Tuesday 12 March 2019

MAKALAH BIOPSIKOLOGI

BIOPSIKOLOGI

            Biopsikologi merupakan pendekatan psikologi dari aspek biologi. Manusia pada dasarnya mewarisi sifat-sifat dari orang tuanya, atau juga nenek dan kakeknya secara genetik. Ciri-ciri ini nampak melalui aspek tinggi badan, warna kulit, warna mata, keadaan rambut lurus atau keriting, ketebalan bibir dan sebagainya. Demikian pula ahli biopsikologi melihat bahwa sifat dan tingkah laku manusia juga mengalami pewarisan daripada induk asal. Sebagai contoh sifat pendiam, talkactive, dominan atau pasif adalah ciri-ciri sifat alamiah manusia dan tidak dipelajari melalui pengalaman.
Tahap-tahap Biopsikologi
  1. Tahap Penyangkalan (Denial)
Reaksi pertama individu yang kehilangan adalah terkeju, tidak percaya, merasa terpukul dan menyangkal pernyataan bahwa kehilangan itu benar-benar terjadi (Suliswati, 2005). Pada tahap ini seseorang tidak mampu berpikir apa yang seharusnya dia lakukan untuk keluar dari masalahnya. Dia tidak siap untuk menerimakondisinya (Kozier, 2004). Oleh karenanya tahap pengingkaran merupakan suatu tahap yang  sangat tidak nyaman dan situasi yang sangat menyakitkan (French, 1992).
  1. Tahap Marah (Anger)
Kemarahan yang dialami oleh seseorang dapat diungkapkan dengan berbagai cara. Individu menyalahkan dirinya dan atau orang lain atas apa yang yang terjadi padanya, serta pada lingkungan tempat dia tinggal. Reaksi fisik yang sering terjadi pada tahap ini antara lain wajah merah, nadi cepat, gelisah, susah tidur dan tangan mengepal (Suliswati, 2005).
  1. Tahap Tawar-Menawar (Bargaining)
Apabila iindividu telah mampu mengungkapkan rasa marahnya, maka ia  maju ke tahap tawar-menawar (Suliswati, 2005). Reaksi yang sering muncul adalah dengan mengungkapkan perasaan bersalah atau ketakutan pada dosa yang pernah dilakukan, baik nyata atau imajinasi saja (Kozier,2004).
  1. Tahap Depresi (Depression)
Individu pada tahap ini mengalami disorganisasi dalam batas tertentu dan merasa bahwa mereka tidak mampu melakukan tugas yang dimasa lalu dilakukan dengan sedikit kesulitan (Niven, 2002). Gejala fisik yang sering diperlihatkan adalah menolak makan, susah tidur, letih dan libido menurun (Suliswati, 2005).
  1. Tahap Penerimaan (Acceptance)
Tahap ini berkaitan dengan reorganisasi perasaan kehilangan. Individu telah menerima kenyataan kehilangan yang dialaminya, gambaran tentang obyek atau orang yang hilang mulai dilepaskan dan secara bertahap perhatian dialihkan kepada obyek yang baru (Suliswati, 2005).

Teori respons psikologis juga dikemukakan oleh Hundak & Gallo (1997) yang meliputi hal-hal sebagai berikut :
  1. Tahap terkejut atau tidak percaya
Pada tahap ini individu yang mengalami masalah atau kehilangan akan menunjukkan karakteristik perilaku menghindari atau menolak. Individu gagal memahami makna rasional dan dampak emosional dari diagnose yang dialami.
  1. Tahap Mengembangkan Kesadaran
Pada tahap ini perilaku individu dihubungkan dengan rasa marah dan bersalah. Marah diekspresikan dengan cara berlebihan dan tidak konstruktif sehingga kadang dikompensasikan pada pelayanan yang kurang, seperti sikapperawat yang lamban.
  1. Tahap Resusitasi
Pada tahap ini orang berduka mengesampingkan marah dan pertahanan serta mulai mengatasi bentuk kehilangan yang dialami salah satunya adalah kesedihan dan mengungkapkan dengan menangis.
  1. Tahap Resolusi
Pada tahap ini individu mulai beradaptasi, kepedihan yang menyakitkan berkurang dan orang bergerak untuk menuju identifikasi sebagai seseorang yang mempunyai keterbatasan.











PROSES SENSORIS

Pengertian
            Proses sensoris adalah proses masuknya rangsang melalui alat indera ke otak (serebral) kemudian kembali melalui saraf motoris dan berakhir dengan perbuatan.
Pengamatan
            Proses sensoris disebut juga pengamatan, yaitu gejala mengenal benda-benda di sekitar dengan mempergunakan alat indera. Pengamatan dengan anggapan (respons) memiliki perbedaan. Pengamatan terjadi pada saat stimulus (rangsangan) mengenai indera dan menghasilkan kesadaran dan pikiran. Respons yaitu proses terjadinya kesan dalam pikiran setelah stimulus tidak ada.
            Proses awal dari pengamatan disebut perhatian, sedangkan psoses akhir disebut persepsi yang menyebabkan kita mempunyai pengertian tentang situasi sekarang atas dasar pengalaman yang lalu. Persepsi merupakan bentuk pengalaman yang belum disadari sebelumnya sehingga individu belum mampu membedakan dan melakukan pemisahan apa yang sedang dihayati. Apabila pengalaman tersebut telah disadari sehingga individu sudah mampu membedakan dan melakukan pemisahan antara subjek dengan objek, disebut “apersepsi”.
Contoh : secara fisiologis waktu yang lamanya 1 jam adalah 60 menit atau 3600 detik. Secara psikologis dapat terasa lama (mis. Pada saat antri membeli tiket atau menunggu seseorang). Namun sebaliknya, dapat terasa sebentar (mis. saat bergembira, bersenda gurau, pesta, dan sebagainya).
Secara fisiologis indra merupakan alat penerima rangsang yang akan diproses oleh organ-organ tubuh lain yang dibawa keotak, sedangkan secara psikologis yang penting adalah kesan yang telah terjadi, setelah ditemukan situasi berarti bagi subjek.
Proses pengamatan (penyerapan atau persepsi) melalui 3 proses yaitu :
  1. Proses fisik, stimulus mengenai alat indra
  2. Proses fisiologis, stimulus diteruskan oleh saraf sensoris ke otak
  3. Proses psikologis, proses dalam otak sehingga individu menyadari apa yang diterima oleh alat indra.


TINGKAT KESADARAN

Alam Sadar Dan Alam Tak Sadar
Alam Sadar (Kesadaran = Conscious)
Pengertian
            Kesadaran merupakan kemampuan individu mengadakan hubungan dengan lingkungannya serta dengan dirinya sendiri (melalui panca indranya) dan mengadakan pembatasan terhadap lingkungannya serta terhadap dirinya sendiri (melalui perhatian). Alam sadar adalah alam yang berisi hasil-hasil pengamatan kita kepada dunia luar (Maramis, 1999).

Bentuk-bentuk kesadaran
            Menurut Maramis (1999), bentuk-bentuk kesadaran, yaitu kesadaran normal, kesadaran menurun, kesadaran meninggi, kesadaran waktu tidur, kesadaran waktu mimpi, kesadaran waktu disosiasi, trance, hypnosis, dan kesadaran yang terganggu.
            Kesadaran normal, suatu bentuk kesadaran yang ditandai individu sadar tentang diri dan lingkungannya sehingga daya ingat, perhatian dan orientasinya mencakup ruang, waktu dan orang dalam keadaan baik.
            Kesadaran yang menurun, suatu bentuk kesadaran yang berkurang secara keseluruhan, kemampuan persepsi, perhatian, dan pemikiran. Tingkatan menurunnya kesadaran :
  1. Amnesia, menurunnya kesadaran ditandai dengan hilangnya ingatan atau lupa tentang suatu kejadian tertentu
  2. Apatis, menurunnya kesadaran ditandai dengan acuh tak acuh terhadap stimulus yang masuk (mulai mengantuk)
  3. Somnolensi, menurunnya kesadaran ditandai dengan mengantuk (rasamalas, dan ingin tidur).
  4. Sopor, menurunnya kesadaran ditandai dengan hilangnya ingatan, orientasi, dan pertimbangan.
  5. Subkoma dan koma, menurunnya kesadaran ditandai dengan tidak adanya respons terhadap rangsang yang keras.
Kesadaran yang meninggi adalah bentuk kesadaran dengan respons yang meninggi terhadap rangsang.
Contoh :
Warna terlihat lebih terang dan suara terdengar lebih keras.
            Kesadaran waktu tidur, suatu bentuk kesadaran yang ditandai dengan menurunnya kesadaran secara reversibel, biasanya disertai posisi berbaring dan tidak bergerak.
Contoh :
  1. Nonrapid eye movement sleep (NREM sleep) atautidur tanpa gerak mata cepat.
  2. Rapid eye movement sleep (REM sleep) atau tidur dengan gerak mata cepat, 20%-25% dari lamanya tidurmalam seorang dewasa muda dan ada hubungan dengan mimpi.
Kesadaran waktu disosiasi, suatu bentuk kesadaran ditandai dengan keadaan memisahkan sebagian tingkah laku atau kejadian dirinya secara psikologik dari kesadaran. Bentuk disosiasi, meliputi :
a.       Trance, yaitu keadaan kesadaran tanpa reaksi yang jelas terhadap lingkungan yang biasanya mulai mendadak.
Contoh:
Kesurupan, permainan kuda kepang, dan tari keris.
b.      Senjata histerik, yaitu kehilangan ingatan atas dasar psikologik ditandai kesadaran menurun dan menyempit.
c.       Fugue, yaitu suatu periode penurunan kesadaran dengan pelarian secara fisik dari suatu keadaan yang menimbulkan banyak stress (ada keinginan besar untuk mengembara).
d.      Serangan histerik, yaitu suatu penampilan emosional yang jelas, dengan unsur manarik perhatian dan kelihatannya tidak ada kontak dengan lingkungan.
Hypnosis ialah kesadaran yang sengaja diubah melalui sugesti.

Alam Tak Sadar
Pengertian
            Alam tak sadar adalah daerah kesadaran yang berisi berbagai ide dan afek yang ditekan, yang tidak dapat diingat kembali karena ditahan oleh alam prasadar sebagai sensor.
Ciri-ciri alam tak sadar:
  1. Mengandung ide dan afek yang ditekan
  2. Hal-hal yang terdapatdlm alam tak sadar tidak dapat diingat kembali
  3. Apabila mau muncul ke alam sadar harus melewati sensor alam prasadar
  4. Memiliki prinsip kesenangan dengan tujuan memuaskan keinginan
  5. Berhubungan erat dengan naluri terutama naluri seksual.
TEORI ALAM SADAR DAN ALAM TAK SADAR
Teori Sigmund Freud (1856-1939)
            Menurut Freud bahwa kesadaran hanyalah sebagian kecil dari seluruh kehidupan psikis. Psikis diibaratkan fenomena gunung es di tengah lautan luas dan yang terlihat di permukaan air laut menggambarkan hal-hal yang ada dalam sadar, sedangkan yang berada di bawah permukaan air laut dan merupakan bagian terbesar adalah hal-hal yang tidak disadari atau ketidaksadaran. Menurut Freud di dalam ketidaksadaran inilah terdapat kekuatan-kekuatan dasar yang mendorong pribadi.
            Dalam kehidupan psikis terdapat tiga unsur penting yang membentuk kepribadian, yaitu : Das Es (the id), Das Ich (the ego), dan Das Ueber Ich (the super ego).

Alam sadar
            Alam sadar merupakan bagiankecil dari kehidupan psikis yang merupakan sistem yang disadari. Kesadaran ini diperoleh melalui pengamatan (persepsi) baik yang berasal dari luar dirinya (eksternal) maupun yang dari dalam dirinya (internal). Alam sadar memiliki hubungan yang sangat erat dengan alam prasadar. Kesadaran itu sendiri merupakan fenomena subjektif yang isinya hanya dapat dikomunikasikan melalui perilaku dan bahasa.

Alam prasadar atau bawah sadar
            Alam prasadar merupakan jembatan penghubung antara alam tak sadar alam sadar. Kehidupan psikis alam prasadar disebut proses berpikir sekunder yang memiliki prinsip kenyataan dan bertujuan menghambat munculnya keinginan instingtif, menghindari ketidaksenangan dan mengikat energi psikis agar sesuai dengan kenyataan dan ajaran serta norma individu.

Alam tak sadar
            Alam tak sadar merupakan sistem dinamis yang berisi berbagai ide dan afek yang ditekan atau terdesak. Hal-hal yang ada dalam alam tak sadar tidak dapat dimunculkan kembali ke alam sadar karena ada sensor maupun represi dari alam prasadar. Kompleks terdesak dapat muncul ke alam sadar apabila alam prasadar dibuat tak berdaya seperti pada pembentukan gejala neurotic, dalam keadaan mimpi, atau dikelabui melalui lelucon.
            Menurut Kaplan H. dkk (1997), alam tak sadar memiliki 5 ciri yaitu:
  1. Berhubungan erat dengan dorongan insting, yaitu dorongan seksual dan dorongan mempertahankan diri
  2. Isi alam tak sadar terbatas pada harapan yang mencari pemenuhan sehingga menimbulkan motivasi
  3. Alam tak sadar ditandai proses berpikir primer yang memiliki tujuan utama mempermudah pemenuhan harapan dan pelepasan insting yang diatur oleh prinsip kesenangan.
  4. Ingatan yang berada dalam alam tak sadar mudah dilepaskan dengan simbol verbal
  5. Isi yang ada dalam alam tak sadar untuk dapat disadari harus melalui alam prasadar dengan mengalahkan sensor penghambat.



Teori Carl Gustaf Jung
            Menurut Jung bahwa jiwa (psikis) manusia yang merupakan totalitas kehidupan jiwa terdiri dari dua alam, yaitu:
  1. Alam sadar, yang berfungsi untuk adaptasi terhadap dunia luar (lahiriah)
  2. Alam tak sadar, yang berfungsi untuk adaptasi terhadap dunia dalam (batiniah). Ketidaksadaran merupakan tenaga utama dari kehidupan manusia       

Struktur kesadaran
            Menurut Jung sebagaimana diuraikan oleh Sumadi Suryabrata(1983), komponen pokok kesadaran adalah fungsi jiwa dan sifat jiwa.
            Fungsi jiwa ialah suatu bentuk aktivitas kejiwaan yang secara teori tidak berubah dalam lingkungan yang berbeda-beda (Sumadi Suryabrata, 1989).
            Jiwa memiliki 4 fungsi pokok, yaitu :
  1. Fungsi pikiran, bersifat rasional dan cara bekerjanya dengan penilaian salah-benar
  2. Fungsi perasaan, bersifat rasional dan cara bekerjanya dengan penilaian senang dan tidak senang
  3. Fungsi pendirian, bersifat irasional dan cara bekerjanya tanpa penilaian ; sadar (indrawi)
  4. Fungsi perasaan, bersifat irasional dan cara bekerjanya tanpa penilaian; tak sadar (naluri).
Energi psikis memiliki dua arah, yaitu :
a.       Ke dalam, yaitu arah energi psikis yang orientasinya ditujukan ke dalam dirinya (batiniah)
b.      Ke dunia luar, yaitu  arah energi psikis yang orientasinya ditujukan ke luar dirinya (lahiriyah)
Setiap individu mengadakan orientasi terhadap dunia sekitarnya, namun cara yang dipakai antara individu satu dan yang lain berbeda.
Contoh :
  • Ada individu yang acuh terhadap kejadian di sekitarnya dan sebaliknya ada individu yang sangat peduli terhadap kejadian yang sama
  • Ada individu cepat merespons terjadinya musibah yang dialami masyarakat sekitarnya, namun sebaliknya ada yang acuh tak acuh.
Dari contoh tersebut ada individu yang memiliki orientasi ke luar atau extravert yang dipengaruhi dunia objektif (dunia di luar dirinya). Ada juga individu yang memiliki orientasi ke dalam atau introvert yang dipengaruhi dunia subjektif (dunia dalam dirinya). Ciri-ciri keduanya sebagai berikut:
  1. Tipe extravert
·           Orientasinya lebih banyak tertuju ke luar (lahiriah).
·           Pikiran, perasaan, dan tindakannya terutama ditentukan oleh lingkungan sosial maupun nonsosial di luar dirinya.
·           Sifatnya positif terhadap masyarakat, cepat beradaptasi dengan lingkungan, tindakan cepat dan tegas, hatinya terbuka, mudah bergaul, dan hubungan dengan orang lain lancar.
·           Kelemahannya adalah perhatian  terhadap dunia luar terlalu kuat yang akan membuatnya tenggelam dalam dunia objektif  sehingga akan mengalami kehilangan dirinya atau asing terhadap dunia subjektifnya. Di samping itu, mereka cenderung cepat melakukan tindakan tanpa pertimbangan yang matang.
  1. Tipe introvert
·           Orientasinya tertuju ke dalam dirinya (batiniah)
·           Pikiran, perasaan, dan tindakannya terutama ditentukan oleh factor subjektif
·           Adaptasi dengan dunia luar kurang baik; jiwanya tertutup, sukar bergaul, sukar berhubungan dengan orang lain, kurang dapat menarik hati orang lain, tingkah lakunya lamban dan ragu-ragu, serta penyesuaian dengan batinnya baik.
·           Kehidupan batiniah kaya dan terdidik secara baik
·           Bertindak hati-hati dan penuh perhitungan
·           Kelemahannya adalah jarak dengan dunia objektif terlalu jauh sehingga lepas dari dunia objektifnya

Struktur ketidaksadaran
            Terdiri dari ketidaksadaran pribadi dan ketidaksadaran kolektif.
Ketidaksadaran pribadi, berisi hal-hal yang diperoleh individu selama hidupnya, yang meliputi hal-hal terdesak, terlupakan (bahan-bahan ingatan), dan hal-hal yang teramati, terpikir dan terasa di bawah ambang kesadaran. Termasuk juga alam prasadar, yang merupakan daerah perbatasan antara ketidaksadaran pribadi dengan ketidaksadaran kolektif dan berisi hal-hal yang siap masuk ke kesadaran dan alam bawah sadar, merupakan daerah perbatasan antara ketidaksadaran pribadi dengan ketidaksadaran kolektif dan berisi hal-hal yang tidak dapat diingat lagi, hal-hal yang tidak diolah dan keadaan trance.
            Ketidaksadaran kolektif, berisi mitologi dan simbolik masa lalu yang diperoleh selama pertumbuhan psikis seluruh jenis manusia, melalui generasi terdahulu yang merupakan endapan cara-cara reaksi kemanusiaan yang khas zaman dahulu pada saat manusia menghadapi ketakutan, bahaya, perjuangan, kelahiran dan kematian.
            Lapisan-lapisan ketidaksadaran  kolektif sebagai berikut:
a.          Paling atas yang berada langsung di bawah ketidaksadaran pribadi, berisikan emosi, afek, dan dorongan primitive.
b.          Di bawah lapisan tersebut, berisikan invasi, yaitu erupsi dari bagian terdalam dari ketidaksadaran serta hal-hal yang sama sekali tidak dapat dibuat sadar.
Simptom adalah gejala dorongan jalannya energi yang normal dan merupakan tanda bahaya, yang memberi tahu bahwa ada sesuatu dalam kesadaran yang kurang dan perlu perluasan ke alam tak sadar. Bentuknya dapat gejala kejasmanian maupun kejiwaan.
Kompleks-kompleks adalah bagian kejiwaan kepribadian yang terbelah dan lepas dari kontrol serta memiliki kehidupan sendiri dalam kegelapan dan ketidaksadaran, yang dapat menghambat maupun memajukan kesadaran menyebabkan perilaku yang keliru (mis. lupa, salah menulis, salah membaca, salah ucap dan salah arah).
Mimpi sering timbul dari hal-hal yang terdesak, memiliki hukum dan bahasa sendiri. Mimpi tidak terkait sebab-akibat, ruang dan waktu. Bahasa mimpi adalah perlambang sehingga perlu pemahaman melalui penafsiran. Menurut Jung, mimpi merupakan manifestasi ketidaksadaran kolektif yang mempunyai fungsi konstruktif, sebagai regulasi (pengaturan) isi ketidaksadaran, keberatsebelahan dari konflik.
Fantasi dan khayalan merupakan bentuk manifestasi ketidaksadaran yang bersangkutan dengan mimpi dan timbul pada saat taraf kesadaran merendah.
Archetypus adalah isi kejiwaan yang ada sejak zaman purba atau yang dibawa sejak manusia pertama lahir. Archetypus berbentuk pendapat dan reaksi instingtif tertentu yang terjadi diluar kesadaran, artinya bahwa setiap individu akan berbuat sama dan bereaksi sama terhadap suatu peristiwa secara instingtif dan tanpa didasari serta muncul dari ketidaksadaran kolektif. Sumber archetypus adalah ingatan tentang mitos, setan, roh jahat, perbuatan mistik, dan warisan religius yang diwariskan leluhur, misalnya mitos kekejaman  ibu tiri, sifat ular yang jahat dan setan yang memiliki sifat jahat.  















No comments:

Post a Comment