Saturday 9 May 2020

MAKALAH PERENCANAAN PENJUALAN


HASIL PENJUALAN






                                                                           


BAB I
PENDAHULUAN
1.1.  Latar Belakang
Perencanaan usaha merupakan langkah awal yang menunjukkan bahwa seseorang serius untuk berwirausaha, dan untuk menghindari faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan, serta mengantisipasi setiap tantangan yang akan dihadapi dalam menjalankan usaha.
Rencana usaha harus dibuat karena Perencanaan merupakan titik awal dari suatu kegiatan, sekali gagal dalam perencanaan maka akan mengalami kesulitan dalam pelaksanaan. Di samping itu pembuatan rencana usaha menunjukkan sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha dan komitmen yang kuat untuk menjalankan usahanya sehingga tidak mudah menyerah dan putus asa ketika menghadapi setiap kendala dan resiko usaha.
Membuka usaha baru tidak mungkin tanpa ada rencana sebelumnya. Rencana harus ada betapapun sederhananya secara tertulis. Namun, wirausaha baru di negara kita banyak yang tidak mau ataupun mungkin tidak mampu atau segan menulis rencana tertulis tersebut karena berbagai alasan. Perencanaan yang tidak tertulis pasti sudah ada rekayasa dalam pikiran, yaitu suatu rekayasa secara sederhana tentang jawaban dari berbagai pertanyaan antara lain, usaha apa yang akan dibuka, mengapa memilih usaha tersebut, dimana lokasinya, siapa konsumennya, darimana sumber modalnya, dan sebagainya.
Suatu rencana kerja yang dibuat tertulis dan resmi guna menjalankan perusahaan (business plan) merupakan perangkat tepat untuk memagang kendali perusahaan dan menjaga agar fokus usaha perusahaan tidak menyimpang. Business plan perlu disusun karena merupakan legitimasi dari sebuah usaha yang akan didirikan. Orang perlu mengetahui segala sesuatu tentang perusahaaan anda sehingga tertarik untuk bekerja sama.
Dalam makalah ini akan dibahas pentingnya suatu perencanaan bisnis atau usaha yang tertulis, bagaimana kerangkanya, tujuan pembuatannya, serta bentuk formal dari perencanaan bisnis.
1.2.  Rumusan Masalah
1)      Mengapa perencanaan bisnis penting dan perlu untuk dibuat?
2)      Bagaimanakah perencanaan bisnis itu?
3)      Bagaimanakah kerangka perencanaan bisnis?
4)      Bagaimanakah bentuk formal dari suatu perencanaan bisnis atau usaha?
1.3.  Tujuan
1)      Mengetahui pentingnya perencanaan bisnis atau perencanaan usaha
2)      Mengetahui seperti apa perencanaan bisnis itu
3)      Mengetahui kerangka perencanaan bisnis
4)      Mengetahui bentuk formal dari perencanaan bisnis atau usaha


BAB II
PEMBAHASAN
2.1.  Pentingnya Perencanaan
David H. Bangs,Jr. (1995:x) menyatakan bahwa, seorang pengusaha yang tidak bisa membuat perencanaan sebenarnya merencanakan kegagalan. Ungkapan ini benar, dari hasil pengamatan para pemilik perusahaan kecil yang menyisihkan waktu untuk mengkaji semua strateginya, menggunakan informasi untuk menguji kebenaran pendapatnya, dan cukup pandai mengenali kekurangan-kekurangan dirinya adalah pengusaha yang tidak mengalami kegagalan.
Business Plan perlu disusun karena merupakan legitimasi dari sebuah usaha yang akan didirikan. Orang perlu mengetahui segala sesuatu tentang perusahaan anda sehingga tertarik untuk bekerja sama. Ada beberapa alasan penting mengapa orang harus menyusun Business Plan:
1.      To sell yourself on the business
2.      To obtain bank financing
3.      To obtain investment funds
4.      To arrange strategic alliances
5.      To obtain large contracts
6.      To attract key employes
7.      To complete mergers and acquisitions
8.      To motivate and focus your management team
(Bygrave,1994:115).
Jadi, tujuan menyusun Business Plan adalah:
1.      Menyatakan bahwa anda sebagai pemilik dan pemegang inisiatif dalam membuka usaha baru. Anda yakin akan keberhasilan usaha itu dan anda juga harus meyakinkan orang lain bahwa tidak akan merugi bila melakukan kerjasama dengan anda. Adanya bantuan kerjasama dari berbagai pihak maka diharapkan usaha anda akan maju dengan pesat. Bantuan yang diharapkan itu antara lain berupa pinjaman melalui bank atau pinjaman melalui pihak-pihak lain yang potensial.
2.      Mengatur dan membentuk kerjasama dengan perusahaan-perusahaan lain yang sudah ada dan saling menguntungkan misalnya dari para produsen yang dapat diharapkan memasok barang untuk perusahaan anda ataupun perusahaan-perusahaan yang lebih besar yang memberikan pekerjaan atau kontrak yang dapat dikerjakan oleh perusahaan anda.
3.      Business Plan juga dapat mengundang orang-orang tertentu yang potensial atau mempunyai keahlian untuk bergabung bekerja sama dengan anda. Mungkin saja anda memerlukan orang-orang yang mempunyai kemampuan untuk menduduki posisi kunci dalam perusahaan anda namun anda harus berhati-hati menerima orang-orang tertentu yang dapat pula menjerumuskan perusahaan anda yang baru berdiri.
4.      Business Plan juga berguna untuk melakukan merger dan akuisisi misalnya anda menjual perusahaan anda ke perusahaan besar, maka perusahaan besar tersebut harus membaca business plan anda atau mungkin juga anda ingin membeli perusahaan lain maka business plan yang anda susun dapat memberi keyakinan kepada perusahaan lain yang mau diakuisisi.
5.      Business Plan bertujuan untuk menjamin adanya fokus tujuan dari berbagai personil yang ada dalam perusahaan. Sebab sebuah perusahaan akan bertumbuh makin lama makin kompleks sehingga business plan menjadi komponen yang sangat penting bagi setiap orang untuk tetap berpijak pada arah yang benar.

2.2.  Pengertian Business Plan
A good definition: a business plan is a document that convincingly demonstrate the ability of your business to sell enough of its product or service to make a satisfactory profit and be attractive to potential backers.
A better definition: a business plan is a selling document that conveys the excitement and promise of your business to any potential backers or stake-holders (Bygrave,1994:114).
Artinya, Business Plan merupakan suatu dokumen yang menyatakan keyakinan akan kemampuan sebuah bisnis untuk menjual barang atau jasa dengan menghasilkan keuntungan yang memuaskan dan menarik bagi penyandang dana.
Definisi yang lebih baik menyatakan bahwa business plan adalah sebuah selling document yang mengungkapkan daya tarik dan harapan sebuah bisnis kepada penyandang dana potensial.
Hisrich-Peters memberikan definisi sebagai berikut : the Business Plan is a written document prepared by the entrepreneur that describe all the relevant external and internal elements involved in starting a new venture. It is often an integration of functional plans such as marketing, finance, manu-facturing and human resources (Hisrich-Peters,1995:113).
Jadi, business plan adalah dokumen tertulis yang disiapkan oleh wirausaha yang menggambarkan semua unsur-unsur yang relevan, baik internal maupun eksternal mengenai perusahaan untuk memulai usaha baru. Isinya sering merupakan perencanaan terpadu menyangkut pemasaran, permodalan, manufaktur, dan sumber daya manusia.
Business Plan adalah dokumen yang disediakan oleh entrepreneur sesuai pula dengan pandangan penasihat profesionalnya yang memuat rincian tentang masa lalu, keadaan sekarang, dan kecenderungan masa depan dari sebuah perusahaan. Isinya mencakup analisis tentang manajerial, keadaan fisik bangunan, karyawan, produk, sumber permodalan, informasi tentang jalannya perusahaan selama ini dan posisi pasar dari perusahaan. Business Plan juga berisi tentang rincian profit, neraca perusahaan, proyeksi aliran kas untuk dua tahun yang akan datang. Juga memuat pandangan dan ide dari anggota tim manajemen. Hal ini menyangkut strategi tujuan perusahaan yang hendak dicapai.
Business plan dibuat dalam bentuk jangka pendek ataupun jangka panjang yang pertama kali diikuti untuk tiga tahun berjalan. Business plan merupakan rencana perjalanan atau road map yang akan diikuti oleh wirausaha. Business plan seakan-akan menjawab pertanyaan: Where am I now? Where am I going?How will I get there?
Investor yang potensial perbankan, konsultan, staf karyawan, pemasok barang dan bahkan konsumen akan mempelajari business plan ini. Sebuah business plan dapat dinilai oleh pembaca dengan memberikan bobot penilaian sangat bagus, bagus, sedang, dan kurang baik. Kedalaman dan rincian dari sebuah business plan sangat tergantung kepada luasnya bisnis yang akan dilakukan, apakah bisnisnya merupakan sebuah industri berskala besar atau hanya toko barang-barang kelontong.
Bagi sebuah business plan yang akan mengoperasikan sebuah pabrik, tentu akan mencantumkan secara jelas dan rinci informasi yang menyangkut:
a.    Lokasi pabrik
b.    Proses Produksi
c.    Masalah bahan baku
d.   Masalah mesin dan perlengkapan
e.    Masalah karyawan yang terlatih
f.     Masalah tempat, tanah, ruangan yang tersedia sekarang ini dan buat perluasan di masa yang akan datang
g.    Hal-hal lain yang diperlukan untuk menunjang agar pabrik berjalan lancar.
Business plan yang kurang baik akan menyebabkan kegagalan di kemudian hari karena beberapa faktor:
1)      Tujuan yang ditetapkan oleh pengusaha kurang masuk akal, pengusaha kurang memiliki tanggung jawab
2)      Pengusaha tidak memiliki pengalaman dalam perencanaan bisnis
3)      Pengusaha tidak dapat menangkap ancaman dan kelemahan bisnisnya sendiri
4)      Konsumen tidak mengharapkan adanya barang dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan tersebut
2.3.  Kerangka Rencana Usaha
Rencana usaha yang akan disusun memuat pokok-pokok pikiran perencanaan yang mencakup antara lain:
1)      Nama Perusahaan
Nama yang diciptakan untuk sebuah usaha harus dipikirkan baik-baik karena nama perusahaan ini akan berdampak jangka panjang. Oleh sebab itu, nama yang diberikan jangan hanya berorientasi kepada faktor-faktor yang sedang hangat pada masa kini akan tetapi lebih mementingkan prospek masa depannya. Misalnya ada orang yang memberi nama perusahaannya “Ganefo” padahal Ganefo ini merupakan kegiatan sesaat yang populer pada waktu itu. Canon dan Wichert menyatakan ciri-ciri merk yang baik adalah:
1.      Short-pendek
2.      Simple-sederhana
3.      Easy to spell-mudah dieja
4.      Easy to remember-mudah diingat
5.      Pleasing when read-enak dibaca
6.      No disagreeble sound-tak ada nada sumbang
7.      Does not go out of date-tak ketinggalan zaman

8.        Ada hubungan dengan barang dagangan
9.      Bila diekspor gampang dibaca oleh orang luar negeri
10.  Tidak menyinggung perasaan kelompok atau orang lain atau tidak negatif
11.  Membayangkan apa produk itu atau memberi sugesti penggunaan produk tersebut
2)      Lokasi
a.      Lokasi Perusahaan
Ada dua hal penting menyangkut lokasi yang akan dipilih, yaitu:
1.      Lokasi perkantoran, disebut tempat kedudukan
2.      Lokasi perusahaan, disebut tempat kediaman
Tempat kedudukan berarti tempat (kantor) badan usaha, biasanya mengelola perusahaan yang berada di tempat lain. Tempat kediaman berarti tempat perusahaan beroperasi. Antara tempat kedudukan dan tempat kediaman ada beberapa perbedaan sebagai berikut:
1.      Tempat yang baik untuk badan usaha belum tentu baik untuk perusahaan
2.      Memilih tempat badan usaha lebih mudah daripada memilih tempat perusahaan
3.      Suatu badan usaha yang mempunyaibeberapa perusahaan harus memilih tempat yang berlainan untuk tiap-tiap perusahaan itu, sebab faktor-faktor yang mempengaruhi tiap-tiap perusahaan itu tidak sama (ada pertimbangan yang berbeda).
4.      Pemilihan tempat kediaman perusahaan banyak tergantung pada rentabilitas yang diharapkan, seperti keuntungan yang ditimbulkan oleh proses produksi, murahnya bahan baku, transport tenaga kerja, dan sebagainya. Sedangkan tempat kedudukan badan usaha mementingkan segi hukumnya. Contohnya tempat kedudukan badan usaha ada di Jakarta dan tempat kediaman perusahaannya ada di daerah Sukabumi, Bandung, dan Cianjur.
b.      Lokasi Pertokoan
Lokasi pertokoan ditentukan dengan melihat ketertarikan dari konsumen. Konsumen umumnya tertarik untuk belanja ke toko atau lokasi yang mempunyai banyak jenis dan persediaan barang dagangan dan memiliki reputasi sebagai lokasi yang memiliki barang bermutu dengan harga bersaing. Letak toko terakumulasi pada daerah terminal bis, pusat perbelanjaan di sekitar alun-alun.
c.       Lokasi Pabrik/Industri
Untuk menetapkan lokasi pabrik yang perlu diperhatikan ialah:
v  Dekat dengan sumber material
v  Dekat dengan pasar
v  Mudah mendapat tenaga kerja
v  Mudah fasilitas transportasi
v  Mudah memperoleh bahan bakar
v  Mudah memperoleh air
v  Sikap pemerintah setempat serta masyarakatnya

Jadi, dapat disimpulkan bahwa, ada dua hal utama yang harus diperhatikan dalam memilih lokasi :
1.      Backward linkage, berarti pertalian ke belakang, yaitu bagaimana sumber daya (resourches) yang akan digunakan, termasuk bahan baku, tenaga kerja, suasana dan kondisi masyarakat setempat.
2.      Forward linkage, berarti pertalian ke depan, yaitu daerah pemasaran hasil produksi. Melihat tersedia atau tidaknya konsumen yang cukup untuk menyerap hasil produksi
3)      Komoditi yang Akan Diusahakan
Pemilik usaha tertarik dengan suatu komoditi karena dia memperoleh informasi dari lingkungannya atau dia mempunyai pengalaman dengan komoditi tersebut atau dia mempunyai relasi khusus untuk mengusahakan komoditi tersebut. Misalnya seorang penulis akan menerbitkan bukunya dan menemui kesulitan mencari penerbit yang bersedia menerbitkan bukunya. Penulis itu kemudian membuka usaha penerbitan dan percetakan sendiri.
Jadi, kesempatan untuk memilih komoditi yang akan diusahakan dapat mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
a.       Membanjirnya permintaan masyarakat terhadap jenis-jenis hasil usaha tertentu, baik berupa barang maupun jasa
b.      Teridentifikasinya kebutuhan tersembunyi masyarakat akan barang atau jasa tertentu
c.       Kurangnya saingan dalam bidang usaha yang ingin kita kerjakan
d.      Adanya kemampuan yang meyakinkan untuk bersaing usaha dengan orang lain dalam mengembangkan bidang usaha yang sama
(Soemanto,1992:224).
4)      Konsumen yang Dituju
Prospek konsumen didasarkan atas bentuk usaha dan jenis usahanya. Jika jenis usaha yang dijalankan berbentuk industri, tentu jangkauan konsumen yang akan dituju lebih jauh dibandingkan dengan usaha bentuk pertokoan. Usaha bentuk pertokoan sangat mengandalkan konsumen dari lingkungan toko.

5)      Pasar yang Akan Dimasuki
Sebuah perusahaan yang akan memasuki pasar akan menempatkan perusahaannya sebagai pemimpin pasar (market leader), penantang pasar (market challenger), pengikut pasar(market follower), atau perelung pasar (market nicher). Pemimpin pasar memiliki pangsa pasar terbesar dalam produk sejjenis. Perusahaan ini dapat mengendalikan harga, membuat produk baru, menggunakan promosi secara gencar. Pemimpin pasar harus berjaga-jaga untuk mempertahankan pangsa pasarnya.
Penantang pasar adalah perusahaan-perusahaan yang berada di bawah pemimpin pasar, dan dia selalu berusaha untuk mengejar bahkan melampaui pemimpin pasar. Para penantang ini berambisi besar menggunakan sumber daya secara lebih baik. Segala macam taktik akan digunakan untuk mengatasi pemimpin pasar misalnya dengan perang harga, layanan yang lebih memuaskan, dan sebagainya.
Pengikut pasar sangat mengetahui cara-cara untuk mempertahankan langganan yang sudah ada dan selalu mencari pelanggan baru. Mereka mencoba untuk menonjolkan keunggulan produk dan memberikan servis yang istimewa kepada pelanggannya. Pengikut pasar merupakan sasaran serangan balik dari kelompok penantang pasar.
Perelung pasar berasal dari pengikut pasar yang berusaha untuk menjadi pemimpin di pasar kecil atau memasuki relung pasar. Umumnya perusahaan kecil menghindari persaingan melawan perusahaan besar dan mereka melarikan diri untuk memasuki relung pasar.
6)      Partner yang Akan Diajak Kerjasama
Partnership adalah suatu asosiasi atau persekutuan dua orang atau lebih untuk menjalankan suatu usahamencari keuntungan. Persekutuan dilakukan dalam bidang usaha yang mencari laba maupun tidak. Ada dua macam bentuk partnership:
1.      General partnership. Semua anggota ikut secara aktif mengoperasikan bisnis dan sama-sama bertanggung jawab, termasuk tanggung jawab yang tidak terbatas terhadap utang-utang bisnis.
2.      Limited partnership. Memiliki anggota sekurang-kurangnya satu orang yang bertanggung jawab tidak terbatas dan anggota lain yang bertanggung jawab terbatas.
Dalam peraturan dinyatakan bahwa ada berbagai bentuk partner, misalnya ada anggota yang aktif menjalankan bisnis, tetapi dia tidak mau identitasnya diketahui oleh umum, ini disebut secret partner. Ada pula partner cukup dikenal oleh umum, tetap dia tidak turut aktif menjalankan bisnis, ini disebut silent partner. Ada pula partner yang tidak aktif, dan juga tidak dikenal umum, ini disebut dormant partner (dormant = tidur).
Ada lagi nominal partner, yaitu bukan pemilik tetapi menyatakan dirinya sebagai pemilik kepada umum, tentu atas persetujuan pemilik yang sah. Dan semua tindakannya menjadi tanggung jawab pemilik bisnis.
General partner yang sudah lama bekerja dalam bisnis tersebut dinamakan senior partner dan anggota yang baru bekerja dalam bisnis tersebut dinamakan yunior partner.
Jika sudah ada kesepakatan dalam membentuk partnership maka harusdibuat persetujuan bersama dan disepakati bersama baik didepan notaris ataupun tidak, agar segala sesuatunya diatur secara tertulis. Sebab banyak kemungkinan yang bisa terjadi setelah usaha berjalan lancar ataupun tidak lancar yaitu timbulnya berbagai masalah yang membuat kericuhan yangg belum diatur sebelumnya.
Pada umumnya hal-hal yang dimuat dalam persetujuan itu ialah menyangkut :
a         Nama-nama partner
b        Jumlah penyertaan modal
c         Masa mulai dan masa berakhirnya persetujuan
d        Gaji dan honor
e         Pembagian laba atau kerugian
f         Prosedur menambah partner
g        Prosedur memberhentikan partner
h        Penambahan karyawan
i          Tanggung jawab dan otoritas
7)      Personil yang Dipercaya untuk Menjalankan Perusahaan
Memilih personil yang dipercaya memang agak sulit, sebab ini menyangkut masalah karakter, kejujuran, dan kemampuan seseorang. Adakalanya sulit mencari orang jujur. Padahal kejujuran ini adalah modal kehidupan yang utama.
Banyak pengalaman wirausaha mengalami kegagalan karena mengandalkan famili dekat sebagai tangan kanan pemilik. Barabgkali perlu dipertimbangkan jika famili dekat akan ikut dalam wirausaha, maka tempatkan dia pada posisi yang tidak ada kesempatan untuk merongrong bisnis. Bahkan anak-anak dari pemilik pun harus selektif bila mau menempatkan mereka dalam kegiatan bisnis orang tuanya. Sebab tidak semua anak-anak sama perangainya. Lain orang, lain perilakunya.
8)      Jumlah Modal yang Diharapkan dan yang Tersedia
Pada umumnya modal yang tersedia untuk membuka usaha sangat minim atau malah  nihil. Modal utama adalah semangat dan kejujuran. Akan tetapi banyak diantara wirausahawan mampu megumpulkan modal dari tabungan, menjual harta, atau pinjaman dari orang tua dan famili lainnya. Jika modalnya sangat kecil dapat dilakukan kerjasama dengan partner, yang masing-masing menyetorkan modalnya. Semua sumber dan kemampuan pengumpulan modal ini harus ditulis. Modal awal ini harus tetap dicari sampai memenuhi/mencukupi untuk menggerakkan langkah pertama wirausaha.
Ada tiga macam soliditas yaitu :
-          Solidita snormal, artinya bagaimana moral pribadi pemilik perusahaan apakah ia seorang pemabuk, penjudi, peminum, dsb.
-          Soliditas komersial, yaitu kemampuan pribadi pemilik perusahaan untuk menepati janji-janji dagang yang dibuatny. Misalnya ketepatan waktu membayar utang, tepat waktu mengirim barang, tepat waktu dalam menepati janji pertemuan dsb.
-          Soliditas finansial yaitu perusahaan yang berutang, apakh layak dipercaya bahwa uang yang diinvestasikan dalam perusahaan tersebut tidak akan lenyap sempurna, karna besarnya unsur resiko yang dihadapi.


9)      Peralatan Perusahaan yang Perlu Disediakan
Peralatan yang perlu disediakan, adalah sesuai dengan kepetingan usaha. Peralatan usaha pertokoan, akan berbeda dengan usaha kerajiana dan industri. Untuk pertama kali membuka usaha, pikirkan peralatn yang sangat diperluka n. Diluar itu, jangang dibeli, sebabb akan menganggu uang kas. Ada dua hal yag perlu dipertimbankan dalam meyediakan peralatan :
1.      Ekonomis
2.      Prestise
Wirausaha yang ekonomis sangat memperhatian efiensi dalam membeli peralatan. Dia akan membeli peralatan yang sangat diperlukan, rak-rak, meja, mesin hitung. dia bisa cari peralatan itu dipasar barang ke  Dia merasa belum perlu membeli cash register, cukup pakai mesin hitung yang murah saja. Nanti jika usaha pada maju, baru beli yang serba mahal dan mewah, baru menonjolkan prestise.
     Wirausaha yang prestisius akan selalu mengambil peralatan terlengkap dan baru serta mahal. Ini pun tidak salah, asal sifat prestisius ini sesuai dengan rencana usaha yang akn dikembangkan serta konsumen yang akan dilayani serta disesuaikan dengan kemampuan keuangan. Misalnya, wirausaha ini dibuka di loaksi pemukiman elit, harus terjamin kebersihan, dan keasriannya. Untuk itu perlu dipasang AC, fan dan sebagainya. Jadi kebutuhan akan peralatan sesuai dengan lingkungan konsumen yang akna dilayani, dan kemampuan keuangan yang tersedia.
10)  Penyebaran Promosi
Sebagai usaha baru, tentu belum dikenal oleh masyakarat. Oleh sebab itu harus direncanakan apakah usaha ini perlu diperenalkan atau dipromosikan atau tidak. Jika akan dipromosikan harus direncanakan bentuk promosi, tempat / media mempromosikan, keunggulan apa yang akan ditunjukkan, apakah akan menonjolkan harga murah, kualitas prima, lokasi strategis dan sebagainnya.
Elemen-elemen promosi yang biasa digunakan antara lain:
1.      Advertising , yaitu berupa iklan di berbagai media.
2.      Personal selling , merupakan tenaga penjual yang disiapkan baik di toko (pramuniaga) ataupun yang berkunjung ke rumah-rumah (salesman).
3.      Sales promotion , yaitu berupa daya tarik bagi konsumen dalam bentuk korting, obral, hadiah, undian-undian kupon dan sebagainya.
4.      Publik relation , artinya memberi informasi kepada masyarakat tentang perusahaan, baik menyangkut produk, manajemen dan sebagainya, yang membuat masyarakat memiliki image (citra) baik terhadap perusahaan.
Bentuk-bentuk adversiting yang sering digunakan antara lain :
1.      Papan reklame, didirikan di pinggir jalan di tempat strategis sehingga jelas dipandang. Papan reklame ini dimanfaatkan pula sebagai sarana hiasan kta dengan menggunakan warna-warni lampu penerangan. Dapat dipasang rendah ataupun dipasang tinggidiatas gedung bertingkat.
2.      Poster, yaitu berupa tulisan singkat tentang apa yang dipromosikan di atas kertas atau kain. Gambarnya agak mencolok.
3.      Katalog, ini juga dibuat di atas dengan desain menarik,  berisi keterangan dengan gambar disertai foto dan daftar harga barang yang ditawarkan.
4.      Folder,  ini dibuat dalam bentuk kertas yang dilipat-lipat sehingga menarik, kecil mungil, dihiasi tulisan, gambar dan foto.
5.      Spanduk, ini pada umumnya dibuat dari kain yang ditulis, kadang-kadang diberi gambar. Dipasang atau direntang di jalan-jalan ataupun didepan gedung/bangunan tertentu.
6.      Slide, ini merupakan bahan yang diproyeksikan di dalam bioskop sehingga menjadi bahan iklan yang ditanyakan sebelum pemutaran film.
7.      Iklan. Adalah sejenis reklame yang dipasang pada media cetak seperti surat kabar, majalah atau media elektronik seperti televisi dan radio.
8.      Papan nama perusahaan, biasa dipasang di tempat usaha, agar masyarakat mengetahui kegiatan apa yang sedang berjalan di tempattersebut. Rasa ingin tahu mereka akan menjadi daya tarik tersendiri terhadap perusahaan.
Bagi sebuah wirausa kecil ataupun menengah yang baru berdiri dan merasa perlu mengadakan promosi sederhana, biasanya dilakukan dengan cara :
1.      Memasang papan nama perusahaan.
2.      Memasang spanduk yang menyatakan : “Sudah dibuka usaha ...” dan menonjolkan keunggulan-keunggulan produknya.
3.      Menyebarkan brosur-brosur, selebaran, sebagai pemberitahuan keberadaan wirausaha baru tersebut.
Cara menyebarkan brosur bermacam-macam, antara lain melalui orang yang diberi honor membagikan brosur ke sopir di perempatan jalan, dan kerumah-rumah di sekitar loksi perusahaan, kantor-kantor atau kejamaah mesjid.
4.      Memberitahukan kawan-kawan, relasi tentang usaha yang baru dibuka dan mengundang mereka untuk datang berkunjung.
5.      Menyebarkan kartu nama yang memuat informasi tentang bisnis anda.
Dengan promosi secara sederhana tersebut, akan menarik konsumen datang ke lokasi usaha anda. Jika mereka merasa puas, terpenuhi needs dan want­-nya, maka lain kali mereka akan datang kembali. Juga mereka akan menyebarkan informasi kepeda relasi agar mereka mencoba produk usaha tersebut. Lama kelamaan wirausaha anda akan semakin maju.
2.4.  Bentuk Formal Business Plan
Sebenarnya tidak ada aturan baku dalam bentuk business plan, akan tetapi pada umumnya business plan membuat hal-hal sebagai berikut :
1)      Halaman Depan
Di halaman ini dicantumkan nama dan alamat perusahaan, nama orang yang bertanggung jawab yang bisa dihubungi sewaktu-waktu melalui telepon.
2)      Daftar Isi
Harus dibuat daftar isi secara rinci dengan nomor-nomor halamannya.
3)      Rangkuman Eksekutif
Rangkuman Eksekutif ini sangat penting karena pembaca ingin melihat scara cepat apa isi dari keseluruhan business plan tersebut. Rangkuman eksekutif merupakan inti dari perencanaan yang sangat menarik perhatian pembaca.
4)      Penjelasan Tentang Perusahaan
Di sini diungkapkan pasar yang dituju berapa besar potensi pasar dan tim manajemen yang mengelola perusahaan.
5)      Di sini diungkapkan pasar yang dituju berapa besar potensi pasar dan berbagai strategi serta ramalan tentang target konsumen dimasa yang akan datang.
6)      Barang Dan Jasa yang Dihasilakan
Di sini diungkapkan mengenai kualitas, kuantitas, kegunaan dan keistimewaan barang dan jasa yang ditawarkan.
7)      Usaha Meningkatkan Penjualan
Di sini dijelaskan tentang berbagai teknik promosi yang akan digunakan, tenaga penjual yang digunakan, atau perwakilan-perwakilan penjual yang perlu diangkat di berbagai daerah.
8)      Permodalan
Di sini diungkapkan rencana permodalan dan proyeksi permodalan, neraca pendahuluan, aliran kas, dan pendapatan.
9)      Apendix
Di sini dilampirkan berbagai keterangan yang diperlukan untuk melengkapi bisiness plan. Misalnya akte pendirian perusahaan, SIUP, sertifikat tanah dan sebagainya.
            Selanjutnya dikemukakan daftar isi dari business plan yang lebih rinci. Namun penggunaan daftar isi ini sangat tergantung kepada bentuk bisinis dan besar bisnis yang akan dilaksanakan.
            Berikut ini dapat disimak outline dari business plan oleh Hisrich-Peters, isi dari Business Plan :
I.                   Pendahuluan
·         Nama dan alamat perusahaan
·         Nama dan alamat pemilik
·         Nama dan alamat penanggung jawab yang bisa dihubungi sewaktu-waktu
·         Informasi tentang bisnis yang dilaksanakan
II.                Rangkuman eksekutif lebih kurang tiga halaman yang menjelaskan secara komplit isi business plan.
III.             Analisis industri
·         Perspektif masa depan industri
·         Analisis persaingan
·         Segmentasi pasar yang akan dimasuki
·         Ramalan-ramalan tentang pruduk yang dihasilkan
IV.             Deskripsi tentang usaha
·         Produk yang dihasilkan
·         Jasa pelayanan
·         Ruang lingkup bisnis
·         Personalia dan perlengkapan kantor
·         Latar belakang identitas pengusaha
V.                Rencana produksi
·         Proses pabrikasi
·         Keadaan gedung dan perlengkapannya
·         Keadaan mesin dan perlengkapannya
·         Sumber-sumber bahan baku
VI.             Rencana pemasaran
·         Penetapan harga
·         Pelaksanaan distribusi promosi yang akan dilakukan
·         Pengembangan produk
VII.          Perencanaan Organisasi
Bentuk kepemilikan dan struktur organisasi
·         Informasi tantang partner
·         Uraian tentang partner
·         Latar belakang anggota tim manajemen
·         Peranan dan tanggung jawab personalia dalam organisasi
VIII.       Resiko
·         Evaluasi tentang kelemahan bisinis
·         Gambaran teknologi
IX.             Perancanaan permodalan
Neraca permulaan perusahaan
·         Proyeksi aliran kas
·         Data penelitian pasar
·         Surat-surat kontrak dan dokumen perjanjian lainnya
·         Daftar harga di pemasok barang
(terjemahan bebas dari Hisrich-Peters, 1995:120).
2.5.  Contoh Business Plan untuk Usaha Baru dan Pengembangan Usaha
I.       Latar belakang
Di sini dimasukkan latar belakang pendirian perusahaan keadaan persaingan, masih terbuka peluang usaha, fasilitas yang dimiliki dan prospek usaha dimasa yang akan datang.
II.       Identitas pemilik
Di sisni dicantumkan nama pemilik tempat dan tanggal lahir, alamat rumah dan telepon, jenis kelamin, status perkawinan, pendidikan terakhir, kursus-kursus yang pernah diikuti pengalaman kerja.
III.    Data perusahaan
Di sini dicantumkan nama perusahaan, alamat kantor dan nomor telepon, bidang usaha, bentuk badan usaha, bank, mulai berdiri, susunan pengurus.
IV.    Aspek produksi
Di sini dicantumkan jenis dan jumlah mesin yang digunakan, kapasitas produksi, jumlah produksi rata-rata perbulan, sumber bahan baku. Jika untuk pertokoan maka jelaskan jenis barang yang dijual, sumber barang, cara pembelian.
V.       Aspek pemasaran
Di sini dijelaskan sistem distribusi, sistem pembayaran dari pembeli, konsumen sasaran, wilayah pemasaran, penguasaan pasar, segmentasi pasar, keuntungan rata-rata dari penjualan.
VI.    Aspek keuangan
Disini dicantumkan kebutuhan uang rata-rata perbulan untuk bahan baku, bahan penolong, upah gaji, biaya umum, ATK, bunga, pajak dan lain-lain. Jika usaha baru cantumkan modal investasi untuk bangunan, sewa kontrak tempat, pembelian mesin dan perlengkapan. Untuk keperluan modal kerja dijelaskan kebutuhan modal tiap minggu atau tiap bulan.
Kemudian dilampirkan neraca perusahaan yang menggambarkan rincian jumlah aktiva dan pasivanya.
Selanjutnya dijelaskan pula laporan rugi laba dengan mencantumkan jumlah hasil penjualan, harga pokok, harga pembelian, biaya-biaya yang dikeluarkan, bunga bank, pajak dan sebagainya.
Selanjutnya jika perusahaan mengajukan kredit ke bank, maka bank akan meminta berbagai keterangan lainnya. Segala persyaratan yang diminta oleh bank jika kurang jelas dapat menanyakan kebagian custumer service bank yang bersangkutan.


BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Business Plan perlu disusun karena merupakan legitimasi dari sebuah usaha yang didirikan. Business Plan yang dibuat bertindak sebagai perangkat pemegang kendali perusahaan dan menjaga agar fokus usaha perusahaan tidak menyimpang.
Business plan adalah dokumen tertulis yang disiapkan oleh wirausaha yang menggambarkan semua unsur-unsur yang relevan, baik internal maupun eksternal mengenai perusahaan untuk memulai usaha baru. Isinya sering merupakan perencanaan terpadu menyangkut pemasaran, permodalan, manufaktur, dan sumber daya manusia.
Rencana usaha memuat nama perusahaan, lokasi, komoditi yang akan diusahakan, konsumen yang dituju, pasar yang akan dimasuki, partner yang akan diajak kerjasama, personil yang dipercaya untuk menjalankan perusahaan,jumlah modal yang diharapkan dan tersedia, peralatan perusahaan yang perlu disediakan, penyebaran promosi.
3.2. Saran
Sebaiknya dalam mengambil keputusan dan tindakan dalam berbagai bentuk organisasi menggunakan proses dasar manajemen berupa perencanaan.
Dalam sebuah perencanaan harus mengetahui tujuan perencanaan dan perlu memperhatikan apa saja yang menghambat suatu perencanaan.





DAFTAR PUSTAKA
Alma, Buchari.2006.Kewirausahaan,untuk Mahasiswa dan Umum. Bandung:Alfabeta
Bygrave,William D.1994. The Portable MBA in Entrepreneurship.New York:John Willey&Sons,Inc
Soemanto,Wasty.1992.Pendidikan Wiraswasta.Jakarta: Penerbit Bumi Aksara
Hisrich,Robert.D.,Peters M.P.1995.Entrepreneurship.Chicago:Irwin

No comments:

Post a Comment