Thursday 11 November 2021

Makalah LARUTAN IMUNOSERUM

 

DAFTAR ISI

 

 

KATA PENGANTAR........................................................................................... i

DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii

 

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1

A.    Latar Belakang............................................................................................. 1

 

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................... 2

A.    Pengertian Imunoserum................................................................................ 2

B.    Macam-Macam Imunoserum........................................................................ 3

C.    Syarat Imunoserum...................................................................................... 4

D.    Penyimpanan Imunoserum........................................................................... 4

E.     Bentuk Imunoserum..................................................................................... 4...........

F.     Penandaan Imunoserum............................................................................... 6

 

BAB III PENUTUP............................................................................................... 7

A.    Kesimpulan................................................................................................... 7

 

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 8

 


BAB I

PENDAHULUAN

 

A.    Latar Belakang

Salah satu tugas seorang farmasi adalah memformulasi obat yang aman dan nyaman bagi pasien. Obat merupakan alat utama terapi untuk mengobati pasien yang memiliki masalah. Walaupun obat menguntungkan pasien dalam banyak hal, namun beberapa obat dapat menimbulkan efek samping dan apabila pemberian obat tersebut tidak sesuai dengan anjuran yang sebenarnya maka akan menimbulkan efek yang berbahaya. Dan seorang farmasi juga memiliki tanggung jawab dalam memahami cara penggunaan obat dan efek samping yang ditimbulkan oleh obat yang telah diberikan, memberikan informasi obat dengan tepat, dapat membantu pasien, dan membantu pasien untuk menggunakannya dengan benar dan berdasarkan pengetahuan. Oleh karena itu, pada makalah ini akan membahas salah tentang imunoserum,yaitu pengertian imunoserum, macam-macam imunoserum, penyimpanan imunoserum.

Imunoserum    adalah    sediaan    cair    atau    sediaan    kering    beku,    mengandung imunoglobulin khas yang diperoleh secara pemurnian serum hewan yang telah dikebalkan. Imunoserum  mempunyai  khasiat  khas  menetralkan  toksin  kuman  atau  bisa  ular  atau mengikat  kuman  atau  virus  atau  antigen  lain  yang  sama  dengan  yang  digunakan  pada pembuatannya.Imunoserum  diperoleh  dari  hewan  sehat  yang  telah  dikebalkan  dengan  penyuntikan toksin atau toksoida, bisa ular atau suspensi jasad renik atau diberi penisilina. Zat pengawet yang cocok dapat ditambahkan, dan harus ditambahkan untuk sediaan yang  disimpan  dalam  dosis  ganda.  Sediaan  yang  diperoleh  dengan  pengeringan  bekuan mengandung air tidak lebih dari 1,0 %.  Rekontutitusi dilakukan pada saat akan digunakan


BAB II

PEMBAHASAN

 

A.    Pengertian Imunoserum

Imunoserum adalah sediaan mengandung immunoglobulin khas yang diperoleh dari serum hewan dengan pemurnian. Imunoserum mempunyai kekuatan khas mengikat venin atau toksin yang dibentuk oleh bakteri, atau mengikat antigen bakteri, antigen virus atau antigen lain yang digunakan untuk pembuatan sediaan.

Imunoserum diperoleh dari hewan sehat yang diimunisasi dengan penyuntikkan toksin atau taksoid, venin suspensi mikroorganisme atau antigen lain yang sesuai. Selama imunisasi, hewan tidak boleh diberi penisilin. Immunoglobulin khas diperoleh dari serum yang mengandung yang mengandung kekebalan dengan pengendapan fraksi dan perlakuan dengan enzim atau dengan cara kimia atau fisika lain.

Imunoserum yang diperoleh dengan perlakuan enzim dan pengendapan fraksi paling stabil pada pH 6. Metode pembuatan imunoserum sedemikian rupa sehingga kehilangan aktifitas tidak lebih dari 5% per tahun bila disimpan pada pH 6 pada suhu 20oC dan tidak lebih dari 20% per tahun bila disimpan pada suhu 37oC.

Imunoserum dibagi menjadi 2 bagian, yaitu :

1.      Imunoserum cair : hampir tidak berwarna atau berwarna kuning pucat, tidak keruh dan hampir tidak berbau kecuali bau pengawet anti mikroba yang ditambahkan.

2.      Imunoserum kering beku : berupa padatan atau serbuk warna putih kuning pucat, mudah larut dalam air membentuk larutan tidak berwarna atau warna kuning pucat dan tidak mempunyai sifat sesuai dengan sediaan cair.

 

 

 

 

B.     Macam-Macam Imunoserum

1.      Imunoserum Antidifteri = Antitoksin Difteri

a.       Persyaratan kadar : Imunoserum antidifteri mengandung globulin dengan antitoksin khas yang dapat menetralkan toksin Corynebacterium diphtherioe potensi kurang dari 1000 UI per ml.

b.      Identifikasi : mempunyai aktivitas khasmenetralkan       toksin

Corynebacterium diphtheria dan tetap tidak berbahaya bagi hewan yang peka.

c.       Khasiat dan penggunaan adalah untuk pengebalan pasif

2.      Imunoserum Antirabies = Antitoksin Rabies

a.       Persyaratan kadar : Imunoserum Antirabies mengandung globulin anti khas rabies yang dapat menetralkan virus rabies.

b.      Identifikasi           : Mempunyai aktivitas khas menetralkan virus rabies dan tetap tidak berbahaya bagi hewan yang peka.

3.      Imunoserum Antitetanus = Antitoksin Tetanus

a.       Persyaratan kadar : Imunoserum  Antitetanus     mengandung globulin antitoksin khas yang dapat menetralkan toksin Clostridium tetani.

b.      Identifikasi : Mempunyai aktivitas khas menetralkan      toksin

Clostridium tetani dan tetap tidak berbahaya bagi hewan yang peka.

4.      Imunoserum Antibisa Polivalen = Antibisa Ular

a.       Persyaratan kadar : Imunoserum antibisa polivalen adalah antibisa ular, merupakan larutan steril yang mengandung terutama globulin dengan anti zat khusus yang dapat menetralkan bisa Ankystrodon rhodostoma, Bungarus fasciatus, Naja sputatrix. Potensi tiap mili menetralkan tidak kurang dari 10 LD50 dan tidak lebih dari 25 LD50 bisa Ankystrodon rhodoston, tidak kurang dari 25 LD50 dan tidak lebih dari 50 LD50 bisa Naja sputatrix.

b.      Khasiat dan penggunaan adalah untuk pengebalan pasif.

 

 

 

 

C.    Syarat Imunoserum

Imunoserum, bila perlu direkonstitusi seperti tertera pada label harus memenuhi syarat sebagai berikut :

1.      pH antara 6,0 sampai 7,0

2.      Protein total tidak lebih dari 17%

3.      Albumin,           kecuali dinyatakan      lain      dalam  monografi, jika ditetapkan      secara elektroforesis, imunoserum menunjukkan tidak lebih dari sesepora protein yang mempunyai mobilitas albumin.

4.      Protein asing, jika ditetapkan dengan uji pengendapan menggunakan imunoserum khas, hanya mengandung protein galur hewan yang digunakan.

5.      Fenol, imunoserum yang mengandung fenol sebagai pengawet tidak lebih dari 0,25%

6.      Toksisitas abnormal, memenuhi syarat

7.      Sterilisasi, memenuhi syarat seperti yang tertera pada uji sterilitas

8.      Protein, lakukan penetapan potensi      dengan            membandingka            terhadap baku menggunakan metode seperti yang tertera pada masing-masing monografi . Hasil dinyatakan dalam unit per ml.

 

D.    Penyimpanan Imunoserum

Wadah dan penyimpanan, dalam wadah terlindungi dari cahaya. Kecuali dinyatakan lain, sediaan cair harus disimpan pada suhu 2oC sampai 8oC, hindari pembekuan.

Pada umumnya, imunoserum cair setelah disimpan 3 tahun dan potensi imunoserum kering-beku setelah disimpan 5 tahun tidak lagi dapat dianggap sama dengan potensi yang tertera pada etiket.

 

E.     Bentuk Imunoserum

Cairan hampir tidak berwarna atau berwarna kuning pucat, tidak keruh, dan hampir tidak berbau kecuali bau pengawet antimikroba yang ditambahkan. Berbentuk Sediaan kering berupa padatan atau serbuk warna putih kuning pucat, mudah larut dalam air membentuk larutan tidak berwarna atau warna kuning pucat, dan tidak mempunyai sifat sesuai dengan sediaan cair.

 

F.     Pembuatan imunoserum

Imunoserum diperoleh dari hewan sehat yang diimunisasi dengan penyuntikan toksin atau taksoid, venin suspensi mikroorganisme atau antigen lain yang sesuai. Selama imunisasi hewan tidak boleh diberi penisilin. Imunoglobulin khas diperoleh dari serum yang mengandung kekebalan dengan pengendapan fraksi dan perlakuan dengan enzim atau dengan cara kimia atau fisika.

Dapat ditambahkan pengawet antimikroba yang sesuai. Bila sediaan dikemas dalam dosis ganda. Sediaan akhir steril dapat dibagi secara aseptik dalam wadah steril dan tertutup kedap untuk menghindari kontaminasi. cara lainnya , setelah sediaan dibagikan dalam wadah steril dapat dibekukeringkan  untuk mengurangi kadar air hingga tidak lebih dari 1,0% b/b. Kemudian wadah ditutup kedap dalam hampa udara atau diisi  gas nitrogen bebas oksigen atau gas inert lain yang sesuai sebelum ditutup kedap; pada setiap kasus wadah ditutup kedap sedemikian rupa untuk meniadakan kontaminasi.

Imunoserum direkonsitusi segera sebelum digunakan. Imunoserum yang diperoleh dengan perlakuan enzim dan pengendapan fraksi paling stabil pada pH 6. Metode pembuatan imunoserum sedemikian rupa sehingga kehilangan aktifitas tidak lebih dari 5% per tahun bila disimpan pada pH 6 pada suhu 20º C dan tidak lebih dari 20% pertahun bila disimpan pada suhu 37º C.

 

G.    Penandaan Imunoserum

Penandaan, pada penandaan tertera :

1.         Jumlah minimum unit per ml

2.         Dosis

3.         Tanggal kadaluarsa

4.         Kondisi penyimpanan

5.         Volume rekonstitusi untuk serbuk-kering

6.         Bahan tambahan dan Nama spesies sumber imunoserum.


BAB III

PENUTUP

 

A.    Kesimpulan

Imunoserum adalah sediaan mengandung immunoglobulin khas yang diperoleh dari serum hewan dengan pemurnian. Imunoserum mempunyai kekuatan khas mengikat venin atau toksin yang dibentuk oleh bakteri, atau mengikat antigen bakteri, antigen virus atau antigen lain yang digunakan untuk pembuatan sediaan.

Imunoserum dibagi menjadi 2 bagian, yaitu :

  1. Imunoserum cair
  2. Imunoserum kering beku

 

Macam – macam imunoserum terdiri dari :

  1. Imunoserum Antidifteri = Antitoksin Difteri
  2. Imunoserum Antirabies = Antitoksin Rabies
  3. Imunoserum Antitetanus = Antitoksin Tetanus
  4. Imunoserum Antibisa Polivalen = Antibisa Ular

 


DAFTAR PUSTAKA

 

Anief.Moh. 2015. Ilmu Meracik Obat. Yogyakarta. UGM

Farmakope Indonesia Edisi III

Farmakope Indonesia Edisi V

Farmakope Indonesia Edisi III

Farida, Yeni. 2014. Vaksin dan Imunosera. FMIPA.UNS :Surakarta

www.depkses.go.id, artikel.2016. Vaksin untuk pencegahan dan serum untuk pengobatan.

No comments:

Post a Comment