Tuesday 13 December 2022

MAKALAH KONSEP ANATOMI SISTEM KEKEBALAN TUBUH/IMUNITAS

DAFTAR ISI

 

 

KATA PENGANTAR. i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN.. 1

A. Latarbelakang Masalah. 1

B. Rumusan Masalah. 1

C. Tujuan. 1

BAB II PEMBAHASAN.. 2

A. Pengertian. 2

B. Fungsi Sistem Kekebalan Tubuh/Imunitas. 2

C. Sel dan Organ yang Berperan dalam Sistem Kekebalan Tubuh/Imunitas. 3

D.. Penyakit Sistem Kekebalan Tubuh/Imunitas. 5

BAB III PENUTUP. 9

A. Kesimpulan. 9

B. Saran. 9

DAFTAR PUSTAKA. 10

 

 

 

BAB I

PENDAHULUAN

 

A. Latarbelakang Masalah

Tubuh kita memiliki sistem imun (immunity system) yang terdiri dari sel-sel dan jaringan yang membentuk imunitas. Panthogen adalah organisme yang dapat menggandakan dirinya dan menghancurkan jaringan dengan racun sehingga dapat menyebabkan penyakit dan dapat masuk ke jaringan atau sel dalam tubuh. Jika imunitas kita dikalahkan oleh panthogen maka kita mudah terserang penyakit.

Ibarat sebuah benteng kokoh yang di dalamnya terdapat harta kekayaan melimpah yaitu kesehatan yang membuat penjajah-penjajah datang menyerbu untuk mendapatkan harta tak ternilai itu. Maka sistem imun adalah tembok benteng yang tebal dan kokoh yang disusun untuk mempertahankan benteng dalam serangan pasukan-pasukan musuh (pathogen). Sistem imun ini mencakup seluruh bagian tubuh yang membantu mengenali dan menghancurkan benda asing yang ada di dalam tubuh. Sel darah putih, phagocytes dan lymphocytes, sumsum tulang belakang, nodus limpa, tonsil (amandel), thymus, dan limpa semuanya adalah bagian dari sistem imun.

 

B. Rumusan Masalah

1.      Apa yang dimaksud dengan sistem kekebalan tubuh/imunitas?

2.      Apa fungsi sistem kekebalan tubuh/imunitas?

3.      Apa saja organ-organ pada sistem kekebalan tubuh/imunitas?

4.      Apa saja penyakit imunitas yang umum terjadi?

 

C. Tujuan

5.      Untuk mengetahui pengertian sistem kekebalan tubuh/imunitas.

6.      Untuk memahami organ dan fungsi sistem kekebalan tubuh/imunitas.

7.      Untuk mengetahui penyakit imunitas yang umum terjadi.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian

Sistem kekebalan tubuh merupakan sistem pertahanan yang berperan dalam mengenal benda-benda asing atau selevel yang merugikan tubuh, menghancurkan serta menetralkannya. Dengan adanya sistem kekebalan tubuh kita tidak mudah terserang penyakit.

Sistem imunitas tidak memiliki tempat khusus di dalam tubuh dan tidak dapat dikontrol oleh otak. Sistem imunitas berbentuk sel-sel tertentu yang berfungsi sebagai pasukan pertahanan tubuh dalam memerangi patogen, yang berpotensi menyebabkan gangguan pada tubuh makhluk hidup.

Sistem imun adalah sistem daya tahan tubuh terhadap serangan substansi asing yang terpapar ke tubuh kita. Substansi asing tersebut bisa berasal dari luar maupun dalam tubuh sendiri. Contoh subtansi asing yang berasal dari luar tubuh (eksogen) misalnya bakteri, virus, parasit, jamur, debu, dan serbuk sari. Sedangkan substansi asing dari dalam tubuh dapat berupa sel-sel mati atau sel-sel yang berubah bentuk dan fungsinya. Substansi-substansi asing tersebut disebut imunogen atau antigen.

 

B. Fungsi Sistem Kekebalan Tubuh/Imunitas

Sistem kekebalan tubuh/imunitas memiliki beberapa fungsi utama, diantaranya adalah sebagai berikut:

1.      Fungsi Pertahanan

Dalam melakukan fungsi pertahanan ini, sistem kekebalan tubuh/imunitas akan memperbanyak jumlah sel darah putih (leukosit), dan melakukan pembentukan antibodi untuk melindungi tubuh dari pathogen. Jika fungsi pertahanan berjalan dengan baik dan normal, maka akan berhasil dalam mempertahankan diri dari benda asing yang masuk ke dalam tubuh.

2.      Fungsi Homeostatis

Dalam melakukan fungsi homeostatis ini, sistem kekebalan tubuh imunitas akan berusaha untuk mempertahankan fungsi degenerasi atau katabolisme tubuh. Degenarasi ini sangat erat kaitannya dengan keadaan sel-sel dalam tubuh yang dapat mengalami kerusakan atau mati dikarenakan tubuh terserang penyakit ataupun usia menua. Fungsi homeostatis ini berperan penting untuk membuat tubuh dapat mengeluarkan atau membuang sel-sel yang telah rusak dan mati. Akan tetapi, jika terjadi kondisi yang abnormal maka dapat menyebabkan penyakit autoimun.

3.      Fungsi Pengawasan

Pada fungsi pengawasan, sistem kekebalan tubuh/imunitas bertugas dalam memonitor dan mengenali tipe-tipe sel abnormal yang timbul secara konstan. Sel-sel abnormal disebut juga dengan sel mutan, yang dapat terjadi secara spontan maupun terinduksi dari virus atau zat kimia yang masuk ke dalam tubuh. Jika fungsi pengawasan ini berjalan dengan tidak baik atau hipoaktif, maka dapat berkemungkinan menyebabkan penyakit yang ganas, seperti leukimia, limfoma, dan kanker.

C. Sel dan Organ yang Berperan dalam Sistem Kekebalan Tubuh/Imunitas

Sel yang berperan dalam sistem kekebalan tubuh/imunitas adalah Leukosit (sel darah putih) yang melindungi tubuh terhadap benda asing, virus, dan bakteri. Leukosit terdiri dari dua jenis yaitu:

a.       Granulosit :

a)      Neutrofil berperan dalam fagositosis

 

b)     
Eosinofil berperan dalam mengendalikan reaksi alergi, melawan parasit multiseluler.

c)     
Basofil berperan dalam pengeluaran histamin atau inflamasi, reaksi alergi.

 

 

b.      Agranulosit :

a)      Monosit/makrofag : berperan dalam fagositosis dalam sistem imun

b)      Limfosit

                                                                                i.            Limfosit B berperan dalam pembentukan antibodi (imunitas humoral)

                                                                              ii.            Limfosit T berperan dalam imunitas seluler

Organ-organ yang berperan dalam sistem kekebalan tubuh/imunitas adalah:

1.      Hati : tempat pembentukan limfosit selama pertengahan kehidupan janin

2.      Sumsum Tulang : tempat pembentukan granulosit, monosit, dan limfosit. Tempat pematangan sel limfosit B

3.      Timus : tempat pematangan sel limfosit T

4.      Jaringan Limfa : terdiri dari kelenjar limfa, limo, timus, tonsil yang merupakan tempat akumulasi limfosit

 

D.. Penyakit Sistem Kekebalan Tubuh/Imunitas

 

Penyakit autoimun adalah kondisi ketika sistem kekebalan tubuh seseorang menyerang tubuhnya sendiri. Ada lebih dari 80 penyakit yang digolongkan penyakit autoimun. Beberapa di antaranya memiliki gejala serupa, seperti kelelahan, nyeri otot, dan demam.

 

1.      Penyebab Penyakit Autoimun

Penyebab penyakit autoimun belum diketahui secara pasti, tetapi beberapa faktor di bawah ini diketahui dapat meningkatkan risiko seseorang untuk menderita penyakit autoimun:

 

a.       Berjenis kelamin perempuan

b.      Memiliki riwayat penyakit autoimun dalam keluarga

c.       Memiliki berat badan berlebih atau obesitas

d.      Merokok

e.       Menggunakan obat-obatan yang memengaruhi sistem kekebalan tubuh, seperti obat simvastatin atau antibiotik

f.       Terkena paparan bahan kimia atau cahaya matahari

Menderita infeksi bakteri atau virus, misalnya infeksi virus Epstein Barr

 

2.      Gejala Penyakit Autoimun

Ada lebih dari 80 penyakit yang digolongkan penyakit autoimun dan beberapa di antaranya memiliki gejala awal yang sama, seperti:

 

a.      Kelelahan

b.      Pegal otot

c.       Ruam kulit

d.      Demam ringan

e.       Rambut rontok

f.       Sulit konsentrasi

Berikut ini adalah beberapa contoh penyakit autoimun dan gejalanya:

 

1.      Lupus

Lupus dapat memengaruhi hampir semua organ tubuh dan menimbulkan beragam gejala, seperti demam, nyeri sendi dan otot, ruam kulit, kulit menjadi sensitif, sariawan, bengkak pada tungkai, sakit kepala, kejang, nyeri dada, sesak napas, pucat, dan perdarahan.

2.      Penyakit Graves

Penyakit Graves dapat menimbulkan gejala berupa kehilangan berat badan tanpa alasan yang jelas, mata menonjol, rambut rontok, jantung berdebar, insomnia, dan gelisah.

3.      Psoriasis

Penyakit ini dapat dikenali dengan kulit yang bersisik dan munculnya bercak merah pada kulit.

4.      Multiple sclerosis

Gejala yang dapat ditimbulkan oleh multiple sclerosis meliputi nyeri, mati rasa pada salah satu bagian tubuh, gangguan penglihatan, otot kaku dan lemas, koordinasi tubuh berkurang, dan kelelahan.

5.      Myasthenia gravis

Gejala yang dapat dialami akibat menderita myasthenia gravis adalah kelopak mata terkulai, pandangan kabur, lemah otot, kesulitas bernapas, dan kesulitan menelan.

6.      Tiroiditis Hashimoto

Penyakit ini dapat menimbulkan gejala berupa berat badan naik tanpa sebab yang jelas, sensitif terhadap udara dingin, mati rasa di tangan dan kaki, kelelahan, rambut rontok, dan kesulitan berkonsentrasi.

7.      Kolitis ulseratif dan Crohn’s disease

Gejala yang dapat dialami jika menderita kedua penyakit ini adalah nyeri perut, diare, buang air besar berdarah, demam, dan berat badan turun tanpa sebab.

8.      Rheumatoid arthritis

Rheumatoid arthritis dapat membuat penderitanya mengalami gejala berupa nyeri sendi, radang sendi, pembengkakan sendi, dan kesulitan bergerak.

9.      Sindrom Guillain Barre

Penyakit ini menimbulkan gejala berupa lemas yang jika kondisinya semakin parah dapat berkembang menjadi kelumpuhan.

10.  Sindrom Sjögren

Gejala utama sindrom Sjögren adalah mata kering (xerophtalmia) dan mulut kering (xerostomia) sehingga dapat menimbulkan gangguan penglihatan dan kerusakan gigi.

11.  Vaskulitis

Vaskulitis dapat dikenali dengan gejala demam, penurunan berat badan tanpa alasan yang jelas, kelelahan, tidak nafsu makan, dan ruam kulit.

12.  Dermatomiositis

Dermatomiositis menimbulkan gejala berupa radang dan lemah otot, serta ruam di kulit.


 

BAB III

PENUTUP

 

A. Kesimpulan

1.      Sistem kekebalan tubuh merupakan sistem pertahanan yang berperan dalam mengenal benda-benda asing atau selevel yang merugikan tubuh, menghancurkan serta menetralkannya.

2.      Fungsi sistem kekebalan tubuh/imunitas ada tiga, yaitu:

a.       Fungsi Pertahanan

b.      Fungsi Homeostatis

c.       Fungsi Pengawasan

3.      Sel yang berperan dalam sistem kekebalan tubuh

a.       Leukosit: - Granulosit : Neutrofil, Eusinofil, Basofil

b.      Agranulosit : Monosit/makrofag, limfosit (limfosit B dan limfosit T)

4.      Organ yang berperan dalam sistem kekebalan tubuh

a.       Hati

b.      Sumsum tulang

c.       Timus

d.      Jaringan limfa

 

B. Saran

Pemakalah berharap makalah ini dapat menjadi acuan dalam mempelajari Sistem Kekebalan Tubuh/Imunitas. Dan harapan kami makalah ini tidak hanya berguna bagi pemakalah tetapi juga berguna bagi para pembaca untuk lebih giat dalam belajar Dasar Biomedik (Anatomi). Terakhir dari pemakalah walaupun makalah ini jauh dari kata sempurna, Pemakalah mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan di kemudian hari.

 


 

DAFTAR PUSTAKA

 

Fitri, R. Z. (2022). sistem pertahanan tubuh. jakarta: GIA Academy.

Desai, M. & Brinton, R. (2019). Autoimmune Disease in Women: Endocrine Transition and Risk Across the Lifespan. Frontiers in Endocrinology, 10, pp. 265.

Youssef, et al. (2016). Infection Risk and Safety of Corticosteroid Use. Rheum Dis Clin North; 42 (1), pp. 157–176.

World Health Organization (2020). Coronavirus Disease (COVID-19) Advice for The Public.

American Autoimmune (2018). Hashimoto’s Thyroiditis.

American Autoimmune (2018). Ulcerative Colitis (UC).

Diabetes UK (2019). What is an Autoimmune Disease?

Global Autoimmune Institutes (2019). 7 Risk Factors for Autoimmune Disease.

National Institutes of Health (2020). U.S. National Institute of Allergy and Ifectious Diseases. Autoimmune Diseases.

Hopkins Medicine (2017). What Are Common Symptoms of Autoimmune Disease?

South Tees Hospitals (2017). Autoantibody Screen.

Healthline (2019). Autoimmune Diseases: Types, Symptoms, Causes, and More.

Lab Test Online (2020). Autoimmune Diseases.

Medscape (2020). Systemic Lupus Erythematosus (SLE).

Verywell Health (2020). Symptoms of Autoimmune Diseases.

Web MD (2019). Understanding Myasthenia Gravis – Symptoms.

Women’s Health (2019). Autoimmune Diseases.

 


No comments:

Post a Comment