Thursday 6 May 2021

MAKALAH AKUNTANSI BIAYA BIAYA OVER HEAD PABRIK (BOP)

 

 

DAFTAR ISI

 

 

KATA PENGANTAR .......................................................................................... i

DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii

 

BAB 1 PENDAHULUAN..................................................................................... 1

1.1.Latar Belakang .................................................................................... 1

1.2.Rumusan Masalah ............................................................................... 1

1.3.Tujuan Penulisan ................................................................................. 1

 

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................... 2

            2.1. Pengertian BOP ................................................................................... 2

            2.2. Jenis-Jenis BOP .................................................................................... 2

            2.3. Penggolongan BOP .............................................................................. 3

            2.4. Langkah-Langkah Penentuan BOP ..................................................... 5

            2.5. Anggaran BOP ..................................................................................... 7

            2.6. Prosedur Akuntansi Biaya Standar untuk BOP ................................... 7

 

BAB II PENUTUP.............................................................................................. 13

            3.1. Kesimpulan ................................................................................... ..... 13

 

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 14

 

 


BAB I

PENDAHULUAN

 

1.1.  Latar Belakang

Dalam sebuah perusahaan, khususnya perusahaan manufaktur yang didominasi oleh kegiatan untuk memproduksi suatu produk berupa barang, tentunya dalam melakukan kegiatan produksi yang didalamnya melibatkan unsur input-proses-output. Sangat sering terjadi peristiwa ataupun kejadian diluar perkiraan perusahaan. Baik dalam hubungan kepada suplair, pada saat pemrosesan ataupun dalam melakukan distribusi barang kepada pelanggan.

Dalam dunia acounting sangatlah penting dalam melakukan pencatatan dalam berbagai kegiatan yang dilakukan terkhusus dalam hal yang berada diluar dugaan seperti dalam kasus BOP (biaya over head pabrik). Dalam melakukan perhitungan terhadap BOP ada beberapa langkah dan metode yang perlu diketahui dan dijalankan, langkah-langkah tersebut akan dipaparkan dalam makalah ini.

 

1.2.  Rumusan Masalah

1.      Apakah BOP itu ?

2.      Ada berapakah jenis BOP ?

3.      Bagaimanakah penggolongan bop ?

4.      Bagaimanakah langkah-langkah dalam penentuan BOP ?

5.      Apa sajakah yang termasuk dalam anggaran BOP ?

6.      Bagaimanakah akuntansi biaya standar untuk BOP ?

 

1.3.  Tujuan Penulisan

1.      Mengetahui pengertian BOP, jenis-jenis, penggolongan dan penentuan BOP.

2.      Mengetahui anggaran dalam BOP dan perhitungan akuntansinya.

3.      Sebagai referensi untuk pembuatan makalah kedepannya.


 

BAB II

PEMBAHASAN

 

2.1    Pengertian BOP

Biaya Over Head Pabrik adalah Semua biaya biaya produksi selain biaya bahanlangsung dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya bahan ini terdiri dari biaya bahan taklangsung, biaya tenaga kerja tak langsung dan semua biaya biaya yang tidak dapat secaralangsung dibebankan kepada produk atau pun job, atau lebih tepatnya semua biaya produksi yang termasuk kedalam biaya bahan tak langsung, biaya tenaga kerja tak langsung dan biaya-biaya produksi lainnya yang tidak secara mudah diidentifikasikan atau dibedakan langsung pada suatu proses produksi. Item Biaya Over Head Pabriksangat banyak, sehingga apabila ditinjau dari perilaku biaya, dapat disusun klasifikasisebagai biaya tetap dan biaya variabel. Meskipun pada dasarnya terdapat biaya semivariabel yang mengandung kriterium sebagai biaya variabel maupun tetap. Namun untukmemudahkan perhitungan biaya dan pengendalian biaya, maka klasifikasi biaya semivariabel tersebut dipecah lagi menjadi biaya tetap dan biaya variabel. Pemisahan biaya inisebenarnya mengandung kelemahan, mengingat tidak ada metode yang dianggap tetap dalam pemisahan biaya semi variabel tersebut.

Karateristik biaya overhead pabrik :

a.       Jumlahnya tidak proposional dengan volume produksi

b.      Sulit di telusur dan diidentifikasi langsung keproduk atau pesanan

c.       Jumlahnya tidak material

 

2.2    Jenis – Jenis BOP

Yang termasuk biaya overhead pabrik adalah

a.       Biaya Bahan Penolong, yaitu biaya bahan yang digunakan untuk membantu penyelesaian suatu produk yang jumlahnya relative kecil. Misalnya lem dalam perusahaan percetakan, pernis dan paku dalam perusahaan meubel.

b.      Biaya Tenanga Kerja Tak Langsung,  yaitu upah yang dibayarkan kepada karyawan pabrik, antara lain upah pisik tidak berhubungan dengan pembuatan produk. Termasuk dalam kelompok ini adalah upah mandor, gaji manajer produksi, gaji pegawai administrasi pabrik.

c.       Biaya Penyusutan atas Aktiva Tetap yang dipergunakan dipabrik untuk penyeesaian produk baik secara langsung maupun tidak langsung, misalnya biaya penyusutan gedung pabrik, mesin-mesin, kendaraan pabrik.

d.      Biaya Reparasi dan Pemeliharaan Aktiva Tetap Pabrik, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk perbaikan dan perawatan mesin, gedung pabrik dan peralatan pabrik lainnya.

e.       Biaya Asuransi, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk membagi resiko yang terjadi dalam proses produksi, biaya asuransi gedung pabrik, biaya asuransi karayawan pabrik.

f.       Biaya-Biaya yang Timbul karena Pemakaian Jasa Pihak Lain, yaitu biaya-biaya yang timbu karena penggunaan jasa pihak lain guna penyelesaian dan kelancaran proses produksi, misalnya biaya air dan listrik untuk keperluan pabrik

g.      Biaya-Biaya yang Terjadi di Departemen Pembantu, dalam perusahaan yang memiliki departemen pembantu, misalnya departeman bengke atau pembangkit tenaga listrik, maka semua biaya yang terjadi di departemen pembantu tersebut diperlakukan sebagai biaya overhead pabrik.

 

2.3    Penggolongan BOP

Biaya overhead pabrik dapat digolongkan sebagai berikut

a.       Penggolongan berdasarkan sifatnya

1)      Biaya bahan penolong

2)      Biaya reparasi dan pemeliharaan

3)      Biaya kerja tak langsung

4)      Biaya yang timbul akibat penilaian terhadap aktiva tetap

5)      Biaya yang timbul sebagai akibat berlalunya waktu

6)      Biaya overhead pabrik lain yang secara langsungmemerlukan pengeuaran tunai

b.      Ditinjau dari hubungannya dengan perubahan volume kegiatan

1)      BOP tetap (Fixed factory overhead cost), yaitu BOP yang sampai tingkat tertentu jumlahnya konstan, tidak terpengaruh oleh adanya perubahan tingkatproduksi. Misalnya, biaya penyusutan pabrik, PBB pabrik, amortisasi patent dan sebagainya

2)      BOP variabel (Variabel factory overhead cost), yaitu BOP yang jumlahnya terpengaruh dengan perubahan tingkat produksi volume kegiatan dimana perubahannya sebanding dengan volume kegiatan. Misalnya, biaya istrik, uang lembur, biaya bahan bakar, biaya perlengkapan pabrik.

3)      BOP semi variabel, yaitu BOP yang mengandung unsur fix dan variabel. Jumlahnya terpengaruh oleh perubahan tingkat produksi, tetapi perubahannya tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Termasuk dalam kelompok ini antara lain, PPH karyawan yang di tanggung perusahaan, biaya pemeliharaan mesin, biaya pemeriksaan.

c.       Ditinjau hubungannya dengan departemen-departemen yang ada didalam pabrik.

1)      BOP langsung departemen, yaitu BOP yang terjadi dalam suatu departemen itu. Misalnya BOP departemen perakitan merupakan BOP langsung departemen perakitan.

2)      BOP tak langsung departemen, yaitu BOP didistribusikan kepada departemen-departemen yang ada dalam pabrik sehingga menjadi beban departemen-departemen itu. Misalnya biaya penyusutan gedung pabrik yang didistribusikan kepada departemen produksi merupakan BOP tak langsung bagi departemen.

 

 

 

 

2.4    Langkah-Langkah Penentuan BOP

a.       Menyusun anggaran BOP

Dalam menyusun anggaran BOP harus diperhatikan tingakt kegiatan (kapasitas) yang akan dipakai sebagai penaksiran BOP. Ada tiga macam kapasitas yang dapat dipakai sebagai dasar pembuatan anggaran BOP yaitu:

1)            Kapasitas teoritis, merupakan kapasitas untuk memproduksi pada kecepatan penuh tanpa berhenti (100%) dari kapasitas yang telah ditetapkan. Perusahaan dianggap mampu pada tingkatan yang maksimum tanpa memperhitungkan adanya hambatan baik yang berasal dari internal maupun eksternal perusahaan. Kapasitas teoristis dikurangi dengan kerugian-kerugian waktu yang tidak dapat dihindari karena hambatan-hambatan intern perusahaan.

2)            Kapasitas praktis perlu dilakukan penetapan karena sangat tidak mungkin suatu pabrik dijalankan pada kapasitas teoristis. Dengan demikian perlu diperhitungkan keonggaran-kelonggaran waktu daam penentuan kapasitas seperti penghentian pabrik yang tidak dapat dihindari karena kerusakan mesin.

3)            Kapasitas normal, yaitu kemampuan perusahaan untuk memproduksi dan menjual produknya dalam jangka waktu panjang. Jika dalam penetuan kapasitas praktis hanya diperhitungkan kelonggaran-kelonggaran waktu akibat faktor-faktor intern perusahaan, maka dalam penetuan kapasitas normal diperhitungkan pula kecenderungan penjualan dalam jangka waktu panjang

4)            Kapasitas sesungguhnya, yang diperkirakan akan dapat dicapai dalam tahun yang akan datang. Untuk kelemahannya yaitu akan berakibat terjadinya perbedaan yang besar pada tarif biaya overhead pabrik dari tahun ke tahun dan sebagai akibat perubahan yang besar pada tarif biaya overhead pabrik dari periode ke periode

 

 

 

b.      Memilih dasar pembebana BOP kepada produk

       Ada beberapa faktor yang harus di pertimbangkan :

1)       Harus diperhatikan jenis BOP yang dominan jumlahnya dalam departemen produksi

2)       Harus diperhatikan sifat-sifat BOP yang dominan tersebut dan eratnya hubungan sifat-sifat tersebut dengan dasar pembebanan yang akan dipakai.

Selain itu, ada beberapa macam dasar yang dapat dipakai untuk pembebanan BOP kepada produk yaitu :

a)      Satuan Produk.

       Metode ini merupakan metode paling sederhana dan langsung membebankan BOP untuk setiap produk dihitung dengan formula berikut

Tarif BOP Persatuan =  X 100%

Metode ini cocok digunakan untuk perusahaan yang hanya memproduksi satu jenis produk. Jika perusahaan menhasilkan lebih dari satu macam produk yang serupa dan berhubungan erat satu sama lain, maka pembebanan dengan dasar tertimbang atau dasar nilai.

b)      Biaya Bahan Baku

Jika BOP yang dominan bervariasi dengan nilai bahan mentah (misal biaya asuransi biaya baku), maka dasar yang dipakai untuk membebankannya kepada produk adalah biaya bahan baku yang dipakai. Formulanya :

Tarif BOP persatuan =  x 100%

c)      Biaya tenaga kerja langsung, jika sebagian besar elemen BOP mempunyai hubungan yang erat dengan jumlah upah TKL (pajak penghasilan atas upah karyawan yang ditanggung perusahaan), maka dasar yang dipakai untuk membebankan adalah biaya TKL. Formulanya :

Tarif BOP satuan =  x 100%

 

 

d)     Jam tenaga kerja langsung, karena ada keterkaitan erat antara TKL dengan jumlah jam kerja langsung, maka BOP dibebankan atas dasar jam tenaga kerja langsung. Formulanya :

Tarif BOP satuan =  x 100%

e)      Jam mesin, apabila BOP bervariasi dengan waktu penggunaan mesin (bahan bakar atau listrik untuk menjalankan listrik), maka waktu yang dipakai untuk membebankannya adalah ja mesin. Formulanya :

Tarif BOP persatuan = x 100%

c.       Menghitung tarif BOP

Setelah anggaran BOP selesai disusun dan ditentukan besar satuan kegiatan, makalangkah terakhir adalah menghitung tariff BOP dengan rumus sebagai berikut :

Jumlah BOP Dianggarkan = Tarif BOP x Tingkat Kegiatan Yang direncanakan

 

2.5    Anggaran BOP

Anggaran biaya overhead pabrik disediakan untuk berbagai macam tingkat produksi. Jumlah biayanya dipecah menjadi kompenen-kompenen tetap (dinyatakan tarif dan didasarkan atas jam kerja langsung).

Overhead tetap per item + (jumlah jam kerja langsung yang dianggarkan x tarif biaya variabel per jam)

Tujuan penyusunan anggaran biaya overhead pabrik

a.       Mengetahui penggunaan biaya secara efesien

b.      Menentukan harag pokok

c.       Mengetahui pengalokasian biaya overhead pabrik sesuai dengan tempat atau departemen dimana biaya dibebankan

d.      Sebagai alat pengawasan biaya overhead pabrik

 

2.6    Prosedur Akuntansi Biaya Standar untuk Overhead Pabrik

Hubungan yang erat antara biaya standar dan metode pengendalian anggaran (budgetary control methode) bersifat penting, khususnya untuk analisis overhead pabrik. Overhead pebrik aktual tidak hanya dibandingkan terhadap overhead yang diterapkan (applied overhead cost), tetapi juga terhadap anggaran yang didasarkan pada kegiatan aktual dan standar yang diizinkan untuk produksi aktual.

Data berikut dari Departemen 3 digunakan untuk menggambarkn ayat jurnal untuk metode dua varians, tiga varians dan empat varians

Kapasitas normal (dalam jangka kerja berlangsung).................................. 4.000 jam

Total overhead pabrik pada kapasitas normal:

Tetap ................................................................................................. Rp. 34.620.000

Variabel............................................................................................. Rp. 66.470.400

....................................................................................................... =Rp.110.784.000

                                                           

Tarif overhead pabrik per jam kerja langsung :

Tetap ..................................................................................................... Rp. 11.078,4

Variabel ................................................................................................ Rp. 16.617,6

..............................................................................................................  =Rp. 27.696

Overhead pabrik aktual ................................................................. Rp. 102.253. 632

Jam kerja langsung aktual..........................................................................  3.475 jam

Jam kerja standar yang diizinkan untuk produksi aktual .......................... 3.400 jam

Dalam praktek yang sesungguhnya, banyak ayat jurnal akan dimasukkan ke jurnal umum setiap bulannya guna mencatat terjadinya overhead pabrik aktual. Satu ayat jurnal yang digunakan berikut ini untuk menjelaskan pencatatan overhead pabrik aktual untuk keseluruhan periode.

Pengendali overhead pabrik .......................................................... 102.253.632

Berbagai kredit ..........................................................        102.253.632

Lazimnya, ayat jurnal untuk mencatat overhead pabrik yang akan dibebankan ke Barang dalam Proses dimasukkan ke jurnal umum sekurang-kurangnya sekali setahun.

Barang dalam proses* ................................................................... 94.116.400

Overhead pabrik yang diterapkan ..................................        94.116.400

*Rp. 27.696 tarif overhead x 3.400 jam standar yang diizinkan.

Pada akhir periode, ketika overhead pabrik yang diterapkan ditutup, ayat jurnalnyaakan sebagai berikut:

Overhead pabrik yang diterapkan .................................................  94.116.400

Pengendali overhead pabrik..........................................         94.116.400

Perkiraan pengendali overhead pabrik sekarang mempunyai saldo debet sebesar Rp.8.807.232 yang akan di tutup ke perkiraan varians overhead pabrik yang sesuai. Ayat jurnal untuk mencatat hasil perhitungan dari setiap metode akan dibahas di sini.

a.      Metode Dua Varians

Pada metode dua varians terkendali dan varians volume. Ayat jurnal untuk menutup perkiraan pengendali overhead pabrik dan untuk mencatat varians terkendali dan varians volume adalah sebagai berikut :

Varians volume overhead pabrik* ................................................. 6.647.040

Varians terkendali overhead pabrik** ........................................... 1.440.192

Pengendali overhead pabrik*** .....................................  8.807.232

*        Rp.11.078,4 tarif overhead pabrik tetap x 600 jam [yaitu selisih diantara kapasitas normal (4.000 jam) dengan jam standar yang diizinkan (3.400 jam)]

**      jumlah yang diperlukan untuk menyeimbangkan ayat jurnal

***    jumlah overhead pabrik yang diterapkan terlalu rendah [yaitu selisih diantara overhead pabrik aktual (Rp. 102.253.632) dengan overhead pabrik yang diterapkan (Rp. 94.166.400)]

 

b.      Metode A untuk tiga varians

Dalam metode A dalam tiga varians, jumlah overhead pabrik yang diterapkan terlalu tinggi atau terlalu rendah dapat dianalisis sebagai varians pengeluaran, kapasitas menganggur dan efesiensi. Ayat jurnal untuk menutup perkiraan pengendali overhead pabrik dan mencatat ketiga varians ini adalah sebagai berikut :

Varians kapasitas menganggur overhead pabrik*.......................... 5.816.160

Varians efesiensi overhead pabrik**.............................................  2.077.200

Varians pengeluaran overhead pabrik***......................................... 193.872

Pengendali overhead pabrik****........................... 8.087.232

*          Rp. 11.078,4 tarif overhead pabrik tetap x 525 jam [yaitu selisih antara kapsitas normal (4.000 jam) dengan jam kerja aktual yang di perlukan (3.475 jam)]

**        Rp. 27.696 tarif overhead pabrik x 75 jam [yaiitu selisih antara jam kerja aktual yang diperlukan (3.475 jam) dengan jam kerja standar yang diizinkan (3.400 jam)]

***      jumlah yang diperlukan untuk menyeimbangkan ayat jurnal

****    jumlah overhead pabrik yangditerapkan terlalu rendah [yaitu selisih antara overhead pabrik aktual (Rp.102.253.632) dengan overhead pabrik yang diterapkan (Rp. 94.166.400)]

 

c.       Metode B untuk Tiga Varians

Dalam metode B untuk tiga varians, jumlah overhead pabrik yang diterapkan terlalu tinggi atau rendah dapat dianalisis sebagai varians pengeluaran, varians efesiensi variabel dan varians volume. Ayat jurnal untuk menutup perkiraan pengendali overhead pabrik dan untuk mencatat ketiga varians ini adalah sebagai berikut :

Varians volume overhead pabrik*.................................................  6.647.040

Varians efesiensi variabel overhead pabrik** ............................... 1.246.320

Varians pengeluaran overhead pabrik*** ........................................ 193.872

Pengendali overhead pabrik****.................................................   8.087.232

*        Rp. 11.078,4 tarif overhead pabrik tetap x 525 jam [yaitu selisih antara kapsitas normal (4.000 jam) dengan jam kerja aktual yang di perlukan (3.475 jam)]

**      Rp. 16.617,6 tarif overhead pabrik x 75 jam [yaiitu selisih antara jam kerja aktual yang diperlukan (3.475 jam) dengan jam kerja standar yang diizinkan (3.400 jam)]

***    jumlah yang diperlukan untuk menyeimbangkan ayat jurnal

****  jumlah overhead pabrik yangditerapkan terlalu rendah [yaitu selisih antara overhead pabrik aktual (Rp.102.253.632) dengan overhead pabrik yang diterapkan (Rp. 94.166.400)]

 

d.      Metode Empat Varians

Dalam metode empat varians, jumah overhead pabrik yang diterapkan terlalu tinggi atau rendah dibagi menjadi varians pengeluaran, kapasitas menganggur, efesiensi variabel dan efisiensi tetap. Ayat jurnal untuk menutup perkiraan pengendali overhead pabrik dan untuk mencatat keempat varians ini adalah sebagai berikut :

Varians kapasitas menganggur overhead pabrik*.........................  5.816.160

Varians efesiensi variabel overhead pabrik**................................ 1.246.320

Varians efesiensi tetap overhead pabrik***.....................................  830.880

Varians pengeluaran overhead pabrik****....................................... 193.872

             Pengendali Overhead pabrik*****..................................  8.087.232

*          Rp. 11.078,4 tarif overhead pabrik tetap x 525 jam [yaitu selisih antara kapsitas normal (4.000 jam) dengan jam kerja aktual yang di perlukan (3.475 jam)]

**        Rp. 27.696 tarif overhead pabrik x 75 jam [yaiitu selisih antara jam kerja aktual yang diperlukan (3.475 jam) dengan jam kerja standar yang diizinkan (3.400 jam)]

***      Rp.11.078,4 tarif overhead pabrik x 75 jam [yaiitu selisih antara jam kerja aktual yang diperlukan (3.475 jam) dengan jam kerja standar yang diizinkan (3.400 jam)]

****    jumlah yang diperlukan untuk menyeimbangkan ayat jurnal

*****  jumlah overhead pabrik yangditerapkan terlalu rendah [yaitu selisih antara overhead pabrik aktual (Rp.102.253.632) dengan overhead pabrik yang diterapkan (Rp. 94.166.400)]

 


 

Contoh :

PT. Citarum

Anggaran Biaya Overhead Pabrik

Januari 19XX

Jenis biaya

Tetap

Variabel

Jumlah

Bahan taklangsung

Rp. 2.000.000

Rp. -

Rp. 2.000.000

Tenaga kerja taklangsung

900.000

528.000*

1.428.000

Perawatan danreparasi

1.200.000

792.000**

1.992.000

Gas dan penerangan

300.000

-

300.000

Energy

200.000

1.452.000***

1.652.000

Asuransi

270.000

-

270.000

Penyusutan

1.350.000

-

1.350.000

Pajak

600.000

-

600.000

Pajakupah

-

264.000****

264.000

Jumlah =

Rp. 6.820.000

Rp. 3.036.000

Rp. 9.856.000

Jam KerjaLangsung

 

Keterangan :

*2.640 x Rp.200 = Rp.528.000

**2.640 x Rp.300 = Rp.792.000

***2.640 x Rp.550 = Rp.1.452.000

****2.640 x Rp.100 = Rp.264.000


 


 

BAB III

PENUTUP

 

3.1    Kesimpulan

Pada dasarnya BOP adalah semua biaya produksi yang termasuk kedalam biaya bahan tak langsung, biaya tenaga kerja tak langsung dan biaya-biaya produksi lainnya yang tidak secara mudah diidentifikasikan atau dibedakan langsung pada suatu proses produksi.

Anggaran biaya overhead pabrik disediakan untuk berbagai macam tingkat produksi. Jumlah biayanya dipecah menjadi kompenen-kompenen tetap (dinyatakan tarif  dan didasarkan atas jam kerja langsung). Hubungan yang erat antara biaya standar dan metode pengendalian anggaran (budgetary control methode) bersifat penting, khususnya untuk analisis overhead pabrik. Overhead pebrik aktual tidak hanya dibandingkan terhadap overhead yang diterapkan (applied overhead cost), tetapi juga terhadap anggaran yang didasarkan pada kegiatan aktual dan standar yang diizinkan untuk produksi aktual.


 

DAFTAR PUSTAKA

 

Milton dan Lawrence,Akuntansi Biaya Perencanaan dan Pengendalian, Jakarta : Erlangga 2006

 

No comments:

Post a Comment