Friday 30 July 2021

MAKALAH TENTANG JARINGAN PADA TUMBUHAN

 

BAB I

 PENDAHULUAN

 

1.1    Latar Belakang

Pengertian jaringan sering dikatakan sebagai kumpulan sel-sel yang masing-masing selnya aktif dalam segala proses hidupnya, yaitu aktif berfotosintesis, aktif mengadakt metabolisem, aktif berkembang biak, dan aktif mengadakan pengambilan zat-zat makanan, sehingga hanya merupakan individu-individu yang mengumpul.

Tumbuhan pada awal perkembangannya, semua sel-sel  tumbuhan melakukan pembelahan diri. Akan tetapi, dengan adanya pertumbuhan dan perkembangan lebih lanjut, pembelahan sel tumbuhan menjadi terbatas di bagian khusus dari tumbuhan. Jaringan ini tetap bersifat embrionik dan selalu membelah diri. 

Jaringan embrionik tumbuhan disebut meristem. Pembelahan sel pada dasarnya dapat juga berlangsung pada jaringan selain meristem, contohnya pada jaringan korteks batang, namun jumlah pembelahan ini sangat terbatas. 

1.2  Tujuan

Menjelaskan sejarah penemuan sel

1.      Menjelaskan tentang pengertian Jaringan Tumbuhan

2.       Macam-macam jaringan tumbuhan


 

BAB II

 PEMBAHASAN

 

2.1    Jaringan Tumbuhan

Menurut Drs. Yayan Sutrian, yang dimaksud dengan jaringan adalah tiap-tiap kumpulan protoplas yang mempunyai dinding atau merupakan suatu kumpulan sel yang bentuk dan fungsinya sama.

Dengan batasan di atas, terutama tentang makna anak kalimat “suatu kumpulan sel yang bentuk dan fungsinya sama” maka kita dapat mengetahui tumbuhan yang mempunyai jaringan dan yang tidak mempunyai jaringan. Pada tumbuhan yang uniselluler atau terdiri dari satu sel (bakteria) tentunya tidal mempunyai jaringan, demikian pula tumbuh-tumbuhan yang rendah tingkat perkembangannya belum mempuyai jaringan. Jaringan-jaringan umumnya terdapat pada tumbuh-tumbuhan yang tinggi tingkat perkembangannya, semakin tinggi tingkat perkembangannya semakin jelas pula adanya diferensiasi yang membentuk alat-alat tumbuhan yang berlainan.

Dalam pengertian tentang sekumpulan sel itu, hendaknya kita tidak keliru menafsirkannya, janganlah suatu tumbuhan yang mempunyai banyal sel selalu ditafsirkan sebagai jaringan. Pada tumbuh-tumbuhan golongan Algae (ganggang) tertentu misalnya, tumbuhan ini terdiri dari banyak sel. Akan tetapi masing-masing selnya masih aktif dalam segala proses hidupnya, jadi hanya merupakan individu-individu yang mengumpul atau katakanlah kumpulan sel-sel atau lazim disebut koloni.

Jaringan-jaringan tumbuhan secara umum dapat dibagi menjadi jaringan meristem dan jaringan dewasa.

A.    Jaringan meristem

Jaringan meristem adalah jaringan muda yang sel-selnya selalu membelah atau bersifat embrional. Membran selnya demikian tipis, bentuknya menunjukkan bentuk yang teratur, antara segiempat dan kubus, sedangkan ruang sel masih penuh dengan protoplas serta vakuola yang kecil-kecil. Dalam kondisi demikian ini sifat khusus dari jaringan muda yaitu sel-sel yang membentuknya selalu mengadakan kegiatan-kegiatan untuk membelah” yang dalam istilah lainnya disebut meristematis. Letak jaringan ini terdapat di ujung dari alat-alat tumbuhan. Macam-macam meristem berdasarkan asal terjadinya adalah:

a.        Meristem primer

Meristem primer merupakan jaringan meristem yang sel-selnya merupakan perkembangan langsung dari sel-sel embrional sehingga merupakan lanjutan dari pertumbuhan embrio. Aktivitas meristem ini akan mengakibatkan batang dan akar tumbuh memanjang, pertumbuhan ini disebut pertumbuhan primer.

b.        Meristem sekunder

Meristem yang berasal dari jaringan dewasa yang telah mengadakan diferensiasi. Misalnya kambium dan kambium gabus yang terjadi dari parenkim atau jaringan dasar dan kolenkim. Pertumbuhan ini menyebabkan tubuh tumbuhan bertambah besar.

 

B.     Jaringan dewasa

a.        Jaringan epidermis (pelindung)

Ditinjau dari asal katanya, yaitu bahasa Yunani, epi berarti di atas, derma berarti kulit, maka epidermis adalah lapisan-lapisan sel yang berada paling luar pada alat-alat tumbuhan primer, seperti akar, batang, daun, bunga, buah dan biji-biji.

Jaringan epidermis adalah kumpulan lapisan sel yang berada paling luar dan berfungsi melindungi jaringan yang ada di bawahnya, sel-sel ini umumnya agak pipih dan berlapis-lapis.

Menurut para ahli, epidermis ini biasanya tersusun atas satu lapisan sel saja dan pada irisan permukaan sel-selnya tampak berbentuk macam-macam, seperti isodiametris yang memanjang, berlekuk-lekuk, atau menampakkan bentuk lainnya. Adanya protplas walaupun hanya sedikit yang melekat pada dinding selnya, menandakan sel-sel epidermis itu masih hidup. Vakuolanya yang besar terdapat di agian tengah, berisi cairan sel yang berwarna atau dapat pula tidak berwarna, adapun cairan yang berwarna ini disebut antosian, jelasnya warna antosian ini menutupi warna hijau jaringan di bawahnya.

Penebalan-penebalan yang berlangsung pada dinding sel epidermis biasanya merupakan penebalan sekunder yang terdiri dari selulosa. Dinding sel yang telah mengalami penebalan selulosa juga akan mengandung zat kutin dan jaringan kutikula sehingga menyebabkan penguapan pada saat suhu tinggi bisa dibatasi.

b.        Jaringan parenkim

Jika ditinjau secara filogenetis, jaringan parenkim dapat dianggap sebagai jaringan-jaringan pada tumbuhan yang tersusunnya merupakan pemula. Sebab, jika kita perhatikan tumbuhan yang primitif, tubuhnya itu hanya terdiri dari sel-sel parenkim. Jadi sesuai dengan pengertiannya yaitu sebagai jaringan dasar (jaringan pemula), demikian pula anggapan bahwa jaringan-jaringan dewasa pada tumbuhan tingkat tinggi berasal dari jaringan parenkim tersebut.

Jaringan parenkim terbentuk dari sel-sel parenkim, dengan demikian dapat diartikan bahwa sel-sel parenkim itu merupakan massa (sel-sel) yang menyebar luas pada seluruh organ dari tumbuhan. Parenkim merupakan jaringan heterogen, karena telah terjadi asosiasi antara sel-sel parenkim dengan sel-sel dari tipe lain. Karena asosiasi dan kemampuan sel-sel parenkim yang meluas maka jaringan parenkim umumnya terdapat pada empulur dan korteks batang, akar, jaringan-jaringan fotosintesis, mesofil daun, daging daun serta endosperm biji dan dalam buah.

Sifat-sifat yang dimiliki jaringan-jaringan parenkim antara lain yang sementara telah dapat dikemukakan oleh para ahli sebagai hasil penelitiannya, yaitu:

·         Dinding selnya tipis, jika terjadi penebalan akan tipis pula dan dinding selnya jarang sekali mengandung lignin, kecuali jaringan yang lebih tua.

·         Dinding selnya yang telah menebal biasanya mempunyai noktah-noktah yang dapat menjamin lancarnya pertukaran zat-zat yang diperlukan tumbuhan.

·         Sel-sel parenkim merupan sel-sel yang masih hidup, di bagian tengahruang selnya terdapat sentra vakuola yang besar, yang penuh terisi cadanga makanan.

·         Plastida-plastida berupa leukoplas ataupun kloroplas berada dalam protoplasnya, dalam protoplas ini terdapat butir-butir tepung, dapat pula berupa khromoplas.

·         Terdapat intercellular apaces yang melakukan peranan bagi pertukaran atau peredaran gas-gas.

·         Bentuk selnya kebanyakan adalah segibanyak yang diameternya bervariasi (polihedra).

 

Jaringan parenkim berfungsi menyimpan makanan cadangan seperti halnya pada endosperm jagung atau biji-biji tumbuhan lainnya. Sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis seperti halnya pada mesofil daun dan berfungsi sebagai penyokong tbuh apabila vakuolanya berisi air, seperti pada tumbuhan lunak. Berikut ini akan dipaparkan macam-macam jaringan parenkim.

1.        Parenkim asimilasi

Menurut hasil penelitian parenkim asimilasi ini terdiri dari sel-sel yang banyak mengandung klorofil. Parenkim ini sangat bermanfaat bagi berlangsungnya fotosintesis (sintesis karbohidrat), yang tentunya pula akan terletak pada bagian tepi dari alat-alat tumbuhan, mengingat bahwa bagi keperluan fotosintesis sangat dibutuhkan radiasi. Parenkim asimilasi ini mengandung kloroplas dan dalam kloroplas sering berisi butir-butir tepung asimilasi. Karena banyak berisi klorofil, maka parenkim asimilasi ini biasa disebut juga klorenkhim.

2.        Parenkim makanan

Parenkim ini adalah tempat penyimpanan cadangan makanan yang berbentuk zat-zat yang dapat larut dalam cairan sel (dalam vakuola) dan berwujud bahan-bahan padat. Bahan-bahan ini merupakan bahan-bahan ergastik (mati) seperti butir-butir tepung, kristalloid,, protein, lemak, ataupun tetes-tetes minyak.

3.        Parenkim air

Parenkim air digunakan sebagai jaringan penyimpan air, dimana air ini terikat dalam vakuola dari sel-selnya secara aktif. Pada beberapa tumbuh-tumbuhan tertentu seperti Cactae, Alow, Agave, sel-sel parenkim yang terdapat dalam alat-alat fotosintesanya tidak mengandung klorofil, melainkan dipenuhi oleh air sehingga tampak sebagai jaringan air. Jaringan air ini terdiri dari sel-sel yang aktif yang berukuran besar dan biasanya mempunyai dinding sel yang tipis. Sel-selnya sering tampak berupa serangkaian sel yang memanjang bagaikan sel-sel pagar (palisade).

4.        Parenkim tanin

Parenkim tanin terdiri dari sel-sel parenkim yang berisi zat penyamak. Berdasarkan hasil penelitian, bahwa sel-sel yang berisi zat-zat penyamak dalam alat-alat tumbuhan dapat merupaka suatu sistem, sehingga terselenggaranya hubungan antara sel-sel satu sama lainnya. Sel-sel tanin dalam daun misalnya selalu tersebar pada zona-zona tertentu, sehingga dengan demikian dapat menyebabkan kurangnya/tidak adanya hubungan di antara sel-sel yang satu dengan yang lainnya. Sedangkan dalam batang tumbuhan, sel-sel tanin tampak terpusat pada zona tertentu.

5.        Parenkim udara

Parenkim ini disebut aerenchym yang mempunyai ruang-ruang antar sel (intercellular spaces) yang cukup besar. Dalam ruang ini terdapat udara.

6.        Parenkim pengangkut

Parenkim pengangkut ini terdiri dari sel-sel memanjang dengan letak menurut arah pengangkutan. Dalam hal ini kita mengenal adanya parenkim jari-jari empulur yang berguna sebagai alat pengangkut yang menghubungkan jaringan-jaringan sebelah luar dan dalam. Yang dimaksud dengan parenkim jari-jari empulur ini ialah sel-sel parenkim yang bentuknya panjang dan terdapat pada jari-jari empulur.

 

2.2    Jaringan penguat

Di dalam tubuh tumbuhan terdapat jaringan-jaringan yang berfungsi memberi kekuatan, melakukan perimbangan-perimbangan bagi pertumbuhan dan jaringan-jaringan demikian disebut jaringan mekanik atau jaringan penguat. Dapat diakatakan bahwa tanpa jaringan mekanik maka kekuatan perlindungan pada tumbuh-tumbuhan tidak akan ada.

Manfaat jaringan penguat dapat dikemukakan sebagai berikut:

a)           Tumbuh-tumbuhan yang tumbuh di darat alat-alatnya berada di atas tanah memerlukan kekuatan.

b)          Tumbuh-tumbuhan ini sesua dengan perkembangannya akan menjadi dewasa, dengan batang dan ranting-ranting yang cukup besar dan pohonnyapun akan tinggi.

c)           Dengan keadaan dan pertumbuhan demikian, jaringan penguat akan dapat memberikan kekuatan sehingga terjadi perimbangan dalam pertumbuhannya, yang artinya tumbuh-tumbuhan akan hidup dengan baik.

 

Jaringan yang khusus ini terdiri dari sel-sel yang bentuk, susunan dan sifatnya memilki kekhususan pula. Dengan adanya jaringan penguat ini, pertumbuhan alat-alat dari tmbuhan dapat ditunjang. Jaringan mekanik ini umunya terdiri dari sel-sel yang berdinding tebal, mengandung lignin dan zat-zat lainnya yang memberi sifat keras pada dinding selnya.

Memperhatikan bentuk dan sifat dari jaringan mekanik ini, maka jaringan tersebut dapat dibagi atas kolenkim dan sklerenkim.

1.         Kolenkim, merupakan jaringan penguat pada organ tubuh muda dan organ tua pada tumbuhan lunak. Terletak di bawah epidermis, ada pula yang dipisahkan dari epidermis oleh parenkim. Kolenkim merupakan jaringan yang homogen, yang tersusun dari satu macam sel yaitu sel kolenkim. Sel-selnya ternyata berdinding sel yang tidak berlignin dan jelas sel-selnya ini masih aktif. Sedang bentuknya dapat lebih panjang dan ataupun dapat lebih dai sel-sel parenkim. Akan tetapi dalam hal tertentu sel-sel kolenkim berisi kloroplas. Adanya kloroplas ini menunjukkan bahwa kolenkim dapat berfungsi pada fotosintesis.

2.         Sklerenkim, adalah jaringan pelindung yang sel-selnya mengalami penebalan sekunder yang terdiri dari zat-zat lignin. Jaringan sklerenkim hanya terdapat pada organ tumbuhan yang tidak lagi mengadakan pertumbuhan dan perkembangan, jadi pada organ tumbuhan yang telah tetap. Dengan terdapatnya jaringan ini pada tumbuhan, akan memungkinkan alat-alat tumbuhannya bertahan menghadapi segala macam tekanan dan desakan tanpa menimbulkan akibat atau berpengaruh pada sel-sel/jaringan yang keadaannya lebih lemah.

 

2.3    Jaringan pengangkut

Jaringan pengangkut merupakan jaringan yang khusus, yang berfungsi mengangkut zat-zat mineral (zat-zat hara dan air) yang diserap oleh akar dari tanah atau zat-zat makanan yang telah dihasilkan pada daun untuk disalurkan ke bagian-bagian lain untuk hidup dan berkembang.

Jaringan pengangkut terbentuk dari sel-sel yang kedudukan atau letaknya membentang menurut arah pengangkutan. Kedudukan atau letak yang demikian tampak bagaikan untaian atau rangkaian sel. Letaknya yang demikian berfungsi utuk memperlancar jalannya pengangkutan mengingat dinding sel-sel tersebut merupakan sekat-sekat dalam pembuluh dengan lubang-lubang yang kecil. Dalam organ tumbuhan, pembuluh, pembuluh itu tampak seperti pipa-pipa kecil yang panjang, laetaknya antara satu dengan yang lainnya berhubungan, mewujudkan suatu sistem jaringan.

Berdasarkan bentuk dan sifat-sifatnya, jaringan pengangkut dapat dibagi atas xylem dan phloem.

1.         Xilem, merupakan jaringan kompleks yang terdiri atas beberapa tipe sel baik sel mati maupun sel hidup yang dindingnya mengalami penebalan, mengandung lignin. Sehingga para ahli beranggapan bahwa fungsi xilem selain sebagai jaringan pengangkut air dan zat-zat hara adalah juga sebagai jaringan penguat. Pengangkutan air dan zat-zat mineral berlangsung dari bagian bawah (akar) ke bagian atas (daun-daunan).

2.         Floem, adalah jaringan kompleks yang terdiri dari beberapa unsur dan tipe, yaitu buluh tapisan, sel pengiring, parenkim, serabut dan sklereid. Floem berfungsi mengangkut dan menyebarkan zat-zat makanan yang merupakan hasil fotosintesis dari bagian atas (daun) ke bagian-bagian lain yang ada di bawahnya atau di atasnya.


 

BAB III

PENUTUP

 

3.1    Kesimpulan

Secara anatomi tumbuhan terdiri atas   pembuluh xilem dan floem  dan  jaringan-jaringan  pada  tumbuhan  seperti  jaringan  meristematik  dan jaringan permanen (dewasa). Akar, batang dan daun merupakan organ tumbuhan yang sangat penting bagi tanaman, batang berfungsi sebagai alat transportasi zat makanan dari akar ke daun dan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tubuh, alat perkembangbiakan vegetatif, alat penyimpan bahan makanan cadangan, tempat tumbuhnya daun, bunga dan buah.

 

3.2    Saran

Adapun saran penulis kepada pembaca agar pembaca dapat mengetahui Jaringan  tumbuhan bagi kehidupan kita.

Selain dari pada itu, penulis memohon maaf apabila terdapat kesalahan karena kami masih dalam proses pembelajaran. Dan yang kami harapkan dengan adanya makalah ini,dapat menjadi wacana yang membuka pola pikir pembaca dan memberi saran yang sifatnya tersirat maupun tersurat.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

 

Anonim, 2013. http://biopast.blogspot.com /2010/05/anatomi-batang. Diunggah pada tanggal 14 Februari 2013. Makassar.

 

Anonim,2013.http://www.triwahyu.web.id/2012/wp.content/uploads/2012/07/anatomi-daun. Diunggah pada tanggal 14 Februari 2013. Makassar.

 

Lakitan, Benyamin. 1993. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Penerbit Raha Grafindo Persada. Jakarta.

 

Salam, Syahrani, S.pd. 2010. Lembar Kerja Siswa (Biologi 2). Penerbit SMAN 1 Gal-sel. Dikpora Takalar.

 

Sutrian, Yayan Drs. 2011. Pengantar Anatomi Tumbuh-Tumbuhan, Tentang Sel dan Jaringan. Rineka Cipta. Jakarta.

 

Soerodikoesoemo, Wibisono, dkk. 1993. Anatomi dan Fisiologi Tumbuhan. Penerbit Universitas Terbuka. Depdikbud. Jakarta.

No comments:

Post a Comment