Thursday 6 May 2021

makalah adaptasi bayi segera setelah lahir

 

makalah adaptasi bayi segera setelah lahir

 

KATA PENGANTAR

 

Puji syukur kehadirat Allah SWT,yang telah memberikan setitik cahaya penerang sehingga berbagai permasalahan yang ada dapat diatasi dan rahmatnya penulis diberi kesehatan dan keselamatan untuk menyelesaikan makalah yang berjudul ADAPTASI BBL PADA SISTEM PERUBAHAN MUSKULOSKELETAL, SISTEM SYARAF, SISTEM INTEGUMEN, PERLINDUNGAN TERMAL, SISTEM GASTROINTESTINAL, SISTEM KEKEBALAN TUBUH dapat terselesaikan.

Makalah ini tidak terlepas dari keikhlasan dan kesabaran hati dari berbagai pihak yang telah banyak membantu oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen pembimbing ASKEB PERSALINAN dan BBL Ibu NUR’AINI SITORUS SST  yang telah banyak memberikan bimbinganya.

Penulis menyadari begitu banyak terdapat kesalahan pada penyusunan makalah ini diluar dari kemampuan penulis, penulis memohon kritik dan saran guna penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhirnya dengan kerendahan hati kepada semua pihak untuk memaafkan smua kesalahan penulis semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca yang budiman

 

 

                                                              Tebing Tinggi,        September 2015 

                                                                   

 

 

Penulis

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR ISI

 

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang

B.     Rumusan Masalah

C.     Tujuan

BAB II. PEMBAHASAN

            ADAPTASI BAYI SEGERA SETELAH LAHIR

1.      Perubahan Sistem Muskuloskeletal

2.      Perubahan Sistem Saraf

3.      Perubahan Sistem Integumen

4.      Perlindungan Termal

5.      Perlindungan Sistem Gastrointestinal

6.      Perubahan Sistem Kekebalan Tubuh

BAB III. PENUTUP

A.     Kesimpulan

B.     Saran

DAFTAR PUSTAKA

 

 

 

 

 

 

BAB I

PENDAHULUAN

 

A.     LATAR BELAKANG

 

          Saat-saat dan jam pertama kehidupan di luar rahim merupakan salah satu siklus kehidupan. Pada saat bayi dilahirkan beralih ketergantungan pada ibu menuju kemandirian fisiologi. Proses perubahan yang komplek ini dikenal sebagai periode transisi. Bidan harus selalu berupaya untuk mengetahui periode transisi ini berlangsung sangat cepat. Adaftasi fisiologis BBL adalah sangat berguna bagi bayi untuk menjaga kelangsungan hidupnya diluar uterus. Artinya nantinya bayi harus dapat melaksanakan sendiri segala kegiatan untuk mempertahankan kehidupannya. Dalam hal ini yang sangat perlu diperhatikan adalah bagaimana upaya untuk menjaga agar bayi tetap terjaga kesehatannya. Yang utama adalah menjaga bayi agar tetap hangat, mampu melakukan pernafasan dengan spontan dan bayi menyusu sendiri pada ibunnya

 

 

B.     RUMUSAN MASALAH

1.      Menjelaskan adaptasi BBL pada perubahan sistem musculoskeletal

2.      Menjelaskan adaptasi BBL pada perubahan sistem syaraf

3.      Menjelaskan adaptasi BBL pada perubahan sistem integument

4.      Menjelaskan adaptasi BBL pada perlindungan sistem termal

5.      Menjelaskan adaptasi BBL pada perlindungan sistem gastrointestinal

6.      Menjelaskan adaptasi BBL pada perubahan sistem kekebalan tubuh

 

 

C.     TUJUAN

Mahasiswa diharapkan dapat mengerti asuhan bayi baru lahir dan mengerti perubahan bayi baru lahir terhadap keadaan diluar uterus. Mahasiswa mengerti bagaimana adaptasi bayi segera setelah lahir.

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

ADAPTASI BAYI SEGERA SETELAH LAHIR

1.      PERUBAHAN SISTEM MUSKULOSKELETAL

            Otot bayi berkembang dengan sempurna karena hipertropi, bukan hiperplasi. Tulang panjang tidak mengeras dengan sempurna untuk memudahkan pertumbuhan pada epifise. Tulang tengkorak kekurangan esensi osifikasi untuk pertumbuhan otak dan memudahkan proses pembentukan selama persalinan. Proses ini selesai dalam waktu beberapa hari setelah bayi lahir. Fontanel posterior tertutup dalam waktu 6-8 minggu. Fontanel anterior tetap terbuka hingga usia 18 bulan dan digunakan untuk memperkirakan tekanan hidrasi dan intrakranium yang dilakukan dengan memalpasi tegangan fontanel.

            Pada waktu lahir, tulang-tulang pipih tengkorak dipisahkan satu dengan lainnya oleh perekat tipis dari jaringan penyambung, yaitu sutura yang juga berasal dari Krista neuralis. Di tempat-tempat pertemuan lebih dari dua tulang, suturanya lebardan dikenal sebagai ubun-ubun(fontanella). Ubun- ubun yang paling mencolok adalah ubun-ubun besar(fontanella anterior), yang terdapat pada tempat pertemuan dua tulang parietal dan dua tulang frontalis. Sutura dan ubun-ubun memungkinkan tulang-tulang tengkorak saling bertumpah tindih(suatu proses yang disebut molase) selama proses persalinan. Segera setelah lahir, tulang-tulang membranosa bergerak kembali ke posisi asalnya dan sehingga tengkorak tampak besar dan bulat. Sebenarnya ukuran kubah sangat besar bila di bandingkan daerah muka yang kecil. Beberapa sutura dan ubun-ubun tetap seperti membrane dalam waktu yang cukup lama setelah lahir. Pertumbuhan tulang-tulang kubah terus berlangsung setelah lahir dan terutama disebabkan oleh pertumbuhan otak. Walaupun seorang anak berusia 5-7tahun hampir sudah memiliki semua kapasitas tengkoraknya, beberapa sutura masih tetap terbuka hingga usia dewasa. Pada beberapa tahun pertama setelah lahir, palpasi ubun-ubun besar dapat memberikan informasi yang bermanfaat mengenai apakah penulangan tengkorak berlangsung normal dan apakah tekanan di dalam normal.

·         Femoral anteversi pada saat lahir akan memiliki sudut sekitar 30 sampai 40. Dikarenakan intrauterin biasanya hip eksternal rotasi positif, maka pada saat pemeriksaan infan akan terlihat hip lebih eksternal rotasi.

·         Jaringan lunak hip eksternal rotasi yang kontraktur akan berkurang lebih dari 1 tahun pertama kehidupan seorang anak selanjutnya meningkat menjadi internal rotasi diharapkan femoral anteversi akan menjadi semakin terlihat.

·         Ada penurunan secara bertahap femoral anteversi dari 30 sampai 40 pada saat lahir kemudian menjadi 10 sampai 15 pada adolesen awal dan puncak perbaikan terjadi sebelum usia 8 tahun.

Perawatan anak-anak dengan masalah muskuloskeletal masih menjadi bagian tak terpisahkan dari bedah ortopedi modern. Banyak fraktur dan cedera yang terjadi pada anak akibat tingkat aktivitasnya yang tinggi dan rangka yang unik yang belum sempurna. Perawatan fraktur pada anak berbeda daripada orang dewasa karenagrowth plate yang aktif di tulang mereka. Kerusakan pada growth plate dapat menimbulkan masalah signifikan dengan pertumbuhan tulang yang terlambat, dan fraktur risiko harus dimonitor dengan perawatan.

            Perawatan skoliosis adalah aliran utama dalam ortopedi anak. Atas alasan yang kurang dimengerti, pertumbuhan lengkung tulang punggung pada beberapa anak, yang jika dibiarkan tak terawat dapat menimbulkan cacat yang tak diharapkan dan dapat terus menyebabkan nyeri kronis yang akut dan masalah pernafasan. Perawatan skoliosis cukup rumit dan sering melibatkan gabungan penjepitan dan pembedahan.

            Anak-anak memiliki keadaan muskuloskeletal unik lain yang menjadi fokus ortopedi sejak masa Hippocrates, termasuk keadaan seperti kaki pekuk dan dislokasi pinggulkongenital (juga dikenal sebagai displasia pertumbuhan pinggul). Di samping itu, infeksi pada tulang dan sendi (osteomielitis) pada anak juga umum. Di Amerika Serikat, rumah sakit khusus seperti Shriners Hospitals for Children telah menyediakan bagian substansial perawatan anak dengan cacat dan penyakit muskuloskeletal.

 

2.      PERUBAHAN SISTEM SARAF (NEUROLOGI)

Dibandingkan dengan sistem tubuh lain, sistem saraf bayi baru lahir masih sangat muda, baik secara anatomi maupu fisiologi. Ini menyebabkan kegiatan refleks spina dan batang otak dengan kontrol minimal oleh lapisan luar serebrum pada beberapa bulan pertama kehidupan, walaupun interaksi social terjadi lebih awal.

            Setelah bayi lahir, pertumbuhan otak memerlukan persediaan oksigen  dan glukosa yang tetap dan memadai. Otak yang masih muda rentan terhadap hipoksia, ketidakseimbangan biokimia, infeksi dan perdarahan.

            Ketidakstabilan suhu dan gerak otot yang tidak terkoordinasimenggambarkan keadaan perkembangan otak dan mielinasi saraf yang tidak sempurna. Bayi baru lahir memperlihatkan sejumlah aktivitas refles pada usia yang berbeda-beda, yang menunjukan normalitas dan perpaduan antara sistem neurologi dan muskuloskeletal. Beberapa refleks tersebut:

1)      Refleks Moro.

Refleks ini terjadi karena adanya reaksi miring terhadap rangsangan mendadak. Refleks ini dapat dimunculkan dengan cara menggendong bayi dengan sudut 45°, lalu kepalanya turun sekitar 1-2 cm. Bayi akan bereaksi  dengan menarik dan menjulurkan lengannya yang kadang-kadang gemetaran. Lalu kedua lengannya akan memeluk dada. Reaksi yang sama juga terjadi pada tungkai, yang lentur ditekuk ke perut. Refleks ini simetris dan terjadi pada 8 minggu pertama setelah lahir. Ketiadaan refleks Moro menandakan imanuritas otak. Jika pada usia 6 bulan refleks tersebut masih ada, ini menunjukan retardasi mental.

2)      Refleks Rooting

Dalam memberikan reaksi terhadap belaian di pipi atau sisi mulut, bayi menoleh ke arah sumber rangsangan dan membuka mulutnya, siap untuk menghisap.

3)      Refleks Mengedip/Refleks Mata

Melindungi mata dari trauma

4)      Refleks Menggenggam

Refleks ini dimunculkan dengan menempatkan jari/pensil di dalam telapak tangan bayi, dan bayi akan menggenggamnya dengan erat.

5)      Refleks Berjalan dan Melangkah

Jika bayi disangga pada posisi tegak dan kakinya menyentuh permukaan yang rata, bayi akan terangsang untuk berjalan. Jika bayi dipegang dan tulang keringnya menyentuh tepi meja, bayi akan memanjat ke meja (refleks penempatan tungkai).

6)      Refleks Leher Tonik Asimetris

Pada posisi telentang, jika kepala bayi menoleh ke satu arah, lengan di sisi tersebut akan ekstensi sedangkan lengan sebelahnya fleksi. Jika didudukkan tegak, kepala bayi pada awalnya akan terkulai ke belakang lalu bergerak ke kanan sesaat sebelum akhirnya menunduk ke depan.

 

3.      PERUBAHAN SISTEM INTEGUMEN

Semua struktur kulit bayi sudah terbentuk saat lahir, tetapi masih belum matang. Epidermis dan dermis tidak terikat dengan baik dan sangat tipis. Verniks Caseosa juga berfusi dengan epidermis dan berfungsi sebagai lapisan pelindung. Kulit bayi sangat sensitif dan dapat rusak dengan mudah. Kulit sering terlihat berbercak, terutama di daerah sekitar ekstremitas. Tangan dan kaki terlihat sedikit sianotik.

·         Kaput suksedanum

            Kaput suksedanum ialah edema pada kulit kepala, yang ditemukan dini. Tekanan verteks yang lama pada serviks menyebabkan pembuluh darah setempat mendapat penekanan, sehingga memperlambat aliran balik vena. Aliran balik vena yang melambat membuat cairan jaringan di kulit daerah kepala meningkat, shingga terjadi pembengkakan. Tonjolan edema, yang terlihat saat bayi lahit, memanjang sesuai garis sutura tulang tengkorank dan lenyap secara spontan dalam tiga sampai 4 hari.

·         Kelenjar Lemak dan Kelenjar Keringat

            Kelenjar keringat sudah ada sejak bayi lahir, tetapi kelenjar ini tidak berespons terhadap peningkatan suhu tubuh. Terjadi sedikit hiperplasia kelenjar sebasea dan sekresi sebum akibat pengaruh hormon saat hamil. Walaupun kelenjar sebasea seuda terbentuk dengan baik saat bayi lahir, tetapi kelenjar ini tidak terlalu aktif pada masa kanak-kanak. Kelenjar-kelenjar ini mulai aktif saat produksi androgen meningkat, yakni sesaat sebelum pubertas.

 

4.      PERLINDUNGAN TERMAL (TERMOREGULASI)

            Bayi baru lahir belum mampu mengatur suhu tubuh mereka sehingga mereka dapat mengalami stress akibat perubahan lingkungan. Pada saat bayi meninggalkan lingkungan rahim ibu yang hangat, bayi tersebut kemudian masuk ke dalam lingkungan ruang bersalin yang jauh lebih dingin. Bayi baru lahir/neonates dapat menghasilkan panas dengan tiga cara, yaitu menggigil, aktivitas volunter otot, dan termogenesis yang bukan melalui mekanisme menggigil.

            Mekanisme menggigil saja tidak efisien dan bayi cukup-bulan tidak mampu menghasilkan panas dengan cara ini. Aktivitas otot dapat menghasilkan panas, tetapi manfaatnya terbatas, bahkan untuk bayi-cukup bulan dengan kekuatan otot cukup kuat untuk tetap berada dalam posisi fleksi. Termogenesis non-menggigil mengacu pada penggunaan lemak cokelat untuk produksi panas. Timbunan lemak cokelat terletak pada dan di sekitar tulang belakang, klavikula dan sternum, ginjal, serta pembuluh darah utama. Jumlah lemak cokelat bergantung pada usia kehamilan dan menurun pada bayi baru lahir yang mengalami hambatan pertumbuhan. Produksi panas melalui penggunaan cadangan lemak cokelat di mulai saat rangsangan dingin memicu aktivitas hipotalamus. Pesan kimiawi akan dikirimkan ke sel-sel lemak cokelat. Sel-sel ini menghasilkan energi yang akan mengubah lemak menjadi energy panas.

            Luas permukaan kulit bayi sebanding dengan massa tubuhnya sehingga bayi berpotensi mengalami kehilangan panas. Lapisan lemak bawah kulit yang tipis, yang memiliki daya isolasi yang buruk, memungkinkan pemindahan inti panas ke lingkungan.

            Pusat pengaturan panas di otak bayi mampu mendorong produksi panas sebagai bentuk reaksi terhadap rangsangan yang diterima dari termoreseptor. Akan tetapi, hal ini sangat bergantung pada kegiatan metabolisme yang meningkat yang akan mengurangi kemampuan bayi tersebut untuk mengendalikan suhu tubuh, terutama dalam kondisi lingkungan yang tidak mendukung.

 

5.      PERLINDUNGAN SISTEM GASTROINTESTINAL

            Secara fungsional, saluran gastrointestinal bayi balum matur dibandingkan orang dewasa. Membran mukosa pada mulut berwarna merah jambu dan basah. Gigi tertanam didalam gusi dan sekresi ptyalin sedikit. Sebelum lahir, janin cukup-bulan akan mulai menghisap dan menelan. Refleks muntah dan batuk yang matur sudah terbentuk dengan baik pada saat lahir. Kemampuan bayi untuk menelan dan mencerna makanan (selain susu) masih terbatas. Hubungan antara esophagus bawah dan lambung masih belum sempurna sehingga mengakibatkan gumoh pada bayi baru lahir dan neonatus. Kapasitas lambung sangat terbatas, kurang dari 30 ml (15-30 ml) untuk bayi baru lahir cukup-bulan. Kapasitas lambung ini akan bertambah secara perlahan, seiring dengan pertumbuhan bayi. Pengaturan makan yang sering oleh bayi sendiri sangat penting, contohnya memberikan ASI sesuai keinginan bayi (ASI on demand).

            Jumlah asam lambung pada bayi sama dengan pada orang dewasa dalam beberapa hari pertama. Pada hari ke-10, bayi sama sekali tidak memiliki asam hidroklorida yang akan meningkatkan risiko infeksi. Lama pengosongan lambung adalah 2,5-3 jam. Usus bayi terdiri dari sejumlah besar kelenjar sekresi dan daerah permukaan yang besar untuk menyerap gizi makanan. Sejumlah enzim sudah dihasilkan, walaupum masih terdapat kekurangan amilase dan lipase yang menyebabkan bayi kurang mampu mencerna karbohidrat dan lemak.

            Pada waktu lahir, usus bayi dalam keadaan steril hanya dalam beberapa jam. Bising usus terdengar dalam 1 jam kelahiran. Mekonium yang ada dalam usus besar sejak 16 minggu kehamilandikeluarkan dalam 24 jam pertama kehidupan dan benar-benar dibuang dalam waktu 48-72 jam. Kotoran pertama berwarna hijau kehitam-hitaman, keras, dan mengandung empedu. Pada hari ke-3-5, kotoran berubah warna menjadi kuning kecokelatan. Begitu bayi diberi makanan, kotoran berwarna kuning. Kotoran bayi yang meminum susu botol lebih pucat warnanya, lunak, dan berbau agak tajam. Bayi defekasi 4-6 kali sehari, namun ada kecenderuangan untuk sulit defekasi.

 

6.      PERUBAHAN SISTEM KEKEBALAN TUBUH (IMUN)

            Sistem imun bayi baru lahir masih belum matur sehingga neonatus rentan mengalami infeksi dan alergi. Sistem imun yang matur akan membeir kekebalan alami maupun kekebalan dapatan. Kekebalan alami terdiri dari struktur pertahanan tubuh yang mencegah atau meminimalkan infeksi. Beberapa contoh kekebalan alami, meliputi:

1)      Perlindungan oleh membran mukosa

2)      Fungsi saringan saluran napas.

3)      Pembentukan koloni mikroba oleh kulit dan usus.

4)      Perlindungan kimia oleh lingkungan asam lambung.

            Kekebalan alami juga disediakan pada tingkat sel oleh darah yang membantu bayi baru lahir membunuh mikroorganisme asing. Akan tetapi, pada bayi baru lahir, sel-sel darah ini masih belum matur. Artinya, bayi baru lahir tersebut belum mampu melokalisasi dan memerangi infeksi secara efisien.

            Kekebalan dapatan akan muncul kemudian. Bayi baru lahir yang lahir dengan kekebalan pasif mendapat antibodi dari tubuh ibunya. Reaksi antibodo keseluruhan terhadap antigen asing masih belum muncul sampai awal kehidupan anak. Salah satu tugas utama selama masa bayi dan balita adalah pembentukan sistem kekebalan tubuh.

            Bayi memiliki immunoglobulin pada saat lahir, namun lingkungan rahim yang aman membatasi bayi untuk bereaksi terhadap antigen tertentu. Ada tiga macam immunoglobulin (Ig) atau antibodi, yang ditandai dengan huruf untuk masing-masing golongan, yaitu IgG, IgA dan IgM, dan hanya IgG yang cukup kecil untuk melewati sawar plasenta.

            IgG merupakan golongan antibody yang sangat penting dan jumlahnya mencapai 75% dari seluruh antibody. IgG mempunyai kekebalan terhadap infeksi kuman virus tertentu. Pada waktu lahir, kadar IgG bayi sama atau sedikit lebih banyak dari ibu. IgG ini memberikan kekebalan pasif pada bayi selama beberapa bulan kehidupan.

            IgM dan IgA tidak melintasi sawar plasenta, melainkan dihasilkan sendiri oleh janin. Kadar IgM pada periode kehamilan mencapai 20% dari IgM orang dewasa dan perlu waktu 2 tahun untuk dapat menyamai kadar tersebut. Kadar IgM yang relatif rendah membuat bayi lebih rentan terkena infeksi. IgM juga penting, sebab sebagian besar antibody yang terbentuk sewaktu terjadi respons primer adalah golongan ini. Kadar IgA sangat rendah dan diproduksi dalam waktu yang lama, walaupun kadar sekresi  mencapai kadar orang dewasa dalam kurun waktu 2 bulan. IgA melindungi dari infeksi saluran pernapasan, saluran usus lambung, dan mata. Sedangkan immunoglobulin jenis lainnya, yaitu IgD dan IgE tidak begitu berkembang pada masa awal bayi/neonatus.

            ASI dan terutama kolostrum memberikan kekebalan pasif kepada bayi dalam bentuk:

1)      Laktoferin

Merupakan protein yang mempunyai afinitas yang tinggi terhadap zat besi. Bersama dengan salah satu immunoglobulin, yaitu IgA, laktoferin mengambil zat besi yang diperlukan untuk perkembangan E. coli, stafilokokus, dan ragi. Kandungan zat besi yang rendah pada kolostrum dan ASI akan mencegah perkembangan kuman patogen.

2)      Lisosom

Bersama iGa mempunyai fungsi antibakteri dan juga menghambat pertumbuhan berbagai macam virus.

3)      Faktor antiripsin

Enzim tripsin berada di dalam saluran usus dan fungsinya adalah memecah protein.Adanya factor  Tripsin dalam kolostrum ASI akan menghambat kerja tripsin. Dengan demikian ,imunoglobiun tidak akan di pecah oleh tripsin.

4)      Faktor bifidus.

Laktobasilus terdapat dalaman  usus bayi dan menghasilkan asam yang dapat mencegah pertumbuhan kuman patogen.Untuk pertumbuhannya,laktobasilus membutuhkan gula yasng mengandung nitrogen,yaitu factor bifidus,dan faktor   ini terdapat dalam ASI.

 

            Kelenjar  timus tempat diproduksinya limfosit relative besar pada waktu lahir dan terus meningkat hingga usia 8 tahun. Karena adanya defisiensi kekebalan alami dan kekebalan dapatan ini, bayi baru lahir sangat rentan mengalami infeksi. Reaksi bayi baru lahir terhadap infeksi masih lemah dan tidak memadai. Oleh sebab itu, pencegahan infeksi, seperti praktik persalinan aman, menyusui ASI dini terutama kolostrum, dan deteksi dini serta pengobatan dini infeksi menjadi sangat penting.

 

 

 

BAB III

PENUTUP

 

A.     Kesimpulan

            Adapatasi bayi baru lahir (BBL) adalah penyesuaian diri individu (BBL) dari keadaan yang sangat tergantung menjadi mandiri secara fisiologis.

            Banyak perubahan yang akan dialami oleh bayi yang semula berada dalam lingkungan interna (dalam kandungan Ibu) yang hangat dan segala kebutuhannya terpenuhi (O2 dan nutrisi) ke lingkungan eksterna (diluar kandungan ibu) yang dingin dan segala kebutuhannya memerlukan bantuan orang lain untuk memenuhinya. Periode adaptasi ini disebut sebagai periode transisi, yaitu dari kehidupan di dalam rahim ke kehidupan di luar rahim. Periode ini berlagsung sampai 1 bulan atau lebih. Transisi yang paling nyata dan cepat terjadi adalah pada sistem pernafasan dan sirkulasi, sistem termoregulasi, dan dalam kemampuan mengambil serta menggunakan glukosa.

 

B.     Saran

·         Setelah memahami tentang bayi baru lahir tentunya bisa dilakukan penerapan yang baik untuk dapat melakukan pemeriksaan yang spesifik pada bayi baru lahir sehingga dapat menetapkan diagnosis yang benar agar dapat dilakukan perawatan yang lebih intensif jika ditemukan adanya masalah.

·         Semua tenaga kesehatan dapat bekerja sama untuk dapat memberikan perawatan yang benar terkait dengan bayi baru lahir.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Rochmah K. M., S.Pd, SKM; Elita Vasra, SST; Dahliana,SKM; Heni Sumastri, S.Pd. Panduan Belajar Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita : Jakarta EGC, 2011

Depkes RI.2003.Asuhan bayi baru lahir.Jakarta:Pusdiknakes-WHD-JHPIEGO

Helmi, Zairin Noor.2012.Buku Ajar Gangguan Muskuluskletal.Jakarta:Salemba Medika

Irianto, Kus. (2010). Struktur Dan Fungsi Tubuh Manusia Untuk Paramedis. Bandung : Yrama Widya

Keperawatan anak, 2008 : Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas

 

No comments:

Post a Comment