Friday 3 December 2021

MAKALAH DASAR PENDIDIKAN PESERTA DIDIK

 

DAFTAR ISI

 

KATA PENGANTAR........................................................................................... i

DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii

 

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

A.    Latar Belakang ............................................................................................ 1

B.    Rumusan Masalah........................................................................................ 1

C.    Tujuan .......................................................................................................... 1

 

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................... 2

A.    Pengertian Peserta Dididk ........................................................................... 2

B.    Karakteristik Peserta Didik ......................................................................... 2

C.    Sistem Pengelolaan Peserta Didik ............................................................... 6

 

BAB III PENUTUP .............................................................................................. 8

A.    Kesimpulan .................................................................................................. 8

B.    Saran ............................................................................................................ 8

 

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 9

 


BAB I

PENDAHULUAN

 

A. Latar Belakang

        Setiap individu memiliki perbedaan antara yang satu dengan yang lain. Mulai dari perbedaan fisik, pola befikir, dan cara merespon atau mempelajari hal-hal baru. Salah satu komponen pendidikan adalah adanya peserta didik, peserta didik merupakan komponen yang sangat penting dalam sistem pendididkan, sesab sessorang tidak bisa dikatakan sebagai pendidik apabila tidak ada yang dididiknya.

         Peserta didik adalah orang yang memiliki potensi dasar, yang perlu dikembangkan melalui pendididikan, baik secara fisik maupun psikis, baik pendidikan tersebut dilingkunan keluarga, sekolah, dan dilingkunan masyarakat.Sebagai peserta didik juga harus memahami hak dan kewajiban serta melaksanakannya. Hak adalah sesuatu yang harus diterima oleh peserta didik, sedangkang kewajiban adalah sesuatu yang wajib dilakukan atau dilaksanakan oleh peserta didik.

 

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai beriku

  1. Apa pengertian peserta didik?
  2. Bagaimana karakteristik peserta didik?
  3. Apa saja jenis-jenis perkembangan peserta didik?
  4. Bagaimana sistem pengelola peserta didik?

 

C. Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah

  1. Untuk mengetahui pengertian peserta didik
  2. Untuk mengetahui karakteristik peserta didik
  3. Untuk mengetahui jenis-jenis perkembangan pserta didik
  4. Untuk mengetahui sistem pengelolaan peserta didik

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

A. Pengertian Peserta Dididk

Dalam Undang Undang No.20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Pasal 1 ayat 4) peserta didik diartikan sebagai anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur jenjang dan jenis pendidikan tertentu.

    Menurut Toto Suharto (2006: 123) peserta didik adalah mahluk Allah yang terdiri dari aspek jasmani dan rohani yang belum tercapai taraf kematangan, baik fisik, mental, intelektual, maupun pisikologi. Oleh karena itu, ia denantiasa memerlukan bantuan, bimbingan dan arahan pendidikan agar dapat mengembangkan potensinya secara optimal dan membimbingnya menuju kedewasaan. Potensi dasar yang dimiliki peserta didik, kiranya tidak akan berkembang secara maksimal tanpa melalui proses pendidikan.

    Dalam kegiatan pendidikan peserta didik mempunyai posisi sentral, proses pendididkan pada dasarnyadi arahkan pada sasaran pokok, yakni berkembangnya potensis peserta didik secara optimal menuju terbentuknya manusia berkepribadian utama.

Dalam proses pendidikan terdapat 4 hakikat peserta didik yaitu:

  1. Peserta didik bertanggung jawab terhadap pendidikan sesuai dengan wawasan pendidikan seumur hidup.
  2. Memiliki potensi baik fisik maupun psikologi yang berbeda-beda sehingga masing-masing peserta didik merupakan insan yang unik.
  3. Pembinaan individu serta perlakuan yang manusiawi.
  4. Pada dasarnya merupakan insan yang aktif menghadapi lingkungan.

 

B. Karakteristik Peserta Didik

Setiap peserta didik memliki ciri dan sifat atau karakteristik yang sangat beraneka ragam yang terbentuk berdasarkan lingkungan peserta masing-masing. Agar pembelajaran dapat mencapai hasil yang optimal guru sebagai pendidik perlu memahami karakteristik peserta didik. Karakteristik bawaan merupakan karakteristik yang dimiliki sejak lahir baik menyangkut faktor biologis maupun faktor pisikologis.

Karakteristik Peserta didik, yaitu:

«Anak bukan miniatur orang dewasa

Anak adalah anak dengan dunianya sendiri, dunia anak . Pandangan kuno berpendapat bahwa anak adalah orang dewasa dalam bentuk kecil. Karena tergolong manusia dewasa, pendidikan yang diberikan pada anak waktu itu seperti yang biasa diberikan pada orang dewasa, sehingga anak dan guru menghadapi banyak kesulitan dalam kegiatan pembelajaran. «Perkembangan dan Pertumbuhan anak dipengaruhi beberapa faktor

Dalam bahasan tentang peserta didik ada dua istilah penting yang perlu di pahami, yakni perkembangan dan pertumbuhan. Istilah perkembangan lebih menunjuk pada aspek kualitatif, sedangakan pertumbuhan lebih menunjuk kuantitatif. Meskipun istilah perkembangan dan pertumbuhan mempunyai makna yang berbeda, perlu dipahami bahwa keduanya merupakan proses yang saling berhubungan.Anak berkembang mengikuti suatu pola umum yang samaa,Misalnya anak harus belajar merangkak terlebih dahulu sebelum belajar berdiri, dan harus belajar berdiri sebelum berjalan.

«Perkembangan bersifat kontinyu

Kontinyu memandang perkembangan sebagai proses kumulatif penambahan pada tipe keterampilan-keterampilan. Perkembangan sebagai proses terus menerus secara halus rata atau lembut (smoth). Anak-anak secara sedikit demi sedikit bertambah tipe-tipe keterampilan yang sama. Perkembangan dapat digambarkan seperti garis lurus linear yang sambung menyambung secara lembut.

«Tempo perkembangan anak tidak sama

Tempo perkembangan adalah cepat lambatnya perkembangan seseorang untuk suatu aspek perkembangan tertentu. Ada anak yang cepat dan yang lambat tempo perkembangannya.Anak memiliki irama perkembangan Irama perkembangan adalah gerak perkembangan yang dialami masing-masing anak, baik perkembangan jasmani maupun rohani.Anak memiliki tugas perkembangan.Tugas yang harus dijalani oleh masing-masing individu dalam tiap periode perkembangannya.Anak memiliki kebutuhan dalam hidupnya.Dalam proses kehidupan, setiap anak memiliki beragam kebutuhan,Setiap anak memiliki perbedaan individual tidak akan pernah ditemukan dua anak yang persis sama, walaupun keduanya kembar.Anak sebagai keseluruhan (the whole child).

Manusia adalah mahluk monoplurasi, walaupun terdiri dari banyak aspek tetapi merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan.Setiap anak merupakan mahluk yang aktif dan kreatif dlam proses pendidikan anak tidak boleh dipandang sebagai objek pendidikan yang hanya siap menerima. Akan tetapi anak didik harus dipandang sebagai subjek yang aktif dan kreatif dalam pendidikan, yang tidak hanya siap menerima tapi juga bisa memberikan masukan dan berbagai alternatif dalam kegiatan pendidikan.

 

Jenis-jenis Perkembangan Peserta Didik :

«Perkembangan Monotorik

Perkembangan dapat dimaknai sebagai suatu proses perubahan kapasitas fungsional atau kemampuan kerja organ-organ tubuh ke arah keadaan yang makin terorganisasi dan terspialisis. Perkembangan      terjadi dalam bentuk perubahan kualitatif, kuantitatif atau kedua-duanya secara serempak.

Perkembangan monotorik berupa gerakan-gerakan tubuh yang dimotori dengan kerja sama antar otot, otak dan saraf. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik adalah:

1.      Kesiapan belajar

2.      Kesempatan belajar

3.      Kesempatan berpraktek

4.      Model yang baik

5.      .Bimbingan

6.      Motivasi

 

«Perkembangan Kongnitif

Dalam kajian-kajian psikologi kognitif, ada dua tokoh sentral yang melahirkan teori pendidikan , teori kognitif, yaitu: Jean Piage dan Lev Vygotsky.Jean Piage berpendapat bahwa anak dapat membangun secara aktif dunia kognitif mereka sendiri. Menurutnya terdapat dua proses yang mendasari perkembangan dunia individu, yaitu pengorganisasi dan penyesuaian (adaptasi).

Kencederungan organisasi dapat dilukiskan sebagai kecenderungan bawaan setiap organisme untuk mengintegrasi proses-proses sendiri menjadi sistem-sistem yang koheran. Sedangkan adaptasi dapat dilukiskan sebagai kecenderungan bawaan setiap organisme untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan dan keadaa sosial.Tokoh kedua adalah Lev Vygotsky yang berpendapat bahwa anak-anak lahir dengan funsi mental relatif dasar seperti kemampuan untuk memahami dunia luar dan memusatkan perhatian. Dalam pandangan Vygotsky, seseorang mengalami perkembangan kognitif dan bahasa melalui interalisasi nilai-nilai sosial, atau sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai yang berkembang di lingkungan sekitar.Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kognitif, adalah:

1.      Fisik

2.      Kematangan

3.      Pengaruh social

4.      .Proses pengaturan diri yang disebut ekuilibrasi

«Perkembangan Moral (Afektif)

Moral berasal dari kata latin mores yang berarti tata cara, kebiasaan, atau adat. Perilaku sikap moral berarti perilaku yang sesuai dengan kode moral kelompok sosial yang dikembangkan oleh konsep sosial. Yang dimaksud konsep sosial adalah peraturan perilaku yang telah menjadi kebiasaan bagi anggota suatu budaya.

Beberapapendapat para ahli tentang defenis moral diantaranya adalah:

-James Rachels bahwa moralitas adalah usaha untuk membimbing tindakan seseorang dengan akal.

-Frans Magnis Suseno menyatakan bahwa moral mengacu pada baik buruknya manusia sebagai manusia, sehingga moral adalah bidang kehidupan manusia dilihat dari segi kebaikannya sebagai manusia.

Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan atau pembentukan moral adalah sebagai berikut:

  1. Harmonis hubungan antara orang tua dan anak.
  2. Pengambaran model-model atau figur-figur yang menjadikan anak ingin meniru
  3. Tingkat penaralan seseorang sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak

 

C. Sistem Pengelolaan Peserta Didik

Dalam proses belajar mengajar, siswa sebagai pihak yang ingin meraih cita-cita,memiliki tujuan dan kemudian ingin memcapainya secara optimal. Siswa itu akan menjadi faktor penentu, sehingga menuntut dan dapat mempengaruhi segala sesuatu yang diperlukan untuk mencapai tujuan belajar atau tujuan pendidikan.Menurut Abu Ahmad dan Widodo Supriyono melihat siswa sebagai individu dengan segala perbedaan dan persamaan yakni:

1.      Persamaan dan perbedaan dalam kecerdasan

2.      persamaan dan pebedaan dalam kecakapan

3.      Pesamaan dan perbedaan dalam hasil belajar

4.      Persamaan dan perbedaan dalam bakat

5.      Persamaan dan perbedaan dalam sikap

6.      Persaan dan perbedaan dalam kebiasaan

7.      Persamaan dan perbedaan dalam pengetahuan atau pengalaman

8.      .Persamaan dan perbedaan dalam ciri-ciri jasmani

Adapun menurut Mulyani Sumantri dalam mengembangkan keterampilan mengelola siswa yang bersifat preventif, guru dapat menggunakan kemampuan dengan cara sebagai berikut:

1.      Sikap tanggap

2.      Membagi perhatian

3.      Memusatkan perhatian kelompok


BAB III

PENUTUP

 

A. Kesimpulan

Peserta didik adalah orang yang memiliki potensi dasar, yang perlu dikembangkan melalui pendidikan, baik secara fisik maupun psikis, baik pendidikan keluarga, sekolah, dan masyarakat dimana anak tersebut berada. Anak didik memiliki ciri khas yang berbeda dengan manusia dewasa. Ada dua belas karakteristik yang terdapat pada peserta didik.

Perkembangan dapat dimaknai sebagai suatu proses perubahan kapasitas fungsional atau kemampuan kerja organ-organ tubuh kearah yang makin terorganisasi dan terspesialisasi. Perkembangan terjadi dalam bentuk perubahan kuantitatif, kualitatif atau kedua-duanya secara serentak.

Dalam proses belajar mengajar, siswa sebagai pihak yang ingin meraih cita-cita, memiliki tujuan mencapai pembelajaran secara optimal. Siswa memiliki faktor penentu, yang dapat mempengaruhi segala sesuatu yang diperlukan untuk mencapai tujuan belajarnya.

 

B. Saran

Pentingnya posisi peserta didik dalam proses pendidikan, maka pihak-pihak terkait penyelenggara an pendidikan khusus pendidik, sangat penting memahami peserta didik. Dan sebagai peserta didik juga harus memahami hak dan kewajibannya serta melaksanakannya.

 


DAFTAR PUSTAKA

 

Kosim, Muhammad. Pengantar Ilmu Pendidikan, Surabaya; Pena Salsabila

 

Sholichin, Muchlis, H. M. Psikologi Belajar Aplikasi Teori Belajar dalam Pembelajaran, Surabaya; Pena Salsabila

 

Djamarah Syaiful Bahri & Zain Aswan, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta; Rineka

 

 

 

MAKALAH DORMANSI PADA TUMBUHAN

 

 

DAFTAR ISI

 

 

KATA PENGANTAR........................................................................................... i

DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii

 

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1

A.    Latar Belakang............................................................................................. 1

 

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................... 2

A.    Pengertian Dormansi.................................................................................... 2

B.    Penyebab Dormansi...................................................................................... 2

C.    Cara Menghambat Dormansi........................................................................ 5

 

BAB III PENUTUP............................................................................................... 7

A.    Kesimpulan................................................................................................... 7

 

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 8


BAB I

PENDAHULUAN

 

A.    Latar Belakang

Dormansi yaitu suatu kondisi beristirahat tumbuh yang dialami organisme hidup atau bagiannya sbg tanggapan atas suatu kondisi yang tidak mendukung pertumbuhan normal. Dengan demikian, dormansi adalah suatu reaksi atas kondisi fisik atau sekeliling yang terkait tertentu. Pemicu dormansi mampu bersifat mekanis, kondisi fisik sekeliling yang terkait, atau kimiawi.

Banyak biji tumbuhan budidaya yang menunjukkan perilaku ini. Penanaman benih secara normal tidak menghasilkan perkecambahan atau hanya sedikit perkecambahan. Perlakuan tertentu perlu dilakukan sebagai mematahkan dormansi sehingga benih menjadi tanggap terhadap kondisi yang kondusif untuk pertumbuhan. Bagian tumbuhan lainnyanya yang juga dikenal berperilaku dorman yaitu kuncup.

Kondisi dormansi mungkin dibawa sejak benih masak secara fisiologis ketika sedang hadir pada tanaman induknya atau mungkin setelah benih tersebut terlepas dari tanaman induknya. Dormansi pada benih mampu diakibatkan oleh kondisi fisik dari kulit biji dan kondisi fisiologis dari embrio atau bahkan kombinasi dari kedua kondisi tersebut.

 

 

 


BAB II

PEMBAHASAN

 

A.    Pengertian Dormansi

Dormansi adalah suatu keadaan berhenti tumbuh yang dialami organisme hidup atau bagiannya sebagai tanggapan atas suatu keadaan yang tidak mendukung pertumbuhan normal. Dengan demikian, dormansi merupakan suatu reaksi atas keadaan fisik atau lingkungan tertentu. Pemicu dormansi dapat bersifat mekanis, keadaan fisik lingkungan, atau kimiawi.

Banyak biji tumbuhan budidaya yang menunjukkan perilaku ini. Penanaman benih secara normal tidak menghasilkan perkecambahan atau hanya sedikit perkecambahan. Perlakuan tertentu perlu dilakukan untuk mematahkan dormansi sehingga benih menjadi tanggap terhadap kondisi yang kondusif bagi pertumbuhan. Bagian tumbuhan yang lainnya yang juga diketahui berperilaku dorman adalah kuncup.

 

B.     Penyebab Dormansi

Benih yang mengalami dormansi ditandai oleh:

1.      Rendahnya / tidak adanya proses imbibisi air.

2.      Proses respirasi tertekan / terhambat.

3.      Rendahnya proses mobilisasi cadangan makanan.

4.      Rendahnya proses metabolisme cadangan makanan.

Kondisi dormansi mungkin dibawa sejak benih masak secara fisiologis ketika masih berada pada tanaman induknya atau mungkin setelah benih tersebut terlepas dari tanaman induknya. Dormansi pada benih dapat disebabkan oleh keadaan fisik dari kulit biji dan keadaan fisiologis dari embrio atau bahkan kombinasi dari kedua keadaan tersebut.

Secara umum menurut Aldrich (1984) Dormansi dikelompokkan menjadi 3 tipe yaitu:

  1. Innate dormancy (dormansi primer)
  2. Induced dormancy (dormansi sekunder)
  3. Enforced dormancy

Sedangkan menurut Sutopo (1985) Dormansi dikelompokkan menjadi 2 tipe yaitu:

  1. Dormansi Fisik, dan
  2. Dormansi Fisiologis
  3. Dormansi Fisik

Dormansi Fisik disebabkan oleh pembatasan struktural terhadap perkecambahan biji, seperti kulit biji yang keras dan kedap sehingga menjadi penghalang mekanis terhadap masuknya air atau gas-gas ke dalam biji.

Beberapa penyebab dormansi fisik adalah:

a.       Impermeabilitas kulit biji terhadap air

Benih-benih yang termasuk dalam type dormansi ini disebut sebagai "Benih keras" karena mempunyai kulit biji yang keras dan strukturnya terdiri dari lapisan sel-sel serupa palisade berdinding tebal terutama di permukaan paling luar. Dan bagian dalamnya mempunyai lapisan lilin dan bahan kutikula.

b.      Resistensi mekanis kulit biji terhadap pertumbuhan embrio

Disini kulit biji cukup kuat sehingga menghalangi pertumbuhan embrio. Jika kulit biji dihilangkan, maka embrio akan tumbuh dengan segera.

c.       Permeabilitas yang rendah dari kulit biji terhadap gas-gas

Pada dormansi ini, perkecambahan akan terjadi jika kulit biji dibuka atau jika tekanan oksigen di sekitar benih ditambah. Pada benih [apel] misalnya, suplai oksigen sangat dibatasi oleh keadaan kulit bijinya sehingga tidak cukup untuk kegiatan respirasi embrio. Keadaan ini terjadi apabila benih berimbibisi pada daerah dengan temperatur hangat.

 

 

 

 

 

Dormansi Fisiologis

Dormansi Fisiologis, dapat disebabkan oleh sejumlah mekanisme, tetapi pada umumnya disebabkan oleh zat pengatur tumbuh, baik yang berupa penghambat maupun perangsang tumbuh

Beberapa penyebab dormansi fisiologis adalah:

a.       Immaturity Embrio

Pada dormansi ini perkembangan embrionya tidak secepat jaringan sekelilingnya sehingga perkecambahan benih-benih yang demikian perlu ditunda. Sebaiknya benih ditempatkan pada tempe-ratur dan kelembapan tertentu agar viabilitasnya tetap terjaga sampai embrionya terbentuk secara sempurna dan mampu berkecambah.

b.      After ripening

Benih yang mengalami dormansi ini memerlukan suatu jangkauan waktu simpan tertentu agar dapat berkecambah, atau dika-takan membutuhkan jangka waktu "After Ripening". After Ripening diartikan sebagai setiap perubahan pada kondisi fisiologis benih selama penyimpanan yang mengubah benih menjadi mampu berkecambah. Jangka waktu penyimpanan ini berbeda-beda dari beberapa hari sampai dengan beberapa tahun, tergantung dari jenis benihnya.

 

Dormansi Sekunder

Dormansi sekunder disini adalah benih-benih yang pada keadaan normal maupun berkecambah, tetapi apabila dikenakan pada suatu keadaan yang tidak menguntungkan selama beberapa waktu dapat menjadi kehilangan kemampuannya untuk berkecambah. Kadang-kadang dormansi sekunder ditimbulkan bila benih diberi semua kondisi yang dibutuhkan untuk berkecambah kecuali satu. Misalnya kegagalan memberikan cahaya pada benih yang membutuhkan cahaya.

Diduga dormansi sekunder tersebut disebabkan oleh perubahan fisik yang terjadi pada kulit biji yang diakibatkan oleh pengeringan yang berlebihan sehingga pertukaran gas-gas pada saat imbibisi menjadi lebih terbatas.

Dormansi yang disebabkan oleh hambatan metabolis pada embrio.

Dormansi ini dapat disebabkan oleh hadirnya zat penghambat perkecambahan dalam embrio. Zat-zat penghambat perkecambahan yang diketahui terdapat pada tanaman antara lain: Ammonia, Abcisic acid, Benzoic acid, Ethylene, Alkaloid, Alkaloids Lactone (Counamin) dll.

Counamin diketahui menghambat kerja enzim-enzim penting dalam perkecambahan seperti Alfa dan Beta amilase.

 

Tipe Dormansi Lain

Tipe dormansi lain selain dormansi fisik dan fisiologis adalah kombinasi dari beberapa tipe dormansi. Tipe dormansi ini disebabkan oleh lebih dari satu mekanisme. Sebagai contoh adalah dormansi yang disebabkan oleh kombinasi dari immaturity embrio, kulit biji indebiscent yang membatasi masuknya O2 dan keperluan akan perlakuan chilling

 

C.    Cara Menghambat Dormansi

Untuk mengetahui dan membedakan/memisahkan apakah suatu benih yang tidak dapat berkecambah adalah dorman atau mati, maka dormansi perlu dipecahkan. Masalah utama yang dihadapi pada saat pengujian daya tumbuh/kecambah benih yang dormansi adalah bagaimana cara mengetahui dormansi, sehingga diperlukan cara-cara agar dormansi dapat dipersingkat.

Ada beberapa cara yang telah diketahui, seperti:

  1. Dengan perlakuan mekanis

Tujuan dari perlakuan mekanis ini adalah untuk melemahkan kulit biji yang keras sehingga lebih permeabel terhadap air atau gas. Diantaranya yaitu dengan Skarifikasi.

Skarifikasi mencakup cara-cara seperti mengkikir/menggosok kulit biji dengan kertas amplas, melubangi kulit biji dengan pisau, memecah kulit biji maupun dengan perlakuan goncangan untuk benih-benih yang memiliki sumbat gabus.

  1. Dengan perlakuan kimia

Tujuan dari perlakuan kimia adalah menjadikan agar kulit biji lebih mudah dimasuki air pada waktu proses imbibisi. Larutan asam kuat seperti asam sulfat, asam nitrat dengan konsentrasi pekat membuat kulit biji menjadi lebih lunak sehingga dapat dilalui oleh air dengan mudah.

  1. Dengan perlakuan perendaman dengan air.

Perlakuan perendaman di dalam air panas dengan tujuan memudahkan penyerapan air oleh benih.

Caranya yaitu: dengan memasukkan benih ke dalam air panas pada suhu 60 - 70 0C dan dibiarkan sampai air menjadi dingin, selama beberapa waktu. Untuk benih apel, direndam dalam air yang sedang mendidih, dibiarkan selama 2 menit lalu diangkat keluar untuk dikecambahkan.

  1. Dengan perlakuan suhu

Cara yang sering dipakai adalah dengan memberi temperatur rendah pada keadaan lembap (Stratifikasi). Selama stratifikasi terjadi sejumlah perubahan dalam benih yang berakibat menghilangkan bahan-bahan penghambat perkecambahan atau terjadi pembentukan bahan-bahan yang merangsang pertumbuhan.

Kebutuhan stratifikasi berbeda untuk setiap jenis tanaman, bahkan antar varietas dalam satu famili.

  1. Dengan perlakuan cahaya

Cahaya berpengaruh terhadap prosentase perkecambahan benih dan laju perkecambahan. Pengaruh cahaya pada benih bukan saja dalam jumlah cahaya yang diterima tetapi juga intensitas cahaya dan panjang hari.


BAB III

PENUTUP

 

A.    Kesimpulan

Dormansi adalah suatu keadaan berhenti tumbuh yang dialami organisme hidup atau bagiannya sebagai tanggapan atas suatu keadaan yang tidak mendukung pertumbuhan normal. Dengan demikian, dormansi merupakan suatu reaksi atas keadaan fisik atau lingkungan tertentu. Pemicu dormansi dapat bersifat mekanis, keadaan fisik lingkungan, atau kimiawi.

Penyebab Dormansi

Benih yang mengalami dormansi ditandai oleh:

1.      Rendahnya / tidak adanya proses imbibisi air.

2.      Proses respirasi tertekan / terhambat.

3.      Rendahnya proses mobilisasi cadangan makanan.

4.      Rendahnya proses metabolisme cadangan makanan.

 


DAFTAR PUSTAKA

 

Goldsworthy, P. 1992. Fisiologi Tanaman Budidaya Tropik. Universitas GadjahMada. Yogyakarta

Harjadi, S. S. 1986. Pengantar Agronomi. Gramedia. Jakarta.

Hartmann, H.T. dan Dale E.K. 1975 .Plant Propagation Principles and Practices.Prentice-Hall, Inc., New Jersey.

Justice, O.L dan L.N. Bass., 1990. Prinsip dan Praktek Penyimpanan Benih. Rajawali Press, Jakarta

Kartasapoetra, A.G., 2003. Teknologi Benih. Rineka Cipta, Jakarta

Lakitan, B. 1993.Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. PT. Raja Grafindo Persada.Jakarta

Mayer, A. M. dan A. P. Mayber. 1963. The Germination of Seeds. Pergawon Press,Jerussalem.

Mugnisjah, W.Q., A. Setiawan, Suwarto, C. Santiwa., 1994. Panduan Praktikum dan Penelitian Bidang Ilmu dan Teknologi Benih.PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta

Sadjad, S., 1993. Dari Benih Kepada Benih. Grasindo, Jakarta

Salisbury, F.B., dan C.W. Ross., 1992. Fisiologi Tumbuhan. ITB Press, Bandung

Vallejos, et al.    Water relationships of castor bean (Ricinus communis L.) seeds related to final seed dry weight and physiological maturity. European Journal of Agronomy