Thursday 6 May 2021

MAKALAH ATEROSKLEROSIS

 

                                       

BAB I

PENDAHULUAN

 

1.1  Latar Belakang

Arteri adalah pembuluh darah yang membawa oksigen dan nutrisidari jantung ke anggota tubuh yang lain. Ciri-ciri arteri yang sehat yaitu fleksibel,kuat dan elastis. Lapisan permukaan dalamnya licin sehingga darah dapatmengalir tanpa batasan. Tetapi, suatu waktu, terlalu banyak tekanan padaarteri dapat menyebabkan dinding pembuluh darah menjadi tebal dan kaku,akhirnya akan membatasi darah yang mengalir ke organ dan jaringan..

Proses ini disebut arteriosclerosis atau pengerasan pembuluh arteri.Aterosklerosis adalah bentuk umum dari ateriosklerosis. Meskipun keduaistilah tersebut dalam aplikasinya dapat saling menggantikan. Aterosklerosismerupakan pengerasan pembuluh darah arteri yang disebabkan karena penumpukkan simpanan lemak (plak) dan substansi lainnya. Beberapa penelitianmenggambarkan perbedaan antara “ateriosklerosis“, “atherosclerosis“, andarteriolosklerosis“.

Dalam konteks ini, atherosklerosis digunakan ketika mengacu pada arteri utama yang lebih besar, dan arteriolosklerosisdigunakan ketika mengacu pada arteriol, sedangkan arteriosklerosis merupakan induk dari kedua terminologi di atas. Arteriosclerosis (pengerasan arteri utama)diakibatkan dari suatu simpanan yang tidak mudah rusak dan kolagen yang kaku di dalam dinding pembuluh darah di sekitar ateroma.

Hal ini meningkatkan kekakuan dan menurunkan elastisitas dinding arteri.Arteriolosklerosis (pengerasan arteri kecil, arteriol) adalah hasil dari penyimpanan kolagen, penebalan dinding otot dan penyimpanan protein( “hyaline“).Aterosklerosis adalah penyakit yang sangat progresif yangmenyebabkan mengerasnya pembuluh arteri karena sumbatan oleh kolesterolteroksidasi. Atherosklerosis ini tidak jarang sudah mulai terjadi sejak usia masih sangat muda. Proses mengerasnya pembuluh darah merupakan suatu proses yang berjalan perlahan-lahan namun pasti.Diperkirakan bahwa atherosclerosis berawal sebagai atheroma, yaitu tumor jinak (nonkanker) sel-sel otot polos di dalam dinding pembuluh darah. Sel-sel ini bermigrasi dari lapisan otot pada pembuluh darah ke posisi tepat di bawah lapisan endothel, sel-sel tersebut terus membelah diri dan membesar.

Kemudian,kolesterol dan lemak yang menumpuk di sel-sel otot polos abnormal ini membentuk plak. Plak terbentuk dari simpanan substansi lemak, kolesterol sisametabolisme sel, kalsium dan fibrin. Substansi-substansi ini dapat berkembang pada arteri sedang atau aorta. Kerusakan dinding pembuluh yang parah akibat terkena plak ini menjadi keras dan kehilangan elastisitasnya.Keadaan seperti ini disebut “pengerasan arteri“. Atherosklerosis bukanlah penyakit yang baru dikenal. Pembuluh darah mummi Mesir, lebih dari 3500tahun yang lalu, ternyata telah mengidap penyakit ini. Otopsi pertama yangdilakukan pada tahun 1931 menunjukkan adanya tanda-tanda pengapuran pada pembuluh koroner seorang wanita mummi wanita berusia 50 tahun. Otopsi pada200 serdadu yang mati muda dalam perang Korea menunjukkan 50 persenserdadu itu menunjukkan tanda-tanda pengapuran pada pembuluh koronernya walaupun mereka tidak mempunyai keluhan sama sekali. Di Amerika Serikat,46 persen dari anak muda yang mati karena kecelakaan lalu lintas ternyata sudah mengidap pengapuran koroner yang nyata, tetapi tetap tanpa gejala yang nyata.Jumlah penderita atherosklerosis di era globalisasi dan industrialisasi cenderung meningkat. Pada dekade terakhir ini penyakit jantung dan pembuluh darah yang didasari oleh atherosklerosis berkembang menjadi pembunuh utama di Indonesia. Dari penelitian menunjukkan, penyebabkematian dari penduduk dunia yang diteliti adalah jantung (42,9 persen),stroke (25,9 persen), penyakit paru dan asma (12,5 persen), kanker (5,4 persen),dan penyakit lain (kurang dari empat persen). Salah satu penyebab fenomena ini adalah pola hidup masyarakat yang tidak sehat .

 


BAB II

PEMBAHASAN

 

2.1    Definisi

Aterosklerosis jg dikenal sebagai penyakit Vaskuler arteriosclerotic / ASVD berasal dari bahasa Yunani: athero (yg berarti bubur / pasta) & sklerosis (indurasi & pengerasan). Aterosklerosis / pengerasan arteri adalah suatu kondisi arteri besar & kecil yg ditandai oleh deposit substansi berupa endapan lemak, trombosit, makrofag, leukosit, kolesterol, produk sampah seluler, kalsium & aneka substansi lainnya yg terbentuk di dlm lapisan arteri di seluruh lapisan tunika intima & akhirnya ke tunika media (www.medicastore.com).

Aterosklerosis mewujudkan/adalah proses yg berbeda. yg menyerang intima arteri besar & medium. Perubahan tersebut meliputi penimbunan lemak, kalsium. komponen darah, karbohidrat & jaringan fibrosa pada lapisan intima arteri. Penimbunan tersebut dikenal sebagai ateroma / plak. Oleh aterosklerosis mewujudkan/adalah penyakit arteri umum, maka kalau kita menjumpainya di ekstremitas, maka penyakit tersebut jg terdapat di bagian tubuh yg lain (Brunner & Suddarth, 2002).

Pertumbuhan ini dijuluki dgn plak. Plak tersebut berwarna kuning oleh mengandung lipid & kolesterol. Sudah diketahui bahwa aterosklerosis bukanlah suatu proses berkesinambungan, melainkan suatu penyakit dgn fase stabil & fase tak stabil yg silih berganti. Perubahan gejala-gejala klinik yg tiba-tiba & tak terduga berkaitan dgn rupture plak, walaupun rupture tak kerap kali diikuti gejala-gejala klinik. Seringkali rupture plak segera pulih, dgn cara inilah proses plak berlangsung (Hanafi, Muin R, & Harun, 1997).

Aterosklerosis ialah kondisi dimana terjadi penyempitan pembuluh darah dampak timbunan lemak yg berkembang/berubah naik dlm dinding pembuluh darah yg mau menghambat aliran darah. Aterosklerosis dapat terjadi pada arteri di otak, jantung, ginjal, & organ vital lainnya serta pada lengan & tungkai. Jika aterosklerosis terjadi didalam arteri yg menuju ke otak (arteri karoid) maka dapat terjadi stroke. Namun jika terjadi didalam arteri yg menuju kejantung (arteri koroner), maka dapat terjadi serangan jantung. Biasanya arteri yg amat kerap kali terkena ialah arteri koroner, aorta, & arteri-arteri serbrum.

Beberapa pengerasan dari arteri biasanya terjadi ketika seseorang semenjak tua. Namun sekarang bukan hanya pada manusia yg semenjak tua, tetapi jg pada kanak-kanak. Oleh munculnya bercak-bercak di dinding arteri koroner sudah menjadi fenomena alamiah yg tak kerap kali wajib terjadi lesi aterosklerosis terlebih dahulu.

 

2.2    Etiologi

Aterosklerosis bermula ketika sel darah putih yg dijuluki monosit, pindah dari aliran darah ke dlm dinding arteri & diubah menjadi sel-sel yg mengumpulkan bahan-bahan lemak. Pada saatnya, monosit yg terisi lemak ini mau terkumpul, menyebabkan bercak penebalan di lapisan dlm arteri.

Setiap daerah penebalan yg biasa dijuluki plak aterosklerotik / ateroma, terisi dgn bahan lembut seperti keju yg mengandung sejumlah bahan lemak, terutama kolesterol, sel-sel otot polos & sel-sel jaringan ikat. Ateroma dapat tersebar di dlm arteri sedang & jg arteri besar, tetapi biasanya mereka terbentuk di daerah percabangan, mungkin oleh turbulensi di daerah ini menyebabkan cedera pada dinding arteri, sehingga disini lebih mudah terbentuk ateroma.

Arteri yg terkena aterosklerosis mau kehilangan kelenturannya & oleh ateroma terus tumbuh, maka arteri mau menyempit. Lama-lama ateroma mengumpulkan endapan kalsium, sehingga ateroma menjadi rapuh & dapat pecah. & kemudian darah dapat masuk ke dlm ateroma yg sudah pecah, sehingga ateroma mau menjadi lebih besar & lebih mempersempit arteri.

Ateroma yg pecah jg dapat menumpahkan kandungan lemaknya & memicu pembentukan bekuan darah / trombus. Selanjutnya bekuan ini mau mempersempit bahkan menyumbat arteri, & bekuan darah tersebut mau terlepas & mengalir bersama aliran darah sehingga menyebabkan sumbatan di tempat lain (emboli).

Faktor risiko aterosklerosis dibedakan menjadi 2 yaitu, faktor risiko yg dapat diubah & tak dapat diubah:

 

 

 

a)      Dapat diubah

1.      Usia, pada manusia tua resiko terjadi atherosklerosis lebih cukup tinggi

Sebagai usia tubuh meningkatkan risiko aterosklerosis & / gaya hidup faktor genetik menyebabkan plak buat secara bertahap membangun di arteri pada pertengahan usia / lebih, plak cukup sudah membangun menyebabkan gejala-gejala / gejala-gejala, pada pria, risiko berkembang/berubah naik setelah usia 45, sedangkan pada wanita, risiko berkembang/berubah naik setelah usia 55.

2.      Jenis kelamin; pria memiliki resiko lebih cukup tinggi daripada wanita

3.      Ras

4.      Riwayat keluarga dgn Atherosklerosis

Risiko aterosklerosis berkembang/berubah naik jika ayah / saudara laki-laki didiagnosis dgn penyakit jantung sebelum usia 55 tahun, / jika ibu / saudara perempuan didiagnosis dgn penyakit jantung sebelum usia 65 tahun tetapi walaupun usia & riwayat keluarga penyakit jantung dini faktor risiko, 1tu tak berarti bahwa Anda mau mengembangkan atherosclerosis jika Anda memiliki satu / keduanya. Membuat perubahan gaya hidup & / mengambil obat-obatan buat mengobati faktor risiko lainnya seringkali dapat mengurangi pengaruh genetik & mencegah aterosklerosis dari berkembang, bahkan pada manusia dewasa yg lebih tua.

b)      Tak dapat diubah

1.      Mayor

a)      Peningkatan lipid serum

b)      Hipertensi

c)      Merokok; pada manusia-manusia yg sebelumnya sudah memiliki resiko cukup tinggi buat menderita penyakit jantung, merokok sangatlah berbahaya oleh:

1)         Merokok dapat mengurangi kadar kolesterol HDL & meningkatkan kadar kolesterol LDL.

2)         Merokok menyebabkan bertambahnya kadar karbon monoksida di dlm darah, sehingga meningkatkan resiko terjadinya cedera pada lapisan dinding arteri.

3)         Merokok mau mempersempit arteri yg sebelumnya sudah menyempit oleh atherosklerosis, sehingga mengurangi jumlah darah yg hingga ke jaringan.

4)         Merokok meningkatkan kecenderungan darah buat membentuk bekuan, sehingga meningkatkan resiko terjadinya arteri perifer, penyakit arteri coroner, stroke & penyumbatan suatu arteri cangkokan setelah pembedahan.

d)     Gangguan toleransi glukosa

e)      Diet cukup tinggi lemak jenuh, kolesterol & kalori

2.      Minor

a.       Gaya hidup yg minus gerak

b.      Stress psikologik

c.       Tipe kepribadian

 

2.3    Patofisiologi

Dampak langsung aterosklerosis pada arteri meliputi penyempitan (stenosis) lumen, obstruksi oleh trombosis, aneurisma (dilatasi abnormal pernbuluh darah), ulkus & ruptur. Dampak tak langsungnya ialah malnutrisi & fibrosis organ yg disuplai oleh arteri yg sklerotik tersebut. Semua sel yg berfungsi aktif membutuhkan suplai darah yg kaya mau nutrisi & oksigen & peka terhadap setiap penurunan suplai nutrisi tersebut. Kalau penurunan tersebut berat & permanen, sel-sel tersebut mau mengalami nekrosis (kematian sel dampak kekurangan aliran darah) & diganti oleh jaringan fibrosa yg tak membutuhkan banyak nutrisi.

Aterosklerosis terutama mengenai arteri utama sepanjang. percabangan arteri dlm aneka tataran keparahannya, biasanya berwujud bercak-bercak. Cabang arteri biasanya hanya terkena pada bagian bifurcation.

Aterosklerosis dimulai ketika kolesterol berlemak tertimbun di intima arteri besar. Timbunan ini, dinamakan ateroma / plak mau mengganggu absorbsi nutrien oleh sel-sel endotel yg menyusun lapisan dinding dlm pembuluh darah & menyumbat aliran darah oleh timbunan ini menonjol ke lumen pembuluh darah. Endotel pembuluh darah yg terkena mau mengalami nekrotik & menjadi jaringan parut, selanjutnya lumen menjadi semakin sempit & aliran darah terhambat. Pada lumen yg menyempit & berdinding kasar, mau cenderung terjadi pembentukan bekuan darah, hal ini menjelaskan bagaimana terjadinya koagulasi intravaskuler, diikuti oleh penyakit tromboemboli

 

2.4    Manifestasi klinik

Manifestasi klinik dari proses aterosklerosis kompleks ialah penyakit jantung koroner, stroke bahkan kematian. Sebelum terjadinya penyempitan / penyumbatan mendadak, aterosklerosis tak menimbulkan gejala-gejala. Gejalanya tergantung dari lokasi terbentuknya, sehinnga dapat berupa gejala-gejala jantung, otak, tungkai / tempat lainnya. Jika aterosklerosis menyebabkan penyempitan arteri yg sangat berat, maka bagian tubuh yg diperdarahinnya tak mau mendapatkan darah dlm jumlah yg memadai, yg mengangkut oksigen ke jaringan.

Gejala-gejala awal dari penyempitan arteri dapat berupa nyeri / kram yg terjadi pada saat aliran darah tak dapat mencukupi kebutuhan oksigen. Yg khas gejala-gejala aterosklerosis timbul secara perlahan, sejalan dgn terjadinya penyempitan arteri oleh ateroma yg jg berlangsung secara perlahan. Tetapi jika penyumbatan terjadi secara tiba-tiba (misalnya jika sebuah bekuan menyumbat arteri) maka gejalanya mau timbul secara mendadak.

 

Gejala & Gejala-gejala

  1. Klaudikasio intermiten
  2. Impotensi / gangguan ereksi
  3. Nyeri istirahat (sewaktu malam)
  4. Denyut arteri minus kuat, dinding arteri keras
  5. Bising jantung (murmur)
  6. Hipotrofia otot tungkai
  7. Ujung ekstremitas pucat, sianosis, dingin, kelainan trofik, hilang bulunya, atrofi kulit
  8. Nekrosis / gangren

2.5    Stadium aterosklerosis

Penyakit sumbatan arteri ialah gangguan aliran arteri yg kronik yg kerap kali diketemukan & biasanya memerulukan tindakan bedah. Penggolongannya didasarkan pada letak, luasnya sumbatan serta ukuran arteri. Beratnya insuffisiensi aliran darah diarteri ekstrimitas bawah dibedakan dlm stadium menurut fontaine.

Pada stadium I perfusi jaringan masih cukup, walaupun terdapat penyempitan arteri. Pada stadium II perfusi ke otot intermiten yaitu nyeri pada otot ekstrimitas bawah yg timbul ketika berjalan yg memeaksakan berhenti berjalan. Nyeri hilang kalau penderita istirahat. Gejala-gejala ini mengurangi penggunaan otot sehingga jarak tempuh dlm berjaln tak dapat melampaui jarak tertentu. Pada stadium III perfusi sudah tak memadai saat istirahat. Pada stadium IV sudah terjadi iskemia yg mengakibatkan nekrosis, kelainan tropik kulit, / gangguan penyembuhan lesi kulit.

 

Stadium

 

Stadium

I

 

II

III

IV

Asimptomatik / gejala-gejala tak khas (semutan, geringgingan)

Klaudikasio intermiten (sehingga jarak tempuh memendek)

Nyeri saat beristirahat

Manisfestasi kerusakan jaringan oleh anoksia (sekresi, ulkus)

 

2.6    Pemeriksaan diagnostik

Sebelum terjadinya komplikasi, aterosklerosis mungkin tak mau terdiagnosis. Sebelum terjadinya komplikasi, terdengarnya bruit (suara meniup) pada pemeriksaan dgn stetoskop dapat mewujudkan/adalah petunjuk dari aterosklerosis. Denyut nadi pada daerah yg terkena dapat berkurang. Pemeriksaan yg dapat dikerjakan buat mendiagnosis aterosklerosis:

  1. ABI (ankle-brachial index), dikerjakan pengukuran tekanan darah di pergelangan kaki & lenga
  2. Pemeriksaan Doppler di daerah yg terkena
  3. Skening ultrasonik Duplex
  4. CT scan di daerah yg terkena
  5. Arteriografi resonansi magnetik
  6. Arteriografi di daerah yg terkena
  7. IVUS (intravascular ultrasound)

 

2.7    Penatalaksanaan medis

a)      Penatalaksanaan Medik

Pada tataran tertentu, tubuh mau melindungi dirinya dgn membentuk pembuluh darah baru di daerah yg terkena. Dapat diberikan obat-obatan buat menurunkan kadar lemak & kolesterol dlm darah seperti kolestiramin, kolestipol, asam nikotinat, gemfibrozil, probukol, & lovastatin. Buat mengurangi resiko terbentuknya bekuan darah, dapat diberikan obat-obatan seperti aspirin, ticlopidine & clopidogrel / anti-koagulan.

Sebentar angioplasti balon dikerjakan buat meratakan plak & meningkatkan aliran darah yg lewat endapan lemak. Enarterektomi mewujudkan/adalah suatu pembedahan buat mengangkat endapan. Pembedahan bypass mewujudkan/adalah prosedur yg sangat invasif, dimana arteri / vena yg normal dari penderita diberdayakan buat membuat jembatan guna menghindari arteri yg tersumbat.

b)      Penatalaksanaan Keperawatan

Mengajarkan tekhnik relaksasi (pernafasan dlm) & distraksi buat mengurangi rasa nyeri pada dada dampak terjadi sumbatan pada arteri koronaria. Menganjurkan buat mengonsumsi makanan yg rendah kolesterol, cukup tinggi protein & makanan yg kaya mau serat.

 


BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

 

3.1    Pengkajian

1.      Identitas  klien : selain nama klien, jg orangtua; umur, alamat, asal kota & daerah.

2.      Riwayat kesehatan

a)      Keluhan utama: penyebab utama klien hingga dibawa ke rumah sakit.

b)      Riwayat penyakit sekarang: gejala & gejala-gejala klinis aterosklerosis, gejala-gejala yg mudah diamati ialah nyeri dada yg hilang saat istirahat.

c)      Riwayat penyakit dahulu: buat mengidentifikasi adanya faktor-faktor penyulit / faktor yg membuat kondisi pasien menjadi lebih parah kondisinya.  Komplikasi dari penyakit terdahulu dapat menjadi pertimbangan dlm penanganan aterosklerosis. Adanya penyakit hipertensi, ataupun penyakit kardiovaskuler lain dapat dipertimbangkan pengaruhnya terhadap terjadinya aterosklerosis.

d)     Riwayat penyakit keluarga: adakah penyakit yg diderita oleh anggota keluarga yg mungkin ada hubungannya dgn penyakit klien sekarang.

3.      Pola fungsi kesehatan

a)      Pola nutrisi-metabolik.

Kehilangan nafsu makan. Pada awal kejadian adanya mual / muntah (adanya peningkatan intra kranial) kehilangan senasai pada lidah, dagu, tenggorokan & gangguan menelan.

b)      Pola eliminasi

Adanya perubahan pola eliminasi, anuria, inkontensia urine, distensi abdomen, tak ada bising usus ( illeus paralitik ).

c)      Pola aktifitas-latihan

Adanya kesukaran terhadap aktivitas oleh kelemahan, kehilangan sensasi / paralysis / hemiplegi, mudah lelah.

d)     Pola tidur & istirahat

Kesukaran buat istirahat oleh kelemahan secara umum & gangguan penglihatan.

e)      Pola sensorik

Adanya sinkop / pusing, nyeri kepala menurunnya penglihatan / kekaburan pandangan, gangguan penciuman / perabaan / sentuhan menurun terutama pada daerah luka & ekstremitas, status mental, koma, ekstremitas lemah / paralisis, tak dapat menggenggam, paralisis wajah, tak dapat bicara, berkomunikasi secara verbal, kehilangan pendengaran, penglihatan, sentuhan, refleks pupil, & dilatasi.

f)       Pola kenyamanan

Munculnya nyeri dada yg tiba-tiba yg tak hilang dgn beristirahat / dgn dgn nitrogliserin. Lokasi nyeri dada bagian depan substerbnal yg mungkin menyebar hingga ke lengan, rahang & wajah. Karakteristik nyeri dapat di katakan sebagai rasa nyeri yg pernah dialami.Sebagai dampak nyeri tersebut mungkin di dapatkan wajah yg menyeringai, perubahan postur tubuh, menangis, penurunan kontak mata ,perubahan irama jantung, ECG (Elektokardiograf), tekanan darah, respirasi & warna kulit serta tataran kesadaran.

g)      Pola respirasi

Dispnea dgn / tiada aktifitas, batuk produktif, riwayat perokok dgn penyakit pernafasan kronis. Pada pemeriksaan mungkin di dapatkan peningkatan respirasi, pucat / cyanosis, suara nafas crakcles / wheezes / jg vesukuler. Sputum jernih / jg merah muda/pink tinged.

h)      Pola interaksi sosial

Stress, kesulitan dlm beradaptasi dgn stresor, emosi yg tak terkontrol.

i)        Pola pengetahuan

j)        Riwayat di dlm keluarga ada yg menderita penyakit jantung, diabetes, stroke, hipertensi, perokok.

4.      Pemeriksaan fisik, fokus pada sistem kardiovaskuler & sistem respirasi

Pemeriksaan gejala-gejala vital TD, Nadi, RR & Suhu penting dikerjakan buat mengetahui gejala awal dari ketidakstabilan hemodinamik tubuh, gambaran dari gejala vital yg tak stabil mewujudkan/adalah indikasi dari peningkatan / penurunan kondisi perfusi jaringan & kegagalan jantung dlm berkontraksi.

a)         Keluhan / adanya nyeri: Pada identifikasi nyeri butuh dikaji lebih dlm seberapa besar nyeri muncul, lokasi & sifat nyeri termasuk penjalaran dari nyeri yg muncul sehingga dapat diklasifikasikan daerah/area yg mengalami aterosklerosis. Adanya nyeri yg terkaji dapat menjadi patokan, didaerah mana kira-kira lokasi yg mengami penyumbatan & setelah 1tu butuh di identifikasi kembali dgn beberapa pemeriksaan penunjang buat membuktikan & mempertegas kondisi pasien.

b)        Pemeriksaan gejala-gejala vital

Gejala-gejala vital mewujudkan/adalah pemeriksaan fisik yg sangat penting dikerjakan oleh adanya perubahan gejala-gejala vital menunjukkan kelainan sirkulasi dlm sistem sistemik tubuh. Dgn asumsi penurunan kontraktilitas otot-otot jantung, maka denyut nadi mau menurun & jg tekanan darah naik lama kelamaan mau menurun oleh penurunan cardiac output. Oleh oleh 1tu pengkajian terhadap gejala-gejala vital sangat butuh dikerjakan sebagai indikasi awal adanya kelainan sistemik tubuh.

c)         Pemantauan Hemodinamik

Disamping pemantauan TTV, butuh jg haru dikaji sistem hemodinamik tubuh, oleh adanya perubahan curah jantung, maka sirkulasi jg mau  berkurang, demikian jg cairan & keseimbangan cairan mau berpengaruh terhadap tekanan hemodinamik tubuh

d)        Pemantaun perubahan penampakan & temperature kulit

1)      Aliran darah yg tak memadai mengakibatkan ekstremitas dingin

2)      Rubor terlihat dlm 20 menit hingga 2 menit setelah ektremitas tergantung & mewujudkan/adalah petunjuk adanya kerusakan arteri dimana pembuluh darah tak mampu berkonstruksi.

3)      Sianosis

4)      Rambut hilang

5)      Kuku rapuh

6)      Kulit kering

7)      Atropi & ulserasi

8)      Edema bilateral / unilateral

5.      Pemeriksaan penunjang

a)      Pemeriksaan ECG (Electrocardiogram)

ECG bermanfaat dlm mengidentifikasi iskemia miokardium, apalagi dlm kondisi istirahat. Adanya gambaran depresi S-T / horizontal 1mm / lebih diluar titik J, memiliki sifat khas, walaupun tak patognomonik iskemia kardium. Gambaran lain dari adanya kelainan ECG mencakup perubahan gelombang ST-T nonspesifik, kelambatan hantaran atrioventrikularis & intraventrikel serta aritmia memiliki sifat non spesifik buat penyakit jantung koroner aterosklerotik.

b)      Laboratorium darah

Lipid darah (lemak) bahwa sudah diketahui bahwa hiperlipidemia ialah suatu faktor penting dlm pertumbuhan aterosklerosis koronaria. Demikian jg peningkatan kadar gula darah yg diatas rata-rata, hal ini menunjukkan adanaya risk factor lain yg dapat menyebabkan aterosklerosis.

1)      Elektrolit: ketidakseimbangan dapat mempengaruhi konduksi & dapat mempengaruhi kontraktilitas, contoh: hipokalemia / hiperkalemia.

2)      Sel darah Putih (SDP): leukosit (10.000-20.000) biasanya tampak sehubungan dgn proses inflamasi.

3)      Kecepatan sedimentasi: apabila berkembang/berubah naik maka menunjukkan adanya inflamasi.

4)      Kimia: mungkin normal tergantung abnormalitas fungsi / perfusi organ akut / kronis.

5)      Kolesterol / trigeliserida serum: berkembang/berubah naik, menunjukkan arteriosclerosis.

c)      Pemeriksaan dgn Echokardiografi

Pemeriksaan penunjang lain yaitu pemeriksaan echo-kardiografi, dari pemeriksaan ini dapta dilihat lokasi penyumbatan & berapa besar tataran aliran darah yg mengaliri koroner & jantung, & dilihat jg seberapa besar adanya penyumbatan aliran tersebut. Dari hasil echo yg dapat memotret dari 3 dimensi memungkinkan diagnosa & tindakan yg mau dikerjakan mau tepat sasaran.

d)     Angiografi koroner

Menggambarkan penyempitan / sumbatan arteri koroner & biasanya dikerjakan sehubungan dgn pengukuran tekanan serambi & mengkaji fungsi ventrikel kiri (fraksi ejeksi).

e)      Pemeriksaan Photo thorak

Hasil, mungkin normal / menunjukkan pembesaran jantung didug gagal jantung koroner / aneurisme ventrikuler. Pemeriksaan ini disamping buat mengetahui seberapa besar adanya pembesaran jantung, jg buat mengetahui & mengidentifikasi gangguan sistem respirasi terutama paru. Dgn adanya photo thorak dapat diketahui secara dini adanya pneumonia / infeksi lain sehingga faktor penyulit tersebut dapat dicegah & ditangani dgn cepat.

 

3.2    Diagnosa keperawatan

1.      Kalau mengenai jaringan perifer

a)         Ketidakefektifan perfusi jaringan berhubungan dgn gangguan pertukaran.

b)        Nyeri berhubungan dgn gangguan kemampuan pembuluh darah menyuplai oksigen ke jaringan.

c)         Risiko kerusakan integritas kulit berhubungan dgn gangguan sirkulasi.

2.      Kalau dikerjakan pembedahan

a)      Pra pembedahan

1)      Ansietas berhubungan dgn rencana pembedahan yg kompleks.

b)      Post pembedahan

1)      Nyeri akut berhubungan dgn diskontinuitas jaringan / saraf-saraf dampak luka operasi.

2)      Risiko infeksi berhubungan dgn adanya port de entry dampak luka operasi (pembedahan)

3)      Risiko kerusakan integritas kulit berhubungan dgn luka operasi

 

3.      Kalau dianjurkan modifikasi gaya hidup

a)       Minus pengetahuan berhubungan dgn minus informasi mengenai sumber- sumber informasi

 

3.3    Intervensi

1.      Kalau mengenai jaringan perifer

a)      Ketidakefektifan perfusi jaringan berhubungan dgn gangguan pertukaran.

Tujuan NOC:

1)      Denyut proksimal & perifer distal kuat & simetris

2)      Suhu ekstremitas hangat

3)      Tataran sensasi normal

Intervensi NIC:

1)      Rendahkan ekstremitas

Rasional : buat meningkatkan sirkulasi arteri dgn tepat.

2)      Tinggikan anggota badan lebih cukup tinggi dari jantung

Rasional : buat meningkatkan aliran darah balik vena

3)      Anjurkan latihan rentang gerak aktif / pasif selama tirah baring

Rasional : buat mencegah terjadinya perubahan integritas kulit.

4)      Pantau penggunaan alat yg panas / dingin, seperti bantalan pansa, botol berisi air panas, & kantung es.

Rasional : suhu yg terlalu ekstrim dapat

5)      Anjurkan pasien buat tak menyilangkan kaki

Rasional : pencegahan terhadap adanya statis vena

b)      Nyeri berhubungan dgn gangguan kemampuan pembuluh darah menyuplai oksigen ke jaringan

Tujuan NOC:

1)      Pasien mau mengenali faktor penyebab & memanfaatkan tindakan buat mencegah nyeri

2)      Pasien mau melaporkan kesejahteraan fisik & psikologis

3)      Pasien mau melaporkan nyeri pada penyedia perawatan kesehatan

4)      Pasien dapat mempertahankan tataran nyeri

Intervensi NIC:

1)      Kaji nyeri yg komprehensif pada pasien

2)      Berikan informasi tentang nyeri kepada pasien & keluarga

3)      Ajarkan penggunaan tekhnik nonfarmakologi sebelum, & selama aktivitas yg menyakitkan

4)      Kolaborasi dlm pemberian analgesia

5)      Kendalikan faktor lingkungan yg dapat mempengaruhi respon pasien terhadap ketidaknyamanan.

c)      Risiko kerusakan integritas kulit berhubungan dgn gangguan sirkulasi

Tujuan NOC:

1)      Kulit utuh, warna normal

2)      Tak ada nyeri ekstremitas yg terlokalisasi

Intervensi NIC:

1)      Lakukan penilaian sirkulasi perifer yg komprehensif (misalnya cek nadi perifer, edema, pengisian kapiler, warna kulit, & suhu ekstremitas)

Rasional : buat mengetahui adanya peningkatan sirkulasi arteri & vena.

2)      Pantau kulit dari adanya perubahan integritas kulit.

Rasional : pencegahan, meminimalkan cedera, / rasa tak nyaman pada pasien.

3)      Hindari trauma kimia, mekanik / panas yg melibatkan ekstremitas

2.      Kalau dikerjakan pembedahan

a)            Pra pembedahan

Ansietas berhubungan dgn rencana pembedahan yg kompleks.

Tujuan NOC:

1)      Tak ada manifestasi kecemasan secara fisik

2)      Tak ada gangguan persepsi sensori

3)      Pasien dapat mengomunikasikan kebutuhan & perasaan negatif secara tepat

 

 

 

Intervensi NIC:

1)      Kaji tataran ansietas yg terjadi

2)      Jelaskan prosedur pembedahan secara sederhana sesuai tataran pemahaman pasien & keluarga

3)      Beri dorongan kepada pasien buat mengungkapkan pikiran & perasaan buat mengeksternalisasikan ansietas

4)      Kurangi rangsangan yg berlebihan dgn menyediakan lingkungan yg tenang.

5)      Diskusikan ketegangan & harapan pasien

b)            Post pembedahan

1)      Nyeri akut berhubungan dgn diskontinuitas jaringan / saraf-saraf dampak luka operasi.

Tujuan NOC:

a.       Pasien mampu mengenali faktor penyebab & memanfaatkan tindakan buat mencegah nyeri

b.      Pasien mampu melaporkan nyeri pada penyedia perawatan kesehatan

c.       Pasien mampu menunjukkan tekhnik relaksasi secara individual yg efektif buat mencapai kenyamanan.

Intervensi NIC:

a.       Kaji nyeri yg komprehensif pada pasien

b.      Berikan informasi tentang nyeri kepada pasien & keluarga

c.       Ajarkan penggunaan tekhnik nonfarmakologi sebelum, & selama aktivitas yg menyakitkan

d.      Kolaborasi dlm pemberian analgesia

2)      Risiko infeksi berhubungan dgn adanya port de entry dampak luka operasi (pembedahan)

Tujuan NOC:

a.       Terbebas dari gejala / gejalainfeksi

b.      Pasien mau melaporkan gejala / gejala-gejala infeksi serta mengikuti prosedur & pemantauan

 

Intervensi NIC:

a.       Pantau gejala & gejala-gejala infeksi

b.      Jelaskan hal-hal yg wajib dihindari agar luka tak terinfeksi

c.       Ajarkan kepada pasien & keluarga tentang rawat luka dgn tekhnik sepsis & asepsis

d.      Kolaborasi dlm pemberian antibiotika

3)      Risiko kerusakan integritas kulit berhubungan dgn luka operasi

Tujuan NOC:

a.       Menunjukkan rutinitas perawatan kulit yg efektif

b.      Mengingesti makanan secara adekuat buat meningkatkan integritas kulit

Intervensi NIC:

a.       Pantau gejala-gejala kerusakan integritas kulit

b.      Anjurkan buat kerap kali menjaga agar luka tetap kering & bersih

c.       Anjurkan diet dgn makanan bergizi cukup tinggi & suplemen vitamin

d.      Kolaborasi obat buat mempercepat pertumbuhan jaringan kulit

3.      Kalau dianjurkan memodifikasi gaya hidup

a)      Minus pengetahuan berhubungan dgn minus informasi mengenai sumber-sumber informasi.

Tujuan NOC:

1)      Berpartisipasi dlm proses belajar

2)      Mengungkapkan pemahaman tentang kondisi / prognosis & aturan terapeutik

3)      Memulai perubahan gaya hidup yg diperlukan

Intervensi NIC:

1)      Diskusikan kondisi patologis yg khusus & kekuatan pada individu.

Rasional: membantu dlm membangun harapan yg realistis & meningkatkan pemahaman terhadap kondisi & kebutuhan saat ini

2)      Sarankan pasien menurunkan / membatasi stimulasi lingkungan terutama selama kegiatan berfikir

Rasional: stimulasi yg beragam dapat memperbesar gangguan proses berfikir

3)      Identifikasi faktor-faktor resiko secara individual (seperti hipertensi, kegemukan, merokok, aterosklerosis, memanfaatkan kontrasepsi oral)

Rasional: meningkatkan kesehatan secara umum & mungkin menurunkan resiko kambuh.

 

3.4    Implementasi

Menurut Patricia A. Potter (2005), Implementasi mewujudkan/adalah pelaksanaan dari rencana tindakan keperawatan yg sudah disusun / diketemukan, yg bertujuan buat memenuhi kebutuhan pasien secara optimal dapat terlaksana dgn baik dikerjakan oleh pasien 1tu sendiri ataupun perawat secara mandiri & jg dapat bekerjasama dgn anggota tim kesehatan lainnya seperti ahli gizi & fisioterapis. Perawat memilih intervensi keperawatan yg mau diberikan kepada pasien.

Berikut ini metode & langkah persiapan buat mencapai tujuan asuhan keperawatan yg dapat dikerjakan oleh perawat :

  1. Memahami rencana keperawatan yg sudah ditentukan
  2. Menyiapkan tenaga & alat yg diperlukan
  3. Menyiapkan lingkungan terapeutik
  4. Membantu dlm melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari
  5. Memberikan asuhan keperawatan langsung
  6. Mengkonsulkan & memberi penyuluhan pada klien & keluarganya.

Implementasi membutuhkan perawat buat mengkaji kembali kondisi klien, menelaah, & memodifikasi rencana keperawatn yg sudah ada, mengidentifikasi area dimana bantuan dibutuhkan buat mengimplementasikan, mengkomunikasikan intervensi keperawatan.

Implementasi dari asuhan keperawatan jg membutuhkan pengetahuan tambahan keterampilan & personal. Setelah implementasi, perawat menuliskan dlm catatan klien deskripsi singkat dari pengkajian keperawatan. Prosedur spesifik & respon klien terhadap asuhan keperawatan / jg perawat dapat mendelegasikan implementasi pada tenaga kesehatan lain termasuk memastikan bahwa manusia yg didelegasikan terampil dlm tugas & dapat menjelaskan tugas sesuai dgn standar keperawatan.

 

3.5    Evaluasi

1.      Kalau mengenai jaringan perifer

a)      Ketidakefektifan perfusi jaringan: suplai darah arteri ke ekstremitas berkembang/berubah naik (teraba hangat, warna kemerahan / tak pucat).

b)      Nyeri: pasien mengalami penurunan nyeri & memanfaatkan analgetik dgn baik.

c)      Risiko kerusakan integritas kulit: integritas kulit terjaga, tak terjadi trauma & iritasi kulit.

2.      Kalau dikerjakan pembedahan

a)      Pra pembedahan:

Ansietas: gejala & gejala-gejala ansietas menurun.

b)      Post pembedahan:

1)      Nyeri akut: nyeri pasca bedah terkontrol.

2)      Risiko infeksi: infeksi luka operasi tak terjadi.

3)      Risiko kerusakan integritas kulit: kulit tampak terawat baik, integritas kulit terjaga.

3.      Kalau dianjurkan modifikasi gaya hidup

a)      Minus pengetahuan: pemahaman pasien berkembang/berubah naik, pasien menunjukkan mengikuti anjuran modifikasi gaya hidup dgn baik.


BAB IV

PENUTUP

 

4.1    Kesimpulan

Dari beberapa pengertian aterosklerosis, penulis mencoba menyimpulkan pengertian dari aterosklerosis. Aterosklerosis adalah penyakit yang disebabkan oleh sempitnya pembuluh darah akibat timbunan lemak yang meningkat di dinding pembuluh darah sehingga aliran darah menjadi tersumbat. Timbunan tersebut bukan hanya lemak tetapi ada juga substansi lain berupa trombosit, makrofag, leukosit, produk sampah seluler, kalsium dan lain-lain.

Awalnya seluruh endapan lemak terbentuk di dalam lapisan arteri.di seluruh lapisan tunika intima dan akhirnya ke tunika media. Pertumbuhan ini disebut dengan plak.

Aterosklerosis bisa terjadi pada otak, jantung, ginjal, dan organ vital lainnya serta pada lengan dan tungkai. Jika terjadi pada arteri koroner menuju jantung, akan mengakibatkan serangan jantung. Namun jika terjadi pada arteri karoid menuju otak, akan mengakibatkan stroke.

Penyakit ini adalah penyakit dengan fase stabil dan fase tidak stabil yang silih berganti. Perubahan gejala kliniknya tiba-tiba dan tidak terduga berkaitan dengan rupture plak.

Ada 7 resiko terjadinya peningkatan aterosklerosis, yaitu: tekanan darah tinggi, kadar kolesterol tinggi, perokok, diabetes (kencing manis), kegemukan (obesitas), malas berolah raga, dan usia lanjut.

Perubahan patologis yang terjadi pada pembuluh yang mengalami kerusakan dapat diringkaskan sebagai berikut: dalam tunika intima timbul endapan lemak dalam jumlah kecil yang tampak bagaikan garis lemak, penimbunan lemak, terutama betalipoprotein yang mengandung banyak, kolesterol pada tunika intima dan tunika media bagian dalam, lesi yang diliputi oleh jaringan fibrosa menimbulkan plak fibrosis, timbul ateroma atau kompleks plak aterosklerotik yang terdiri dari lemak, jaringan fibrosa, kolagen, kalsium, debris seluler dan kapiler, Perubahan degeneratif dinding arteria.

Pemeriksaan yang dapat dilakukan terhadap klien untuk mengetahui ada tidaknya aterosklerosis yaitu dengan cara: ABI (ankle-brachial index), dilakukan pengukuran tekanan darah di pergelangan kaki dan lengan, pemeriksaan doppler di daerah yang terkena, skening ultrasonik duplex, CT scan di daerah yang terkena, arteriografi resonansi magnetik, arteriografi di daerah yang terkena, IVUS (intravascular ultrasound).

 


DAFTAR PUSTAKA

 

Diana. 2013. Coronary Atherosclerosis. http://dhintea. blogspot.com/2013/09/coronary-atherosclerosis.html. Diakses tanggal

 

Fazha, Ira. 2011. Makalah Aterosklerosis Plus Askepnya. http://sitihadirah.blogspot.com/2011/04/makalah-aterosklerosis-plus-askepnya.html. Diakses tanggal

 

Rahayu, Rizky Destyowati Candra. 2012. Asuhan keperawatan Aterosklerosis. http://kumpulan-askep3209.blogspot.com/2012/06/asuhan keperawatan-aterosklerosis.html. Diakses tanggal

 

Ruhyanudin, Faqih. 2007. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dgn Gangguan Sistem Karidovaskuler. Malang: UMM Press

 

Sari, Ninda Nurmala. 2012. Aterosklerosis. http://kardiovaskularninda. blogspot.com/2012/02/aterosklerosis.html. Diakses tanggal

 

Wibowo, Angga. 2012. Asuhan Keperawatan Arteriosklerosis. http://anggahargustra.blogspot. com/2012/05/asuhan-keperawatan-arteriosklerosis.html. Diakses tanggal

 

Wiwik. 2014. Laporan Pendahuluan Asuhan keperawatan Arteriosklerosis. http://laporanpendahuluanaskep.blogspot.com/2014/09/laporan-pendahuluan-asuhan keperawatan.html. Diakses tanggal


KATA PENGANTAR

 

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia¬-Nya kepada penulis, sehingga penulis berhasil menyelesaikan makalah ini yang Alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul ”Asuhan Keperawatan Aterosklerosis “.

Harapan penulis semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga penulis dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini penulis akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh karena itu penulis harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin ya Rabbal ‘alamin.

 

 

Banda Aceh, 02 November 2015

 

Penyusun

 


DAFTAR ISI

 

 

KATA PENGANTAR................................................................................... ........ i

DAFTAR ISI.................................................................................................. ....... ii

 

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. ....... 1           

1.1  Latar Belakang............................................................................ ....... 1

 

BAB II PEMBAHASAN............................................................................... ....... 3           

2.1  Definisi........................................................................................ ....... 3

2.2  .Etiologi....................................................................................... ....... 4

2.3  Patofisiologi........................................................................................ 6

2.4  Manifestasi Klinis............................................................................... 7

2.5  Stadium asterosklorosis...................................................................... 8

2.6  Pemeriksaan diagnostik...................................................................... 8

2.7  Penatalaksaan medik........................................................................... 9

 

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN........................................................ ..... 10

3.1  Pengkajian................................................................................... ..... 10

3.2  Diagnosa Keperawatan............................................................... ..... 14

3.3  Intervensi Keperawatan.................................................................... 15

3.4  Implementasi .................................................................................... 19

3.5  Evaluasi............................................................................................. 20

 

BAB IV PENUTUP....................................................................................... ..... 21

4.1  Kesimpulan....................................................................................... 21

 

DAFTAR PUSTAKA  ....................................................................................... 23

 

No comments:

Post a Comment