Thursday 10 March 2022

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN DIAGNOSA KEPERAWATAN HIPERTENSI

 

LAPORAN PENDAHULUAN

HIPERTENSI

A.    Definisi

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi ketika tekanan darah di atas 130/80 mmHg atau lebih. Jika tidak segera ditangani, hipertensi bisa menyebabkan munculnya penyakit-penyakit serius yang mengancam nyawa, seperti gagal jantung, penyakit ginjal, dan stroke (dr.Rizki Tamin 2020).

B.     Etiologi

Berdasarkan penyebab hipertensi dibagi menjadi 2 golongan:

1.      Hipertensi Primer (Esensial)

Hipertensi primer disebut juga hipertensi idiapotik karena tidak diketahui penyebabnya. Faktor yang mempengaruhinya yaitu: genetik, lingkungan, hiperaktifitas saraf simpatis renin. Angiotensin dan peningkatan Na + Ca intraseluler. Faktor-faktor yang meningkatkan resiko: obesitas, merokok, alkohol dan polisitemia.

2.      Hipertensi Sekunder

Penyebabnya yaitu: penggunaan esterogen, penyakit ginjal sindrom cushing dan hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan.

a.       Hipertensi pada usia lanjut dibedakan atas:

·         Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg dan atau tekanan diastolik sama atau lebih besar dari 90 mmHg

·         Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik lebih besar dari 160 mmHg Dan tekanan diastolik lebih rendah dari 90 mmHg

b.      Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahan-perubahan pada:

·         Elastisitas dinding aorta menurun

·         Katub jantung menebal dan menjadi kaku

·         Kemampuan jantung memompa menurun 1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah menurun menyebabkan turunnya kontaksi dan volume

·         Kehilangan elastisitas pembuluh darah hal ini terjadi karena kurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi

·         Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer

Secara klinis derajar hipertensi dapat dapat dikelompokan yaitu:

No

Kategori

Sistolik (mmHg)

Diastolik (mmHg)

1

Optimal

<120

<80

2

Normal

120-129

80-84

3

Higt Normal

130-139

85-89

4

Hipertensi

 

 

5

Grade 1 (ringan)

140-159

90-99

6

Grade 2 (sedang)

160-179

100-109

7

Grade 3 (berat)

180-209

110-119

8

Grade 4 (sangat Berat )

>210

>120

 

 

 

 

 

 

 

 


 

C.    Pathway

Umur

KETIDAKPATUHAN

Defisit Pengetahuan

Perubahan Status Kesehatan

HIPERTENSI

Obesitas

Gaya Hidup

Jenis Kelamin

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


D.    Manifestasi Klinis

Tanda dan gejalah pada hipertensi dibedakan menjadi 2:

a.       Tidak ada gejala

Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan

tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa.

Hal ini hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri

tidak terukur.

b.      Gejala yang lazim

Gejala terlazim pada penderita hipertensi meliputi nyeri kepala dan kelelahan,adapun beberapa pasien yang menderita hipertensi juga mengalami gejala seperti :

·         Mengeluh sakit kepala

·         Lemas

·         Kelelahan

·         Sesak nafas

·         Gelisa

·         Mual

·         Muntah

·         Epitakis

·         Kesadaran menurun

E.     Pencegahan Hipertensi

1.      Berhenti merokok

2.      Pertahankan gaya hidup sehat

3.      Belajar untuk rileks dan mengendalikan stress

4.      Batasi mengkomsumsi alkohol

5.      Penjelasan mengenai hipertensi

6.      Jika sudah menggunakaan obat hipertensi lanjutkan penggunaan secara rutin

7.      Diet rendah garam serta pengendalian berat badan

8.      Periksa tekanan darah secara rutin

 

F.     Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang menurut FKUI (2003:64) dan Dosen Fakultas kedokteran USU, Abdul Madjid (2004), meliputi:

·         Pemeriksaan laboratorium rutin yang dilakukan sebelum memulai terapi bertujuan menentukan adanya kerusakan organ dan factor resiko lain atau mencari penyebab hipertensi. Biasanya diperiksa urin analisa, darah perifer lengkap, kimia darah (kalium, natrium, kreatinin, gula darah puasa, kolesterol total, HDL, LDL.

·         Pemeriksaan EKG. EKG (pembesaran jantung, gangguan konduksi), IVP (dapat mengidentifikasi hipertensi, sebagai tambahan dapat dilakukan pemerisaan lain, seperti klirens kreatinin, protein, asam urat, TSH dan ekordiografi.

·         Pemeriksaan diagnostik meliputi BUN /creatinin (fungsi ginjal), glucose (DM) kalium serum (meningkat menunjukkan aldosteron yang meningkat), kalsium serum (peningkatan dapat menyebabkan hipertensi: kolesterol dan tri gliserit (indikasi pencetus hipertensi), pemeriksaan tiroid (menyebabkan vasokonstrisi), urinanalisa protein, gula (menunjukkan disfungsi ginjal), asam urat (factor penyebab hipertensi)

·         Pemeriksaan radiologi : Foto dada dan CT scan

 

G.    Penatalaksanaan

Pengobatan non farmakologis kadang-kadang dapat mengontrol tekanan darah sehingga pengobatan farmakologis menjadi tidak diperlukan atau sekurangkurangnya ditunda. Sedangkan pada keadaan dimana obat anti hipertensi diperlukan, pengobatan non farmakologis dapat dipakai sebagai pelengkap untuk mendapatkan efek pengobatan yang lebih baik. Pengobatan non farmakologis diantaranya adalah :

1.    Diet rendah garam/kolesterol/lemak jenuh

2.      Mengurangi asupan garam ke dalam tubuh

Nasehat pengurangan garam, harus memperhatikan kebiasaan makan penderita. Pengurangan asupan garam secara drastis akan sulit dilaksanakan. Cara pengobatan ini hendaknya tidak dipakai sebagai pengobatan tunggal, tetapi lebih baik digunakan sebagai pelengkap pada pengobatan farmakologis

3.      Ciptakan keadaan rileks

Berbagai cara relaksasi seperti meditasi, yoga atau hipnosis dapat mengontrol sistem saraf yang akhirnya dapat menurunkan tekanan darah.

4.      Melakukan olah raga seperti senam aerobik atau jalan cepat selama 30-45 menit sebanyak 3-4 kali seminggu.

5.      Berhenti merokok dan mengurangi konsumsi alcohol.

 

Pengobatan dengan obat-obatan (farmakologis)

Obat-obatan antihipertensi. Terdapat banyak jenis obat antihipertensi yang beredar saat ini. Untuk pemilihan obat yang tepat diharapkan menghubungi dokter.

1.      Diuretik

Obat-obatan jenis diuretik bekerja dengan cara mengeluarkan cairan tubuh (lewat kencing) sehingga volume cairan ditubuh berkurang yang mengakibatkan daya pompa jantung menjadi lebih ringan. Contoh obatannya adalah Hidroklorotiazid

2.      Penghambat Simpatetik Golongan obat ini bekerja dengan menghambat aktivitas saraf simpatis (saraf yang bekerja pada saat kita beraktivitas ). Contoh obatnya adalah : Metildopa, Klonidin dan Reserpin.

3.      Betabloker Mekanisme kerja anti-hipertensi obat ini adalah melalui penurunan daya pompa jantung. Jenis betabloker tidak dianjurkan pada penderita yang telah diketahui mengidap gangguan pernapasan seperti asma bronkial. Contoh obatnya adalah : Metoprolol, Propranolol dan Atenolol. Pada penderita diabetes melitus harus hati-hati, karena dapat menutupi gejala hipoglikemia (kondisi dimana kadar gula dalam darah turun menjadi sangat rendah yang bisa berakibat bahaya bagi penderitanya). Pada orang tua terdapat gejala bronkospasme (penyempitan saluran pernapasan) sehingga pemberian obat harus hati-hati.

4.      Vasodilator Obat golongan ini bekerja langsung pada pembuluh darah dengan relaksasi otot polos (otot pembuluh darah). Yang termasuk dalam golongan ini adalah : Prasosin, Hidralasin. Efek samping yang kemungkinan akan terjadi dari pemberian obat ini adalah : sakit kepala dan pusing.

5.      Penghambat ensim konversi Angiotensin Cara kerja obat golongan ini adalah menghambat pembentukan zat Angiotensin II (zat yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah). Contoh obat yang termasuk golongan ini adalah Kaptopril. Efek samping yang mungkin timbul adalah : batuk kering, pusing, sakit kepala dan lemas

6.      Antagonis kalsium Golongan obat ini menurunkan daya pompa jantung dengan cara menghambat kontraksi jantung (kontraktilitas). Yang termasuk golongan obat ini adalah : Nifedipin, Diltiasem dan Verapamil. Efek samping yang mungkin timbul adalah : sembelit, pusing, sakit kepala dan muntah.

7.      Penghambat Reseptor Angiotensin II Cara kerja obat ini adalah dengan menghalangi penempelan zat Angiotensin II pada reseptornya yang mengakibatkan ringannya daya pompa jantung. Obat-obatan yang termasuk dalam golongan ini adalah Valsartan (Diovan). Efek samping yang mungkin timbul adalah : sakit kepala, pusing, lemas dan mual.

Dengan pengobatan dan kontrol yang teratur, serta menghindari faktor resiko terjadinya hipertensi, maka angka kematian akibat penyakit ini bisa ditekan

H.    Diagnosa Keperawatan

Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan afterload, vasokonstriksi, iskemia miokard, hipertropi ventricular

Tujuan : Afterload tidak meningkat, tidak terjadi vasokonstriksi, tidak terjadi iskemia miokard

Intervensi keperawatan :

1. Pantau TD, ukur pada kedua tangan, gunakan manset dan tehnik yang tepat

2. Catat keberadaan, kualitas denyutan sentral dan perifer

3. Auskultasi tonus jantung dan bunyi napas

4. Amati warna kulit, kelembaban, suhu dan masa pengisian kapiler

5. Catat edema umum

 6. Berikan lingkungan tenang, nyaman, kurangi aktivitas.

7. Pertahankan pembatasan aktivitas seperti istirahat ditemapt tidur/kursi

8. Bantu melakukan aktivitas perawatan diri sesuai kebutuhan

 9. Lakukan tindakan yang nyaman spt pijatan punggung dan leher

10. Anjurkan tehnik relaksasi, panduan imajinasi, aktivitas pengalihan

11. Pantau respon terhadap obat untuk mengontrol tekanan darah

12. Berikan pembatasan cairan dan diit natrium sesuai indikasi

13. Kolaborasi untuk pemberian obat-obatan sesuai indikasi

 

Hasil yang diharapkan :

Berpartisipasi dalam aktivitas yang menurunkan TD

Mempertahankan TD dalam rentang yang dapat diterima

Memperlihatkan irama dan frekuensi jantung stabil

 

1.      Nyeri ( sakit kepala ) berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral

Tujuan : Tekanan vaskuler serebral tidak meningkat

Intervensi keperawatan :

1. Pertahankan tirah baring, lingkungan yang tenang, sedikit penerangan

2. Minimalkan gangguan lingkungan dan rangsangan

3. Batasi aktivitas

4. Hindari merokok atau menggunkan penggunaan nikotin

5. Beri obat analgesia dan sedasi sesuai pesanan

6. Beri tindakan yang menyenangkan sesuai indikasi seperti kompres es, posisi nyaman, tehnik relaksasi, bimbingan imajinasi, hindari konstipasi

Hasil yang diharapkan :

Pasien mengungkapkan tidak adanya sakit kepala dan tampak nyaman

1.      Potensial perubahan perfusi jaringan: serebral, ginjal, jantung berhubungan dengan gangguan sirkulasi

Tujuan : sirkulasi tubuh tidak terganggu

Intervensi :

1. Pertahankan tirah baring; tinggikan kepala tempat tidur

2. Kaji tekanan darah saat masuk pada kedua lengan; tidur, duduk dengan pemantau tekanan arteri jika tersedia

3. Pertahankan cairan dan obat-obatan sesuai pesanan

4. Amati adanya hipotensi mendadak

5. Ukur masukan dan pengeluaran

6. Pantau elektrolit, BUN, kreatinin sesuai pesanan

7. Ambulasi sesuai kemampuan; hibdari kelelahan

Hasil yang diharapkan :

Pasien mendemonstrasikan perfusi jaringan yang membaik seperti ditunjukkan dengan : TD dalam batas yang dapat diterima, tidak ada keluhan sakit kepala, pusing, nilai-nilai laboratorium dalam batas normal.

Haluaran urin 30 ml/ menit

Tanda-tanda vital stabil

1.      Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses penyakit dan perawatan diri

Tujuan ;Klien terpenuhi dalam informasi tentang hipertensi

1. Jelaskan sifat penyakit dan tujuan dari pengobatan dan prosedur

2. Jelaskan pentingnya lingkungan yang tenang, tidak penuh dengan stress

3. Diskusikan tentang obat-obatan : nama,  dosis, waktu pemberian, tujuan dan efek samping atau efek toksik

4. Jelaskan perlunya menghindari pemakaian obat bebas tanpa pemeriksaan dokter

5. Diskusikan gejala kambuhan atau kemajuan penyulit untuk dilaporkan dokter : sakit kepala, pusing, pingsan, mual dan muntah.

6. Diskusikan pentingnya mempertahankan berat badan stabil

7. Diskusikan pentingnya menghindari kelelahan dan mengangkat berat

8. Diskusikan perlunya diet rendah kalori, rendah natrium sesuai pesanan

9. Jelaskan penetingnya mempertahankan pemasukan cairan yang tepat, jumlah yang diperbolehkan, pembatasan seperti kopi yang mengandung kafein, teh serta alcohol

10. Jelaskan perlunya menghindari konstipasi dan penahanan

Hasil yang diharapkan :

Pasien mengungkapkan pengetahuan dan ketrampilan penatalaksanaan perawatan dini Melaporkan pemakaian obat-obatan sesuai pesanan

 

No comments:

Post a Comment