Saturday 16 October 2021

MAKALAH MACAM- MACAM KITAB KOLEKSI HADIST

 

 

DAFTAR ISI

 

KATA PENGANTAR........................................................................................... i

DAFATAR ISI....................................................................................................... ii

 

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1

A.    Latar Belakang ............................................................................................ 1

 

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................... 3

A.    Macam-Macam Kitab Hadis........................................................................ 3

1.      Kitab Hadis Al-Ajzā’.............................................................................. 3

2.      Kitab Hadis Al-Atrāf.............................................................................. 4

3.      Kitab Hadis Al-Mustadrakāt................................................................... 6

4.      Kitab Hadis Al-Mustakhrajāt.................................................................. 3

5.      Kitab Hadis Al-Jawāmi’ / Jami’.............................................................. 8

6.      Kitab Hadis Musnad............................................................................. 10

7.      Kitab Hadis Al-Ma‘ājim / Mu’jam........................................................ 11

8.      Kitab Hadis Al-Sunan........................................................................... 12

 

BAB III PENUTUP............................................................................................. 13

A.    Kesimpulan................................................................................................. 13

           

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 14


BAB I

PENDAHULUAN

 

A.      Latar Belakang

Keberadaan hadis sebagai salah satu sumber ajaran islam memiliki perkembangan dan penyebaran yang kompleks. Sejak dari masa prakodifikasi, zaman Nabi, sahabat, dan tabiin hingga setelah pembukuan. Sebelum sampai masa pembukuan, penulisan hadis seringkali menjadi bahan kontroversi di kalangan sebagian kaum muslim maupun non muslim. Ada sebagian yang menolak untuk menerima otentisitas Hadis Nabi lantaran mereka berargumen bahwa Hadis Nabi ditulis dan dibukukan dua abad sesudah wafatnya Rasulullah Muhammad, suatu rentang waktu yang agak lama berlalu sehingga dapat menyebabkan timbulnya perubahan dan pergeseran lafaz serta makna hadis yang bersangkutan.

Dalam sejarah perkembangannya, hadis pernah mengalami masa transisi, yakni dari tradisi oral ke tradisi tulisan, dan penulisannya membutuhkan waktu yang lebih panjang ketimbang pengkompilasian Alquran. Lama setelah Nabi saw. wafat, ungkapan-ungkapan dan segala hal yang berkaitan dengan diri beliau menjadi objek penelitian intensif para ulama hadis untuk dikoleksi dalam bentuk tulisan. Para ulama hadis hampir sepakat mengatakan bahwa kodifikasi hadis secara resmi dilakukan oleh khalifah Umar bin Abdul ‘Aziz yang memerintah pada tahun 99-101 H. [1]

Fokus tulisan ini adalah membahas macam-macam kitab hadis yang pernah muncul dan beredar di dunia pengkajian hadis. Pembahasannya diupayakan untuk selalu disandarkan ke latar sejarah (historical setting) perkembangan hadis. Pembahasan peringkat (martabat atau ranking) kitab-kitab hadis yang dianalisis secara kualitatif hanya pada kitab-kitab kanonik dan ensiklopedik yang paling sering diapresiasi mayoritas muslim. Sebelumnya akan dibahas juga peringkat dari macam-macam koleksi kitab hadis ala prinsip generalisasi. Analisis kualitas menyangkut kajian seluruh aspek koleksi (kitab) hadis yang meliputi nilai hadis (syarat-syarat yang ditetapkan), sistematika penulisan, ketelitiannya, dll. Masing-masing kitab yang menempati tingkat tertentu akan dibahas juga kekurangan-kelebihannya, pujian, dan kritikan terhadapnya.


BAB II

PEMBAHASAN

 

A.      Macam-Macam Kitab Hadis

Sebagaimana halnya dengan ilmu hadis, penulisan kitab-kitab hadis juga selalu berkembang. Para penulis kitab-kitab hadis tersebut mempunyai cara dan corak yang berbeda-beda, terutama dalam sistematikanya. Para Muhaddisin telah menulis berbagai jenis kitab hadis dalam berbagai bidang bahasanya. Para pengkaji dan peneliti hadis yang datang kemudian telah mengelompokkan kitab-kitab hadis yang bervariasi tersebut ke dalam beberapa kelompok. Jika dikelompokkan macam-macam kitab hadis secara garis besar adalah sebagai berikut:

  1. Kitab Hadis Al-Ajzā’

Al-Juz’ merupakan kitab yang disusun untuk menghimpun hadis-hadis yang diriwayatkan dari seorang perawi, baik dari kalangan sahabat maupun generasi setelahnya. seperti Juz’ Hadis Abi Bakar dan Juz’ Hadis Malik. Pengertian lain menjelaskan bahwa al-Juz’ adalah kitab hadis yang membahas sanad-sanad sebuah kalimat seperti Ikhtiyar al-Aulani Hadis Ikhtisham al-Mala’I al-A’la karya al-Hafiz Ibnu Rajab.

Hadis-hadis yang dikumpulkan berdasarkan suatu perkara tertentu atau tema tertentu seperti Raf` al-Yadaian oleh al-Bukhari. Dalam kitab ini beliau mengemukakan Hadis-hadis tentang mengangkat tangan tanpa membahaskan kedudukan Hadis-hadis tersebut apakah ada yang  mansukh, syaz, atau mujmal dan sebagainya. Contoh-contoh lain seperti Juz al-Niyyah oleh Ibn Abi al-Dunya, Juz al-Qira’ah Khalf al-Imam oleh al-Baihaqi,  Juz Fadhail Ahl al-Bait oleh Abu al-Husin al-Bazzar, Juz al-Munziri Fi Man Ghufira Lah Ma Taqaddama Min Zanbih, Juz Asma al-Mudallisin dan Juz `Amal al-Yaum wa al-Lail.

 

 

 

 

Tujuan kitab Rasail ini ditulis adalah:

1.      Untuk membuktikan sesuatu perkara itu sabit (mendapat ketetapan) daripada Rasulullah s.a.w dengan mengumpulkan pelbagai riwayat tanpa mengira kedudukan Hadis-hadis tersebut.

2.      Supaya lebih mudah untuk membuat kajian terhadap sesuatu perkara.

 

  1. Kitab Hadis Al-Atrāf

Kata Atrāf adalah jama’ dari tharf yang berarti bagian dari sesuatu.[ Tharf hadis adalah bagian hadis yang dapat menunjukkan hadis itu sendiri, atau pernyataan yang dapat menunjukkan hadis, seperti hadis innama al-a’mālu bi An-niyyāt.

Kitab al-Atrāf adalah kitab-kitab yang disusun untuk menyabutkan bagian hadis yang menunjukkan keseluruhannya, biasanya di dalamnya dituliskan pangkal-pangkal hadis saja. lalu disebutkan sanad-sanadnya pada kitab-kitab sumbernya. Sebagian penyusun menyebutkan sanadnya dengan lengkap, dan sebagian lainnya hanya menyebutkan sebagiannya. Kitab-kitab ini tidak memuat matan hadis secara lengkap, dan bagian hadats yang dimuat pun tidak pasti bagian dalam arti tekstual.

Sebuah Kitab yang menyebut sebagian dari Hadis dari sisi permulaannya saja, di tengah-tengahnya, atau diakhir saja. Hal ini banyak dilakukan terutama oleh Bukhari untuk mengeluarkan sesuatu hukum dari sebuah Hadis. Ada juga Atraf Sunan Abi Daud, Jami’ al-Tirmizi dan Sunan al-Nasa’i dan sebagainya. Ibn Hajar al-Asqalani juga ada mengarang kitab yang berjudul Ithaf al-Mahara Bi Atraf al-`Asyarah yang mengumpulkan 10 buah kitab Hadis di dalamnya berserta sanadnya yaitu:

a.       al-Muwatta’

b.      Musnad Ahmad

c.       Musnad al-Syafi`e

d.      Sahih Ibn Khuzaimah

e.       Mustadrak al-Hakim

f.       Sunan al-Daruqutni

g.      Jami’ al-Darimi

h.      Muntaqa Ibn al-Jarud

i.        Sahih Ibn Hibban

j.        Mustakhraj Abi Awanah

Pada dasarnya, penulisan hadis itu baru dimulai pada abad ke 2 Hijriyah. Pada masa Nabi masih hidup, penulisan Hadis dilarang keras oleh Nabi karena khawatir akan bercampur dengan al-Qur’an dan berpotensi dipalsukan oleh orang-orang yang tidak suka dengan islam saat itu. Nabi pernah bersabda “Jangan kamu tuliskan sesuatu yang telah kamu terima dariku selain al-Qur’an. Barang siapa menuliskan yang ia terima dariku selain al-Qur’an hendaklah ia hapus. Ceritakan saja yang kamu terima dariku, tidak apa-apa. Barang siapa yang sengaja berdusta atas namaku, maka hendaklah ia menduduki tempat duduknya di neraka”. (HR.Muslim). Hadis di atas jelas sekali melarang siapapun untuk menuliskan sesuatu yang keluar dari mulut Rasul kecuali al-Qur’an.

Akan tetapi zaman terus berjalan dan jumlah kaum muslim semakin banyak dan banyak pula yang sudah mengenal al-Qur’an.  Dengan demikian hukum menulis Hadis akhirnya diperbolehkan dengan pertimbangan perlunya mendokumentasikan sabda-sabda Nabi yang bisa dijadikan pegangan bagi umat islam dalam menjalankan agamanya. Sejak saat itu, maka dikenallah dua orang sahabat Nabi yang selalu menulis apa-apa yang dikatakan atau disampaikan oleh Nabi, dua orang sahabat itu Abdullah bin Amr bin Ash dan Jabir bin Abdullah al-Anshary.  Tulisan-tulisan Abdullah dikenal dengan “Ashahifah As-Shadiqah” dan tulisan-tulisan Jabir dikenal dengan “Shahifah Jabir”.

Setelah umat islam semakin tersebar ke sejumlah penjuru dan tidak sedikit di anatara para sahabat penghafal hadis yang meninggal, maka dilakukanlah sebuah proyek pembukuan Hadis pada abad ke 2 Hijriyah, yaitu tepatnya pada masa khalifah Umar bin Abdul Aziz. Di antara kitab-kitab yang mashur pada abad ke 2 Hijriyah ini adalah Kitab al-Muwatta’ yang disusun oleh Imam Malik pada tahun 144 H. Selain itu, Musnad Assyafi’I dan Mukhtaliful Hadis karya Imam Syafi’I juga menjadi kitab yang masyhur pada abad ini. sedangkan pada abad ke 3 Hijriyah kita mengenal kitab-kitab Hadis karya Muhammad bin Isma’il al-bukhary dengan nama kitabnya yang terkenal “Shahih Bukhary” atau Jami’us Shahih dan Imam Muslim bin Hajjaj bin Muslim al-Qusyairy dengan karya terkenalnya “Shahih Muslim”. Selain kedua kitab tersebut, pada abad ke 3 Hijriyah ini juga lahir kitab-kitab Hadis terkenal lainnya seperti Sunan Abi Daud, Sunan At-Turmudzy, Sunan an-Nasa’I, dan Sunan Ibnu Majah.

 

  1. Kitab Hadis Al-Mustadrakāt

Kata Al-Mustadrakāt bentuk jamak dari mustadrak. Al-Mustadrakāt merupakan kitab hadis yang memuat hadis-hadis yang tidak dimuat dalam kitab-kitab tertentu yang sebenarnya hadis-hadis tersebut memenuhi syarat yang dipegangi oleh penulis kitab tersebut. Kitab al-Mustadrak yang terkenal adalah kitab al-Mustadrak ‘alā As-Sahīhaini karya Al-Hakim Al-Naisaburi (321-405 H) dan Kitab Al-Ilzamāt karya Al-Dar Quthni (306-385 H).

 

  1. Kitab Hadis Al-Mustakhrajāt

Kata Al-Mustakhrajāt merupakan bentuk jama dari kata al-Mustakhraj. Al-Mustakhrajāt merupakan kitab hadis yang memuat hadis-hadis yang diambil dari kitab hadis lain yang oleh penulisnya diriwayatkan dengan sanad sendiri, bukan dengan sanad yang serupa dengan sanad kitab semula. Kitab Al-Mustakhraj yang masyhur adalah kitab Mustakhraj atas sahihain atau salah satunya.Kitab yang paling banyak dibuat kitab mustkharajnya ialah sahīh bukhārī dan sahīhmuslim.

Mengumpulkan Hadis-hadis yang sama dalam satu kitab tetapi sanadnya berlainan di mana sanadnya bertemu dengan syeikh kitab asalnya (gurunya) seperti Hadis tentang niat.

Contoh kitab Mustakhraj ialah Mustakhraj Abu ‘Awanah `Ala Sahih Muslim.

Ada juga yang hanya membawa Hadis-hadis tersebut tetapi tidak membawa sanadnya. Beliau cuma menyebut kitab-kitab yang menyebut tentang perawinya. Tujuannya adalah: Supaya Hadis-hadis tersebut akan lebih meyakinkan dengan banyaknya para perawi yang meriwayatkan Hadis tersebut.

Contoh lain juga ialah Mustakhraj ala Sahihain:

a.       Mustakhraj atas kitab Sahih Muslim oleh Abu Ja`far bin Hamdan, Abu Bakar al-Jauzaqi, Abi Imran Musa bin Abbas, Abi Said bin Utsman dan sebagainya.

b.      Mustkhraj ke atas Bukhari saja seperti karangan al-Ismaili, Abu Abdillah dan lain-lain.

c.       Mustakhraj ke atas Bukhari dan Muslim pula seperti Mustakhraj oleh Abi Abdillah, Abi Muhammad al-Khallan, Abi Bakar al-Siraji, dan sebagainya.

Ada juga Mustakhraj atas al-Tirmizi oleh Abi Ali al-Tusi, Mustakhraj atas Abu Daud, Kitab al-Tauhid karangan Ibn Khuzaimah. Bagaimanapun mereka tidak beriltizam tentang kesahihannya.

Ada juga yang mentakrifkan Mustakhraj yang mana sanadnya bertemu dengan tabi`in tetapi ada iktilaf mengenainya. Faedah penyusunan kitab Mustakhraj:

a.       Ketinggian sanad- ia ditulis untuk menunjukkan sanadnya lebih tinggi dari kitab asal seperti Muslim. Contoh Abu `Awanah dalam kitabnya Mustakhraj Abu ‘Awanah yang mengambil sanad Hadis tersebut atas lagi daripada guru Muslim.

b.      Menunjukkan kekuatan Hadis itu. Contohnya jika Hadis itu hanya disebutkan di dalam Sunan Abu Daud saja, tetapi tidak diriwayatkan oleh orang lain. Sekiranya Hadis tersebut terdapat dalam Sunan Abu Daud itu pula bertentangan dengan Hadis yang lain, maka ia perlukan penguat. Dengan adanya kitab Mustakhraj, kita dapat mencari penguat-penguatnya yang lain supaya proses pentarjihan dapat dilakukan dengan baik. Oleh karena itu, kitab Mustakhraj penting sebagai penguat apabila riwayatnya bertentangan dengan riwayat yang lebih kuat.

c.       Menerangkan sanad yang tidak jelas. Contohnya pada peringkat permulaan seseorang perawi itu masih kuat ingatannya tetapi semasa menghampiri akhir hayatnya ia menjadi seorang yang mukhtalit (nyanyuk). Dengan itu dapat dipastikan bilakah sebuah Hadis itu diambil sama dengan ketika ingatannya masih kuat atau selepas menjadi nyanyuk. Contohnya perawi Bukhari dan Muslim, Hisyam bin Urwah bin Zubair yang nyanyuk selepas berhijrah ke Iraq.

d.      Kitab asal riwayat dari mudallis yang dikira daif sekiranya menggunakan lafaz  ‘an. tetapi dengan adanya Mustakhraj, adanya sanad lain yang mengunakan lafaz yang menunjukkan dengan jelas yang dia mendengar Hadis.

e.       Riwayat secara mubham– yaitu perawi yang tidak dijelaskan namanya seperti  ‘haddatsana rajulun min ahli bait’. Tidak diketahui siapa ‘rajulun’ itu? Nama perawi mubham akan diketahui apabila memeriksa kitab Mustakhraj.

f.       Mengetahui siapakah orang yang disebut namanya secara muhmal tanpa kunyahnya-contoh Muhammad. Muhammad yang mana?

g.      Isnad asal ada `illah yang sukar untuk diselesaikan tanpa berpandukan kepada riwayat yang bebas `illah. Contohnya perawi tersebut dituduh sebagai Syiah, Irja’dan sebagainya.

 

  1. Kitab Hadis Al-Jawāmi’ / Jami’

Kata Kitāb al-Jawāmi’ adalah bentuk dari jamak dari kata al-Jāmi’.Kitab Jāmi’ menurut istilah para Muhaddisin adalah kitab hadis yang disusun berdasarkan bab dan mencakup hadis-hadis berbagai sendi ajaran Islam dan sub-subnya. Secara garis besar bab-babnya mencakup tentang aqidah, ibadah muamalah, perjalanan hidup Nabi saw, perbudakan, fitnah, dan berita hari kiamat.

Kitab Jāmi’ itu sangat banyak, yang termahsyur diantaranya adalah: al-Jāmi’ as-Sahīh karya al-Bukhari, al-Jāmi’ as-Sahīh karya Imam Muslim. . Dan al-Jāmi’ karya Imam at-Turmudzi atau yang dikenal dengan Sunan at-Turmudzi. kitab ini disebut Sunan karena ia lebih menonjolkan hadis-hadis hukum.

Penulisan kitab Jami` bermaksud menghimpunkan Hadis-hadis berkenaan dengan bidang aqidah, ahkam, riqaq, adab, tafsir, tarikh dan sirah, fitan dan manaqib.

Kitab Hadis  Sahih Bukhari merupakan salah satu kitab yang digelar kitab Jami’ (atau Jawami’) . Untuk disebut sebuah kitab Hadis  sebagai  Jami’ sebuah kitab hendaklah mengandungi sekurang-kurangnya delapan bidang .

    Aqaid (akidah):  Contohnya: Kitab al-Tauhid karangan  Abu Bakar Ibn Abi Khuzaimah, Kitab al-Asma wa al-Sifat oleh al-Baihaqi

    Ahkam:  Kitab Hadis  hukum yang disusun seperti  dalam kitab-kitab  fiqh seperti  Bulugh maram dan Umdatul ahkam.

    Riqaq ( raqaaiq) : dinamakan juga sebagai Ilmu al-Suluk wa al-Zuhd iaitu  menyebut tentang peringatan di hari akhirat dan  azab kubur yang akan melembutkan hati sesiapa yang mendengarnya dan menjadikannya seorang yang zuhud.

Contohnya:  Kitab Zuhud oleh Abdullah Ibn Mubarak, Imam Ahmad.

    Adab: Adab sopan, adab tidur, adab solat, adab makan dan sebagainya. Contohnya kitab al-Adab al-Mufrad oleh al-Bukhari dan Kitab Syamail oleh Tirmizi

    Tafsir: Hadis-hadis yang mentafsirkan al-Quran.

    Contohnya kitab Tafsir ibn Mardawaih, ibn Jarir at-Tabari, Tafsir al-Dailami dan Tafsir Jailani.

    Tarikh: Sejarah terbagi kepada dua jenis:

a.       Sejarah tentang kejadian alam ( bada’ al-khalq) seperti kejadian langit dan bumi, syurga, neraka, jin, syaitan, malaikat dan sebagainya

b.      Sejarah tentang kehidupan Rasulullah s.a.w. dan para sahabat seperti Sirah Ibn Hisyam, Sirah Mulla Umar,dan sebagainya.

al-Fitan yaitu fitnah-fitnah yang muncul di akhir zaman bermula selepas kewafatan Rasulullah s.a.w.  Contohnya, kitab Muin bin Hammad (guru al-Bukhari) tentang Dajjal, turunnya nabi Isa as, kemunculan Imam Mahdi, dan sebagainya. Beliau telah mencampuradukkan antara yang sahih dan tidak sahih.

Manaqib (tentang kelebihan seseorang seperti Abu Bakar,Umar,Uthman,dan Ali, tabi’in, ahlul bait, isteri-isteri Rasulullah s.a.w., Nawasib dan sebagainya) contohnya, al-Riyadh al-Nadhirah Fi Manaqib al-`Asyarah oleh Muhib al-Tabari, Zakhair al-`Uqba Fi Manaqib Zawi al-Qurba dan lain-lain.

Antara kitab-kitab Hadis yang termasuk dalam kategori ini ialah Sahih al-Bukhari Jami’ al-Tirmizi, Sahih Muslim, Misykat al-Masabih, Jami` Suyfan al-Thauri, Jami` Abdul Razzaq bin Hammam al-San`ani, Jami’ al-Darimi, dan lain-lain.

 

  1. Kitab Hadis Musnad

Kitab musnad adalah kitab hadis yang disusun berdasarkan urutan nama sahabat. Urutan sahabat itu ada kalanya disusun berdasarkan urutan huruf hija’iyah, ada kalanya berdasarkan urutan waktu masuk islamnya, dan ada kalanya berdasarkan keluhuran nasabnya.

Jumlah kitab Musnad ini sangat banyak, yang paling masyhur dan paling tinggi martabatnya adalah Al-Musnad karya Al-Imam Ahmad bin Hanbal, kemudian Musnad karya Abi Ya’la Al-Mushili.

Kitab Hadis yang disusun berdasarkan nama-nama sahabat yang meriwayatkan Hadis. Biasanya dimulai dengan nama shabat yang pertama kali masuk Islam atau menyesuaikan dengan urutan abjad.

Imam Ahmad yang menulis musnad telah mendahulukan Hadis-hadis Abu Bakar daripada Hadis-hadis sahabat yang lain.

Di antara cara penyusunan musnad adalah:

a.       memuat Hadis-hadis tentang 10 orang sahabat yang dijamin masuk syurga, atau tentang khalifah yang empat.

b.      mengurutkan siapa yang lebih dahulu yang memeluk Islam.

c.       dengan melihat siapakah ahli Badar/ Hudaibiah dahulu.

d.      dengan melihat siapakah yang memeluk Islam terlebih dahulu ketika Pembukaan Mekah.

e.       dengan melihat lelaki dahulu perlu diutamakan. Tetapi dari kalangan wanita pula isteri-isteri nabi diutamakan terlebih dahulu.

f.       atau dengan melihat jenis qabilah (qabilah bani Hasyim didahulukan).

Di dalam musnad jumlah Hadis tidak dibatasi jumlahnya. Ia cuma mengumpulkan sebanyak mungkin Hadis-hadis yang menerangkan tentang sesuatu perkara. Namun begitu musnad yang paling sahih adalah Musnad Ahmad kerana beliau telah menyaring Hadis-hadisnya. Kebanyakan ulama salaf menulis Hadis-hadis dalam bentuk musnad.

 

  1. Kitab Hadis Al-Ma‘ājim / Mu’jam

Kata al-Ma‘ājim adalah bentuk jamak dari kata al-mu’jam. Kitab mu’jam menurut istilah para muhaddisin adalah kitab hadis yang disusun berdasarkan susunan guru-guru penulisnya yang kebanyakan disusun berdasarkan urutan huruf hija’iyah (alfabetis). Beberapa kitab mu’jam yang terkenal adalah tiga buah kitab mu’jam karya Al-Muhaddis al-Hafizh al-Kabir Abu Al-Qasim Sulaiman bin Ahmad al-Thabrani (W.360 H). Ketiga kitab mu’jam itu adalah: al-Mu’jam al-Sagīr, al-Mu’jam al-Ausat, dan al-Mu’jam Al-Kabīr. Dua mu’jam yang pertama disusun berdasarkan urutan nama guru-gurunya, sedangkan mu’jam yang terakhir disusun berdasarkan urutan nama para sahabat menurut urutan huruf mu’jam.

Mu’jam disusun mengikut tertib huruf ejaan, atau mengikut susunan nama guru-guru mereka. Nama guru-guru mereka juga disusun mengikut ejaan nama atau laqob mereka.

Mu’jam juga hanya mengumpulkan Hadis-hadis nabi s.a.w tanpa melihat kwalitas Hadis-hadisnya.

Contoh kitab-kitab mu’jam ialah Mu’jam Tabrani, Mu’jam kabir, Mu’jam as-Sayuti, dan Mu’jam as-Saghrir, Mu’jam Abi Bakr, ibn Mubarak, dan sebagainya.

Kitab rijal yang mengumpulkan orang-orang yang tersebut dalam meriwayatkan Hadis-hadis nabi s.a.w. mengikiut ejaan bersama dengan kuniyyahnya. Ini semua adalah untuk memastikan kesahihan sesebuah Hadis

  1. Kitab Hadis Al-Sunan

Kitab Sunan adalah kitab-kitab yang menghimpun hadis-hadis hukum yang marfu’ dan disusun berdasarkan bab-bab fiqh. Kitab jenis ini hanya memuat hadis-hadis tertentu bukan semua aspek ajaran Islam. Kitab sunan memuat hadis sahih, hasan dan daif. Kitab-kitab sunan yang masyhur adalah sunan Abi Dāwud, Sunan At-Turmudzi, Sunan An-Nasā’i, dan Sunan Ibnu Mājah.

Kitab Hadis yang disusun mengikuti tertib fiqh yang bermula dengan bab Taharah, sembahyang dan  seterusnya. Walaubagaimanapun di dalam kitab sunan sendiri tidak hanya memuat tentang hukum-hukum normative, tetapi ada juga perkara-perkara lain yang dibincangkan.

Contoh kitab-kitab yang termasuk dalam kategori ini ialah: Sunan al-Nasai’e, Jami` al-Tarmizi, Sunan Ibn Majah, Sunan Abi Dawud, Sunan al-Daruqutni, Sunan Abi Ali bin al-Sakan dan lain-lain.

 


BAB III

PENUTUP

 

A.    Kesimpulan

Secara kuantitas kitab hadis dari berbagai macam (tipe) sangatlah berlimpah dan sulit dipastikan. M. Azami berani menaksir ada ratusan booklet (kitab mini, brosur hadis) yang beredar pada abad pertama H. Kemudian bila ditambah seratus tahun berikutnya (abad ke-2 H) akan lebih sulit lagi memerkirakan jumlah booklet dengan (ditambah) kitab hadis yang muncul. Bahkan, katanya, para ulama hadis mengestimasi jumlahnya mencapai ribuan. Dari ribuan koleksi itu, hanya sejumlah kecil yang masih bisa dijumpai.

Penetapan peringkat kitab-kitab hadis memang penting bagi masa-masa lampau. Namun, bagi para pengapresiasi hadis kontemporer, kedudukan peringkat suatu kitab hadis tampaknya tidak begitu penting. Sembari menawarkan berbagai metode pemahaman dan pemaknaan hadis secara tepat, mereka mengapresiasi tinggi setiap hadis dari manapun asal kitabnya (Sunni dan Syi‘ah) atau apapun nilainya. Yang lebih penting adalah kritisisme, di antaranya dengan memaskai pisau analisis sejarah.


DAFTAR PUSTAKA

 

Ramli Abdul Wahid, Studi Ilmu Hadis, (Bandung: Cita Pustaka Media, 2011).

Nasuruddin ‘Itr, ‘Ulum Hadis, (Bandung: Remaja Rosdakarta, 1995).

Ramli Abdul Wahid dan Husnel Anwar Matondang, Kamus Lengkap Ilmu Hadis, (Medan: Perdana Publising, 2011).

Mahmud Thahhan, Taisir Musthalah al-Hadis, edisi terjemahan bahasa Indonesia: Intisari Ilmu Hadis oleh Muhtadi Ridwan, (Malang: UIN Malang Press, 2007).

Nuruddin ‘Itr, Manhaj an-Naqd fii ‘Ulum al-Hadis (Damaskus: Daar al-Fikr,1997).

Nawir Yuslem, Sembilan Kitab Induk Hadis, Biografi Penulisnya dan Sistematika Penulisannya, (Jakarta: Hijri Pustaka Utama, 2006).

Hasbi Ash-Shiddieqiy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadis (Jakarta: Bulan Bintang, 1991).

Munjid, (Beirut: Dar al-Masyriq, 2005).

Azami, Muhammad Mustafa, Studies in Hadith Methodology and Literature. Indianapolis, (Indiana: American Trust Publications, 1977).

M. ‘Ajaj Al-Khatib, Ushul Hadis, (Jakarta: Gaya Media, 2007).

 

No comments:

Post a Comment