Saturday 9 May 2020

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI TANAMAN PEMBUATAN KOMPOS DAN PEMANFAATAN BIOAKTIFATOR PADA LAHAN SAWAH


LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI TANAMAN
PEMBUATAN KOMPOS DAN PEMANFAATAN
BIOAKTIFATOR PADA LAHAN SAWAH



KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat ALLAH SWT yang telah memberi rahmat dan hidayah nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya.                                  
Terimah kasih penulis ucapkan kepada ibu Savitri SP.MP yang telah membimbing penulis dalam penyusunan laporan praktikum ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan dalam penyusunan laporan praktikum,dengan ini penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran dari pembaca sekalian
Akhirnya penulis mengharapkan mudah-mudahan laporan ini bermanfaat bagi pembaca dan penulis sendiri
Amin ya rabbal a’lamin……….




Lampoh Keude 9 Januari 2020
Penulis


ADE YULIA SANI



DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1
1.1  Latar Belakang........................................................................................ 1
1.2  Tujuan...................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................... 3
2.1 Definisi Pupuk Kompos........................................................................... 3
2.2 Manfaat Pupuk Kompos .......................................................................... 3
2.3 Keuntungan Mengunakan Pupuk Kompos............................................... 4
2.4 Pengertian Bioaktifator............................................................................ 5
BAB III METODE PRAKTIKUM........................................................... 6
3.1 Tempat dan Waktu................................................................................... 6
3.2 Alat dan Bahan......................................................................................... 6
3.3 Cara kerja.................................................................................................. 7
BAB IV PEMBAHASAN ........................................................................... 8
4.2 Pembahasan.............................................................................................. 8
BAB V PENUTUP ...................................................................................... 9
5.1Kesimpulan............................................................................................... 9
5.2 Saran ........................................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA............................................................................... 10


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
      Latar Belakang Kompos adalah hasil penguraian parsial/tidak lengkap dari campuran bahan-bahan organik yang dapat dipercepat dengan secara artifial oleh populasi berbagai macam mikroba dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembab, dan aerobik atau anaerobik. Pengomposan adalah proses dimana bahan organik mengalami penguraian secara biologis, khususnya oleh mikroba-mikroba yang memanfaatkan bahan organik sebagai sumber energi. Membuat kompos adalah mengatur dan mengontrol proses alami tersebut agar kompos dapat terbentuk agar kompos dapat terbentuk lebih cepat. Proses ini meliputi pembuatan campuran, mengatur aerasi, dan penambahan activator pengomposan. Limbah peternakan dan pertanian, bila tidak dimanfaatkan akan menimbulkan dampak bagi lingkungan berupa pencemaran udara, air dan tanah, menjadi sumber penyakit, dapat memacu peningkatan gas metan dan juga gangguan pada estetika dan kenyamanan. Limbah peternakan selamai ini maasih belum termafaatkan dengan baik sehingga menimbulkan bau yang dapat menggannggu kesehatan masyarakat. Daur ulang limbah ternak mempunyai peranan penting dalam mencegah terjadinya pencemaran lingkungan. Limbah ternak sebagai hasil akhir dari usaha peternakan memiliki potensi untuk dikelola menjadi pupuk organik seperti kompos yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan daya dukung lingkungan, meningkatkan produksi tanaman, meningkatkan pendapatan petani dan mengurangi dampak pencemaran terhadap lingkungan. Masyarakat biasanya langsung menggunakan kotoran padat kambingsebagai pupuk untuk tanaman tanpa melalui pengolahan terlebih dahulu,sehingga tanaman yang dipupuk dengan kotoran padat kambing tidak dapat tumbuh dengan maksimal karena kotoran padat kambing memiliki struktur yang cukup keras dan lama diuraikan oleh tanah. Unsur hara dalam kotoran kambingN 2,10%, P2O50,66%, K2O 1,97%, Ca 1,64%, Mg 0,60%, Mn 233 ppm dan Zn90,8 ppm (Semekto, 2006). Effective Microorganism–4 (EM4) akan

1.2 Tujuan Praktikum
       1.Untuk mengetahui cara pembuatan kompos
       2.Memanfaatkan bioaktifaktor pada lahan sawah
       3.Untuk menambah ilmu pengetahuan dalam bidang pertanian




BAB II
TINAJUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Pupuk Kompos
     kompos berarti merangsang pertumbuhan bakteri (mikroorganisme) untuk menghancurkan atau menguraikan bahan-bahan yang dikomposkan sehingga terurai menjadi senyawa lain.Proses yang terjadi adalah dekomposisi, yaitu menghancurkan ikatan nsure molekul besar menjadi molekul yang lebih kecil, mengeluarkan ikatan CO2 dan H2O serta penguraian lanjutan yaitu transformasi ke dalam mineral atau dari ikatan nsure menjadi anorganik.Proses penguraian tersebut mengubah nsure hara yang terikat dalam senyawa nsure yang sukar larut menjadi senyawa nsure yang larut sehingga dapat dimanfaatkan oleh tanaman. Membuat kompos adalah mengatur dan mengontrol nsureormi tersebut agar kompos dapat terbentuk lebih cepat.Proses pengomposan oleh bahan nsure mengalami penguraian secara biologis,khususnya oleh mikroba-mikroba yang memanfaatkan bahan nsure sebagai sumber nsure.Membuat kompos adalah mengatur dan mengontrol nsureormi tersebut agar kompos dapat terbentuk lebih cepat. Proses ini meliputi membuat campuran bahan yang seimbang, pemberian air yang cukup, mengaturan aerasi, dan penambahan nsureor pengomposan. Karakteristik umum yang dimiliki kompos antara lain : mengandung nsure hara dalam jenis dan jumlah yang bervariasi tergantung bahan asal, menyediakan nsure secara lambat (slow release) dan dalam jumlah terbatas dan mempunyai fungsi utama memperbaiki kesuburan dan kesehatan tanah. Kehadiran kompos pada tanah menjadi daya tarik bagi mikroorganisme untuk melakukan aktivitas pada tanah dan, meningkatkan meningkatkan kapasitas tukar kation. Hal yang terpenting adalah kompos justru memperbaiki sifat tanah dan lingkungan, (Dipoyuwono, 2007).
2.2 Manfaat Pupuk Kompos
       Adapun  manfaat dari pupuk kompos ini adalah dapat memperbaiki struktur tanah yang rusak dengan meningkatkan kandungan bahan organik tanah serta akan meningkatkan kemampuan tanah untuk mempertahankan kandungan air tanah. Aktivitas mikroba tanah yang dapat bermanfaat bagi tanaman akan bisa meningkat dengan penambahan kompos. Aktivitas mikroba ini dapat membantu tanaman untuk menyerap unsur hara dari tanah. Aktivitas mikroba tanah juga dapat diketahui dan bisa membantu tanaman menghadapi serangan penyakit. Tanaman yang dipupuk yaitu dengan kompos juga cenderung lebih baik kualitasnya daripada tanaman yang dipupuk dengan pupuk kimia, yaitu seperti menjadikan hasil panen lebih tahan disimpan, lebih berat, lebih segar, serta lebih enak.
2.3 Keuntungan Dalam Menggunakan Pupuk Kompos
  1. Meningkatkan yaitu kesuburan tanah
  2. Memperbaiki struktur serta karakteristik tanah
  3. Meningkatkan kapasitas penyerapan air yaitu oleh tanah
  4. Meningkatkan aktivitas dari mikroba tanah
  5. Meningkatkan kualitas hasil panen (rasa, nilai gizi, serta jumlah panen)
  6. Bahan-bahan yang di gunakan mudah di dapatkan
  7. Meningkatkan retensi ataupun ketersediaan hara di dalam tanah
2.4 Pengertian Bioaktifator Kompos
Bioaktivator adalah bahan yang dapat dimanfaatkan antara lain dalam pembuatan pupuk organik, pembuatan hormon alami, pembuatan biogas, dan lain sebagainya. Bioaktivator bukanlah pupuk, melainkan bahan yang mengandung mikroorganisme efektif yang secara aktif dapat membantu : 
 1. Mendekomposisi dan memfermentasi bahan organik (kotoran hewan)
2. Menghambat pertumbuhan hama dan penyakit tanaman dalam tanah
3. Membantu meningkatkan kapasitas fotosintesis tanaman
4. Menyediakan nutrisi bagi tanaman serta membantu proses penyerapan dan penyaluran unsur hara dari akar ke daun
5. Meningkatkan kualitas bahan organik sebagai pupuk 
6. Memperbaiki kualitas tanah
7. Meningkatkan kualitas pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman
8. Menghasilkan energi, misalnya pada proses pembuatan biogas
Mikroorganisme yang terdapat dalam bioaktivator secara genetik bersifat asli alami dan bukan rekayasa. Mikroorganisme efektif yang terkandung dalam bioaktivator meliputi antara lain : bakteri asam laktat (Lactobacillus), bakteri penghancur (decomposer), yeast atau ragi, spora jamur, bakteri fotosintetik, serta bakteri menguntungkan yang lain (bakteri penambat N, pelarut fosfat, dll). Bioaktivator dapat dibuat sendiri dengan mudah dari bahan-bahan yang mudah didapat ,misalnya kotoran hewan



BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Tempat dan Waktu
    Praktikum ini di lakukan di lahan sawah Gampong Cot Susuy, Kec. Blang Bintang, Kabupaten Aceh Besar pada pukul 09:00-12:00.
3.2 Alat dan Bahan
·         Alat
1.Ayakan
2.Sekop
3.Terpal

·         Bahan
1.Bakteri 25kg
2.Kotoran ayam 25kg
3.Kotoran sapi 125kg
4. Pasir 25kg

3.3 Prosedur Kerja
·         Cara pembuatan kompos
1.      Pertama ayak kotoran sapi,pasis dan kotoran ayam masing-masing secara  terpisah,letakkan di atas terpal yang bersih
2.      Kemudian campurkan kotoran ayam yang sudah di ayak dengan bakteri,di aduk hingga tercampur rata
3.      Setelah itu tambahkan pula kotoran sapi dan pasir, di aduk kembali hingga benar-benar merata, hasil dari pencampur bahan-bahan tersebut adalah biokimia
4.      Setelah itu ambillah biokimia sekitar 25kg di tambahkan dengan kotoran sapi sebaknyak 25kg,di aduk hingga merata
5.      Kompos pun siap untuk di aplikasikan


gambar proses pembuatan kompos

·         Ciri-ciri kompos yang sudah jadi
1.      Berubah warna menjadi kecoklatan
2.      Tidak berbau
gambar kompos yang sudah jadi

·         Pemanfaatan bioaktifator pada lahan sawah
1.      Bersihkan terlebih dahulu lahan sawah yang di gunakan untuk tempat penyemaian bibit padi
2.      Kemudian buat bedengan pada lahan (luas 35 m/segi)
3.      Seletah lahan telah siap, taburkan pupuk hingga semua lahan rata terkena pupuk(setiap 1m/segi = 1,1 kg pupuk)
4.      Setelah pupuk telah merata kemudian taburkan pula benih padi yang sudah di sediakan
Gambar penanburan bioaktifator pada lahan sawah

gambar penaburan benih padi                  

gambar benih padi yang akan di semaikan





BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Pembahasn
    A. Bahan-bahan yang Dapat Dikomposkan
 Pada dasarnya semua bahan-bahan organik padat dapat dikomposkan, misalnya: bahan organic dari kotoran hewan. Bahan organik yang sulit untuk dikomposkan antara lain: tulang, tanduk, dan rambut. Bahan yang paling baik menurut ukuran waktu, untuk dibuat menjadi kompos dinilai dari rasio karbon dan nitrogen di dalam bahan / material organik seperti limbah pertanian: ampas tebu dan kotoran ternak serta tersebut di atas. Bahan organik yang telah disusun oleh Sinaga dkk. (2010) dari berbagai campuran dengan nilai rasio C/N = 35,68 dan kondisi kandungan airnya 50,37%, waktu dekomposisi diperoleh terpendek 28 hari dibanding lainnya.

B. Proses Pengomposan

 Proses pengomposan akan segera berlansung setelah bahan-bahan mentah dicampur. Proses pengomposan secara sederhana dapat dibagi menjadi dua tahap, yaitu tahap aktif dan tahap pematangan. Selama tahap-tahap awal proses, oksigen dan senyawa- senyawa yang mudah terdegradasi akan segera dimanfaatkan oleh mikroba mesofilik. Suhu tumpukan kompos akan meningkat dengan cepat. Demikian pula akan diikuti dengan peningkatan pH kompos. Suhu akan meningkat hingga di atas 50o - 70o C. Suhu akan tetap tinggi selama waktu tertentu. Mikroba yang aktif pada kondisi ini adalah mikroba Termofilik, yaitu mikroba yang aktif pada suhu tinggi. Pada saat ini terjadi dekomposisi/penguraian bahan organik yang sangat aktif. Mikroba-mikroba di dalam kompos dengan menggunakan oksigen akan menguraikan bahan organik menjadi CO2, uap air dan panas. Setelah sebagian besar bahan telah terurai, maka suhu akan berangsur- angsur mengalami penurunan. Pada saat ini terjadi pematangan kompos tingkat lanjut, yaitu pembentukan komplek liat humus. Selama proses pengomposan akan terjadi penyusutan volume maupun biomassa bahan. Pengurangan ini dapat mencapai 30 – 40% dari volume/bobot awal bahan. Proses pengomposan dapat terjadi secara aerobik (menggunakan oksigen) atau anaerobik (tidak ada oksigen). Proses yang dijelaskan sebelumnya adalah proses aerobik, dimana mikroba menggunakan oksigen dalam proses dekomposisi bahan organik. Proses dekomposisi dapat juga terjadi tanpa menggunakan oksigen yang disebut proses anaerobik. Namun, proses ini tidak diinginkan, karena selama proses pengomposan akan dihasilkan bau yang tidak sedap. Proses anaerobik akan menghasilkan senyawa-senyawa yang berbau tidak sedap, seperti: asam-asam organik (asam asetat, asam butirat, asam valerat, puttrecine), amonia, dan H2S.

C. Prosedur Pengomposan

 Teknik pengomposan yang disampaikan dalam bab ini adalah teknik pengomposan bahan – bahan organic padat sederhana. Prinsipnya adalah mudah, murah, dan cepat. Tahapan – tahapan pengomposan mudah dilakukan, peralatan yang dibutuhkan mudah diperoleh dan murah, proses pengomposannya cepat, dan tidak memerlukan biaya besar. Kompos yang dihasilkan berkualitas baik, dapat langsung digunakan oleh petani atau diolah dan dijual ke pasaran.

 D. Mutu Kompos
Kompos yang bermutu adalah kompos yang telah terdekomposisi dengan sempurna serta tidak menimbulkan efek-efek merugikan bagi pertumbuhan tanaman. Penggunaan kompos yang belum matang akan menyebabkan terjadinya persaingan bahan nutrien antara tanaman dengan mikroorganisme tanah yang mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan tanaman Kompos yang baik memiliki beberapa ciri sebagai berikut : o Berwarna coklat tua hingga hitam mirip dengan warna tanah, o Tidak larut dalam air, meski sebagian kompos dapat membentuk suspensi, o Nisbah C/N sebesar 10 – 20, tergantung dari bahan baku dan derajat humifikasinya, o Berefek baik jika diaplikasikan pada tanah, o Suhunya kurang lebih sama dengan suhu lingkungan, dan o Tidak berbau.

gambar pengarahan tentang cara pembuatan pupuk kompos



BAB V
PENUTUP

 5.1.Kesimpulan
Pembuatan kompos yang berasal dari sampah sayuran dan daun kering dipengaruhi oleh faktor, suhu, sumber karbon dan nitrogen, kelembaban, aerasi dan ukuran partikel dan penambahan aktivator yang digunakan. Kompos yang telah matang ditandai dengan warnanya yang berubah menjadi  coklat kehitaman menyerupai tanah, teksturnya menyerupai tanah (remah), suhunya tidak beda jauh dengan suhu ruangan. Biasanya volume kompos yang sudah jadi akan mengalamu penyusutan dari berat awal.
Namun hasil dari penelitiaan yang dilakukan hasil akhir dalam pembuatan kompos ini adalah aroma berbau tanah, susu berkisar diantara 300C, teksturnya agak kasar dan remah, berwarna coklat pekat seperti tanah.

5.2 Saran
      Dalam pembuatan kompos jangan gunakan bahan bahan yang keras, biji tumbuhan yang matang, produk dari susu, daging, bangkai dan bahan yang tercemar zat kimia. Jagalah suhu dan kelembapan dalam pembuatan kompos. Kompos juga dapat dijadikan sebagai mata pencaharian yang menjanjikan dengan jalan dikemas sebelum dipasarkan. Apabila kompos akan dijual, ukuran kemasan disesuaikan dengan target pasar penjualan. Ukuran kemasan dapat bervariasi mulai dari 1 kg hingga 25 kg. pada plastic / kantong kemasan perlu dicantumkan nama, produk, kandungan hara, dan spesifikasi lainnya.
                                                   


DAFTAR PUSTAKA


Resky, Sri. 2012. Hasil Penelitian Pembuatan Kompos. http://rheskyemhordiank.blogspot.com/2012/04/laporan-hasil-penelitian-pembuatan.html (diakses tanggal 13 Juli 2013)

Andika. 2012. Laporan Pembuatan Kompos. http://irohlovedhika.blogspot.com/2012/01/laporan-pembuatan-kompos.html (diakses tanggal 13 Juli 2013)

Gibril, Aden. 2013. Laporan Praktik Kompos. http://hortusculture.blogspot.com/2013/02/laporan-praktik-kompos.html (diakses tanggal 13 Juli 2013)
    








No comments:

Post a Comment