Saturday 9 May 2020

MAKALAH PERAN-AGROKLIMATOLOGI-BAGI-PERTANIAN


BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Indonesia sebagai negara kepulauan yang terletak di daerah katulistiwa termasuk wilayah yang sangat rentan terhadap perubahan iklim. Perubahan pola curah hujan, kenaikan muka air laut, dan suhu udara, serta peningkatan kejadian iklim ekstrim berupa banjir dan kekeringan merupakan beberapa dampak serius perubahan iklim yang dihadapi Indonesia. Perubahan iklim akan menyebabkan: (a) seluruh wilayah Indonesia mengalami kenaikan suhu udara, dengan laju yang lebih rendah dibanding wilayah subtropis; (b) wilayah selatan Indonesia mengalami penurunan curah hujan, sedangkan wilayah utara akan mengalami peningkatan curah hujan. Perubahan pola hujan tersebut menyebabkan berubahnya awal dan panjang musim hujan.
Di wilayah Indonesia bagian selatan, musim hujan yang makin pendek akan menyulitkan upaya meningkatkan indeks pertanaman (IP) apa bila tidak tersedia varietas yang berumur lebih pendek dan tanpa rehabilitasi jaringan irigasi. Meningkatnya hujan pada musim hujan menyebabkan tingginya frekuensi kejadian banjir, sedangkan menurunnya hujan pada musim kemarau akan meningkatkan risiko kekekeringan. Sebaliknya, di wilayah Indonesia bagian utara,meningkatnya hujan pada musim hujan akan meningkatkan peluang indeks penanaman, namun kondisi lahan tidak se baik di Jawa. Tren perubahan ini tentunya sangat berkaitan dengan sektor pertanian.
Agroklimatologi merupakan ilmu yang mempelajari teknik budidaya tanaman dan iklim untuk pertumbuhan, perkembangan dan hasil. Klimatologi sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu Klima dan Logos yang masing-masing berarti kemiringan (slope) yang di arahkan ke Lintang tempat sedangkan Logos sendiri berarti Ilmu. Iklim merupakan salah satu faktor pembatas dalam proses pertumbuhan dan produksi tanaman. Oleh karena itu kajian klimatologi dalam bidang pertanian sangat diperlukan.
Ilmu pengetahuan dan teknologi selalu berkembang dan mengalami kemajuan, sesuai dengan perkembangan zaman dan perkembangan cara berpikir manusia. Bangsa Indonesia sebagai salah satu negara berkembang tidak akan bisa maju selama belum memperbaiki kualitas sumber daya manusia bangsa kita. Kualitas hidup bangsa dapat meningkat jika ditunjang dengan sistem pendidikan yang mapan. Dengan sistem pendidikan yang mapan, memungkinkan kita berpikir kritis, kreatif, dan produktif.
Perkembangan dunia pertanian sangat dipengaruhi oleh banyak faktor termasuk faktor iklim di dalamnya. Bagaimana faktor iklim ini mempengaruhi keadaan tanah,mempengaruhi hama tanaman, perkecambahan benih, dan bagaimana pula fenomena produksi tanaman dan perubahan iklim. Seperti dilihat dari pengertian agroklimatologi itu sendiri yaitu ilmu yang mempelajari tentang hubungan antara dunia pertanian dan keadaan iklim atau cuaca,sebaliknya bagaimana pengaruh iklim atau cuaca terhadap dunia pertanian.
Budidaya pertanian dalam artian luas adalah merupakan suatu upaya memanen energi surya, zat hara dari dalam tanah dan air yang terkandung di dalam tanah. Bahan-bahan tersebut dibentuk melalui proses metabolisme di dalam sel tanaman atau ternak menjadi bagian dari organ tubuh yang dipanen. Proses ini berlangsung terus-menerus selama hidup melalui tahapan pertumbuhan (growth) dan perkembangan (development). Hasil panen sangat tergantung pada 4 hal: (i) kesehatan benih, (ii) keadaan fisiografi lahan, sifat fisika dan kimia tanah, (iii) sifat iklim dan perubahan cuaca, (iv) kemampuan petani sebagai pengelolanya.
Dari data iklim ini akan dapat diketahui kesesuaian iklim yang optimum bagi tanaman serta batas-batas ekstrimnya, dapat pula dibahas tentang kebutuhan air irigasi, perkembangan iklim terhadap perkembangan maupun penyebaran hama dan penyakit tanaman, serta hubungan iklim dengan berbagai kegiatan lainnya. Pada hakekatnya, klimatologi pertanian merupakan kesimpulan dari pengamatan meteorology pertanian dalam jangaka panjang di daerah yang luas.
B.  Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui peranan agroklimatologi terhadapa perkembangan pertanian.

BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Agroklimatologi
Agroklimatotogi terdiri dari dua kata, yaitu Agro = pertanian dan Klimatologi = ilmu iklim. Jadi Agroklimatogi adalah ilmu yang membahas berbagai aspek iklim yang berhubungan dengan permasalahan pertanian. Klimatologi sendiri adalah ilmu yang membahas dan menerangkan tentang klim bagaimana iklim itu bisa berbeda dari suatu tempat ke tempat lainnya. Hal yang sangat erat hubungannya dengan ilmu klimatologi adalah ilmu cuaca, dimana cuaca dan iklim merupakan salah satu komponen ekosistem alam sehingga kehidupan manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan tidak terlepas dari pengaruh atmosfer dengan segala prosesnya. Iklim adalah karater, sintesis atau nilai statistic cuaca jangka panjang di suatu tempat atau  wilayah yang luas. Sedangkan cuaca adalah kondisi atmosfer sesaat (jangka pendek) beserta perubahan yang terjadi.
Agroklimatologi adalah cabang ilmu yang mempelajari semua faktor iklim yang berhubungan dengan aspek pertanian. Agroklimatologi secara umum dibagi menjadi 4 yaitu:
1.         Klimatologi Fisik
Klimatologi yang membahas perilaku dan gejala gejala cuaca yang terjadi di atmosfer dengan menggunakan dasar dasar ilmu fisika dan matematika. Tinjauannya ditekankan pada neraca energi dan neraca air antara bumi dan atsmosfer
2.         Klimatografi
Klimatologi yang pembahasannya secara deskriptif berdasarkan data, peta, gambar dan foto.  Pembahasannya tidak disertai analisis fisika maupun matematika yang mendalam. Biasanya dikembangkan oleh para pakar ilmu bumi (Geografis).


3.         Klimatologi Dinamik
Klimatologi yang membahas pergerakan atmosfer dalam berbagai skala, terutama pada peredaran atmosfer umum di berbagai wilayah seluruh dunia
4.         Klimatologi Terapan
Klimatologi yang membahas penerapan ilmu iklim untuk memcahkan berbagai masalah praktis yang dihadapi masyarakat

B.       Unsur-unsur dan Pengendali Iklim
Dalam klimatologi, iklim atau cuaca mempunyai beberapa unsure yang sangat mempengaruhi atau bekerja secara simultan, yaitu bekerja sama saling mendukung atau menghambat tergantung keadaan, antara lain:
1.         Radiasi surya.
2.         Suhu
3.         Tekanan udara
4.         Kelembapan udara
5.         Awan
6.         Presipitasti
7.         Evapotranspirasi
Dari unsur-unsur cuaca tersebut ada faktor yang selalu atau pada umumnya mempengaruhi besarnya intensitas dari masing-masing faktor tersebut, yaitu:
1.         Rotasi dan revolusi  bumi
2.         Elevasi dan garis lintang
3.         Topografi
4.         Pusat tekanan udara tinggi dan rendah
5.         Posisi terhadap sinar matahari

C.      Peran Agroklimatologi Bagi Pertanian
Iklim merupakan salah satu faktor pembatas dalam proses pertumbuhan dan produksi tanaman. Jenis dan sifat iklim bisa menentukkan jenis tanaman yg tumbuh pada suatu daerah serta produksinya. Oleh karena itu kajian klimatologi dalam bidang pertanian sangat diperlukan.
Seiring dengan dengan semakin berkembangnya isu pemanasan global dan akibatnya pada perubahan iklim, membuat sektor pertanian begitu terpukul. Tidak teraturnya perilaku iklim dan perubahan awal musim dan akhir musim seperti musim kemarau dan musim hujan membuat para petani begitu susah untuk merencanakan masa tanam dan masa panen.
Untuk daerah tropis Indonesia, hujan merupakan faktor pembatas penting dalam pertumbuhan dan produksi tanaman pertanian. Selain hujan, unsur iklim lain yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman adalah suhu, angin, kelembaban dan sinar matahari.
Setiap tanaman pasti memerlukan air dalam siklus hidupnya, sedangkan hujan merupakan sumber air utama bagi tanaman. Berubahnya pasokan air bagi tanaman yg disebabkan oleh berubahnya kondisi hujan tentu saja akan mempengaruhi siklus pertumbuhan tanaman, Inu merupakan contoh global pengaruh ikliim terhadap tanaman.
Di indonesia sendiri akibat dari perubahan iklim, yaitu timbulnya fenomena El Nino dan La Nina. Fenomena perubahan iklim ini menyebabkan menurunnya produksi kelapa sawit. Tanaman kelapa sawit bila tidak mendapatkan hujan dalam 3 bulan berturut-turut akan menyebabkan terhambatnya proses pembungaan sehingga produksi kelapa sawit untuk jangka 6 sampai 18 bulan kemudian menurun. Selain itu produksi padi juga menurun akibat dari kekeringan yang berkepanjangan atau terendam banjir. Akan tetapi pada saat fenomea La Nina produksi padi malah meningkat untuk masa tanam musim ke dua.
Selain hujan, ternyata suhu juga bisa menentukkan jenis2 tanaman yg hidup di daerah2 tertentu. Misalnya perbedaan tanaman yang tumbuh di daerah tropis, gurun dan kutub. Indonesia merupakan daerah tropis, perbedaan suhu antara musim hujan dan musim kemarau tidaklah seekstrim perbedaan suhu musim panas dan musim kemarau di daerah2 sub tropis dan kutub. Oleh karena itu untuk daerah tropis, klasifikasi suhu lebih di arahkan pada perbedaan suhu menurut ketinggian tempat.
Perbedaan suhu akibat dari ketinggian tempat (elevasi) berpengaruh pada pertumbuhan dan produksi tanaman. Sebagai contoh, tanaman strowbery akan berproduksi baik pada ketinggian di atas 1000 meter, karena pada ketinggian 1000 meter pebedaan suhu antara siang dan malam sangat kontras dan keadaan seperti inilah yg dibutuhkan oleh tanaman strawberry.
Jadi keeratan hubungan antara klimatologi dengan ilmu pertanian tercermin dengan berkembangnya cabang klimatologi yang khusus dikaitkan dengan kegiatan pertanian, yang disebut sebagai agroklimatologi. Agroklimatologi atau klimatologi pertanian adalah ilmu yang mempelajari tentang hubungan antara unsur-unsur iklim dengan proses kehidupan tanaman. Yang dipelajari dalam agroklimatologi adalah bagaimana unsur-unsur iklim itu berperan di dalam kehidupan tanaman. Unsur-unsur iklim yang langsung mempengaruhi pertumbuhan tanaman meliputi, curah hujan,
kelembaban udara, suhu udara, angin, cahaya dan panjang hari.












BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan
Klimatologi Pertanian atau Agroklimatologi (Agricultural Climatology), klimatologi yang menekankan pembahasan tentang permasalahan iklim dibidang pertanian. Membahas pengaruh postif maupun negatif perilaku iklim terhadap usaha pertanian. Cuaca merupakan perubahan keadaan atmosfer dari hari ke hari, perubahan jangka pendek tentang energi lengas dan gerakan udara. At keadaan fisik atmosfer pada saat dan tempat tertentu. Sedangkan iklim merupakan proses pertukaran energi dan lengas antara bumi dan atmosfer dalam periode panjang yang menghasilkan suatu keadaan di bumi.

B.  Saran
Mempelajari agroklimatologi mendatangkan banyak pencerahan bagi pelaku usaha tani, seperti  mengetahui kesesuaian iklim yang optimum bagi tanaman serta batas-batas ekstrimnya, dapat pula dibahas tentang kebutuhan air irigasi, perkembangan iklim terhadap perkembangan maupun penyebaran hama dan penyakit tanaman, serta hubungan iklim dengan berbagai kegiatan lainnya.

DAFTAR PUSTAKA


Anonima. 2010. Microclimate. . Diakses tanggal 28 April 2012.______b. 2008. Manfat Angin. file:///F:/jurnal/angin/search.htm1.htm. Diakses pada tanggal 28 April 2012.
Black, P. E. 1991. Watershed Hydrologi. Prentice Hall, Eagle wood cliffs, New Jersey.Buck et. al. 1970. Suhu. Pustaka Jaya. Jakarta
Cruz P. 1997. Effect of Shade on the Growth and Mineral Nutrition of C4 Perennial Grass Under Field Conditions. Plant and Soil 188:227-237.
Donahue, R.L., R.W. Miller, and J.C. Shickluna. 1977. Soils An Introduction to Soils and Plant Growth Fourth Edition. Prentice Hall Inc, New jersey.
Foth, Henry D. 1994. Dasar-Dasar Ilmu Tanah Edisi ke-6. Erlangga. Jakarta. Griffiths, J. F., 1976. Applied Climatology An Introduction. Oxford University Press, Texas.
Gunawan Nawawi, Ir., MS. 2007. PENGANTAR KLIMATOLOGI PERTANIAN. Dinas Pendidikan. Jakarta.
Hanafiah, Kemas Ali. 2005. Dasar-dasar Ilmu Tanah. PT. Radja Grifindo Persada. Jakarta.
Handoko. 1994. Klimatologi Dasar, landasan pemahaman fisika atmosfer dan unsur-unsur iklim. PT. Dunia Pustaka Jaya, Jakarta.

No comments:

Post a Comment