Thursday 6 May 2021

ASKEP Prosedur Persiapan Pasien Pre Operatif & Post Operatif

 

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Tindakan operasi atau pembedahan merupakan pengalaman yang sulit bagi hampir semua pasien. Berbagai kemungkinan buruk bisa saja terjadi yang akan membahayakan bagi pasien. Maka tak heran jika sering kali pasien dan keluarganya menunjukkan sikap yang agak berlebihan dengan kecemasan yang mereka alami. Kecemasan yang mereka alami biasanya terkait dengan segala macam prosedur asing yang harus dijalani pasien dan juga ancaman terhadap keselamatan jiwa akibat segala macam prosedur pembedahan dan tindakan pembiusan. Perawat mempunyai peranan yang sangat penting dalam setiap tindakan pembedahan baik pada masa sebelum, selama maupun setelah operasi. Intervensi keperawatan yang tepat diperlukan untuk mempersiapkan klien baik secara fisik maupun psikis. Tingkat keberhasilan pembedahan sangat tergantung pada setiap tahapan yang dialami dan saling ketergantungan antara tim kesehatan yang terkait(dokter bedah,dokter anestasi dan perawat) di samping peranan pasien yang kooperatif selama proses perioperatif.

Ada 3 faktor penting yang terkait dalam pembedahan, yaitu :

Ø  Penyakit pasien,

Ø  Jenis pembedahan yang dilakukan

Ø  Pasien itu sendiri.

Dari ketiga faktor tersebut pasien merupakan hal yang paling penting, karena bagi penyakit tersebut tindakan pembedahan adalah hal yang baik/benar. Tetapi bagi pasien sendiri pembedahan mungkin merupakan hal yang paling mengerikan yang pernah mereka alami.  Mengingat hal tersebut diatas, maka sangatlah penting untuk melibatkan pasien dalam setiap langkah langkah perioperatif. Tindakan perawatan perioperatif yang berkesinambungan dan tepat akan sangat berpengaruh terhadap suksesnya pembedahan dan kesembuhan pasien.

B.     Tujuan

Menggambarkan prosedur perawatan pada pasien pre operatif

Menggambarkan prosedur perawatan pada pasien post operatif

BAB II

PEMBAHASAN

KEPERAWATAN PRE OPERATIF

A.    Pengertian

Perawatan pre operatif merupakan tahap pertama dari perawatan perioperatif yang dimulai sejak pasien diterima masuk di ruang terima pasien dan berakhir ketika pasien dipindahkan ke meja operasi untuk dilakukan tindakan pembedahan. Lingkup aktivitas keperawatan selama waktu tersebut dapat mencakup penetapan pengkajian dasar pasien ditatanan klinik atau di rumah, menjalani wawancara pre operatif, dan menyiapkan pasien untuk anestasi yang diberikan dan pembedahan. Bagaimanapun, aktivitas keperawatan mungkin dibatasi hingga melakukan pengkajian pasien pre operatif di tempat atau ruang operasi.

Persiapan pembedahan dapat dibagi 2 bagian, yang meliputi persiapan psikologi baik pasien maupun keluarga dan persiapan fisiologi(khusus pasien).

A.    Persiapan psikologi

Terkadang pasien dan keluarga yang akan menjalani operasi emosinya tidak stabil. Hal ini dapat disebabkan karena :

1.      Takut akan perasaan sakit, narkosa atau hasilnya.

2.      Keadaan social ekonomi dari keluarga.

Penyuluhan merupakan fungsi penting dari perawat pada fase pra bedah dan dapat mengurangi cemas pasien. Hal-hal dibawah ini penyuluhan yang dapat diberikan kepada pasien pra bedah.

1.      Penjelasan tentang peristiwa.

Informasi yang dapat membantu pasien dan keluarganya sebelum operasi :

a.       Pemeriksaan-pemeriksaan sebelum operasi (alasan persiapan).

b.      Hal-hal yang rutin sebelum operasi.

c.       Alat-alat khusus yang diperlukan

d.      Pengiriman ke ruang bedah.

e.       Ruang pemulihan.

2.      Kemungkinan pengobatan-pengobatan setelah operasi :

a.       Perlu peningkatan mobilitas sedini mungkin.

b.      Perlu kebebasan saluran nafas.

c.       Antisipasi pengobatan.

d.      Bernafas dalam dan latihan batuk

e.       Latihan kaki

f.       Mobilitas

g.      Membantu kenyamanan

B.     Persiapan fisiologi

1.      Diet

8 jam menjelang operasi pasien tidak diperbolehkan makan, 4 jam sebelum operasi pasien tidak diperbolehkan minum, (puasa) pada operasi dengan anastesi umum.

Pada pasien dengan anastesi local atau spinal anastesi makanan ringan diperbolehkan. Bahaya yang sering terjadi akibat makan/minum sebelum pembedahan antara lain :

·         Aspirasi pada saat pembedahan.

·         Mengotori meja operasi.

·         Mengganggu jalannya operasi.

2.      Persiapan perut

Pemberian lavement sebelum operasi dilakukan pada bedah saluran pencernaan atau pelvis daerah periferal. Untuk pembedahan pada saluran pencernaan dilakukan 2 kali yaitu pada waktu sore dan pagi hari menjelang operasi.

3.      Persiapan kulit

Daerah yang akan diopersi harus bebas dari rambut. Pencukuran dilakukan pada waktu malam menjelang operasi. Rambut pubis dicukur bila perlu, lemak dan kotoran harus terbebas dari daerah kulit yang akan dioperasi. Luas daerah yang dicukur sekurang-kurangnya 10-20 cm.

4.      Hasil pemeriksaan

Meliputi hasil laboratorium, foto rontgen, ECG, USG dll.

5.      Persetujuan operasi/informed consent

Izin tertulis dari pasien /keluarga harus tersedia.

C.     Latihan pre operasi

Berbagai latihan sangat diperlukan pada pasien sebelum operasi, hal ini sangat penting sebagai persiapan pasien dalam menghadapi kondisi pasca operasi, seperti : nyeri daerah operasi, batuk dan banyak lendir pada tenggorokan.


Latihan yang diberikan pada pasien sebelum operasi antara lain
:

1.      Latihan nafas dalam

Tujuan : meningkatkan ventilasi paru dan oksigenasi darah setelah anastesi umum.

Latihan nafas dalam dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

a)      Pasien tidur dengan posisi duduk atau setengah duduk (semifowler) dengan lutut ditekuk dan perut tidak boleh tegang.

b)      Letakkan tangan diatas perut.

c)      Hirup udara sebanyak-banyaknya dengan menggunakan hidung dalam kondisi mulut tertutup rapat.

d)     Tahan nafas beberapa saat (3-5 detik) kemudian secara perlahan-lahan, udara dikeluarkan sedikit demi sedikit melalui mulut.

e)      Lakukan hal ini berulang kali (15 kali).

f)       Lakukan latihan dua kali sehari praoperatif.

2.      Latihan batuk efektif

Tujuan :  untuk mengeluarkan lendir atau sekret tersebut.

Pasien dapat dilatih melakukan teknik batuk efektif dengan cara :

a.       Pasien condong ke depan dari posisi semifowler, jalinkan jari-jari tangan dan letakkan melintang diatas incisi sebagai bebat ketika batuk.

b.      Kemudian pasien nafas dalam seperti cara nafas dalam (3-5 kali).

c.       Segera lakukan batuk spontan, pastikan rongga pernafasan terbuka dan tidak hanya batuk dengan mengadalkan kekuatan tenggorokan saja karena bisa terjadi luka pada tenggorokan.

d.      Hal ini bisa menimbulkan ketidaknyamanan, namun tidak berbahaya terhadap incisi.

e.       Ulangi lagi sesuai kebutuhan.

f.       Jika selama batuk daerah operasi terasa nyeri, pasien bisa menambahkan dengan menggunakan bantal kecil atau gulungan handuk yang lembut untuk menahan daerah operasi dengan hati-hati sehingga dapat mengurangi guncangan tubuh saat batuk.

3.      Latihan Gerak Sendi

Tujuan : mempercepat proses penyembuhan dan memperlancar sirkulasi untuk mencegah stasis vena dan menunjang fungsi pernafasan optimal.

Intervensi ditujukan pada perubahan posisi tubuh dan juga Range of Motion (ROM). Latihan perpindahan posisi dan ROM ini pada awalnya dilakukan secara pasif namun kemudian seiring dengan bertambahnya kekuatan tonus otot maka pasien melakukan secara mandiri.

D.    Persiapan akhir sebelum operasi di kamar operasi.

1.      Mencegah cidera

Untuk melindungi pasien dari kesalahan identifikasi atau cidera perlu dilakukan hal tersebut dibawah ini :

·         Cek daerah kulit/ persiapan kulit dan persiapan perut (lavement).

·         Cek gelang identitas/ identifikasi pasien.

·         Lepas tusuk konde dan wig dan tutup kepala/ peci.

·         Lepas perhiasan

·         Bersihkan cat kuku

·         Kontak lensa harus dilepas dan diamankan.

·         Protesa (gigi palsu, mata palsu)harus dilepas.

·         Alat pendengaran boleh terpasang bila pasien kurang/ ada gangguan pendengaran.

·         Kaus kaki anti emboli perlu dipasang pada pasien yang beresiko terhadap tromboplebitis.

·         Kandung kancing harus sudah kosong.

·         Status pasien beserta hasil-hasil pemeriksaan harus dicek meliputi :

a)      Catatan persiapan kulit.

b)      Tanda-tanda vital

c)      Pemberian premedikasi

d)     Pengobatan rutin

e)      Data antropometri

f)       Informed consent

g)      Pemeriksaan lab

E.     Aktivitas keperawatan pada fasepre operatif

Pengkajian pra operatif di klinik.

1.      Melakukan pengkajian perioperatif awal

2.      Merencanakan metode penyuluhan yang sesuai dengan kebutuhan pasien.

3.      Melibatkan keluarga dalam wawancara.

4.      Memastikan kelengkapan pemeriksaan pra operatif

5.      Mengkaji kebutuhan pasien terhadap transportasi dan perawatan pascaoperatif.

Unit Bedah

1.      Melengkapi pengkajian preoperatife.

2.      Mengkoordinasi penyuluhan pasien dengan staf keperawatan yang lain.

3.      Menjelaskan fase-fase dalam periode perioperatif dan hal-hal yang diperkirakan terjadi.

4.      Membuat rencana asuhan.

Ruang Operatif

1.      Mengkaji tingkat kesadaran pasien.

2.      Menelaah lembar observasi pasien.

3.      Mengidentifikasi pasien.

4.      Memastikan daerah pembedahan.

Perencanaan

1.      Menentukan rencana asuhan.

2.      Mengkoordinasi pelayanan dan sumber yang sesuai.

Dukungan psikologis

1.      Menceritakan pada pasien apa yang terjadi.

2.      Menentukan status psikologis

3.      Memberikan peringatan akan stimuli nyeri.

4.      Mengkomunikasikan status emosional pasien pada anggota tim kesehatan yang lain.

 

KEPERAWATAN POST OPERATIF

A.    pengertian

Perawatan post operasi merupakan tahap lanjutan dari perawatan pre dan intra operatif yang dimulai saat klien diterima di ruang pemulihan / pasca anaestesi dan berakhir sampai evaluasi selanjutnya.

B.     Aktivitas keperawatan pada fase post operatif

Pengkajian post operatif di ruang pemulihan.

1.      Menentukan respon langsung pasien terhadap intervensi pembedahan.

Unit Bedah

1.      Mengevaluasi efektifitas dari asuhan keperawatan di ruang operasi.

2.      Menentukan tingkat kepuasan pasien dengan asuhan yang diberikan selama periode perioperatif.

3.      Mengevaluasi produk-produk yang digunakan pada pasien diruang operasi.

4.      Menentukan status psikologis pasien.

5.      Membantu dalam perencanaan pemulangan.

 

 

Di rumah/ klinik

1.      Gali persepsi pasien tentang pembedahan dalam kaitannya dengan agens anastesi, dampak pada citra tubuh, penyimpangan, imobilisasi.

2.      Tentukan persepsi keluarga tentang pembedahan.

C.     petunjuk perawatan / observasi diruang pemulihan :

  1. Posisi kepala pasien lebih rendah dan kepala dimiringkan pada pasien dengan pembiusan umum, sedang pada pasein dengan anaesthesi regional posisi semi fowler.
  2. Pasang pengaman pada tempat tidur.
  3. Monitor tanda vital : TN, Nadi, respirasi / 15 menit.
  4. Penghisapan lendir daerah mulut dan trakhea.
  5. Beri O2,3 liter sesuai program.
  6. Observasi adanya muntah.
  7. Catat intake dan out put cairan.

Beberapa petunjuk tentang keadaan yang memungkinkan terjadinya situasi krisis :

·         Tekanan sistolik < 90 –100 mmHg atau > 150 – 160 mmH, diastolik < 50 mmHg atau > dari 90 mmHg.

·         HR kurang dari 60 x menit > 10 x/menit

·         Suhu > 38,3 o C atau kurang dari 35 o C.

·         Meningkatnya kegelisahan pasien

·         Tidak BAK + 8 jam post operasi.

D.    Pengeluaran dari ruang pemulihan / Recovery Room

Kriteria umum yang digunakan dalam mengevaluasi pasien :

·         Pasien harus pulih dari efek anaesthesi.

·         Tanda-tanda vital harus stabil.

·         Tidak ada drainage yang berlebihan dari tubuh.

·         Efek fisiologis dari obat bius harus stabil.

·         Pasien harus sudah sadar kembali dan tingkat kesadaran pasien telah sempurna.

·         Urine yang keluar harus adekuat ( 1cc/ Kg/jam). Jumlahnya harus dicatat dan dilaporkan.

·         Semua pesan harus ditulis dan dibawa ke bangsal masing-masing.

·         Jika keadaan pasien membaik, pernyataan persetujuan harus dibuat untuk kehadiran pasien tersebut oleh seorang perawat khusus yang bertugas pada unit dimana pasien akan dipindahkan.

·         Staf dari unit dimana pasien harus dipindahkan, perlu diingatkan untuk menyiapkan dan menerima pasien tersebut.

E.     Pengangkutan Pasien keruangan

Hal-hal yang harus diperhatikan selama membawa pasien ke ruangan antara lain :

·         Keadaan penderita serta order dokter.

·         Usahakan pasien jangan sampai kedinginan.

·         Kepala pasien sedapat mungkin harus dimiringkan untuk menjaga bila muntah sewaktu-waktu, dan muka pasien harus terlihat sehingga bila ada perubahan sewaktu-waktu terlihat.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

PENUTUP

 

A.  Kesimpulan

Tindakan keperawatan pre operetif merupakan tindakan yang dilakukan oleh perawat dalam rangka mempersiapkan pasien untuk dilakukan tindakan pembedahan dengan tujuan untuk menjamin keselamatan pasien intraoperatif. Persiapan fisik maupun pemeriksaan penunjang serta pemeriksaan mental sangat diperlukan karena kesuksesan suatu tindakan pembedahan klien berawal dari kesuksesan persiapan yang dilakukan selama tahap persiapan.
Kesalahan yang dilakukan pada saat tindakan preoperatif apapun bentuknya dapat berdampak pada tahap-tahap selanjutnya, untuk itu diperlukan kerjasama yang baik antara masing-masing komponen yang berkompeten untuk menghasilkan outcome yang optimal, yaitu kesembuhan pasien secara paripurna.

            Tindakan post operatif dimulai dengan masuknya pasien keruang pemulihan dan berakhir dengan evaluasi tindak lanjut pada tatanan klinik atau dirumah. Lingkup keperawatan mencakup rentang aktivitas yang luas selama periode ini. Pada fase post operatif langsung, focus termasuk mengkaji efek dari agens anestesi, dan memantau aktivitas serta mencegah komplikasi.

 

B.  Saran

Dalam melakukan tindakan pembedahan harus memenuhi prosedur pembedahan yang lengkap dan prinsip-prinsip yang benar sehingga operasi berjalan dengan baik.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Brunner & suddart, (2001), Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC

www. Mediastor.com

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

No comments:

Post a Comment