Thursday 6 May 2021

Makalah PROSES ADAPTASI FISIOLOGI BAYI BARU LAHIR (BBL)

 

Makalah

 

PROSES ADAPTASI FISIOLOGI BAYI BARU LAHIR (BBL)

DAFTAR ISI

 

 

 

KATA PENGANTAR.......................................................................................... i

DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii

 

BAB I PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang........................................................................................ 1

B.     Tujuan...................................................................................................... 1

 

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................... 2

A.    Definisi ................................................................................................... 2...........

B.     Adaptasi Bayi Baru Lahir........................................................................ 2

C.     Immunologi............................................................................................. 2

D.    Kulit......................................................................................................... 5

E.     Sistem Persyarafan.................................................................................. 6

 

BAB III PENUTUP............................................................................................... 8

A.      Kesimpulan.............................................................................................. 8

 

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 9

 

 


BAB I

PENDAHULUAN

 

A.    Latar Belakang

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang baru lahir dengan kehamilan atau masa gestasinya dinyatakan cukup bulan (aterm) yaitu 36 – 40 minggu. Bayi baru lahir normal harus menjalani proses adaptasi dari kehidupan di dalam rahim (intrauterine) ke kehidupan di luar rahim (ekstrauterin).

Pemahaman terhadap adaptasi dan fisiologi bayi baru lahir sangat penting sebagai dasar dalam memberikan asuhan. Perubahan lingkungan dari dalam uterus ke ekstrauterin dipengaruhi oleh banyak faktor seperti kimiawi, mekanik, dan termik yang menimbulkan perubahan metabolik, pernapasan dan sirkulasi pada bayi baru lahir normal. Penatalaksanaan dan mengenali kondisi kesehatan bayi baru lahir resiko tinggi yang mana memerlukan pelayanan rujukan/ tindakan lanjut.

Sebagai seorang tenaga kesehatan, perawat harus mampu memahami tentang beberapa adaptasi atau perubahan fisiologi bayi baru lahir (BBL). Hal ini sebagai dasar dalam memberikan asuhan keperawatan yang tepat. Setelah lahir, BBL harus mampu beradaptasi dari keadaan yang sangat tergantung (plasenta) menjadi mandiri secara fisiologi. Setelah lahir, bayi harus mendapatkan oksigen melalui sistem sirkulasi pernapasannya sendiri, mendapatkan nutrisi per oral untuk mempertahankan kadar gula darah yang cukup, mengatur suhu tubuh dan melawan setiap penyakit /infeksi.

Oleh karena hal tersebut di atas lah kami menyusun makalah yang bejudul “Adaptasi Fisiologi Bayi Baru Lahir”.

 

B.     Tujuan Penulisan

  1. Mampu memahami tentang bayi baru lahir serta gangguan yang mungkin terjadi pada bayi baru lahir.
  2. Mampu mengetahui fisiologi pada bayi baru lahir.
  3. Mampu mengidentifikasi penilaian awal dan langkah esensial bayi baru lahir.
  4. Mampu melaksanakan pengkajian terkait dengan bayi baru lahir.

BAB II

PEMBAHASAN

 

A.     Definisi

Bayi baru lahir atau neonatus adalah bayi yang berumur 0-28 hari (Bobak, 2005). Menurut Laila, 2008, bayi baru lahir normal adalah individu baru yang lahir di dunia, dalam keadaannya yang terbatas, maka individu baru ini sanganlah membutuhkan perawatan dari orang lain

 

B.     Adaptasi Bayi Baru Lahir

Bayi akan mengalami adaptasi sehingga yang semula bersifat bergantung kemudian menjadi mandiri secara fisiologis karena:

  1. Mendapatkan oksigen melalui system sirkulasi pernapasannya yang baru
  2. Mendapatkan nutrisi oral untuk mempertahankan kadar gula darah yang cukup
  3. Dapat mengatur suhu tubuh
  4. Dapat melawan setiap penyakit dan infeksi

Sebelum diatur oleh tubuh bayi sendiri, fungsi tersebut dilakukan oleh placenta yang kemudian masuk keperiode transisi. Periode transisi terjadi segera setelah lahir dan dapat berlangsung hingga 1 bulan atau lebih (untuk beberapa system). Transisi yang paling nyata dan cepat adalah system pernapasan dan sirkulasi, system termogulasi, dan system metabolisme glukosa.

 

C.     Immunologi

Sel fagosit, granulosit, monosit mulai berkembang sejak usia gestasi 4 bulan. Setelah lahir imunitas neonatus cukup bulan lebih rendah dari orang dewasa. Usia 3-12 bulan adalah keadaan imunodefisiensi sementara sehingga bayi mudah terkena infeksi. Neonatus kurang bulan memiliki kulit yang masih rapuh, membran mukosa yang mudah cedera, pertahanan tubuh lebih rendah sehingga berisiko menglami infeksi yang lebih besar.

Perubahan beberapa kekebalan alami meliputi perlindungan oleh kulit, membran mukosa, fungsi jaringan saluran napas, pembentukan koloni mikroba oleh kulit dan usus, dan perlindungan kimia oleh asam lambung.

Sistem imun bayi baru lahir masih belum matur sehingga neonatus rentan mengalami infeksi dan alergi. Sistem imun yang matur akan membeir kekebalan alami maupun kekebalan dapatan. Kekebalan alami terdiri dari struktur pertahanan tubuh yang mencegah atau meminimalkan infeksi.

Beberapa contoh kekebalan alami, meliputi:

1)      Perlindungan oleh membran mukosa

2)      Fungsi saringan saluran napas.

3)      Pembentukan koloni mikroba oleh kulit dan usus.

4)      Perlindungan kimia oleh lingkungan asam lambung.

Kekebalan alami juga disediakan pada tingkat sel oleh darah yang membantu bayi baru lahir membunuh mikroorganisme asing. Akan tetapi, pada bayi baru lahir, sel-sel darah ini masih belum matur. Artinya, bayi baru lahir tersebut belum mampu melokalisasi dan memerangi infeksi secara efisien.

Kekebalan dapatan akan muncul kemudian. Bayi baru lahir yang lahir dengan kekebalan pasif mendapat antibodi dari tubuh ibunya. Reaksi antibodo keseluruhan terhadap antigen asing masih belum muncul sampai awal kehidupan anak. Salah satu tugas utama selama masa bayi dan balita adalah pembentukan sistem kekebalan tubuh.

Bayi memiliki immunoglobulin pada saat lahir, namun lingkungan rahim yang aman membatasi bayi untuk bereaksi terhadap antigen tertentu. Ada tiga macam immunoglobulin (Ig) atau antibodi, yang ditandai dengan huruf untuk masing-masing golongan, yaitu IgG, IgA dan IgM, dan hanya IgG yang cukup kecil untuk melewati sawar plasenta.

IgG merupakan golongan antibody yang sangat penting dan jumlahnya mencapai 75% dari seluruh antibody. IgG mempunyai kekebalan terhadap infeksi kuman virus tertentu. Pada waktu lahir, kadar IgG bayi sama atau sedikit lebih banyak dari ibu. IgG ini memberikan kekebalan pasif pada bayi selama beberapa bulan kehidupan.

IgM dan IgA tidak melintasi sawar plasenta, melainkan dihasilkan sendiri oleh janin. Kadar IgM pada periode kehamilan mencapai 20% dari IgM orang dewasa dan perlu waktu 2 tahun untuk dapat menyamai kadar tersebut. Kadar IgM yang relatif rendah membuat bayi lebih rentan terkena infeksi. IgM juga penting, sebab sebagian besar antibody yang terbentuk sewaktu terjadi respons primer adalah golongan ini. Kadar IgA sangat rendah dan diproduksi dalam waktu yang lama, walaupun kadar sekresi  mencapai kadar orang dewasa dalam kurun waktu 2 bulan. IgA melindungi dari infeksi saluran pernapasan, saluran usus lambung, dan mata. Sedangkan immunoglobulin jenis lainnya, yaitu IgD dan IgE tidak begitu berkembang pada masa awal bayi/neonatus.

ASI dan terutama kolostrum memberikan kekebalan pasif kepada bayi dalam bentuk:

1)      Laktoferin

Merupakan protein yang mempunyai afinitas yang tinggi terhadap zat besi. Bersama dengan salah satu immunoglobulin, yaitu IgA, laktoferin mengambil zat besi yang diperlukan untuk perkembangan E. coli, stafilokokus, dan ragi. Kandungan zat besi yang rendah pada kolostrum dan ASI akan mencegah perkembangan kuman patogen.

2)      Lisosom

Bersama iGa mempunyai fungsi antibakteri dan juga menghambat pertumbuhan berbagai macam virus.

3)      Faktor antiripsin

Enzim tripsin berada di dalam saluran usus dan fungsinya adalah memecah protein.Adanya factor  Tripsin dalam kolostrum ASI akan menghambat kerja tripsin. Dengan demikian ,imunoglobiun tidak akan di pecah oleh tripsin.

4)      Faktor bifidus.

Laktobasilus terdapat dalaman  usus bayi dan menghasilkan asam yang dapat mencegah pertumbuhan kuman patogen.Untuk pertumbuhannya,laktobasilus membutuhkan gula yasng mengandung nitrogen,yaitu factor bifidus,dan faktor   ini terdapat dalam ASI.

Kelenjar  timus tempat diproduksinya limfosit relative besar pada waktu lahir dan terus meningkat hingga usia 8 tahun. Karena adanya defisiensi kekebalan alami dan kekebalan dapatan ini, bayi baru lahir sangat rentan mengalami infeksi. Reaksi bayi baru lahir terhadap infeksi masih lemah dan tidak memadai. Oleh sebab itu, pencegahan infeksi, seperti praktik persalinan aman, menyusui ASI dini terutama kolostrum, dan deteksi dini serta pengobatan dini infeksi menjadi sangat penting.

 

D.     Kulit

Semua struktur kulit bayi sudah terbentuk saat lahir, tetapi masih belum matang. Epidermis dan dermis tidak terikat dengan baik dan sangat tipis. Verniks Caseosa juga berfusi dengan epidermis dan berfungsi sebagai lapisan pelindung. Kulit bayi sangat sensitif dan dapat rusak dengan mudah. Kulit sering terlihat berbercak, terutama di daerah sekitar ekstremitas. Tangan dan kaki terlihat sedikit sianotik.

1)      Kaput suksedanum

Kaput suksedanum ialah edema pada kulit kepala, yang ditemukan dini. Tekanan verteks yang lama pada serviks menyebabkan pembuluh darah setempat mendapat penekanan, sehingga memperlambat aliran balik vena. Aliran balik vena yang melambat membuat cairan jaringan di kulit daerah kepala meningkat, shingga terjadi pembengkakan. Tonjolan edema, yang terlihat saat bayi lahit, memanjang sesuai garis sutura tulang tengkorank dan lenyap secara spontan dalam tiga sampai 4 hari.

2)      Kelenjar Lemak dan Kelenjar Keringat

Kelenjar keringat sudah ada sejak bayi lahir, tetapi kelenjar ini tidak berespons terhadap peningkatan suhu tubuh. Terjadi sedikit hiperplasia kelenjar sebasea dan sekresi sebum akibat pengaruh hormon saat hamil. Walaupun kelenjar sebasea seuda terbentuk dengan baik saat bayi lahir, tetapi kelenjar ini tidak terlalu aktif pada masa kanak-kanak. Kelenjar-kelenjar ini mulai aktif saat produksi androgen meningkat, yakni sesaat sebelum pubertas.


E.     Sistem Persyarafan

Dibandingkan dengan sistem tubuh lain, sistem saraf bayi baru lahir masih sangat muda, baik secara anatomi maupu fisiologi. Ini menyebabkan kegiatan refleks spina dan batang otak dengan kontrol minimal oleh lapisan luar serebrum pada beberapa bulan pertama kehidupan, walaupun interaksi social terjadi lebih awal.

Setelah bayi lahir, pertumbuhan otak memerlukan persediaan oksigen  dan glukosa yang tetap dan memadai. Otak yang masih muda rentan terhadap hipoksia, ketidakseimbangan biokimia, infeksi dan perdarahan.

Ketidakstabilan suhu dan gerak otot yang tidak terkoordinasi menggambarkan keadaan perkembangan otak dan mielinasi saraf yang tidak sempurna. Bayi baru lahir memperlihatkan sejumlah aktivitas refles pada usia yang berbeda-beda, yang menunjukan normalitas dan perpaduan antara sistem neurologi dan muskuloskeletal. Beberapa refleks tersebut:

1)        Refleks Moro.

Refleks ini terjadi karena adanya reaksi miring terhadap rangsangan mendadak. Refleks ini dapat dimunculkan dengan cara menggendong bayi dengan sudut 45°, lalu kepalanya turun sekitar 1-2 cm. Bayi akan bereaksi  dengan menarik dan menjulurkan lengannya yang kadang-kadang gemetaran. Lalu kedua lengannya akan memeluk dada. Reaksi yang sama juga terjadi pada tungkai, yang lentur ditekuk ke perut. Refleks ini simetris dan terjadi pada 8 minggu pertama setelah lahir. Ketiadaan refleks Moro menandakan imanuritas otak. Jika pada usia 6 bulan refleks tersebut masih ada, ini menunjukan retardasi mental.

2)        Refleks Rooting

Dalam memberikan reaksi terhadap belaian di pipi atau sisi mulut, bayi menoleh ke arah sumber rangsangan dan membuka mulutnya, siap untuk menghisap.

3)        Refleks Mengedip/Refleks Mata

Melindungi mata dari trauma

 

 

4)        Refleks Menggenggam

Refleks ini dimunculkan dengan menempatkan jari/pensil di dalam telapak tangan bayi, dan bayi akan menggenggamnya dengan erat.

5)        Refleks Berjalan dan Melangkah

Jika bayi disangga pada posisi tegak dan kakinya menyentuh permukaan yang rata, bayi akan terangsang untuk berjalan. Jika bayi dipegang dan tulang keringnya menyentuh tepi meja, bayi akan memanjat ke meja (refleks penempatan tungkai).

6)        Refleks Leher Tonik Asimetris

Pada posisi telentang, jika kepala bayi menoleh ke satu arah, lengan di sisi tersebut akan ekstensi sedangkan lengan sebelahnya fleksi. Jika didudukkan tegak, kepala bayi pada awalnya akan terkulai ke belakang lalu bergerak ke kanan sesaat sebelum akhirnya menunduk ke depan.

 

 


BAB III

PENUTUP

 

A.          Kesimpulan

Adapatasi bayi baru lahir (BBL) adalah penyesuaian diri individu (BBL) dari keadaan yang sangat tergantung menjadi mandiri secara fisiologis.

Banyak perubahan yang akan dialami oleh bayi yang semula berada dalam lingkungan interna (dalam kandungan Ibu) yang hangat dan segala kebutuhannya terpenuhi (O2 dan nutrisi) ke lingkungan eksterna (diluar kandungan ibu) yang dingin dan segala kebutuhannya memerlukan bantuan orang lain untuk memenuhinya. Periode adaptasi ini disebut sebagai periode transisi, yaitu dari kehidupan di dalam rahim ke kehidupan di luar rahim. Periode ini berlagsung sampai 1 bulan atau lebih. Transisi yang paling nyata dan cepat terjadi adalah pada sistem pernafasan dan sirkulasi, sistem termoregulasi, dan dalam kemampuan mengambil serta menggunakan glukosa.

 

B.           Saran

1.      Setelah memahami tentang bayi baru lahir tentunya bisa dilakukan penerapan yang baik untuk dapat melakukan pemeriksaan yang spesifik pada bayi baru lahir sehingga dapat menetapkan diagnosis yang benar agar dapat dilakukan perawatan yang lebih intensif jika ditemukan adanya masalah.

2.      Semua tenaga kesehatan dapat bekerja sama untuk dapat memberikan perawatan yang benar terkait dengan bayi baru lahir.

 


DAFTAR PUSTAKA

 

Depkes RI.2003.Asuhan bayi baru lahir.Jakarta:Pusdiknakes-WHD-JHPIEGO

Deslidel, Hajjah. 2011. Asuhan Neonates Bayi Dan Balita. Jakarta : EGC

Helmi, Zairin Noor.2012.Buku Ajar Gangguan Muskuluskletal.Jakarta:Salemba Medika

Irianto, Kus. (2010). Struktur Dan Fungsi Tubuh Manusia Untuk Paramedis. Bandung : Yrama Widya

Keperawatan anak, 2008 : Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas

Perpustakaan nasional : Katalog dalam terbitan (KDT). 2001. Bayi Anda Tahun Pertama : Tip Bergambar Perawatan Bayi Tahap Demi Tahap. Jakarta : Arcan

Rochmah K. M., S.Pd, SKM; Elita Vasra, SST; Dahliana,SKM; Heni Sumastri, S.Pd. Panduan Belajar Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita : Jakarta EGC, 2011

No comments:

Post a Comment