Tuesday 12 March 2019

MAKALAH RAWI HADIST

RAWI HADIST

1.      Pengertian dan Sejarah Penulisan Hadist
Kata Rawi atau Ar-Rawi ialah orang yang menyampaikan atau menuliskan dalam suatu kitab hadist dari apa-apa yang pernah didengar dan diterima dari seseorang.
Orang yang menerima kemudian menghimpunnya dalam sebuah kitab tadwin disebut perawi hadist. Sedangkan perbuatan yang menyampaikan hadist dinamakan merawi/meriwayatkan hadist.
Pada masa Nabi SAW, para sahabat menyampaikan sesuatu yang ditanggapi dengan panca indranya dari Nabi Muhammad SAW langsung dengan berita lisan belaka. Ini dianjurkan supaya meriwayatkan hadist secara lisan, juga ultimatum kepada yang berusaha membuat riwayat palsu, untuk menghindari kemungkinan penulisan wahyu, memasukkan Al-Hadist ke dalam lembaran-lembaran tulisan Al-Qur’an.
Di samping melarang, Rasulullah SAW juga memerintahkan kepada sahabat tertentu untuk menulis hadist. Hal ini dapat terlihat pada pemberian izin dari Rasul kepada seorang sahabat di yaman untuk menulis sebuah hadist.

2.      Sistem Penyusunan Kitab Hadist dalamMenyebut Rawi
Menurut Abu Ismail As-San’any dalam kitabnya “Subulussalam” Juz I hal 10 s/d 13 ada beberapa rumusan, yaitu :
a.     ﺃﺧﺮﺟﻪﺍﻟﺴﺒﻌﻪ
Maksudnya bahwa hadist itu diriwayatkan oleh 7 orang rawi, yaitu : Imam Ahmad, Bukhari, Muslim, Abu Daud, At-Turmuzi, An.Nasai, dan Ibnu Majah.

b.      ﺃﺧﺮﺟﻪﺍﻟﺴﺘﺔ
Maksudnya hadis itu diriwayatkan oleh 6 orang di atas, kecuali Ahmad

c.       ﺃﺧﺮﺟﻪﺍﻟﺨﻤﺴﺔ
Maksudnya hadis itu diriwayatkan oleh 5 orang rawi (7 orang tersebut di atas tidak termasuk Bukhari dan Muslim)

d.      ﺃﺧﺮﺟﻪﺍﻻﺭﺑﻌﺔﻭﺍﺣﻤﺪ
Maksudnya hadis tersebut diriwayatkan oleh para Ash-habussunah yang 4 ditamah Imam Ahmad

e.      ﺃﺧﺮﺟﻪﺍﻻﺭﺑﻌﺔ
Maksudnya hadis tersebut diriwayatkan oleh 4 orang Ashabusunah, yaitu : Abu Daud, At-Turmuzi, An. Nasai, Ibnu Majah.

f.        ﺃﺧﺮﺟﻪﺍﻟﺴﻼﺳﻪ
Maksudnya hadis yang diriwayatkan oleh Abu Daud, At-Turmuzi dan An-Nasa’i



g.      ﺃﺧﺮﺟﻪﺍﻟﺜﻠﺴﺤﺎﻥ
Maksudnya hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim

h.      ﺃﺧﺮﺟﻪﺍﻟﺠﻤﺎﻋﺔ
Maksudnya yang diriwayatkan oleh para rawi-rawi yang banyak jumlahnya.

Imam Asy-Syaukani dalamkitabnya “Nailul Authar”, Juz I hal 22, merumuskan  :
a.     ﻣﺘﻔﻖﻋﻠﻴﻪ
Maksudnya hadis yangdiriwayatkan oleh Imam Bukhari, Muslim dan Ahmad

b.      ﺃﺧﺮﺟﻪﺍﻟﺒﺎﻛﺮﻭﻤﺴﻠﻢ
Yaitu hadist yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim

c.       ﺃﺧﺮﺟﻪﺍﺒﻮﺩﻭﺩﻭﺍﻟﺌﺮﻤﺬ
Yaitu hadis yang diriwayatkan oleh Abu Daud dan Turmuzi.

3.      Bentuk dan Sistem Penyusunan Kitab Hadis
Para Muhaddisin menggunakan bentuk-bentuk :
a.      Takhrij
Yaitu suatu usaha mencari sanad hadist yang terdapat dalam sebuah kitab karya orang lain yang menyimpang dari sanad hadis karya orang lain, atau usaha menyusun hadist untuk mencari derajat.
Sanad dan rawi hadist yang tidak diterangkan oleh pengarang suatu kitab hadist.

b.      Tasnif
Ialah usaha menghimpun atau menyusun beberapa hadist dengan membubuhi keterangan mengenai arti kalimat yang sulit dan memberikan interpretasi dengan hadist lain.

c.      Ikhtitsar
Ialah usaha untuk meringkaskan kitab-kitab hadist yang telah berulang-ulang disebutkan oleh pengarangnya yang semula, tidak perlu ditulis kembali.

Para muhaddisin dalam menyusun kitab hadist memakai 2 sistem :
a.      Sistem Bab Demi Bab
Pada sistem ini hadist-hadist yang sejenis isinya dihimpun dalam suatu bab. Sedangkan jenis yang lain disusun dalam bab yang lain, contohnya :
-          Bulughul Maram, karya Ibnu Hajar As-Asqalany
-          Umdatul Ahkam, karya Abdul Ghani Al-Maqdisiy
-          Riyadhussalihin, karya Imam Nawawi.

b.      Sistem Musnad
Yaitu penyusun mengatur secara sistematis mulai nama dari sahabat yang lebih utama beserta nama sahabat lainnya serta dari deretan sahabat yang lebih rendah sampai tinggi derajad beserta hadisnya.
4.      Gelar Bagaimana Imam Rawi Hadist
Gelar ini ditetapkan sesuai keahlian, kemahiran dan kemampuan menghafal beribu-ribu hadist beserta ilmu. Adapun gelar-gelar tersebut yaitu :
a.      Thalibul Hadist
Diberikan kepada orang yang sedang mencari dan mempelajari hadist, yang sedang mengembangkan karirnya dalam hadist.

b.      Musnid
Gelar bagi orang yang meriwayatkan hadist dengan menyebutkan sanadnya, baik ia mengetahui benar tentang sanad ataupun belum.

c.      Muhaddits
Gelar bagi orang yang telah mahir dalam bidang hadist ndirawah maupun riwayah, serta sekurang-kurangnya menghafal 1000 hadist. Yang mendapat gelar ini antara lain :
-          Atha’ Bin Abi Ribah
-          Imam Az-Zabidi

d.      Al-Hafidh
Gelar bagi ahli hadis yang dapat mengshahihkan dan matan hadist serta menta’dilkannya dan mampu menghafal 100.000 buah hadist. Yang mendapat gelar ini :
-          Al-Iraqi
-          Syafaruddin Ad-Dimyiati
-          Ibnu Hajar Al-Asqalany

e.      Al-Hujjah
Gelar bagi orang yang hafalan dan keteguhan hafalannya memungkinkan kita berhujjah dengan hafalannya, serta sanggup menghafal 300.000 buah hadist baik sanad, matan maupun perihal. Perawi yang mendapatkan gelar ini antara lain :
-          Hisyam Bin Urwah (wafat 146 H)
-          Abu Huzail Muhammad Bin Al-Walid (wafat 149 H)
-          Muhammad Abdullah Bin Amr (wafat 242 H)

f.        Al Hakim
Galar bagi orang yang paling tinggi derajat dalam ilmu hadist, mengetahui sanad, matan, ta’dil, takhrij rawi setiap rawi diketaui sejarah hidupnya sertamenghafal lebih dari 300.000 hadist,. Yang mendapat gelar ini, antara lain :
-          Ibnu Dinar (wahat 162 H)
-          Al-Lats Bin Saat (wafat 175 H)

g.      Amirul Mukminin Fil Hadist
Gelar yang paling tinggi, gelar ini sebenarnya diberikan kepada Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq r.a., dan gelar ini diberikan khusus hanya pada khalifah, karena nabi pernah mengatakan bahwa khalifah ialah orang yang sepeninggal Nabi mriwayatkan hadist. Jadi para muhaddisin seolah-olah berfungsi sebagai khalifah dalam menyampaikan sunnah.
Imam yang mendapat gelar ini yaitu :
-          Syu’ban bin Al-Hajjah (wafat 161 H)
-          Sofyan Ats-Tsauri (wafat 161 H)
-          Malik bin Anas (wafat 179 H)
-          Bukhari (wafat 256 H)

5.      Macam-macam Riwayat
a.      Riwayat Al-Agran Wa Nudabbaj
Yaitu apabila seorang rawi, meriwayatkan sebuah hadist dari kawannnya yang sebaya umurnya, sekawan, seperguruan atau sama 25 belajar dari seorang guru disebut “Al-Agran”. Riwayat mudabbaj yaitu apabila masing-masing teman tadi saling meriwayatkan.

b.      Riwayat Al-Akabir Ani Al-Ashaghir
Yaitu periwayatan hadist seorang rawi yang lebih tua usianya atau lebih banyak ilmunya dari yang rendah usianya/sedikitt ilmunya yang diperoleh dari seorang guru.

c.       Riwayat As-Sabiq Wa Riwayatu Al-Lahig
Yaitu apabila 2 orang rawi pernah bersama-sama menerima hadist dari seorang guru kemudian seorang dari padanya meninggal dunia maka riwayat yang disampaikan oleh rawi yang meninggal dunia dahulu disebut As-Sabig. Sedangkan yang disampaikan oleh orang terakhir meninggal disebut riwayat Al-Lahig.

d.      Riwayat Wihdan
Di antara para perawi hadist ada yang hanya seorang saja muridnya, yang menerima hadist, karena itulah riwayat ini kurang dikenal. Faedah mengetahui hadist ini supaya lebih jelas karena yang tidak terkenal itu bukan shahabi, maka itulah hadist ini tidak dapat diterima.

6.      Macam-macam Cara Menerima Riwayat
Menurut Prof. Dr. T. M. Hasbi Ash-Shiddiqi mengemukakan 8 macam cara menerima riwayat, yaitu :
1)      Sama’ Min Lafdhi Al-Syekh
Yakni mendengarkan langsung sendiri dari perkataan gurunya, baik didiktekan maupun tulisan.

2)      Al-Qiraah Alasy Syaikhi
Yaitu si pembaca menyuguhkan hadisnya ke hadapan guru baik ia membaca maupun orang lain yang membacanya, sedang ia sendiri mendengarkannya.

3)      Ijazah
Yaitu pemberian izin dari seseorang kepada orang lain untuk meriwayatkan hadis dari padanya kepada kitab-kitabnya.
4)      Munawalah
Yaitu seorang guru memberikan sebuah naskah asli kepada muridnya yang sudah dikoreksinya untuk diriwayatkan.

5)      Mukatabah
Yaitu seorang guru menulis sendiri hadisnya kemudian menyuruh orang lain menulis beberapa hadis dari orang lain di tempat lain.

6)      Wijjah
Yaitu memperoleh tulisan hadis orang lain yang tidak diriwayatkannya baik dengan lafadh maupun sindiran dari pemilik hadis/pemilik tulisan

7)      Washiyah
Yaitu seseorang di waktu akan mati/bepergian dengan sebuah kitab supaya diriwayatkan.

8)      Ilham
Adalah pemberitahuan guru kepada muridnya bahwa hadis yang diriwayatkan itu adalah riwayatnya sendiri yang diterima dari seorang guru dengan tidak mengatakan atau menyuruh agar si murid meriwayatkannya.

7.      Cara Sahabat Menerima Hadist dari Rasulullah SAW
Yaitu apabila sahabat berkata :
Þ    “Saya mendengar Rasulullah SAW ..............”
Þ    “Rasulullah mengkhabarkan kepadaku ..............”
Þ    Rasulullah menceritakan kepadaku ..............”
Þ    Rasulullah menerangkan kepadaku ..............”
Þ    Aku lihat Rasulullah SAW berbuat ..............”
Jika perantara dengan seorang sahabat, maka :
Þ    Bersabda Rasulullah SAW untuk ..............”
Þ    Menyuruh Rasulullah SAW ..............”
Þ    Telah melarang Rasulullah SAW ..............”


No comments:

Post a Comment