                     

Text Box: Stres Psikologis
 


 

Text Box: Mempengaruhi pola pikir mahasiswa
 

 

 

 

 

 

 


Gambar 2.1

 

Sumber : Germas (2020), Kurniawan (2018), Husniyyah SN (2022), Ulfa L (2019), Lovibond & Lovibond (1995).

 

 

 

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

 

5.1  Jenis Penelitian

            Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif observasional dengan pendekatan cross sectional,  penelitian yang dilakukan dengan pengamatan dalam satu periode tertentu. Penelitian dilakukan dengan menggunakan instrumen kuesioner DASS 42 yang telah dimodifikasi dan dilakukannya uji validitas bertujuan untuk mengetahui tingkat stres pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Abulyatama terhadap pembelajaran daring pada masa pandemi COVID-19.

 

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

   Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Abulyatama Banda Aceh pada bulan November 2022 secara online menggunakan google form.

 

3.3.            Populasi Dan Sampel Penelitian

3.3.1   Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Abulyatama yang mengikuti pembelajaran daring selama pandemi COVID-19 terdiri dari 3 angkatan, yaitu angkatan 2019, 2020, dan 2021. Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Abulyatama angkatan 2019 berjumlah 94 mahasiswa, angkatan 2020 berjumlah 67 orang mahasiswa, dan angkatan 2021 berjumlah 74 mahasiswa, sehingga jumlah keseluruhan populasi adalah 235 mahasiswa.

4.3.2        Sampel

Penelitian ini mengambil sampel dengan menggunakan teknik total sampling, dimana peneliti mengambil keseluruhan populasi untuk dijadikan sampel, menentukan sampel berdasarkan kriteria sebagai berikut:

Kriteria Inklusi:

1.      Mahasiswa yang masih aktif kuliah di Fakultas Kedokteran Abulyatama.

2.      Mahasiswa yang mengikuti pembelajaran daring selama pandemi COVID-19.

3.        Mahasiswa yang bersedia melakukan pengisian kuesioner melalui google form dengan lengkap.

4.        Mahasiswa yang terdaftar pada tahun 2021, 2020, 2019.

5.        Mahasiswa yang bersedia mengisi kuesioner dari google form selama jangka waktu 5 hari.

Kriteria Eksklusi

1.      Mahasiswa yang tidak mengisi kuesioner dengan lengkap.

2.      Mahasiswa yang aktif namun tidak bersedia menjadi responden.

3.      Mahasiswa yang tidak mengikuti pembelajaran daring selama pandemi COVID-19.

4.      Mahasiswa yang mengikuti perbaikan blok

 

4.4        Metode Pengumpulan Data

     3.4.1 Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung oleh peneliti tanpa melalui perantara dari sumber data. Data yang didapat langsung dari mahasiswa Fakultas Kedokteran Abulyatama dengan metode penyebaran kuesioner menggunakan google form melalui aplikasi whatsapp.

      3.4.2 Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui perantara atau data yang diperoleh dari bagian pendidikan Fakultas Kedokteran Universitas Abulyatama Banda Aceh, berupa jumlah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Abulyatama Banda Aceh angkatan 2019, 2020, 2021.

3.4.3        Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat untuk mendapatkan data sesuai dengan tujuan penelitian. Penelitian ini menggunakan kuesioner baku (DASS 42) Depression Anxiety And Stress Scale 42 yang telah dipublikasikan pada Psychology Foundation of Australia dan telah diterjemahkan oleh Damanik (2006) yang digunakan untuk mengukur emosional negatif seseorang. DASS 42 memiliki jumlah item 42 pertanyaan dimana 14 item mengukur tingkat depresi, 14 item mengukur tingkat kecemasan, dan 14 item mengukur tingkat stres. Penulis hanya menggunakan item pengukur tingkat stres yang terdiri dari pernyataan nomor 1, 6, 8, 11, 12, 14, 18, 22, 27, 29, 32, 33, 35, 39. Dengan menggunakan skala likert dengan penilaian 0 = Tidak Pernah, 1 = Kadang-kadang, 2 = Sering, dan 3 = Selalu.18 Kategori tingkat stres berdasarkan hasil ukur adalah : Normal jika total skor 0-14, Stres ringan jika total skor 15-18, Stres sedang jika total skor 19-25, Stres berat jika total skor 26-33, Sangat berat jika total skor >34.

3.4.4        Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

Berdasarkan Siyoto & Sodik, 2015 Instrumen penelitian harus bersifat akurat, konsisten, dan stabil. Instrumen harus dilakukan uji valididtas dan reliabilitas, sehingga tidak menghasilkan hasil yang bias, kurang sesuai dan keliru.27

1.      Uji Validitas

Validitas merupakan pengujian instrumen untuk mengetahui ketepatan pengukuran. Penentuan validitas sebuah pernyataan dilakukan perbandingan antara r hitung dengan r tabel dimana bila r hitung lebih besar dengan r tabel dimana bila r hitung lebih besar sama dengan r tabel maka dinyatakan valid sebaliknya jika r hitung lebih kecil dari r tabel maka item dinyatakan tidak valid. Perhitungan menggunakan aplikasi Statistical Package for the Social Sciences

(SPSS).

 

2.         Uji Reliabilitas

Rehabilitas merupakan pengujian instrumen untuk mengetahui tingkat konsistensi suatu pengukuran. Pada penelitian ini uji reliabilitas menggunakan aplikasi Statistical Package for Social Sciences (SPSS) versi 24.

Tabel 3.1 Uji Validitas Instrumen Penelitian Tingkat Stres

No. item

r hitung

r tabel

Kesimpulan

1

0,843

0,468

Valid

2

0,721

0,468

Valid

3

0,773

0,468

Valid

4

0,803

0,468

Valid

5

0,805

0,468

Valid

6

0,692

0,468

Valid

7

0,570

0,468

Valid

8

0,643

0,468

Valid

9

0,801

0,468

Valid

10

0,826

0,468

Valid

11

0,822

0,468

Valid

12

0,948

0,468

Valid

13

0,937

0,468

Valid

14

0,764

0,468

Valid

 

3.5      Metode Pengolahan Data Dan Analisis Data  

 3.5.1 Metode Pengolahan Data

       Ada beberapa tahap yang dilakukan untuk pengolahan data dan analisis data yaitu:

a.  Editing, pengecekan kebenaran data yang telah diperoleh. Peneliti dapat melakukan pengecekan kuesioner dengan memastikan kejelasan, kelengkapan, relevansi, dan konsistensi jawaban responden.

b.  Coding, data berupa jumlah mahasiswa yang telah disesuaikan dengan kriteria inklusi dan eksklusi, kemudian diberi kode secara manual.

c.  Entry, pemasukan data yang telah diberi kode, ke dalam komputer

d. Cleaning Data, pengoreksian seluruh data yang telah dimasukkan ke dalam komputer untuk melihat kesalahan kode, ketidaklengkapan, dan sebagainya.

e.  Saving, penyimpanan data ke dalam komputer sebelum dianalisis.

f.   Analisis Data

 

 

3.5.3    Analisis Data

Semua data yang diperoleh pada penelitian ini akan diolah dan dianalisis dengan menggunakan program komputer SPSS (Statistic Package for Social Science). Analisis statistik yang digunakan adalah statistik deskriptif, yaitu penyajian data presentase hasil penelitian dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan diagram.

3.6      DEFINISI OPERASIONAL

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat stres, tahun angkatan mahasiswa, jenis kelamin, dan umur mahasiswa.  

Tabel 3.2 Definisi Operasional  

No

Variabel

Definisi Operasional

Cara Ukur

Alat Ukur

Hasil Ukur

Skala Ukur

1.

Dependen

Tingkat stres

Hasil Penilaian terhadap berat, sedang, ringan stres yang di alami oleh mahasiswa selama sistem pembelajaran daring dalam masa pandemi COVID-19.

Online

(google form)

Kuesioner DASS 42

Normal

 skor 0-14

Stres ringan

Skor 15-18

Stres sedang

Skor 19-25

Stres berat

Skor 26-33

Sangat berat

Skor >33

 

  Ordinal

2.

Dependen

Tahun Angkatan Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Abulyatama

Tahun terdaftar dan mulai aktif mahasiswa dalam proses belajar di Fakultas Kedokteran Universitas Abulytama.

Online

(google form)

Kuesioner

1.Tahun angkatan 2019

2.Tahun angkatan

2020

3.Tahun angkatan 2021

 

Ordinal

3.

Dependen

Jenis kelamin

Status gender berdasarkan karakteristik biologis yang bisa dilihat dari penampilan luar.

Online

(google form)

kuesioner

1.Laki-laki

2.Perempuan

Nominal  

4.

Independen

Pembelajaran daring

Proses belajar mengajar yang dilakukan tanpa bertatap muka langsung, namun dilakukan dengan aplikasi tertentu untuk membantu kelancaran proses belajar mengajar meskipun jarak jauh.

Online

(google form)

Kuesioner

 1.Kelebihan daring

2. kekurangan daring

 

 

Ordinal

 

3.7      Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah karakteristik yang melekat pada populasi, bervariasi antara satu orang dengan yang lainnya dan diteliti dalam suatu penelitian. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis yaitu variabel independen (bebas) dan variabel dependen (terikat).

1.      Variabel independen : Pembelajaran daring pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Abulyatama selama pandemi COVID-19.

2.      Variabel Dependen : Tingkat stres pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Abulyatama mengikuti pembelajaran daring selama pandemi COVID-19.

 

 

3.8      Kerangka Konsep

                  Variabel independen                              Variabel dependen

 

 

 

 


Gambar 3.2

Sumber : Nurchayati (2021), Lovibond & Lovibond (1995).

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

                                

                            

DAFTAR PUSTAKA

 

1.        World Health Organization. Coronavirus Disease Coronavirus Disease ( COVID-19 ) Spreads. Who. 2020;75(2):95-97.

https://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/336034/nCoV-weekly-sitrep11Oct20-eng.pdf%0Ahttps://www.who.int/docs/default-source/coronaviruse/situation-reports/20200423-sitrep-94-covid-19.pdf

2.        Kemkes RI. Situasi Terkini Perkembangan COVID-19 (8 Agustus 2022). Published online 2022:1-4.

https://covid19.kemkes.go.id/document/download/cover?category=situasi-penyakit-infeksi-emerging

3.        Satuan Gugus Tugas Penanganan COVID-19. Analisis Data COVID-19 Indonesia Update Per 03 Januari 2021. Satuan Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Indones. 2021;(January):1-174.

4.        Argaheni NB. Sistematik Review: Dampak Perkuliahan Daring Saat Pandemi COVID-19 Terhadap Mahasiswa Indonesia. PLACENTUM J Ilm Kesehat dan Apl. 2020;8(2):99. doi:10.20961/placentum.v8i2.43008

5.        Carsita WN, Eryanto B, ... Tingkat Stress Mahasiswa Selama Pembelajaran Daring Di Masa Pandemi Covid-19. J Keperawatan …. 2022;5(1):16-21. http://jurnal.unprimdn.ac.id/index.php/jukep/article/view/2116%0Ahttp://jurnal.unprimdn.ac.id/index.php/jukep/article/download/2116/1344

6.        Herliandry LD, Nurhasanah, Suban ME, Heru K. Transformasi Media Pembelajaran Pada Masa Pandemi Covid-19. J Teknol Pendidik. 2020;22(1):65-70. http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/jtp

7.        Kountul YPD, Kolibu FK, Korompis GEC. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Tingkat Stres Pada Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. J KESMAS. 2018;7(5):1-7.

8.        Hasanah U, Keperawatan dan Profesi Ners I, Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal S, Laut J, Kendal A. Gambaran Psikologis Mahasiswa Dalam Proses Pembelajaran Selama Pandemi Covid-19. J Keperawatan Jiwa. 2020;8(3):299-306.

 

9.        Mardiati I, Hidayatullah F, Aminoto C. Faktor Eksternal Tingkat Stres Mahasiswa Keperawatan dalam Adaptasi Proses Pembelajaran. 7th Univ Res Colloqium 2018 STIKESPKU Muhammadiyah Surakarta. Published online 2018:173-179.

10.      Oktaria D, Sari MI, Azmy NA. Perbedaan tingkat stres pada mahasiswa tahap profesi yang menjalani stase minor dengan tugas tambahan jaga dan tidak jaga di fakultas kedokteran universitas lampung. JK Unila. 2019;3(1):112-116. https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/JK/article/view/2213

11.      Gunawan DH, Permana TB, Naldi Y, ... … Dan Kualitas Tidur Terhadap Tekanan Darah Pada Mahasiswa Tingkat Akhir Fakultas Kedokteran Unswagati Tahun Akademik …. Tunas Med J …. 2020;0316. http://jurnal.ugj.ac.id/index.php/tumed/article/view/4196

12.      Barseli M, Ifdil I, Nikmarijal N. Konsep Stres Akademik Siswa. J Konseling dan Pendidik. 2017;5(3):143-148. doi:10.29210/119800

13.      Husniyyah SN, Azwar AG. Analisis Tingkat Beban Kerja Mental, Stres, Dan Kelelahan Orang Tua Selama Mendampingi Anak Dalam Pembelajaran Daring Di Masa Pandemi Covid-19. Techno-Socio Ekon. 2022;15(1):1. doi:10.32897/techno.2022.15.1.833

14.      Meilla DN. Tingkat Stres Mahasiswa Dalam Pembelajaran Online Pada Masa Pandemi Covid-19. J Penelit Bimbing dan Konseling. 2020;5(2):13-23.

15.      Ulfa L, Fahzira MR. Faktor Penyebab Stress dan Dampaknya Bagi Kesehatan. Psikol Kesehat. Published online 2019.

16.      Casafranca loayza y. Hubungan antara self-efficacy dengan stres menghadapi masa pensiun. Published online 2018:1-26.

17.      Lubis H, Ramadhani A, Rasyid M. Stres Akademik Mahasiswa dalam Melaksanakan Kuliah Daring Selama Masa Pandemi Covid 19. Psikostudia  J Psikol. 2021;10(1):31. doi:10.30872/psikostudia.v10i1.5454

18.      Sunarni T, Husaini A, Pratama YD. Analisis Tingkat Stres Mahasiswa Keperawatan dalam Mengikuti Sistem Pembelajaran Blok. J Ilm Sains Teknol Ind. 2017;1(1):44-60.

 

19.      Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Serta Definisi Coronavirus Disease (COVID-19). Germas. Published online 2020:11-45.

https://infeksiemerging.kemkes.go.id/download/REV-04_Pedoman_P2_COVID-19__27_Maret2020_TTD1.pdf [Diakses 11 Juni 2021].

20.      Nasution NH, Hidayah A, Sari KM, et al. Gambaran Pengetahuan Masyarakat Tentang Pencegahan Covid-19 Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua, Kota Padangsidimpuan. J Biomedika dan Kesehat. 2021;4(2):47-49.

21.      Syam AF, Zulfa FR, Karuniawati A. Manifestasi Klinis dan Diagnosis Covid-19. eJournal Kedokt Indones. 2021;8(3). doi:10.23886/ejki.8.12230.

22.      Nurchayati, Syafiq M, Noviana Khoirunisa R, Darmawanti I. Jurnal Psikologi Teori dan Terapan 2021,. J Psikol Terap. 2021;11(3):293-303.

23.      Dewi TAP, Sadjiarto A. Pelaksanaan Pembelajaran Daring Pada Masa Pandemi Covid-19. J Basicedu. 2021;5(4):1909-1917. doi:10.31004/basicedu.v5i4.1094

24.      Batubara H. Pembelajaran Berbasis Web Dengan Moodle Versi 3.4.; 2018. doi:10.13140/RG.2.2.20230.88643

25.      Harahap ACP, Harahap DP, Harahap SR. Analisis Tingkat Stres Akademik Pada Mahasiswa Selama Pembelajaran Jarak Jauh Dimasa Covid-19. Biblio Couns  J Kaji Konseling dan Pendidik. 2020;3(1):10-14. doi:10.30596/bibliocouns.v3i1.4804

26.      Sari MK. Tingkat Stres Mahasiswa S1 Keperawatan Tingkat. J Ilm Pamenang. 2020;19(April):30-34.

27.      Dr. Sandu Siyoto, SKM., M.Kes.; 2015.

 

      

No comments:

Post a Comment