Friday 30 July 2021

MAKALAH ANALISIS

 

BAB I

PENDAHULUAN

 

 

1.1    Latar Belakang

Kebutuhan manusi merupakan unsur unsur  yang dibutuhkan oleh manusia  dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis maupun psikologis yang tentunya bertujuan untuk mempertahankan keseimbangan didalam kehidupan.

Selain sebagai makhluk idividu manusia tak lepas dari yang namanya makhluk social,artinya manusia tidak akan pernah bisa memenuhi segala kebutuhan yang di butuhkannya tanpa memerlukan bantuan orang laen.dengan sifat alamiah sebagai makhluk social maka manusia memerlukan berbagai peran orang laen guna saling memenuhi berbagai kebutuhan tersebut.

Oleh karena itu manusia memerlukan sebuah wadah untuk saling bekerja sama dengan manusia lain guna memenuhi  segala kebutuhannya.Dalam mencapai kebutuhan ,seseorang harus berjenjang ,tidak peduli seberapa tinggi jenjang yang sudah dilewati,kalau jenjang dibawah mengalami ketidakpuasan atau tingkat kepuasannya masih sangat kecil,dia akan kembali kejenjang yang tak terpuaskan itu sampai memperoleh tingkat kepuasan yang dikehendaki .


BAB II

PEMBAHASAN

 

 

2.1    Kebutuhan Dasar Menurut Maslow

Abraham Maslow (1908-1970), seorang psikolog besar yang mencoba menemukan dan menawarkan jawaban sistematis atas pertanyaan tersebut melalui teorinya yang tersohor, yakni teori hierarki kebutuhan. Menurut Maslow, setiap individu memiliki kebutuhan-kebutuhan yang tersusun secara Menurut hierarki dari tingkat yang paling mendasar sampai pada tingkat yang paling tinggi.  Dengan model ini, Maslow menjelaskan bahwa kebutuhan manusia bertingkat, mulai dari kebutuhan mendasar yang harus dipenuhi pada bagian bawah piramid, dan kebutuhan manusia meningkat terus ke atas apabila jenis kebutuhan yang dasar sudah terpenuhi.

a.       Kebutuhan Fisiologis

Jika kebutuhan dasar ini tidak terpenuhi, maka tubuh akan menjadi rentan terhadap penyakit, terasa lemah, tidak fit, sehingga proses untuk memenuhi kebutuhan selanjutnya dapat terhambat. Pada hierarki yang paling bawah ini, manusia harus memenuhi kebutuhan makanan, tidur, minum, seks, dan hal-hal lainnya yang berhubungan dengan fisik badan. Misalnya, seseorang mengalami kesulitan untuk mendapatkan makanan, sehingga ia menderita kelaparan, maka ia tidak akan mungkin mampu untuk memikirkan kebutuhan akan keamanannya ataupun kebutuhan aktualisasi diri.

b.      Kebutuhan Rasa Aman (Safety Needs)

Kebutuhan level kedua, yakni kebutuhan akan rasa aman dan kepastian (safety and security needs) muncul dan memainkan peranan dalam bentuk mencari tempat perlindungan, membangun privacy individual (kebebasan individu), mengusahakan keterjaminan finansial melalui asuransi atau dana pensiun, dan sebagainya. Baik keamanan secara harfiah (keamanan dari perampok, orang jahat, dan lain-lain), maupun keamanan secara finansial ataupun hal lainnya.

c.       Kebutuhan kasih sayang / sosial (Love/belonging needs)

Ketika seseorang merasa bahwa kedua jenis kebutuhan di atas terpenuhi, maka akan mulai timbul kebutuhan akan rasa kasih sayang dan rasa memiliki. Perasaan menyenangkan yang dimiliki pada saat kita memiliki sahabat, seseorang untuk berbagi cerita, hubungan dekat dengan keluarga adalah tujuan utama dari memenuhi kebutuhan sosial ini. Jika tidak terpenuhi, maka perasaan kesepian akan timbul.

d.      Kebutuhan Harga Diri (Esteem Needs)

Semua orang pasti ingin dihormati dan ingin merasa berguna bagi orang lain. Level keempat dalam hierarki adalah kebutuhan akan penghargaan atau pengakuan (esteem needs). Maslow membagi level ini lebih lanjut menjadi dua tipe, yakni tipe bawah dan tipe atas. Tipe bawah meliputi kebutuhan akan penghargaan dari orang lain, status, perhatian, reputasi, kebanggaan diri, dan kemashyuran. Tipe atas terdiri atas penghargaan oleh diri sendiri, kebebasan, kecakapan, keterampilan, dan kemampuan khusus (spesialisasi).

e.       Kebutuhan aktualisasi diri (self-actualization needs)

Pada umumnya, kebutuhan ini akan muncul bila seseorang merasa seluruh kebutuhan mendasarnya sudah terpenuhi Seperti mengaktualisasikan diri untuk menjadi seorang ahli dalam bidang ilmu tertentu, atau hasrat untuk mengetahui serta memenuhi ketertarikannya akan suatu hal. Inilah puncak sekaligus fokus perhatian Maslow dalam mengamati hierarki kebutuhan.

 

2.2    Kebutuhan Dasar Menurut Virginia Henderson

Menurut Virginia Henderson 14 komponen kebutuhan dasar hidup tersebut meliputi :

  1. Bernafas dengan normal
  2. Makan dan minum cukup.
  3. Pembuangan eliminassi tubuh.
  4. Bergerak dan mempertahankan posisi yang nyaman.
  5. Tidur dan istirahat.
  6. Memilih pakaian pantas, berpakaian dan menanggalkan pakaian.
  7. Mempertahankan suhu tubuh dalam kondisi normal dengan memodifikasi Lingkungan.
  8. Menjaga kebersihan tubuh dan memelihara kesehatan dan melindungi kulit
  9. Menghindari bahaya dilingkungannya dan menghindari cedera yang lain.
  10. Komunikasi dengan orang lain dalam pernyataan emosi, kebutuhan, ketakutan dan pendapat.
  11. Beribadah menurut kepercayaan seseorang.
  12. Bekerja sedemikian rupa sehingga ada rasa pemenuhan akan kebutuhan.
  13. Belajar, menemukan atau mencukupi keingintahuan akan pertumbuhan dan kesehatan yang normal dan dapat menggunakan fasilitas kesehatan yang tersedia

Menurut Henderson, ke-14 kebutuhan dasar yang harus menjadi fokus tersebut dipengaruhi oleh :

  1. Usia
  2. Kondisi emosional (mood & temperamen)
  3. Latar belakang sosial dan budaya.
  4. Kondisi fisik dan mental, termasuk berat badan, kemampuan dan ketidakmampuan sensorik, kemampuan dan ketidakmampuan lakomotif, dan status mental

 

2.3    Kebutuhuan Menurut Jean Watson

Jean Watson dalam memahami konsep keperawatan terkenal dengan teori pengetahuan manusia dan merawat manusia. Tolak ukur pandangan Watson ini didasari pada unsur teori kemanusiaan. Pandangan teori Jean Watson ini memahami bahwa manusia memiliki empat cabang kebutuhan manusia yang saling berhubungan diantaranya kebutuhan dasar biofisikal (kebutuhan untuk hidup) yang meliputi kebutuhan makanan dan cairan, kebutuhan eliminasi dan kebutuhan ventilasi, kebutuhan psikofisikal (kebutuhan fungsional) yang meliputi kebutuhan aktifitas dan istirahat, kebutuhan seksual, kebutuhan psikososial (kebutuhan untuk integrasi) yang meliputi kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan organisasi, dan kebutuhan intra dan interpersonal (kebutuhan untuk pengembangan) yaitu kebutuhan aktualisasi diri.

 

CARA NABI MUHAMMAD SAW MEMBENTUK JIWA ANAK

  1. MEMBERI CIUMAN, PERHATIAN, DAN KASIHSAYANGBeberapa orang Badui datang kepadaRasulullah saw. Mereka bertanya, „Apakahkalian mencium anak-anak kalian? „Ya, jawabRasulullah saw. „Tapi kami, demi Allah, sekali-kali tidak pernah mencium anak-anak kami.Maka Rasulullah saw. bersabda, „Saya tidakmemiliki kekuatan sekiranya Allah SWT.mencabut perasaan kasih sayang dari hatikalian.” (H.r. Imam Ahmad)
  2. BERMAIN DAN BERCANDA DENGAN ANAKAbu Hurairah r.a. berkata, “Saya mendengardengan kedua telingaku dan melihat dengankedua mataku bahwa Rasulullah saw. memegangdengan kedua tangannya, kedua telapak cucunyaHasan atau Husain, dan kedua telapak kakimereka di atas telapak kaki Rasulullah saw.Kemudian Rasulullah saw. berkata, „Naiklah!Maka keduanya naik hingga keduanyameletakkan kakinya di dada Rasulullah saw.,kemudian beliau berkata, „Bukalah mulutmu!Kemudian beliau menciumnya dan berkata, “YaAllah, saya mencintainya dan sungguh sayamencintainya.” (H.r. Bukhari)
  3. MEMBERI HADIAH, PENGHARGAAN, DAN PUJIANKEPADA ANAKAl Hasan atau Jabir bin Abdillah berkata, “Saya shalatzhuhur atau „ashar bersama Rasulullah saw. Selesaisalam beliau bersabda kepada kami, „Tetaplah ditempat kalian! Kemudian beliau bersabda lagi, „Bejanayang berisi manisan. Kemuian beliau membagikanmanisan tersebut sesendok kepada setiap orang yanghadir. Ketika sampai kepadaku (saat itu aku masihanak-anak), beliau memberiku satu sendok kemudianberkata, „Apakah kamu ingin tambah? „Ya, jawabku.Beliau menambah satu sendok dan berkata kembali,„Apakah kamu ingin tambah? „Ya, jawabku. Beliaumenambah satu sendok lagi dan itu terus dilakukanbeliau hingga sampai pada sahabat yang terakhir.” (H.r.Ibnu Abid Dunya)
  4. MENGUSAP KEPALA ANAKAnas r.a. berkata, “Bahwa Rasulullah saw.mengunjungi sahabat Anshar. Ia mengucapkansalam kepada anak-anak mereka danmengusap kepala mereka.” (H.r. Ibnu Hibban)
  5. MENYAMBUT ANAK DENGAN KEHANGATANAbdillah bin Jafar r.a. berkata, “Ketika Rasulullahsaw. datang dari suatu perjalanan, beliaumenemui dua orang anak dari keluarganya. Sayaberlomba untuk menghampirinya kemudian beliaumenggendongku. Setelah itu, beiau mengajaksalah satu putra Fathimah, yaitu Hasan atauHusain r.a. dan memboncengkan di belakangnya,sehingga kami bertiga memasuki kota Madinahdengan menaiki kendaraan.” (H.r. Ibnu Asakir,Ahmad, Muslim, dan Abu Daud)
  6. MEMPERHATIKAN DAN MENANYAKAN KEADAANANAKSalman r.a. berkata, “Kami berada di sekitar Rasulullah saw.,kemudian tiba-tiba Ummu Aiman r.a. datang dan berkatan, „YaRasulullah, Hasan dan Husain tersesat. Pada waktu itu siang sudahmulai sore. Maka Rasulullah saw. bersabda, „Berdirilah kalian dancarilah kedua anakku! Maka setiap orang mengambil arah yangberbeda dan aku searah dengan Rasulullah saw. hingga sampai kelereng gunung. Hasan dan Husain terlihat saling berangkulanketakutan karena seekor ular yang baru keluar dari lubangnyaberdiri dengan ekornya. Rasulullah saw. segera menghampiri ulartadi dan ular itu lari, masuk ke sela-sela bebatuan. Rasulullah saw.segera mendatangi kedua cucunya dan melepaskan rangkulanmereka lalu mengusap kepala mereka sambil berkata, „Demi ibudan ayahku, semoga Allah SWT. memuliakan kalian! Rasulullahkemudian menggendong keduanya. Aku (Salman r.a.) berkata,„Kebaikan untuk kalian berdua. Sebaik-baik tunggangan adalahtunggangan kalian. Rasulullah saw. bersabda, „Dan sebaik-baikpenunggang adalah keduanya dan orang tuanya lebih baik darikeduanya.” (H.r. At Thabrani)
  7. PENGAWASAN KHUSUS BAGI ANAKPEREMPUAN DAN YATIMAbu Hurairah r.a. berkata, Rasulullah saw.bersabda, „Sesungguhnya saya menekankankalian akan hak dua orang lemah ini, yaituanak yatim dan anak perempuan.” (H.r. AlHakim, Al Baihaqi, Imam Ahmad, dan IbnuHibban)
  8. MEMBERIKAN KECINTAAN KEPADA ANAKSECARA PROPORSIONAL DAN TAWAZUN“Demi Allah, yang jiwaku berada di Tangan-Nya, tidaklah sempurna keimanan salahseorang di antara kamu, sehingga aku lebih iacintai dari pada bapaknya, anaknya, danseluruh manusia.” (H,r, Bukhari, Muslim, danAn Nasaa-i)

 

Seperti apakah Nabi Muhammad SAW dalam mendidik anak-anaknya ?
Praktik pendidikan Nabi Muhammad SAW pada anak-anaknya

dapat di gambarkan di bawah ini:

1.             Rasulullah senang bermain-main (menghibur) dengan anak-anak dan kadang-kadang beliau memangku mereka. Beliau menyuruh Abdullah, Ubaidillah, dan lain-lain dari putra-putra pamannya Al-Abbas r.a. untuk berbaris lalu berkata, “ Siapa yang terlebih dahulu sampai kepadaku akan aku beri sesuatu (hadiah).”merekapun berlomba-lomba menuju beliau, kemudian duduk di pangkuannya lalu Rasulullah menciumi mereka dan memeluknya.

2.             Ketika ja’far bin Abu Tholib r.a, terbunuh dalam peperangan mut’ah, Nabi Muhammad SAW, sangat sedih. Beliau segera datang ke rumah ja’far dan menjumpai isterinya Asma bin Umais, yang sedang membuat roti, memandikan anak-anaknya dan memakaikan bajunya. Beliau berkata, “Suruh kemarilah anak-anak ja’far. Ketika mereka dating, beliau menciuminya. Sambil meneteskan air mata. Asma bertanya kepada beliau karena telah mengetahui ada musibah yang menimpanya.

3.              “Wahai rasulullah, apa gerangan yang menyebabkan anda menangis? Apakah sudah ada beritayang sampai kepada anda mengenai suamiku Ja’far dan kawan-kawanya?” Beliau menjawab, “Ya benar, mereka hari di timpa musibah.” Air mata beliau mengalir dengan deras. Asma pun menjerit sehingga orang-orng perempuan berkumpul mengerumuninya. Kemudian Nabi Muhammad SAW. kembali kepada keluarganya dan beliau bersabda, “janganlah kalian melupakan keluarga ja’far, buatlah makanan untuk mereka, kerena sesungguhnya mereka sedang sibuk menghadapi musibah kematian ja’far.”

4.             Ketika Rasulullah melihat anak Zaid menghampirinya, beliau memegang kedua bahunya kemudian menagis. Sebagian sahabat merasa heran karena beliau menangisi orang yang mati syahid di peperangan Mut’ah. Lalu Nabi Muhammad SAW. pun menjelaskan kepada mereka bahwa sesungguhnya ini adalah air mata seorang kawan yang kehilangan kawannya.

5.             Al-Aqraa bin harits melihat Nabi Muhammad SAW. mencium Al-Hasan r.a. lalu berkata, “Wahai Rasulullah, aku mempunyai sepuluh orang anak, tetapi aku belum pernah mencium mereka.” Rasulullah bersabda, “Aku tidak akan mengangkat engkau sebagai seorang pemimpin apabila Allah telah mencabut rasa kasih sayang dari hatimu. Barang siapa yang tidak memiliki rasa kasih sayang, niscaya dia tidak akan di sayangi.”

6.             Seorang anak kecil dibawa kepada Nabi Muhammad SAW. supaya di doakan dimohonkan berkah dan di beri nama. Anak-anak tersebut di pangku oleh beliau. Tiba-tiba anak itu kencing, lalu orang-orang yang melihatnya berteriak. Beliau berkata, “jangan di putuskan anak yang sedang kencing, biarkanlah dia sampai selesai dulukencing.”Beliau pun berdoa dan memberi nama, kemudian membisiki orang tuanya supaya jangan mempunyai perasaan bahwa beliau tidak senang terkena air kencing anaknya. Ketika mereka telah pergi, beliau mencuci sendiri pakaian yang terkena kencing tadi.

7.             Ummu Kholid binti kho;id bin sa’ad Al-Amawiyah berkata, “Aku beserta ayahku menghadap Rasululloh dan aku memakai baju kurung (gamis) berwarna kuning. Ketika aku bermain-main dengan cincin Nabi Muhammad SAW. ayahku membentakku, maka beliau berkata, “Biarkanlah dia.” Kemudian beliau pun berkata kepadaku, “bermainlah sepuas hatimu, Nak!

8.             Dari Anas, diriwayatkan bahwa Nabi Muhammad SAW. selalu bergaul dengan kami. Beliau berkata kepada saudara lelakiku yang kecil, “Wahai Abu Umair, mengerjakan apa si nugair (nama burung kecil).”

9.             Nabi Muhammad SAW. melakukan shalat, sedangkan Umamah binti zainab di letakkan di leher beliau. Di kala beliau sujud, Umamah di leher beliau.

10.         Riwayat yang lebih masyhur menyebutkan, Rasulullah perna lama sekali sujud. dalam shalatnya, maka salah seorang sahabat bertanya,” Wahai Rasulullah, sesungguhnya anda lama sekali sujud, hingga kami mengira ada sesuatu kejadian atau anda sedang menerima wahyu. Nabi Muhammad SAW, menjawab, “Tidak ada apa-apa, tetaplah aku di tunggangi oleh cucuku, maka aku tidak mau tergesa-gesahsampai dia puas.” Adapun anak yang di maksud ialah Al-Hasan atau Al-Husain Radhiyallahu Anhuma

11.         Ketika Nabi Muhammad SAW. melewati rumah putrinya, yaitu sayyidah fatimah r.a., beliau mendengar Al-Husain sedang menangis, maka beliau berkata kepada Fatimah, “Apakah engkau belum mengerti bahwa menangisnya anak itu menggangguku.” Lalu beliau memangku Al-Husain di atas lehernya dan berkata, Ya Allah, sesungguhnya aku cinta kepadanya, maka cintailah dia. Ketika Rasulullah SAW. sedang berada di atas mimbar, Al-Hasan tergelincir. Lalu beliau turun dari mimbar dan membawa anak tersebut.

12.         Nabi Muhammad SAW. sering bermain-main dngan Zainab binti Ummu Salamah r.a. beliau memanggilnya, “Hai Zuwainib, hai Zuwainib berulang-rulang.”

13.         Nabi Muhammad SAW. sering berkunjung ke rumah para sahabat Anshar dan memberi salam pada anak-anaknya serta mengusap kepala mereka.

14.         Diriwayatkan, pada suatu hari raya Rasulullah SAW. keluar rumah untuk menunaikan shalat ID. Di tengah jalan, beliau melihat banyak anak kecil sedang berman dengan gembira sambil tertawa-tawa. Mereka mengenakan baju baru, sandal mereka pun tampak mengkilap. Tiba-tiba pandangan beliau tertuju pada salah seorang yang sedang duduk menyendiri dan sedang menangis tersedu-sedu. Bajunya compang-camping dan kakinya tiada bersandal. Rasulullah SAW, pun mendekatinya , lalu di usap-usap anak itu mendekapya ke dadabeliau seraya bertanya, “mengapa kau menangis, Nak .” Anak itu hanya menjawab, “biarkanlah aku sendiri.” Anak itu belum tahu bahwa orang yang ada di hadapannya itu adalah Rasulullah SAW. yang terkenal sebagai pengasih. “Ayahku mati dalam suatu pertempuran bersama Nabi,” lanjut anak itu. “Lalu ibuku kawin lagi. Hartaku habis di makan suami ibuku, lalu aku di usir dari rumahnya. Sekarang, aku tak mempunyai baju baru dan makanan yang enak. Aku sedih meihat kawan-kawanku bermain dengan riangnya itu.l”

 

Baginda Rasulullah SAW. lantas membimbing anak tersebut seraya menghiburnya, “Sukakah kamu bila aku menjadi bapakmu, Fatimah menjadi kakakmu, Aisyah menjadi ibumu, Ali sebagai pamanmu, Hasan dan Husain menjadi saudaramu?” Anak itu segera tahu dengan siapa ia berbicara. Maka langsung ia berkata, “mengapa aku tak suka, ya Rasulullah?” kemudian, Rasulullah SAW, pun membawa anak itu ke rumah beliau, dan di berinya pakaian yang paling indah, memandikannya, dan memberinya perhiasan agar ia tampak lebih gagah, lalu mengajak makan.

Sesudah itu, anak itu pun keluar bermain dengan kawan-kawannya yang lain, sambil tertawa-tawa sambil kegirangan. Melihat perubahan pada anak itu, kawan-kawannya merasa heran lalu bertanya, “Tadi kamu menagis, mengapa sekarang bergembira?” jawab anak itu, tadi aku kelaparan, sekarang sudah kenyang. Tadi aku tak mempunyai pakaian, sekarang aku mempunyainya, tadi aku tak punya bapak, sekarang bapakku Rasulullah dan ibuku Aisyah.” Anak-anak lain bergumam, Wah, andaikan bapak kita mati dalam perang.” Hari-hari berikutnya, anak itu tetap di pelihara, oleh Rasulullah SAW. hingga beliau wafat.

Membangun keluarga dan mendidik anak secara islami, beberapa hal yang perlu dilakukan adalah:

Menyediakan fasilitas dan membangun keluarga yang

    1. Ta’aruf : mengenal karakter masing2 anggota keluarga
    2. Tafahum: saling memahami
    3. Ta’awun : saling menolong

 

Menjaga keluarga dari api neraka

Keluarga yang sholeh dan sholehah. Bagaimana membuat program dari awal pernikahan, merencanakan mempunyai anak, mengandung dan melahirkan anak serta membangun keluarga.

Dalam alQuran dijelaskan di Surat Lukman ayat 13-19, mengenai konsep Alquran mengenai mendidik anak secara islami, 7 Ayat Surat Lukman ini tidak mudah untuk menjalankan.

Ayat ini menjelaskan:

Membangun keiimanan. Yang paling utama adalah Akidah. Pelajaran jangan menyekutukan Allah. Diawali dengan meng Azankan anak pada saat anak lahir. Lafal Allah didengarkan di telinga anak, dan untuk rasa, diawali dengan memberikan sedikit Kurma dan Madu.

Mensyukuri nikmat Allah. Walaupun diberi sedikit selalu melafalkan “Alhamdulillah”

Berbuat baik pada orang tua. Introspeksi diri, apakah kita sudah berbakti pada orang tua.

Menyusui anak hingga 2 tahun

Mengajari kejujuran

Mengajari anak sholat, karena sholat adalah tiang agama.

Bagaimana agar anak terbiasa menjalankan sholat:

  1. Doakan anak (surat Ibrahim 20-21)
  2. Membiasakan untuk sholat berjamaah, anak yang sudah besar menjadi imam.
  3. Wudhu dan sholat diajarkan sejak umur 7 tahun.
  4. Menyempurnakan sholat dengan rawatib. Bukan sekedar sholat saja, tapi diusahakan juga berdzikir bersama, membaca Alquran bersama keluarga.

 

Melatih anak untuk sabar dalam menghadapi musibah. Tugas seorang ibu, membantu anak bisa sabar. Contoh kecil; jika anak kehilangan mainan, ajarkan anak untuk bersabar, dan jelaskan.

Mengajari anak agar tidak sombong.

Mengajarkan anak kesederhanaan dan melunakkan suara pada saat berbicara pada anak.

 

Bagaimana Rasulullah mendidik Anak?

1.        Anak itu merupakan asset masa depan, maka mendidik anak harus secara benar. Terutama mendidik anak lelaki, karena mereka adalah calon pemimpin. Hadist Ibnu Abbas: “Ajarilah, Mudahkanlah, Gembirakanlah dan Janganlah ditakut-takuti”

2.        Memberikan keteladanan atau contoh yang baik kepada anak.

3.        Memilih waktu yang tepat dalam menasehati anak. Misalnya pada saat jalan2 atau pada saat makan malam bersama.

4.        Memelihara anak dengan bermusyawarah, jangan memaksa, ajak diskusi.

5.        Mendoakan anak

6.        Memberikan mainan yang memancing kreatifitas anak.

7.        Menolong anak agar berbakti pada orang tua.

8.        Tidak banyak mencela/memaki anak. Jangan mengatakan sesuati yang tidak baik pada anak.

9.        Banyak berdoa untuk kebaikan anak.

10.    Memperhatikan gizi anak, karena berpengaruh penting untuk perkembangan anak.

 

Dalam surat Al Kahfi ayat 10, terdapat do’a untuk menenangkan hati dan terlepas dari kesulitan.

Tanya Jawab

  1. Bagaimana melunakkan hati anak?

Berdoa diwaktu yang makbul misalnya; setelah habis sholat fardhu, menjelang buka puasa. Banyak beristighfar, sholawat dan doa orang tua. Sebut nama anak dalam do’a2 kita. Jika anak akan menempuh ujian, doakan” Berilah kemudahan, kelulusan dan sempurnakanlah dengan nilai2 yang bagus”

Hadist Ibnu Abbas yang menjelaskan untuk tidak menakut-nakuti anak, pada kenyataannya, Bagaimana kalo anak sulit sekali diajak sholat seringkali orang tua menakutdenganancaman2?
Jika anak sudah baliqh, wajib untuk menjalankan sholat tidak apa- apa. Tapi akan menjadi baik, jika anak dilatih untuk membiasakan diri melakukan sholat. Dan ibu jangan pernah bosan untuk menasehati anak.


BAB III

PENUTUP

 

 

3.1    Kesimpulan

            Menurut Maslow, setiap individu memiliki kebutuhan-kebutuhan yang tersusun secara Menurut hierarki dari tingkat yang paling mendasar sampai pada tingkat yang paling tinggi.  Dengan model ini, Maslow menjelaskan bahwa kebutuhan manusia bertingkat, mulai dari kebutuhan mendasar yang harus dipenuhi pada bagian bawah piramid, dan kebutuhan manusia meningkat terus ke atas apabila jenis kebutuhan yang dasar sudah terpenuhi.

             Maslow menggambarkan kebutuhan ini bersifat hirarkis,artinya beberpa kebutuhan lebih mendasar atau lebih kuat dari pada yang lainnya  dan setelah kebutuhan ini terpenuhi ,kebutuhan lain yang lebih tinggi muncul.

                 

 

No comments:

Post a Comment