Friday 30 July 2021

ASUHAN KEPERAWATA KELUARGA DENGAN BALITA

 


BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Di dalam kehidupan bermasyarakat seseorang pasti mempunyai orang-orang yang selalu menemani didalam kehidupannya. Baik itu pasangan hidup ataupun keluarga. Disini keluarga merupakan kesatuan yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak. Di dalam masyarakat keluarga membentuk unit dasar dari masyarakat kita, maka lembaga sosial yang paling banyak memiliki efek-efek yang paling menonjol tehadap anggotanya. Keluarga harus berfungsi menjadi perantara bagi tuntutan-tuntutan dan harapan-harapan dari semua individu yang ada dalam unit tersebut. Sebuah keluarga diharapkan dapat bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan dari orang tua dan anak-anak, ini menjadi satu tugas yang sulit karena harus memprioritaskan kebutuhan individu yang beraneka ragam pada saat tertentu.

Dalam suatu keluarga tentunya terdapat orang dewasa dan anak-anak. Di dunia yang semakin modern ini, yang kita kenal dengan era post modern, ada begitu banyak tantangan yang harus dihadapi oleh setiap individu dan keluarga. Apalagi bicara soal kesehatan. Kesehatan sangat penting bagi kelangsungan hidup keluarga, termasuk kesehatan anak-anak, terutama anak-anak yang berusia 5 tahun ke bawah. Di usia ini anak-anak rentan dengan sakit penyakit, karena itu orang tua perlu ekstra waspada dengan situasi dan kondisi anak-anaknya. Untuk itu pada kesempatan ini, akan dibahas mengenai asuhan keperawatan keluarga dengan BALITA. Didalamnya juga dapat melibatkan perawat untuk melaksanakan proses keperawatan, guna membantu dan membimbing keluarga menjadi keluarga yang mandiri dalam mengatasi masalah-masalah kesehatan berkaitan dengan anak yang berusia di bawah lima tahun (BALITA).

 

B.     Tujuan Penulisan Makalah

1.        Tujuan umum :

Agar mahasiswa lebih mengerti askep keluarga dengan balita.

2.        Tujuan khusus

a.         Untuk memberikan informasi kepada mahasiswa mengenai teori/konsep dasar mengenai keperawatan keluarga dengan balita.

b.        Untuk memaparkan kepada mahasiswa, tahap-tahap perkembangan keluarga dengan balita.

c.         Untuk menjelaskan kepada mahasiswa bagaimana proses keperawatan berperan dalam kehidupan keluarga dengan balita.

d.        Untuk memaparkan kepada mahasiswa, masalah-masalah kesehatan apa saja yang sering muncul pada anak-anak di usia Toddler dan Pra Sekolah (Balita).

e.         Untuk menjelaskan kepada mahasiswa tentang bagaimana memberikan bimbingan pada anak-anak di usia Toddler dan Pra Sekolah (Balita).

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

A.    Pengertian Keluarga

Keluarga adalah dua orang atau lebih yang disatukan oleh ikatan-ikatan kebersamaan dan ikatan emosional dan yang mengidentifikasikan diri mereka sebagai bagian dari keluarga (Friedman, 1998).

Keluarga adalah suatu ikatan atau persekutuan hidup atas dasar perkawinan antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang laki-laki atau seorang perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa anak, baik anaknya sendiri atau adopsi, dan tinggal dalamsebuah rumah tangga (Sayekti 1994).

Sedangkan menurut Peraturan Pemerintah nomor 21 tahun 1994 Bab I ayat 1 keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami-istri, atau suami, istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya.

Balita atau anak bawah umur lima tahun adalah anak usia kurang dari lima tahun sehingga bagi usia di bawah satu tahun juga termasuk dalam golongan ini. Namun faal (kerja alat tubuh semestinya) bagi usia di bawah satu tahun berbeda dengan anak usia di atas satu tahun, maka anak di bawah satu tahun tidak termasuk ke dalam golongan yang dikatakan balita. Anak usia 1-5 tahun dapat pula dikatakan mulai disapih atau selepas menyusu sampai dengan pra-sekolah. Sesuai dengan pertumbuhan badan dan perkembangan kecerdasannya, faal tubuhnya juga mengalami perkembangan sehingga jenis makanan dan cara pemberiannya pun harus disesuaikan dengan keadaannya. Berdasarkan karakteristiknya balita usia 1-5 tahun dapat dibedakan menjadi dua, yaitu anak yang berumur 1-3 tahun yang dikenal dengan Batita merupakan konsumen pasif. Sedangkan usia prasekolah lebih dikenal sebagai konsumen aktif (Uripi, 2004).

1.      Karakteristik Batita

Anak usia 1-3 tahun merupakan konsumen pasif, artinya anak menerima makanan dari apa yang disediakan ibunya. Laju pertumbuhan masa batita lebih besar dari masa usia pra-sekolah sehingga diperlukan jumlah makanan yang relatif besar. Namun perut yang masih lebih kecil menyebabkan jumlah makanan yang mampu diterimanya dalam sekali makan lebih kecil dari anak yang usianya lebih besar. Oleh karena itu, pola makan yang diberikan adalah porsi kecil dengan frekuensi sering.

2.      Karakteristik Usia Pra-sekolah.

Pada usia pra-sekolah anak menjadi konsumen aktif. Mereka sudah dapat memilih makanan yang disukainya. Pada usia ini anak mulai bergaul dengan lingkungannya atau bersekolah playgroup sehingga anak mengalami beberapa perubahan dalam perilaku. Pada masa ini anak akan mencapai fase gemar memprotes sehingga mereka akan mengatakan “tidak” terhadap setiap ajakan.

Karakteristik anak pra-sekolah ini mencakup perkembangan fisik dan kemampuan motorik serta emosional anak. Perkembangan fisik yaitu hasil tumbuh kembang fisik adalah bertumbuh besarnya ukuran-ukuran antropometrik dan gejala/tanda lain pada rambut, gigi-geligi, otot, serta jaringan lemak, darah, dan lainnya. Sedangkan kemampuan motorik dan emosional anak mencakup sikap anak dalam lingkungan, gerakan anggota badan, serta kemampuan intelektual anak seperti menyebutkan nama atau bercerita lainnya.

 

B.     Persepsi Keluarga

Persepsi adalah interpretasi yang tinggi terhadap lingkungan manusia dan mengolah proses informasi tersebut “Human interpret their surroundings on a higher percive their word through information processing” (Wilson. D, 2000). Sedangkan pendapat Maramis (1998), persepsi adalah daya mengenal barang, kualitas atau hubungan, dan perbedaan antara hal ini melalui proses mengamati, mengetahui, atau mengartikan setelah pancainderanya mendapat rangsang. Jadi dapat disimpulkan bahwa persepsi keluarga merupakan suatu interpretasi yang dimiliki oleh keluarga terhadap obesitas yang dialami oleh anak sekolah dasar.
Menurut Rahmat (2005) ada beberapa faktor personal yang mempengaruhi persepsi interpersonal yaitu:

1.      Pengalaman seseorang yang telah mempunyai pengalaman tentang hak-hak tertentu akan mempengaruhi kecermatan seseorang dalam memperbaiki persepsi

2.      Motivasi yang sering mempengaruhi persepsi interpersonal adalah kebutuhan untuk mempercayai “dunia yang adil” artinya kita mempercayai dunia ini telah diatur secara adil

3.      Kepribadian. menurut psikoanalisis dikenal sebagai proyeksi yaitu usaha untuk mengeksternalisasi pengalaman subyektif secara tidak sadar, orang mengeluarkan perasaan berasalnya dari orang lain.

 

 

 

C.    Bentuk Dukungan Keluarga

Menurut Friedman (1998) dukungan keluarga dapat diberikan dalam beberapa bentuk, yaitu:

1.      Dukungan informasional

2.      Dukungan penghargaan

3.      Dukungan instrumental

4.      Dukungan emosional.

Keluarga dengan tingkat stress tinggi perlu mendapat dukungan agar bisa mengelola stress dan mengasuh anak mereka dengan baik (Kompas, 24 Januari 2009). Felix- Sebastian Koch dan Timnya dari Universitas Linkping mengevaluasi tingkat stress 7.443 keluarga di Swedia mulai anak-anak mereka lahir sampai usia 5-6 tahun. Hasilnya, anak dari keluarga dengan tingkat stress tinggi beresiko dua kali lebih tinggi mengalami obesitas ketimbang yang berasal dari keluarga dengan tingkat stress rendah. Menurut Felix-Sebastian Koch, tidak semua keluarga bisa mengelola stress dengan baik. Jadi dapat disimpulkan bahwa keluarga harus memberikan dukungan yang positif dan keluarga tidak mengalami stress yang dapat menyebabkan anak obesitas

 

D.    Sumber Dukungan Keluarga

Dukungan sosial keluarga dapat berupa dukungan sosial keluarga internal, seperti dukungan dari suami/istri, atau dukungan dari saudara kandung atau dukungan sosial keluarga eksternal bagi keluarga inti (dalam jaringan kerja sosial keluarga). Sebuah jaringan sosial keluarga secara sederhana adalah jaringan kerja sosial keluarga itu sendiri (Friedman, 1998).

Lima fungsi dasar keluarga yang dikemukakan oleh Friedman (1998) yaitu:

1.      Fungsi Afektif

2.      Fungsi Sosialisasi

3.      Fungsi Ekonomi

4.      Fungsi Reproduksi dan

5.      Fungsi Perawatan Kesehatan.

Keluarga berfungsi untuk melaksanakan praktek asuhan keperawatan, yaitu untuk mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan / atau merawat anggota keluarga yang sakit. Kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan kesehatan mempengaruhi status kesehatan keluarga. Kesanggupan keluarga melaksanakan pemeliharaan kesehatan dapat dilihat dari tugas kesehatan keluarga.

Berikut ini tugas keluarga menurut Friedman (1998), adalah sebagai berikut:

1.      Mengenal masalah kesehatan

2.      Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat

3.      Melakukan perawatan

4.      Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat

5.      Mempertahankan hubungan dengan menggunakan fasilitas kesehatan masyarakat.

 

E.     Struktur Kekuatan Keluarga

Menurut Friedman (1998) terdapat struktur kekuatan keluarga yaitu terdiri dari pola dan proses komunikasi dalam keluarga, struktur peran, struktur kekuatan keluarga dan nilai-nilai dalam keluarga. Keluarga yang mempunyai struktur kekuatan keluarga yang masing-masing berjalan dengan baik maka sistem akan berjalan dengan baik.
Komunikasi yang ada dalam keluarga diharapkan terbuka antara satu anggota keluarga dengan anggota keluarga lain, selalu menyelesaikan konflik dengan musyawarah mufakat, selalu berfikir positif terhadap anggota keluarga lain. Peran keluarga setiap anggota keluarga juga dapat berfungsi dengan baik. Ayah sebagai kepala keluarga maka dia yang berperan untuk mengatur semua anggota keluarga dan tanpa meninggalkan komunikasi dengan istri dan anak-anaknya. Demikian juga peran ibu dan anak yang menjalan peran sesuai dengan posisinya masing-masing dalam keluarga.

Struktur kekuatan dalam keluarga memegang penting untuk mempengaruhi anggota keluarga. Orang tua mempunyai pengaruh untuk mempengaruhi anak-anaknya untuk makan makanan yang sehat dan bergizi. Setiap keluarga juga mempunyai nilai-nilai yang dianut oleh keluarga. Nilai-nilai ini menjadi pedoman keluarga sebagai suatu sistem.

 

F.     Landasan Teori

Pada usia Toddler dan prasekolah anak mengalami lompatan kemajuan yang menakjubkan. Tidak hanya kemajuan fisik tetapi juga secara sosial dan emosional. Anak usia toddler dan prasekolah ini sedang dalam proses awal pencarian jati dirinya. Beberapa prilaku yang dulunya tidak ada, sekarang muncul. Secara fisik dan psikis usia ini adalah usia yang rentan berbagai penyakit yang akan mudah menyerang anak usia ini dan menimbulkan masalah yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang, jika kondisi kesehatan anak tidak ditangani secara baik, oleh para praktisi kesehatan yang juga usaha-usaha pencegahan adalah usaha yang tetap paling baik dilakukan.

Berkaitan dengan uraian diatas maka dalam makalah ini penulis menguraikan beberapa masalah kesehatan yang banyak dijumpai pada anak usia ini serta usaha pencegahan dan penanganannya terutama yang berkaitan dengan tindakan keperawatan dan menyangkut satu masalah yang paling menonjol sehingga muncul satu diagnosa keperawatan.

1.        Konsep Dasar

Periode Eraly Childhood yaitu sejak umur 1 tahun sampai dengan 6 tahun dibagi atas :

a.       Toddler : umur 1 /sd 3 tahun

b.      Preschool : umur 3 s/d 6 tahun

2.        Perkembangan Fungsi Mental dan personality

a.       Fase oral (0-1 tahun)

-          Positif

·      Memberikan kepuasan/kesenangan

·      Menghisap, menelan, memainkan bibir

·      Makan kenyang, tidur

-            Negatif

·      Mengigit, mengeluarkan air liur

·      Marah, menangis

b.      Fase anal (1-3 tahun)

Dengan tubuh memberi kepuasan berkisar sekitar anus

-            Positif
BAB/BAK dan senang melakukannya sendiri

-            Negatif

Anak akan menahan dan mempermainkannya

c.       Fase phalic (3-6 tahun)

Memegang genetalia dan Oedipus complex

-            Positif

-            Egosentris : sosial interaksi

-            Mempertahankan keinginanya

3.        Perkembangan Psikosial (Ericson)

a.       Percaya vs tidak percaya (0-1 tahun)

-          Semua kebutuhan mutlak tergantung pada orang lain

-          Rasa aman dan percaya mutlak pada lingkungan

b.      Otonomi vs rasa malu-malu/ragu-ragu (1-3 tahun)

-          Alat gerak dan rasa, telah matang

-          Perkembangan otonomi berfokus pada peningkatan kemampuan mengontrol tubuhnya, diri dan lingkungan.

-          Menyadari bahwa ia dapat menggunakan kekuatannya untuk bergerak  dan membuat sesuatu sesuai dengan keinginannya.

c.       Inisiatif vs rasa bersalah (3-6 tahun)

-          Anak belajar mengendalikan diri dan memanipulasi lingkungan

-          Rasa inisiatif mulai menguasai anak

-          Anak mulai menuntut untuk melakukan tugas

-          Kemampuan anak berbahasa meningkat

-          Rasa kecewa dan bersalah.

4.        Perkembangan Kongnitif (Piaget)

a.       Sensori motorik (lahir – 2 tahun)

Menggunakan sistem pengindera, motorik dan benda-benda untuk mengenal lingkungan.

b.      Pre operasional (2-7 tahun)

Anak mampu menggunakan simbol kata-kata, mengingat masa lalu, sekarang dan yang akan datang.

5.        Pertumbuhan dan Perkembangan Usia Toddler

a.       Masa mengeksplorasi lingkungan

b.      Tugas tahap ini sukses membutuhkan trust pada saat bayi dan bimbingan orang tua.

6.        Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Pra Sekolah (3-5 Tahun)

a.       Rasa keingintahuan tentang hal-hal yang berada dilingkungan semakin besar dan dapat mengembangkan pola sosialisasinya.

b.      Anak sudah mulai mandiri dalam merawat diri sendiri : mandi, makan, minum, mengosok gigi, BAB dan BAK, dll

 

G.    Tahap Perkembangan Keluarga dengan Balita

1.      Tahap Keluarga dengan Childbearing/melahirkan:

a.    Dimulai dengan kelahiran s/d umur 30 bln

b.    Orang tua menjalankan peran baru

c.    Peran ini awalnya sulit karena :

-          Perasaan ketidakadekuatan menjadi orang tua baru

-          Kurangnya bantuan dari keluarga

-          Nasehat yang menimbulkan konflik

-          Tidur kurang karena anak rewel

d.   Faktor yang menyulitkan (Bradt 1988) :

-            Banyaknya wanita yang bekerja

-            Naiknya angka perceraian dan masalah perkawinan

-            Penggunaan alat kontrasepsi dan aborsi yang sudah lazim

-            Meningkatnya biaya perawatan anak

e.    Masalah yang sering terjadi :

-            Kesulitan dalam perawatan anak

-            Suami merasa diabaikan

-            Terdapat peningkatan perselisihan

-            Interupsi dalam jadwal yang terus menerus

-            Kehidupan sosial dan seksual terganggu

f.     Tugas perkembangan keluarga dengan tahap Childbearing/ melahirkan :

-            Membentuk keluarga muda yang bahagia

-            Penyesuaian tugas baru

-            Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan

-            Memperluas persahabatan dengan keluarga besar/teman

-            Mendidik anak berdasar agama

g.    Masalah kesehatan pada keluarga dengan Childbearing :

-            Perawatan bayi yang baik

-            Imunisasi

-            KB

-            Penyakit infeksi

-            Masalah transisi pada orangtua

-            Sibling rivalry

-            Tempertantrum

-            Negativisme

-            Tumbuh kembang

 

2.      Tahap Keluarga dengan Anak Pra Sekolah

a.    Anak I berumur 2,5 th s/d 5 thn

b.    Keluarga menjadi majemuk

c.    Kesibukan orangtua meningkat

d.   Kelompok bermain sangat membantu dalam perkembangan anak

e.    Tumbuh Kembang Balita

Toddler (1-3)

-            Biologis ( ↑ BB, TB)

-            Motorik (berjalan, lari,memegang benda)

-            Psikososial : otonomi vs ragu – ragu negativism dari otonomi → tempertantrum, Siblingo

-            Kognitif : prekonseptual, egosentriso

-            Psikoseksual : fase anal; toilet trainingo

-            Sosial : bermain, ↑ sosialisasio

Pra sekolah (3 – 5 tahun)

-            Biologis : pertumbuhan fisik lambat

-            Motorik : menulis, memakai/melepas baju

-            Psikososial : Inisiatif vs rasa bersalah bereksperimen, sosialisasi > luas, meniru

-            Kognitif : prekonseptual, intuitive

-            Psikoseksual : oedipal, elektra kompleks

-            Sosial : berdiskusi dengan orangtua

f.     Tugas perkembangan keluarga tahap  Keluarga dengan Anak Pra Sekolah :

-            Memenuhi kebutuhan anggota keluarga

-            Membantu anak untuk sosialisasi

-            Beradaptasi dengan anak ke 2

-            Pembagian waktu untuk individu, pasangan, keluarga

-            Pembagian tanggungjawab anggota keluarga

-            Merencanakan kegiatan untuk stimulasi tumbang anak

g.    Masalah kesehatan pada keluarga dengan anak pra sekolah :

-            Masalah kesehatan fisik pada anak ; sakit, jatuh

-            Kes psikososial : hubungan perkawinan

-            Persaingan kakak – adik

-            Masalah komunikasi keluarga

-            Masalah pengasuhan anak.

 

 

BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Keluarga merupakan unit dasar dalam masyarakat. Setiap keluarganya tentunya pernah mengalami atau memiliki anak dengan usia BALITA. Masa Balita ini terbagi atas dua masa yaitu Toddler dan Pra Sekolah. Sehingga masing-masing memiliki fase bimbingan yang berbeda. Pada masa ini anak mengalami peningkatan dan kemajuan yang menakjubkan. Keluarga dengan Balita memiliki dua tahap perkembangan yaitu tahap keluarga dengan Childbearing dan tahap keluarga dengan anak pra sekolah. Dalam perkembangan keluarga ini ada beberapa tugas dan masalah yang harus dihadapi oleh keluarga termasuk anak yang bersangkutan. Sehubungan dengan itu, keluarga perlu diperlengkapi dengan proses keperawatan/asuhan keperawatan  keluarga dengan Balita.

 

B.     Saran

Keluarga dengan Balita,banyak diperhadapkan dengan masalah. Oleh karena itu, sebaiknya keluarga harus memperhatikan dengan benar setiap asuhan perawatan yang diberikan baik terhadap keluarga maupun pada anak. Dengan begitu keluarga dapat melaksanakan pola asuhan keluarga dengan Balita secara mandiri. Untuk itu tidak lepas pula bimbingan dari tenaga kesehatan, terutama perawat.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

http://lanimakaminangkumpulanaskep.blogspot.com/2012/03/askep-keluarga-pada-balita.html

http://erwandoni.blogspot.com/2012/06/askep-keluarga-dengan-balita.html

http://askepdoumbojo.blogspot.com/2010/08/askep-keluarga-dengan-balita.html

 

 

No comments:

Post a Comment