Saturday 9 May 2020

MAKALAH EKONOMI PERHITUNGAN BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS


PERHITUNGAN BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS


KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan nikmat-Nya yang tidak terhingga, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas ini.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperoleh banyak informasi mengenai Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas, yang bertujuan untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi pembacanya maupun pihak yang terkait di dalamnya serta dapat memberikan motivasi atau dorongan agar memiliki rasa ingin tahu di dalam dunia keuangan.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan baik dari segi tulisan maupun materi. Untuk itu, saran dan kritik yang bersifat membangun senantiasa penulis terima dengan tangan terbuka. Semoga makalah ini dapat memberikan informasi kepada saudara-saudara, bermanfaat untuk pembacanya dan dapat memberikan semangat untuk membawa sesuatu ke arah yang positif.
Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal hingga akhir. Semoga Allah SWT meridhoi segala usaha dan langkah kita semua. Amin.

Aceh Besar,   April 2019


Penulis

                                                       DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................... ........ i
DAFTAR ISI.................................................................................................. ....... ii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. ....... 1
A.  Latar Belakang........................................................................................ 1
B.  Rumusan Masalah.................................................................................... 2
C.  Tujuan Penulisan...................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN............................................................................... ....... 3
A.  Biaya Per Unit......................................................................................... 3
B.  Perhitungan Harga Pokok Produk Berdasarkan Fungsi.......................... 4
C.  Keterbatasan Sistem Akuntansi Biaya Berdasarkan Fungsi.................... 6
D.  Biaya Overhead Yang Tidak Berkaitan Dengan Jumlah Unit................ 7
E.   Perhitungan Biaya Produk Berdasarkan Aktivitas: Penjelasan Terperinci             10
F.   Pembebanan Biaya Pada Aktivitas Lain............................................... 12
G.  Mengurangi Ukuran Dan Kerumitan Dari Sistem Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas                                                                                                                 13

BAB III PENUTUP....................................................................................... ..... 15
A.  Kesimpulan............................................................................................ 15

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... ..... 16







BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang
Perhitungan biaya berdasarkan aktivitas (Activity Based Costing System) adalah metode membebankan biaya aktivitas-aktivitas berdasarkan besarnya pemakaian sumber daya dan membebankan biaya pada objek biaya, seperti produk/ pelanggan berdasarkan besarnya pemakaian aktivitas serta untuk mengukur biaya dan kinerja dari aktivitas yang terkait dengan proses dan objek biaya.
Dalam proses mendesain sistem, diperlukan pemahaman yang berkaitan dengan jumlah pemicu biaya yang diperlukan dan menentukan pemicu biaya yang sesuai. Kedua faktor tersebut berhubungan erat sebab tipe dari cost driver yang dipilih akan mempengaruhi jumlah pemicu yang diperlukan sesuai tingkat akurasi sistem. Permasalahan timbul apabila jumlah pemicu biaya yang dipergunakan terlalu banyak, karena secara ekonomis tidak menguntungkan untuk menentukan pemicu yang berbeda dari setiap aktivitas dan pada beberapa proses perusahaan yang menggunakan aktivitas secara bersama-sama (Agregat) dengan pemicu tunggal sebagai dasar penelusuran biaya aktivitas ke produk yang dihasilkan, terdapat kesulitan untuk memilih pemicu yang sesuai.
Penerapan sistem biaya berdasarkan aktivitas dapat menjelaskan tingkat konsumsi jasa melalui penelusuran konsumsi biaya aktivitas perusahaan terhadap sumber daya. Selain itu juga dapat dilakukan juga pembebanan biaya overhead keproduk sesuai jumlah konsumsi jasa terhadap aktivitas-aktivitas yang diperlukan dalam perhitungan dengan sistem activity based costing melalui prosedur 2 tahap, yaitu :
1.      Proses identifikasi aktivitas dan menentukan pemicu biaya (cost driver) aktivitas yang sesuai tahapan tersebut akan menghasilkan pusat-pusat biaya homogen (cost pool homogen) sebagai dasar untuk menelusuri biaya aktivitas.
2.      Berisi tentang pembebanan biaya aktivitas overhead keproduk/ jasa berdasarkan tarif biaya dari setiap pusat biaya dan jumlah konsumsi produk/ jasa terhadap aktivitas sesuai dengan kapasitas pemicu biaya aktivitas yang digunakan.

B.  Rumusan Masalah
Berpijak dari latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah pada penulisan makalah ini adalah :
1.        Bagaimana perhitungan biaya per unit?
2.        Bagaimana perhitungan harga pokok produk berdasarkan fungsi?
3.        Apa penyebab terjadinya keterbatasan sistem akuntansi biaya berdasarkan fungsi?
4.        Apa saja biaya overhead yang tidak berkaitan dengan jumlah unit?
5.        Bagaimana sistem perhitungan biaya produk berdasarkan aktivitas?
6.        Bagaimana sistem membebankan biaya aktivitas pada aktivitas lain?
7.        Bagaimana cara mengurangi ukuran dan kerumitan dari sistem perhitungan biaya berdasarkan aktivitas?

C.  Tujuan Penulisan
Selain untuk memenuhi tugas softskill Akuntansi Manajemen, penyusunan makalah ini juga bertujuan untuk mengetahui perhitungan biaya berdasarkan aktivitas meliputi, perhitungan biaya per unit, perhitungan biaya berdasarkan fungsi, penyebab terjadinya keterbatasan sistem akuntansi biaya berdasarkan fungsi, biaya overhead yang tidak berkaitan dengan jumlah unit, perhitungan biaya produk berdasarkan aktivitas, membebankan biaya aktivitas pada aktivitas lain dan mengurangi ukuran dan kerumitan dari sistem perhitungan biaya berdasarkan aktivitas.


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Biaya Per Unit
Perhitungan biaya berdasarkan fungsi dan aktivitas membebankan biaya pada objek biaya,seperti produk, pelanggan, pemasok, bahan baku, dari jalur pemasaran. Ketika biaya dibebankan pada objek biaya, biaya per unit dihitung dengan membagi jumlah biaya yang dibebankan dengan jumlah unit dan objek biaya tertentu. Secara konseptual,perhitungan biaya per unit produksi adalah sederhana. Biaya perunit adalah jumlah biaya yang berkaitan dengan unit yang diproduksi dibagi dengan jumlah unit  yang diproduksi. Sebagai contoh biaya produk sering didefinisikan sebagai biaya produksi, yaitu jumlah dari bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead produksi. Definisi biaya produksi tersebut diharuskan untuk pelaporan keuangan pihak eksternal sehingga memainkan peranan penting dalam penilaian persediaan dan menentukan pendapatan. Akan tetapi,biaya produksi juga berguna untuk membuat beberapa keputusan tertentu. Pengukuran biaya meliputi penentuan jumlah dollar dari bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead yang digunakan produksi. Nilai biayanya dapat berupa biaya aktual yang dibebankan pada input produksi,atau dapat pula berupa angka perkiraan.
a.       Pentingnya Biaya Produk per Unit
Sistem akuntansi biaya mengukur dan membebankan biaya agar biaya per unit dari suatu produk atau jasa dapat ditentukan. Biaya per unit adalah bagian penting dari informasi bagi suatu perusahaan manufaktur. Keputusan mengenai desain serta pengenalan produk dan jasa baru dipengaruhi oleh perkiraan biaya per unit. Keputusan untuk membuat atau membeli suatu produk atau jasa, menerima atau menolak suatu pesanan khusus, serta menpertahankan atau menghentikan suatu peoduk atau jasa memerlukan informasi biaya per unit. Karena informasi biaya per unit sangat penting, keakuratan adalah hal yang penting.


b.      Cara Mendapatkan Informasi Biaya per Unit
Beberapa cara berbeda digunakan untuk mengukur dan membebankan biaya. Dua kemungkinan sistem pengukuran tersebut adalah perhitungan biaya aktual dan perhitungan biaya normal. Perhitungan biaya aktual membebankan biaya aktual bahan baku langsung,tenaga kerja langsung, dan overhead pada produk. Perhitungan biaya normal membebankan biaya aktual bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung pada produk. Akan tetapi biaya over head dibebankan pada produk dengan menggunakan tarif perkiraan. Tarif perkiraan overhead adalah suatu tarif yang didasarkan pada data yang diperkirakan dan dihitung dengan menggunakan rumus berikut:
Biaya yang diperkirakan
Tarif Perkiraan Overhead        
Penggunaan aktivitas yang diperkirakan

B.  Perhitungan Harga Pokok Produk Berdasarkan Fungsi
Perhitungan biaya produk berdasarkan fungsi membebankan biaya dari bahan baku langgsung dan tenaga kerja langsung pada produk dengan menggunakan penelusuran langsung . secara spesifik, perhitungan biaya berdasarkan fungsi menggunakan penggerak aktifitas tingkat unit untuk membebankan biaya overhead pada produk. Penggerak aktifitas tingkat unit adalah faktor-faktor yang menyebabkan perubahan dalam biaya seiring dengan perubahan jumlah unit yang diproduksi.
Tarif perkiraan overhead berdasarkan fungsi membutuhkan spesifikasi dan penggerak tingkat unit, yaitu suatu perkiraan dari kapasitas yang diukur penggerak dan perkiraan dari overhead yang diharapkan. Contoh-contoh penggerak tingkat unit yang umumnya digunakan untuk membebankan overhead, meliputi :
1.                            Unit yang diproduksi
2.                            Jam tenaga kerja langsung
3.                            Biaya tenaga kerja langsung
4.                            Jam mesin
5.                            Biaya bahan baku langsung
Kapasitas aktifitas yang diharapkan adalah output aktifitas yang diharapkan perusahaan dapat tercapai pada tahun mendatang. Kapasitas aktifitas normal adalah output aktifitas rata-rata yang dialami perusahaan dalam jangka panjang. Kapasitas aktifitas teoretis adalah output aktifitas maksimum yang dapat direalisaikan dengan berasumsi bahwa semua beroprasi secara sempurna. Kapasitas aktifitas praktis adalah output maksimum yang dapat dicapai jika semuanya berjalan secara efisien.
a.       Tarif Keseluruhan Pabrik
Biaya overhead dibebankan secara langsung pada kelompok biaya tersebut dengan menambah seluruh biaya overhead yang diperkirakan muncul dalam satu tahun. Secara logika, kita dapat berargumentasi biaya-biaya ini dibebankan pada aktivitas makro yang sangat luas : produksi. Setelah biaya diakumulasi dalam kelompok biaya ini, tarif kesleuruhan pabrik dihitung dengan menggunakan gerak tingkat unit. Terakhir, biaya overhead dibebankan pada produk dengan mengalihkan tarif tersebut dengan jumlah jam tenaga kerja langsung aktual yang digunakan oleh tiap-tiap produk.
  1. Penghitungan Tarif Keseluruhan Pabrik
Tarif berdasarkan jam tenaga kerja langsung dapat dihitung sebagai berikut:
Tarif perkiraan overhead =   overhead yang dianggarkan
Aktivitas yang diharapkan
Jumlah overhead pada produksi aktual pada titik tertentu dalam suatu waktu disebut sebagai overhead yang dibebankan (applied overhead) dan dihitung dengan menggunakan rumus berikut:
Overhead yang dibebankan = Tarif overhead x Output aktivitas actual
Dengan menggunakan tarif overhead, berikut overhead yang dibebankan untuk satu tahun:
Overhead yang dibebankan = Tarif overhead x aktivitas actual
Perbedaan antara overhead actual dan overhead yang dibebankan disebut variansi overhead (overhead variance). Jika overhead aktual lebih besar daripada overhead yang dibebankan, variansi disebut overhead yang terlalu rendah dibebankan (underapplied overhead). Jika overhead aktual kurang dari overhead yang dibebankan, variansi disebut overhead yang terlalu tinggi dibebankan (overapplied overhead).
  1. Biaya per Unit
Biaya per unit dihitung dengan menjumlahkan total biaya utama produk ke biaya overhead yang dibebankan, dan kemudian membagi total biaya ini dengan unit yang diproduksi
  1. Tarif Departemen
Ada 2 tahap bagi tarif overhead departemen. Pada tahap pertama, biaya overhead keseluruhan pabrik dibagi dan dibebankan ke tiap departeman produksi, dan membentuk kesatuan biaya overhead departemen. Ketika biaya dibebankan pada setiap departemen produksi, penggerak berdasarkan unit – seperti jam tenaga kerja langsung dan jam mesin digunakan untuk menghitung tarif departemen. Produk yang di proses oleh berbagai departemen diasumsikan menggunakan sumber daya overhead sesuai proporsi penggerak berdasarkan unit departemen. Selanjutnya, pada tahap kedua, overhead dibebankan ke produk dengan mengkalikan tarif departemen dengan jumlah penggerak yang digunakan dalam departemen terkait.

C.  Keterbatasan Sistem Akuntansi Biaya Berdasarkan Fungsi
Organisasi sering mengalami gejala tertentu yang menunjukkan sistem akuntansi biaya mereka telah ketinggalan zaman. Sebagai contoh, jika biaya terdistorsi dan perhitungan biaya menjadi terlalu tinggi atas suatu produk utama bervolume besar, maka penawaran yang diajukan secara sistematis akan kalah walaupun perusahaan merasa telah menggunakan strategi penawaran agresif. Hal ini bisa membingungkan ketika perusahaan yakin operasi perusahaan sama-sama efisien dengan pesaingnya. Jadi, salah satu gejala dari sistem biaya yang telah ketinggalan zaman adalah ketidakmampuan dalam menjelaskan hasil penawaran. Sebaliknya, jika harga-harga pesaing kelihatan sangat tidak realistis, maka para manajer harus mempertanyakan ketepatan sistem biaya mereka.
Terdapat dua faktor utama yang menyebabkan ketidakmampuan tarif keseluruhan pabrik dan departemen berdasarkan unit untuk membebankan biaya overhead secara tepat:
1.        Proporsi biaya overhead yang tidak berkaitan dengan unit terhadap jumlah biaya overhead adalah besar
2.        Tingkat keanekaragaman produknya besar

D.  Biaya Overhead Yang Tidak Berkaitan Dengan Jumlah Unit
Penggerak biaya aktivitas tingkat nonunit, diperlukan untuk pembebanan biaya yang akurat dari aktivitas nonunit. Penggerak aktivitas tingkat nonunit (non-unit-level activity driver) adalah faktor-faktor yang mengukur pemakaian aktivitas nonunit produk dan objek biaya lainnya. Penggerak aktivitas (activity driver) adalah faktor-faktor yang mengukur pemakaian aktivitas produk dan objek biaya lainnya.
Dengan hanya menggunakan penggerak biaya aktivitas berdasarkan unit untuk membebankan biaya overhead yang tidak berkaitan dengan unit, distorsi biaya produk akan tercipta. Jika persentase biaya overhead berdasarkan nonunit terhadap jumlah biaya overhead adalah kecil, maka distorsi biaya produk pun akan kecil. Pada situasi tersebut, penggunaan penggerak biaya aktivitas berdasarkan unit untuk membebankan biaya overhead dapat diterima.
1.      Keanekaragaman Produk
Jika produk memerlukan aktivitas overhead berdasarkan nonunit dalam proporsi yang sama dengan aktivitas overhead berdasarkan unit, maka distori dalam perhitungan biaya produk tidak akan terjadi. Maka keanekaragaman produk diperlukan. Keanekaragaman produk berarti produk menggunakan aktivitas overhead dalam proporsi yang secara signifikan berbeda. Contohnya perbedaan pada pada ukuran produk, kerumitan produk, waktu penyetelan, dan beasarnya batch, dapat menyebabkan produk menggunakan overhead pada tingkat berbeda. Apapun bentuk keanekaragaman produknya, biaya produk akan terdistorsi apabila jumlah overhead berdasarkan unit yang digunakan produk, tidak berubah dalam proporsi langsung dengan jumlah yang digunakan overhead nonunit.
2.      Contoh Ilustrasi Kesalahan Tarif Overhead Berdasarkan Unit
Untuk mengilustrasikan bagaimana tarif overhead berdasarkan unit dapat menyebabkan distorsi biaya produk. Contohya pada pabrik Belring.

Ukuran Penggunaan Aktivitas

Nirkabel
Regular
Jumlah
Unit yang diproduksi per tahun           
Biaya Utama
Jam tenaga Kerja Langsung
Jam mesin
Proses produksi
Jumlah perpindahan
10000
78000
10000
5000
20
60
100000
738000
90000
45000
10
30
110000
816000
100000
50000
30
90
Data Biaya Aktivitas ( Aktivitas Overhead )
Aktivitas
Penyetean
Penaganan bahan Baku
Daya
Pengujian
Jumlah

Biaya Aktivitas
120000
60000
100000
80000  +
$ 360000
Data Perhitungan Harga Pokok Produk – Pabrik Belring di Springdale.
Asumsikan bahwa ukuran – ukuran tersebut adalah hasil yang diharapkan dan akrual. Teleop regular adalah produk yang bervolume tinggi dan telepon nirkabel adalah produk yang bervolume rendah Karena kuantitas yang diproduksi oleh telepon reguler lebih besar. Lebih sederhana, asumsikan hanya empat jenis aktivitas overhead yang dilakukan empat departemen pendukung yaitu penyetelan peralatan untuk setiap batch, pemindahan batch, penggunaan mesin dan pengujian. Setelah perakitan, keseluruhan unit diuji untuk memastikan operasionalnya.
a.      Masalah keakuratan perhitungan biaya
Masalah utama dalam setiap prosedur ini adalah asumsi bahwa jam mesin atau jam tenaga kerja langsung yang menggerakkan atau menyebabkan semua biaya overhead. Telepon regular akan dibebankan biaya overhead Sembilan kali lebih besar dibandingkan telepon nirkabel, jika tarif keseluruhan digunakan. Dapatkah diasumsikan secara rasional bahwa setiap konsumsi overhead oleh produk berbanding lurus dengan jam tenaga kerja langsung yang digunakan ?
Sebagai contoh, permintaan setiap produk untuk aktivitas penyetelan dan penanganan bahan akan lebih wajar jika dikaitkan dengan jumlah proses produksi dan jumlah pemindahan. Terlihat bahwa produk dengan volume rendah, yaitu telepon nirkabel, menggunakan proses produksi dua kali lebih abnyak dibndingkan telepon regular ( 20/10 ) dan pemindahan dua kali lebih banyak dari telepon reguler ( 60/30 ). Akan tetapi, penggunaan jam tenaga kerja langsung, penggerak aktivitas berdasarkan unit dan tarif keseluruhan pabrik membebankan biaya penyetelan serta penanganan bahan Sembilan kali lebih banyak untuk telepon reguler dibandingkan telepon nirkabel.
Rasio konsumsi menyatakan tarif keseluruhan pabrik yang didasarkan pada jam tenaga kerja langsung akan mengakibatkan biaya yang terlalu tinggi pada telepon reguler dan terlalu rendah pada telepon nirkabel. Rasio konsumsi merupakan proporsi yang digunakan yang digunakan produk.
b.      Penyelesaian masalah distorsi biaya
Distorsi biaya dapat diselesaikan dengan menggunakan tarif aktivitas. Daripada membebankan biaya overhead pada departemen atau pabrik, lebih baik menghitung suatu tarif untuk setiap aktivitas overhead kemudian menggunakannya untuk membebankan biaya overhead. Untuk membebankan biaya overhead, diperlukan jumlah aktivitas yang digunakan setiap produk.
c.       Perbandingan biaya produk berdasarkan fungsi dan aktivitas
Perbandingan antara biaya berdasarkan aktivitas dan biaya unit yang diproduksi menggambarkan pengaruh penggunaan penggerak aktivitas secara jelas hanya berdasarkan unit untuk membebankan
biaya overhead. Sedangkan pembebanan biya berdasarkan aktivitas merefleksikan pola konsumsi overhead secara baik sehingga biaya lebih akurat dari ketiga biaya.

Nirkabel
Reguler
Sumber
Tarif Keseluruhan Pabrik
Tarif Departemen
Tarif Aktivitas
$ 11,40
10,73
21,60
$ 73,000
10,69
9,60
4-3
4-6
4-10
Perbandingan Biaya – Biaya per unit
Perhitungan biaya produk berdasarkan aktivitas menunjukkan perhitungan biaya berdasarkan fungsi mengurangi biaya telepon nirkabel dan melebihkan biya telepon reguler. Dalam lingkungan yang memiliki keanekaragaman produk, ABC menjanjikan keakuratan yang lebih baik dan keputusan dibuat berdasarkan fakta yang benar. Jadi mempelajari ABC merupakan hal yang baik dilakukan.

E.  Perhitungan Biaya Produk Berdasarkan Aktivitas: Penjelasan Terperinci
Pembebanan overhead tradisional melibatkan dua tahap. Pertama, biaya overhead dibebankan pada unit organisasi (pabrik atau departemen). Kedua, biaya overhead dibebankan pada produk. Sistem perhitungan biaya aktivitas. Pertama menelusuri biaya pada aktivitas, kemudian produk. Oleh sebab itu ABC merupakan proses dua tahap. Akan tetapi, sistem ABC menekankan penelusuran langsung dan penelusuran penggerak sedangkan sistem biaya tradisional cenderung gencar dalam alokasi (sangat mengabaikan hubungan sebab akibat). Oleh sebab itu, identifikasi aktivitas harus menjadi tahap awal dalam perancangan sistem perhitungan biaya berdasarkan aktivitas.
a.      Identifikasi Aktivitas dan Atributnya
Karena suatu aktivitas merupakan tindakan yang diambil atau pekerjaan yang dilakukan dengan peralatan atau orang untuk orang lain, pengidentifikasian aktivitas biasanya dilakukan dengan mewawancarai para manajer atau para wakil dari area kena fungsional (departmen). Serangkaian pertanyaan utama akan diajukan dan jawabannya akan menyediakan banyak data yang diperlukan untuk sistem perhitungan biaya berdasarkan aktivitas. Data yang dihasilkan dari wawancara ini digunakan untuk menyapkan kamus aktivitas yaitu kamu yang mendaftar aktivitas-aktivitas dalam sebuah organisasi bersama dengan atribut aktivitas yang penting.
b.      Rangkaian pertanyaan utama
Pertanyaan-pertanyaan untuk wawancara dapat digunakan untuk mengidentifikasi aktivitas dan atribut aktivitas yang diperlukan untuk tujuan perhitungan biaya. Informasi yang didapatkan dari pertanyaan-pertanyaan ini menjadi dasar untuk menyusun kamus aktivitas dan menyediakan data yang berguna untuk pembebanan biaya sumber daya pada aktivitas individual.
c.      Kamus aktivitas
Kamus aktivitas menyebutkan aktivitas (biasanya menggunakan kata kerja tindakan dan objek yang menerima tindakan), mendeskripsikan tugas-tugas yang menyebabkan aktivitas, mengklasifikasikan aktivitas sebagai aktivitas primer atau sekunder, mendaftar pengguna (objek biaya), dan mengidentivikasi ukuran output (penggerak aktivitas). Aktivitas primer adalah aktivitas yang digunakan oleh produk atau pelanggan. Aktivitas sekunder adalah aktivitas yang digunakan oleh aktivitas primer lainnya atau aktivitas sekunder. Aktivitas sekunder akan digunakan  oleh aktivitas primer.
d.     Pembebanan Biaya pada Aktivitas
Setelah aktivitas diidentifikasikan dan dideskripsikan, tugas berikutnya adalah penentuan berapa banyak biaya untuk melakukan setiap aktivitas. Hal ini membutuhkan identifikasi sumberdaya yang digunakan setiap aktifitas. Aktivitas menggunakan sumberdaya seperti tenaga kerja, bahan energi, dan modal. Biaya dari sumber daya didapatkan dari buku besar umum, tetapi seberapa besar biaya yang dihabiskan pada setiap aktivitas tidak dapat dillihat. Oleh karena itu, biaya sumber daya pada aktivitas perlu dibebankan dengan menggunakan penelusuran langsung dan penggerak.
Waktu yang dihabiskan pada setiap aktivitas merupakan dasar untuk pembebanan biaya tenaga kerja pada aktivitas. Jika sumber daya dibagi oleh beberapa aktivitas, maka pembebanan dilakukan melalui penelusuran penggerak yang disebut penggerak sumber daya. Penggerak sumber daya adalah faktor yang mengukur pemakaian sumber daya oleh aktivitas.

F.   Pembebanan Biaya Pada Aktivitas Lain
Pembebanan biaya pada aktivitas melengkapi tahap awal perhitungan biaya berdasarkan aktivitas. Pada tahap pertama ini, aktivitas diklasifikasikan sebagai primer dan sekunder. Jika terdapat aktivitas sekunder, maka tahap berikutnya muncul. Pada tahap selanjutnya aktivitas sekunder dibebankan pada aktivitas-aktivitas yang menggunakan output-nya. Sebagai contoh, mengawasi karyawan adalah aktivitas sekunder. Biaya aktivitas pengawasan akan dibebankan pada setiap aktivitas primer dengan menggunakan rasio yang sekaran berfungsi sebagai penggerak aktivitas.
a.                                 Pembebanan Biaya pada Produk
Setelah biaya dari aktivitas primer ditentukan, biaya tersebut dapat dibebankan pada produk dalam suatu proporsi sesuai dengan aktivitas penggunaannya, seperti yang diukur oleh penggerak aktivitas. Pembebanan ini diselesaikan dengan penghitunagn suatu tarif aktivitas yang ditentukan terlebih dahulu dan mengalikan tarif ini dengan penggunaan aktual aktivitas.
Untuk membebankan biaya, jumlah dari setiap aktivitas yang digunakan setiap produk juga perlu diketahui. Dalam memenuhi tujuan ini, akan diasumsikan bahwa kapasitas praktis aktivitas sebanding dengan jumlah penggunaan aktivitas oleh semua produk.
b.        Perincian Klasifikasi Aktivitas
Untuk tujuan perhitungan biaya produk,  aktifitas dapat diklasifikasikan dalam empat kategori umum, yaitu tingkat unit, tingkat batch, tingkat produk, dan tingkat fasilitas. Pengklasifikasian aktivitas menjadi kategori umum ini akan memudahkan perhitungan biaya produk karena biaya aktivitas yang berkaitan dengan tingkat yang berbeda akan merespons jenis penggerak biaya yang berbeda. Aktivitas tingkat unit adalah aktivitas yang dilakukan setiap kali sebuah unit diproduksi. Aktivitas tingkat batch adalah aktivitas yang dilakukan setiap suatu batch produk di produksi. Aktivitas tingkat produk adalah aktivitas yang dilakukan bila diperlukan untuk mendukung berbagai produk yang di produksi perusahaan. Aktivitas tingkat fasilitas adalah aktivitas yang menompang proses umum produksi suatu pabrik.
Dari ke empat aktivitas tersebut,  tiga yang pertama tingkat unit, tingkat batch, dan tingkat produk,  mengandung aktivitas yang berkaitan dengan produk.dalam ketiga tingkat ini, permintaan aktivitas dapat diukur oleh setiap produk.
Ketegori umum keempat, yaitu aktivitas tingkat fasilitas memiliki suatu masalah dengan filosofi ABC, yaitu mengenai penulusuran biaya pada produk.

G.      Mengurangi Ukuran Dan Kerumitan Dari Sistem Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas

Pada tahap pertama perhitungan biaya berdasarkan aktivitas, aktivitas diidentifikasikan, biaya dihubungkan dengan aktivitas individual, dan aktivitas diklasifikasikan sebagai aktivitas primer atau sekunder. Dalam tahap lanjutan,  biaya dari aktivitas sekunder dibebankan ulang pada aktivitas primer. Dalam tahap akhir, biaya dari aktivitas primer dibebankan pada produk pelanggan.pembebanan biaya pada aktivitas lain atau tahap lanjutan atau pembebanan biaya pada produk dan pelanggan. Suatu organisasi dapat memilki ratusan aktivitas berbeda sehingga terdapat ratusan tarif aktivitas. Walaupun teknologi informasi pasti mampu menangani berbagai jumlah tarif tersebut,  ada baiknya apabila memungkinkan jumlah tarif tersebut dikurangi.tarif yang lebih sedikit bisa juga mengurangi kerumitan dari sistem perhitungan biaya berdasarkan aktivitas sehingga meningkatkan kemungkinan penerimaan oleh manajemen.
a.    Mengurangi Jumlah Tarif dengan Menggunakan  Rasio Konsumsi
Salah satu cara yang sangat langsung untuk mengurangi jumlah tarif adalah mengumpulkan semua aktivitas yang memiliki rasio konsumsi yang  sama dalam satu kelompok biaya.

b.    Mengurangi Jumlah Tarif melalui Aproksimasi ABC
Sistem yang relevan dan mirip (aproksimasi) ABC bisa digunakan di beberapa organisasi dari pada sistem ABC murni yang sulit diterapkan. Salah satu cara mengurangi jumlah tarif adalah dengan hanya menggunakan aktivitas yang paling mahal dan menggunakan penggeraknya untuk membebankan biaya pada produk. Biaya-biaya dari kebanyakan aktivitas yang biayanya tinggi dibebankan dengan menggunakan berbagai penggerak sebab-dan-akibat. Sedangkan berbagai biaya aktivitas yang tidak mahal dibebankan secara lebih arbritrer. Pendekatan ini sederhana, mudah dipahami,  dan sering mengarah pada perkiraan pembebanan ABC yang cukup bagus.
c.    Perbandingan dengan Perhitungan Biaya Berdasarkan Fungsi
Pada sistem berdasarkan fungsi,  pemakaian overhead oleh produk diasumsikan untuk dijelaskan hanya dengan penggerak aktivitas berdasarkan unit. Unit tarif keseluruhan pabrik,  hanya satu penggerak yang di gunakan untuk membebankan biaya.pada sistem berdasarkan fungsi yang lebih canggih,  biaya overhead diklasifikasikan sebagai biaya tetap atau variabel dengan penggerak berdasarkan unit. Sistem perhitungan biaya berdasarkan unit mengalokasikan overhead tetap pada setiap produk dengan menggunakan tarif overhead tetap,  dan membebankan overhead variable dengan menggunakan tarif overhead variabel.
Sistem perhitungan biaya berdasarkan aktivitas memperbaiki keakuratan perhitungan harga pokok produk dengan mengakui bahwa biaya overhead banyak yang tetap,  ternyata bervariasi secara proposional dengan perubahan selain volume produksi. Dengan memahami penyebab meningkat atau menurunya biaya tersebut. Hubungan sebab akibat ini memungkinkan manajer untuk memperbaiki keakuratan perhitungan harga pokok produk yang dapat memperbaiki pengambilan keputusan secara signifikan.

BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Biaya per unit penting untuk penilaian persediaan, penentuan laba, dan penyediaan input untuk berbagai keputusan. Perhitungan biaya berdasarkan fungsi membebankan bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung menggunakan penelusuran langsung: overhead dibebankan dengan menggunakan proses dua tahap.
Banyak aktivitas overhead yang tidak berkaitan dengan jumlah unit yang diproduksi. Sistem perhitungan biaya berdasarkan fungsi tidak dapat membebankan biaya dari aktivitas overhead yang tidak berkaitan dengan jumlah unit secara benar. Pembebanan overhead dengan hanya menggunakan penggerak berdasarkan unit, dapat menyebabkan distorsi pada biaya produk.
Proses pembebanan biaya dideskripsikan dengan langkah umum: (1) mengidentifikasi aktivitas utama dan membuat kamus aktivitas, (2) menentukan biaya aktivitas-aktivitas tersebut, (3) mengidentifikasi ukuran konsumsi untuk biaya aktivitas (penggerak aktivitas), (4) menghitung tarif aktivitas, (5) mengukur permintaan aktivitas oleh setiap produk, dan (6) menghitung biaya produk.
Jumlah tarif bias dikurangi dengan menggabungkan beberapa aktivitas yang memiliki rasio konsumsi yang sama dalam satu kelompok biaya. Jumlah tarif juga bias dikurangi dengan menggunakan pendekatan perkiraan.


DAFTAR PUSTAKA

Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Hansen dan Mowen. 2009. Akuntansi
Managerial . Buku I Edisi 8, Jakarta : Salemba Empat. Kaplan, Robert S., dan David P.


No comments:

Post a Comment