Tuesday 13 December 2022

Makalah Sosio Antropologi Kesehatan KESEHATAN DALAM MASYARAKAT PURBA


BAB I

PENDAHULUAN

 

A.  Latar Belakang

Masyarakat merupakan salah satu unsur utama dalam berdirinya suatu negara.  Negara yang makmur, merupakan tanda bahwa negara tersebut memiliki masyarakat yang juga makmur. Kemakmuran ini didukung oleh banyak faktor. Salah satunya adalah kesehatan lingkungan masyarakat dan keselamatan kerja di suatu negara tersebut.         

            Kesehatan masyarakat merupakan salah satu modal pokok dalam rangka pertumbuhan dan kehidupan bangsa. Untuk mewujudkan hal ini secara optimal diselenggarakan upaya kesehatan. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan dan tempat yang digunakan untuk menyelenggarakannya disebut sarana kesehatan. Sarana kesehatan berfungsi untuk melakukan upaya kesehatan dasar atau upaya kesehatan rujukan dan atau upaya kesehatan penunjang. Selain itu, sarana kesehatan dapat juga dipergunakan untuk kepentingan pendidikan dan pelatihan serta penelitian, pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan.

            Menurut Winslow (1920) kesehatan Masyarakat adalah ilmu atau seni mencegah penyakit, memperpanjang hidup, meningkatkan kesehatan fisik dan mental, dan efisiensi melalui usaha masyarakat yang terorganisir untuk meningkatkan sanitasi lingkungan, kontrol infeksi di masyarakat, pendidikan individu tentang kebersihan perorangan, pengorganisasian pelayanan medis dan perawatan, untuk diagnosa dini, pencegahan penyakit dan pengembangan aspek sosial, yang akan mendukung agar setiap orang di masyarakat mempunyai standar kehidupan yang kuat untuk menjaga kesehatannya. Manusia hidup penuh dengan resiko mengidap penyakit, dan hidup penuh dengan hal-hal yang dapat membahayakan hidupnya.

            Masalah kesehatan merupakan salah satu faktor yang berperan penting dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas. Melalui pembangunan di bidang kesehatan diharapkan akan semakin meningkatkan tingkat kesehatan masyarakat dan pelayanan kesehatan dapat dirasakan oleh semua lapisan masyarakat secara memadai (Dinas Kesehatan, 2007).

 


 

BAB II

PEMBAHASAN

 

A.      Pengertian Manusia Purba

Manusia purba atau manusia prasejarah adalah jenis manusia yang hidup pada zaman sebelum mengenal tulisan. Prehistoric People atau manusia prasejarah ini diyakini hidup sejak 4 juta tahun yang lalu. Salah satu ciri manusia yang hidup pada zaman purba adalah memiliki volume otak yang lebih besar dibanding manusia modern saat ini.

 

B.       Sejarah Manusia Purba di Indonesia

Zaman prasejarah merupakan istilah yang digunakan untuk membagi masa ketika manusia belum mengenal tulisan. Pada masa itu, manusia purba hidup dengan cara yang sangat sederhana dan bergantung pada alam.

Berdasarkan teori evolusi kera atau Australopithecus yang dianut oleh sebagian besar ilmuwan dunia, manusia purba ialah nenek moyang manusia modern.

Namun, terdapat teori lain yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan evolusi antara kera dan manusia, karena ada perbedaan-perbedaan signifikan dan jauh. Akan tetapi, terdapat missing link sehingga perbedaan tersebut sulit untuk dijelaskan.

1.      Meganthropus Paleojavanicus

Meganthropus Paleojavanicus adalah manusia prasejarah terbesar dan tertua di Indonesia. Oleh karena itu, pemberian namanya terdiri dari gabungan kata megan = besar, anthropus = manusia, paleo = tua, javanicus = dari Jawa. rahang Meganthropus Paleojavanicus Commons Wikimedia

Fosil manusia purba ini ditemukan pertama kali oleh Von Koenigswald di daerah Sangiran, Provinsi Jawa Tengah pada tahun 1936. Meganthropus Paleojavanicus adalah manusia prasejarah yang berbadan tegap dan memiliki rahang yang sangat kuat dan besar. Untuk bertahan hidup, manusia prasejarah dari Jawa ini mengumpulkan makanan dari buah-buah dan tumbuh-tumbuhan hutan.

Berikut ini ciri-ciri manusia purba Meganthropus Paleojavanicus:

a.       Tinggi badan 165 cm – 180 cm

b.      Berbadan tegap

c.       Volume otak 900 cc

d.      Bentuk kening menonjol dan tebal, melintang sepanjang pelipis

e.       Tidak memiliki dagu

f.       Berhidung lebar

g.      Struktur rahang kuat dan besar

h.      Makanan berupa buah dan tumbuhan

2.      Pithecanthropus Mojokertensis

Pada tahun 1936 fosil anak manusia purba berupa tengkorak ditemukan oleh peneliti bernama Widenreich di sebuah desa di Mojokerto. Fosil manusia prasejarah ini dinamakan Pithecanthropus robustus.

Namun, Ralph von Koeningswald menyebutnya dengan Pithecanthropus Mojokertensis sesuai dengan tempat ditemukannya. Secara tipologi, fosil ditemukan pada lapisan Pucangan dan Kabuh dengan perkiran hidup 30.000 tahun hingga 2 juta tahun yang lalu.

Berikut ini ciri-ciri manusia purba Pithecanthropus Mojokertensis:

a.       Bertubuh tegap

b.      Tidak memiliki dagu

c.       Memiliki kening yang menonjol

d.      Tinggi badan 165 cm – 180 cm

e.       Volume otak 750 cc – 1.300 cc

f.       Geraham dan rahangnya lebih kuat

g.      Tulang tengkorak tebal

h.      Bentuk tulang tengkorak yang lonjong

 

 

 

3.      Homo Sapiens

Homo sapiens oleh para peneliti dianggap sebagai yang termuda dibanding manusia purba lainnya. Berdasarkan fosil yang ditemukan, homo sapiens diperkirrakan hidup antara 15.000 hingga 40.000 tahun sebelum masehi.

Homo sapiens memiliki kemampuan berpikir dan kecerdasan diatas manusia purba lainnya, hal ini ditunjukkan dari volume otaknya yang hampir sama dengan manusia modern.

Berikut ini ciri-ciri manusia purba Homo Sapiens:

a.       Tinggi badan 130 cm – 210 cm

b.      Kapasitas otak yang lebih berkembang daripada manusia purba lain

c.       Otot kunyah, gigi, dan rahang menyusut

d.      Tonjolan kening berkurang dan memiliki dagu

e.       Ciri seperti ras Mongoloid dan Austramelanosoid

 

C.      Kesehatan dalam  masyarakat Masa Purba

Menurut dugaan sejarawan, manusia purba yang hidup berpuluh – puluh ribu tahun sebelum Masehi telah mengenal pengobatan. Mereka mengenal cara mengobati luka dengan urapan ( olesan ) dengan obat dari sejenis daun yang ditumbuk halus.

Mereka juga telah mengenal cara me-lasah ( Fisioterapi ) dan membalut tangan ataupun kaki seseorang yang patah tulang. Sebagai pembalut mereka menggunakan kulit kayu atau kulit binatang. Manusia purbapun telah mengenal cara mengobati sakit perut, batuk, pening, dan pingsan.

Adapun prosedur pengobatan yang mereka lakukan seperti :

1.      Pijat Memijat

Pada awalnya, pengobatan bermula dari pengalaman seseorang yang sakit dibagian tubuhnya. Atas dorongan gharizah ( Insting ) yang dianugerahkan oleh Allah SWT kepadanya secara refleks orang itu memijat bagian tubuh yang sakit.

 

 

2.      Ramuan Obat

Permulaan manusia mengenal ramuan obat untuk suatu penyakit adalah dengan mencoba meramunya dari daun – daunan. Jika Allah menghendaki maka ditemukan sejenis daun penawar yang cocok untuk penyakitnya itu. Dicatatlah dalam benaknya bahwa daun itu menjadi sebagai ramuan pengobatan.

3.      Alat Pendukunan

Hampir semua dukun percaya bahwa semua benda yang dianggapnya ajaib mempunyai kekuatan gaib atau dihuni roh nenek moyang. Oleh karena itu setiap dukun mempunyai azimat penangkal roh – roh baik sebagai pengawal atau pemberi bisikan kebaikan.

Azimat itu bisa terdiri dari berbagai jenis batu berwarna, tengkorak manusia , rambut, geraham, darah beku, dan lain – lain.

Ada kemungkinan besar bahwa ilmu pengobatan tertua itu adalah pijat – memijat dan peramuan alami. Saat ini ada beberapa suku primitif di hutan – hutan Afrika yang belum tersentuh sepenuhnya oleh peradaban maju seperti suku Zulu, Ranzi, Bishman, Sudan hutan, Tibbu, dan Quqwa. Mereka telah mengenal berbagai tumbuhan, akar, dan kulit, baik dari kulit pohon maupun kulit hewan, sebagai obat yang diperoleh secara turun – temurun dari nenek moyangnya..

 


 

BAB III

PENUTUP

 

A. Kesimpulan

Manusia purba atau manusia prasejarah adalah jenis manusia yang hidup pada zaman sebelum mengenal tulisan. Prehistoric People atau manusia prasejarah ini diyakini hidup sejak 4 juta tahun yang lalu. Salah satu ciri manusia yang hidup pada zaman purba adalah memiliki volume otak yang lebih besar dibanding manusia modern saat ini.

Zaman prasejarah merupakan istilah yang digunakan untuk membagi masa ketika manusia belum mengenal tulisan. Pada masa itu, manusia purba hidup dengan cara yang sangat sederhana dan bergantung pada alam.

Menurut dugaan sejarawan, manusia purba yang hidup berpuluh – puluh ribu tahun sebelum Masehi telah mengenal pengobatan. Mereka mengenal cara mengobati luka dengan urapan ( olesan ) dengan obat dari sejenis daun yang ditumbuk halus.

Mereka juga telah mengenal cara me-lasah ( Fisioterapi ) dan membalut tangan ataupun kaki seseorang yang patah tulang. Sebagai pembalut mereka menggunakan kulit kayu atau kulit binatang. Manusia purbapun telah mengenal cara mengobati sakit perut, batuk, pening, dan pingsan.

           


 

DAFTAR PUSTAKA

 

Dawkins (2005). "Archaic homo sapiens". The Ancestor's Tale. Boston: Mariner. ISBN 0-618-61916-X.

Companion encyclopedia of archaeology

Mitchell, Alanna (January 30, 2012). "DNA Turning Human Story Into a Tell-All". NYTimes. Diakses tanggal January 31, 2012.

Amos, Jonathan (March 14, 2012). "Human fossils hint at new species". BBC. Diakses tanggal March 14, 2012..

 

 

 


No comments:

Post a Comment